BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi
yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten
dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian
imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep
imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis ,
difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan
penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang
adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit. Dari penyakit menular yang telah
ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan
pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”. Sejak dimulainya program
imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis
vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
1.2. Tujuan
Setelah menyelesaikan makalah dengan judul “imunisasi pada bayi”, maka tujuan
yang ingin dicapai adalah :
saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan
yang sesuai kode etik kebidanan.
1.3 Rumusan Masalah
Pembahasan imunisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
A. Pengertian Imunisasi
B. Tujuan Imunisasi
C. Jenis-jenis Imunisasi
D. Penyakit yang dapat di vaksinasi
E. Pemberian Imunisasi Menurut WHO
1. Sifat fisik
2. Kontra indikasi
3. Dosis
4. Tempat pemberian
5. Komplikasi
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dimana
dalam pengumpulan data yakni melalui penelitian dokumen, yang datanya di
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan
terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh. Kekebalan
tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
Potensi antigen yang disuntikkan
Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari factor
yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
yakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada
penderitanya.
2.3 Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
A. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang
akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori,
sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :
a) Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di
peroleh sembuh dari suatu penyakit.
b) Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi
yang di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinya
anyara lain:
1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli
2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.
4. Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.
B. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua , yaitu :
a) Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu yang
merupakan orang tua kandung , langsung ketika berada dalam kanduI
b) munisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk
mencegah penyakit tertentu.
2.4 Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan
beberapa imunisasi yang dianjurkan :
A. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan
seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan
imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur
0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan,
kemudiaan cara pemberiaan imunisasi BCG melalui intra derma. Efek samping
pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis
regional, dan reaksi panas.
2). Kontra Indikasi
a. Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti eksim, furunkolis,
dan sebagainya.
b. Mereka yang sedang menderita TBC.
3). Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan
yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di leher,
terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di obati akan sembuh dengan sendirinya
B. Imunisasi PPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
Frekuensi pemberiaan imunisasi DPT adalah tiga kali, dengan maksud
pemberiaan pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga
terbentuk zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antar umur 2-11
bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi DPT melalui
intra muscular.
2). Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek
ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam
sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.
3). Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala
serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis. Anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihilangkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat
diberikan DT.
C. Imunisasi Polio
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi polio
melalui oral.
2). Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping . efek samping berupa
paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull
WHO 66 :1998)
3). Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh.
D. Imunisasi Campak
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah
satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara
pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan.
2). Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan
panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.
3). Kontra Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu yang di duga
E. Imunisasi Hepatitis B
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B
pada umur 0-11 bulan. Cara pemberiaanya adalah intramuscular.
2). Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
setelah dua hari.
3). Kontra Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin. Seperti vaksin-vaksin yang lain,
vaksin ini tidak boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
F. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah
terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps) dan
rubela (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah
virus campak strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan
virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun karena
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada,
khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang
monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan
Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa pembengkakan kelenjar
liur yang timbul 10-14 hari setelah vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek
sampingnya terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan,
pusing ruam, dan pembengkakan kelenjar.
G. Imunisasi Tiphus Abdominalis
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit tifus abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat
tiga jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman
yang dilemahkan (vivotf, berna) dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhim
Vi, Pasteur meriux) pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk
bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml,
pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat
minggu kemudian penguat setelah satu tahun kemudian.
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul
ateric coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan
pada antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap
tiga tahun.
H. Imunisasi Varicella
Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter
tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun dapat
diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
I. Imunisasi Hepatitis A
Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis A. pemberiaan imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun.
Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis
A strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu
dan boster pada enam bulan kemudiaan dan apabila menggunakan vaksin MSD
dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0, 6 dan 12 bulan.
J. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)
1). Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP; purified
capsular polysacharide) kuman H. Influenzae tipe b , antigen dalam vaksin
tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus
(PRP- OMPC). Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan
tiga suntikan dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan
dengan suntikan dengan interval dua bulan kemudian bosternya dapat dilakukan
pada usia 18 bulan.
2). Efek Samping
Efektivitas vaksi HIB sekitar 95 % dan relative aman meskipun menimbulkan
1). Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara
penularannya melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah
manusia, imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.
2). Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis,
milis, dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar.
gejala ringan berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi
obstruksi jalan napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan
kelenjar sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit ini adalah DPT.
3). Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet,
bahayanya dapat menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian.
Gejala berupa batuk pilek, untuk mencegah penyakit ini maka kita gunakan
imunisasi DPT.
4). Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal
ditunjukkan dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada penyakit ini hanya
diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan
5). Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang
myelin atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam
ringan dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui
droplet atau fekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan vaksinasi
polio, bahkan dapat eradikasi dengan cakupan polio 100%.
6). Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui
droplet, gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul
pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan,
imunisasi yang diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu
terhadap penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.
7). Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang
kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara
horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis.
Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang
ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi
1). Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna
untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.
Vaksin dibagi menurut:
A. Sensitivitas terhadap suhu
1. Vaksin yang Sensitive terhadap beku (freeze sensitive = FS), yaitu : DPT,
DT, TT, Hepatitis B dan DPT-HB
2. Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive = HS), yaitu : vaksin
campak, polio, dan BCG
B. Substrat pembuatannya
1. Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti :
Virus campak dalam vaksin campak
Virus polio dalam sabin pada vaksin polio
Kuman TBC dalam vaksin BCG
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :
Bakteri pertusis dalam DPT
Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
3. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :
Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam DPT
2). Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak:
Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin virus hidup
Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti sitostatika, transfuse darah, dan immunoglobulin
Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertu 3). Dosis
Jenis vaksin Dosis
BCG 20/Ampul
DPT 10/Vial
Polio 10/Vial
Campak 10/Vial
Hepatitis B uniject 1/Kemasan
DT 10/Vial
TT 10/vial
DPT-HB 5/Vial
4). Tempat Pemberian
Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi
cc kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya lengan kiri atas Hepatitis
B
0,5 cc Intramuscular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus
5).Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti otitis
media, konjungtivitis berat, enterititis, dan pneumonia, terlebih pada anak dengan
status gizi buruk.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian dari
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari pembahasan di atas
adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis imunisasi, penyakit yang dapat
di vaksinasi , cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian imunisasi.
Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional sehingga saat kita
ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik
kebidanan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :
1. Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di
kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi
dapat diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.
2. Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang
sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan
sehingga masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
3. Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus
selalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di
beri Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
Agung, I Gusti Ngurah, 2001. Ststistika Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Andri Sutiawan, 2008. Imunisi Pada Bayi. http://syehaceh.wordpress.com. Dikutip tanggal 31 Desember 2013 pukul 18.00 WIB.
1. http://clubbing.kapanlagi.com/threads/111535-Efek-Samping-Imunisasi 2. A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan 1.
Jakarta :Buku Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101
Diposkan oleh eka damayanti di 00.56
ASKEP
Kamis, 22 November 2012
MAKALAH IMUNISASI
MAKALAH
IMUNISASI
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Kedokteran Klinik
Di susun oleh :
Kelompok 2
Andri Sutiawan
Desmyati Alfa
Gina Bayinah
Indrawan
STIKes Karsa Husada Garut
DIII Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan
disana sini masih banyak kekurangan dan, oleh sebab itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terima kasih.Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
……… i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
……… 1
B.Pembahasan Masalah
………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Imunisasi
………. 3
B.Tujuan Pemberian Imunisasi
………. 3
C.Jenis-Jenis Imunisasi
………. 3
D.Efek Imunisasi
……….. 9
E.Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Pada Anak Yang Tidak Di
Imunisasi 14
F. Imuisasi MMR
……….. 20
G.Penyakit Yang Kemungkinan Akan Ada Bila Tidak Mendapat Imunisasi
MMR 21
H. Jadwal Pemberian Imunisasi
………. 28
……….. 33
DAFTAR ISI
……….. 34
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk
mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya.Salah satu ancaman
berbagai macam mikroba seperti virus,bakteri,parasit,jamur.Tubuh
mempunyaicara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu.
Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri
tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem
imun) orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan
kuman-kuman penyakit itu. Tetapi bila kuman-kuman p e n y a k i t i t u g a n a s , s i s t e m
p e r t a h a n a n t u b u h ( t e r u t a m a p a d a a n a k - a n a k a t a u p a d a orang
dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu
berkembangbiak sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa
kepada cacat atau kematian.
A p a k a h y a n g d i m a k s u d k a n d e n g a n s i s t e m i m u n ? K a t a i m u n
b e r a s a l d a r i b a h a s a L a t i n ‘ i m m u n i t a s ’ y a n g b e r a r t i p e m b e b a s a n
( k e k e b a l a n )
y a n g d i b e r i k a n k e p a d a p a r a s e n a t o r R o m a w s e l a m a m a s a
j a b a t a n m e r e k a t e r h a d a p k e w a j i b a n s e b a g a i w a r g a n e g a r a
b i a s a d a n t e r h a d a p d a k w a a n
D a l a m s e j a r a h i s t i l a h i n i k e m u d i a n b e r k e m b a n g s e h i n g g a
p e n g e r t i a n n y a b e r u b a h m e n j a d i p e r l i n d u n g a n terhadap penyakit,
dan lebih spesifik lagi, terhadap penyaki menular. Sistem imunadalah
suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat
yangdihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir
untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
tubuh,maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang
disebut dengan antibodi.Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat,karena tubuh belum mempunyai
"pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3dan seterusnya,
tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut
s e h i n g g a p e m b e n t u k a n a n t i b o d i t e r j a d i d a l a m w a k t u y a n g
l e b i h c e p a t d a n d a l a m j u m l a h y a n g l e b i h b a n y a k .
I t u l a h s e b a b n y a p a d a b e b e r a p a j e n i s p e n y a k i t y a n g d i a n g g a p
b e r b a h a y a d i l a k u k a n t i n d a k a n i m u n i s a s i a t a u
v a k s i n a s . H a l i n i d i m a k s u d k a n s e b a g a i t i n d a k a n
p e n c e g a h a n a g a r t u b u h t i d a k t e r j a n g k i t p e n y a k i t tersebut, atau
seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi
aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikandengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Contohnyaadalah imunisasi polio atau
campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan s e j u m l a h
a n t i b o d i , s e h i n g g a k a d a r a n t i b o d i d a l a m t u b u h m e n i n g k a t .
C o n t o h n y a adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang
yang mengalami lukakecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi
yang baru lahir dimana bayitersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya
melalui darah placenta selamamasa kandungan, misalnya antibodi terhadap
B.Pembahasan Masalah :
1.Pengertian Imunisasi
2.Penyakit-penyakit yang di timbulkan pada anak yang tidak di imunisasi
3.Imunisasi Mmr
4.Penyakit-penyakit yang di timbulkan pada anak yang kemungkinan akan di
alami bila tidak mendapat Imunisasi Mmr
5.Jadwal pemberian imunisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Imunisasi
yang sedangm e w a b a h a t a u b e r b a h a y a b a g i s e s e o r a n g . I m u n i s a s i
b e r a s a l d a r i k a t a i m u n y a n g berarti kebal atau resisten. Imunisasi
terhadap suatu penyakit hanya akan memberikank e k e b a l a n a t a u r e s i s t e n s i
p a d a p e n y a k i t i t u s a j a , s e h i n g g a u n t u k t e r h i n d a r d a r i penyakit
lain diperlukan imunisasi lainnya.Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan
kepada anak-anak karena sistemkekebalan tubuh mereka masih belum sebaik
orang dewasa, sehingga rentan terhadapserangan penyakit berbahaya. Imunisasi
tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapiharus dilakukan secara bertahap dan
lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangatmembahayakan kesehatan dan
hidup anak.
B.Tujuan Pemberian Imunisasi
T u j u a n d a r i d i b e r i k a n n y a s u a t u i m u n i t a s d a r i i m u n i s a s i
a d a l a h u n t u k mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan b a h k a n b i s a m e n y e b a b k a n
k e m a t i a n p a d a p e n d e r i t a n y a B e b e r a p a p e n y a k i t y a n g dapat
dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio,
difteri,tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
C.Jenis-Jenis Imunisasi
1.BCG
2.Hepatitis B
3.Polio
4.DTP
1. Imunisasi BCG
Kepanjangan BCG ? Mungkin karena susah mengucapkannya makanya
jarangyang hafal kepanjangannya. Bacillus Calmette-Guerin. BCG
adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC, orang bilang flek paru.
Meskipun BCG merupakan vaksiny a n g p a l i n g b a n y a k d i g u n a k a n
d i d u n i a ( 8 5 % b a y i m e n e r i m a 1 d o s i s B C G p a d a tahun 1993),
tetapi perkiraan derajat proteksinya sangat bervariasi dan belum
ada penanda imunologis terhadap tuberculosis yang dapat dipercaya.
Royan said : maksudnya, kekebalan yang dihasilkan dari imunisasi
BCG ini bervariasi. Dan tidak ada pemerikasaan laboratorium yang
bisa menilai kekebalans e s e o r a n g p a d a p e n y a k i t T B C s e t e l a h
d i i m u n i s a s i . B e r b e d a d e n g a n i m u n i s a s i hepatitis B, kita bisa
memeriksa titer anti-HBsAg pada laboratotrium, bila hasilnya >10 μg dianggap
memiliki kekebalan yang cukup terhadap hepatitis B.
B e b e r a p a p e n e l i t i a n m e n u n j u k k a n b a h w a k e m a m p u a n
p r o t e k s i B C G berkurang jika telah ada sensitisasi dengan
mikobakteria lingkungan sebelumnya,tetapi data ini tidak konsisten.
R o y a n s a i d : m a k s u d n y a , k a l a u s i h a n a k s u d a h k e m a s u k k a n
k u m a n T B C s e b e l u m d i i m u n i s a s i , p r o s e s p e m b e n t u k a n
a n t i b b o d i s e t e l a h d i i m u n i s a s i k u r a n g memuaskan.
Karena itu, BCG dianjurkan diberikan umur 2-3 bulan) atau dilakukan
ujituberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan.IDAI) untuk
mengetahui apakahanak telah terinfeksi TBC atau belum (lihat jadwal
punya kekebalan terhadap TBC. Makanya ibu-ibu harus
segeramemberikan imunisasi BCG buat anaknya.
Perlu diketahui juga, derajat proteksi imunisasi BCG tidak ada
hubungannyadengan hasil tes tuberkulin sesudah imunisasi dan ukuran parut
(bekas luka suntikan)dilengan. Jadi tidak benar kalau parutnya kecil atau tidak
tampak maka imunisasinyadianggap gagal.
Imunsasi BCG diberikan dengan dosis 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun,dan
0,1 ml pada anak. Disuntikkan secara intrakutan.
Royan said : maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di
otot).Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang menggelembung.BCG
ulang tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan.
BCG tidak dapatdiberikan pada penderita dengan gangguan kekebalan seperti
pada penderita lekemia(kanker darah), anak dengan pengobatan obat
steroid jangka panjang dan penderitainfeksi HIV.
(Sumber : system imun,imunisasi,dan penyakit imun. Prof.Dr.dr. A.
Samik Wahab, Spa(K). Widya Medika)
2 . I m u n i s a s i H e p a t i t i s B
Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang diwajibkan,
lebihd a r i 1 0 0 n e g a r a m e m a s u k k a n v a k s i n a s i i n i d a l a m
p r o g r a m n a s i o n a l n y a . J i k a menyerang anak, penyakit yang
disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi
virud hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainanyang dibawanya
B a n y a k j a l a n m a s u k v i r u s h e p a t i t i s B k e t u b u h s i k e c i l . Y a n g
p o t e m s i a l melalui jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita,
semisal transfusidarah. Bisa juga melali alat-alat medis yang sebelumnya
telah terkontaminasi darahdari penderita hepatitis B, seperti jarum
suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga
bisa lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakanantar anggota keluarga.
Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata.
Bahkan olehdokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski
sudah mengalami sirosis.Anak juga terlihat sehat, nafsu makan baik,
berat badan juga normal. Penyakit barudiketahui setelah dilakukan
pemeriksaan darah
Upaya pencegahan adalah l a n g k a h t e r b a i k . J i k a a d a s a l a h s a t u
a n g g o t a keluarga dicurigai kena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan
screening terhadapa n a k - a n a k n y a u n t u k m e n g e t a h u i a p a k a h
m e m b a w a v i r u s a t a u t i d a k . S e l a i n i t u , imunisasi merupakan langkah
efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
Jumlah Pemberian Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara
suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Usia Pemberian Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan
syarat,kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Dilanjutkan padausia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus
bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tsb dilakukan
i n t r a m u s k u l e r . Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral
(antero= otot-otot bagian depan,l a t e r a l = o t o t b a g i a n l u a r ) .
P e n y u n t i k a n d i b o k o n g t i d a k d i a n j u r k a n k a r e n a b i s a mengurangi
efektivitas vaksin.
Tanda Keberhasilan: T a k a d a t a n d a k l i n i s y a n g d a p a t d i j a d i k a n
p a t o k a n . Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui
pemeriksaan darah denganmengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak
berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1 0 0 0 , b e r a r t i d a y a t a h a n y a 8
t a h u n ; d i a t a s 5 0 0 , t a h a n 5 t a h u n ; d i a t a s 2 0 0 t a h a n 3 tahun. Tetapi
kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila
angkanya 0 berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.
Tingkat Kekebalan: Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya setelah 3
kalisuntikan, lbih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.
Indikator Kontra: Tak dapat diberikan pada anak yang sakit berat
3.Polio
I m u n i s a s i p o l i o a d a 2 m a c a m , y a n g p e r t a m a o r a l p o l i o v a c c i n e
a t a u y a n g s e r i n g d i l i h a t d i m a n a m a n a y a i t u v a k s i n t e t e s
m u l u t .
S e d a n g k a n y a n g k e d u a inactivated polio vaccine, ini yang
disuntikkan. Kalo yang tetes mudah diberikan,murah dan mendekati
rute penyakit aslinya, sehingga banyak digunakan. Kalo yang injeksi
efek proteksi lebih baik tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis. Selain itu
ditujukan pada penderita yang tidak boleh mendapat vaksin polio tetes
karena dayatahan tubuhnya lemah P o l i o a t a u l e n g k a p n y a
p o l i o m e l i t i s a d a l a h s u a t u p e n y a k i t r a d a n g y a n g
menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh pada kedua kaki.
Walaupun dapat sembuh, penderita akan pincang seumur hidup karena
virus ini membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil.
Di wikipedia dijelaskan bahwa Polio sudah dikenal sejak zaman pra
sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan
orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat.
Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan
menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan merusak system saraf menimbulkan
kelumpuhan permanen,biasanya pada kaki.
Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot
pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang
Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orangtua’, karena menjangkiti
anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Disana para
orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah,
gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.
Virus polio menular secara langsung melalui percikan ludah penderita
ataumakanan dan minuan yang dicemari.
Pencegahannya dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes
4.DTP
Deskripsi Vaksin Jerap DTP adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri
dan t e t a n u s y a n g d i m u r n i k a n , s e r t a b a k t e r i p e r t u s i s y a n g
t e l a h d i i n a k t i v a s i y a n g teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml Aluminium
fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakansebagai pengawet. Potensi vaksin
per dosis tunggal sedikitnya 4 IU pertussis, 30 IU difteri dan 60 IU
tetanus. Indikasi Untuk Imunisasi secara simultan terhadap difteri,
tetanus dan batuk rejan.
K o m p o s i s i T i a p m l m e n g a n d u n g T o k s o i d d i f t e r i y a n g
d i m u r n i k a n 4 0 L f T o k s o i d t e t a n u s y a n g d i m u r n i k a n 1 5 L f
B , p e r t u s s i s y a n g d i i n a k t i v a s i 2 4 O U Aluminium fosfat 3 mg
Thimerosal 0,1 mg. Dosis dan cara pemberiaan vaksin harus di kocok dulu untuk
menghomogenkan suspensi. Vaksin harus disuntikkan secara
intramuskuler atausecara subkutan yang dalam. Bagian anterolateral
paha atas merupakan bagian yangdirekomendasikan untuk tempat
penyuntikkan. (Penyuntikan di bagian pantat padaanak-anak tidak
direkomendasikan karena dapat mencederai syaraf pinggul).
Tidak b o l e h d i s u n t i k k a n p a d a k u l i t k a r e n a d a p a t m e n i m b u l k a n
r e a k s i l o k a l . S a t u d o s i s adalah 0,5 ml. Pada setiap penyuntikan
harus digunakan jarum suntik dan syringeyang steril.
D i n e g a r a - n e g a r a d i m a n a p e r t u s s i s m e r u p a k a n a n c a m a n b a g i
b a y i m u d a , imunisasi DTP harus dimulai sesegera mungkin dengan dosis
dengan interval masing-masing 4m i n g g u . V a k s i n D T P d a p a t
d i b e r i k a n s e c a r a a m a n d a n e f e k t i f p a d a w a k t u y a n g bersamaan
dengan vaksinasi BCG, Campak, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib.dan
vaksin Yellow Fever.
K o n t r a i n d i k a s i T e r d a p a t b e b e r a p a k o n t r a i n d i k a s i y a n g
b e r k a i t a n d e n g a n suntikan pertama DTP. Gejala-gejala keabnormalan otak
pada periode bayi baru lahir atau gejala-gejala serius keabnormalan pada
saraf merupakan kontraindikasi dari komponen pertussis. Imunisasi
DTP kedua tidak boleh diberikan kepada anak yangmengalami
gejala-gejala parah pada dosis pertama DTP.
7
Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT
untuk meneruskan imunisasi ini. Untuk i n d i v i d u p e n d e r i t a v i r u s
h u m a n i m m u n o d e f f i c i e n c y ( H I V ) b a i k d e n g a n g e j a l a m a u p u n
t a n p a g e j a l a h a r u s d i b e r i i m u n i s a s i D T P s e s u a i d e n g a n s t a n d a r
j a d u a l tertentu.
5.Campak
Imunisasi campak sebenarnya bayi sudah mendapatkan
kekebalan campak d a r i i b u n y a . N a m u n s e i r i n g b e r t a m b a h n y a
u s i a , a n t i b o d i d a r i i b u n y a s e m a k i n menurun sehingga butuh antibodi
tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi p e n y a k i t c a m p a k
m u d a h m e n u l a r , d a n m e r e k a y a n g d a y a t a h a n t u b u h n y a
Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah
(droplet) p e n d e r i t a y a n g t e r h i r u p m e l a l u i h i d u n g a t a u
m u l u t . P a d a m a s a i n k u b a s i y a n g berlangsung sekitar 10-12 hari,
gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah munculgejala flu (batuk, pilek,
demam), mata kemerahabn dan berair, si kecil pun merasasilau saat
melihat cahaya. Kemudian, disebelah dalam mulut muncul
bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga
mengalami diare. satu-duahari kemudian timbul demam tinggi yang turun
naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius.
Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang merupakan
cirik h a s p e n y a k i t i n i . U k u r a n n y a t i d a k t e r l a l u b e s a r , t a p i j u g a
t i d a k t e r l a l u k e c i l . Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh
saja seperti kuping, leher, dada,muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1
minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan
tidak banyak.
J i k a b e r c a k m e r a h s u d a h k e l u a r , u m u m n y a d e m a m a k a n
t u r u n d e n g a n sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi
kehitaman dan bersisik, disebuthiperpigmentasi.
Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau
sembuhd e n g a n s e n d i r i n y a . U m u m n y a d i b u t u h k a n w a k t u h i n g g a
2 m i n g g u s a m p a i a n a k sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi
konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu
mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum
ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak.
Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa
terjadik o m p l i k a s i , t e r u t a m a p a d a c a m p a k y a n g b e r a t .
C i r i - c i r i c a m p a k b e r a t , s e l a i n b e r c a k n y a d i s e k u j u r t u b u h ,
g e j a l a n y a t i d a k m e m b a i k s e t e l a h d i o b a t i 1 - 2 h a r i . K o m p l i k a s i
y a n g t e r j a d i b i a s a n y a b e r u p a r a d a n g p a r u - p a r u d a n
r a d a n g o t a k . Komplikasi ini yang umumnya paing sering menimbulkan
kematian pada anak.
Usia dan Jumlah Pemberian Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1
kali diu s i a 6 t a h u n . D i a n j u r k a n , p e m b e r i a n c a m p a k k e - 1 s e s u a i
j a d w a l . S e l a i n k a r e n a a n t i b o d i d a r i i b u s u d a h m e n u r u n d i
u s i a 9 b u l a n , p e n y a k i t c a m p a k u m u m n y a menyerang anak
usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,
maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
D.Efek Imunisasi
1.Efek Imunisasi
Imunisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh bayi.
Tetapi,orangtua masa kini seharusnya lebih kritis terhadap efek
samping imunisasi yangmungkin menimpa Si Kecil.
Pertahanan tubuh bayi dan balita belum sempurna. Itulah sebabnya pemberian
i m u n i s a s i , b a i k w a j i b m a u p u n l a n j u t a n , d i a n g g a p
membahayakan jiwanya.
D i l a i n p i h a k , p e m b e r i a n i m u n i s a s i k a d a n g m e n i m b u k a n e f e k
s a m p i n g . Demam tinggi pasca-imunisasi DPT, misalnya, kerap
membuat orangtua was-was.Padahal, efek samping ini sebenarnya
pertanda baik, karena membuktikan vaksiny a n g d i m a s u k k a n k e
d a l a m t u b u h t e n g a h b e k e r j a . N a m u n , k i t a p u n t i d a k
b o l e h menutup mata terhadap fakta adakalanya efek imunisasi ini bisa sangat
berat, bahkan berujung kematian. Realita ini, menurut Departemen Kesehatan RI
disebut "KejadianI k u t a n P a s c a I m u n i s a s i " ( K I P I ) . M e n u r u t
K o m i t e N a s i o n a l P e n g k a j i a n d a n Penanggulangan (KN PP) KIPI,
KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yangterjadi dalam masa satu bulan
setelah imunisasi.
2.Tidak Ada yang Bebas Efek Samping
Menurut Komite KIPI, sebenarnya tidak ada satu pun jenis vaksin
imunisasiyang aman tanpa efek samping. Oleh karena itu, setelah seorang bayi
diimunisasi, iaharus diobservasi terlebih dahulu setidaknya 15 menit, sampai
dipastikan tidak terjadiadanya KIPI (reaksi cepat).S e l a i n i t u , m e n u r u t
P r o f . D R . D r . S r i R e j e k i H a d i n e g o r o S p A . ( K ) ,
u n t u k menghindari adanya kerancuan antara penyakit akibat imunisasi dengan
yang bukan,maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka
waktu tertentu.
"Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat. Dilihat dari
susunan saraf pusat, sertareaksi lainnya," terang Ketua Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)ini.
Pada umumnya, semakin cepat KIPI terjadi, semakin cepat gejalanya.
Pada k e a d a a n t e r t e n t u l a m a p e n g a m a t a n K I P I d a p a t m e n c a p a i
m a s a 4 2 h a r i ( p a s c a - vaksinasi rubella), bahkan 42 hari
(pasca-vaksinasi campak dan polio). Reaksi juga bisa diakibatkan reaksi
simpang (adverse events) terhadap obat atau vaksin, atau kejadian lain
yang bukan akibat efek langsung vaksin, misalnya alergi. "Pengamatan juga
ditujukan untuk efek samping yang timbul akibat kesalahan teknik
pembuatan, p e n g a d a a n , d i s t r i b u s i s e r t a p e n y i m p a n a n v a k s i n .
K e s a l a h a n p r o s e d u r d a n t e k n i k pelaksanaan imunisasi, atau
semata-mata kejadian yang timbul kebetulan," demikian Sri.
P e n e l i t i a n V a c c i n e S a f e t y C o m m i t t e e , I n s t i t u t e o f M e d i c i n e
( I O M ) , A S , melaporkan, sebagian besar KIPI terjadi karena faktor
kebetulan. "Kejadian yang m e m a n g a k i b a t i m u n i s a s i t e r s e r i n g
a d a l a h a k i b a t k e s a l a h a n p r o s e d u r d a n t e k n i k pelaksanaan atau
pragmatic errors)," tukas dokter yang berpraktek di RSUPN
CiptoMangunkusumo ini.
Stephanie Cave MD, ahli medis yang menulis "Yang Orangtua Harus
Tahu tentang Vaksinasi Pada Anak" menyebutkan, peluang terjadinya efek
samping vaksin pada bayi dan anak-anak adalah karena mereka dijadikan target
imunisasi massal oleh pemerintah, pabrik vaksin, maupun dokter. Padahal,
imunisasi massal yang memilikisikap "satu ukuran untuk semua orang" ini
keluarga dan pribadi yang unik, yang bisa berefek terhadap cara
mereka bereaksi terhadap suatu vaksin," demikian Cave.
3.Beberapa Kejadian Pasca-Imunisasi
Secara garis besar, tidak semua KIPI disebabkan oleh imunisasi.
Sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Untuk lebih
jelasnya, berikutini beberapa faktor KIPI yang bisa terjadi pasca-imunisasi:
a.Reaksi Suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum suntik,
baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi
KIPI. Reaksi suntikanl a n g s u n g m i s a l n y a r a s a s a k i t , b e n g k a k
d a n k e m e r a h a n p a d a t e m p a t s u n t i k a n . Sedangkan reaksi suntikan
tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampaisinkope atau pingsan.
b.Reaksi Suntikan
Gejala KIPI yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh
umumnya sudah diprediksi terlebih dahulu karena umumnya "ringan".
Misal, demam pasca-imunisasi DPT yang dapat diantisipasi dengan obat
penurun panas.
Meski demikian, b i s a j u g a r e a k s i i n d u k s i v a k s i n b e r a k i b a t p a r a h
k a r e n a a d a n y a r e a k s i s i m p a n g d i dalam tubuh (misal, keracunan),
yang mungkin menyebabkan masalah persarafan,kesulitan memusatkan
perhatian, nasalah perilaku seperti autisme, hingga resiko kematian.
Seperti disebut di atas, ada juga kejadian yang timbul secara kebetulan
setelah bayi diimunisasi. Petunjuk "faktor kebetulan" ditandai dengan
ditemukannya kejadiansama di saat bersamaan pada kelompok populasi
setempat, dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
d. Penyebab tidak di ketahui
Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat
dikelompokkan ked a l a m s a l a h s a t u p e n y e b a b , m a k a u n t u k
s e m e n t a r a d i m a s u k k a n k e k e l o m p o k " p e n y e b a b t i d a k
d i k e t a h u i " s a m b i l m e n u n g g u i n f o r m a s i l e b i h l a n j u t .
B i a s a n y a , dengan kelengkapan informasi akan dapat ditentukan kelompok
penyebab KIPI.
'Imunisasi itu Aman' Ilmu Pengetahuan atau Fiksi?
Keraguan tentang aman-tidaknya imunisasi bukan sesuatu yang mengada-ada.Saat
ini sudah ada puluhan ribu kejadian buruk akibat imunisasi yang dilaporkan,
dan p u l u h a n r i b u l a i n n y a y a n g t i d a k d i l a p o r k a n . P a d a
a n a k - a n a k , i m u n i s a s i ( d a n antibiotik) bertanggung jawab untuk
sebagian besar reaksi negatif dibanding obat- obat resep lainnya. Jadi
realitanya, tidak ada obat yang aman untuk setiap anak. Dan, beberapa obat lebih
berbahaya dari pada beberapa obat lainnya.
Keamanan imunisasi seharusnya berlandaskan pada ilmu pengetahuan
yang baik, bukan hipotesa, pendapat, keyakinan perorangan, atau
pengamatan. Namunfaktanya, hingga kini banyak yang tidak diketahui
para ilmuwan tentang cara kerjaimunisasi di dalam tubuh pada tingkat
imunisasi massal bagi bayi dan anak-anak.
Yang diketahui adalah, sejak akhir tahun 1950-an, ketika imunisasi massal
mulai diwajibkan di Amerika Serikat, t e l a h t e r j a d i p e n i n g k a t a n
k a s u s k e l a i n a n s i s t e m i m u n d a n p e r s a r a f a n ,
t e r m a s u k k e s u l i t a n m e m u s a t k a n p e r h a t i a n , a s m a , a u t i s m e ,
d i a b e t e s a n a k - a n a k , s i n d r o m a k e l e t i h a n m e n a h u n , k e s u l i t a n
b e l a j a r , r e m a t o i d a r t r i t i s , m u l t i p e l s k l e r o s i s , d a n masalah
kesehatan yang menahun lainnya.
D i A m e r i k a S e r i k a t d a n t e m p a t - t e m p a t l a i n d i d u n i a , a d a n y a
p e n i n g k a t a n besar jumlah masalah medis yang terkait dengan imunisasi yang
dilaporkan orangtuad a n p r o f e s i o n a l k e d o k t e r a n , t e l a h
m e n c e t u s k a n s u a t u g e r a k a n y a n g m e n u n t u t dilakukannya
lebih banyak kajian yang lebih baik tentang potensi efek buruk
jangka panjang atau menahun dari imunisasi.Imunisasi kadang dapat
mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan
bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat.
Efek samping yang biasa terjadi adalah sebaagai berikut:
1.BCG
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah
ditempatsuntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan
menjadi abses kecildan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm.
Luka akan sembuhsendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.
K e b a n y a k a n b a y i m e n d e r i t a p a n a s p a d a
w a k t u s o r e h a r i s e t e l a h mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas
akan turun dan hilang dalam waktu2 hari. Sebagian besar merasa nyeri sakit,
kemerahan atau bengkak di tempats u n t i k a n . K e a d a a n i n i t i d a k
b e r b a h a y a d a n t i d a k p e r l u m e n d a p a t k a n pengobatan khusus,
akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa
imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan danImunisasi tidak perlu
diulang.
3 . P O L I O :
J a r a n g t i m b u k e f e k s a m p i n g .
4 . C A M P A K :
A n a k m u n g k i n p a n a s , k a d a n g d i s e r t a i d e n g a n k e m e r a h a n 4 –
1 0 hari sesudah penyuntikan.
5.HEPATITIS :
Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu diingat efek samping
imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.
E.Penyakit – Penyakit Yang Ditimbulkan Pada Anak Yang Tidak Di Imunisasi
Imunisasi, tak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tapi juga ampuh
untuk mencegah dan menangkal timbulnya penyakit serta kematian
pada anak-anak. Lalu m e n g a p a k a d a n g k a l a o r a n g t u a k e r a p
m e n g a b a i k a n t i n d a k a n p e n t i n g t e r s e b u t ? Bukankah lebih baik
mencegah daripada mengobati?S e s u a i d e n g a n y a n g d i p r o g r a m k a n
o l e h o r g a n i s a s i k e s e h a t a n d u n i a W H O (Badan Kesehatan Dunia),
diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan
penyakit – penyakit seperti:
1 . T u b e r k u l o s i s ( T B C )
Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanyadi
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan
salahsatu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di
negara berkembangmaupun di negara maju f a k t o r r e s i k o i n f e k s i d a n
f a k t o r r e s i k o p r o g r e s i i n f e k s i m e n j a d i p e n y a k i t ( resiko
penyakit ).Resiko Infeksi TB Faktor resiko terjadinya infeksi TB antara
lain adalah :anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan
TB aktif, daerah endemis, penggunaan obat-obat intravena, kemiskinan, serta
lingkungan yang tidak sehat.
2.Hepatitis B
yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati Penyakit
hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih dari 90 persen)
dibandingkan kemungkinan pada orang dewasa. "Oleh karena itu, bagi
bayivaksin hepatitis B mutlak perlu.
Ciri-ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui secara jelas
karena penderita seperti orang sehat. Akibatnya ia tak segera menyadari dirinya
telah tertular v i r u s h e p a t i t i s B , b a h k a n s u d a h m e n u l a r k a n n y a
k e p a d a o r a n g l a i n . " S e b a i k n y a , mereka yang memiliki gejala kuning
maag yang tak sembuh dalam tempo enam bulan-segera periksa ke
dokter.
V i r u s h e p a t i t i s B d i k e t a h u i s e b a g a i s a l a h s a t u v i r u s y a n g
p a l i n g m u d a h menular. Bahkan, penularan virus ini 100 kali lebih
menular daripada HIV (virus penyebab AIDS), dan diperkirakan
menginfeksi 10 kali lebih banyak daripada HIV. V i r u s i t u m e n y e r a n g
h a t i d a n m e r u s a k o r g a n t u b u h s e c a r a t a k l a n g s u n g
m e l a l u i gangguan sistem kekebalan. Pada serangan tahap awal masih
bisa disembuhkan jikasegera diobati. Namun, jika penyakit berkembang lebih
berat maka ia akan mencapait a h a p h e p a t i t i s a k u t , s i r o s i s ( p e n g e r a s a n
h a t i ) , s a m p a i k e m u d i a n m e n g a k i b a t k a n munculnya kanker hati.
3.Penyakit polio.
Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang
yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh
layuh.P o l i o m y e l i t i s a t a u P o l i o , a d a l a h p e n y a k i t p a r a l i s i s
a t a u l u m p u h y a n g disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit
ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini d a p a t m e m a s u k i
a l i r a n d a r a h d a n m e n g a l i r k e s i s t e m s a r a f p u s a t
m e n y e b a b k a n melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Kata Polio sendiri
berasal dari bahasaY u n a n i y a i t u π ο λ ι ο μ υ ε λ ί τ ι ς , a t a u
b e n t u k n y a y a n g l e b i h m u t a k h i r πολιομυελίτιδα, dari
πολιός "abu-abu" dan μυελός "bercak". Virus Polio termasuk genus
m o l e c u l e . S i n g l e R N A i n i m e m b e n t u k h a m p i r 3 0 p e r s e n d a r i
v i r i o n d a n s i s a n y a t e r d i r i d a r i 4 p r o t e i n b e s a r ( V P 1 - 4 ) d a n
s a t u p r o t e i n k e c i l ( V p g ) .
P o l i o a d a l a h p e n y a k i t m e n u l a r y a n g d i k a t e g o r i k a n
s e b a g a i p e n y a k i t p e r a d a b a n . P o l i o m e n u l a r
m e l a l u i k o n t a k antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui
mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
feses.
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda
dana m a t m e n u l a r . V i r u s a k a n m e n y e r a n g s i s t e m s a r a f d a n
k e l u m p u h a n d a p a t t e r j a d i dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa
mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3
hingga 5 tahun. Penyebab penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain
1 (brunhilde) strain 2 (lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1adalah yang paling
paralitogenik atau yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar
biasa atau wabah. Strain ini sering ditemukan di Sukabumi.Sedangkan Strain 2
adalah yang paling jinak. Penyakit Polio terbagi atas tiga jenis yaitu Polio
non-paralisis, Polio paralisis spinal, dan Polio bulbar. -Polio non- paralisis
menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram o t o t p a d a l e h e r d a n p u n g g u n g , o t o t t e r a s a l e m b e k
j i k a d i s e n t u h . - P o l i o P a r a l i s i s Spinal Jenis Strain poliovirus ini
menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior
strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan palingsering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus
menyerang usus, virus ini akandiserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan
diangkut seluruh tubuh.P o l i o v i r u s m e n y e r a n g s a r a f t u l a n g
b e l a k a n g d a n n e u r o n m o t o r - - y a n g mengontrol gerak fisik.
Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita
yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanyaakan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang
otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang
serabut saraf. Seiringd e n g a n b e r k e m b a n g b i a k n y a v i r u s
d a l a m s i s t e m s a r a f p u s a t , v i r u s a k a n menghancurkan
neuron motor.
N e u r o n m o t o r t i d a k m e m i l i k i k e m a m p u a n
r e g e n e r a s i d a n o t o t y a n g berhubungan dengannya tidak akan
bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat.Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebutacute flaccid
paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat
menye- babkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks
(dada) dan abdomen(perut), disebut quadriplegia. -Polio Bulbar Polio
jenis ini disebabkan oleh tidak a d a n y a k e k e b a l a n a l a m i
s e h i n g g a b a t a n g o t a k i k u t t e r s e r a n g . B a t a n g
o t a k m e n g a n d u n g n e u r o n m o t o r y a n g m e n g a t u r p e r n a p a s a n
yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, danotot muka; saraf
auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal
yangmembantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan
lidah danrasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan
saraf tambahanyang mengatur pergerakan leher. Tanpa alat bantu
pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh
persen penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot
pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi
kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim''perintah bernapas'' ke
paru-paru.
P e n d e r i t a j u g a d a p a t m e n i n g g a l k a r e n a k e r u s a k a n p a d a f u n g s i
p e n e l a n a n ; korban dapat ''tenggelam'' dalam sekresinya sendiri
kecuali dilakukan penyedotanatau diberi perlakuan trakeostomi untuk
menyedot cairan yang disekresikan sebelummasuk ke dalam paru-paru. Namun
trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderitatelah menggunakan
''paru-paru besi'' (iron lung). Alat ini membantu ''paru-paru-''paru-paru yang lemah dengan
cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalautekanan
udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara
dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara
terpompa keluar masuk paru-p a r u . I n f e k s i y a n g j a u h l e b i h
p a r a h p a d a o t a k d a p a t m e n y e b a b k a n k o m a d a n kematian.
Penyakit Polio dapat ditularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring (mulut
s e l a i n i t u j u g a d a p a t menular melalui oro-fecal (makanan dan minuman)
dan melalui percikan ludah yangk e m u d i a n v i r u s i n i a k a n
b e r k e m b a n g b i a k d i t e n g o r o k a n d a n u s u s l a l u k e m u d i a n menyebar
ke kelenjar getah bening, masuk ke dalam darah serta menyebar ke seluruh tubuh.
Penularan terutama sering terjadi langsung dari manusia ke
manusia melaluifekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang terjadi
melalui oral-oral (mulutk e m u l u t ) . V i r u s P o l i o d a p a t b e r t a h a n l a m a
p a d a a i r l i m b a h d a n a i r p e r m u k a a n , bahkan dapat sampai
berkilo-kilometer dari sumber penularannya.Penularan terutama terjadi akibat
tercemarnya lingkungan leh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi,
namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. Virus Polio sangat tahan
terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide danlarutan klor.
Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi pada keadaan bekudapat
bertahun-tahun masa hidupnya.
4 . P e n y a k i t c a m p a k ( t a m p e k )
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksiv i r u s y a n g s a n g a t m e n u l a r , y a n g d i t a n d a i d e n g a n
d e m a m , b a t u k , k o n j u n g t i v i t i s (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi
virus campak golongan Paramyxovirus Penularan infeksi terjadi karena
menghirup percikan ludah penderita campak.Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruamkulit dan 4 hari setelah ruam kulit
sangatmudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu
kurang lebih 4hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan
oleh paramiksovirus ( virus c a m p a k ) . P e n u l a r a n t e r j a d i
m e l a l u i p e r c i k a n l u d a h d a r i h i d u n g , m u l u t m a u p u n . Difteri
disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu
bakterigram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak
membentuk spora.
G e j a l a u t a m a d a r i p e n y a k i t d i f t e r i y a i t u a d a n y a b e n t u k a n
p s e u d o m e m b r a n y a n g merupakan hasil kerja dari kuman ini.
Pseudomembran sendiri merupakan lapisantipis berwarna putih keabu
abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung,mulut sampai
tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman
ini j u g a m e n g h a s i l k a n s e b u a h r a c u n y a n g d i s e b u t e k s o t o x i n
y a n g s a n g a t b e r b a h a y a karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan
syaraf (www.blogdokter.net).
Difteri dapat menyerang seluruh lapisan usia tapi paling sering
menyeranganak-anak yang belum diimunisasi. Pada tahun 2000, di
seluruh dunia dilaporkan30.000 kasus dan 3.000 orang diantaranya meninggal
karena penyakit iniKata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari
teinein yang berartim e n e g a n g . P e n y a k i t i n i a d a l a h p e n y a k i t i n f e k s i
d i m a n a s p a s m e o t o t t o n i k d a n hiperrefleksia menyebabkan trismus
(lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus),