• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Sikap Kerja dan Kelelahan pada Pekerja Bagian Penggorengan Industri Rumah Tangga Keripik Singkong di Kabupaten Aceh Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Sikap Kerja dan Kelelahan pada Pekerja Bagian Penggorengan Industri Rumah Tangga Keripik Singkong di Kabupaten Aceh Besar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap individu meluangkan banyak waktu untuk bekerja. Hal ini karena bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya. Peran serta manusia sebagai pekerja merupakan unsur dominan dalam proses industri yang perlu mendapat perhatian khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi antara manusia, alat dan bahan serta lingkungan kerja menimbulkan beberapa pengaruh terhadap pekerja termasuk sikap kerja pekerja saat melakukan pekerjaan.

Dalam suatu industri, pekerja melakukan pekerjaan dalam berbagai posisi/sikap kerja yaitu duduk, berdiri atau dinamis. Posisi tubuh saat bekerja ditentukan oleh jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan fasilitas kerja yang digunakan. Fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh pekerja dapat menjadi beban kerja tambahan bagi pekerja yang dapat menimbulkan sikap kerja yang salah atau tidak alamiah serta kelelahan.

(2)

Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot, sedang kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari tenaga aerobic maksimal(Tarwaka, 2004).

Suatu pengalaman yang dikenal oleh masyarakat umum adalah bahwa kelelahan yang terus-menerus untuk jangka waktu yang panjang menjelma menjadi kelelahan yang kronis. Rasa lelah yang dialami oleh penderita tidak hanya terjadi sesudah melakukan pekerjaan yaitu pada waktu sore hari, melainkan juga selama bekerja, bahkan sebelumnya. Jika pekerja telah mulai merasa lelah dan tetap ia paksa untuk terus bekerja, kelelahan akan semakin bertambah dan kondisi lelah demikian sangat mengganggu kelancaran pekerjaan yang berefek buruk pada pekerja yang bersangkutan (Suma’mur, 2009).

(3)

- Sederhana

- Skala usaha relatif kecil

- Umumnya belum terorganisir secara baik

Industri rumah tangga keripik singkong yang ada di Kabupaten Aceh Besar terdapat di Desa Jantho Baru Kecamatan Kota Jantho dan Desa Suka Damai Kecamatan Lembah Seulawah. Industri tersebut merupakan salah satu sentra industri kecil sektor informal yang ada dan turut menunjang perekonomian di Kabupaten Aceh Besar. Menurut keterangan dari Ketua Kelompok Industri, jumlah industri keripik singkong di Desa Jantho Baru adalah 32 industri dengan jumlah tenaga kerja 74 orang. Sedangkan di desa Suka Damai jumlah industri yaitu 34 industri dengan jumlah tenaga kerja 85 orang. Bila permintaan keripik singkong meningkat, pemilik industri juga memperkerjakan pekerja harian. Para pekerja tersebut berusia 20-50 tahun. Di bagian penggorengan, pekerjaan dilakukan oleh pekerja wanita.

(4)

nyeri pada punggung. Keluhan-keluhan tersebut merupakan kemungkinan tanda-tanda kelelahan pada pekerja.

Kelelahan yang dirasakan oleh pekerja dapat disebabkan karena fasilitas kerja yang tidak ergonomis sehingga menyebabkan munculnya sikap kerja yang tidak alamiah saat melakukan pekerjaan. Para pekerja di bagian penggorengan melakukan pekerjaan dalam posisi duduk dan berdiri secara bergantian. Saat bekerja, pekerja sering melakukan sikap kerja yang tidak alamiah. Pada saat duduk, pekerja sering melakukan gerakan membungkuk melebihi 20º, sedangkan pada posisi berdiri pekerja sering melakukan gerakan menunduk dalam waktu yang lama saat menggoreng keripik. Gerakan membungkuk dan menunduk yang dilakukan pekerja disebabkan karena tungku penggorengan yang rendah dan terletak agak jauh dari pekerja sehingga pekerja harus menjangkau melebihi jangkauan tangannya. Tinggi tungku penggorengan rata-rata 35 cm. Ukuran ini menunjukkan bahwa fasilitas kerja yang dimiliki oleh pekerja tidak ergonomis. Untuk tinggi permukaan tungku penggorengan, Nurmianto (2004) mengatakan dapat disesuaikan dalam rentang 83,8 – 99 cm. Fasilitas kerja yang tidak ergonomis tersebut menyebabkan munculnya sikap kerja yang tidak alamiah, dan bila hal ini dilakukan secara monoton dan terus-menerus dapat mempercepat munculnya kelelahan dan berbagai keluhan kesehatan.

(5)

rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman.

Postur/sikap kerja merupakan posisi kerja yang secara alamiah dibentuk oleh tubuh pekerja akibat berinteraksi dengan fasilitas yang digunakan. Menurut Das (1991) dan Pulat (1992), posisi duduk-berdiri merupakan posisi terbaik dan lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk saja atau berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena memungkinkan pekerja berganti posisi kerja untuk mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu posisi kerja. Selain itu Helander (1995) juga mengatakan bahwa posisi duduk-berdiri mempunyai keuntungan secara biomekanis dimana tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri terus-menerus (Tarwaka, 2004).

Menurut Effendi (2007), sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan.

(6)

kerja, disamping juga meningkatkan nilai-nilai manusiawi pekerja dalam bentuk keselamatan, kesehatan dan kepuasan kerja (Wignjosoebroto. 2008).

Menurut Hamonangan (2006) dalam penelitiannya pada pekerja bagian pengemasan (packing) distribusi obat di PT. “K” Medan mengatakan bahwa fasilitas kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan penyesuaian sikap kerja seperti sikap kerja duduk membungkuk dan jongkok yang menyebabkan munculnya keluhan rasa sakit dan kelelahan kerja.

Rahmani (1998) dalam penelitiannya mengatakan dari 19 orang pekerja di bagian sanding CV Citra Jepara Divisi Kerang Jati Kab Semarang, 11 orang mempunyai sikap kerja non ergonomis akibat fasilitas kerja yang tidak ergonomis dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap kerja dengan kelelahan kerja.

Pada penelitian Astono (2002) di dapat dari 98 subyek yang diteliti, sebanyak 45,9 % pekerja dengan sikap kerja berdiri mengalami kelelahan. Terdapat hubungan bahwa subyek penelitian yang tinggi meja kerjanya tidak sesuai dengan tinggi sikunya, lebih besar kemungkinan untuk mengalami kelelahan. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kelelahan kerja pada sikap kerja berdiri adalah umur pekerja, Hb darah, kebiasaan olah raga dan kebiasaan merokok.

(7)

singkong di desa Jantho Baru dan Suka Damai Kabupaten Aceh Besar. Dalam penelitian ini, penulis akan merancang fasilitas kerja berupa kursi dan tungku penggorengan yang ergonomis agar sikap kerja berubah menjadi sikap kerja dinamis sehingga kenyamanan dalam bekerja dapat tercipta.

1.2.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian tentang bagaimana pengaruh fasilitas kerja terhadap sikap kerja dan kelelahan pada pekerja bagian penggorengan industri rumah tangga keripik singkong di Kabupaten Aceh Besar.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh fasilitas kerja terhadap sikap kerja dan kelelahan pada pekerja bagian penggorengan industri rumah tangga keripik singkong di Kabupaten Aceh Besar.

1.4. Hipotesis

1.4.1. Ada pengaruh yang signifikan dari fasilitas kerja terhadap sikap kerja dan kelelahan pada pekerja bagian penggorengan industri rumah tangga keripik singkong di Kabupaten Aceh Besar.

(8)

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Secara teoritis, dapat bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu kesehatan masyarakat khususnya tentang keselamatan dan kesehatan kerja serta pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

1.5.2. Bagi peneliti bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya tentang pengaruh fasilitas kerja terhadap sikap kerja dan kelelahan pekerja.

Referensi

Dokumen terkait

15. Kemudian Bendahara menandatangani CPLL dan menyerahkan CPLL kepada Kasir. Bendahara menandatangani BKM dan mencatat penerimaan kas pada BKDP. Selanjutnya Bendahara

Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:.

After nearly 5-year plants landscape restoration design study and three-dimensional spatial fabrication, the research group has basically sorted out the directory of the major plants

[r]

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2011 Lampiran III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI huruf B.. PELELANGAN UMUM

Rakyat yang berkaitan dengan program perekonomian antara lain sebagai berikut : “Menggiatkan pembangunan organisasi -organisasi rakyat , istimewa koperasi dengan cara

Fiqih Islam sangat dipengaruhi oleh aliran-aliran pemikiran mazhab-mazhab Islam. Kelompok mazhab yang terluas pengaruhnya hingga menyentuh Indonesia adalah mazhab

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: problem mengenai penerapan konsep nafkah keluarga islam oleh keluaraga di Desa Kertanegara Kabupaten Purbalingga, upaya