Analysis Of Foreign Labor Problems
Case Study PT. Siemens Indonesia in 2012
The Course Of International Human Resource Management(Lecturer: Drs. Mudjiarto, Msi)
Created By:
Name : Indra Sakti
NIM : 201411286
MAJORS OF MANAGEMENT
FACULTY OF ECOMOMIC AND BUSINESS
ESA UNGGUL UNIVERSITY
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
DAFTAR ISI ... ii
PENDAHULUAN ... 1
PERMASALAHAN ... 2
PEMECAHAN MASALAH ... 3
KESIMPULAN ... 5
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi dan meningkatnya pembangunan di berbagai sektor kehidupan memerlukan kualitas sumber daya manusia yang ahlil dan profesional di bidangnya. Tenaga kerja lokal yang telah di didik dan dilatih melalui program pelatihan kerja dapat berperan secara total dan profesional, akan tetapi ada kalanya suatu perusahaan di Indonesia juga membutuhkan tenaga kerja asing untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya khusus sesuai dengan keahliannya, sehingga tuntutan mempekerjakan tenaga kerja asing juga tidak dapat dielakkan. Penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia semakin meningkat terutama dengan di berlakukannya berbagai kerjasama regional. Peningkatan jumlah tenaga kerja asing ini merupakan tuntutan dari berbagai macam program pembangunan pemerintah melalui investasi asing.
Keberadaan tenaga kerja asing merupakan peluang sekaligus ancaman bagi tenaga kerja lokal . Melalui tenaga kerja asing, terjadi peralihan keahlian dan teknologi kepada tenaga kerja lokal dalam meningkatkan kompetensi mereka. Selain memberikan dampak postip, keberadaan tenaga kerja asing juga dapat menimbulkan dampak negatif antara lain adanya tenaga kerja asing illegal, perselisihan dengan penduduk lokal dan ledakan jumlah imigran. Menghadapi permasalahan tersebut apabila tidak di cermati dengan seksama oleh pemerintah maka menimbukan berbagai masalah sosial di masyarakat. Salah satu permasalahan yang paling sering terjadi adanya perselisihan antara tenaga kerja asing dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Perselisihan ini jika tidak segera di tangani akan berdampak pada sentimen negatif investor asing terhadap kepercayaan mereka dalam menanamkan modal ke Indonesia.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen sumber daya internasional. Selain itu untuk menganalisa permasalahan yang terjadi terkait penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia.
Batasan Masalah
Agar permasalahan terfokus maka penyusun hanya membahas permasalahan tenaga kerja asing yang terjadi di PT Siemens Indonesia pada tahun 2012 dari segi staffing policy dan legalitas.
A.
PERMASALAHAN
PEMECAHAN MASALAH
Analisa Permasalahan
Kasus yang terjadi antara Stephen dan PT Siemens Indonesia merupakan permasalahan terkait penggunaan tenaga kerja asing. Berikut ini analisa kasus yang terjadi dilihat dari sudut pandang staffing policy dan legalitas.
1. Legalitas
Berdasarkan kasus ini, PT Siemens Indonesia telah melakukan beberapa pelanggaran penggunaan tenaga kerja asing antara lain:
a. PT Siemens Indonesia melakukan PHK tanpa kesalahan, tidak ada pemberitahuan, serta tanpa izin dari LPPHI. Menurut Pasal 151 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, PHK dapat dilakukan didahului dengan perundingan dengan serikat pekerja atau dengan pekerja yang akan diputus hubungan kerjanya. Kemudian jika tidak ada persetujuan tersebut, PT. Siemens Indonesia dapat mengajukan penetapan PHK kepada Lembaga Pernyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LPPHI).
b. PT Siemens Indonesia belum membayar uang pesangon senilai Euro 347,602, uang penghargaan masa kerja sebesar Rp80,659 juta dan sebesar Euro 11,118, serta gaji kepada Stephen. Berdasarkan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dalam Pasal 156 ayat (1) diatur bahwa pesangon harus dibayarkan dalam hal pemutusan hubungan kerja dan bonus Stephen adalah uang penghargaan masa kerja yang diatur dalam Pasal 156 ayat (3) UU Ketenagakerjaan. Selain itu, tidak dibayarnya upah Stephen oleh PT. Siemens Indonesia melanggar ketentuan dalam Pasal 88 UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c. PT Siemens Indonesia mempekerjakan Stephen selama kurang lebih 13 tahun terus menerus tanpa putus. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan Stephen bekerja pada waktu tertentu dan paling lama 3 tahun. Apabila akan diperpanjang, perjanjian kerja harus diperbaharui dengan ketentuan jeda waktu pembaharuan selama 30 hari. Namun, PT. Siemens Indonesia mempekerjakan Stephen terus menerus selama 13 tahun seakan-akan Stephen adalah karyawan tetap PT. Siemens yang berkewarganegaraan Indonesia
d. PT Siemens Indonesia menawarkan draf perjanjian kerja baru, yang isinya menghilangkan hak pesangon dan lain-lain kepada Stephen. Draf perpanjangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang di tawarkan PT Siemens Indonesia bertentangan dengan Pasal 156 ayat (1) UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Staffing Policy
Siemens adalah salah satu perusahaan global dengan kantor pusat internasionalnya terletak di Berlin dan München, Jerman. PT Siemens Indonesia adalah salah satu cabang perusahaan yang menawarkan layanan dengan fokus pada bidang elektrifikasi, otomatisasi dan digitalisasi. Di dalam melakukan bisnis internasional, salah satu masalah yang mungkin timbul adalah kebijakan tentang penempatan posisi karyawan (staffing policy). Dalam studi kasus ini, PT Siemens Indonesia menerapkan staffing policy berupa ethnocentric approach. Penerapan kebijakan tersebut berdasarkan posisi yang diduduki oleh Hans Peter Haessleins kewarganegaraan Jerman selaku Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) serta Wolfgang Hofmann kewarganegaraan Jerman selaku Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) pada tahun 2008 sampai 2012. Pemberlakuan staffing policy ini dapat menjadi masalah ketika seringkali ditemukan berbagai faktor yang menimbulkan bias ketika memilih seseorang untuk menempati suatu posisi di perusahaan. Pada kasus ini, CEO dan CFO PT Siemens Indonesia kurang memahami kebijakan pemerintah Indonesia terkait penggunaan tenaga kerja asing sehingga melakukan berbagai pelanggaran yang justru akan merugikan perusahaan.
Penyelesaian Masalah
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan putusan No. 85/PHI.G/2012/PN.JKT.PST pada 24 September 2012 terkait kasus ini. Namun kasus ini di selesaikan hingga ke tingkat Mahkamah Agung. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013 pada 9 Juli 2013, kasus antara Stephen Michael Young (penggugat) dengan PT Siemens Indonesia (tergugat) menghasilkan putusan antara lain:
Menghukum penggugat membayar biaya perkara kasus ini.
Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat biaya pemulangan Penggugat beserta keluarganya ke negara asalnya sebesar Euro 20.180 (dua puluh ribu seratus delapan puluh Euro)
KESIMPULAN
Kasus yang terjadi antara Stephen Michael Young dengan PT. Siemens Indonesia merupakan permasalahan tenaga kerja asing berupa perselisihan antara pekerja dengan pengusaha. PT Siemens Indonesia telah melanggar peraturan pemerintah yaitu UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam penggunaan tenaga kerja asing sehingga menimbulkan kerugian bagi perusahaan berupa pencemaran nama baik dan kerugian finansial. Penyelesaian masalah yang dilakukan keduanya telah tepat dengan melibatkan lembaga peradilan sebagai pengambil keputusan. Kasus ini juga memiliki kaitan dengan kebijakan staffing policy yang di ambil perusahaan berupa penerapan ethnocentric approach yang tercermin dari posisi Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) yang di duduki. Kebijakan staffing police perusahaan berakibat pada terjadinya pelanggaran penggunaan tenaga kerja asing karena CEO dan CFO PT Siemens Indonesia kurang memahami kebijakan pemerintah Indonesia terkait aturan penggunaan tenaga kerja asing.
PT Siemens Indonesia perlu mengambil tindakan dengan cepat untuk sehingga pelanggaran yang telah terjadi tidak terulang. Cara yang dilakukan dengan lebih memahami aturan pemerintah terkait penggunaan tenaga kerja asing. Selain itu, perusahaan perlu mengkaji ulang kebijakan staffing policy yang telah diterapkan. Berdasarkan kasus yang terjadi, perusahaan dapat mengganti kebijakan ethnocentric approach dengan kebijakan geocentric approach atau polycentric approach. Penggantian kebijakan tersebut karena dengan menggunakan tenaga kerja yang berbeda kewarganegaraan dengan perusahaan induk yaitu kewarganegaraan Indonesia atau kewarganegaraan lain untuk mengisi posisi kunci perusahaan akan lebih meminimalisir terjadinya kasus seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Website:
Ariefyanto, M Irwan. 2012. Pesangon tak dibayar, karyawan siemens menggugat.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/06/18/m5tkkv-pesangon-tak-dibayar-karyawan-siemens-menggugat. Diakses pada 20 Mei 2016
Mahkamah Agung. 2013. Putusan Mahkamah Agung No. 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013. http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/downloadpdf/19a2c18a3b4f12373 4d23358aa8264f5/pdf. Diakses pada 19 Mei 2016
Prasetyo, Ardy. 2012. Pesangon Tak Dibayar, Eks Pegawai PT. Siemens Menggugat. http://news.okezone.com/read/2012/06/18/339/649421/pesangon-tak-dibayar-eks-pegawai-pt-siemens-menggugat. Diakses pada 20 Mei 2016
www.id.siemens.com
Undang-undang