• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan PKL Mahasiswa Kegiatan Pemuatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan PKL Mahasiswa Kegiatan Pemuatan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Di Kebun Sungai Panci Estate Region Kalsel 1 PSM 3

Di Kecamatan Klupang Hilir, Kabupaten Kota Baru, Propinsi Kalimantan Selatan

Disusun Oleh : ARIF STYAWAN

14/16747/SPKS

“Laporan Kegiatan Pemuatan dan Pengangkutan TBS”

MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setelah kegiatan panan selesai TBS yang terletak pada TPH segera dimuat dan diangkut ke PKS pada hari yang sama, selanjutnya diproses menjadi minyak sawit mentah (CPO). Pemuatan dan pengangkutan TBS dari kebun memperhatikan aspke keselamatan kerja dan aspke lingkungan yang diatur sesuai dengan prosedur.

Panen dan pengangkutan TBS merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu produk crude palm oil (CPO), oleh karena itu diperlukan pengawasan pada prioritas tertinggi. Dalam pengelolan kebun kelapa sawit, faktor transportasi mendapat perhatian khusus. Keterlambatan (restan) pengangkutan TBS ke PKS akan mempengaruhi preoses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu produk akhir. Transport yang lancar menyebabkan program perawatan tanaman (khususnya pemupukan) sesuai dengan rencan sehingga unit kendaraan kebun dapat dialokasikan selurunhnya pada kegiatan transport TBS pada bulan produksi puncak. dengan hasil penimbangan di PKS. Khusus pengiriman TBS jarak jauh yang melewati jalan raya, harus ditimbang sebelum dikirim dan dilengkapi jaring dengan rantai keliling yang pada simpulnya diberi segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas di pabrik untuk mencegah adanya pencurian TBS di jalan.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemuatan dan Pengangkutan TBS

Pemutan dan pengangkutan yaitu semua kegiatan yang berhubungan dengan taransportasi TBS kelapa sawit di kebun ke PKS untuk di olah menjadi minyak sawit mentah (CPO). Pengangkutan terdiri dari pengangkutan manual, pengangkutan mekanis, dan Bin Sistem. Pengangkutan manual yaitu pemuatan TBS yang menggunakan tenga kerja manusia. Pengangkutan mekanis yaitu pemuata TBS menggunakan alat transportasi yang dilengkapi dengan alat bantu mekanis seperti crane grabber. Pengangkutan Bin sistem yaitu pengangkutan dengan meggunakan alat pengangkut truk hooklift (prime mover) yang terpisah dengan box (bin) sebagai tempat penggumpulan TBS.

Jika pengangkutan dilakukan dengan manual maka perlu adanya jaring TBS, jaring TBS adalah anyaman dari tali nilon 8 mm yang dirajut berbentuk belah ketupat dengan ukuran panjang kali lebar 10 x 10 cm dan pada bagian ujung diikat. Pengikatan bisa menggunakan tali tambang dan rantai pengikat dengan bahan terbuat dari besi berbentuk oval dengan ketebalan besi 3 mm dan dirakit tersambung. Setelah diikat perlu adanya segel TBS yaitu alat pengaman yang dibuat dari bahan plastik (High Quality Food Grade Polypropylene) atau dari bahan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

(4)

harian dilaporkan kepada PKS dan transportir. Data tersebut juga berguna untuk penyediaan kendaraan oleh transport.

Pemuatan manual dilakukan menggunakan tajok dan atau gancu, pemuatan brondolan ke truk menggunakan karung. Dengan semakin sulitnya mendapatkan tenaga kerja muat dalam jumlah cukup secara berkesinambungan, maka digunakan kendaraan atau traktor dilengkapi dengan crane grabber, agar tenaga kerja lebih efisien. Pengangkutan TBS dengan kendaraan kebun yaitu pengangkutan TBS dilakukan dan diawasi oleh kebun. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pengangkutan TBS dilakukan oleh kontaraktor, biaya angkut dihitung berdasarkan harga per kilogram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS.

