• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum penyearah terkontrol d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum penyearah terkontrol d"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

: Evianita Dewi Fajrianti

NRP

: 3110161003

Dosen

: Aprilely Ajeng Fitriana

Praktikum : Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

Tanggal

: 12 Maret 2018

Teknik Mekatronika

(2)

BAB 1

PENYEARAH TERKONTROL SETENGAH GELOMBANG

(CONTROLLED HALF-WAVE RECTIFIER)

A. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja penyearah terkontrol setengah gelombang

2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang dengan beban yang berbeda

B. DASAR TEORI

1. Penyearah Tak Terkontrol Setengah Gelombang

Penyearah jenis ini menggunakan satu buah dioda sebagai komponen penyearah tak terkontrol. Hasil keluaran dari rangkaian ini adalah hanya bagian positif saja dalam satu panjang gelombang dari yang inputannya adalah gelombang sinus yang memiliki bagian positif dan bagian negatif dalam satu panjang gelombangnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkaian dari penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkontrol.

(3)

2. Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengkonversikan tegangan ac menjadi dc. Gambar 1.1 menunjukkan rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang yang menggunakan satu thyristor untuk mengontrol tegangan pada beban. Pada setengah siklus positif dari tegangan sumber, thyristor akan ON jika terminal gate diberikan sinyal trigger dengan sudut penyalaan α. Sedangkan pada setengah siklus berikutnya, yaitu pada siklus negatif, thyristor akan OFF. Gambar tegangan keluaran penyearah terkontrol setengah gelombang ditunjukkan oleh Gambar 1.2.

Gambar 1.1Rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang dengan beban R

Gambar 1.2Tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang dengan beban R

Tegangan rata-rata dari beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:

(4)

merupakan tegangan puncak dari sumber tegangan. adalah sudut penyalaan gate thyristor. Dari persamaan (1.1), perubahan sudut penyalaan akan mengatur tegangan rata-rata dari beban.

Tegangan rms pada beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:

(1.2)

Yang membedakan antara rangkaian terkontrol dengan tak terkontrol adalah komponen penyearah yang digunakannya. Penyearah jenis ini menggunakan komponen penyearah terkontrol, seperti thyristor atau SCR (Silicon Controlled Rectifier), IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor), MOSFET (Metal Oxide Silicon Field Ef ect Transistor), dll. Terkontrol dalam hal ini maksudnya adalah penyearah ini dapat dipicu pada sudut tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan. Untuk memicu komponen penyearah tersebut, kita harus mengetahui terlebih dahulu karakteristik dari masing-masing komponennya. Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus pemicuan, sedangkan untuk memicu IGBT dibutuhkan tegangan pemicuan. Komponen yang satu dengan yang lain memiliki jenis dan besar pemicuan yang berbedabeda. Hasil keluaran dari rangkaian ini adalah hanya bagian positif saja dalam satu panjang gelombang dari yang inputannya adalah gelombang sinus yang memiliki bagian positif dan bagian negatif dalam satu panjang gelombangnya, namun dapat dipicu pada sudut tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkaian dari penyearah satu fasa setengah gelombang terkontrol.[2]

C. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 1.3Rangkaian percobaan

D. ALAT DAN BAHAN

1. 1 set Modul Elektronika Daya: Driver Modul dan SCR Module 2. Oscilloscope

(5)

4. Kabel secukupnya

5. Resistor 10k , 100Ω, dan 10Ω

E. LANGKAH PERCOBAAN

1. Rangkailah SCR Module seperti Gambar 1.3

2. Berikan supply tegangan DC 12V dan tegangan AC 12 V pada Driver Module

3. Hubungkan terminal GATE 1 pada Driver Module dengan salah satu GATE pada SCR module

4. Atur sudut penyalaan α dengan metuning potensio 10K pada driver modul sesuai dengan sudut penyalaan yang diminta pada Tabel 1.1. Gunakan CH2 pada oscilloscope untuk mengetahui besar sudut penyalaan.

5. Gunakan oscilloscop dual input, CH1 untuk mengamati tegangan masukan dan CH2 untuk mengamati tegangan keluaran

6. Dengan menggunakan oscilloscope, amati perubahan tegangan terhadap perubahan sudut penyalaan dan gambarlah pada kertas grafik bentuk gelombang keluaran pada beban R

7. Ukur pula harga tegangan keluaran dc pada beban R

8. Dari gambar yang dihasilkan oleh langkah no.4, hitung tegangan keluaran rata-rata dan tegangan rms pada beban menggunakan persamaan (1.1) dan (1.2)

9. Ulangi langkah no.1 sampai dengan 8 untuk nilai beban dan sudut penyalaan yang berbeda

10. Bandingkan hasil yang diperoleh pada Tabel 1.1 kemudian berilah analisa dan kesimpulan

F. DATA PENGUKURAN

Tabel 1.1Pengukuran dan Perhitungan Rangkaian Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

(Volt) (Volt) 12 10.000 25˚

12 10.000 50˚ 12 10.000 75˚ 12 10.000 90˚ 12 10.000 115˚ 12 10.000 140˚ 12 10.000 165˚

12 100 25˚

12 100 50˚

12 100 75˚

(6)

12 100 115˚

12 100 140˚

12 100 165˚

12 10 25˚

12 10 50˚

12 10 75˚

12 10 90˚

12 10 115˚

12 10 140˚

12 10 165˚

G. PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Bandingkan hasil yang didapat dari tabel pengukuran. Apakah pengaruh sudut penyalaan α terhadap tegangan rata-rata dc dan tegangan rms

pada beban? Gambarkan grafik hubungan: a. Tegangan rata-rata dc dengan sudut penyalaan b. Tegangan rms pada beban dengan sudut penyalaan 2. Buatlah simulasi menggunakan PSIM.

3. Bandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan dengan simulasi hasil simulasi menggunakan PSIM.

(7)

H. DATA SIMULASI

A. Simulasi Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

. B. Simulasi Penyearah Tak Terkontrol Setengah Gelombang

Vs(volt) R

(ohm) α (Volt)Vo (Volt)Vrms

12 10.000 25˚ 3.815 5.948

12 10.000 50˚ 3.134 5.625

12 10.000 75˚ 2.401 4.885

12 10.000 90˚ 1.907 4.242

12 10.000 115˚ 1.101 2.934

12 10.000 140˚ 0.446 1.535

12 10.000 165˚ 0.065 0.367

12 100 25˚ 3.640 5.948

12 100 50˚ 3.137 5.625

12 100 75˚ 2.404 4.885

12 100 90˚ 1.909 4.242

12 100 115˚ 1.102 2.934

12 100 140˚ 0.446 1.535

12 100 165˚ 0.065 0.367

12 10 25˚ 3.640 5.948

12 10 50˚ 3.137 5.625

12 10 75˚ 3.137 5.625

12 10 90˚ 1.909 4.242

12 10 115˚ 1.102 2.934

12 10 140˚ 0.446 1.535

12 10 165˚ 0.065 0.367

Vs

(volt) R (ohm) Vo (volt) Vrms (volt)

12 10K 3.815 6.000

12 100 3.819 5.999

(8)

I. JAWABAN

1. Bandingkan hasil yang didapat dari tabel pengukuran. Apakah pengaruh sudut penyalaan α terhadap tegangan rata-rata dc dan tegangan rms

pada beban? Gambarkan grafik hubungan: a. Tegangan rata-rata dc dengan sudut penyalaan b. Tegangan rms pada beban dengan sudut penyalaan Pengaruh sudut penyalaan terhadap Vrata-rata dan Vrms yaitu,

 Dapat mempengaruhi besar kecilnya Vrata-rata

Saat sudut penyalaan diperbesar, maka tegangan rata-rata akan turun. Saat sudut penyalaan diperkecil, maka tegangan rata-rata akan naik.

 Dapat mempengaruhi besar kecilnya Vrms

Saat sudut penyalaan diperbesar, maka tegangan rms akan turun. Saat sudut penyalaan diperkecil, maka tegangan rms akan naik.

a. Hubungan Tegangan rata-rata dengan sudut penyalaan

Grafik 1. Hubungan Vaverage Dengan Sudut Penyalaan

b. Hubungan Tegangan Rms Dengan Sudut Penyalaan

(9)

Grafik 2. Hubungan Vrms Dengan Sudut Penyalaan

2. Simulasi menggunakan PSIM.

a. Simulasi Penyearah Tak Terkontrol Setengah Gelombang b. Simulasi Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

3. Membandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan dengan simulasi hasil simulasi menggunakan PSIM.

(10)

J. ANALISA

Dari simulasi ini dapat dianalisa bahwa resistansi tidak cukup berpengaruh dalam penyearah gelombang, baik itu terkontrol maupu tak terkontrol. Dapat dilihat dari data hasil simulasi:3.815

 Sudut penyalaan 25°

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 25° dengan dibebani sebesar 10K ohm didapatkan Vrata-rata 5.948 v dan Vrms 3.640 v.

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 25° dengan dibebani sebesar 100 ohm didapatkan Vrata-rata 5.948 v dan Vrms 3.640 v.

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 25° dengan dibebani sebebsar 10 ohm didapatan Vrata-rata 5.948dan Vrms 3.640 v.

 Sudut penyalaan 90°

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 90° dengan dibebani sebesar 10K ohm didapatkan Vrata-rata 1.907 v dan Vrms 4.242 v.

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 90° dengan dibebani sebesar 100 ohm didapatkan Vrata-rata 1.909 v dan Vrms 4.242 v.

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 90° dengan dibebani sebebsar 10 ohm didapatan Vrata-rata 1.909 v dan Vrms 4.242 v.0.065

 Sudut penyalaan 165°

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 165° dengan dibebani sebesar 10K ohm didapatkan Vrata-rata 0.367 v dan Vrms 0.065 v.

Saat sudut penyalaan dibuat sebesar 165° dengan dibebani sebesar 100 ohm didapatkan Vrata-rata 0.367 v dan Vrms 0.065v.

(11)

K. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa sudut penyalaan dapat mempengaruhi besar kecilnya tegangan rata-rata Vaverage dan tegangan rms Vrms. Semakin besar sudut penyalaan maka semakin kecil tegangan rata-rata dan tegangan rms. Sedangkan saat sudut penyalaan diperkecil maka tegangan rata-rata dan tegangan rms akan naik, hal ini dapat dilihat dari hubungan grafik pada grafik

Sedangkan, resistansi tidak mempengaruhi besar kecilnya tegangan rata-rata dan rms.

(12)

L. DOKUMENTASI SIMULASI

a. Simulasi Penyearah Tak Terkontrol Setengah Gelombang

Saat R=10K ohm

Sudut penyalaan 25 dengan beban 10K ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 50 dengan beban 10K ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 75 dengan beban 10K ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 90 dengan beban 10K ohm

(13)

Sudut penyalaan 115 dengan beban 10K ohm

Sudut penyalaan 140 dengan beban 10K ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 165 dengan beban 10K ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 25 dengan beban 100 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

(14)

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 75 dengan beban 100 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 90 dengan beban 100 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 115 dengan beban 100 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

(15)

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 165 dengan beban 100 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 25 dengan beban 10 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 50 dengan beban 10 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

(16)

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 90 dengan beban 10 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 115 dengan beban 10 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Sudut penyalaan 140 dengan beban 10 ohm

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

(17)

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

b. Simulasi Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang

(18)

M. REFERENSI

[1]

http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2012/10/penyearah-satu-fasa-setengah-ge lombang.html

[2]

Gambar

Gambar diatas merupakan rangkaian penyearah satu fasa setengah
Gambar 1.1 Rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang dengan beban R
Gambar 1.3 Rangkaian percobaan
Grafik 1. Hubungan Vaverage Dengan Sudut Penyalaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi program Matlab bentuk gelombang arus dan tegangan adalah bersifat kontiniu , pada saat interval A-B SCR1 dan SCR6 konduksi secara bersamaan sehingga arus akan

Dengan hukum Kirchoff untuk tegangan, jumlah dari seluruh tegangan dalam rangkaian loop tertutup adalah nol. Termokopel memberikan keluaran berupa tegangan listrik

Warna-warna yang diukur akan menghasilkan suhu dan panjang gelombang yang berbeda pula, sehingga pembacaan yang ditampilkan pada layar panel adalah kombinasi dari efek

Bentuk gelombang tegangan keluaran dari penyearah jembatan terkontrol penuh dipengaruhi oleh besarnya tegangan masukan, frekuensi, sudut picu dan kondisi masing –

[1] Rangkaian elektronika daya merupakan suatu rangkaian listrik yang dapat mengubah sumber daya listrik dari bentuk gelombang tertentu (seperti bentuk gelombang

Half adder adalah suatu rangkaian penjumlah dua bit bilangan biner yang hasil penjumlahan biner tersebut terdiri dari jumlahan (sum) keluaran dari XOR dan bawaan

Alat yang dipakai untuk mengukur absorban larutan standar dan sampel adalah spektrofotometer UV-Vis, karena panjang gelombang yang digunakan adalah 430 nm..

Pada kasus rangkaian dimana bentuk gelombang keluaran sama dengan gelombang masukan Tphl adalah waktu yang diukur dari level tegangan ini ketika falling input Wavefrom hingga