• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen tips simulasi pintu garasi berba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dokumen tips simulasi pintu garasi berba"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Simulasi pintu garasi berbasis PLC

http://tepeboys.blogspot.com/2010/04/

silmulasi-pintu-garasi-mobil-otomatis.html

Selasa, 20 April 2010

Silmulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC (Programmable Logic

Control)

SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS

BERBASIS PLC

(Programmable Logic Control)

(2)

SUTOPO HADI.S

063310015

TEKNIK KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AKAKOM

YOGYAKARTA

2009

SIMULASI PINTU GARASI MOBIL OTOMATIS

(3)

TUGAS AKHIR

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi diploma 3

(4)

Disusun oleh :

SUTOPO HADI.S

063310015

TEKNIK KOMPUTER

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AKAKOM

YOGYAKARTA

2009

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan di hadapan sidang penguji Tugas Akhir Teknik Komputer STMIK AKAKOM Yogyakarta.

(5)

Mengetahui

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Drs. Berta Berdnar, M.T. L.N. Harnaningrum, S.Si, M.T.

(6)

MOTTO

 Kemauan dan usaha keras dalam berusaha adalah langkah awal mencapai

kesuksesan.

 Pengalaman adalah guru yang paling baik.

 Kepandaian tanpa jiwa yang sehat bagai kapal tanpa nahkoda.

 Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan.

PERSEMBAHAN

 Kepada Ibunda, Nenek dan keluarga tercinta. Terima kasih atas doa dan

bantuannya.

 Kepada seseorang yang aku sayangi, semoga ini awal kebahagiaan kita.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini. Sholawat serta salam teruntuk

nabi besar Muhammad SAW. Keberhasilan Tugas Akhir ini tidak lepas dari semua pihak yang banyak memberikan bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diterima dengan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini

ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Prayoto,M.Sc, Ketua STMIK AKAKOM Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Berta Bednar, M.T, Ketua Jurusan Teknik Komputer.

3. Ibu L.N. Harnaningrum, S.Si., M.T, Dosen Pembimbing, yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

4. Dosen Penguji tugas akhir.

5. Bapak Ibu Dosen STMIK AKAKOM yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

(8)

7. Ibunda dan keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil

kepada penulis dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

baik dari segi fisik maupun bahasanya, hal itu karena keterbatasan kemampuan penulis baik dalam teori maupun pengalaman. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun akan penulis terima.

Akhirnya penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan mahasiswa STMIK AKAKOM pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam

memperluas pengetahuan akan ilmu dan teknologi.

Yogyakarta, Maret 2009

(9)

DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Tujuan ...4

1.3 Pembatasan Masalah ...4

(10)

2.2. Sensor Cahaya

2.2.1. Dioda Sinar Laser ...5

2.2.2. LDR(Light Dependent Resistor)....6

2.3. Motor DC sebagai penggerak ...6

(11)

3.1.1. Pengujian Catu Daya ...18

3.1.2. Pengujian Sensor ...19

3.1.3. Pengujian Motor ...19

3.2. Pengoperasian ...19

3.3. Penjelasan Ladder Diagram ...21

BAB 4 PENUTUP

Gambar 2.5 Simbol transistor dan resistor ...8

Gambar 2.6 Relai 12 Volt 8 pin ...8

(12)

Gambar 2.8 (a). Trafo step down tanpa CT...10

Gambar 2.8 (b). Trafo step down dengan CT ...10

Gambar 2.9 (a) Penyearah gelombang penuh dengan CT...10

Gambar 2.9 (b) Penyearah gelombang penuh dengan dioda bidge ...10

Gambar 2.10 Filter kapasitor ...11

Gambar 2.11 IC LM 7805/7812...11

Gambar 2.12 Flow chart .………...12

Gambar 2.13 Diagram blok ….……….……..13

Gambar 2.14 Rancang bangun alat simulasi ………...….……..13

Gambar 3.1 Ladder diagram...20

Gambar 3.2 Ladder diagram start motor forward dengan self holding ...21

Gambar 3.3 Ladder diagram DIFD (14) ...22

Gambar 3.4 Ladder diagram start motor reverse dengan self holding...23

(13)
(14)

