• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kepentingan manusia ini sangat beragam, bisa di tinjau baik dari segi ekonomi, estetika, kesehatan, maupun lingkungan. Dengan demikian, masalah gulma tidak hanya ditemui pada proses budidaya tanaman, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya seperti kebersihan trotoar, lapangan parkir,gedung-gedung, pemukiman, jalan raya, jalan kereta api, kelestarian lingkungan, dan sebagainya, ( Sembodo, Dad R.J. 2010)

2.2.Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit

Berdasarkan morfologinya, gulma dapat dibedakan menjadi gulma berdaun sempit, gulma teki – tekian, gulma berdaun lebar, gulma pakis – pakisan, dan gulma Epifit. Prayogi 2016

2.2.1 Gulma berdaun sempit

Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut: daun menyerupai pita, batang tanaman beruas – ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar dan memiliki pelepah/helaian daun.

Tabei 2.2.1. Gulma berdaun sempit

No. Nama Ilmiah Golongan/Famili Nama lokal

1. Axonopus compressus Graminae Rumput pait

2. Centotheca Lappacea Graminae Suket lorodan

3. Cyrtococcum oxyphyllum Graminae Rumput kretekan

4. Digitaria adscendens Graminae Genjoran

(2)

6 Sumber : Sembodo, Dad R.J. 2010

2.2.2. Gulma teki – tekian

Gulma yang termasuk golongan cyperaceae memiliki ciri utama letak daun berjejal pada pangkal batang, bentuk daun seperti pita, tangkai bunga tidak beruas dan bentuk silindris, segi empat atau segitiga.

( Sembodo, Dad R.J. 2010 ) Tabel 2.2.2. Gulma Teki – tekian

No Nama Ilmiah Golongan/Famili Nama lokal

1 Cyperus kyllingia Cyperaceae Teki

2 Cyperus rotundus Cyperaceae Teki

3 Selaria sumatrensi Cyperaceae Kerisan

Sumber : Sembodo, Dad R.J. 2010.

2.2.3. Gulma Berdaun Lebar (Broadleaf Weeds)

Pada umumnya,gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua, meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar memiliki ciri – ciri bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar

Tabel 2.2.3. Gulma Berdaun Lebar

No Nama Ilmiah Suku Nama lokal

1 Borreira latifolia Rubiaceae Kentangan

2 Clidemia hirta Melastomaceae Senggani

3 Commelina diffusa Commelinaceae Brambangan

4 Croton hirtus Euphorbiaceae Jarakan

5 Mikania micrantha Asteraceae Sembung rambat

Sumber : Sembodo, Dad R.J. 2010.

(3)

7

Gulma jenis pakis – pakisan (Frens) pada umumnya umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang dan menjalar.

(Sembodo, Dad R.J. 2010 )

2.3.1. Cyclosorus Aridus (Don.)

C.aridus merupakan pakis tanah tahunan yang menyukai tanah agak lembab atau yang tidak begitu kering , suasana terbuka atau sedikit ternaung di perkebunan karet C.aridus merupakan pakis yang paling umum dan sering dijumpai baik di areal tanaman muda maupun di tanaman menghasilkan dan tanaman tua. Pakis kadal membentuk spora, berkembang biak terutama dengan rimpang.Tanda pengenalnya di lapangan adalah helai daunnya melengkung, anak daun duduk dan satu sama lain berantara, tepinya bergigi agak dalam, bertulang menyirip

Gambar 2.2.1 Cyclosorus Aridus (Don.) (Sumber data primer 2018)

Klasifikasi Cyclosorus Aridus (Don.) Kingdom : Plantae

Divisio : Pteridophyta Kelas : Filicopsida Ordo : Polypodiales Famili : Polypodiaceae

(4)

8 Genus : Cyclophorus

Spesies : Cyclophorus aridus ( Don. ) Ching. Paku kadal ( nama daerah )

(Sembodo, Dad R.J. 2010 )

2.3.2. Gleichenia Linearis Clarke.

Tumbuhan pakis tahunan yang merayap, sering membentuk jalinan ‘sheet’ yang rapat. Ciri khasnya adalah rimpangnya (sehari-hari disebut ‘batang’) licin, keras, bercabang menggarpu (dichotomy), pada cabang terdapat dua helai daun yang melintang.

G. linearis adalah pakis tanah yang kadang-kadang membentuk belantara yang rapat, terutama tumbuh di daerah yang banyak hujan dan terbuka, daerah penyebarannya meliputi 30-2800 m diatas muka laut. Kerugian yang ditimbulkannya adalah efek persaingan baik dengan tanaman karet maupun dengan tanaman penutup tanah kacang-kacangan.pada musim kemarau ‘batang’ kering dan sangat mudah terbakar. Selain di perkebunan karet sering terdapat diareal tanaman kelapa sawit dan kelapa.

Gambar 2.2.2 Gleichenia Linearis Clarke (Sumber data primer 2018)

(5)

9 Klasifikasi Gleichenia Linearis Clarke Divisi : Pteridophyta

Kelas : Gleicheniopsida Sub Kelas : Gleicheniatae Ordo : Gleicheniales Famili : Gleicheniaceae Genus : Gleichenia

Spesies : Gleichenia linearis (Sembodo, 2010)

2.4.Metode Pengendalian

Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit yang dilaksanakan secara terpadu, yaitu mengkobinasikan cara manual atau mekanis, kimia dan hayati (mengefektifkan peran tanaman kacang penutup tanah atau LCC) membawa hasil yang baik (Djoehana, 2010).

2.4.1. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian gulma secara kimia adalah langkah terakhir yang dilakukan dalam mengendalikan gulma. Pengendalian gulma secara kimia harus memperhatikan lingkungan dan manusia agar tidak membahayakan . Pengendalian gulma secara kimia harus tepat dilakukan agar gulma sasaran dapat dikendalikan dan tidak menimbulkan pencemaran bahan kimia (Mangoensoekarjo, Soepadiyo. 2015)

2.4.2. Pengendalian Secara Manual

Pengendalian gulma secara mekanis dilakukan dengan cara memotong atau membongkar gulma. Jenis pengendalian gulma secara mekanis diantaranya dilakukan dengan manual dan menggunakan mesin pemotong rumput. Pengendalian gulma secara manual dilakukan untuk mengendalikan jenis gulma berkayu. Gulma berkayu

(6)

10

yang dikendalikan secara manual diantaranya adalah Melastoma malabathricum, Ficus sp, Lantana camara, dan anakan sawit. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara memotong dan membongkar gulma agar tidak tumbuh kembali. (Prayogi, 2016).

2.5. Herbisida

Racun Gulma (Hesorbisida) adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebarkan penurunan hasil (Gulma).Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh dilahan tersebut. Karena kopetisi dalam mendapatkan Hara di tanah, perolehan cahaya matahari, atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebgai salah satu sarana pengendaian tumbuhan asing ini. (Sembodo, Dad R.J. 2010 )

Terdapat dua tipe Herbisida menurut aplikasinya : 1. Herbisida pratumbuh (Preenergence Herbicide) 2. Herbisida pascatumbuh(Postemergence Herbicide).

Yang pertama disebarkan pada lahan setelah diolah namun sebelum benih ditebar (Atau sebera setelah benih ditebar).Biasanya Herbisida jenis ini bersifat nonselektif, yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya.Herbisida jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan pokonya. Dari cara kerjanya herbisida ada dua macam, Hernisida Kontak dan Herbisida Sistemik. Herbisida Kontak adalah herbisida yang berguna untuk menyiang gulma dengan secara langsung mengganggu tanaman untuk berfototsintesis, gulma yang secara langsung terkena Herbisida Kontak akan mati. Herbisida Sistemik adalah herbsida yang cara kerjanya yang menggangu enzim yang berperan dalam membentuk Asam Amino yana dibutuhkan tananaman, dan mudah

(7)

11

menyerap keseluruh jaringan tanaman, gulma akan mati sampai keakar-akarnya (Sembodo, Dad R.J. 2010 )

2.6. Kandungan Pada Gus-Bensol (Garam, Urea, Sabun Deterjen, Bensin, Solar) 2.6.1 Garam

Cekaman garam (salin) pada tanaman bisa mengakibatkan pertumbuhan tidak normal. Daun kecil dan terbakar, pertumbuhan kerdil, buah tidak sempurna, dan hasil menurun. Kadar garam yang tinggi (tanah salin) merupakan hasil dari pembentukan mireal-mineral garam terlarut, akumulasi garam dari irigasi yang membawa garam, intrusi air laut, sungai atau danau. Air diserap oleh akar tanaman beserta garam larut masuk ke dalam tanaman melalui suatu proses yang disebut osmosis, yang melibatkan pergerakan air dari tempat dengan konsentrasi garam rendah (tanah) ketempat yang memiliki konsentrasi garam tinggi (bagian dalam dari sel-sel akar). Peningkatan konsentrasi garam terlarut di dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik sehingga menghambat penyerapan air dan unsur-unsur hara yang berlangsung melalui proses osmosis. Jumlah air yang masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman dan tanaman akan layu dan mati. konsentrasi garam-garam terlarut yang cukup tinggi akan menimbulkan stres dan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan tanaman. (Mindari, 2009).

Kelebihan NaCl atau garam lain dapat mengancam tumbuhan karena dua alasan. Pertama, dengan cara menurunkan potensial air larutan tanah, garam dapat menyebabkan kekurangan air pada tumbuhan meskipun tanah tersebut mengandung banyak sekali air. Hal ini karena potensial air lingkungan yang lebih negatif dibandingkan dengan potensial air jaringan akar, sehingga air akan kehilangan air, bukan menyerapnya. Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan ion-ion tertentu lainnya dapat menjadi racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya relative tinggi. Membran sel akar yang selektif permeabel akan menghambat pengambilan sebagian besar ion yang

(8)

12

berbahaya, akan tetapi hal ini akan memperburuk permasalahan pengambilan air dari tanah yang kaya akan zat terlarut. (Mindari, 2009).

2.6.2 Urea

Urea merupakan salah satu pupuk yang mengandung 46% N dengan rumus kimia NH2CONH2. Nitrogen merupakan unsur utama yang banyak diperlukan untuk padi sawah terutama varietas unggul dengan teknik bercocok tanam insetif. Unsur N mudah bergerak (mobile) dan berubah bentuk menjadi gas serta hilang melalui penguapan (volatilisasi) dan pencucian (leaching). Oleh karena itu dalam aplikasinya dilapangan efesiensi pupuk N hanya sekitar 30-40 % dari jumlah pupuk yang diberikan (Setyorini & Widowati 2008)

2.6.3 Sabun Deterjen

Secara umum istilah dari deterjen digunakan untuk bahan atau produk yang mempunyai fungsi meningkatkan kemampuan pemisahan suatu materi dari permukaan benda, misalnya kotoran dari pakaian, sisa makanan dari piring atau buih sabun dari permukaan benda serta mendispersi dan menstabilisasi dalam matriks seperti suspensi butiran minyak dalam fase seperti air (Showell, 2006).

Sifat sifat yang dimiliki oleh sabun adalah:

1. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak 2. Sabun menghasilkan buih atau busa

3. Sabun mempunyai sifat membersihkan, sifat ini disebabkan proses kimia koloid.

2.6.4 Bensin

Bensin atau gasoline atau petrol adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen

(9)

13

dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ. Hasil penyemprotan menggunakan minyak dapat menutupi mulut daun (stomata) dan akan mengganggu pernapasan (respirasi) tanaman. Jika pertukaran gas melalui stomata terlalu lama terhambat, daun akan kehilangan warna normalnya, menjadi kuning dan akhirnya gugur. Minyak juga dapat merusak lapisan lilin di permukaan daun. (Pertamina, 2005 dalam Sccribd, 2016).

2.6.5 Solar

Minyak didefinisikan sebagai cairan alami yang tidak larut dalam air, memiliki kekentalan (viskositas), dan mudah terbakar. Beberapa jenis minyak dapat dilarutkan ke dalam air dengan bahan pengemulsi, seperti sabun atau senyawa alkali (Novizan, 2002).

Minyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive DieselOil, dan Hight Speed Diesel (Pertamina, 2005 dalam Sccribd, 2016).

Minyak solar mempunyai sifat-sifat umum yaitu :

1. Tidak mempunyai warna atau sedikit kekuningan dan berbau 2. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal

3. Mempunyai titk nyala yang tinggi (40 C sampai 100 C) 4. Terbakar secara spontan pada suhu 350 C

5. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86

6. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500kcal/kg)

7. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin. (Pertamina, 2005 dalam Scribd, 2016).

(10)

14 2.7. Efektifitas Pengendalian

Pengendalian gulma secara kimia telah sering digunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan, untuk menekan pertumbuhan gulma yang dapat mengurangi produksi tanaman kelapa sawit maka gulma harus dikendalikan bukan untuk diberantas ataupun dimusnahkan.

Hasil penyemprotan minyak dapat menutupi mulut daun (stomata) dan akan mengganggu pernapasan (respirasi) tanaman. Jika pertukaran gas melalui stomata terlalu lama terhambat, daun akan kehilangan warna normalnya, menjadi kuning dan akhirnya gugur. Minyak juga dapat merusak lapisan lilin di permukaan daun.

Gambar

Tabel 2.2.3. Gulma Berdaun Lebar
Gambar 2.2.1 Cyclosorus Aridus (Don.)   (Sumber data primer 2018)
Gambar 2.2.2 Gleichenia Linearis Clarke   (Sumber data primer 2018)

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode pengendalian gulma yang umum dan utama pada perkebunan kelapa sawit adalah pengendalian secara kimia dengan menggunakan herbisida, karena cara ini lebih

Ekstrak Gulma Kirinyuh ( Chromolaena odorata ) sebagai Bioherbisida Pra Tumbuh untuk Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa

Tujuan dari manajemen aplikasi pupuk di perkebunan kelapa sawit adalah menciptakan kondisi kesuburan tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa

Gulma ini biasanya diakhir masa budidaya kelapa sawit. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Pada umumnya gulma ini merupakan tumbuhan berkeping dua,

Ulat pemakan daun kelapa sawit merupakan hama paling penting dalam perkebunan kelapa sawit karena ulat ini memakan anak-anak daun dari tanaman muda dan tanaman

Pengendalian gulma pada pembibitan main nursey tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara manual dan kimia, untuk gulma di dalam polybag dengan cara manual sedangkan gulma di

Pengendalian Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS) degan menggunakan insektisida kimia jika tingkat populasi sudah sangat tinggi dan tidak dapat dilakukan dengan

Aplikasi pemupukan di perkebunan kelapa sawit merupakan investasi yang cukup besar dalam rangka mencapai produksi kelapa sawit secara optimal.Mengingat hal tersebut,