• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODA TRANSPORTA SI PERAIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MODA TRANSPORTA SI PERAIRAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN SEBAGAI TRANSPORTASI ALTERNATIF DI KOTA MAKASSAR

ALAMSYAH

e-mail :repair03.ba@gmail.com

Mahasiswa Program Pasca Sarjana Program Studi Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin Makassar

Abstrak

Kota Makassar adalah salah satu kota dunia yang ada di Kawasan Indonesia Timur. Sebagai ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan sudah seyogyanya mempunyai sarana dan prasrana transportasi yang memadai dalam menunjang kelangsungan

pertumbuhan ekonomi di Kawasan Indonesia Timur. Tingkat kepadatan moda transportasi darat semakin hari tidak terkontrol oleh laju pertumbuhan kendaraan. Hal tersebut tidak ditunjang dengan pembangunan jalan darat, sehingga terjadi kemacetan di jalan-jalan kota. Melihat polemik yang terjadi di kota Makassar tentang kemacetan, perlu di adakan kajian yang lebih mendalam tentang pengambilan kebijakan yang diberlakukan pemerintah kota. Kemacetan moda transportasi darat merupakan salah satu hambatan dari laju pertumbuhan ekonomi di kota-kota berkembang, tidak hanya di Makassar tetapi di kota-kota lain pun seperti itu. Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di kota-kota besar adalah dengan mengembangkan moda transportasi lain yang lebih ekonomis. Pengembangan transportasi perairan daratan adalah salah satu alternative pengalihan moda transportasi darat yang bermasalah dengan kemacetan. Salah satu faktor pendukung pengembangan moda transportasi perairan daratan adalah ketika terjadi kemacetan di jalan raya.

Kata Kunci : Makassar, Kemacetan, Transportasi Perairan Daratan.

I. PENDAHULUAN

Kota Makassar adalah salah satu kota dunia yang ada di Kawasan Indonesia

Timur. Sebagai ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan sudah seyogyanya mempunyai

sarana dan prasrana transportasi yang memadai dalam menunjang kelangsungan

(2)

transportasi darat semakin hari tidak terkontrol oleh laju pertumbuhan kendaraan. Hal

tersebut tidak ditunjang dengan pembangunan jalan darat, sehingga terjadi kemacetan

di jalan-jalan kota. Hal ini diperparah lagi oleh kendaraan truk pengangkut material

tambang yang melalui jalur kota, sehingga potensi terjadinya kemacetan sangat besar.

Pemerintah Kota Makassar sendiri sudah berusaha meminimalisir masalah kemacetan

yang hampir tiap hari terjadi di jalan-jalan kota dengan mengeluarkan kebijakan untuk

truk pengangkut material tambang yang menjadi salah satu penyebab utama

kemacetan. Hal ini tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Makassar Nomor 94

Tahun 2013 tentang pelarangan truk 10 roda pengangkut material tambang beroperasi

pada siang hari di Makassar. Di lain sisi, aturan tersebut dapat mengganggu aktivitas

perekonomian di Pelabuhan Makassar, di mana arus bongkar muat pelabuhan itu

terjadi pada siang hari. Jika bongkar muat terhambat, aktifitas ekonomi terhambat[1].

Kebijakan ini juga berimbas kepada kalangan pengusaha dimana barang-barang yang

seharusnya di angkut pada siang hari akan menumpuk di pelabuhan. Pengusaha juga

merupakan asset yang menunjang pembangunan bagi suatu daerah[2]. Dilain pihak

peraturan walikota tentang pelarangan truk beroperasi sudah tepat karena truk adalah

biang kemacetan, jika tidak ada penyelesaian jelas tentang operasi truck, maka setiap

hari akan ada 500 ribu penduduk Makassar yang harus selalu bersentuhan dengan

kemacetan, macet akan membuat masyarakat rugi[3]. Melihat polemik yang terjadi di

kota Makassar tentang kemacetan, perlu di adakan kajian yang lebih mendalam tentang

pengambilan kebijakan yang diberlakukan pemerintah kota, sehingga semua lapisan

masyarakat dapat terwadahi dan tidak ada yang dirugikan, karena semuanya

merupakan asset yang mempunyai peran penting dalam laju pertumbuhan ekonomi dari

suatu daerah.

II. USULAN GAGASAN

Kemacetan moda transportasi darat merupakan salah satu hambatan dari laju

pertumbuhan ekonomi di kota berkembang, tidak hanya di Makassar tetapi di

kota-kota lain pun seperti itu. Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di

(3)

ekonomis. Pengembangan transportasi perairan daratan adalah salah satu alternative

pengalihan moda transportasi darat yang bermasalah dengan kemacetan. Salah satu

faktor pendukung pengembangan moda transportasi perairan daratan adalah ketika

terjadi kemacetan di jalan raya(4).

III. MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN

Angkutan Perairan Daratan atau angkutan perairan pedalaman merupakan

istilah lain dari Angkutan Sungai dan Danau (ASD). Jenis angkutan ini telah lama

dikenal oleh manusia bahkan terbilang tradisional. Sebelum menggunakan angkutan

jalan dengan mengendarai hewan seperti kuda dan sapi, manusia telah memanfaatkan

sungai untuk menempuh perjalanan jarak jauh. Demikian juga di Indonesia, sungai

merupakan wilayah favorit sehingga banyak sekali pusat pemukiman, ekonomi, budaya

maupun kota-kota besar yang berada di tepian sungai. Angkutan Perairan Daratan

merupakan sebuah istilah yang diserap dari bahasa Inggris yaitu Inland Waterways atau juga

dalam bahasa Perancis yaitu Navigation d’Interieure atau juga voies navigables yang memiliki

makna yang sama yaitu pelayaran atau aktivitas angkutan yang berlangsung di perairan yang

berada di kawasan daratan seperti sungai, danau dan kanal. Sementara itu, menurut

Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, terutama pada pasal 1, dijelaskan bahwa

angkutan perairan daratan yang juga dikenal sebagai angkutan sungai dan danau ( ASD )

adalah meliputi angkutan di waduk, rawa, anjir, kanal, dan terusan. Di Indonesia, angkutan

perairan daratan merupakan bagian dari sub sistem perhubungan darat dalam sistem

transportasi nasional.

Moda angkutan ini tentunya tidak mempergunakan perairan laut sebagai prasarana

utamanya namun perairan daratan. Dalam kamus Himpunan Istilah Perhubungan, istilah

perairan daratan didefinisikan sebagai semua perairan danau, terusan dan sepanjang sungai

dari hulu sampai dengan muara sebagaimana dikatakan undang-undang atau peraturan

(4)

IV. KEUNGGULAN MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN

Secara teknis, karakteristik angkutan perairan daratan memberikan keunggulan kepada

moda tersebut untuk bersaing dengan moda lain[4]. Keunggulan-kenggulan tersebut sebagai

berikut:

a. Pada daerah yang mempunyai sungai yang bisa digunakan untuk transportasi, maka

tidak perlu dibangun infrastruktur baru selain dermaga bongkar muat karena telah

tersedia secara alami. Di India, dengan panjang jalur transportasi yang sama, biaya

untuk mengembangkan angkutan perairan daratan hanya sekitar 5% hingga 10% dari

biaya mengembangkan jalan tol 4 lajur ataupun membangun jaringan kereta api(9).

b. Infrastruktur sungai hanya perlu dipelihara dengan biaya yang murah sehingga

kapasitas infrastruktur umumnya akan mencukupi. Di India, dengan panjang jalur

transportasi yang sama, biaya pemeliharaan angkutan perairan daratan hanya sekitar

20% dari biaya pemeliharaan jalan(9).

c. Mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan angkutan jalan dari

aspek kecepatannya yang rendah, terutama bila dilengkapi dengan peralatan

keselamatan yang memadai;

d. Mempunyai dampak lingkungan lebih rendah bila dibandingkan jalan dan rel;

Tabel 1. Perbandingan Kerusakan Lingkungan Per Unit Muatan dan Jarak

NO MODA KERUSAKAN

LINGKUNGAN

1 Air (Perairan Daratan) 5, 38 %

2 Kereta Api 22, 25 %

3 Jalan Raya 100 %

Sumber :Transportasi Sungai & Saluran, 1994

(5)

Tabel 2. Perbandingan Biaya Angkut per Unit Muatan

MODA BIAYA ANGKUT

US₵ per Ton Mil Relatif Terhadap Moda Air

Air (Perairan daratan) 0,75 1

Pipa 1,45 2

Kereta Api 2,30 3

Jalan Raya 26,2 35

Udara 61,2 82

Sumber : Teknologi Alur Pelayaran, 2004

f. Bahan bakar lebih efisien;

Tabel 3. Perbandingan Konsumsi Energi per Unit Muatan

NO MODA Konsumsi Energi

Liter per Ton Relatif Terhadap Moda Air

1 Air (Perairan Daratan) 2,12 1

2 Kereta Api 13 6,13

3 Jalan Raya 57 26,89

4 Angkutan Pesisir 14,9 7,02

Sumber : Narmada Water Transport Study, 1982.

Tabel 4. Perbandingan Jarak Tempuh Per Liter Bahan Bakar.

NO MODA JARAK TEMPUH

(TON-KM)

RELATIF TERHADAP

MODA AIR

1 Air (Perairan daratan) 105 1

2 Kereta Api 85 0,81

3 Jalan Raya 24 0,23

(6)

g. Mampu mengangkut dengan volume besar;

V. KELEMAHAN/KENDALA PADA MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN Secara umum fasilitas yang tersedia pada dermaga sungai sangatlah sederhana.

Belum dilengkapi dengan fasilitas penumpukan barang, lapangan parkir untuk

menampung moda lain yang akan menggunakan moda angkutan sungai. Belum

tersedianya akses jalan dari dermaga yang menghubungkannya ke jalan utama,

terutama didaerah-daerah terpencil yang belum ada jalan darat. Adanya hambatan

pelayaran yang terdiri dari dangkalnya perairan di sekitar dermaga. Hal lain yang jadi

kendala adalah kurangnya rambu-rambu disekitar lokasi alur sungai serta adanya

perbedaan tinggi pasang pada musim peghujan dan musim kemarau terutama didaerah

hulu sungai, sehingga konstruksi dari dermaga harus dibangun sedemikian rupa untuk

mengatisipasinya.[5]

VI. KONSEP PENGEMBANGAN YANG DIPERLUKAN PADA MODA

TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN

Tujuan dari program pembangunan angkutan sungai dan danau adalah

menciptakan angkutan sungai dan danau yang dapat diandalkan untuk melayani

Transportasi dari wilayah pedalaman khususnya untuk wilayah P. Sumatera, P.

Kalimantan dan P. Irian Jaya serta pulau-pulau lain di Indonesia. Untuk mencapai

tujuan tersebut, strategi dan program pengembangan angkutan sungai dan danau

diarahkan sebagai kebijakan sebagai berikut:

a. Managing Mobility artinya kebijakan ini bertujuan untuk menyatu dan

meningkatkan efisiensi pengangkutan orang dan barang melalui angkutan

(7)

b. Improving Accessibility artinya kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan

kemungkinan konsumen (orang dan barang) dari berbagai segmen untuk bisa

menggunakan angkutan sungai dan danau;

c. Improving Environmental Amenity artinya kebijakan ini bertujuan untuk

meanfaatkan sungai dan danau sebagai elemen dari ekosistim lingkungan

sehingga dalam program-programnya harus memperhatikan kelestarian

lingkungan sungai dan danau.

Sasaran pengembangan angkutan sungai dan danau adalah mendukung

terciptanya perekonomian yang mandiri dan kuat, mendukung perwujudan wawasan

nusantara dan memperkokoh ketahanan nasional melalui penyelenggaraan sistem

transportasi nasional yang efisien[5].

