• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian Kualitatif Motivas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metodologi Penelitian Kualitatif Motivas Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Metodologi Penelitian Kualitatif

Motivasi Waria Menjadi Seorang

Pengamen di Sekitar Stasiun Tugu

Yogyakarta

Oleh :

Cintya Arnisita

11417144032

ILMU ADMINISTRASI NEGARA (B)

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

A. Latar Belakang

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.

Mengamen adalah pekerjaan yang praktis dan mudah untuk dilakukan. Pengamen jalanan adalah para kelompok pengangguran yang tidak memiliki pendidikan atau kurang berpendidikan sehingga membuat mereka cenderung mengamen daripada mencari pekerjaan lain. Pengamen terdiri dari anak – anak, remaja, orang dewasa dan salah satunya waria (wanita pria).

Waria adalah akronim dari wanita pria. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki arti "pria yang bertingkah laku dan atau memiliki perasaan seperti wanita". Ada dua padanan kata ini, yaitu (1) wadam, hawa dan adam dan (2) banci. Ketiga definisi kata tersebut menunjuk pada satu keadaan yang sama, yaitu seorang berjenis kelamin pria yang merasa dirinya wanita. Belakangan ini banyak pengamen waria di jalanan maupun di tempat – tempat makan di pinggir jalan. Hampir semua orang pernah melihat waria mengamen di jalanan. Mereka memakai rias wanita dengan membawa peralatan mengamen. Semakin banyak pengamen waria ini, membuat orang lain terkadang takut dan justru dengan cepat memberikan uang kepada waria yang mengamen. Orang lain justru jarang menolak atau tak memberikan uang kepada mereka. Tetapi belum tentu waria yang mengamen adalah memang waria asli.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui motivasi waria mengamen di pinggir jalan daerah stasiun tugu. Dengan demikian, akan diketahui apa yang menjadi motivasi waria mengamen serta hal – hal yang menyebabkannya.

B. Rumusan Masalah

(3)

C. Pedoman Wawancara

1. Mengapa waria termotivasi untuk mengamen di Jalan ? 2. Hal – hal apa yang menyebabkan mereka mengamen ? 3. Mengapa menjadi waria ketika mengamen ?

4. Mengapa mereka memilih mengamen di sekitar stasiun tugu Yogyakarta ? 5. Mengapa mereka mengamen menggunakan rias waria ? Apakah uang yang

diperoleh lebih banyak ?

6. Berapa penghasilan mereka sehari – hari saat mengamen ? 7. Apa suka dan duka mereka saat mengamen ?

D. Transkrip percakapan

Cintya Arnisita : Hallo mbak, boleh ngobrol ngobrol sebentar ? Narasumber : Ohh, boleh mbak.

Cintya Arnisita : Namanya siapa mbak ? Narasumber : Ninik

Cintya Arnisita : Aslinya darimana ?

Narasumber : Asli magelang tapi bukan di Blabaknya.

( Terjadi percakapan antara pewawancara dengan narasumber tentang profesi narasumber dan tentang teman teman narasumber )

Cintya Arnisita : Kalau malam tinggalnya dimana ?

Narasumber : Disini di kos – kos-an Sidomulyo. Salon sekalian buat tidur, kalau siang buka salon.

Cintya Arnisita : Motivasi menjadi pengamen itu apa ? Kerja sambilan atau bagaimana ?

Narasumber : Kalau saya ya buat kerja sambilan, ya emang buat sehari – hari kalau malam. Mencari nafkah dan tambah – tambah, buat hidup, ya makan, mencukupi kebutuhan. Setiap malam saya mengamen, gitu. Jadi kalau siang, enggak.

Cintya Arnisita : Apa yang menyebabkan mbak Ninik mengamen ? Alasan mbak Ninik mengamen.

(4)

Cintya Arnisita : Mengapa mbak Ninik memilih mengamen ?

Narasumber : Ya mungkin kemampuan saya masih sebatas itu, saya dulu belajar untuk menjadi tukang salon juga dari mbak Febri. Lalu, saya membuka salon sendiri. Kalau malam, saya mengisi waktu untuk mengamen, belum untuk pekerjaan lainnya.

Cintya Arnisita : O.. gitu. Kalau mbak Ninik punya temen cowok sering dandan cewek gitu, ada nggak ? Tapi aslinya cowok.

Narasumber : Ada juga mbak, banyak juga.

Cintya Arnisita : Dia dandan hanya untuk ngamen ya ?

Narasumber : Itu ada. Maaf kata dia malas kerja terus mau cari kerjaan susah apalagi kalau cowok kan, barangkali dia mikir “daripada begini aku lebih baik mengamen ikut waria”. Ada juga sih temen saya di kampung situ juga. Kalau malam dia didandani, dia ngamen dari siang sampai sore.

Cintya Arnisita : Oo. . gitu ya ? Berarti motivasinya cuma untuk cari uang aja ? Mengapa dia memilih mengamen berdandan waria ?

Narasumber : Iya, mungkin dia melihat kalau mengamen berdandan ala waria, uang yang dihasilkan akan lebih banyak daripada mengamen biasa. Ya kerjanya cuma begitu aja. Kalau saya kan asli perempuan. Hahahaha

Cintya Arnisita : Pendapatan sehari – hari kalau ngamen itu berapa ?

Narasumber : Nggak tentu sih mbak. Namanya rejeki itu Allah yang ngatur. Berapapun pendapatan saya, itu anugerah dari Allah, yang penting 1, saya nggak nyuri dan nggak nipu.

Cintya Arnisita : Yang halal – halal aja ya ?

Narasumber : Iya yang penting halal. Dikasih syukur, nggak dikasih ya emang itu bukan milik kita, bukan rejekinya.

