• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Problem Based Learning Berbantuan Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Problem Based Learning Berbantuan Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

35

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di

sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2006:96). Peneliti

menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Hal

itu senada dengan pendapat Arikunto (2006:96) yang menyatakan penelitian

tindakan yang baik apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi dimana pihak

yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan

pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru

yang sedang melakukan tindakan.

3.2 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri 5 Sindurejo Kecamatan

Toroh Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun

pelajaran 2014/2015. Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD

Negeri 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan adalah bahwa

penelitian dengan topik “Penerapan model Problem Based Learning Berbantuan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N 5 Sindurejo

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan”, belum pernah dilakukan di SD N 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 4 SD N 5

Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran

2014/2015. Karakteristik siswa kelas 4 ini adalah berumur antara 9 tahun sampai

10 tahun dengan jumlah 15 siswa yang terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 10 siswa

perempuan. Rata-rata hasil belajar pada pelajaran IPA di SD Negeri 5 Sindurejo

(2)

(<KKM 70). Berdasarkan wawancara dengan guru kelas dan kepala sekolah

Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai pedagang dan petani. Kebiasaan

belajar siswa selama ini yaitu hanya menggunakan satu sumber untuk belajar,

siswa kurang mampu bekerja dalam kelompok, dan tidak terbiasa bertanya atau

menyampaikan pendapatnya.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:2), variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Penelitian tindakan kelas di kelas 4 SD Negeri 5 Sindurejo pada mata

pelajaran IPA terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel terikat dan variabel

bebas. Variabel bebas atau independen (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

terikat/dependen (Sugiyono, 2010:4). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya

adalah model Problem Based Learning dan video.

Model Problem Based Learning berbantuan video dalam Mata Pelajaran

IPA tentang Sumber Daya Alam dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Orientasi tentang masalah berupa penyampaian tujuan pembelajaran

dan pemberian masalah dalam bentuk video pembelajaran.

2. Mengorganisasikan siswa untuk mandiri berupa pembentukan

kelompok (setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa)

3. Pelaksanaan investigasi mandiri dan kelompok yang meliputi :

a. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam

(SDA) di Indonesia dari video yang ditampilkan.

b. Pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan Sumber

Daya Alam yang terjadi di Indonesia. Misalnya data tentang

faktor penyebab dan dampak dari permasalahan SDA di

(3)

c. Menyusun hipotesis untuk mengatasi permasalahan yang

berkaitan dengan SDA di Indonesia.

d. Melakukan penyelidikan mengenai permasalahan yang berkaitan

dengan SDA di Indonesia.

e. Pemecahan masalah berupa penyimpulan solusi alternatif untuk

mengatasi permasalahan tentang SDA di Indonesia seperti

misalnya menghemat penggunaan SDA sebijak mungkin.

f. Menyampaikan hasil yang sudah disepakati bersama kelompok.

4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok

mengenai permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia.

5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah mengenai

permasalahan yang berkaitan dengan SDA di Indonesia oleh guru.

Variabel terikat atau dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4).

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah: hasil belajar

IPA tentang Sumber Daya Alam. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini

merupakan besarnya skor yang diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non tes

yaitu observasi keaktifan siswa berupa keberanian siswa bertanya dan partisipasi

siswa dalam proses diskusi ketika proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan

efektif jika pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal itu

dapat dicapai dengan cara membandingkan antar kondisi yang dicapai dengan apa

yang diharapkan. Secara teknis wujud keefektifan pembelajaran dapat diukur dari

hasil belajar siswa.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus atau

sampai indikator keberhasilan yang telah ditentukan tercapai. Konsep pokok

penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2006:97)

terdapat 3 langkah (dan pengulanganya) Penelitian, meliputi: perencanaan

(planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi

(4)

Gambar 2 Bagan Langkah Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto, 2006:97)

Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka

pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model Problem Based

Learning berbantuan video pada siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo diperkirakan

akan dilaksanakan dalam 2 siklus atau lebih pada semester II Tahun Pelajaran

2014/2015 sampai memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80%

dari keseluruhan siswa. Pada akhir masing-masing siklus guru dan peneliti

melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video dalam peningkatan hasil

belajar siswa kelas 4 tersebut.

