• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan

dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia, sebagai

berikut:

Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 (上)

Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (A) dan汉日语疑问代词的用法

与比较 (下) Han Ri Yu Yi Wen Dai Ci De Yong Fa Yu Bi Jiao (B) menjelaskan

tentang penggunakan kata-kata tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang.

Terdapat enam kata tanya yang dijelaskan dalam jurnal tersebut, antara lain: kata

apa, siapa, dimana, bagaimana, kapan, dan berapa. Dalam jurnal tersebut

penulis dapat melihat stuktur jenis kalimat tanya dengan kata tanya dalam dua

bahasa dari beberapa contoh-contoh kalimat tanya yang disajikan. Terdapat enam

bagian dalam jurnal tersebut yang memberikan contoh-contoh kalimat tanya dalam

bahasa Mandarin dan bahasa Jepang mengenai masing-masing kata tanya.

Terdapat persamaan struktur yang terlihat dari peletakan beberapa kata tanya yang

(2)

Fukui (2009) dalam jurnal yang berjudul 汉日语选择问句对比 Han Ri Yu Xuan Ze Wen Ju Dui Bi menguraikan tentang kalimat tanya pilihan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Jepang. Dalam bahasa Mandarin, partikel tanya diletakkan di

akhir kalimat tanya, sedangkan dalam bahasa Jepang partikel tanya diletakkan dua

kali yaitu setiap setelah pilihan yang diajukan dalam pertanyaan tersebut. Jurnal

tersebut memberi kontribusi berupa struktur kalimat tanya pilihan dalam bahasa

Mandarin dan bahasa Jepang melalui contoh-contoh kalimat yang disajikan.

Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kalimat

Tanya Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin” menjelaskan mengenai 5 jenis, ciri,

dan makna kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin. Penulis menemukan teknik

penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris yang juga dapat

diterapkan dalam penelitian ini, yaitu teknik pengumpulan data dengan metode

studi kepustakaan. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data juga menjadi

acuan bagi penulis dalam penelitian ini agar menjadi lebih sistematis.

Miyanty (2012) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Struktur,

Jenis, Dan Ciri Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia”

menjelaskan mengenai struktur, jenis, dan ciri kalimat tanya dalam Bahasa

Mandarin. Penggunaan metode penelitian yang dalam skripsi tersebut yaitu

metode deskriptif kualitatif sehingga dapat menyajikan hasil penelitian mengenai

(3)

2.2Konsep

Konsep merupakan sebuah rancangan dasar atau kerangka dalam sebuah tulisan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah gambaran mental dari

objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi

untuk memahami hal-hal lain.

Adapun konsep dari penelitian ini adalah mengenai:

2.2.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mencari

persamaan atau perbedaan antara bahasa pertama (B1) dengan bahasa target (B2).

Analisis kontrastif digunakan dengan cara membandingkan dua bahasa sehingga

perbedaan dan persamaannya dapat terlihat. Teori ini merupakan sebuah metode

untuk mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan perbedaan atau

persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan

(Ridwan, 1998:8). Maka dari itu, penulis menggunakan teori analisis kontrastif

untuk mencari perbedaan dan persamaan antara kedua bahasa.

Menurut Tarigan (1995), analisis kontrastif memiliki dua aspek yaitu aspek

linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah

perbandingan antara kedua bahasa tersebut, yaitu apa yang akan dibandingkan dan

(4)

penyampaiannya untuk bahan ajar. Namun aspek psikologis kurang dikembangkan

karena kurang mendapat perhatian.

Analisis kontrastif berbeda dengan analisis komparatif. Analisis komparatif

menganalisis adanya perbedaan dan persamaan dari dua bahasa yang serumpun.

Sedangkan analisis kontrastif menganalisis dua bahasa yang berasal dari rumpun

yang berbeda. Dalam penelitian ini bahasa yang akan dianalisis adalah Bahasa

Mandarin dan Bahasa Jepang yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda

sehingga digunakan teori analisis kontrastif.

Penggunaan analisis kontrastif bertujuan untuk mengetahui

perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan di antara dua bahasa atau lebih yang berguna

untuk mengurangi kesalahan dalam mempelajari sebuah bahasa. Analisis

kontrastif dapat difungsikan pada bidang pengajaran, pembelajaran, ataupun

penerjemahan.

2.2. Kalimat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat berarti satuan bahasa yang

secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual

ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat tanya merupakan salah satu jenis

kalimat harus dipelajari dalam mempelajari sebuah bahasa baru. Kalimat tanya

(5)

adalah kalimat yang berisi pertanyaan kepada pihak lain untuk memperoleh

jawaban dari pihak yang ditanya.

Adapun ciri-ciri sebuah kalimat tanya adalah intonasi naik pada akhir kalimat,

menggunakan kata tanya, ataupun menggunakan partikel tanya –kah yang bersifat

memperhalus pertanyaan. Penyampaian kalimat tanya bermaksud untuk

mendapatkan jawaban berupa informasi atau penjelasan.

1. Kalimat Tanya Bahasa Mandarin

Dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya. Tandy (2011)

mengatakan bahwa di dalam bahasa Mandarin terdapat 5 jenis kalimat tanya, ke

lima jenis kalimat tanya dalam Bahasa Mandarin adalah sebagai berikut:

1. 是非问句Kalimat Tanya ya/tidak

2. 特指问句 Kalimat Tanya dengan kata tanya

3. 正反问句 Kalimat Tanya Negatif

4. 选择问句Kalimat Tanya Pilihan

5. 反问句Kalimat Tanya Retorik

2. Kalimat Tanya Bahasa Jepang

Bahasa Jepang memiliki dua bentuk kalimat tanya, yaitu kalimat tanya dengan

(6)

yaitu hanya dengan menambahkan partikel tanya か (ka) pada akhir kalimat dan tidak perlu menambahkan tanda tanya. Secara semiotik, partikel か (ka) digunakan untuk menggantikan tanda tanya.

2.3 Landasan Teori

Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah teori analisis kontrastif dan teori tata bahasa.

2.3.1 Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga seringkali

disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda dengan

linguistik komparatif walaupun keduanya adalah kegiatan membandingkan dua

bahasa. Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada kutipan dibawah ini

seperti yang diuraikan oleh Tarigan (1992:226),

“Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaan-perbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan-persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang terdapat dianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.”

Melalui analisis kontrastif, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam proses

(7)

pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar ke dua bahasa

tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda (1989: 18),

“Analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang menggunakan teknik membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa sasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapat segera menguasai bahasa yang sedang dipelajari. Memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis kontrastif.”

Dalam penelitian ini, penggunaan teori pendekatan kontrastif digunakan

sebagai teori perbandingan untuk menemukan perbedaan dan persamaan yang

terdapat antara dua bahasa. Teori ini adalah metode analisis linguistik yang

berusaha mendeskripsikan, membuktikan, dan menguraikan persamaan atau

perbedaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan

(Ridwan, 1998:8).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis kontrastif

merupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan

menemukan serta mendeskripsikan perbedaan-perbedaan dan

persamaan-persamaan yang terdapat antara dua bahasa dari rumpun yang berbeda. Hasil

perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran atau

bahan ajar bagi pengajar bahasa kedua. Penggunaan teori ini dapat pula sebagai

acuan bagi pelajar bahasa kedua agar dapat memperkecil kesalahan yang dapat

(8)

Menurut Brown dan Ellis dalam Indihadi (diakses pada 27 November 2014),

terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu:

“1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2).

2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan dibandingkan atau dianalisis.

3. Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara memetakan unsur-unsur dari kedua bahasa yang dianalisis.

4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan

pengajaran bahasa di sekolah.”

Walaupun keempat langkah diatas merujuk pada penggunaan analisis

kontrastif untuk pengajaran, langkah tersebut dapat juga diterapkan dalam

kepentingan pengajaran bahasa asing, bahasa kedua, atau oleh dwibahasawan

(orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik) untuk mempermudah

pelajar bahasa dalam mempelajarinya. Teori ini dijadikan sebagai pendekatan

dalam pengajaran bahasa karena menggunakan metode perbandingan.

2.3.2 Tata Bahasa

Tata bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, kaidah tentang

struktur gramatikal bahasa. Secara umum, meskipun tata bahasa memiliki

pengertian yang berbeda-beda menurut para pakar bahasa namun dapat dikatakan

bahwa, tata bahasa adalah peraturan mengenai suatu bahasa (Chaiyanara, 2003: 1).

(9)

akan dikatakan efektif dan baik jika mengikuti aturan tata bahasa dari sebuah

bahasa.

Setiap bahasa memiliki aturan tata bahasanya sendiri, begitu juga dengan

bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Kedua bahasa ini memiliki tata bahasa yang

berbeda seperti yang sudah diuraikan secara singkat di latar belakang. Dalam

struktur kalimat tanya Bahasa Jepang, partikel kata tertentu diletakkan pada

kalimat untuk menandakan kalimat tersebut adalah kalimat tanya. Sedangkan

dalam bahasa Mandarin, pada beberapa jenis kalimat tanya, partikel juga

digunakan dengan cara menyisipkan partikel tersebut pada kalimat tanya, namun

pada beberapa jenis kalimat tanya lainnya, penggunaan partikel tidak diperlukan.

Untuk menganalisis struktur kalimat tanya pada kedua bahasa, penulis akan

Referensi

Dokumen terkait

Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut. umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat

Menurut Rusman (2012: 224) dalam [ CITATION Sum14 \l 1057 ] mengemukakan bahwa pembelajarn kooperatif menggunakan tipe TGT ini kooperatif menempatkan para

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pada bulan Februari, Maret, dan April 2012 terdapat variasi frekuensi individu dengan tahap perkembangan gonad yang berbeda..

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, berdasarkan latar belakang yang sudah di uraikan di atas peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh variabel bebas

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

belajar kinestetik dari rata-rata nilai pre tes 56,5 dengan prediket ”Kurang” atau “D”, menjadi 60 nilai post tes dengan prediket “cukup” atau “C”,