• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Penerapan Model PembelajaranAdvance Organizer PadaPokokBahasan Usaha danEnergiKelas VIII Semester II Di MTs Negeri 2 Palangka Raya TahunAjaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Penerapan Model PembelajaranAdvance Organizer PadaPokokBahasan Usaha danEnergiKelas VIII Semester II Di MTs Negeri 2 Palangka Raya TahunAjaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik

apabila juga disertai dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.1 Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.2

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Palangka

Raya pada kelas VIII semester II tahun ajaran 2013/2014 Pelaksanaan penelitian

adalah pada bulan Oktober 2013 sampai dengan selesai

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

penelitian/ keseluruhan unit/ individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.3

1

Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,

Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 12

2

Suharsimi, Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 309

3

Nanang Martono, Metode Penlitian Kuatitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (edisi revisi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, h. 74.

(2)

Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VIII semester 2 MTs Negeri 2

Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 8 (delapan) kelas,

seperti terdapat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Data siswa MTs Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Total

Laki-Laki Perempuan

Sumber: Tata Usaha MTs Negeri 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau

keadaan tertentu.4Penarikan sampel menggunakan sistem purposivesampling

(sampel bertujuan), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam

pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.5

Kelas yang akan dipilih adalah kelas yang memiliki keragaman

kemampuan akademik (pintar, sedang, dan kurang pintar). Peneliti

menetapkan kelas VIII-F sebagai sampel penelitian, karena berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan guru yang bersangkutan bahwa kelas VIII-F

4Ibid

, . h.74

5

(3)

siswanya memilki nilai siswa yang beraneka ragam dari nilai yang tinggi,

sedang dan rendah dapat dikatakan mewakili kelas lain.

D. Tahap-tahap Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menempuh tahap-tahap sebagai

berikut:

1) Tahap Persiapan Penelitian

a. Menetapkan tempat penelitian

b. Melakukan observasi

c. Merumuskan judul penelitian serta menyusun proposal.

d. Membuat instrumen penelitian, diantaranya:

1) Membuat instrumen pengelolaan pembelajaran Advance organizer

konsep pada materi usaha dan energi

2) Membuat instrumen tes hasil belajar (THB) kognitif

3) Membuat instrumen respon siswa terhadap model pembelajaran Advance

organizer

e. Seminar proposal penelitian.

f. Memohon surat izin penelitian pada instansi terkait

g. Melaksanakan uji coba instrumen THB pada salah satu kelas yang sudah

pernah belajar materi usaha dan energi yaitu kelas VIII-D MTs Negeri 2

Palangka Raya

h. Menganalisis hasil tes uji coba Instrumen dan akan diuji tingkat validitas,

(4)

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi hal – hal berikut:

a. Pada sampel yang terpilih yakni kelas VIII-F diajarkan pokok bahasan usaha

dan energi dengan menerapkan model pembelajaran advance organizer

(peneliti sebagai pengajar).

b. Pada akhir pembelajaran dari 3 pertemuan, sampel diberikan tes akhir

(post-test) bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan hasi belajar siswa pada

aspek kognitif setelah diberikan bahasan yang diajarkan yaitu materi usaha dan

energi dengan menerapkan model pembelajaran advance organizer.

c. Angket respon siswa disebarkan kepada seluruh siswa setelah seluruh kegiatan

belajar mengajar selesai

3) Tahap Analisis Data

Analisis data ini dilakukan setelah data-data terkumpul, adapun

langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menganalisis data pengamatan pengelolaan pembelajaran dalam penerapan

model pembelajaran advance organizer pokok bahasan usaha dan energi.

b. Menganalisis jawaban siswa pada THB kognitif untuk mengetahui seberapa

besar ketuntasan hasil belajar fisika siswa setelah diterapkan model

pembelajaran advance organizer pokok bahasan usaha dan energi.

c. Menganalisis data respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

(5)

4) Tahap Kesimpulan

Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan

untuk mendeskripsikan upaya perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

pokok bahasan Usaha dan Energi di kelas VIII-F MTs Negeri 2 Palangka Raya

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

antara lain observasi, wawancara, tes hasil belajar (THB), angket respon dan

dokumentasi.

1. Observasi/Pengamatan

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 Observasi

dilakukan untuk mengamati pengelolaan model pembelajaran Advance Organizer

pada pokok bahasan usaha dan energi. Lembar pengamatan pengelolaan

pembelajaran diisi oleh 2 orang pengamat.

2. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan

muka dan dengan arah serta tujuan yang telah di tentukan.7 Wawancara digunakan

sebagai bukti dan menambah data keterangan tentang keadaan pembelajaran

disekolah tersebut secara tertulis dan face to face

6

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007 h. 76

7Ibid.

(6)

3. Tes Hasil Belajar (THB)

Tes hasil belajar (THB) siswa berbentuk tes tertulis yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dari hasil belajar, berupa soal-soal berbentuk pilihan

ganda yang disusun peneliti dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pokok bahasan Usaha dan Energi. Tes hasil belajar (THB)

meliputi tes kognitif digunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dengan 4

pilihan jawaban berjumlah 50 soal yang diambil dari materi usaha.

Uji coba instrumen adalah untuk mengukur tingkat validitas soal,

reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Sebelum

digunakan instrumen tes hasil belajar tersebut, dilakukan uji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya beda. Uji coba instrumen dilakukan dikelas VIII-D

MTs Negeri 2 Palangka Raya

4. Angket

Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap

ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian serta kemudahan memahami

komponen–komponen: materi/isi pelajaran, format materi ajar,

gambar-gambarnya, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar serta

pendekatan yang digunakan. 8

8

(7)

5. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh langsung data dari tempat

penelitian, dengan menggunakan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto-foto,

dokumentasi, administrasi pada sekolah yang diteliti

F. Teknik Keabsahan Data Instrumen

Pengabsahan data adalah untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan

peneliti benar dan valid. Data yang diuji keabsahannya dalam penelitian ini adalah

data instrumen Tes Hasil Belajar (THB) kognitif siswa yang disusun oleh peneliti

sebelum instrumen digunakan, dengan tujuan untuk mengetahui.

1. Uji Validitas butir soal

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.9 Validitas instrumen

dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:10

=

Keterangan :

= Koefisien korelasi biserial

= Rerata skor dari subjek yang menjawab benar item

= Rerata skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

9

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h.219.

10

(8)

p =

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1 – p)

rumus mencari standar deviasi (St) yaitu: √

Nunnally (1970) dalam Surapranata, menyatakan bahwa kalau berkorelasi

negatif maka itu terjadi kesalahan sehingga tidak digunakan, Sedangkan korelasi

diatas 0,300 dipandang sebagai butir tes yang baik/ valid. 11

Hasil analisis butir soal menunnjukkan dari 50 soal yang digunakan

sebagai uji coba Tes Hasil Belajar (THB) kognitif, diperoleh soal yang dinyatakan

valid berjumlah 24 soal dan soal yang tidak valid berjumlah 26 soal. Dari soal

yang tidak valid direvisi sebanyak 6 soal agar memenuhi syarat yang dijadikan

soal THB dalam penelitian (lampiran 3.2 halaman 119).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ditentukan dengan rumus yaitu dengan menggunakan rumus

K-R21 yaitu:12

Sumarna, Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes.

Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, h.64

12

(9)

k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

Vt = Varians total

Untuk mencari varians total (Vt) yaitu:13

( )

Kategori yang digunakan untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas

instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kategori Reliabilitas Instrumen14

Reliabilitas Kriteria

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono,2007, h.257

Remmers et. al (1960) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas ≥ 0,5 dapat

dipakai untuk tujuan penelitian.

Hasil analisis butir soal yang dilakukan diperoleh tingkat reliabilitas

instrumen THB kognitif penelitian sebesar 0,69 kategori kuat, sehingga dapat

dikatakan soal-soal memiliki reliabilitas yang baik.

3. Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.15 Soal yang

baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran yang sedang, artinya tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

13Ibid.,

h.227

14

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Alfabeta : Bandung, 2007. h. 257

15

(10)

Rumus untuk mencari tingkat kesukaran adalah:16

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = Banyaknya siswa yang ikut mengerjakan tes

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran17

Nilai P Kategori

sukar, 22 soal kategori sedang dan 23 soal kategori mudah (lampiran 3.2 halaman

119 )

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.18 Rumus yang

digunakan untuk mengetahui daya pembeda (D) setiap butir soal adalah ;19

B

Sumarna, Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interprestasi Hasil Tes.

Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, h. 21

18

Suharsimi, Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003,h. 231.

(11)

Keterangan:

D = Daya beda butir soal

JA = Jumlah peserta tes kelompok atas

JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah

BA = Banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

BB = Banyak siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

Kriteria daya pembeda (D) adalah: 20

D : 0,00 – 0,20 : soal tergolong jelek (gugur)

D : 0,21 – 0,40 : soal tergolong cukup

D : 0,41 – 0,70 : soal tergolong baik

D : 0,71 – 1,00 : soal tergolong sangat baik

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D

negatif sebaiknya dibuang saja.

