• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Penderita TBC Yang Berhubungan Dengan Tingginya Angka Kejadian TBC Di Puskesmas Salam Kodya Bandung Tahun 2002.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Penderita TBC Yang Berhubungan Dengan Tingginya Angka Kejadian TBC Di Puskesmas Salam Kodya Bandung Tahun 2002."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN ()ENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TBC YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINGGINY A ANGKA KEJADIAN TBC DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG

TAHUN 2002

Ichwan Budiman 9110090

Pembimbing:

Donny Pangemanan, drg, SKM

Penyakit Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan di Indonesia. Selama tahun 2002 di Puskesmas Salam terdapat 187 penderita TB Pam yang berobat, dengan jumlah penderita baru sebanyak 137 orang, dan penderita yang dinyatakan sembuh hanya 13 orang. Dengan demikian, usaha

.

pengobatan dan pemberantasan penyakit TBC di

Puskesmas Salam masih jauh dari harapan. Tingginya angka kejadian penyakit TBC di Puskesmas Salam tersebut diduga berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita TBC atau tersangka TBC dalam menghadapi penyakit TBe.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, rancangan cross sectional, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 48 pertanyaan. Teknik sampling adalah whole sample, dengan subyek penelitian penderita TBC dan tersangka TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Salam yang tercatat selama tahun 2002.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 187 respond en, hanya 34,22% yang berpengetahuan cukup, 30,48% yang bersikap cukup, dan 21,93% yang berperilaku cukup.

Saran penulis untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Salam mengenai penyakit TBC, dengan cara memberikan penyuluhan, digalangnya kerjasama lintas sektoral dengan kader kesehatan, TomaiToga dan LSM agar turut serta dalam pencarian kasus TBC, turut serta menjadi PMO, dan mengadakan pos pengambilan obat yang berlokasi lebih dekat dengan tempat tinggal penderita.

(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP

BF.TWEEN TUBERCULOSIS PATIENTS

KNOWLEDGE, A TTITTUDE AND BEHA VIOUR

AND THE HIGH INCIDENCE RATE OF TUBERCULOSIS

IN PUSKESMAS SALAM WORKING AREA,

BANDUNG MUNICIPALITY,

IN 2002 YEAR PERIOD

!chwan Budiman 9110090

Tutor:

Donny Pangemanan, drg, SKM

Until now, luberculosis is still a problem to the world and Indonesia. During the year 2002 in the working area of Puskesmas Salam, there are 187 patients undergoing treatment for tuberculosis and 137 new tuberculosis patients;

only 13 patients are declared cured during that period. Judging by this fact, tuberculosis treatment and eradication effort in Puskesmas Salam working area are far from what should be expected. The high rate of incidence are hypothesized to be caused by the poor knowledge, attittude and behaviour of patients or su.\jJected patients toward tuberculosis disease.

The aim of this research is to determine the itifluence between patient knowledge, attittude and behaviour toward tuberculosis and the incidence rate of tuberculosis in Puskesmas Salam working area.

The research use a cross-sectional descriptive method using a questionaire as an instrument. All tuberculosis patients that are registered during the year 2002 period in Puskesmas Salam working area are then sampled using the whole sample method

The result shows that from all 187 respondents, only 34.22% have an adequate knowledge, 30.48% have an adequate attittude, and 21.93% haw an adequate behaviour toward tuberculosis.

The proposed solution is to increase the society knowledge, attittude and behaviour in Puskesmas Salam working area toward tuberculosis using community discussion, building some workship with health cadre, public figure/religion figure and community independent organization so they can take part in TBC case finding, being medicine take watcher, and make up medicine

centre which near the patient's occupation.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN

. ii

ABSTRAK iii

A BSlRA CT iv

PRAKA T A v

DAFT AR ISI vii

DAFT AR TABEL ix

DAFT AR LAMP IRAN xi

BAB I PENDAHULUAN. ... ... 1

1.1. Latar Belakang.. 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Pertanyaan Penelitian 3

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian 4

1.5. Kegunaan Penelitian 4

1.6. Kerangka Konsep 5

1.7. Metodologi Penelitian ... 5

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUST AKA 7

2.1. Definisi 7

2.2. Epidemiologi 7

2.3. Manifestasi Klinis 9

2.4. Pemeriksaan Fisik 10

2.5. Pemeriksaan Radiologis 11

2.6. Pemeriksaan Bakteriologis 12

2.7. Test Tuberkulin.. 14

2.8. Menentukan Tipe Penderita .. 15

2.9. Pengobatan Tuberkulosis... 16

2.10. Kebijaksanaan Penanggulangan TB NasionaI 18

2.11. Penyuluhan kepada Penderita 20

BAB HI BAHAN DAN METODA PENELlTlAN 22

3.1. Rancangan. Penelitian 22

3.2. Metode Penelitian . , ... ...

22

3.3. Instrumen Penelitian

22

3.4. Populasi dan Sampel

22

3.5. Pengumpulan Data

23

3.6. Teknik Analisis Data

24

3.7. Definisi Operasional

... 26

(4)

3.8. Penyajian Data.. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 30

4.2. Hasil Penelitian 3]

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.]. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

DAFT AR PUST AKA.. 48

LAMPIRAN 49

KUESIONER 49

RIW A YAT HIDUP PENULIS 70

(5)

DAFTAR TABEL

Tabell. 1. Laporan P2M TB Pam di Puskesmas Salam. tahun 2002 2

I~b.~1 4. I. Oislri1tl,t~U~JJj~.k~JAmi!L[~_~mQg&D. 31

Tabel4. 2. Oistribusi usia responden 32

IAb.~J 4. 3. Oistribu~iQ~k~r.i~An re~-p-ond~n 32

Tabel4. 4. Oistribusi pendidikan responden 33

Tabel4. 5. Oistribusi penghasilan perkapita perbulan responden 34

Tabel4. 6. Distribusi sumber pengetahuan responden mengenai penyakit TBe. 35

Tabel 4. 7. Distribusi tingkat pengetahuan responden 35

Tabel4. 8. Oistribusi anggota keluarga responden yang iuga menderita TBe 36

Tabel4. 9. Oistribusi kepuasan responden terhadap pelayanan Puskesmas kepada

penderita THC. 37

Tabel4. 10. Oistribusi tingkat sikap responden dalam menghadapi penyakit THe.

37

Tabel4. 11. Oistribusi tempat responden berobat. 38

Tabel4. 12. Oistribusi lamanya responden berobat THe 39

Tabel4. 13. Oistribusi status pengobatan TBC responden. 39

Tabel4. 14. Distribusi alasan responden menghentikan pengobatan (putus

berotLC!l}. .. .. . . .. 40

Tabel4. 15. Oistribusi ada atau tidaknya PMO bagi responden.

40

Tabel4. 16. distribusi orang yang menjadi PMO bagi responden.

41

Tabel4. 17. Distribusi tingkat perilaku responden dalam hal-hal yang berkaitan

dengan penyakit TBC.

41

Tabel4. 18. Distribusi pernah atau tidaknya responden mendapatkan penyuluhan

tentang TBC.

42

Tabel4. 19. Distribusi masih membutuhkan atau tidaknya penyuluhan tentang

TBC.

42

Il!pel4. 20. Oistribu~iJlekue.nsi penyuluhan kesehatan yang diingi!lkan

responden.

43

(6)

Tabel4. 21. Distribusi penyuluh kesehatan yang diinginkan responden 43

IJlJLd3.,-J2J2h1rib!J§Lt~mp-,!tp.~nYJ!!!!.h~n k~§ehatan yang diiOg!nk.@ re,m~nden.

. .. . . .. . . .. . .. . . .. . . . .. . . .. .. .. .. . . . .. . . .. .. . . .. . . .. . . .. .. .. .. .. . . .. .. . .. .. .. . . .. . . .. . . .. __43

Tabel4. 23. Distribusi waktu penyuluhan kesehatan yang diinginkan responden.

. . . .. .. . . .. . . . .. .. . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. 44

Tabel4. 24. Distribusi bentuk penyuluhan yang diinginkan responden 44

label 4. 25. Distribusi.k~.~mlitan responderul~lam mengikuti..P.~Y-IdJJ.!h~[L 44

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran ]. Kuesioner . . . ...49

Lampiran 2. Tabel Induk 58

(8)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Tuberkulosis, khususnya Tuberkulosis pam sampai saat ini masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan di seluruh Indonesia.

Secara nasional pada dekade ini penyakit Tuberkulosis merupakan

penyebab kematian nomor 3 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler dan

ISPA, sedangkan dari golongan penyakit Infeksi mempakan penyebab kematian

nomor 2 setelah ISPA. Antara tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 telah

dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 0,2%

-

0,4% (DepKes Rl,

Ditjen PPM & PLP, 1996).

Penyakit Tuberkulosis kembali muncul ke pennukaan dan menjadi

perhatian dunia seiring dengan meningkatnya penyebaran infeksi HIV /AIDS,

yang menyebabkan pula pen unman daya tahan tubuh manusia terhadap bakteri

penyebab Tuberculosis (Mycobacterhlm tliberclilosa) (Djoko H. Soetikno,1999).

Penyakit ini mempakan penyakit menular. Penyebarannya dipengaruhi

oleh industrialisasi, kemudahan transportasi, serta perubahan ekosistem. Pada

umumllya Tuberkulosis menyerang golongan usia produktif kerja dan golongall

sosial ekonomi rendah sehillgga berdampak cukup besar pada pemberdayaan

Sumber Daya Manusia yang pada akhimya akan menghambat pertumbuhan

ekonomi negara (Raviglione&O'Brien, 1998).

Dengan tingginya angka kesakitan dan prevalensi penyakit TBC serta

meningkatnya penyebaran infeksi HIV /AIDS di Indonesia, maka perlu dilakukan

peningkatan mutu program Pemberantasan Penyakit TB Pam dalam

Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru untuk meningkatkan kepatuhan penderita

Tuberkulosis dalam menjalani pengobatannya, sehingga dengan demikian dapat

mengurangi presentase putus obat dari para penderita. Salah satu caranya adalah

dengan dilaksanakannya strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse)

(9)

2

dan mencegah terjadinya drop out pengobatan penderita Tuberkulosis serta

mencegah pula tcrjadinya resistensi kuman terhadap Gbat Anti Tuberkulosis

(Djoko H. Soetikno,1999).

Bcrdasarkan pengalaman operasional pemberian pengobatan dengan

paduan obat jangka panjang memberikan kesembuhan jauh lebih rendah bila

dibandingkan dengan paduan jangka pendek (Andre Suhendra, 1999).

Faktor pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat terhadap penyakit

TBC dan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah merupakan faktor-faktor yang

penting yang mempengaruhi angka kejadian penyakit Tuberkulosis di suatu

daerah.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian P2M Puskesmas Salam,

Bandung Wetan, selama tahun 2002 terdapat hasillaporan pengobatan penyakit

TB Paru per bulan seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut ini (puskesmas

[image:9.595.106.468.466.737.2]

Salam, 2002):

Tabel 1. 1. Laporan P2M TB Paru di Puskesmas Salam, tahun 2002

Jumlah

Bulan

Penderita

yang berobat

Penderita Baru

(10)

3

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat kita simpulkan bahwa selama tahun

2002 di Puskesmas Salam terdapat 187 penderita TB Paru yang berobat, dengan

jumlah penderita baru sebanyak 137 orang. Penambahan jumlah penderita baru

tersebut sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah penderita yang

dinyatakan sembuh, yaitu sebanyak 13 orang. Dengan kata lain hanya 13 dari 187

orang (6,90%) penderita yang mendapatkan pengobatan lengkap dan dinyatakan

sembuh se\ama tahun 2002. Sedangkan sisanya sedang atau masih menjalani

pengobatan, tidak meneruskan pemeriksaan maupun pengobatannya, maupun

tidak berobat lagi atau putus berobat. Sayangnya, penulis tidak berhasil

mendapatkan data mengenai jumlah penderita yang putus berobat. Dengan

melihat kenyataan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa usaha pengobatan dan

pemberantasan penyakit TBC di Puskesmas Salam masih jauh dari harapan.

Tingginya angka kejadian penyakit TBC dan rendahnya angka penderita

TBC yang diobati di Puskesmas Salam, Bandung Wetan tersebut diduga

berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita TBC

atau tersangka TBC dalam menghadapi penyakit TBC dan dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas Salam, Bandung Wetan. Bagaimana gambaran

pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan

tingginya angka kejadian penyakit TBC di Puskesmas Salam tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka penulis memilih judul

penelitian:

GAMBARAN PENGET AHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERIT A

TBC YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINY A ANGKA KEJADIAN

THC Dl PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG T AHUN 2002

1.3. Pertanyaan Penelitian

(1) Bagaimanakah gambaran pengetahuan penderita TBC yang berhubungan

dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam?

(2) Bagaimanakah gambaran sikap penderita TBC yang berhubungan dengan

(11)

4

(3) Bagaimanakah gambaran perilaku penderita TBC yang berhubungan

dengan tingg:nya angka kejadian TBC Puskesmas Salam?

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1. Maksud penelitian

Maksud dari penelitian 1m adalah untuk mengetahui gambaran

pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan

tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam, Bandung Wetan.

1.4.2. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(1) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan penderita TBC yang

berhubungan dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam

(2) Untuk mengetahui gambaran sikap penderita TBC yang berhubungan

dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam

(3) untuk mengetahui gambaran perilaku penderita TBC yang berhubungan

dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian 101 adalah bahwa diharapkan penelitian Inl dapat

dapat:

(1) Membantu Puskesmas Salam, Bandung Wetan dalam pendataan jumlah

penderita TBC dan tersangka TBC di wilayah kerjanya.

(2) Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas mengenai

kendala-kendala yang ada dalam menjalankan program P2M TB Pam di wilayah

kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan.

(3) Membantu

Puskesmas

Salam,

Bandung

Wetan

dalam

program

Pemberantasan penyakit Tuberkulosa di wilayah kerjanya.

(4) Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh

(12)

5

Tuberkulosa dan rendalmya angka penderita TBC yang sembuh di

Puskesmas Salam, Bandung Wetan.

(5) Memberikan infonnasi kepada Puskesmas Salam mengenai gambaran

pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan

tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam, Bandung Wetan.

(6) Bagi penulis, penelitian ini mempakan perwujudan aplikasi ilmu

kesehatan masyarakat yang di peroleh selama masa pendidikan di Fakultas

Kedokteran

(7) Bagi penelitial1 berikutnya, pel1eIitian 1111 dapat dijadikan bahan

peItimbangan dan perbandingan.

1.6. Kerangka Konsep

Pengetahuan penderita TBC

mengenai penyakit TBC

Sikap penderita TBC dalam

menghadapi penyakit TBC

Perilaku penderita TBC

dalam yang berhubungan

dengan penyakit TBC

1.7. Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

·

Rancangan Penelitian : Cross Sectional
(13)

6

·

Teknik Pengumpulan Data: Survey, melalui wawancara langsung terhadap respond en

·

Instrumen pokok penelitian: Kuesioner.

·

Populasi: Penderita TBC dan tersangka TBC yang bermukim di Wilayah Kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan, yang tercatat pemah menjalani

pemeriksaan maupun pengobatan di Puskesmas Salam selama tahun 2002.

·

lumlah Populasi: 187 orang.

·

Teknik Sampling: Whole sample.

·

lumlah Sampel : 187 orang.

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.8.1. Lokasi Penelitian

(1) Wilayah Kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan, yang meliputi Kelurahan

Tamansari, Cihapit, dan Citarum.

(2) Kampus Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Kedokteran, Bandung.

1.8.2. Wak.'tu Penelitian

(14)

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan:

·

Pengetahuan, sikap dan perilaku responden yang berkenaan dengan penyakit TBC masih kurang memuaskan. Dari 187 respond en, hanya

34,22% yang berpengetahuan cukup, 30,48% yang bersikap cukup, dan

21,93% yang berperilaku cukup.

·

Penyuluhan yang berkenaan dengan penyakit TBC yang diterima oleh

responden masih kurang memuaskan, yaitu hanya 20,86% respond en yang

menyatakan pemah mendapatkan penyuluhan mengenai TBC. 98,40%

responden mengatakan masih membutuhkan penyuluhan, dengan tTekuensi

penyuluhan yang diinginkan responden adalah 1 bulan sekali, petugas

kesehatan sebagai penyuluh, bertempat di Balai Desa, waktu penyuluhan

sore hari, dengan bentuk penyuluhan berupa ceramah dan gambar.

Kesulitan terbanyak yang dialami responden dalam mengikuti penyuluhan

selama ini adalah waktu yang tidak tepat.

5.2. Saran

·

Untuk mengatasi masalah masih kurang memuaskannya pengetahuan,

.

sikap dan perilaku responden yang berkenaan dengan penyakit TBC, maka

penulis menyarankan

perlu ditingkatkannya pengetahuan

sikap dan

perilaku masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas

Salam mengenai

penyakit TBC, dengan cara memberikan penyulup.an kepada masyarakat

dan pemasangan poster-poster mengenai penyakit TBC. Penyuluhan

mengenai penyakit TBC hendaknya dilakukan oleh petugas kesehatan

yang mengerti betul masalah TBC, dilakukan dengan cara yang sederhana

dan mudah dimengerti oleh masyarakat awam, dengan jadwal waktu dan

tempat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perlu dipikirkan

(15)

47

lmtuk merangkul para Toga dan Toma dalam memberikan penyuluhan

kepada masyarakat.

.

Untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan tingginya angka kejadian penyakit TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Salam, maka penulis

menyarankan digalangnya kerjasama lintas sektoral dengan kader

kesehatan, TomafToga dan LSM agar turnt serta dalam pencarian kasus

Tuberkulosa, turnt serta menjadi PMO, dan mengadakan pos pengambilan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mukti H., Adji Widjaja., Benyamin Palgunadi Margono., Djati Sampoemo., Djoko Iman Santoso., Eddy Yapri., dkk. 1993. Tuberkulosa Pam. Pengantar Ilmll Penyakit Pant. Surabaya. Airlangga University Press.

Andre Suhendra. 1999. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengobatan TB Pam. Simposillm Penanganan Terpadll TB Pant. Bandung. SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS. Imanuel/FKUKM.

Asril Bahar. 1994. Tuberkulosis Pam. Ilmll Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

Djoko H Soetikno. 1999. Penanggulangan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS. Simposillm Penanganan Terpadll TB Pant. Bandung. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat.

Eko Budiarto. 1984. Dasar-dasar Metoda Statistik Kedokteran. Bandlmg. Alumni.

Puskesmas Salam. 2002. Laporan Tahllnan Pllskesmas Salam. Bandung. Puskesmas Salam.

Raviglione, Maria. c., O'Brien, Richard. J. 1998. Tuberculosis. Harison's Principles of Internal Medicine. 14th Edition. New York. McGraw-Hill Companies.

Timotius Sukham. 1999. Peranan Radiologi Sebagai Sarana Diagnostik TB Pam. Simposillm Penanganan Terpadu TB Pant. Bandllng. SMF/Bagian Ilmu

Penyakit Dalam RS.ImanueI/FKUKM.

Widura. 1999. Peranan Pemeriksaan Sputum Secara Mikroskopis Langslmg dalam Diagnosis Tuberkulosis Pam. Simposium Penanganan Terpadll TB Paru. Bandung. SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS. Imanuel/FKUKM.

Gambar

Tabel 1. 1. Laporan P2M TB Paru di Puskesmas Salam, tahun 2002

Referensi

Dokumen terkait

The objectives of the study are aimed to describe teaching learning process on Writing Skill at English department of Muhammadiyah University of Surakarta; especially on

Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 sepanj ang belum dilim pahkan kepada badan usaha m ilik Negara sebagaim ana dim aksud dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaman aktinomiset menggunakan dua pendekatan yaitu dengan cara isolasi koloni ( culturable ) dan metagenomik DGGE (total

Sedangkan sweepnet dan nampan kuning tidak hanya memperlihatkan mampu mengoleksi lebih banyak individu di lanskap kompleks, tapi juga spesies dan famili yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Simulasi Ujian Nasional Bidang Keahlian Busana Butik SMK Diponegoro Depok telah memenuhi standar nasional..

Dari kenyataan ini, maka upaya perlindungan terhadap peninggalan sejarah, khususnya Candi menggung perlu ditingkatkan, dengan harapan agar kerugian yang lebih besar

Student Centered Learning dengan metode inkuiri terbimbing dalam upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VB SD Negeri Nogotirto tahun pelajaran 2013/2014 dalam mata

(2) Pangkat awal yang ditetapkan bagi Pegawai PNS Kemhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama dengan pangkat yang dimilikinya, sedangkan jenjang jabatan Assessor