Halaman

Tabel 2.1. Daftar alamat keluaran PLC ...13

Tabel 2.2. Daftar alamat masukan PLC...14

Tabel 2.3. Daftar alat dan bahan ...14

Tabel 3.2. Daftar hasil pengujian catu daya ...17

Tabel 3.3. Daftar hasil pengujian LED dan LDR...18

Tabel 3.4. Daftar hasil pengujian motor...18

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dilakukan di dalam dan di luar ruangan, bahkan aktifitas tersebut tidak lepas dari keberadaan pintu dimana kita harus

membuka atau menutup pintu yang membuat kita terasa enggan untuk melakukannya, berulang-ulangkali keluar masuk pintu dengan menarik atau mendorong pintu. Apalagi

pintu yang terpasang mengeluarkan bunyi keras, susah bergerak, disamping kurang sopan juga kurang praktis. Melihat kondisi riil yang ada kebanyakan proses pengoperasian pintu garasi mobil masih dilakukan secara manual dimana campur

(15)

namun bagi sebagian orang lainnya, kegiatan seperti itu mungkin saja menjadi sebuah hal yang membosankan.

Dengan memanfaatkan salah satu sistem yang mempergunakan alat–alat kontrol otomatis dalam hal ini PLC, diharapkan mampu terciptanya sebuah alat kontrol otomatis yang dapat memenuhi harapan tersebut.

PLC (Programmable Logic Control) dapat dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi

internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa dianggap PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan PC (programmable controlle ).

PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Dengan kata

lain, hampir semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik lainnya.

Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan sekaligus

menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem control proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan.

2. Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perbaikan.

3. Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan.

(16)

5. Tujuan dan aplikasi tertentu.

Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan sistem kontrol proses konvensional, antara lain:

1. PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol

proses konvensional (berbasis relai).

2. Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian

kesalahan yang mudah dan cepat.

3. Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan

dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian

program, baik melalui terminal konsol maupun Komputer PC.

4. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, perangkat kontroler sederhana.

5. Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam kasus

penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional prosesnya cukup kompleks.

6. Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai automekanik.

7. Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah dimengerti.

8. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan.

9. Pemrograman yang ampuh dan disimpan didalam memori

Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi telah

(17)

yang akan masuk ataupun keluar pintu garasi dan proses ini akan berulang–ulang secara otomatis.

B. Permasalahan

Berdasarkan kondisi di atas maka timbul permasalahan yaitu bagaimana merancang sebuah simulasi pintu garasi mobil otomatis yang menggunakan sistem kontrol PLC

dan akan bekerja ketika ada sebuah mobil yang masuk ataupun keluar pintu garasi dengan jalan menaikkan dan menurunkan pintu.

C. Pembatasan Masalah

Karena terbatasnya sarana dan prasarana dalam pembuatan alat, maka masalah yang akan dikaji dan dibahas meliputi :

1. Sistem program pengendalian piranti menggunakan PLC OMRON SYSMAC CPM 1 A.

2. Penerapan sensor disesuaikan dengan keadaan lingkungan, artinya kuat cahaya dioda laser disesuaikan dengan kepekaan LDR pada rangkaian penerima.

3. Penguncian pintu hanya menggunakan kondisi motor yang tidak bergerak.

4. Sistem pengaman garasi mobil diabaikan, artinya hanya menggunakan kondisi pintu yang tertutup.

(18)

Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :

1. Merancang dan membuat simulasi pintu garasi mobil otomatis dengan penggunakan PLC sebagai alat kontrol pengendali kerja motor dan sensor.

2. Mengetahui unjuk kerja dari alat yang dibuat.

3. Meminimalisasi campur tangan manusia dalam membuka atau menutup pintu garasi mobil.

E. Manfaat

Adapun manfaat yang tercapai dengan adanya alat tersebut adalah :

1. Pemakai dapat membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis tanpa harus mendorong ataupun menarik pintu garasi.

2. Memudahkan pemakai dalam membuka dan menutup pintu garasi mobil.

(19)

BAB 2

ANALISIS DAN PERANCANGAN A. Landasan Perencanaan

A.1. Programmable Logic Control (PLC)

(20)

Gambar 2.1. (Omron CPM1A) Sumber (Putra Agfianto Eko, 2004:21)

PLC(Programmable Logic Control) CPM1A merupakan PLC produk dari OMRON. CPM1A memiliki 6 masukan (I0-I5) dan 4 keluaran (O0-O3) total 10 jalur keluaran atau masukan, Pada gambar 1 dan 2 ditunjukkan gambar Omron CPM1A 10 keluaran atau masukan (10 I/O).