Hasil analisis data dari 50 soal yang digunakan sebagai soal uji coba tes

hasil belajar (THB) kognitif, dari tingkat daya beda diperoleh 25 butir soal

kategori jelek, 9 butir soal kategori cukup, 13 butir soal kategori baik dan 3 butir

soal kategori sangat baik. (lampiran 3.2 halaman 119)

G. Hasil Uji Coba Instrumen

Hasil analalisis validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda

butir soal uji coba, dari 50 soal yang diuji diperoleh soal yang dapat digunakan

adalah sebanyak 30 soal (soal yang valid 24 soal dan soal yang direvisi 6 soal

20

(12)

karena tidak valid), sedangkan soal yang tidak digunakan berjumlah 20 soal. Soal

yang valid dan soal yang direvisi terdapat dalam lampiran 3.3-3.5 halaman

126-130

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif

kuantitatif. Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Analisis data pengelolaan model pembelajaran Advance Organizer pada

materi pokok usaha dan energi dianalisis menggunakan statistik deskriptif

rata-rata yakni berdasarkan nilai yang diberikan oleh 2 orang pengamat pada

lembar pengamatan (lampiran 4.2 halaman 133) dengan rumus:

- Skor yang diperoleh oleh masing-masing pengamat dijumlahkan dan

diambil rata-ratanya sebagai berikut :21

X = X

Keterangan:

X = Rerata nilai

X

 = Jumlah skor keseluruhan

N = Jumlah kategori yang ada

2. Analisis data Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat ketuntasan (TK) hasil belajar fisika siswa dalam aspek kognitif

setelah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Advance

21

(13)

Organizer pada pokok bahasan usaha dan energi dianalisis dengan

menggunakan Ketuntasan Individu dan Ketuntasan Klasikal terhadap TPK

yang ingin dicapai.

a. Ketuntasan Individu.

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika mencapai ketuntasan

yang ditetapkan di MTs Negeri 2 Palangka Raya yang menggunakan standar

ketuntasan sebesar ≥ 70%. Persamaan untuk menghitung ketuntasan individu

sebagai betikut.22(lampiran 4.2 halaman 133)

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut

terdapat ≥ 70% individu tuntas. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus.23(lampiran 4.2 halaman 133)

%

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep...Jakarta: Prenada Media Group, 2010, h. 241

23

M.Taufik Widiyoko, “Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang

(14)

Keterangan:

P = Persentase

N = Jumlah seluruh siswa

c. Ketuntasan TPK

Suatu TPK dikatakan tuntas, apabila siswa yang mencapai ketuntasan

dari MTs Negeri 2 Palangka Raya yang menggunakan standar ketuntasan

sebesar ≥ 70%, Rumus persentasenya adalah sebagai berikut.24 (lampiran 4.2

halaman 132).

Keterangan : N = Jumlah seluruh siswa

3. Menganalisis data respon siswa dengan menggunakan untuk frekuensi relatif

(angka persen) dengan rumus sebagai berikut:25(lampiran 4.2 halaman 133).

Keterangan:

A = proporsi siswa yang memilih

B = proporsi siswa (responden)

24

Ibid.,h.55

25

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif , h.243

% 100

 

N

tersebut TPK

mencapai yang

Gambar

Tabel 3.1 Data siswa MTs Negeri 2 Palangka Raya
Tabel 3.2  Kategori Reliabilitas Instrumen14
Tabel 3.3  Kategori Tingkat Kesukaran17

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Kegiatan Usaha Pedagang Kaki Lima Dengan Metode Swot (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Jalan Kapten Muslim Kota Medan)”..

Kepemilikan institusional memiliki nilai t hitung dari hasil output SPSS sebesar -0.292 dengan signifikansi sebesar 0.773 > 0.05 yang artinya kepemilikan

Pola iringan juga me- rupakan suatu materi yang diberikan un- tuk memperluas kecakapan pengemban- gan estetika musik melalui piano untuk lebih mengembangkan teknik-teknik yang

Deming’s Seven Deadly Diseases ini merupakan ringkas-an dari pandangan Deming terhadap faktor-faktor yang dapat merintangi transformsi menuju kemajuan bisnis berkualitas tingkat

Hal ini berarti bahwa, ketika intellectual capital dikelola dengan maksimal dapat memberikan perusahaan pada peforma yang baik dan dengan adanya peforma yang baik

A. Pada tingkat SMP, peserta didik sudah memasuki tahap perkembangan intelektual operasi formal. Hal ini menurut teori belajar .... Teori belajar bermakna, Ausuble C. Di dalam