Cintya Arnisita : Tapi itu rata – ratanya dapat berapa perhari ?

Narasumber : Kadang kalau ramai kayak malam minggu gini ya Rp 150.000,00 – Rp 200.000,00. Dari kos sampai Kotabaru.

Cintya Arnisita : Sampai Kotabaru jalan kaki ?

(5)

Narasumber : Kalau dari sini ( KopiJoss) ke Kotabaru terus ke Batas Kota Ke Jalan Solo akhirnya ke Pocinan.

Cintya Arnisita : Mengapa memilih rute sekitar stasiun tugu ?

Narasumber : Gini mbak, di sini banyak anak muda nongkrong, jadi biasanya di tempat menongkrong pasti banyak pendapatannya. Di sekitar stasiun ini kan rame, kota Yogyakarta juga terkenal di daerah sekitar sini.

Cintya Arnisita : O.. iya. Apa suka dukanya mengamen ? Kalau ngamen gitu ada perebutan lahan nggak ?

Narasumber : Dukanya, kadang waria kalau ngamen sewaktu ada cowok-cowok, nggak boleh sama mereka. Ya sudah, kita aja yang ngalah daripada rebut kan mbak. Lalu yang diperebutkan uang yang nggak seberapa kan malu juga. Lebih baik nunggu aja, kalau dia mau duluan ya silahkan, kalau kita masuk belakangan, ya nggak kenapa kenapa terserah mereka aja. Di dunia ini nggak nyari musuh, cari saudara mbak, siapa tahu temen jadi saudara, eh terkadang saudara jadi musuh.

Cintya Arnisita : Kalau di jalan waktu lagi ngamen sering ketemu waria lain, apakah saling menyapa atau bagaimana ?

Narasumber : Ya kalau udah saling kenal ya iya, kalau belum ya kenalan, gitu. Ya itu bisa termasuk sukanya. Bisa kenal dengan waria – waria lainnya, nambah teman saudara.

Cintya Arnisita : Apa ikut organisasi waria ?

Narasumber : Iya ada organisasinya, di pondok pesantren waria mbak Mariani.

Cintya Arnisita : Dimana itu ?

Narasumber : Ini lho mbak, deket pasar Pathuk, Jogjachicken belakangnya. Cintya Arnisita : Kok nggak ikut organisasi LSM kebaya ?

(6)

dapat semua. Jadi kalau ada razia waktu mengamen itu bisa pakai kartu itu.

Cintya Arnisita : Oo. . jadi semacam payung perlindungan ?

Narasumber : Iya gitu. Jadi waria yang ada disini berarti waria yang ada di Jogja. Kalau enggak berarti itu pendatang.

Cintya Arnisita : Kalau waria pendatang apakah bisa ikut organisasi ? Narasumber : O.. bisa, asal ada yang bawa.

Cintya Arnisita : Jadi malah seperti nepotisme ya ? Narasumber : Haha iya bener.

Cintya Arnisita : Iya mbak. Saya rasa cukup ngobrol – ngobrol dengan mbak Ninik. Oya sebelumnya terimakasih ya, udah mau ngobrol ngobrol. Maaf kalau ada yang menyinggung.

Narasumber : Iya, sama sama, kalau nanti butuh ngobrol – ngobrol lagi, datang aja ke salon.

Cintya Arnisita : Iya mbak terimakasih. Hati – hati di Jalan semoga ngamennya dapat banyak.

E. Resume / Pembahasan

Fenomena social yang saya ambil dalam metode penelitian kualitatif ini yaitu tentang fenomena social pengamen waria. Tema yang saya pilih adalah “Motivasi Waria Menjadi Seorang Pengamen di Sekitar Stasiun Tugu Yogyakarta”. Waria yang menjadi narasumber penelitian ini bernama mbak Ninik. Mbak Ninik berasal dari magelang dan di Jogja bertempat tinggal di kos Sidomulyo. Pekerjaan mbak Ninik ada dua bidang, yaitu kapster dan pengamen. Kalau siang, beliau membuka salon di kos tempat tinggal beliau. Jika malam hari, beliau mengamen di jalanan.

(7)
(8)

untuk menurut kepada mereka. Di dunia ini tidak mencari musuh, tetapi mencari saudara, temen bisa jadi saudara, terkadang saudara jadi musuh. Resiko yang dihadapi mbak Ninik tidak kecil tetapi besar.

(9)

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Auditor sistem manajemen lingkungan dibutuhkan untuk mengevaluasi keefektifan implementasi sistem manajemen lingkungan perusahaan yang merupakan kegiatan mandiri, sistematis

Tenaga kerja absen disebabkan penyakit, kecelakaan, dll sebanyak 5% dari seluruh waktu kerjanya.. “Safety Health

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. 4) mengemukakan bahwa “Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data

Layanan  kesehatan Kurang pendidikan, Pengetahuan dan  ketrampilan Pengangguran,  Inflasi,Kurang  pangan dan  kemiskinan Krisis Ekonomi ,  politik, Sosial

Kas dan setara kas ( cash equivalents) adalah aktiva yang paling likuid. Lalu diikuti piutang usaha kemudian persediaan. Persediaan digunakan dalam kegiatan produksi suatu

Penanganan krisis kesehatan akibat bencana memerlukan rencana aksi yang disusun berdasarkan koordinasi Instansi yang tergabung dalam organisasi Pusat Penanggulangan Krisis

Oleh karena itu, pengelolaan DAS merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan yang pada dasarnya merupakan usaha-usaha

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Sebaran Spasial Cumi-cumi (Loligo Spp.) dengan Variabel Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a Data Satelit MODIS AQUA di Selat