• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN USIA DENGAN SKOR MINI MENTAL STATE EXAMINATION (FUNGSI KOGNITIF) PADA LANSIA DI KELURAHAN SUMBERSARI, KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN USIA DENGAN SKOR MINI MENTAL STATE EXAMINATION (FUNGSI KOGNITIF) PADA LANSIA DI KELURAHAN SUMBERSARI, KECAMATAN LOWOKWARU MALANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada orang lanjut usia terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada tingkat organ sejalan dengan terjadinya proses menua (Kaplan, 2010). Proses menua menimbulkan berbagai masalah pada usia lanjut, seperti masalah kesehatan (kesehatan fisik maupun mental) dan masalah psikologis serta masalah sosial ekonomi. Prevalensi gangguan kognitif termasuk demensia saat ini meningkat sejalan bertambahnya usia, kurang dari 3% terjadi pada kelompok usia 65-70 tahun dan lebih dari 25% terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas (WHO, 1998). Bila hal tersebut tidak ditindaklanjuti dengan baik akan berkembang menjadi gangguan dengan tingkat yang lebih parah dan menyebabkan berbagai masalah di tiap aspek kehidupan, seperti menurunnya tingkat kemandirian lansia sehingga membutuhkan biaya sangat tinggi untuk merawat lansia, diperkirakan biaya sekitar US$83,9 milyar sampai US$100 milyar pertahun (data di Amerika serikat tahun 1996) (Rochmah, 2006). Salah satu cara menyikapi masalah di atas adalah dengan melakukan deteksi dini guna mencegah terjadinya peningkatan gangguan kognitif (Faiza, 2004).

(2)

2

tertinggi dalam pertumbuhan penduduk lanjut usia (414% dalam kurun waktu 1990-2010) serta negara keempat dalam hal berpenduduk struktur tua setelah

China, India, Amerika Serikat. Badan Pusat Statistik (BPS) mensurvai bahwa jumlah lansia di Indonesia sebanyak 17.717,800 jiwa atau 7,90%, dan jumlahnya pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28.822.879 (11,34%)

(BPS-Susenas, 2006).

Mini Mental State Examination (MMSE) adalah suatu instrumen singkat

yang disusun untuk menilai secara kasar fungsi kognitif. Instrumen ini menilai kemampuan orientasi, daya ingat, berhitung, membaca dan menulis, visuospasial dan berbahasa (Kaplan, 2007). Selain MMSE, untuk menilai fungsi kognitif dapat menggunakan instrumen CDT dan Trail Making Test A&B. Keunggulan MMSE hampir sama dengan pemeriksaan Clock Drawing Test (CDT) yaitu dapat melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pasien secara cepat dan relatif mudah serta murah, sedangkan Trail Making Test A&B membutuhkan biaya tinggi dan waktu lama. Namun yang membedakan MMSE dengan CDT adalah MMSE mampu menilai tujuh kemampuan kognitif, sedangkan CDT hanya mampu menilai empat kemampuan kognitif yaitu daya ingat, bahasa, dan fungsi eksekutif, serta visospasial (Goldberg, 2008).

(3)

3

2010). Tetapi pernyataan yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya usia beresiko mengalami penurunan fungsi kognitif tidak sejalan dengan hasil penelitian Otto Machlin yaitu seorang teknisi psikologi pada Institut Aeromedikal Sipil di Oklahoma yang menyatakan bahwa bertambahnya usia tidak selalu mengalami penurunan fungsi kognitif. Di dalam penelitiannya

dikatakan bahwa kondisi “uzur” atau “jompo” tidak dialami oleh semua orang

yang berusia lanjut. Menurutnya, dengan mempertahankan aktivitas mental, sosial, dan fisik, seseorang dapat mempertahankan kesehatan fungsi kognitifnya (Solso, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif selain faktor usia di antaranya yaitu faktor biologi ( jenis kelamin, gangguan sosial, dan gangguan merawat diri), faktor sosioekonomi (pendidikan, status perkawinan, lingkungan tempat tinggal, dan ekonomi), perilaku (merokok, kansumsi buah dan sayuran), dan aktivitas (bekerja dan olah raga) (Faiza, 2004).

(4)

4

aktivitas sosial terbanyak serta memiliki visi misi yang mulia. Selain itu, Kecamatan Lowokwaru tercatat sebagai wilayah kelurahan dengan jumlah pekerja pedagang terbanyak, hal ini didukung oleh letak Kecamatan Lowokwaru yang dipenuhi oleh kampus negeri maupun swasta sebagai kota pendidikan sehingga penduduk di kecamatan tersebut khususnya usia lanjut menjadikannya sebagai lahan mata pencaharian.

Atas dasar permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkaji adakah hubungan usia dengan skor mini mental state examination (fungsi kognitif) pada lansia.

1.2Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara usia dengan skor mini mental state examination (fungsi kognitif) pada lansia?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara usia dengan skor mini mental state examination (fungsi kognitif) pada lansia.

1.3.2 Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi skor mini mental state examination berdasarkan usia.

2. Untuk mengetahui distribusi skor mini mental state examination berdasarkan jenis kelamin.

(5)

5

1.4Manfaat 1.4.1 Klinis

Memberikan informasi pada kalangan medis tentang hubungan usia dengan skor MMSE pada lansia.

1.4.2 Akademik

Sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan usia dengan skor MMSE pada lansia.

1.4.3 Masyarakat

(6)

i

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN USIA DENGAN SKOR MINI MENTAL STATE

EXAMINATION (FUNGSI KOGNITIF) PADA LANSIA DI

KELURAHAN SUMBERSARI, KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

Afriyati 08020081

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

i

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN USIA DENGAN SKOR MINI MENTAL STATE

EXAMINATION (FUNGSI KOGNITIF) PADA LANSIA DI

KELURAHAN SUMBERSARI, KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

KARYA TULIS AKHIR Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh : AFRIYATI NIM. 08020081

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(8)

ii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal: 2 Desember 2011

Pembimbing I

dr. Mochamad Bahrudin, Sp.S

Pembimbing II

dr. Yoyok Subagyo

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,

(9)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Afriyati

Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 2 Desember 2011

Tim Penguji

dr. Mochamad Bahrudin, Sp.S Ketua

dr. Yoyok Subagyo Anggota

(10)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang berderang yakni agama islam.

Karya Tulis Akhir dengan judul “Hubungan Usia Dengan Skor Mini Mental State

Examination (Fungsi Kognitif) Pada Lansia” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran.

3. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran.

4. dr. Iwan Sys, Sp.J, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran. 5. dr. Mochamad Bahrudin, Sp.S, selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi informasi dalam penyelesaian penelitian ini.

6. dr. Yoyok Subagyo, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing dan mengoreksi demi kesempurnaan penelitian ini.

(11)

v

8. Ketiga orang tua saya, Bpk. H. Kamali, Ibunda H. Walila dan Abu Bakar Ilyas yang telah mendoakan, menyuport serta mendidik saya dengan penuh kesabaran selama ini.

9. Kedua adik saya tersayang Juliatika dan Nurmar’atus Shaleha yang telah menghibur dan memberi semangat saya selama ini.

10.Serta teman-teman FK UMM 08’ khususnya Sakina, Nabilah Ghaisani, Salva R., Ressa P., teman-teman TBMM, teman-teman KKN, serta Para Karyawan (TU, SKILL, LAB., PERPUS, dan JUKIR), yang telah membantu segala sesuatu dalam penyelesaian TA ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan, serta penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, serta bermanfaat untuk bidang kedokteran.

Malang, 2 Desember 2011

(12)

vi ABSTRAK

Afriyati, 2011, Hubungan Usia Dengan Skor Mini Mental State Examination (Fungsi Kognitif) Pada Lansia, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing (I) Mochamad Bahrudin (II) Yoyok Subagyo.

Latar Belakang: Terjadinya proses menua akan mempengaruhi proses fisiologis tubuh. Gangguan kognitif merupakan masalah yang sering dijumpai seiring terjadinya proses menua. Usia merupakan salah satu faktor terjadinya gangguan kognitif. Mini Mental State Examination (MMSE) merupakan salah satu cara untuk mendeteksi gangguan fungsi kognitif.

TujuanPenelitian: Mengetahui Hubungan Antara Usia dengan Skor Mini Mental State Examination (Fungsi Kogitif) pada Lansia.

Metodologi Penelitian: Deskripsi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel 69 sampel dengan kriteria usia ≥60 tahun, pendidikan SD-SMP, pekerjaan sebagai pedagang atau ibu rumah tangga, serta jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang selanjutnya diperiksa dengan MMSE. Dilakukan uji hipotesis Chi-Square ntuk menentukan korelasi antar variabel.

Hasil dan Pembahasan: Didapatkan sebanyak 60 sampel memenuhi kriteria inklusi. Lansia umur ≥70 tahun lebih banyak mengalami penurunan skor mini mental state examination (gangguan kognitif) dibandingkan lansia umur <70 tahun. Hasil analisis didapatkan X² = 5.743 dan p-value < 0,05.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dengan skor mini mental state examination (fungsi kognitif).

(13)

vii ABSTRACT

Afriyati, 2011, The Correlation Between Age and Mini Mental Examination Score (Cognitive Function) in Elderly. Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Malang, Adviser: (I) Mochamad Bahrudin (II) Yoyok Subagiyo.

Background: Physiological process of human’s body decreases along with the aging process. Age is use among the factors that increases the cognitive factor and usually following the progressive of the aging process. Mini Mental State Examination is one way to detect cognitive problem.

Purpose: This study investigated the correlation between age and mini mental state examination score (cognitive function) in the elderly.

Method: Observational analytic descriptive with cross sectional approach. Samples number were 69 persons with the age criteria >60 years old, elementary to junior high school educational background, with the occupations as merchant or housewife, and sex were both male and female, and then the samples were MMSE test. The correlation among the variables were tested by Chi-Square hypothesis. Result: There were found 60 samples fulfilled the inclusion criteria were found of the age ≥70 years old decrease mini mental state examination score (cognitive impairment) compare with < 70 years old. The analysis result was x² = 5.743 with the p < 0,05.

Conclusion: There is a significant correlation between the ages and mini mental state examination score (cognitive function)

(14)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Klinis ... 5

1.4.2 Manfaat Akademis ... 5

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ... 5

(15)

ix

2.1. Kognitif ... 6

2.1.1 Pengertian ... 6

2.1.2 Akibat Proses Degeneratif Ke Sel Otak ... 6

2.1.3 Manifestasi Gangguan Kognitif ... 10

2.1.4 Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif ... 12

2.2 MMSE (Mini Mental State Examination) ... 13

2.2.1 Pengertian MMSE ... 13

2.2.2 Cara Pemeriksaan MMSE ... 13

2.2.3 Cara Penilaian MMSE ... 15

2.3 Lanjut Usia ... 16

2.3.1 Pengertian ... 16

2.3.2 Teori Proses Menua... 17

2.3.3 Batasan Lansia ... 20

2.4 Pengaruh Usia Terhadap Skor MMSE ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 22

3.1Kerangka Konsep ... 22

3.2Hipotesis ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1Rancangan penelitian ... 24

4.2Lokasi dan Waktu ... 24

4.3Populasi dan Sampel ... 24

4.3.1 Populasi ... 24

4.3.2 Sampel ... 24

(16)

x

4.5 Teknik Pemilihan Sampel ... 25

4.6 Variabel Penelitian ... 25

4.6.1 Variabel Bebas ... 25

4.6.2 Variabel Tergantung... 25

4.6.3 Variabel Perancu ... 26

4.7 Definisi Operasional... 26

4.8 Instrumen Penelitian... 26

4.9 Teknik Pengumpulan Data ... 26

4.10 Analisis Data ... 26

4.11 Alur Penelitian ... 27

4.12 Etika Penelitian ... 27

4.10.1 Surat Persetujuan (informed Consent) ... 27

4.10.2 Tanpa Nama (anonymity) ... 27

4.10.3 Kerahasiaan (confidentiaty) ... 27

4.13 Jadwal Penelitian ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 29

5.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 29

5.1.1 Distribusi Sampel Menurut Umur ... 30

5.1.2 Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin ... 30

5.1.3 Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan ... 31

5.1.4 Distribusi Sampel Menurut Gangguan Kognitif ... 32

5.2 Distribusi Skor MMSE (Fungsi Kognitif) Berdasarkan Karakteristik Responden………..32

(17)

xi

5.2.2 Distribusi Skor MMSE Menurut Jenis Kelamin ... 33

5.2.3 Distribusi Skor MMSE Menurut Pekerjaan ... 33

5.3 Analisa Data Dengan menggunakan Uji Chi-Square... 34

BAB 6 PEMBAHASAN ... 35

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

7.1 Kesimpulan ... 41

7.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(18)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.2 Penilaian MMSE ... 16

2.3 Batasan Usia Menurut WHO ... 21

5.1 Distribusi Skor MMSE Menurut Usia ... 32

5.2 Distribusi Skor MMSE Menurut Jenis Kelamin ... 33

5.3 Distribusi Skor MMSE Menurut Pekerjaan ... 33

(19)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.2 Segi 5 Berpotongan pada Uji MMSE... 15

5.1 Diagram Pie Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia ... 30

5.2 Diagram Pie Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

5.3 Diagram Pie Karakteristik Sampel Berdasarkan Pekerjaan ... 31

(20)

xiv

DAFTAR SINGKATAN AGEs : Advanced Glycation End products CDT : Clock Drawing Test

DA : Dopamine

DNA : Deoxiribonucleated Acid EEG : Electroencephalography

fMRI : functional Magnetic Resonance Imaging GABA : Glutamate and G-Aminobutyric Acid

GABA-A : Glutamate and G-Aminobutyric Acid Type A GABA-B : Glutamate and G-Aminobutyric Acid Type B HPA : Hypothalamic Pituitary Adrenal

IRT : Ibu Rumah Tangga LDL : Low Density Lipid

MCI : Mild Cognitive Impairment MMSE : Mini Mental State Examination mRNA : messenger RNA

NE : Norepinephrine NMDA : N-Methyl-D-Aspartate

SD : Sekolah Dasar

(21)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Ikut dalam Penelitian ... 45

2. Informed Consent ... 46

3. Panduan Wawancara ... 47

4. Mini Mental State Examination ... 48

5. Hasil Analisa Uji Chi-Square... 50

6. Foto Sewaktu Penelitian ... 51

7. Surat Pelaksanaan Penelitian... 52

8. Kartu Konsultasi TA ... 53

(22)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Boedhi-Darmojo, R. 2000. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: FKUI

BPPD Kabupaten Malang. 2010. Pemerintah Kabupaten Malang. BPPD Kabupaten Malang, Malang.

Chung YL, Shuw CW, Fung CS. 2002. Lifetime Principal Occupation and Risk

of Cognitive Impairment among the Elderly.Taiwan:

http://www.jniosh.go.jp/en/indu_hel/pdf/IH40_02.pdf

Crum RM., Anthony JC., Basset SS., Folstein MF. 2006. Population-Based Norms for the Mini-Mental State Examination by Age and Educational

Level. The Journal Of The American Medical Association.

http://jama.ama-assn.org/content/269/18/2386.full.pdf+html

Dermantoro, A. 2007. Pelayanan Sosial Non Panti bagi Lansia, Suatu Kajian Sosiologis. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2008. Mencapai Optimum Aging pada Lansia. Jakarta: Departemen Sosial Republik Indonesia.

Faiza ,Yuniati, Riza, Muchlis. 2004. Factor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan mengingat dan konsentrasi pada usia lanjut di Indonesia Tahun 2004. Jurnal Pembangunan Manusia.

Gallo,Joseph J.1998. Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Note: Neurologi Ed. VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga

Gitawati, Retno. 1995. Redikal Bebas-Sifat dan Peran dalam Menimbulkan

Kerusakan/Kematian Sel.

www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_102_masalah_otak.pdf

Goldberg, C. 2008. Practical Guide to Clinical Medicine, A comprehensive physical examination and clinical education site for medical students and other health care professionals, The Mental Status Exam (MSE). California: UCSD School of Medicine and VA Medical Center, San Diego http://meded.ucsd.edu/clinicalmed/mental.htm.

Hartono B, 2002, Konsep dan Pendekatan Kognitif Pada Usia lanjut: Terfokus Pada Deteksi Dini. In : Cognitif Problem in Elderly, Temu Regional Neurologi Jateng DIY ke XIX

(23)

xvii

Education, Age, Sex, and Associated Factors.Spain. Journal:

http://www.ageing.ox.ac.uk/system/files/cog.pdf

Kaplan, I. H., Sadock, B. J., dan Grebb, J. A. 2010. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

Khani, Joshua. 2008. How Genomic Analysis is Changing the Theory of Stress

and Aging. Genomic and Medicine Journal:

http://biochem118.stanford.edu/Projects/2008%20Autumn/Josh.pdf

Kusnindar A., Rahmawati Mitri. 2003. Mencegah Penyakit Degeneratif dengan Makanan.BPPK,Depkes RI Jakarta. Jurnal: http://itokindo.org/wp- content/uploads/2011/09/Mencegah-Penyakit-Degeneratif-dg-Makanan-CDK-Kalbe.pdf

Lezak MD. 1995. Neuropsychological assessment 3rd ed. New York: Oxford University.

Lumbantobing SM. 1997. Kecerdasan pada usia lanjut dan demensia. BP FKUI: Jakarta.

Magni, E., Binetti, G., Bianchetti, A., Rozzini, R., dan Trabucchi. M. 1996. Mini-mental State Examination: a normative study in Italian elderly population. Jurnal Online: http://dx.doi.org/10.1016/0001-6918%2866%2990004-7 23/05/2009.