(5)

III. TATA LAKSANA PKL A. Alat dan Bahan Kegiatan

1. Pemuatan dan Pengangkutan TBS

a. Pemuatan dan Pengangkutan TBS secara Manual 1. Pemuat Manual

 Alat : Tojok, karung dan garukan 2. Pemuatan Mekanis

 Alat : Crane grabber 3. Pemuatan Bin Sistem

 Alat : Truk hooklift (prime over) 4. Kerani Transport

 Alat : Truck, pulpen.

 Bahan : Buku Pengiriman, SPB, dan segel kebun B. Prosedure Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

1. Pemuatan dan Pengangkutan TBS a. Pemuatan TBS

1. Pemuatan Manual

 Pastikan TBS yang siap dimut diberi tanda oleh kerani produksi.

 Pastikan pemuat tersedia sesuai dengan kebutuhan  Hitung dan catat TBS oleh kerani transport.  Muat TBS ke alat transportasi.

 Pastikan brondolan bersih, tidak tercampur kotoran seperti sampah, tanah, pasir, kerikil, dan goni.

 Muat TBS ke armada dengan 2. Pemuatan Mekanis

 Muat TBS ke armada dengan crane grebber atau alat muat lainya.

(6)

b. Pengangkutan TBS

1. Pengangkutan dengan truk

 Siapkan unit truk angkut TBS sesuai keperluan.

 Pastikan kelayakan truk, tersedia tenaga muat yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja.

 Pastikan truk melalui jalan terpendek ke pabrik untuk kapasitas 2 ton, untuk angkut TBS dari TPH dan bongkar ke Bin.

 Cadangkan satu unit scaissor lift tiap kebun dan satu unit traktor setiap wilayah kontrol.

 Siapkan bin sesuai keperluan sebagai tempat pengumpulan TBS yang dimuat scissor lift.

 Siapkan prime mover, truk dilengkapi sistem hidrolik atau hooklift untuk mengangkut bin ke PKS dan membawa bin kosong lokasi yang ditentukan.

c. Pemasangan Jaring dan Segel

 Isi truk atau bin dengan TBS sampai muatan maksimal 2 lapis di atas bak

 Susun rapi TBS yang telah dimuat agar pemasangan jaring lebih mudah dan lebih kuat.

 Rentangkan jaring ke seluruh permukaan bak truk atau bin dan pastikan menutup sempurna semua permukaan TBS.

(7)

 Ikat ujung rantai satu sama lain dengan cara disimpul, kemuadin pasang segel pada pertemuan simpul rantai.

 Buat catatan SPB informasi muat sesuai form dan nomor segel dan tanda tangan supir atau oprator dan dilanjutkan dengan staf kebun.

(8)

IV. HASIL PELAKSANAAN PKL 1. Panen

a. Alat Transport Panen 1. Gancu

2. Tojok

3. Crane grebber

4. Bin

(9)

6. Truk

7. Scissor lift

d. Proses Muat TBS

1. Pemuatan Secara Manual

(10)

e. Proses Angkut TBS

1. Pengangkutan Dengan Truk

2. Pengangkutan Dengan Bin Sistem

f. Pemasangan Jaring dan Segel 1. Pemasangan Jaring

(11)

V. PEMBAHASAN

Panen dan pengangkutan TBS merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam penentuan mutu produk crude palm oil (CPO), oleh karena itu diperlukan pengawasan pada prioritas tertinggi. Untuk menjaga kualitas buah sampai di PKS tetap kondisi baik maka ada beberapa perlakuan yang harus segera dilakukan setelah kegiatan penan selesai dilakukan.