A.1.1. Bagian–bagian PLC

PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang di adaptasi untuk keperluan

aplikasi dalam dunia industri.

A.1.2. Pemograman PLC(Programmable Logic Control)

(21)

Gambar 2.2. (Contoh Ladder Diagram) 2) Instruksi-instruksi tangga(ladder instrucstion)

Instruksi tangga atau ladder instrucstion adalah instruksi yang terkait dengan kondisi-kondisi di dalam diagram tangga. Putra Agfianto Eko (2004:62).

3) Eksekusi Program

Saat eksekusi program dijalankan, unit CPU didalam PLC akan men-scan program dari atas ke bawah, memeriksa semua kondisi dan

mengerjakan semua intruksi terkait ke arah bawah Dan CPU selalu mengerjakan instruksi dari kiri ke kanan.

(22)

Kecerda

san sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan piranti-piranti masukan lainnya melalui tegangan masukan.

Gambar 2.3. (Contoh menghubungkan sensor masukan) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:13)

A.1.4. Keluaran PLC

Sistem terotomasi tidaklah akan lengkap jika tidak ada fasilitas keluaran, beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan

(23)

Gambar 2.4.(Relai sebagai keluaran pada PLC Omron) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:23)

A.2. Sensor Cahaya

A.2.1. LED (Light Emitting Diode)

Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED adalah

suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.

(24)

A.2.2. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR singkatan dari Light Dependent Resistor yang dibuat dari bahan semikonduktor seperti silicon, selenium atau kadmium sulfida. Foton conductive

ini mempunyai sifat akan berkurang nilai resistansinya apabila tidak terdapat mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau energi mekanik,

(25)

buah kutub magnet, maka pada kawat itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat itu (gaya lorentz).

Gambar 2.7. (Motor DC)

A.4. Komponen pendukung

A.4.1. Resistor dan transistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika dari bahan semi konduktor yang mempunyai dua kaki yang bersifat menghambat arus yang mengalir. Untuk

menentukan nilai resistansi dari resistor biasanya dilakukan dengan cara mengamati gelang warna yang terdapat pada resistor.

Tabel 2.1. Daftar gelang warna resistor

No Warna Gelang ke-1 Gelang ke-2 Gelang ke-3

(26)

6. Hijau 5 5 100000

Transistor adalah merupakan salah satu komponen elaktronika yang terdapat dari bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yaitu kaki basis, kaki

kolektor dan kaki emitor. Transistor dibagi menjadi dua tipe, yaitu : 1. Tipe PNP (negative-positif-negative)

2. Tipe PNP (positif-negative-positif)

Dalam rangkaian ini menggunakan transistor tipe NPN, transistor ini bekerja jika pada basis dibias positif. Jika kolektor positif dan emitor negative, maka transistor akan jenuh, serta antara kolektor dan emitor akan terhubung

(27)

(a) (b)

Gambar 2.8a. (Simbol transistor) dan

2.8b. (Simbol resistor)

A.4.2. Relai

Relai adalah suatu alat yang

dioperasikan dengan listrik yang mengontrol penghubungan rangkaian listrik (Frank D. Petruzella, 2004:191). Susunan semua kontaknya itu secara listrik terisolasi dari rangkaian kumparan. Normal terbuka (normally open), kontak-kontak akan tertutup bila relai diberi tegangan. Normal tertutup (normally close),kontak-kontak terbuka bila diberi tegangan.

Gambar 2.9. (Relai 12 Vollt 8 pin)

A.4.3. Limit Switch

(28)

jika ada benda yang menekan roller-nya, sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat, roller dari

limit switch kembali keposisi semula, demikian pula dengan kedudukan kontak-kontaknya.

Gambar 2.10. (Limit Switch)

A.5.Catu daya

Sebagian besar piranti elektronika membutuhkan tegangan DC untuk bekerja. Sumber daya yang mudah dapat dibuat dari sebuah rangkaian yang dapat

mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Sebuah power supply dapat dibuat dengan tiga buah komponen utama, yaitu transformer, dioda penyearah, dan

kapasitor filter.