3.4.1 Pra Siklus

Pra siklus merupakan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Kondisi

awal yaitu ketika proses pembelajaran guru masih cenderung menggunakan satu

sumber buku, kurangnya pemanfaatan media, kurangnya penggunaan model

pembelajaran yang inovatif, siswa tidak berani bertanya, siswa kurang mampu PRA SIKLUS

Perencanaan

Pelaksanaan dan Pengamatan SIKLUS - II

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan dan Pengamatan SIKLUS - I

(5)

bekerjasama dalam kelompok sehingga hasil belajar siswa masih di bawah KKM

70. Selama kondisi pra siklus berlangsung, peneliti melakukan observasi yaitu

dengan cara mengumpulkan data berupa rekap nilai siswa kelas 4 pada mata

pelajaran IPA, kemudian melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan

guru dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Setelah

melakukan observasi selama pra siklus, kemudian peneliti menyiapkan RPP yang

akan dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

3.4.2 Pelaksanaan Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan

untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus

I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan tatap muka yaitu 2 pembelajaran dan 1

pertemuan evaluasi, dengan rincian prosedur tindakan berikut ini.

Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan observasi awal.

Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana

tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan

persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP IPA

tentang Sumber Daya Alam, lembar observasi implementasi RPP, dan lembar

penilaian.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat

sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan

tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana

pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi

yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran. Observasi

dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti pada saat guru sedang

melaksanakan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi

observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang

sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa.

(6)

Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi

pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan

kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta

hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan

untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan

untuk memantapkan model pembelajaran yang digunakan.

3.4.3 Pelaksanaan Siklus II

Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I

belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang

dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau

kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama

dengan siklus I yaitu sebanyak 3 kali pertemuan dimana dengan perincian 2 kali

pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi yang terdiri dari:

Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan

peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di

samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat

pembelajaran berupa: penyusunan RPP IPA tentang Sumber Daya Alam, lembar

observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.

Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini

disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat

mengatasi masalah pada siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang

diinginkan.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat

sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan

(7)

pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi

yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran.

Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti.

Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses

pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk

menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1)

aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua

aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh

observer, dalam hal ini adalah peneliti.

Refleksi

Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi

pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada

Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan

kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta

hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video terhadap hasil

belajar IPA tentang Sumber Daya Alam.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

untuk mengetahui hasil belajar IPA tentang Sumber Daya Alam siswa kelas 4 SD

Negeri Sindurejo 05 Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan setelah

menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video adalah berikut

ini.

Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:231) dalam melakukan dokumentasi, peneliti

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.

(8)

dilaksanakannya tindakan. Metode dokumentasi dilakukan untuk mengetahui

kondisi awal subjek yang diteliti. Metode dokumentasi dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara meminta data transkrip nilai hasil belajar siswa.

Metode Observasi

Menurut Arikunto (2006:229) dalam menggunakan metode observasi cara

yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item – item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Teknik observasi

digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan guru dan siswa dalam mata

pelajaran IPA tentang sumber daya alam dengan model Problem Based Learning

berbantuan video. Observer melakukan pengamatan pada setiap pertemuan.

Melalui pengamatan tersebut observer mampu mengetahui bagaimana sikap anak

dalam pembelajaran dan guru dalam mengajar.

Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan, untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes

ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi IPA tentang

SDA. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yakni posttest. Posttest digunakan

mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran IPA tentang Sumber

Daya Alam menggunakan model Problem Base Learning berbantuan video.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi aktivitas

guru, serta lembar observasi aktivitas siswa. Kisi-kisi instrumen penelitian siklus I

disajikan pada tabel dibawah ini.