Pemuatan secara mekanis perlu di terapkan di perkebunan kelapa sawit dengan semakin sulitnya mendapatkan tenaga yang sanggup dalam jumlah cukup secara berkesinambungan, maka telah mulai menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan crane grapple, agar tenaga kerja lebih efisien dan efektif jika dibadingkan dengan pemuatan manual maka bisa dilihat dari jumlah tenaga kerja yang di pakai jika truk yang dilengkapi crane grapple, maka tidak perlu menggunakan 2 tenaga pembantu cukup supir sebagai pengemudi operator crane serta 1 krani transport menghemat 2 tenaga kerja dan mengurangi terjadinya kecelakaan akibat kejatuhan buah. Biasanya susunan TBS di TPH apabila memuat dengan pengangkutan menggunakan crane grapple makaTBS harus disusun membentuk prisma segitiga oleh pemanen di TPH agar sesuai dengan daya angkut crane grabble dan luasan capitannya. Carane grabble di pasang pada traktor dibagian belakang dan dipasang juga scissor life untuk memuat buah atau tempat peletakan TBS setelah dicampit untuk diangkut ke bin yang digandengkan di trakor. Scissor life mempunyai unit hidrolik yang berfungsi untuk mengangkat bak untuk menumpahkan TBS di bin.

(12)

VI. KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanan praktek kerja langan yang dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan bahwa :

1. Dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan TBS di lapangan ke PKS perlu adanya pengawasan yang ketat dimana rani transport satu divisi satu orang yang bertugas untuk memastikan TBS yang dikirim ke PKS sudah diperiksa dan diberi tanda oleh krani produksi. Apabila diperlukan lebih, harus atas persetujuan RC Data dari krani transport dapat digunakan sebagai salah satu alat cross check bagi Assisten terhadap pencatatan yang dilakukan oleh krani produksi.

2. Sebelum di grading pabrik dilakukan minimal 10% dari produksi yang diterima di PKS dan truk buah yang akan digrading maka greding juga bisa dilakukan sewaktu TBS masih di lapangan, karena tidak menutup kemungkinan petugas/karyawan grading sedikit yang menyaksikan greding yang dilakukan oleh pabrik yang disaksikan oleh kebun.

3. Kerani transport perlu mengidentifikasi TBS di TPH yang siap dimuat agar tidak terjadi miskumunikasi yang menyebabkan buah tertinggal di TPH ataupun pemanen mengeluarkan buah telat ke TPH sementara buah yang di TPH lain telah dimuat, untuk itu sebelum di muat perlu adanya kordinasi antara mandor produksi, kerani produksi dan kerani transport. 4. Sebelum bauh dimuat kedalam bin maka kondisi alat transport, alat muat

dan kelengkapan yang lain perlu adanya pengecekan agar dalam proses muat dan pengangkutan berjalan lancar, perlu diperhatikan juga peletakan bin-bin yang sesuai.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Buku Panduan Praktek Lapangan. Yogyakarta: Institut Pertanian STIPER

Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya

Klupang Hilir, 23 September 2016 Mengetahui

Pembimbing PKL Lapangan

(Eka Umbara Saputra)

Penyusun

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan analisa kadar unsur hara Karbon Organik di dalam tanah perkebunan kelapa sawit secara Titrimetri di Pusat Penelitian Kelapa Sawit ( PPKS ) Medan.. Berdasarkan

13 292 Kementerian Pertanian 1 Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2010 dan 2011 pada Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Wilayah

Limbah pelepah sawit di perkebunan belum banyak dimanfatkan hingga saat ini. Pada umumnya pekebun hanya menumpuk pelepah diantara tanaman kelapa sawit pada saat panen,

Untuk bertahan menjadi negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia perlu melaksanakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara efisien dengan produktivitas

Pada prinsipnya konsep pembuangan limbah cair pabrik kelapa sawit ke areal perkebunan kelapa sawit seperti di jelaskan diatas adalah suatu metode pemamfaatan limbah cair yang

Pemetikan pucuk di Unit Perkebunan Tambi dilakukan dengan dua cara, yaitu secara semi mekanis dengan menggunakan gunting petik dan secara mekanis dengan menggunakan

Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan investasi yang cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara optimal.Mengingat hal tersebut,

Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di sementara utara dan daerah istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa propinsi, antara lain; sementara barat, Sumatera Barat,