National Institutes of Health Public Access. 2009. Effects of Aerobic on Mild

Cognitive Impairment. Jurnal:

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Et8Hu_0xc3wJ:https://digit al.lib.washington.edu/dspace/bitstream/handle/1773/18734/Effects%2520o f%2520Aerobic%2520Exercise%2520on%2520Mild%2520Cognitive%25 20Impairment-%2520%2520A%2520Controlled%2520Trial.pdf%3Fsequence%3D1+&h l=en&pid=bl&srcid=ADGEEShGqmBNdBaIeEJxH-hcR_aLuW9GoVfKPeSpBHt1HF4LFqEJlsX3r80FVcO3XNMNDFAU0G iQwvvjrI2iPa-kmD12-NfYDXOolpaxLPQh-ZFvgV66pu6Vz3qtVJQJEUM6rVpftwXU&sig=AHIEtbTb8hR10eC9hw UmOG2ryTFwla2-bg

O'Connor, D. W., Pollitt, P. A., Treasure, F. P., Brook, C. P., dan Reiss, B. B.1999. The influence of education, social class and sex on Mini-Mental

State scores. Jurnal Online: Psychol Med 1999, 19(3):771-776.

23/05/2009.

Pezzoti, P., Scalmana, S., Mastromattei, A., dan Di Lallo, D. 2008. The accuracy of the MMSE in detecting cognitive impairment when administered by general practitioners: A prospective observational study. Jurnal Online: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0 23/05/2009.

(24)

xviii

Rochmah W, Aswin S. 2001. Berkala Ilmu Kedokteran (Tua dan Proses Menua.Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jurnal: http://www.i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=7883 Rochmah W, Harimurti K, 2006, Demensia, In: Aru, Sudoyo, Setiyohadi B, Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 4th edn, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Rundell, J. 2005. Consultation Psychiatry. Washington: American Psychiatry

Press.

Sarjdono, O, dkk. 1994. Beberapa Obat yang digunakan pada Insufisiensi

Serebral dan Demensia. Jurnal: www.kalbe.co.id/files/cdk/files/

cdk_034_masalah_otak.pdf

Setiati, Siti. 2006. Proses Menua dan Implikasi Klinisnya, dalam:Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed. IV. Jakarta: FKUI

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula (Anatomy and Physiology An Easy Learner). Jakarta: EGC

Soewoto, Hafiz. 2002. Peran Radikal Bebas Pada Proses Menua. Pertemuan Nasional Neurogeriatri Pertama, PERDOSSI, Jakarta: FKUI

Solso R L, Maclin O H, Maclin M K. 2008. Psikologi Kognitif Ed.8. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tangalos, E. G., Smith, G. E., Ivnik, R. J., Petersen, R. C., Kokmen, E., Kurland, L. T., Offord, K. P., dan Parisi, J. E. 1996. The Mini-Mental State Examination in general medical practice: clinical utility and acceptance. Jurnal Online: Mayo Clin Proc 1996, 71(9):829-37. http://www.biomedcentral.com/ pubmed/8790257 23/05/2009.

Wiyoto, 2002, Gangguan Fungsi Kognitif Pada Stroke in Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan ilmu penyakit saraf. FK UNAIR: Surabaya

Wong, Tak Pan. 2002. Aging Of The Cerebral Cortex. Jurnal: http://www.med.mcgill.ca/mjm/v06n02/page%20104113.PDF

Yankner BA, Nicholas A. Bishop, Lu Tao. 2010. Review Article Neural

Mechanisms Of Ageing And Cognitive Decline. Jurnal:

http://www.nature.com/nature/journal/v464/n7288/full/nature08983.html Yustiani D, 2002, Demensia, Diagnosa dan Penatalaksanaan. FK UNAIR:

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara simultan dan parsial pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk, harga dan lingkungan fisik terhadap kepuasan

Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Utama AgroA 3(2-1) 29 Warnita, Prof.Dr.Ir. MP

Latar belakang dan arah kebijakan pembukaan serta pemanfaatan lahan rawa pada awalnya (1969- 1984) ditujukan untuk pengembangan tanaman pangan, khususnya padi seiring

Metode AHP memiliki beberapa keunggulan yaitu : (1) dapat memecahkan berbagai persoalan yang kompleks; (2) dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah untuk dipahami oleh

Dalam upaya perceptan pelaksanaan KUR, diterbitkan pula Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan obor bersumber dari kegiatan penangkapan ikan serta aktivitas

Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Etos Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawaipada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kota

Etilen (eten), biljni hormon koji se pri normalnim uvjetima tlaka i temprature nalazi u plinovitome agregacijskom stanju, lako se kreće kroz biljna tkiva, a regulacija