Pengetahuan tentang pasar atau konsumen yang akan dilayani oleh angkutan

sungai adalah sangat penting, karena pasar akan menentukan tingkat pelayanan yang

diinginkan. Pasar bisa berubah sesuai dengan tingkat kemajuan ekonomi[5]

Berdasarkan pola perjalanan dan perkembangan investasi prasarana Transportasi

sungai dimasa mendatang, target pasar yang diusulkan sbb:

Tabel 5. Jenis Moda Transportasi Perairan Daratan sesuai target pasar

JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG

Pasengger Pasengger

General Cargo General Cargo General Cargo

Bulk Cargo Bulk Cargo

Sumber : Potensi Angkutan Sungai dan danau, 2008.

Keterangan :

• Angkutan penumpang, meskipun diyakini bahwa pengembangan jalan raya

mempengaruhi volume angkutan sungai, namun secara historis tradisional, potensi

penduduk yang dominan tinggal disepanjang sungai masih cukup besar.

(8)

dengan angkutan kayu. Selama ini, jenis barang ini diangkut bersama-sama dengan

angkutan penumpang (Bis Air) atau angkutan khusus barang (Truk Air)

• Angkutan Bulk Cargo, Angkutan jenis barang ini biasanya menggunakan tongkang

yang ditarik dengan kapal tunda. Meskipun frekuensinya rendah (karena daya

angkutnya besar) namun karena kemampuan manuvernya rendah maka perlu

pengaturan yang lebih serius, baik operasional maupun fasilitas yang ada di sepanjang

sungai.

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG BERKEMBANGNYA MODA TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN

Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

a. Kemacetan di jalan raya;

b. Disediakan fasilitas pergudangan di atas air (gudang yang mengambang);

c. Efisiensi angkutan perairan daratan ditingkatkan; dan

d. Terjadi peningkatan biaya pada transportasi jalan raya.

IX. KESIMPULAN

Dari permasalahan kemacetan yang terjadi pada moda transportasi darat di kota

Makassar yang berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi kota tersebut, maka dapat

di ambil sebuah kesimpulan bahwa salah satu alternative solusi kebijakan optimal yang

mewadahi setiap lapisan masyarakat yakni pengembangan moda transportasi perairan

daratan, selain lebih ekonomis prospek pengembangannya untuk jangka pendek,

(9)

REFERENSI

1) Mulyono. 2014. “Pelarangan Truk ganggu jalannya ekonomi”. FAJAR, Jumat, 4

April 2014.

2) Arief, Zulkarnain. 2014. “Pelarangan Truk ganggu jalannya ekonomi”. FAJAR,

Jumat, 4 April 2014.

3) Jinca, Yamin. 2014. “Pelarangan Truk ganggu jalannya ekonomi”. FAJAR,

Jumat, 4 April 2014.

4) Fhatoni, M. 2008. “Karakteristik Angkutan Perairan Daratan”.

http://llasdp.wordpress.com/2008/01/15/sekilas-tentang-asdp/

5) Murshal, Ali. 2008. “Potensi Angkutan Sungai dan Danau”.

http://llasdp.wordpress.com/2008/01/15/sekilas-tentang-asdp/

6) Transportasi Sungai & Saluran, 1994.

7) Teknologi Alur Pelayaran, 2004.

8) Narmada Water Transport Study, 1982.

9) Akanda. Inland water Transport Development In India, 1993.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Kerusakan Lingkungan Per Unit Muatan dan Jarak
Tabel 2. Perbandingan Biaya Angkut per Unit Muatan

Referensi

Dokumen terkait

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP).. Adalah hasil karya saya

Jika hukuman mati dijatuhkan, maka putusan pengadilan itu tidak dapat dijalankan, melainkan sesudh Presiden, menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan

Dengan demikian setiap produk hukum sepertiundang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah

70 FAJAR RAMA PUTRA SITANIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV) S1 C Lulus. 71 FAJAR RISKY AFILLAH FARMASI S1

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Biaya pada Badan Layanan Umum Daerah

Seorang pasien laki laki 40 tahun, menderita hipertensi dan gagal jantung, obat antihipertensi apakah yang dapat digunakan untuk kasus tersebut.. Pada pembutan gel Na-diklofenak,

Hal yang sama dikemukakan oleh Fadel Muhammad (2008) bahwa pengembangan ekonomi wilayah dapat dikembangkan dengan pendekatan manajemen kewirausahaan. Inilah yang diterapkan