Instrumen Tes

Soal tes ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penggunaan

model Problem Based Learning dengan media video dalam meningkatkan hasil

belajar IPA tentang Sumber Daya Alam. Adapun kisi-kisi dalam pembuatan tes

atau instrumen evaluasi siklus I dan II untuk mengukur hasil belajar IPA tentang

(9)

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 tersaji dalam tabel 3 dan 4 contoh sumber daya alam

(10)

Tabel 4

Indikator No Item Juml

ah

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan

keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Proble Based

Learning dengan media video yang berlangsung sampai akhir pembelajaran.

Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom jawaban sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan siswa pada

setiap pertemuan. Adapun kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa pada tabel 5

(11)

Tabel 5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

Aspek yang

diamati Indikator No. Item

Kegiatan Awal

Pembelajaran

Memeriksa kesiapan ruang, alat, media, dan

siswa 1 – 4

Kegiatan apersepsi 5

Menyampaikan tujuan pembelajaran 6

Kegiatan Inti Pembelajaran

Orientasi Permasalahan 7 – 10

Mengorganisasi siswa untuk mandiri 11 – 12

Membantu investigasi mandiri dan kelompok 13 – 15

Mengembangkan dan mempresentasikan hasil 16 – 17

Menganalisis dan mengevaluasi hasil

pemecahan masalah 18

Kegiatan Akhir

Pembelajaran/ Penutup

Refleksi pembelajaran 19 – 20

Pemberian pesan moral positif 21

Pelaksanaan tindak lanjut 22

Pemanfaatan

Media Video Ketrampilan memanfaatkan video 23 – 26

Penggunan Bahasa

Mudah dipahami 27

Bahasa baik dan benar 28 – 29

Penguasaan

Kelas Menguasai kelas 30

(12)

Tabel 6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang

diamati Indikator No. Item

Kegiatan Awal

Pembelajaran

Mempersiapkan diri 1 – 2

Kegiatan apersepsi 3

Menyampaikan tujuan pembelajaran 4

Kegiatan Inti Pembelajaran

Orientasi Permasalahan 5 – 9

Mengorganisasi siswa untuk mandiri 10 – 13

Membantu investigasi mandiri dan kelompok 14 – 17

Mengembangkan dan mempresentasikan hasil 19 – 20

Menganalisis dan mengevaluasi hasil

pemecahan masalah 21

Kegiatan Akhir

Pembelajaran/ Penutup

Membuat rangkuman 22

Pelaksanaan tindak lanjut 23

Pemanfaatan

Media Video Ketrampilan memanfaatkan video 24 – 26

Jumlah 26

Tabel 7

Kisi-Kisi Lembar Observasi Diskusi Siswa

No Aspek yang diamati Penilaian

1 2 3 4

1 Keberanian

2 Kelancaraan penggunaan bahasa

3 Kejelasan ucapan

4 Penguasaan permasalahan

(13)

Tabel 8

Kisi-Kisi Lembar Observasi Keberanian Bertanya Siswa

No Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak

1 Pertanyaan menggunakan bahasa

yang sederhana

2 Pertanyaan mudah dipahami

3 Pertanyaan relevan dengan materi

4 Siswa bertanya dengan percaya

diri

3.6. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil

belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan hal berikut:

1) Ketuntasan hasil belajar IPA tentang Sumber Daya Alam (KKM =70)

meningkat mencapai minimal 80%

2) Kemampuan diskusi siswa meningkat mencapai minimal 80%

3) Keberanian bertanya siswa meningkat mencapai minimal 80%

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa yang diamati adalah aktivitas guru dan siswa

ketika melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

berbantuuan video. Dalam analisis observasi ini, peneliti memberikan skor dengan

rentang skor dari 1 – 4 dengan skor 4 apabila indikator aktivitas guru dan/ siswa dilaksanakan dengan sangat baik, skor 3 apabila indikator aktivitas guru dan/

siswa dilaksanakan dengan baik, skor 2 apabila indikator aktivitas guru dan/ siswa

dilaksanakan dengan cukup baik, dan skor 1 apabila indikator aktivitas guru dan/

siswa dilaksanakan dengan kurang baik. Kemudian skor yang diperoleh dibuat

persentase dengan rumus berikut ini.

(14)

Setelah diperoleh persentase aktivitas dari guru dan/ siswa, diperoleh

kriteria aktivitas sesuai dengan keterangan berikut ini.

0% < Aktivitas Guru < 20% : aktivitas sangat kurang baik

21% < Aktivitas Guru < 40% : aktivitas kurang baik

41% < Aktivitas Guru < 60% : aktivitas cukup baik

61% < Aktivitas Guru < 80% : aktivitas baik

81% < aktivitas Guru < 100% : aktivitas sangat baik

3.7.2 Observasi Kemampuan Diskusi Siswa

Kegiatan observasi kemampuan diskusi digunakan untuk mengetahui

kemampuan diskusi siswa ketika pembelajaran berlangsung. Adapun penskoran

terhadap kemampuan diskusi siswa adalah dengan skor 4 apabila indikator

dilaksanakan dengan sangat baik, skor 3 apabila indikator dilaksanakan dengan

baik, skor 2 apabila indikator dilaksanakan dengan cukup baik, dan skor 1 apabila

indikator dilaksanakan dengan kurang baik. Kemudian skor yang diperoleh dibuat

persentase dengan rumus berikut ini.

Persentase aktivitas =

Dari persentase yang diperoleh, menghasilkan kriteria kemampuan diskusi berikut ini.

0% < Aktivitas Guru < 20% : kemampuan diskusi kurang baik

21% < Aktivitas Guru < 40% : kemampuan diskusi kurang baik

41% < Aktivitas Guru < 60% : kemampuan diskusi cukup baik

61% < Aktivitas Guru < 80% : kemampuan diskusi baik

81% < aktivitas Guru < 100% : kemampuan diskusi sangat baik

3.7.3 Observasi Keberanian Bertanya Siswa

Kegiatan observasi keberanian bertanya digunakan untuk melihat

keberanian bertanya siswa ketika pembelajaran berlangsung. Adapun pensokran

terhadap keberanian bertanya siswa adalah mendapat skor 1 apabila indikator

(15)

terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kriteria keberanian bertanya

siswa sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang atau sangat kurang.

Persentase :

Dari persentase yang diperoleh, menghasilkan kriteria keberanian bertanya berikut ini.

0% < Aktivitas Guru < 20% : keberanian bertanya sangat kurang

21% < Aktivitas Guru < 40% : keberanian bertanya kurang

41% < Aktivitas Guru < 60% : keberanian bertanya cukup

61% < Aktivitas Guru < 80% : keberanian bertanya baik

81% < aktivitas Guru < 100% : keberanian bertanya sangat baik

3.7.4 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. (Arikunto 2006:168).

Tingkat validitas dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor

pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi butir skornya sendiri

(corrected item to total correlation) dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas

dalam penelitian ini menggunakan program komputer Statistical Package for the

Social Science (SPSS)versi 16.0. Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat

validitas menurut Wardani (2012:344) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 9 Koefisien Validitas

r < 0,20 Sangat rendah 020 ≤ r < 0,40 validitas rendah

0,40 ≤ r ≤ 0,60 validitas cukup

(16)

Akan tetapi, karena jumlah siswa kelas 4 SDN Tegalrejo Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang yang digunakan untuk tempat uji validitas jumlah siswanya

18, maka perhitungan kevalidan suatu instrumen menggunakan r tabel dengan

koefisien corrected item to total correlation > 0,468. Jadi jika suatu instrumen

memiliki koefisien corrected item to total correlation < 0,468 item tersebut harus

dikeluarkan atau tidak digunakan lagi karena dianggap tidak valid. Sehingga suatu

item dikatakan valid apabila memiliki koefisien corrected item to total correlation

>0,468.

Hasil Uji Validitas

Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang akan

diberikan kepada siswa kelas 4 SDN 5 Sindurejo Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan sebelumnnya dilakukan uji validitas kepada siswa kelas 4 SDN 1

Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Setelah dilakukan uji

validitas instrumen menggunakan SPSS 16,0 pada siklus I dari 30 butir soal

pilihan ganda, diperoleh 20 butir soal valid dan 10 butir soal tidak valid. 20 butir

soal yang valid digunakan untuk isntrumen penelitian siklus I. Dalam siklus II

dari 30 butir soal pilihan ganda, diperoleh 24 butir soal valid dan 6 butir soal yang

tidak valid. Dari 26 soal yang valid, akan digunakan 20 butir dalam instrumen

penelitian siklus II dan soal yang tidak valid dibuang atau tidak digunakan dalam

instrumen penelitian.

3.7.5 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006:178) reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Alat

ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan

konsisten karena pengukuranya menghasilkan alat yang minimal. Uji reliabilitas

dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat

reliabilitas alat evaluasi menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Naniek

(17)

Tabel 10

Rentang Indeks Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Kategori

0,80 – 1,00 Sangat reliabel < 0,80 – 0,60 Reliabel < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

< 0,20 Kurang reliabel

Hasil Uji Reliabilitas

Hasil uji reliablitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0. Pada siklus I

mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,897 dengan kategori sangat

reliabel. Pada siklus II mendapatkan hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,928

dengan kategori sanat reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka

instrumen tes siklus I dan siklus II dapat digunakan untuk penelitian.

3.7.6 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta

didik yang menjawab betul suatu butir soal meneurut Slameto (Nanik 2012:338).

Semakin besar tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah, sebaliknya

jika semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin sukar.

Menurut Aiken (Naniek 2012:338) tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan

dalam betuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

P =

Keterangan:

P = Angka indeks kesukaran item

B = Banyaknya testee yang menjawab benar

(18)

Cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item adalah

sebagai berikut.

Kurang dari 0,25 = sukar

0,25-0,75 = sedang

Lebih dari 0,75 = mudah

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada siklus II

diambil 20 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran

instrumen siklus I didapat hasil tingkat kesukaran mudah sebanyak 3 butir soal,

tingkat kesukaran sedang sebanyak 14 butir soal, dan tingkat kesukaran sukar

sebanyak 3 butir soal. Pada soal siklus II terdapat hasil tingkat kesukaran mudah

sebanyak 4 butir soal, tingkat kesukaran sedang sebanyak 11 butir soal dan tingkat

kesukaran sukar sebanyak 2 butir soal.

3.7.7 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I, dan siklus

Gambar

Gambar 2  Bagan Langkah Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3 Kisi-kisi Soal siklus I
Tabel 4  Kisi-Kisi Soal siklus II
Tabel 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada pirolisis, pemisahan volatile matters (uap air, cairan organik, dan gas yang tidak terkondensasi) dari arang atau padatan karbon bahan bakar juga menggunakan panas yang

There shall be a robust Shariah compliance function, comprising review and audit functions, supported by risk management control process and internal research capacity.. 7.1 The

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah : Melakukan pembelian teratur merupakan persepsi pelanggan AHA sebagai responden yang selalu

Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 2, dapat diketahui bahwa presentase berat kuning telur burung puyuh dari berat keseluruhan adalah sebesar 38,145% dan presentase berat

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa menyertai dan memberi kekuatan kepada penulis dalam pembuatan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kualitas

DAFTAR NAMA PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI ADMINISTRASI PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN SOSIAL. TAHUN

Tidak menahan buang air besar: Pencernaan juga akan lancar jika tidak menahan buang air besar karena dengan menahan buang air besar feses akan kering sehingga penyakit wasir

Syukur alhamdulillah senantiasa dipanjatkan Kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, serta lindungan NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan