• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor 51 KPM.III 19ADIV2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Nomor 51 KPM.III 19ADIV2012"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 51-K/PM.III-19/AD/IV/2012

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ”

Pengadilan Militer III - 19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : I KETUT BUDI KARMA Pangkat/NRP : Pratu/31060411590685

J a b a t a n : Ta bak pan 3 Ru 3 Ton I Kompi D K e s a t u a n : Yonif 756/WMS

Tempat tgl.lahir : Gianyar 04 Juni 1985 Jenis kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

A g a m a : Hindu

Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/WMS Wamena

Terdakwa ditahan oleh :

1. Danyonif 756/WMS selaku Ankum selama 20 (dua puluh) terhitung mulai tanggal 29 Juni 2011 sampai dengan tanggal 18 Juli 2011 berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Skep/07/VI/2011 tanggal 29 Juni 2011.

2. Kemudian diperpanjang sesuai :

a. Perpanjangan penahanan ke-1 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal 19 Juli 2011 sampai dengan tanggal 17 Agustus 2011 berdasarkan Kep Nomor : 126/VIII/2011 tanggal 6 Agustus 2011.

b. Perpanjangan penahanan ke-2 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal 18 Agustus 2011 sampai dengan tanggal 16 September 2011 berdasarkan Skep Nomor : 22/III/2012 tanggal 1 Maret 2012.

c. Perpanjangan penahanan ke-3 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal 17 September 2011 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2011 berdasarkan Skep Nomor : 25/III/2012 tanggal 2 Maret 2012.

d. Perpanjangan penahanan ke-4 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal17 Oktober 2011 sampai dengan tanggal 15 Nopember 2011 berdasarkan Skep Nomor : 28/III/2012 tanggal 3 Maret 2012.

e. Perpanjangan penahanan ke-5 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal 16 Nopember 2011 sampai dengan tanggal 15 Desember 2011 berdasarkan Skep Nomor : 31/III/2012 tanggal 5 Maret 2012.

f. Perpanjangan penahanan ke-6 dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera sejak tanggal 16 Desember 2011 sampai dengan tanggal 14 Januari 2012 berdasarkan Skep Nomor : 39/III/2012 tanggal 6 Maret 2012.

3. Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 10 April 2012 sampai dengan tanggal 9 Mei 2012

(2)

berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAP/07/PM.III-19/AD/IV/2012 tanggal 10 April 2012.

4. Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura selama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal 10 Mei 2012 sampai dengan tanggal 8 Juli 2012 berdasarkan Penetapan Perpanjangan Penahanan Nomor : TAP/04/PM.III-19/AD/V/2012 tanggal 8 Mei 2012.

5. Kepala Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 9 Juli 2012 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2012 berdasarkan Penetapan Perpanjangan Penahanan Nomor : TAP/55-K/PMT.III/AD/VII/2012 tanggal 9 Juli 2012.

PENGADILAN MILITER III-19 JAYAPURA tersebut di atas :

Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danbrigif 20/IJK selaku Papera Nomor : KEP/41/III/2012 tanggal 19 Maret 2012.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/56/IV/2012 tanggal 4 April 2012.

3. Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/156/PM.III-19/VI/ 2012 tanggal 28 Juni 2012 tentang Penunjukan Hakim.

4. Penetapan Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura Nomor : TAP/156/PM.III-19/VI/2012 tanggal 28 Juni 2012 tentang Hari Sidang.

5. Surat tanda terima panggilan untuk menghadap sidang atas nama Terdakwa dan para Saksi.

6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/56/IV/2012 tanggal 4 April 2012 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di sidang serta keterangan-keterangan para saksi di bawah sumpah.

Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (requisitoir) Oditur Militer yang dibacakan di persidangan dan diajukan kepada Pengadilan yang pada pokoknya menyatakan :

a. Bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana :

“Dengan sengaja merampas nyawa orang lain.”

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam pasal 338 KUHP.

(3)

1) Pidana Pokok : Penjara selama 3 (tiga) tahun, dikurangi selama

Terdakwa menjalani penahanan sementara.

2) Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas Militer.

c. Barang bukti berupa :

1) Barang-barang :

a) 1 (satu) buah pucuk sangkur Aitor milik Terdakwa .

b) 1 (satu) buah Jaket loreng milik Terdakwa . c) 1 (satu) buah Kaos loreng milik Terdakwa . d) 1 (satu) buah celana Training Kesatuan warna

hitam merah lis kuning milik Terdakwa .

e) 1 (satu) buah jaket Training Kesatuan warna merah milik Pratu Eko Juli Arnanto.

f) 1 (satu) celana jeans ¾ warna biru milik Pratu Eko Juli Arnanto.

g) 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu Eko Juli Arnanto.

h) 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu La Karsad. i) 1 (satu) Jaket loreng milik Pratu La Karsad. j) 1 (satu) celana loreng milik Pratu La Karsad.

Agar ditentukan statusnya.

2) Surat-surat :

a). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/67/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu Eko Juli Arnanto. b). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor :

353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD wamena An. Pratu La Karsad.

c). 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/69/VR/2011 tanggal 30 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu I Ketut Budi Karma.

Agar tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

d. Mewajibkan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

2. Pembelaan yang diajukan oleh Terdakwa melalui Tim Penasihat Hukum kepada Majelis Hakim di persidangan yang pada pokoknya :

a. Berdasarkan Hukum Acara Pidana Militer, sesuai

ketentuan Pasal 173 ayat (1), Pasal 175 ayat (1) dan Pasal 173 ayat (6) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997, Majelis Hakim harus menolak

(4)

b. Tidak terbuktinya unsur ke-2 ”Dengan sengaja”, karena perbuatan Terdakwa dikategorikan :

1) Daya paksa atau Overmarcht (Pasal 48 KUHP). 2) Pembelaan terpaksa atau Noodweer (Pasal 49

KUHP).

c. Tidak terbuktinya unsur ke-3 ”Merampas nyaa orang lain”, karena perbuatan Terdakwa menurut asas hukum pidana yaitu : ”Tiada pidana tanpa kesalahan”, dan ”Tiada pidana tanpa tindakan melawan hukum.”

Dengan demikian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan tidak dapat dibuktikan, maka Tim Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk MEMBEBASKAN TERDAKWA DARI SEGALA DAKWAAN DAN TUNTUTAN SERTA MEMULIHKAN NAMA BAIK TERDAKWA DALAM JABATAN DAN TUGASNYA.

Namun apabila Majelis Hakim berpendapat lain, demi tetap tegaknya disiplin serta menjaga mental dan moril dari Terdakwa, dengan tidak mengesampingkan masa depan dan karier Terdakwa, apabila memang Terdakwa dinyatakan bersalah dalam persidangan ini, mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Militer III-19 Jayapura berkenan untuk menjatuhkan pidana yang seadil-adilnya atas dasar keyakinan Majelis Hakim (EX AEQUO ET BONO).

Menimbang : Bahwa setelah Tim Penasihat Hukum selesai membacakan Pembelaannya, Hakim Ketua menanyakan kepada Oditur Militer dan bagaimana tanggapan Oditur Militer atas Pembelaan Tim Penasihat Hukum tersebut.

Menimbang : Bahwa atas pembelaan tersebut Oditur Militer menjawab secara lisan menyatakan tidak mengajukan Replik dan tetap pada tuntutan semula.

Menimbang : Bahwa atas jawaban Oditur Militer, Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan Duplik dan menyatakan tetap pada pembelaan semula.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :

(5)

Primer : “Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain.”

Subsidair : “Penganiayaan yang menyebabkan mati.”

Dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK tahun 2005 di Kodam IX/Udayana, setelah selesai pendidikan di lantik dengan Prada dan di tugaskan di Yonif 756/WMS sampai sekarang dengan Pangkat terakhir Pratu NRP. 31060411590685.

2. Bahwa Terdakwa pada hari selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 16.30 Wit , sedang mencuci sepeda motor di depan rumahnya , kemudian datang Pratu Eko Juli Arnanto yang sedang mengemudikan mobil tanki air bersih dan berhenti tepat di depan rumah Terdakwa, lalu turun dari mobil dan bertanya kepada Terdakwa,“ eh kau kenal dengan saya tidak,” Terdakwa menjawab, “ siap lupa bang karena sudah lama tidak ketemu , saya di pos terus , selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto langsung menampar muka Terdakwa satu kali sambil berkata “ kau Apatis “ kau cari tau siapa nama saya ,” lalu naik kembali ke atas mobilnya dan pergi meninggalkan Terdakwa.

3. Bahwa sekira pukul 21.00 Wit, Terdakwa sedang memotong daging ayam di belakang rumahnya menggunakan pisau sangkur merk Aitor Jungle King II milik pribadi Terdakwa, selanjutnya daging ayam tersebut di masak di atas kompor sambil mencuci pisau sangkurnya dengan maksud untuk disimpan kembali ke tempat sarungnya yang ada di dalam kamar, tiba-tiba datang Pratu Junaidi (Saksi-II) memanggil Terdakwa agar segera menghadap para korban yaitu Pratu La karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto di barak bujang Kompi D, selanjutnya Terdakwa yang masih memegang pisau sangkur di tangan kanannya langsung lari ke barak bujang Kompi D bersama Pratu Junaidi dan ketika Terdakwa menghadap para korban, Terdakwa diperintahkan untuk cari ke barak Kompi markas lalu disusul oleh kedua korban , setibanya di barak kompi, Terdakwa di suruh pergi ke belakang barak kompi yang sepi dan gelap karena tidak ada lampu penerang, lalu Pratu Eko Juli Arnanto bersama Pratu La Karsad menyusul ke belakang barak kompi.

(6)

5. Bahwa Terdakwa yang sudah dalam posisi jatuh terus dipukuli dan ditendangi oleh para korban , sehingga berusaha membela diri dengan mengayunkan pisau sangkur yang dipegang di tangan kanan Terdakwa secara membabi buta sambil ditusuk-tusukan ke arah tubuh Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad tanpa di lihat arah pisau tersebut karena situasi gelap, akibatnya Pratu Eko Juli Arnanto, jatuh tersangkur di pinggir kaki Terdakwa dalam keadaan tidak bersuara dan tidak bergerak, sementara Pratu La Karsad masih sempat lari bersembunyi kearah perumahan Yonif 756/WMS sambil berteriak minta tolong kemudian Terdakwa yang sudah ketakutan melihat para korban sudah terluka parah, langsung lari ke rumah Wadan Yonif 756/WMS untuk menghadap dan melaporkan diri kepada Saksi- I (M.Mahfud As’at) mengenai kejadian tersebut.

6. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja mengayunkan pisau sangkur dan menusukkan berkali-kali kearah tubuh, perut, kepala Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad , menyebabkan para korban yaitu Almarhum Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia di TKP karena menderita Luka-luka sobek, sayatan dan luka tusuk tembus di bagian dada sebelah kiri serta tulang patah iga ketujuh sebelah kiri , sesuai Visum Et Repertum Nomor 353/67/VR/2011 tanggal 29 juni 2011 dan Pratu La Karsad menderita luka sobek di kulit perut sebelah kiri serta usus halusnya terurai keluar yang selanjutnya di rawat di RSUD Wamena selanjutnya di Evakuasi ke RST.Marthen Indey Jayapura dan selanjutnya meninggal dunia pada tanggal 12 Juli 2011 sesuai Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 atas nama Pratu La Karsad.

Berpendapat, bahwa perbuatan-perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal :

Primer : Pasal 338 KUHP.

Subsidair : Pasal 351 Ayat (3) KUHP.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut, Terdakwa membenarkan seluruh dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa disidang Terdakwa didampingi oleh Tim Penasihat Hukum An. I Ketut Supriyadnya, S.H., Kapten Chk NRP. 2910123591270, Joko Mulyono, S.H., Lettu Chk NRP. 11070044810980, dan Nur Pratomo W.P, S.H., Letda Chk. NRP. 11100005591084 dan PNS Habibur Rohman, S.H., NIP 030246999 berdasarkan Surat Perintah dari Kakumdam

XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin / 107 / VII / 2011 tanggal 8 Juli 2011.

(7)

Saksi I : Nama lengkap : Muhammad Mahfud As’at, Pangkat / NRP :

Mayor Inf/11980049031076, Jabatan : Kasdim 1701/ Jayapura, Kesatuan : Kodim 1701 / Jayapura, Tempat

tanggal lahir : Sampang, 24 Oktober 1976, Jenis kelamin: Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Jln. Samratulangi Dok V atas Nomor 59.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi pada tanggal 28 Juni 2011, sekira pukul 21:45 Wit, sedang berada di dalam rumahnya, tiba-tiba datangTerdakwa menghadap sambil melaporkan bahwa yang bersangkutan (Terdakwa) telah melakukan Penusukan terhadap Seniornya menggunakan pisau sangkur yang menyebabkan Pratu Eko Juli Arnanto luka robek pada rusuk kiri dan pelipis dan Pratu La Karsad mengalami luka tusuk pada lambung kiri dan tindakan tersebut di lakukan oleh Terdakwa di luar kesadarannya (Khilaf) karena Terdakwa di pukul di bagian Wajah oleh Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto.

2. Bahwa pada saat Terdakwa menghadap di rumah Saksi, Terdakwa dalam kondisi dahi sebelah kiri bengkak , gusi berdarah , bibir bengkak dan tangan berlumuran darah dan sesuai Informasi yang Saksi terima dari pengakuan Terdakwa bahwa dirinya telah di keroyok dan di pukul di bagian muka oleh (dua) 2 Orang Seniornya (Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad) dan pada saat kejadian tersebut Terdakwa sudah mengatakan Agar kedua Seniornya jangan memukul Terdakwa di bagian muka karena besok akan menghadapi Ibu-ibu pengurus Persit bersama Istrinya dan malu kalau mukanya bengkak , tetapi tidak di hiraukan Oleh para korban ,malah terus memukulinya di bagian mukanya sehingga luka dan menjadi bengkak, sehingga Terdakwa Khalaf dan melawan dengan menusukkan sangkurnya ke arah tubuh / perut dan muka kedua korban /Seniornya.

3. Bahwa Saksi setelah menerima Laporan dari Terdakwa tersebut, Langsung memerintahkan Terdakwa agar duduk tenang . lalu Saksi memanggil Anggota Provost (Pratu Andi Sutrisno) dan Dan Pasi I/Intel (Lettu Inf Gunawan Nurbatin) Untuk datang mengamankan Terdakwa beserta pisau sangkurnya , selanjutnya Saksi memerintahkan Perwira Piket Beserta Dankima untuk mencari para Korban guna di lakukan Pengobatan / pertolongan medis ke RSUD Wamena, setelah itu Saksi mengumpulkan Anggota dan para Perwira piket untuk di adakan Apel Luar biasa untuk memberikan pengarahan kepada Seluruh Anggota agar tetap tenang dan tidak membuat hal-hal yang tidak di inginkan.

(8)

panggil menghadap Pratu Eko Juli Arnanto di belakang barak kompi markas , karena Terdakwa dalam tugas Sehari-hari termasuk Prajurit yang Loyal dan baik Serta tidak pernah ada masalah dengan sesama Anggota lainya maupun Atasanya.

5. Bahwa Akibat Penikaman yang di lakukan Oleh Terdakwa terhadap Seniornya yaitu Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto, menyebabkan Pratu La Karsad menderita luka sobek pada perut sebelah kiri dengan usus terurai keluar dan saat itu masih di rawat di RSUD Wamena sedangkan Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia setelah tiba di RSUD Wamena karena mengalami luka Tikam yang cukup parah.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa para Saksi sudah di panggil berdasarkan ketentuan Undang-undang , namun sampai waktu yang di tentukan para Saksi tersebut tidak dapat hadir karena ada tugas khusus dari kesatuannya, oleh karenanya dengan berpedoman pada pasal 155 Undang-undang Nomor 31 tahun 1997, maka keterangan para Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah di bacakan sebagai berikut :

Saksi II : Nama Lengkap : Junaidi, Pangkat / NRP : Pratu / 31060468020385, Jabatan : Tapan 4 Kompi Senapan D, Kesatuan : Yonif 756/WMS, Tempat tanggal lahir : Poringan 25 Maret 1985, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/ WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2006 saat sama-sama berdinas di Yonif 756/WMS dan satu angkatan, namun tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 21.30 Wit Saksi sedang menonton TV di Barak Kompi D, kemudian di perintah oleh Pratu La Karsad untuk memanggil Terdakwa, kemudian Saksi berangkat menuju rumah Terdakwa, setelah sampai Saksi I langsung mengetuk pintu kemudian Terdakwa membuka pintu lalu Saksi menyampaikan agar Terdakwa segera menghadap Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto, kemudian Terdakwa masuk ke dalam kamar, tidak lama kemudian Pratu Ketut keluar selanjutnya Saksi bersama Terdakwa jalan menuju Barak dengan jarak 100 M dalam waktu 4 menit, sampai di Barak Saksi dan Terdakwa langsung masuk Barak namun Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad tidak ada, kemudian Saksi I menanyakan kepada Pratu Deta yang sedang nonton TV dan dijawab sudah keluar, selanjutnya Saksi berkata kepada Terdakwa “ Kau kesana sudah Ketut menghadap”, kemudian Terdakwa keluar Barak dan Saksi tinggal di Barak melanjutkan nonton TV.

(9)

dipengaruhi minuman keras dan Saksi tidak mengetahui jika Terdakwa saat keluar rumah membawa sangkur.

4. Bahwa Saksi tidak mengetahui langsung saat Terdakwa melakukan Penganiayaan, karena Saksi sedang berada dalam Barak menonton TV, dan Saksi mengetahui kejadian tersebut setelah melihat mayat Pratu La Karsad di Mayonif 756/WMS dengan luka-luka tusuk pada bagian pinggang belakang sebelah kiri, dan Saksi tidak mengetahui penyebab timbulnya penganiayaan oleh Terdakwa terhadap Pratu La Karsad.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian. Adapun keterangan yang disangkal adalah saat Terdakwa dipanggil Terdakwa tidak ke kamar, tetapi ke depan mematikan lampu dan setelah itu bersama-sama Saksi menuju ke Barak Ki D.

Saksi III : Nama lengkap : Muhamad Malik Handayani, Pangkat / NRP: Pratu / 31040741290883, Jabatan : Ta Pemasak Pokko Kima,

Kesatuan : Yonif 756/WMS, Tempat tanggal lahir : Rembang 06 Agustus 1983, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan :

Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa Saksi pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2011 sedang melaksanakan jaga di Pos Provost, sekira pukul 21:40 Wit mendengar teriakan yang datangnya dari KSA Yonif 756/WMS yang memanggil Provost, kemudian Saksi bersama Pratu Andik pergi ke KSA dan melihat Pratu La Karsad sudah terbaring di atas tempat tidur dalam kondisi terluka pada bagian perut sebelah kiri dan ususnya terurai keluar, kemudian Pratu La Karsad mengatakan bahwa Pratu Eko Juli Arnanto sudah terkapar di barak Morgana, mendengar hal tersebut Saksi langsung pergi menuju Barak Morgana.

(10)

4. Bahwa pada saat Saksi menemukan Pratu Eko di belakang barak Morgana, Pratu Eko dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan luka sobek pada pelipis mata sebelah kiri dan berlumuran darah pada baju perut sebelah kiri tetapi Saksi tidak mengetahui siapa yang menikam dan menganiaya Pratu Eko, karena Pratu La Karsad tidak memberitahukan kalau yang melakukan adalah Terdakwa .

5. Bahwa Saksi sebagai teman di kesatuan Yonif 756/WMS, mengetahui hubungan antara Terdakwa dan para korban selama ini terjalin baik dan tidak perna ada perselisihan dan akibat penikaman yang di lakukan oleh Terdakwa tersebut, menyebabkan Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia dan Pratu La Karsad sampai saat ini masih dalam keadaan Kritis di RSUD Wamena.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi IV : Nama lengkap : Hendri, Pangkat / NRP : Pratu / 31040740120383, Jabatan : anggota Ru 2 Tontimu Kima,

Kesatuan : Yonif 756/WMS, Tempat tanggal lahir : Bentunai, 10 Maret 1983, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan: Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga atau saudara.

2. Bahwa pada tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 21:45 Wit, Saksi sedang menonton TV di dalam barak bersama Pratu Aftri, kemudian datang Pratu Malik menanyakan Pratu Eko tapi Saksi menjawab bahwa tidak melihat Pratu Eko, lalu Pratu Malik memberitahukan kalau Pratu Eko sedang terkapar di belakang barak Morgana sesuai Informasi dari Pratu La Karsad yang sedang terbaring di KSA karena luka tusuk di perut sebelah kiri dengan usus terurai keluar namun Pratu Malik tidak mengetahui siapa pelaku kejadian tersebut, selanjutnya Saksi bersama Pratu Malik dan Pratu Aftri pergi ke belakang barak Morgana dan mendapati Pratu Eko dalam keadaan tidak berdaya atau tidak bergerak di belakang barak Morgana sebelah kiri, lalu Saksi berteriak memanggil Anggota lain dan tidak lama kemudian datang Praka Tikno lalu mereka bertiga mengangkat Pratu Eko ke depan barak Morgana lalu datang mobil Patroli OZ dan Pratu Eko di angkat ke dalam mobil OZ untuk dibawa ke KSA tidak lama kemudian Pratu Eko dipindahkan ke atas mobil Ambulance Yonif 756/WMS dan langsung dibawa ke RSUD Wamena Kota.

(11)

melaksanakan dinas.

4. Bahwa akibat kejadian tersebut, Pratu Eko Juli meninggal dunia dan Pratu La Karsad setelah di rawat di RSUD Wamena selanjutnya di Evakuasi ke RST Marthen Indey Jayapura pada tanggal 02 Juli 2011, tetapi pada akhirnya Pratu La Karsad juga meninggal dunia di RST Marthen Indey Jayapura, sesuai Informasi yang di dengar dari teman-teman Terdakwa .

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi V : Nama lengkap : Aptri Cahyono, Pangkat / NRP : Pratu / 31071192100485, Jabatan : Taban/Jurlis Si Min Kima, Kesatuan : Yonif 756/WMS, Tempat tanggal lahir : Madiun, 16 April 1985, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan: Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 21:00 Wit, Saksi sedang menonton TV bersama Pratu Hendrik di dalam berak dan sekira Pukul 21:45 Wit, Pratu Malik Andayani datang ke barak dengan nafas tersengal–sengal bertanya “ Eko dimana “ Saksi dan Pratu Hendrik menjawab “ Eko tidak ada di sini “ selanjutnya mereka bertiga pergi mencari Pratu Eko karena sesuai Informasi dari Pratu La Karsad bahwa Pratu Eko sedang terkapar di belakang barak Morgana, dan ternyata benar mereka menemukan Pratu Eko sedang terlentang tidak brdaya di belakang Kompi Markas, lalu Saksi lari ke barak membangunkan Praka Sutikno untuk membantu mengangkat Pratu Eko ke atas mobil Isuzu-OZ dan di antar ke KSA, selanjutnya di pindahkan ke mobil Ambulance dan di bawa ke RSUD Kota Wamena.

3. Bahwa Saksi berada di barak Morgana saat kejadian tersebut yang hanya berjarak 10 meter dari TKP tetapi Saksi tidak mendengar suara keributan antara Terdakwa dengan para korban sehingga Saksi tidak melihat langsung kejadian penikaman Terdakwa terhadap Pratu Eko dan Pratu La Karsad dan Saksi mengetahui pelaku penikaman tersebut adalah Terdakwa dari cerita teman-temannya pada saat melihat Pratu Eko sudah tidak berdaya seluruh badan dan pakaianya berlumuran darah dalam posisi terlentang di tanah.

4. Bahwa Saksi heran kenapa Terdakwa melakukan penikaman terhadap Pratu Eko dan Pratu La Karsad pada hal sehari-harinya dalam dinas tidak pernah ada masalah di antara mereka demikian juga Terdakwa dalam melaksanakan tugas tidak pernah ada masalah.

(12)

Saksi VI : Nama lengkap : Sutikto, Pangkat / NRP : Serda / 21060115680684, Jabatan : Taruh, Kesatuan : Basimin Simin kima, Tempat tanggal lahir : Tegal 28 Oktober 1982 Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia,

Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/ WMS, Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 21:45 Wit, Saksi sedang tidur di barak Yonif756/WMS, lalu datang Pratu Aftri Cahyo membangunkan Saksi sambil berkata “ Bang, Eko di tusuk dan sudah tergeletak di belakang barak “, selanjutnya Saksi lari ke TKP bersama Pratu Aftri dan mengangkat Pratu Eko yang sudah tidak sadarkan diri ke atas mobil untuk di bawa ke KSA, selanjutnya di bawa ke RSUD Wamena, tidak lama kemudian Saksi mendengar Informasi dari teman-temanya kalau Pratu La Karsad juga kena tikam bersama-sama dengan kejadian Penikaman Pratu Eko juli arnanto.

3. Bahwa pelaku penikaman terhadap Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad adalah Terdakwa ( Pratu I Ketut Budi Karma) tetapi Saksi tidak melihat langsung kejadian penikaman tersebut dan hanya mendengar Informasi dari teman-temanya dan Saksi juga tidak mengetehui apa penyebab timbulnya masalah tersebut diantara Terdakwa dengan para korban karena yang Saksi ketahui sehari-harinya Terdakwa bersikap baik dalam tugas kedinasan.

4. Bahwa akibat penikaman oleh Terdakwa tersebut, menyebabkan Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia, sedangkan Pratu La Karsad masih di rawat di RSUD Wamena karena mengalami luka parah di perut dan Saksi memohon agar masalah tersebut di selesaikan sesuai hukum yang berlaku.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi VII : Nama lengkap : Heri Suprapto, Pangkat / NRP : Prada/ 31081871411186, Jabatan : Tatandu Ton Kes Kima, Kesatuan : Yonif 756 / WMS, Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 21 November 1986, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756/WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 1999 di Mayonif 756/WMS dalam hubungan antara atasan dan bawahan dan tidak ada hubungan keluarga.

(13)

Yonif 756/WMS sambil bertriak minta tolong. Saksi yang mendengar teriakan minta tolong langsung mendekati selanjutnya membawa Pratu La Karsad ke ruang pemeriksaan dan melihat perutnya robek dan ususnya keluar, kemudian melakukan tindakan pertama untuk menutupi lukanya agar tidak terinfeksi, tidak lama kemudian Pratu La Karsad langsung minta tolong kepada Saksi III untuk melihat Pratu Eko Juli Arnanto di Barak Markas, setelah itu Saksi III pergi. Sekitar jam 22.00 Wit Saksi II mengevakuasi Pratu La Karsad ke dalam mobil ambulan untuk dibawa ke RSUD Wamena.

3. Bahwa Saksi tidak mengetahui kejadian penikaman dan juga tidak mengetahui senjata apa yang digunakan untuk melakukan penikaman karena pada waktu kejadian Saksi sedang melaksanakan tugas piket di KSA.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi VIII : Nama Lengkap : Andik Sutrisno, Pangkat / NRP : Pratu / 31040720570184, Jabatan : Ta Provost, Kesatuan : Yonif 756/WMS, Tempat tanggal lahir : Malang Januari 1984, Jenis kelamin : Laki-laki, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama: Islam, Alamat tempat tinggal : Asrama Yonif 756 / WMS Wamena.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tetapi tidak ada hubungan keluarga.

2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 21:45Wit, Saksi sedang tugas jaga Provost dan mendengar teriakan Anggota KSA memanggil Petugas Provost, sehingga Saksi lari ke ruangan KSA dan melihat Letda CKM Fidy Eka PP sedang memberikan pertolongan terhadap Pratu La Karsad yang mengalami luka tikam dan robek pada perut sebelah kiri dengan usus tersurai keluar, lalu Saksi bertanya kepada Pratu La Karsad “ Perutmu kenapa “, dan mendapat penjelasan bahwa yang menusuk adalah Pratu I Ketut Letting 21 selanjutnya Pratu La Karsad meminta agar Saksi menjaganya di KSA tetapi tidak lama kemudian Saksi di Perintahkan untuk menghadap ke rumah Wadanyonif 756/WMS.

3. Bahwa setibanya sampai di rumah Wadanyonif 756/WMS, Saksi melihat Pratu I Ketut Budi Karma sudah berada di dalam rumah Wadanyonif 756/WMS dengan tangan berlumuran darah, lalu Wadanyonif 756/WMS memerintahkan Saksi agar mengamankan Pisau sangkur yang ada di atas kursi teras rumah, selanjutnya Wadan yang memerintahkan seluruh perwira berkumpul di rumah wadan Yonif 756/WMS, tidak lama kemudian Saksi di ajak oleh Wadan bersama perwira lainya ke RSUD Wamena, melihat Pratu Eko yang saat itu sudah meninggal dunia dan Pratu La Karsad berteriak-teriak kesakitan.

(14)

masih berlumuran darah dan Saksi sempat menanyakan kepada Terdakwa kenapa sampai tega melakukan perbuatan demikian, dan Terdakwa mengaku khilaf dan Terdakwa juga dalam keadaan normal/tidak terpengaruh minuman keras, demikian juga sikap Terdakwa dalam melaksanakan dinas sehari-hari selalu bersikap baik dan tidak ada perselisihan antara Terdakwa dengan para korban atau sesama Anggota lainnya.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa di persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD melalui pendidikan Secata PK tahun 2005 di Kodam IX/Udayana, setelah selesai pendidikan di lantik dengan Prada dan di tugaskan di Yonif 756/WMS sampai sekarang dengan Pangkat terakhir Pratu NRP. 31060411590685.

2. Bahwa Terdakwa pada hari selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 16.30 wit , sedang mencuci sepeda motor di depan rumahnya , kemudian datang Pratu Eko Juli Arnanto yang sedang mengemudikan mobil tanki air bersih dan berhenti tepat di depan rumah Terdakwa , lalu turun dari mobil dan bertanya kepada Terdakwa , “ eh kau kenal dengan saya tidak,” Terdakwa menjawab, “ siap lupa bang karena sudah lama tidak ketemu , saya di pos terus , selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto langsung menampar muka Terdakwa satu kali sambil berkata “ kau Apatis “ kau cari tau siapa nama saya ,” lalu naik kembali ke atas mobilnya dan pergi meninggalkan Terdakwa .

3. Bahwa sekira pukul 21.00 wit, Terdakwa sedang memotong-motong ayam di belakang rumah menggunakan pisau sangkur dan saat itu Terdakwa memakai pakaian baju kaos loreng , celana training hitam List merah serta memakai jaket loreng, setelah memotong ayam tersebut , lalu dibawa ke dapur untuk di masak sambil mencuci pisau sangkurnya dan hendak di simpan di dalam kamar, tetapi tiba-tiba datang Pratu Junaidi memanggil Terdakwa untuk segera menghadap Pratu La karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto di barak Bujang Ki-D.

(15)

memukul berkali dengan tangan kanan mengepal di bagian muka , kepala dan dada serta di tendang di bagian perut hingga Terdakwa Jatuh lalu Terdakwa berusaha berdiri sambil berkata “ ijin bang besok pagi saya mau membawa Istri saya untuk menghadap Ibu-ibu Persit kalau muka saya bengkak saya merasa gak enak bertemu sama Ibu-ibu Persit lalu Pratu Eko Juli Arnanto menjawab “ kau melawan” Terdakwa menjawab “ tidak bang “ selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad bersama mengeroyok Terdakwa hingga Terdakwa jatuh tetapi terus di pukuli hingga Terdakwa merasa terpojok dan tidak bisa berdiri lurus.

5. Bahwa Terdakwa hanya berpikir bagaimana caranya melepaskan diri karena Terdakwa sudah kehabisan akal sehat atau khalaf, langsung mengayunkan pisau sangkur yang di pegang di tangan kanannya kearah tubuh Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad sambil menusuk-nusukkan sangkurnya secara membabi buta , karena situasinya gelap dan jarak antara Terdakwa dengan Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto antara 80 Cm Sampai dengan 1 Meter akibatnya Pratu Eko Juli Arnanto jatuh tersangkur tanpa suara sambil memegang kaki kanan Terdakwa sementara Pratu La Karsad sempat berdiri dan lari kearah perumahan anggota Yonif 756/WMS , selanjutnya Terdakwa merasa ketakutan dan berusaha melepaskan kakinya dari ganggaman Pratu Eko Juli Arnanto dan lari ke rumah Wadan Yonif 756/WMS Untuk melaporkan kejadian tersebut dan menyerahkan diri bersama Pisau sangkur Aitor Jungle King II yang di pegang di tangan kanannya tanpa Sarung.

6. Bahwa Terdakwa menyesali kejadian Tersebut, karena sebelumnya Terdakwa tidak pernah ada masalah pribadi dengan Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad dan akibat perbuatan Terdakwa tersebut menyebabkan Pratu Eko Juli Arnanto meninggal Dunia di RSUD Wamena pada tanggal 28 Juni 2011 dan Pratu La Karsad dalam keadaan kritis di RSUD Wamena dan telah di Evakuasi ke rumah sakit Marthen Indey Jayapura dan meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2011.

Menimbang : Bahwa Oditur Militer di persidangan mengajukan barang barang bukti berupa :

1. Barang-barang :

a. 1 (satu) buah pucuk sangkur Aitor milik Terdakwa . b. 1 (satu) buah Jaket loreng milik Terdakwa .

c. 1 (satu) buah Kaos loreng milik Terdakwa .

d. 1 (satu) buah celana Training Kesatuan warna hitam merah lis kuning milik Terdakwa .

e. 1 (satu) buah jaket Training Kesatuan warna merah milik Pratu Eko Juli Arnanto.

f. 1 (satu) celana jeans ¾ warna biru milik Pratu Eko Juli Arnanto.

(16)

2. Surat-surat :

a. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/67/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu Eko Juli Arnanto.

b. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu La Karsad.

c. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/69/VR/2011 tanggal 30 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu I Ketut Budi Karma.

Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan Saksi dibawah sumpah sebagai barang bukti tindak pidana dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain karena dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK tahun 2005 di Kodam IX/Udayana, setelah selesai pendidikan di lantik dengan Prada dan di tugaskan di Yonif 756/WMS sampai sekarang dengan Pangkat terakhir Pratu NRP. 31060411590685.

2. Bahwa benar, Terdakwa pada hari selasa tanggal 28 Juni 2011 sekira pukul 16.30 Wit , sedang mencuci sepeda motor di depan rumahnya , kemudian datang Pratu Eko Juli Arnanto yang sedang mengemudikan mobil tanki air bersih dan berhenti tepat di depan rumah Terdakwa , lalu turun dari mobil dan bertanya kepada Terdakwa, “eh kau kenal dengan saya tidak,” Terdakwa menjawab, “ siap lupa bang karena sudah lama tidak ketemu , saya di pos terus , selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto langsung menampar muka Terdakwa satu kali sambil berkata “ kau Apatis “ kau cari tau siapa nama saya ,” lalu naik kembali ke atas mobilnya dan pergi meninggalkan Terdakwa .

3. Bahwa benar, sekira pukul 21.00 Wit, Terdakwa sedang memotong daging ayam di belakang rumahnya menggunakan pisau sangkur merk Aitor Jungle King II milik pribadi Terdakwa , selanjutnya daging ayam tersebut di masak di atas kompor sambil mencuci pisau sangkurnya dengan maksud untuk disimpan kembali ke tempat sarungnya yang ada di dalam kamar, tiba-tiba datang Pratu Junaidi (Saksi-II) memanggil Terdakwa agar segera menghadap para korban yaitu Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto di barak bujang Kompi D, selanjutnya Terdakwa yang masih memegang pisau sangkur di tangan kanannya langsung lari ke barak bujang Kompi D bersama Pratu Junaidi dan ketika Terdakwa menghadap para korban, Terdakwa diperintahkan untuk cari ke barak Kompi markas lalu disusul oleh kedua korban , setibanya di barak kompi, Terdakwa di suruh pergi ke belakang barak kompi yang sepi dan gelap karena tidak ada lampu penerang.

(17)

tersebut, Terdakwa yang dalam keadaan siap berdiri, ditanyai oleh Pratu Eko Juli Arnanto,“ kenapa kamu tidak menghadap ke rumah saya,” Terdakwa menjawab“ Abang menyuruh saya mencari tahu nama Abang dan abang tidak memerintahkan saya menghadap ke rumah “ Terdakwa berkata “ kamu melawan “ sambil memukul dengan tangan mengepal bertubi-tubi ke arah muka, kepala, perut Terdakwa, selanjutnya Terdakwa berkata“ Ijin bang, besok pagi saya mau mengantar Istri saya menghadap Ibu-ibu Persit, tidak enak kalau muka saya bengkak dilihat Ibu-ibu.” Pratu Eko jadi marah dan berkata : “Kau melawan?” Selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto dan La Karsad datang bersama-sama mengeroyok atau memukul dan menendang Terdakwa.

5. Bahwa benar, setelah mendapatkan pukulan dan tendangan dari para korban, Terdakwa menjadi emosi dan membalas dengan mengayunkan pisau sangkur yang dipegang di tangan kanan Terdakwa secara membabi buta sambil ditusuk-tusukan ke arah tubuh Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad, akibatnya Pratu Eko Juli Arnanto jatuh tersangkur di pinggir kaki Terdakwa dalam keadaan tidak bersuara dan tidak bergerak, sementara Pratu La Karsad masih sempat lari bersembunyi kearah perumahan Yonif 756/WMS sambil berteriak minta tolong kemudian Terdakwa yang sudah ketakutan melihat para korban sudah terluka parah, langsung lari ke rumah Wadan Yonif 756/WMS untuk menghadap dan melaporkan diri kepada Saksi-I (M.Mahfud As’at) mengenai kejadian tersebut.

6. Bahwa benar, akibat dari perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja mengayunkan pisau sangkur dan menusukkan berkali-kali kearah tubuh, perut, leher Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad , menyebabkan para korban yaitu Almarhum Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia di TKP karena menderita Luka-luka sobek, sayatan dan luka tusuk tembus di bagian dada sebelah kiri serta tulang patah pada iga ke tujuh sebelah kiri, sesuai Visum Et Repertum Nomor 353/67/VR/2011 tanggal 29 juni 2011 dan Almarhum Pratu La Karsad menderita luka sobek di kulit perut sebelah kiri serta usus halusnya terurai keluar yang selanjutnya di rawat di RSUD Wamena selanjutnya di Evakuasi ke RST. Marthen Indey Jayapura dan selanjutnya meninggal dunia pada tanggal 12 Juli 2011 sesuai Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut:

1. Bahwa Majelis Hakim pada prinsipnya sependapat dengan tuntutan Oditur Militer dalam hal pembuktian unsur dakwaannya, namun demikian mengenai pidana yang di mohonkan dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan pertimbangkannya sendiri sebagaimana dalam diktum putusan ini.

(18)

a. Tentang keberatan terhadap keterangan para Saksi.

1) Mengenai keberatan terhadap keterangan Pasal 173 ayat 1, Saksi yang tidak hadir di persidangan,

BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Saksi di penyidik di bawah sumpah yang dibacakan di persidangan, dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat :

Para Saksi tersebut telah di panggil secara sah dan patut oleh Oditur Militer dan telah mendapat jawaban dari pejabat yang berwenang, tentang alasan ketidakhadiran para Saksi, dan atas permohonan Oditur Militer terhadap Majelis Hakim, agar Berita Aacara Pemeriksaan Penyidik yang telah dilengkapi dengan Berita Acara Penyumpahan dibacakan dan telah mendapat persetujuan dari Terdakwa maupun Tim Penasihat Hukum Terdakwa berdasarkan pasal 155 ayat (1) dan (2) UU no 31 Tahun 1997, maka keterangan para Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik yang disertai dengan Berita Acara Pengambilan Sumpah dapat di bacakan sama nilainya dengan keterangan Saksi dibawah sumpah yang diucapkan disidang, untuk itu keberatan Tim Penasihat Hukum terdakwa harus di tolak.

2) Mengenai keberatan dalam Pasal 175 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997, Majelis Hakim tidak perlu menanggapinya lebih lanjut karena apa yang dimuat dalam putusan ini adalah keterangan Terdakwa yang diberikan dalam persidangan.

3) Keberatan Tim Penasihat Hukum tentang penilaian

keterangan para Saksi dalam Pasal 173 ayat (6) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997.

Terhadap keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa ini, Majelis Hakim akan menanggapi sebagai berikut :

Dari keterangan para Saksi yaitu Saksi I sampai dengan Saksi VIII, tidak ada satupun dari keterangan para Saksi tersebut yang saling bertentangan, dan dari keterangan para Saksi jika dihubungkan dengan alat bukti lain yaitu keterangan Terdakwa dan alat bukti surat, tidak pula ditemukan keterangan yang saling bertentangan, hingga dapat disimpulkan apa yang termuat di fakta-fakta hukum dalam putusan ini adalah kebenaran materiil dan Terdakwalah pelaku dari tindak pidana seperti yang didakwakan oleh Oditur Militer.

b. Terhadap keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam unsur ke-2 ”Dengan sengaja” Majelis Hakim akan menanggapinya sebagai berikut :

(19)

Menurut R. Soesila dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta

komentar-komentarnya lengkap pasal demi pasal.

Yang dimaksud kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan ialah suatu kekuasaan yang berlebih, kekuasaan yang pada umumnya dianggap tidak dapat dilawan (Overmarcht).

Mr. J.E. Jankers membedakan kekuasaan ini atas 3 (tiga) macam :

a) Bersifat Absolut.

Dalam hal ini orang tidak dapat berbuat lain, Ia mengalami sesuatu yang sama sekali tidak dapat mengelaknya, tidak mungkin memilih jalan lain, misal dipegang oleh orang lain yang kuat lalu dilempar ke jendela, hingga kaca jendela tersebut pecah, mengakibatkan kejahatan merusak barang orang lain, dalam hal ini si A tersebut tidak dapat dihukum karena tidak ada pilihan untuk dapat berbuat sesuatu.

b) Bersifat Relatif.

Disini kekuasaan atau kekuatan yang memaksa orang itu tidak mutlak, tidak penuh, orang tersebut masih dapat memiliki kesempatan untuk memilih akan berbuat yang mana, misal si A ditodong si B dengan pistol lalu diperintah untuk membakar rumah, jika A tidak lekas membakar rumah itu, pistol yang ditodongkan tersebut akan ditembakkan. Disini ada dua pilihan jika tidak membakar rumah akan ditembak mati. Dalam hal ini jika si A jadi membakar rumah, maka ia tidak akan dihukum.

Contoh lainnya adalah jika orang disuruh membakar rumah dan apabila ia tidak membakar rumah maka ia akan dipukul. Apabila rumah tersebut jadi dibakar, orang yang membakar rumah tersebut tetap akan dihukum, karena yang dapat membebaskan orang dari hukuman hanya sesuatu kekuasaan yang begitu besar, sehingga oleh pendapat umum dipandang tidak dapat dihindari.

c) Keadaan Darurat.

(20)

pada sebuah pelampung yang hanya kuat untuk seorang saja, untuk menolong dirinya, lalu ia mendorong orang lain hingga tenggelam dan mati, maka terhadap si pelaku tidak dapat dihukum karena dia dalam keadaan Overmarcht.

Dengan demikian, jika dihubungkan dengan perbuatan Terdakwa, jelas apa yang dilakukan Terdakwa tidak termasuk kategori daya paksa atau Overmacrht, karena dalam peristiwa Terdakwa tersebut masih banyak pilihan atau cara yang dapat ditempuh agar tindak pidana ini terhindar, misal Terdakwa masih dapat melarikan diri, berteriak minta tolong atau melakukan perlawanan tanpa senjata tajam dan lain-lain, perbuatan Terdakwa ini bukan sesuatu yang tidak dapat dihindari.

2) Yang dimaksud dengan pembelaan terpaksa atau Noodweer (Pasal 49 KUHP).

Menurut R. Soesila dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta

komentar-komentarnya lengkap pasal demi pasal, yang disebut Noodweer ialah pembelaan darurat, supaya dapat dikatakan ”pembelaan darurat” harus dipenuhi 3 (tiga) syarat, yaitu :

a) Perbuatan itu harus terpaksa untuk mempertahankan (membela) pertahanan atau pembelaan yang amat perlu, boleh dikatakan tidak ada jalan lain, pembelaan atau serangan itu harus seimbang.

b) Pembelaan atau pertahanan itu harus dilakukan terhadap kepentingan-kepentingan yang disebut dalam pasal ini ialah badan, dan kehormatan dalam bidang sexual.

c) Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan sekonyong-konyong atau seketika itu juga.

(21)

Dari uraian-uraian tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa harus ditolak.

c. Terhadap keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa dalam unsur ke-3 ”Merampas nyawa orang lain”, karena menurut asas Hukum Pidana ”Tiada pidana tanpa kesalahan” dan ”Tiada pidana tanpa tindakan melawan hukum”, Majelis Hakim akan menganggapinya sebagai berikut :

Dalam tindak pidana yang Terdakwa lakukan ini ”kesalahan” atau unsur ”dengan sengaja. Seperti kami uraikan diatas jelas perbuatan Terdakwa terbukti, sehingga Majelis Hakim tidak akan menguraikan lebih

lanjut, tetapi akan dibuktikan dalam pembuktian unsur-unsur dakwaan dalam putusan ini.

Sedangkan sifat ”melawan hukum”, dari perbuatan Terdakwa ini jelas terbukti, karena tidak ada alasan pemaaf maupun alasan pembenar dan Terdakwa tidak mempunyai hak untuk mencabut nyawa orang lain (para korban).

Dari uraian-uraian tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa keberatan Tim Penasihat Hukum Terdakwa harus ditolak.

Menimbang : Bahwa oleh karena Oditur Militer menyusun dakwaan secara primair subsidair (subsidairitas) maka Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan primair terlebih dahulu.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan dalam dakwaan primair mengandung unsur- unsur sebagai berikut :

Unsur Kesatu : “Barangsiapa” Unsur Kedua : “Dengan sengaja”

Unsur Ketiga : “Merampas nyawa orang lain.”

Menimbang : Bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Unsur Ke - 1 : Barang siapa

Yang dimaksud dengan “ Barangsiapa “ menurut Undang-Undang adalah setiap orang atau siapa saja yang mampu bertanggung jawab yang tunduk kepada Hukum pidana Indonesia dan setiap orang yang tunduk pada kekuasaan Badan Peradilan Militer serta diajukan ke persidangan karena adanya dakwaan dari Penuntut Umum.

(22)

1. Bahwa benar Terdakwa yang dihadapkan ke persidangan ini adalah benar bernama I Ketut Budi Karma, berstatus prajurit TNI-AD dengan pangkat Pratu NRP 31060411590685 dan masih berdinas aktif sampai dengan sekarang sebagai Tabakpan 3 Ru 3 Ton I Kipan A Yonif 756/WMS serta masih sehat jasmani maupun rohani dan mampu bertanggung jawab atas perbuatannya.

2. Bahwa benar, sebagai anggota TNI Terdakwa juga sebagai Warga Negara Indonesia, sebagai Warga Negara Indonesia dengan sendirinya Terdakwa tunduk terhadap aturan-aturan hukum yang berlaku di Indonesia termasuk KUHP.

Berdasarkan uraian fakta tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat Unsur Ke - 1 “Barang siapa“ telah terpenuhi.

Unsur Ke - 2 : Dengan sengaja

Bahwa yang dimaksud “Dengan sengaja atau kesengajaan” menurut Memory van Toelichting (MvT) adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Artinya seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaaja harus menginsyafi tindakannya tersebut beserta akibatnya.

Ada 3 (tiga) tingkatan / gradiasi “kesengajaan” yaitu :

1. Kesengajaan sebagai tujuan (oogmerk), berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud / tujuan dan pengetahuan dari si pelaku / Terdakwa.

2. Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan yang menjadi sandaran si pelaku / Terdakwa tentang tindakan dan akibat tertentu itu. Dalam hal ini termasuk tindakan atau akibat-akibat lainnya yang pasti / harus terjadi.

3. Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan atau disebut juga sebagai kesengajaan bersyarat yang menjadi sandaran ialah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran si pelaku / Terdakwa tentang tindakan atau akibat terlarang (beserta tindakan atau akibat-akibatnya) yang mungkin terjadi.

Untuk mengetahui apakah perbuatan si pelaku / Terdakwa itu termasuk dalam tingkatan / gradiasi yang pertama, kedua atau ketiga, maka harus diketahui terlebih dahulu apakah memang si pelaku / Terdakwa itu sudah mempunyai niat / maksud atau tujuan untuk melakukan perbuatan beserta akibatnya yang dalam hal ini pembunuhan. Apabila benar, maka apa yang dilakukan oleh si pelaku / Terdakwa itu sudah termasuk tingkatan / gradiasi yang pertama, yaitu kesengajaan sebagai tujuan untuk mencapai sesuatu.

Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Oditur dalam persidangan yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :

(23)

2011 sekira pukul 16.30 Wit , sedang mencuci sepeda motor di depan rumahnya , kemudian datang Pratu Eko Juli Arnanto yang sedang mengemudikan mobil tanki air bersih dan berhenti tepat di depan rumah Terdakwa , lalu turun dari mobil dan bertanya kepada Terdakwa , “ eh kau kenal dengan saya tidak,” Terdakwa menjawab, “ siap lupa bang karena sudah lama tidak ketemu , saya di pos terus , selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto langsung menampar muka Terdakwa satu kali sambil berkata “ kau Apatis “ kau cari tau siapa nama saya ,” lalu naik kembali ke atas mobilnya dan pergi meninggalkan Terdakwa .

2. Bahwa benar, sekira pukul 21.00 Wit, Terdakwa sedang memotong daging ayam di belakang rumahnya menggunakan pisau sangkur merk Aitor Jungle King II milik pribadi Terdakwa, selanjutnya daging ayam tersebut di masak di atas kompor sambil mencuci pisau sangkurnya dengan maksud untuk disimpan kembali ke tempat sarungnya yang ada di dalam kamar, tiba-tiba datang Pratu Junaidi (Saksi-II) memanggil Terdakwa agar segera menghadap para korban yaitu Pratu La Karsad dan Pratu Eko Juli Arnanto di barak bujang Kompi D, selanjutnya Terdakwa yang masih memegang pisau sangkur di tangan kanannya langsung lari ke barak bujang Kompi D bersama Pratu Junaidi dan ketika Terdakwa menghadap para korban, Terdakwa diperintahkan untuk pergi ke barak Kompi markas lalu disusul oleh kedua korban , setibanya di barak kompi, Terdakwa di suruh pergi ke belakang barak kompi yang sepi dan gelap karena tidak ada lampu penerang.

3. Bahwa benar, di belakang barak kompi pojok sebelah kanan tersebut, Terdakwa yang dalam keadaan siap berdiri, ditanyai oleh Pratu Eko Juli Arnanto,“ kenapa kamu tidak menghadap ke rumah saya,” Terdakwa menjawab“ Abang menyuruh saya mencari tahu nama Abang dan abang tidak memerintahkan saya menghadap ke rumah “Pratu Eko Juli Arnanto berkata “ kamu melawan “ sambil memukul dengan tangan mengepal bertubi-tubi ke arah muka, kepala, perut Terdakwa, selanjutnya Terdakwa berkata“ Ijin bang, besok pagi saya mau mengantar Istri saya menghadap Ibu-ibu Persit, tidak enak kalau muka saya bengkak dilihat Ibu-ibu.” Pratu Eko jadi marah dan berkata : “Kau melawan?” Selanjutnya Pratu Eko Juli Arnanto dan La Karsad datang bersama-sama memukul dan menendang Terdakwa.

(24)

Berdasarkan uraian fakta tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat Unsur Ke - 2 “Dengan sengaja“ telah terpenuhi.

Unsur Ke - 3 : Merampas nyawa orang lain.

Dalam unsur ini tidak dirumuskan perbuatannya, tetapi hanya akibatnya yaitu matinya orang lain.

Bahwa setiap perbuatan apapun yang dapat mengakibatkan matinya orang lain, seperti memukul, mencekik, menusuk, menembak dan sebagainya yang tidak dilakukan dengan sengaja merupakan pembunuhan.

Yang dimaksud dengan mati adalah akibat dari perbuatan pelaku / Terdakwa yang menimbulkan hilangnya nyawa / jiwa seseorang. Hal ini ditandai dengan tidak berfungsinya organ tubuh seperti tidak ada denyut jantung, tidak bernafas.

Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa diperkuat dengan alat-alat bukti lain yang diajukan oleh Oditur dalam persidangan yang satu dengan lainnya saling bersesuaian, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar, setelah mendapatkan pukulan dan tendangan dari para korban, Terdakwa menjadi emosi dan membalas dengan mengayunkan pisau sangkur yang dipegang di tangan kanan Terdakwa secara membabi buta sambil ditusuk-tusukan ke arah tubuh Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad, akibatnya Pratu Eko Juli Arnanto jatuh tersangkur di pinggir kaki Terdakwa dalam keadaan tidak bersuara dan tidak bergerak, sementara Pratu La Karsad masih sempat lari bersembunyi kearah perumahan Yonif 756/WMS sambil berteriak minta tolong kemudian Terdakwa yang sudah ketakutan melihat para korban sudah terluka parah, langsung lari ke rumah Wadan Yonif 756/WMS untuk menghadap dan melaporkan diri kepada Saksi-I (M.Mahfud As’at) mengenai kejadian tersebut.

2. Bahwa benar, akibat dari perbuatan Terdakwa yang dengan sengaja mengayunkan pisau sangkur dan menusukkan berkali-kali kearah tubuh, perut, leher Pratu Eko Juli Arnanto dan Pratu La Karsad , menyebabkan para korban yaitu Almarhum Pratu Eko Juli Arnanto meninggal dunia di TKP karena menderita Luka-luka sobek, sayatan dan luka tusuk tembus di bagian dada sebelah kiri serta tulang patah pada iga ke tujuh sebelah kiri, sesuai Visum Et Repertum Nomor 353/67/VR/2011 tanggal 29 juni 2011 dan Almarhum Pratu La Karsad menderita luka sobek di kulit perut sebelah kiri serta usus halusnya terurai keluar yang selanjutnya di rawat di RSUD Wamena selanjutnya di Evakuasi ke RST. Marthen Indey Jayapura dan selanjutnya meninggal dunia pada tanggal 12 Juli 2011 sesuai Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011.

(25)

Menimbang : Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana dalam dakwaan primair yaitu :

“Dengan sengaja merampas nyawa orang lain.”

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut pasal 338 KUHP.

Menimbang : Oleh karena seluruh unsur-unsur tindak pidana dalam dakwaan primair telah terpenuhi maka dakwaan subsidair tidak perlu dibuktikan lagi.

Menimbang : Bahwa karena pada diri Terdakwa tidak terdapat hal-hal atau alasan pembenar atas perbuatan yang telah dilakukannya, maka Terdakwa harus dijatuhi pidana sesuai dengan kesalahannya.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana ini karena Terdakwa tidak dapat mengendalikan emosinya akibat dipukuli dan ditendang oleh para korban.

2. Bahwa hakekat Terdakwa melakukan perbuatan ini karena kurangnya jiwa kejuangan dari Terdakwa dan kurangnya kesadaran Terdakwa untuk mematuhi norma-norma hukum yang berlaku dan tidak tertanamnya loyalitas dalam diri Terdakwa terhadap atasan.

3. Bahwa benar, akibat perbuatan Terdakwa menyebabkan hilangnya 2 (dua) nyawa orang lain yaitu atasan Terdakwa.

4. Terdakwa melakukan tindak pidana ini karena merasa tersinggung dan emosi setelah mendapat tindakan dari seniornya berupa pukulan maupun tendangan.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya menghukum orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf dan kembali pada jalan yang benar menjadi warga Negara yang baik sesuai falsafah Pancasila.

Menimbang : Bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan:

1. Terdakwa masih muda dan belum pernah dihukum. 2. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar

(26)

Hal-hal yang memberatkan:

1. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan etika prajurit yaitu Sapta Marga ke-5 dan ke-7 dan Sumpah Prajurit ke-2 dan ke-3.

2. Perbuatan Terdakwa dilakukan terhadap para senior yang seharusnya Terdakwa hormati, patuhi dan bersikap loyal sebagai yunior.

3. Perbuatan Terdakwa dapat menggoyahkan disiplin dan soliditas satuan.

4. Akibat perbuatan Terdakwa, 2 (dua) orang tentara aktif yang merupakan atasan Terdakwa meninggal dunia. 5. Akibat perbuatan Terdakwa menimbulkan kesedihan

yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, anak menjadi yatim, isteri menjadi janda, dan orangtua kehilangan anak yang dikasihi.

6. Akibat perbuatan Terdakwa merugikan TNI pada umumnya dan Satuan Yonif 756/WMS pada khususnya karena kehilangan 2 (dua) orang prajurit sekaligus.

Menimbang : Bahwa berdasarkan fakta yang obyektif dan subyektif sebagaimana terungkap dalam pertimbangan diatas, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana yang diajukan dalam Tuntutan Hukuman Oditur Militer terhadap Terdakwa, perlu diperberat sehingga dirasakan adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa serta diharapkan memberikan rasa adil kepada keluarga korban.

Menimbang : Bahwa setelah memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim menilai atas perbuatannya tersebut Terdakwa dipandang sudah tidak layak lagi dipertahankan dalam dinas militer karena apabila Terdakwa dikembalikan ke dalam masyarakat militer setelah menjalani pidana pokoknya maka kehadiran Terdakwa akan menggoyahkan tatanan kehidupan disiplin militer dan dapat merusak soliditas satuan, oleh karenanya Majelis Hakim harus memisahkannya dengan cara memecat dari dinas militer.

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat, pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka Terdakwa dibebani membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa sejak tanggal 15 Januari 2012 sampai dengan tanggal 9 April 2012 Terdakwa secara fisik ditahan di Staltuntibmil Pomdam XVII/Cenderawasih namun tidak ada Surat Penahanannya, maka Majelis Hakim menganggap selama kurun waktu tersebut sebagai penahanan Terdakwa dan perlu dikurangkan dari pidana yang akan dijatuhkan.

Menimbang : Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

(27)

1. Barang-barang :

a. 1 (satu) buah pucuk sangkur Aitor milik Terdakwa.

Merupakan barang bukti yang berhubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan Terdakwa yang dapat memperkuat pembuktian unsur tindak pidana dan karena tidak memiliki ijin, maka Majelis Hakim perlu menentukan statusnya yaitu dirampas untuk dimusnahkan.

b. 1 (satu) buah Jaket loreng milik Terdakwa . c. 1 (satu) buah Kaos loreng milik Terdakwa .

d. 1 (satu) buah celana Training Kesatuan warna hitam merah lis kuning milik Terdakwa .

Barang bukti dalam poin b, c dan d tersebut merupakan barang milik Terdakwa, maka Majelis Hakim perlu menentukan statusnya untuk dikembalikan kepada Terdakwa.

e. 1 (satu) buah jaket Training Kesatuan warna merah milik Pratu Eko Juli Arnanto.

f. 1 (satu) celana jeans ¾ warna biru milik Pratu Eko Juli Arnanto.

g. 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu Eko Juli Arnanto.

Barang bukti dalam poin e, f dan g tersebut merupakan barang milik Pratu Eko Juli Arnanto, maka Majelis Hakim perlu menentukan statusnya untuk dikembalikan kepada Ahli Waris / Keluarga Korban Pratu Eko Juli Arnanto.

h. 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu La Karsad. i. 1 (satu) Jaket loreng milik Pratu La Karsad. j. 1 (satu) celana loreng milik Pratu La Karsad.

Barang bukti dalam poin h, i dan j tersebut merupakan milik Pratu La Karsad, maka Majelis Hakim perlu menentukan statusnya untuk dikembalikan kepada Ahli Waris / Keluarga Korban Pratu La Karsad.

2. Surat-surat :

a. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/67/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu Eko Juli Arnanto.

b. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD wamena An. Pratu La Karsad.

c. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/69/VR/2011 tanggal 30 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu I Ketut Budi Karma.

(28)

Menimbang : Bahwa oleh karena status Terdakwa berada dalam tahanan dan dikhawatirkan melarikan diri, Majelis Hakim berpendapat perlu memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan.

Mengingat : 1. Pasal 338 KUHP.

2. Pasal 26 ayat (1) KUHPM.

3. Pasal 190 ayat (3) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 serta ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : I KETUT BUDI KARMA, Pratu NRP 31060411590685 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “ Pembunuhan “.

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :

- Pidana Pokok : Penjara selama 10 (sepuluh) tahun.

Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam Tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

- Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas Militer.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

a. Barang-barang :

1. 1 (satu) buah pucuk sangkur Aitor milik Terdakwa. Dirampas untuk dimusnahkan.

2. 1 (satu) buah Jaket loreng milik Terdakwa . 3. 1 (satu) buah Kaos loreng milik Terdakwa .

4. 1 (satu) buah celana Training Kesatuan warna hitam merah lis kuning milik Terdakwa .

Dikembalikan kepada Terdakwa.

5. 1 (satu) buah jaket Training Kesatuan warna merah milik Pratu Eko Juli Arnanto.

6. 1 (satu) celana jeans ¾ warna biru milik Pratu Eko Juli Arnanto. 7. 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu Eko Juli Arnanto.

Dikembalikan kepada Ahli Waris Pratu Eko Juli Arnanto.

8. 1 (satu) Kaos loreng milik Pratu La Karsad. 9. 1 (satu) Jaket loreng milik Pratu La Karsad. 10. 1 (satu) celana loreng milik Pratu La Karsad. Dikembalikan kepada Ahli Waris Pratu La Karsad.

b. Surat-surat :

1. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/67/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu Eko Juli Arnanto.

2. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 353/68/VR/2011 tanggal 29 Juni 2011 dari RSUD Wamena An. Pratu La Karsad.

(29)

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah).

5. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan.

Demikianlah diputuskan pada hari Rabu tanggal 1 Agustus 2012 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Bambang Indrawan, S.H., Letkol Chk NRP 548944 sebagai Hakim Ketua serta Wing Eko Joedha Harianto, S.H., Mayor Sus NRP 524432 dan Akhmad Jailanie, S.H., Kapten Chk NRP 517644 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Tavip Heru Marsono, S.H., Mayor Sus NRP 520861, Penasihat Hukum I Ketut Supriyadnya, SH Kapten Chk NRP 2910123591270, Joko Mulyono, S.H., Lettu Chk NRP 11070044810980 dan Nur Pratomo. W.P, S.H., Letda Chk NRP 11100005591084 dan Panitera Iskandar, S.H., M.H., Lettu Chk NRP 21960346030574 serta dihadapan umum dan Terdakwa.

HAKIM KETUA Ttd / Cap

Bambang Indrawan, SH Letnan Kolonel Chk NRP 548944

HAKIM ANGGOTA I HAKIM ANGGOTA II

Ttd Ttd

Wing Eko Joedha H, S.H Akhmad Jailanie, S.H Mayor Sus NRP 524432 Kapten Chk NRP 517644

PANITERA Ttd

Iskandar, S.H., M.H

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk melakukan implementasi adalah dengan metode paralel, yaitu dengan cara melakukan implementasi dengan menyisipkan squid proxy server ke dalam sistem

ميحرلا نمحرلا للها مسب ديهمتلا ولآ ىلعك ،تُلسرت١اك ءايبنلأا ؼرشأ ىلع ـلبسلاك ةلبصلاك ،تُت١اعلا بر لله دمتٟا فأ دهشأ .تُعتٚأ وبحصك .هدعب بين لا لذلا

Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas, dimana hal

Pada penelitian ini vermikompos yang dihasilkan dari pengkomposan menggunakan bantuan cacing tanah esenia foetida dengan manggunakan media campuran kotoran sapi dan sisa

Akan tetapi untuk pengujian lain, load balancing akan mengurangi waktu pemrosesan dan alokasi sumber daya lebih opti- mal, seperti pada pencarian 4 karakter

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga karya tesis berbentuk laporan penelitian dengan judul “Implementasi

Titian Sarana Abadi antara enkripsi DES dan AES ( Rijndael ), telah berhasil dilakukan dengan mengintegrasi beberapa teknologi diantaranya : Adobe Dreamweaver CS 5, xampp (Apache

Dari banyak faktor tersebut penulis lebih tertarik mengambil faktor modal kerja, prilaku kewirausahaan dan pengalaman kerja sebagai faktor yang mempengaruhi