A.5.1. Transformator Penurun Tegangan

Transformator penurun tegangan adalah transformator yang diperlukan

(29)

380 Volt, menjadi tegangan yang lebih rendah pada bagian sekundernya, 6 Volt, 9 Volt, 12 Volt, atau 24 Volt. Ada dua jenis transformator penurun tegangan yaitu

transformator penurun tegangan dengan CT (Center Tap) dan transformator penurun tegangan tanpa CT.

Gambar 2.11a. (Trafo step down tanpa CT) dan b. (Trafo step down dengan CT)

A.5.2. Penyearah

Penyearah (rectifier) merupakan bagian dari catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik atau AC menjadi tegangan searah atau

DC. Komponen yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda. Dalam pembuatan catu daya menggunakan 2 macam rangkaian penyearah yaitu :

(30)

Gambar 2.12 a. (Penyearah gelombang penuh dengan CT)

b. (Penyearah gelombang penuh dengan dioda bidge)

A.5.3. Penyaring kapasitor (filter capasitor)

Tegangan DC yang berdenyut yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah bukanlah DC murni, sehingga dibutuhkan sebuah penyaring. Rangkaian filter ini

menggunakan kapasitor yang diletakkan melintasi terminal keluaran.

Gambar 2.13. (Filter dengan menggunakan Kapasitor)

A.5.4. IC Catu daya

Didalam rangkaian catu daya biasanya tegangan keluaran dari rangkaian itu tidak sesuai atau mendekati tegangan nominal yang diperlukan . untuk mengatasi masalah tersebut biasanya dipasang IC catu daya. IC ini digunakan

untuk lebih mengakuratkan nilai tegangan keluaran. Dalam rangkaian ini menggunakan IC antara lain :

(31)

• LM 7812 (positif regulator) tegangan keluaran + 12 V

Gambar 2.14. (IC LM 7805/7812) Sumber Wijayacitra Paulus (1994:12)

B. Perencanaan Alat Simulasi

B.1. Perancangan alat simulasi

Pesawat simulasi digunakan untuk mendiskripsikan cara kerja system

pengendalian pintu garasi menggunakan programmable logic controller (PLC). Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan program kendali pintu garasi

pada PLC adalah sebagai berikut :

(32)

2. Memahami urutan

kerja kendali pintu garasi dan membuat dalam bentuk diagram blok dan

(33)
(34)
(35)

Gambar 2.15.( Diagram blok simulasi pintu garasi mobil otomatis berbasis PLC.) 3. Membuat daftar input dan output

Berikut ini merupakan daftar alamat input dan output PLC .

Tabel 2.2. Daftar alamat keluaran PLC

(36)

(37)

a. Lakukan pengaturan PLC

seperi gambar dibawah ini.

Gambar 2.17. (Tampilan penyuntingan diagram tangga Syswin)

Sumber Putra Agfianto Eko (2004:101).

b. Mulailah dengan menu File�� New Project, sehingga aka

(38)

Gambar 2.18. (Jendela New Project Setup) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:102).

Lakukan setting seperti pada gambar di atas, kemudian klik Ok.

c. Mulailah melakukan penggambaran Ladder

(39)

Gambar 2.19. (Kotak dialog intruksi ladder diagram)

Sumber Putra Agfianto Eko (2004:102).

Gambar 2.20. (Contoh penggambaran Normaly Open Contact) Sumber Putra Afgianto Eko (2004:103).

d. Untuk menambah jaringan, pilih Blok Insert Network akan dimunculkan

dialog:

(40)

Sumber Putra Agfianto Eko (2004:104).

e. Untuk memasukkan intruksi diagram

tangga, seperti CNT 000, DIFD(14), DIFU(13), TIM, END, klik tombol

Function sehingga akan ditampilkan kotak dialog Function

sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.22. (Kotak dialog select function)

Sumber Putra Agfianto Eko (2004:106)

(41)

Gambar 2.23. (Kotak dialog function) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:105).

f. Dibawah ini merupakan contoh

hasil akhir sebuah diagram tangga.

Gambar 2.24. (Contoh hasil akhir diagram tangga) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:106).

g. Sarana penyutingan diagram tangga lainnya

(42)

Sumber Putra Agfianto Eko (2004:107).

Untuk koneksi dengan PLC gunakan Online, Connect (tombol-tombol berikut hanya aktif jika sudah Online)

Gambar 2.26. (Pengeditan diagram tangga secara online) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:112).

Keterangan:

1. Communications Connect, untuk melakukan koneksi dengan

PLC yang bersangkutan;

2. PLC Mode, untuk memilih mode kerja dari PLC yang

bersangkutan, jika diklik akan dimunculkan pilihan.

Gambar 2.27.(Kotak PLC mode) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:112).

(43)

4. Online Edit, digunakan untuk penyutingan ladder secara online.

h. Setelah terkoneksi, masukkan program

ladder ke PLC Omron yang bersangkutan, dengan cara memilih Menu, Online, Download program to PLC, sehingga akan ditampilkan:

Gambar 2.29. (Kotak download program to PLC) Sumber Putra Agfianto Eko (2004:113).

(44)
(45)

Gambar 2.30. (Ladder Diagram Pintu Garasi Mobil Berbasis PLC)

B.2. Pembuatan Alat Simulasi B.2.1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pesawat simulasi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.4. Daftar alat dan bahan

(46)

8 PCB 20 X 10 cm 2 buah

9 Motor 12 VDC 1 buah

10 Limit switch 10 A, 1000 VAC 2 buah

11 Lampu LED 5 mm, 10 mm 4 buah

12 Relai 12 VDC, 5 A 2 buah

13 Transformator 3 A 1 buah

14 Kapasitor 2200 μf / 50 V, 1000 μf / 35 V 1 buah

15 Dioda IN 5401, IN 4002 4 buah

16 IC Regulator LM 7805, LM 7812 1 buah

17 LDR 4,5 X 3,6 mm 4 buah

18 Resistor 2K2 Ω 12 buah

19 Transistor C9013 4 buah

20 Kabel pelangi - 5 meter

21 PLC - 1 buah

22 Solder dan tenol - 1 buah

23 Alumunium Φ=1 cm, P=30 cm 1 buah

24 Kayu 1X1,5 m 1 buah

B.2.2. Proses pembuatan alat simulasi

Pembuatan simulasi pintu garasi otomatis dengan menggunakan PLC ini

(47)

1. Memotong kayu dengan ukuran 125 x 75 cm sebagai alas 1 buah, 30 x 30

sebanyak 6 buah dan 2 buah ukuran 60 x 50 cm sebagai rangka sebuah

garasi serta triplek ukuran 60 x 50 cm 2 buah dan 30 x 30 cm.

2. Membuat simulasi pintu rolling door menggunakan potongan dudukan tirai

jendela alumunium dengan ukuran 29 x 30 cm,

3. Membuat dudukan untuk penempatan sensor 1, 2, 3, 4 serta dudukan untuk

limit switch disesuaikan dengan kebutuhan.

4. Pemutar pintu rooling door dengan menggunakan potongan alumunium

berdiameter ± 1cm, serta membuat dudukannya dengan menggunakan dua buah laker yang dipasang pada samping atas kedua sisi pintu garasi.

5. Merangkai kayu tersebut dengan paku serta simulasi pintu garasi berikut

daun pintunya.

6. Memasang mekanik pintu garasi dan menghubungkannya ke motor.

(48)
(49)

A.1.Pengujian Catu daya

Langkah pengujian :

a. Menghubungkan input catu daya ke tegangan 220 V dfari PLN

b. Mengukur tegangan keluaran catu daya dengan multimeter digital.

c. Mencatat hasil pengujian.

Tabel 3.1. Daftar hasil pengujian catu daya

No Catu daya (Volt) Masukan AC (Volt) Keluaran DC (Volt)

1 5 220 5.01

2 12 220 11.57

A.2.Pengujian Sensor

Langkah pengujian :

a. Menghubungkan catu daya 12 V dengan rangkaian penerima sensor cahaya

dan DC 5 V pada dioda laser.

b. Melakukan pengujian pada tiap bagian untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan dengan multimeter digital.. c. Mencatat hasil pengujian.

Tabel 3.2. Daftar hasil pengujian laser dan penerima laser

(50)

1 2 3 4

Tabel 3.3. Daftar hasil pengujian Motor

No Arah putaran motor Pintu membuka Pintu menutup

1 forward Bekerja

-2 Reverse - Bekerja

B. Pengoperasian

Cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut :

a. Hubungkan power suplai 220 VAC dengan benda simulasi

(51)

c. Mobil masuk garasi.

Saat mobil berada di depan garasi, mobil menghalangi cahaya dioda sinar

laser 1dan 2 yang diarahkan mengenai sensor LDR 1 dan LDR 2. Bersamaan dengan turunnya nilai resistansi LDR 1 dan LDR 2, maka akan memicu relai untuk memberikan sinyal masukan pada PLC untuk menaikkan pintu sampai

limit switch batas atas terpicu.

Saat mobil bergerak masuk dan tepat berada dibawah pintu, mobil akan

mengaktifkan sensor 3 yang berada di dekat pintu. Tetapi bekerjanya sensor ini setelah mobil melewati area sensor 3. Setelah mobil melewati sensor 3 pintu akan menutup sampai limit switch batas bawah.

d. Mobil keluar garasi.

Saat mobil akan keluar dari garasi, mobil harus maju kedepan untuk

mengaktifkan sensor 4, setelah aktif sensor akan memberikan sinyal ke relai. Relai sensor akan bekerja sehingga akan memberikan sinyal masukan ke PLC untuk membuka pintu. Pintu terbuka sampai limit switch batas atas pintu. Saat mobil bergerak keluar dan tepat berada dibawah pintu, mobil mengaktifkan sensor 3 yang berada di dekat pintu. Dan bekerja seperti pada saat mobil masuk.

Saat mobil keluar dan menghalangi cahaya sensor 1 dan sensor 2, PLC tidak akan bekerja meskipun kedua sensor memberikan sinyal masukan. Dan selanjutnya setelah mobil meninggalkan area sensor 1 dan 2, kondisi kembali

(52)

C. Penjelasan ladder

diagram

Gambar 3.1. (Ladder diagram start motor forward dengan self holding) Saat sensor_1 (00001) dan 2 (00002) terpicu maka keluaran 01001 atau motor (forward) akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar batas atas (00005) dan keluaran turunkan (01002) masih dalam keadaan OFF atau mati. Ketika motor (forward) maka kontak (01001) akan terhubung sehingga arus akan mengalir ke keluaran (01001). Apabila sensor_1 (00001) dan sensor_2 (00002)

(53)

bekerja kecuali kedua-duanya terpicu secara bersamaan. Limit switch batas atas (00005) digunakan sebagai pemutus arus yang menuju keluaran (01001), saat

saklar (00005) terpicu maka arus keluaran akan terputus, menyebabkan motor berhenti dan kontak (01001) akan terbuka kembali.

Gambar 3.2. (Ladder diagram DIFD (14))

Saat sensor_3 (00003, saklar untuk

(54)

bekerja dari transisi OFF ke ON ke OFF. Saat sensor 3 kembali OFF maka keluaran akan langsung bekerja.

Gambar 2.33. (Ladder diagram start motor reverse dengan rangkaian self holding)

Saat kondisi sensor_3

(00003) terpicu (sensor untuk menutup pintu), keluaran (01002) tidak akan langsung bekerja, kemudian setelah saklar OFF kembali arus mengalir pada kontak IR 200.00 akan bekerja mensuplai arus ke keluaran sehingga keluaran

(01002) akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar batas atas (00005) dan keluaran naikkan (01001) masih dalam keadaan NC atau OFF. Limit switch

(55)

menyebabkan motor berhenti dan kontak (01002) akan terbuka kembali. Kondisi ini juga dilengkapi dengan rangkaian self holding sehingga saat kontak IR 200.00 terbuka kembali, arus tetap mengalir dan keluaran tetap bekerja.

Gambar 2.34. (Ladder diagram start motor forward dengan self holding) Saat sensor (00004) terpicu maka keluaran (01001) atau motor (forward)

akan bekerja dengan kondisi bahwa saklar (00005) (limit switchbatas atas) dan keluaran turunkan (01002) masih dalam keadaan off atau mati.Ketika motor

(forward) maka kontak (01001) akan terhubung sehingga arusjuga mengalir dari saklar (01001). Apabila saklar (00004) di off kan makatidak akan berpengaruh pada keluaran 01001 karena keluaran 01001 di-ORkan dengan sensor masukan (00004) (rangkaian self holding atau pengunci).Limit switch batas bawah (00005) digunakan sebagai pemutus arus yang menuju keluaran (01001), menyebabkan

(56)
(57)

1. PLC merupakan salah satu alat kendali modern yang khusus dirancang untuk menangani sistem kendali otomatis baik dalam bidang industry maupun non

industri.

2. Sistem kendali yang bekerja secara otomatis dapat membantu mempermudah manusia dalam melakukan aktifitasnya.

3. Dengan adanya alat bantu simulasi, maka pemahaman mengenai deskripsi kerja alat mudah dimengerti dan dipahami.

4. Rangkaian kendali pintu garasi mobil ini dapat bekerja secara otomatis dan manual. Pengoperasian secara otomatis dilakukan untuk mempermudah

pengoperasiannya sedangkan secara manual digunakan untuk perawatan dan perbaikan sistem.

5. Posisi parkir mobil pada daerah yang tidak mengenai area sensor 3 dan 4 secara bersamaan

B. SARAN

1. Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benarbenar terisolasi dari rangkaian interface luar.

2. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi PLC.

(58)
(59)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Soepatah dan Soeparno, 1987. Mesin Listrik 1. Jakarta : Depdikbud,Dikdirmenjur.

Frank D Petruzela, 2002. Elektronika Industri. Yogyakarta : Andi Ofset.

Malvino, 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Edisi ke 3 jilid 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

Omron, 1997. Smallest PLC in the Sysmac. C Series SYSMAC CPM1A. Training Manual. Bandung : PT. Interindo Wiradinamika.

Paul Fay dkk.1985. Pengantar Ilmu Teknik Elektronika. Jakarta : Gramedia.

Putra Afgianto Eko, 2004. Konsep Pemrograman dan Aplikasi (Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable Relay). Yogyakarta : Gava Media.

Robert L. Shrader, 1991. Komunikasi Elektronika. Jakarta : Erlanga.

Setiawan Heru, 2005. Workshop Kontrol Pneumatic dengan PLC. Surakarta.

Wasito S, 2001. Vademekum Elektronika. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Ringk asan penggunaan tombol-singkat (ShortCut):

(66)

(67)
(68)

LAMPIRAN 3

(69)

Dia

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Daftar simbul

(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

Rangkaian Keseluruhan

Diposkan oleh TepeBoys di 14:09

2 komentar:

www.dare_devil95 mengatakan...

Posting ini telah dihapus oleh penulisnya.

5 Juni 2011 07:31

www.dare_devil95 mengatakan...

bang kirimkan jugalah bang gambarnya lengkap saya mau buat TA juga menarik bang

5 Juni 2011 07:32

Poskan Komentar

Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

(82)

Arsip Blog

 ▼ 2010 (1)

o ▼ April (1)

 Silmulasi Pintu Garasi Mobil Otomatis Berbasis PLC...

Mengenai Saya

TepeBoys

saya adalah mahasisiwa STMIK AKAKOM yogyakarta jurusan Teknik Komputer dan Jurusan Teknik Informatika ,selain kuliah aktivitas sehari-hari adalah bekerja di NHCOM, suatu perusahan yang bergerak dalam sale, maintanace, upgrade, network, service computer.

Gambar

Tabel 2.1. Daftar gelang warna resistor
Tabel 2.4. Daftar alat dan bahan
Tabel 3.1. Daftar hasil pengujian catu daya
Tabel 3.3. Daftar hasil pengujian Motor

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang masalah tersebut dengan alasan untuk meningkatkan krativitas siswa dalam proses

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh.. manusia

Matlamat utama kewujudan firma perniagaan sama ada berbentuk perniagaan tunggal, perkongsian atau syarikat korporat adalah bagi memaksimumkan kekayaan pemegang saham atau

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …..

Wisatria Nusajaya (Hotel Sumatera)Medan Sumatera Utara.The result showed that simultaneously division of labour and authority has positive and significant impact towards employee

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Pada kegiatan ini Saudara diharapkan telah melakukan analisis konteks sesuai dengan kondisi nyata di sekolah Saudara berdasarkan panduan yang dikeluarkan BSNP berkaitan

TARGET UNIT PENANGG UNG- JAWAB PRAKIRAAN MAJU 2020 2021 2022 2023 2024 Memperkuat stabilitas keamanan nasional Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang