• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Evaluasi Bahasa Dalam Bentu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Evaluasi Bahasa Dalam Bentu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Di dunia ini tidak ada dua individu yang sama persis, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Adanya perbedaan individual, tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya. Maka perlu diciptakannya alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat mengetahui adanya perbedaan antar individu tersebut.

Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971).1

Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif dan meningkatkan kualitas tes dibutuhkan pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes yang meliputi tes uraian, objektif, lisan, dan perbuatan beserta kelebihan dan kelemahan bentuk-bentuk tes ini serta bagaimana contoh dari tes-tes tersebut.

(2)

.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes uraian? 2. Bagaimana pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes objektif ? 3. Bagaimana pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes lisan? 4. Bagaimana pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes perbuatan?

.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi bahasa dalam bentuk tes uraian.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Evaluasi Bahasa dalam Bentuk Tes Uraian ( ىضرع رابتخا )

Tes uraian adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian yang relatif panjang. Jawaban tes uraian menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-ggasan atau hal-hal yang dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis, sehingga siswa dapat mengerti suatu materi pelajaran.2

Pengembangan tes bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Tes bentuk uraian disebut juga penilaian subjektif karena sering juga dipengaruhi oleh subjektivitas guru. Tes bentuk uraian ini ada beberapa macam yaitu 3:

1) Bentuk Uraian Terbatas, hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tes Ingatan Sederhana, dimana bentuk pertanyaannya menggunakan kata-kata :

فيك ،نيأ ،مك

dll. Contoh :

؟يخأ اي نكست نيأ دّمحم اي كلاح فيك

سملب تأرق اباكك مك

؟

b. Tes dengan jawaban pendek, bentuknya :

Penyusunan kalimat

( ةلمجلا نيوكت )

Pemberian definisi

(ففيرعكلا )

Contoh :

ةيلاكلا تارابعلا هذه بتر

!

اذه -بككملا -باككلا -يلع

؟ وحنلا ملع يف ةفيرعملاب فيرعت اذام

2) Bentuk Uraian Bebas atau Diskusi, model pertanyaannya adalah :

،حرشا

نراق ،اذامل ،نّيب

dll. Contoh :

2 Kusaeri Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), hlm.136

(4)

؟ يرظنلا ةغللا ملعب يمس اذامل ! ةغللا هقفو ةغللا ملع نيب نراق

! ةيونعملا فيناعملاو ةيمجملا يناعملا نّيب

! ةيلاكلا تارابعلا هذه حرشاو

Kelebihan soal uraian yaitu : Pembuatan soal relatif mudah, sederhana, dan ekonomis. Berfungsi ganda, pertama mengetes kemampuan berpikir dan kemampuan bahasa siswa. Kemungkinan menebak dan mencontek sedikit. Lebih mendorong siswa untuk belajar. Dapat mengetahui bagian yang belum dikuaai siswa.

Sedangkan kelemahan soal uraian yaitu : Tidak dapat menjangkau seluruh materi, karena terbatasnya waktu sehingga bahasan yang diujikan terbatas dan luasnya jawaban. Pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama. Kunci jawaban tidak dapat dibuat dengan pasti. Penilaian dipengaruhi oleh keadaan tulisan siswa. Biasanya terjadi perbedaan pendapat antara siswa dan guru.

B. Pengembangan Evaluasi Bahasa dalam Bentuk Tes Objektif (رابببتخا ىعودوم)

Tes obyektif ialah tes yang penilaiannya dapat dilakukan secara obyektif. Tes ini sering disebut dengan tes dikotomi, karena jawabanya antara benar dan salah dan skornya antara satu dan nol. Disebut objetif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.4 Tes objektif sangat cocok untuk menilai

kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengena kembali, kemampuan pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes jenis ini ada beberapa bentuk yaitu :

1) Benar atau salah أطخ - باوص ) )

Bentuk tes benar atau salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk mengerjakan soal. Salah satu fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara mana yang fakta dan mana yang pendapat. Dalam

(5)

menyusun soal benar-salah penulis soal perlu memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini:

1. Buatkanlah petunjuk dengan jelas

2. Hindari pertanyaan yang mengandung kata yang meragukan 3. Hindari pertanyaan yang terlalu panjang

4. Hindari pertanyaan yang masih dapat dipersoalkan 5. Setiap satu soal hanya mengandung satu gagasan 6. Hindari kalimat tanya dan kalimat perinta

7. Gunakan kalimat yang benar secara kaidah tata bahasa dan penulisan Contohnya: Soal benar salah untuk aplikasi kaidah (idhafah) dalam bahasa Arab: terutama yang berkaitan dengan ingatan.

(6)

Adapun kelemahannya adalah: ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba (menebak jawaban), dalam penyusunan tes memerlukan ketelitian dan waktu yang agak lama, sering terjadi kekaburan, terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.6

2) Pilihan Ganda ( ددعكم نم رايكخا )

Soal tes pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Ada beberapa jenis bentuk tes pilihan ganda, yaitu:

a. Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar.

b. Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yyang digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan (sebab-akibat).

c. Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakn satu kemungkinan jawaban yang salah.

d. Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang kesemuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.

e. Variasi yang tidak lengkap, yaitu yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap.

Contoh tes pilihan ganda yaitu :

! ةيلاكلا ةحيحصلا تارابعلا ركخا

7

... و ءارقفلا ّبحن نحن

كسملا .د نيكسملا .ج نيكاسملا .ب نيكاسملا .أ

Kelebihanya antara lain : cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, efektif. Kemungkinan peserta didik menjawab terkaan dapat

6 S.Eko Putro Widoyoko, Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 51-53.

(7)

dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai aspek kognitif, dapat digunakan berulang-ulang.

Adapun kelemahanya adalah : tidak dapat mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah, penyusunan soal membutuhkan waktu yang sangat lama, sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.

3) Menjodohkan ةجوازم ) )

Bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan dalam dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban.8 Jumlah pillihan jawaban dibuat lebih

banyak dari pada persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi. Contoh : (Petunjuk: Jodohkan arti beberapa mufrodat berikut dengan benar!)

! رسييا بناجلا يف تاملكلا نم ةبسانم ةملك اارفلا ناكم عض

( أ )

(

ب

)

.بيجلا يف ... ملقلا

جردلا ... اذام

رهام ... نسح

ةعيطم ... ةمطاف

تنب

دلو

ديدجلا

يف

Ketentuan untuk membuat soal ini adalah: a. Harus ada dua bagian

b. Setiap bagian/kolom diberi tanda yang berbeda c. Jumlah butir pilihan tidak boleh sama

d. Satu kelompok soal menjodohkan hanya satu materi (misalnya hanya struktur atau hanya kosakata)

Kelebihannya adalah: soal bentuk menjodohkan antara lain, relatif

(8)

mudah disusun, penskoranya mudah, dapat digunakan untuk menilai teori dan penemuanya, sebab-akibat, istilah dan definisi. Materi tes cukup luas.

Adapun kelemahannya adalah : ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, kurang baik digunakan untuk menilai pengertian. 4) Tes Isian ( ةلمكت )

Bentuk tes ini terdiri dari kalimat kalimat yang ada bagian-bagiannya di hilangkan. Bagian yang di hilangkan tersebut harus di isi oleh peserta didik. Ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari mereka.

Contoh:

عض

! ةبسانم ةملك اارفلا ناكم يف

.ركابلا حابصلا يف ... نم فموقأ

.مادقيا يلع ايشم ... يل بهذي يبأ

.ةبطخلا ءاقلل ... يلع بيطخلا دعص

.هلصف يف هباحصأ عيمج نم ... بلاط دمحم

Kebaikanya antara lain, relatif mudah disusun, sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik dalam hal fakta, prinsip dan terminologi. Menuntut peserta didik mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas, pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.

Kelemahanya antara lain, hanya berkenaan pada hal mengingat saja, jika titik jawaban terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang sangat lama.

C. Pengembangan Evaluasi Bahasa dalam Bentuk Tes Lisan (يوفش رابتخا )

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk sebagai berikut :

(9)

Contoh tes lisan yaitu sebagai berikut :

Kebaikan tes lisan antara lain, dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik. Tidak perlu menyusun soal-soal. Kemungkinan peserta didik menerka-nerka dan berspekulasi dapat dihindari.

Kelemahanya adalah memakan waktu yang cukup banyak. Sering muncul penilaian subjektivitas.

D. Pengembangan Evaluasi Bahasa dalam Bentuk Tes Perbuatan (يلمعرابتخا)

Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Stigins (1994) mengemukakan “tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Misalnya, coba praktekan hiwar berikut baik dan benar ! diunggah pada tanggal 16 Maret 2015 pukul 15.05 WIB

(10)

ٌدِلاَخ

׃

...ٌدِلاَخ انَأ

Adapun kelebihan tes tindakan diantaranya, satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan. Sangat baik digunakan dalam pencocokan antara pengetahuan dan teori. Dalam prosesnya tidak mungkin peserta didik dapat menyontek. Guru dapat mengenal karakteristik peserta didik.

Adapun kelemahanya adalah, memakan waktu yang lama. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar dan cepat membosankan. Mempunyai syarat-syarat pendukung waktu, biaya, alat dan tempat. 11

(11)

BAB III PENUTUP

.3 Kesimpulan

 Pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes uraian,

Tes uraian adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban uraian yang relatif panjang. Tes ini dibagi menjadi dua yaitu :

1) Bentuk Uraian Terbatas, hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Tes Ingatan Sederhana

b. Tes dengan jawaban pendek 2) Bentuk Uraian Bebas atau Diskusi

Kelebihan soal uraian yaitu : Pembuatan soal relatif mudah, sederhana, dan ekonomis. Berfungsi ganda, pertama mengetes kemampuan berpikir dan kemampuan bahasa siswa. Kemungkinan menebak dan mencontek sedikit. Sedangkan kelemahan soal uraian yaitu : Tidak dapat menjangkau seluruh materi, karena terbatasnya waktu sehingga bahasan yang diujikan terbatas dan luasnya jawaban. Pemeriksaan membutuhkan waktu yang lama.

 Pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes objektif

Tes obyektif ialah tes yang penilaiannya dapat dilakukan secara obyektif. Tes jenis ini ada beberapa bentuk yaitu :

1) Benar atau salah أطخ - باوص ) ) 2) Pilihan Ganda ( فددعكم نم رايكخا ) 3) Menjodohkan ةجوازم ) ) 4) Tes Isian ( ةلمكت )

(12)

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Misalnya peserta didik disuruh menjelaskan gambar yang telah disediakan dengan menggunakan bahasa Arab.

Kebaikan tes lisan antara lain, dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik. Tidak perlu menyusun soal-soal. Kemungkinan peserta didik menerka-nerka dan berspekulasi dapat dihindari. Kelemahanya adalah memakan waktu yang cukup banyak. Sering muncul penilaian subjektivitas.

 Pengembangan evaluasi bahasa dalam bentuk tes perbuatan.

Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Misalnya peserta didik disuruh mempraktikkan dialog atau hiwar.

Referensi

Dokumen terkait

Statuta FIFA sebagai bagian dari sistem hukum FIFA dengan karakteristik- karakteristiknya tersebut dengan demikian menjadi bagian dari Lex Sportiva dan merupakan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening pada PT. Perkebunan

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( team Assisted Individualization ) dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar

menghindari dugaan kesewenang-wenangan dan tindakan sepihak dalam penerbitan surat keputusan pembatalan hak/sertipikat, maka melengkapi persyaratan sebagaimana

Tes kemampuan memahami konsep, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep vektor.Tes ini disusun sesuai dengan tingkat keluasan dan kedalaman materi

(2) Pelatih bersama peserta melakukan diskusi dengan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang membedakan antara pola demokrasi dan kepemimpinan desa sebelum dan sesudah

Judgement and decision-making erroryang terjadi pada kecelakaan kerja di Inalum Smelting Plant (ISP) adalah gagalnya pekerja dalam menentukan apakah suatu kondisi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan merupakan penjabaran dari