• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TENTANG PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORIT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ULUMUL HADIST

TENTANG PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORITIS

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadist)

O

L

E

H

KELOMPOK 12

WESTERN ANDREA SEMBIRING

SEMESTE

: 1 Akhwalul Syaksiyah

DOSEN PEMBIMBIN : Drs.Ahmad Sanusi Lukman MA

Azhar,SHI,MA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Surah Al-Baqarah dengan baik.

Adapun makalah Ulumul Hadist tentang “Pembagian hadist dilihat dari segi kualitas sanat” ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada sumber yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah Ulumul Hadist ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang telah saya buat ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

(3)

Tim Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A.Latar Belakang Masalah...1

B.Rumusan Masalah...1

C.Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengenalan Takhrij Hadis...2

B. Cara Men-Takhrij Hadis...3

C. Tujuan Dan Penggunaan Men-Takhrij Hadis...4

D. Sejarah Takhrij...5

E. Pengenalan Kitab-Kitab Terkait, Dan Penggunaanya...5

BAB III PENUTUP...7

A.Kesimpulan...7

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kitab-kitab hadis yang beredar di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan pegangan oleh umat Islam dalam hubungannya dengan hadits sebagai sumber ajaran Islam adalah kitab-kitab yang disusun oleh para penyusunnya setelah lama Nabi wafat. Dalam jarak waktu antara kewafatan Nabi dan penulisan kitab-kitab hadits tersebut telah terjadi berbagai hal yang dapat menjadikan riwayat hadits tersebut menyalahi apa yang sebenarnya berasal dari Nabi. Baik dari aspek kemurniannya dan keasliannya.

Dengan demikian, untuk mengetahui apakah riwayat berbagai hadits yang terhimpun dalam kitab-kitab hadits tersebut dapat dijadikan sebagai hujjah ataukah tidak, terlebih dahulu perlu dilakukan penelitian. Kegiatan penelitian dan pengenalan hadits tidak hanya ditujukan kepada apa yang menjadi materi berita dalam hadits itu saja, tetapi dalam pengenalan takhrij hadis yang secara teoritis dan pengenalan kitab-kitab yang terkait serta penggunaaanya dan cara mentakhrij hadis tersebut.

B.Rumusan Masalah

1. Pengenalan Takhrij Hadis

2. Tujuan Dan Kegunaan Men-Takhrij Hadis

3. Sejarah Hadis

4. Pengenalan Kitab-kitab terkait dan Penggunaanya C.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengenalan Takhrij Hadis

2. Mengetahui Tujuan dan Kegunaan Men-Takhrij Hadis

3. Mengetahui sejarah hadis

(6)
(7)

BAB II

PEMBAHASAN

PENGENALAN TAKHRIJ SECARA TEORITIS

A. Pengenalan Takhrij Hadis

Takhrij hadis adalah bagian dari penelitian hadis. Sebelum mengenal pengertian takhrij hasid ada baiknya juga dikenal terlebih dahulu dua kata lain yang mempunyai kata dasar yang sama dari kata ( جرخ ), yaitu ( جارخا ) yang penggunaannya sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Kata ( جارخا ) dalam terminologi Ilmu Hadis adalah periwayatan hadis dengan menyebutkan sanad-sanadnya. Mulai dari mukharrijnya dan perawinya sampai kepada Rasulullah SAW jika hadis tersebut marfu’, atau sampai kepada sahabat jika hadis tersebut mauquf, atau sampai kepada tabi’in jika hadis tersebut maqthu’.

Menurut definisi lainnya, kata takhrij berarti ad-dalalah ala mashadir al-hadis al-ashliyah wa azzuhu ilaihi (petunjuk yang menjelaskan kepada sumber-sumber asal hadis). Disini dijelaskan siapa-siapa yang menjadi para perawi dan mudawwin yang menyusun hadis tersebut dalam suatu kitab. Menurut mahmud ath-thahhan, definisi yang disebut ketiga ini yang banyak dipakai dan terkenal pada kalangan ulama ahli hadis. Berdasarkan definisi ini, ia menyebutkan pengertian takhrij sebagai berikut : “petunjuk tentang tempat atau letak hadis pada sumber aslinya, yang diriwayatkan dengan menyebutkan sanadnya, kemudian dijelaskan martabat atau kedudukannya manakala diperlukan.1

Berdasarkan definisi diatas, maka men-takhrij berarti melakukan dua hal, yaitu :

1. Berusaha menemukan para penulis hadis itu sendiri drngan rangkaian silsilah sanad-nya dan menunjukkannya pada karya-karya mereka, seperti kata-kata akhrajahuh al-baihaqi, akhrajahu al-Thabrani fi mu’jamih atau akhrajahu ahmad fi musnadih. Penyebutan sumber-sumber hadis dalam definisi diatas,

1 Sani, H.Abdullah.. Ulumul Hadist. (Bandung : Citapustaka Media

(8)

bisa dengan menyebutkan sumber utama atau kitab-kitab induknya, seperti kitab-kitab yang termasuk pada kutub as-sittah atau sumber-sumber yang telah diolah oleh para pengarang berikutnya yang berusaha menyusun dan menggabungkan antara kitab-kitab utama tersebut. Seperti al-Jami’ baina as-shahihain oleh al-humaidi atau sumber-sumber yang berusaha menghimpun kitab-kitab hadis dalam masalah-masalah atau pembahasan khusus, seperti masalah fiqh, tafisr atau tarikh.

2. Memberikan penilaian kualitas hadis apakah hadis itu sahih atau tidak. Penilaian ini dilakukan andai kita diperlukan. Artinya, bahwa penilaian kualitas suatu hadis dalam men-takhrij tidak selalu harus dilakukan. Kegiatan ini hanya melengkapi kegiatan takhrij tersebut sebab, dengan diketahui dari mana hadis itu diperoleh sepintas dapat dilihat sejauh mana kualitasnya.

B. Cara Men-Takhrij Hadis

Pada garis besarnya ada 5 cara atau jalan untuk men-takhrij hadis, yaitu :

Melalui pengenalan nama sahabat perawi hadis

Melalui pengenalan awal lafaz atau matan suatu hadis

Melalui pengenalan kata-kata yang tidak banyak beredar atau dikenal dalam

pembicaraan, tetapi merupakan bagian dari matan hadis (letak kata-kata tersebut bisa dimana saja, diawal, ditengah atau diakhir matan.

Melalui pengenalan topik yang terkandung dalam matan hadis

Melalui pengamatan tertentu terhadap apa yang terdapat dalam suatu hadis,

baik matan atau sanadnya.2

Men-takhrij melalui pengenalan nama sahabat perawi, Cara men-takhrij seperti ini hanya bisa dilakukan apabila telah diketahui maka pentakhrij-an dapat dilakukan dengan bantuan 3 macam kitab hadis, yaitu :

(9)

menggunakan bantuan bebrapa kitab hadis yang dapat menunjuk kepada sumber utamanya. Kitab-kitab dimaksud, ialah kitab-kitab yang memuat tentang hadis-hadis yang terkenal (al-musytaharah) nya disusun secara alfabetis, dan kitab-kitab kunci serta daftar isi kitab-kitab hadis tersebut.

a. Kitab-kitab yang memuat hadis-hadis yang banyak dikenal orang. Yang dimaksud dengan hadis-hadis yang banyak dikenal orang atau al-musytaharah dalam pembicaraan orang banyak, ialah hadis-hadis yang banyak berdar di masyarakat.

b. Kitab-kitab yang matan-nya disusun secara alfabetis

c. Kitab-kitab kunci dan daftar isi kitab hadis tertentu diantara para ulama, khusunya ulama mutaakhirin, ada juga yang berusaha membuat kitab kunci (al-miftah) dan kitab yang memuat daftar isi (al-fihris).

C. Tujuan Dan Penggunaan Men-Takhrij Hadis

Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang perlu dipelajari dan dikuasai. Sebab didalamnya dibicarakan berbagaikaidah untuk mengetahui darimana sumber hadis itu berasal. Selain itu, didalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khusunya dalam menentukan kualitas sanad hadis. Tujuan pokok mentahrij hadis adalah untuk mengetahui sumber dasar hadis tersebut yang berkaitan dengan maqbul dan mardud-nya.3

Sedangkan kegunaan takhrij ini, antara lain :

1. Dapat mengetahui keadaan hadis sebagimana yang dikehendaki atau yang ingin dicapai pada tujuan pokok diatas.

2. Dapat mengetahui keadaan sanad hadis dan silsilahnya berapun banyaknya, apakah sanad-sanad itu bersambung atau tidak.

3. Dapat meningkatkan kualitas suatu hadis dari Dha’if menjadi Hasan, karena ditemukannya Syahid atau Mu’tabi.

4. Dapat mengetahui bagaimana pandangan para ulama terhadap kesahihan suatu hadis.

5. Dapat membedakan mana para perawi yang ditinggalkan atau yang dipakai.

(10)

6. Dapat menetapkan sesuatu hadis yang dipandang Mubham menjadi tidak Mubham karena ditemukannya beberapa jalan sanad, atau sebaliknya.

7. Dapat menetapkan mustahil kepada hadis yang diriwayatkan dengan menggunakan Adat At-Tahammul Wa Al-a-da’ ( kata-kata yang dipakai dalam penerimaan dan periwayatan hadis) dengan an’anah ( kata-kataan/dari).

8. Dapat memastikan identitas para perawi, baik berkaitan dengan kunyah ( julukan), laqab (gelar), atau nasab (keturunan), dengan nama yang jelas.

D. Sejarah Takhrij

Kegiatan men-takhrij hadis muncul dan diperlukan pada masa Mutaakhirin. Sedang sebelumnya, hal ini tidak pernah dibicarakan dan diperlukan. Kebiasaan ulama Mutaqaddimin menurut Al Iraqi, dalam mengutip hadis-hadisnya tidak pernah membicarakan dan menjelaskan darimana hadis itu dikeluarkan, serta bagaimana kualitas hadis-hadis tersebut, sampai kemudian datang An-nawawi yang melakukan hal itu. Ulama yang pertama kali melakukan takhrij menurut Mahmud Ath-thahhan ini, ialah Al-Khatib Al-bagdadi (463 H). Kemudian dilakukan pula oleh Muhammad bin Musa al-Hazimi (W.584 H) dengan karyanya Takhrij Al-Hadis Al-Muhadzdzab. Ia mentakhrij kitab fiqh Syafi’iyah karya Abu Ishaq Asy-Syirazi. Ada juga ulama lainnya, seperti Abu Al-Qasim Al-Husaini dan Abu Al-Al-Qasim Al-Mahrawani. Karya kedua ulama ini hanya berupa Mahthuthah (manuskrip) saja.4

Pada perkembangan selanjutnya, cukup banyak bermunculan kitab-kitab tersebut yang berupaya men-takhrij kitab-kitab dalam berbagai disiplin ilmu agama. Yang termasyhur diantara kitab-kitab tersebut, selain karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi diatas, ialah kitab takhrij Ahadts Al-Mukhtashar Al-Kabir karya Muhammad bin Ahmad Abd Al-Hadi Al-Maqdisi (W 744 H), Nashb ar-rayah liahadis al-hidayah dan takhrij ahadis al-kasyaf, keduanya karya Abdullah binyusuf Al-Zaila’i ( W.762 H), dan Al-Badr Al-Munir fi Takhrij Al-Ahadis wa Al-Atsaral-Waqi’ah fi syarh Al-Kabir karya Ibn Al-Mulaqqin (W.804 H).

(11)

E. Pengenalan Kitab-Kitab Terkait, Dan Penggunaanya

Dalam melakukan takhrij, seseorang memerlukan kitab-kitab tertentu yang dapat dijadikan pegangan, atau pedoman sehingga dapat melakukan kegiatan takhrij secara mudah dan mencapai sasaran yang dituju. Diantara kitab-kitab yang dapat dijadikan pedoman dalam mentakhrij adalah :

Ushul at-Takhrij Wa Dirasat al-Asaanid oleh Mahmud Thahhan

Hushul at-Tafrij bi ushul at-takhrij oleh Ahmad Ibnu Muhammad Ash-Shiddiq Al-Gharami

Thuruq Takhrij Hadis Rasulillah SAW karya Abu Muhammad Al-Mahdi Ibnu

Al-Qadiir Ibnu Abdil Hadi

Metodologi penelitian Hadis karya Syuhudi Isma’il,dll.

Selain kitab diatas, didalam mentakhrij diperlukan juga bantuan dari kitab-kitab kamus atau Mu’jam Hadis dan Mu’jam Para Perawi Hadis, yang diantaranya seperti :

1. Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaz Al-Hadis An-Nabawi, oleh A.j.Wensinck. 2. Miftah Kunuz As-Sunnah, Juga oleh A.J.Wensinck yang memerlukan waktu

selama 10 tahun untuk menyusun kitab tersebut. Kitab ini diterjemahkan kedalam Bahasa Arab Oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi.

Sedangkan cara pelaksanaan dan metode takhrij di dalam melakukan takhrij ada 5 metode yang dapat dijadikan sebagai pedoman, yaitu :

a. Takhrij menurut lafaz pertama matan hadis

b. Takhrij menurut lafaz-lafaz yang terdapat di dalam matan hadis. c. Takhrij menurut perawi pertama.

d. Takhrij menurut tema hadis

e. Takhrij menurut klasifikasi(status) hadis.5

5 Ismail, M. S.. Pengantar Ilmu Hadist. (Bandung: Angkasa 1994) Hal.

(12)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Takhrij hadis adalah bagian dari penelitian hadis. Sebelum mengenal pengertian takhrij hasid ada baiknya juga dikenal terlebih dahulu dua kata lain yang mempunyai kata dasar yang sama dari kata ( جرخ ), yaitu ( جارخا ) yang penggunaannya sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sani, H.Abdullah. 2013. Ulumul Hadist. Bandung : Citapustaka Media Perintis

Referensi

Dokumen terkait

Data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan (observasi), dan catatan lapangan akan dianalisis dengan menggunakan metode alur berkesinambungan. Jika ada data

Berdasarkan uraian karakter generasi milenial diatas, dapat disimpulkan bahwa generasi milenial akan merasa puas ditempat kerja apabila jadwal pekerjaan tersebut dirasa

Objective-C saat ini banyak digunakan pada platform Mac OS X dan iOS (iOS adalah sistem operasi untuk iPhone, iPod Touch dan iPad. Dengan adanya framework

Mengingat tujuan penelitian ini adalah mengaji efektivitas tutorial karya ilmiah dan mata kuliah metode penelitian sosial dalam menunjang penulisan karya ilmiah mahasiwa

Bersama ini diumumkan daftar nama peserta yang dinyatakan memenuhi syarat tes fisik dan berhak mengikuti tes laboratorium dan penunjang Rekrutmen Umum Lokasi :

2) Untuk mengetahui karakteristik aitem tiap Subtes berdasarkan unidimensional item response theory (UIRT) dilakukan kalibrasi parameter aitem pada tiap subtes

c. Lampiran jika diperlukan, seperti: foto/dokumentasi, data dan informasi lainnya yang mendukung isi tulisan. Naskah, mulai dari Pendahuluan sampai dengan Kesimpulan dan Saran,

Pengaruh Electronic Word of Mouth Pada Online Travel Agent Terhadap Minat Berkunjung ke Kamojang Green Hotel & Resort,Garut.. The Impact of E-commerce on Travel