ABSTRAK
GAMBARAN ()ENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TBC YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGGINY A ANGKA KEJADIAN TBC DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG
TAHUN 2002
Ichwan Budiman 9110090
Pembimbing:
Donny Pangemanan, drg, SKM
Penyakit Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan di Indonesia. Selama tahun 2002 di Puskesmas Salam terdapat 187 penderita TB Pam yang berobat, dengan jumlah penderita baru sebanyak 137 orang, dan penderita yang dinyatakan sembuh hanya 13 orang. Dengan demikian, usaha
.
pengobatan dan pemberantasan penyakit TBC di
Puskesmas Salam masih jauh dari harapan. Tingginya angka kejadian penyakit TBC di Puskesmas Salam tersebut diduga berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita TBC atau tersangka TBC dalam menghadapi penyakit TBe.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, rancangan cross sectional, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 48 pertanyaan. Teknik sampling adalah whole sample, dengan subyek penelitian penderita TBC dan tersangka TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Salam yang tercatat selama tahun 2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 187 respond en, hanya 34,22% yang berpengetahuan cukup, 30,48% yang bersikap cukup, dan 21,93% yang berperilaku cukup.
Saran penulis untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Salam mengenai penyakit TBC, dengan cara memberikan penyuluhan, digalangnya kerjasama lintas sektoral dengan kader kesehatan, TomaiToga dan LSM agar turut serta dalam pencarian kasus TBC, turut serta menjadi PMO, dan mengadakan pos pengambilan obat yang berlokasi lebih dekat dengan tempat tinggal penderita.
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP
BF.TWEEN TUBERCULOSIS PATIENTS
KNOWLEDGE, A TTITTUDE AND BEHA VIOUR
AND THE HIGH INCIDENCE RATE OF TUBERCULOSIS
IN PUSKESMAS SALAM WORKING AREA,
BANDUNG MUNICIPALITY,
IN 2002 YEAR PERIOD
!chwan Budiman 9110090
Tutor:
Donny Pangemanan, drg, SKM
Until now, luberculosis is still a problem to the world and Indonesia. During the year 2002 in the working area of Puskesmas Salam, there are 187 patients undergoing treatment for tuberculosis and 137 new tuberculosis patients;
only 13 patients are declared cured during that period. Judging by this fact, tuberculosis treatment and eradication effort in Puskesmas Salam working area are far from what should be expected. The high rate of incidence are hypothesized to be caused by the poor knowledge, attittude and behaviour of patients or su.\jJected patients toward tuberculosis disease.
The aim of this research is to determine the itifluence between patient knowledge, attittude and behaviour toward tuberculosis and the incidence rate of tuberculosis in Puskesmas Salam working area.
The research use a cross-sectional descriptive method using a questionaire as an instrument. All tuberculosis patients that are registered during the year 2002 period in Puskesmas Salam working area are then sampled using the whole sample method
The result shows that from all 187 respondents, only 34.22% have an adequate knowledge, 30.48% have an adequate attittude, and 21.93% haw an adequate behaviour toward tuberculosis.
The proposed solution is to increase the society knowledge, attittude and behaviour in Puskesmas Salam working area toward tuberculosis using community discussion, building some workship with health cadre, public figure/religion figure and community independent organization so they can take part in TBC case finding, being medicine take watcher, and make up medicine
centre which near the patient's occupation.
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PERSETUJUAN ii
SURAT PERNYATAAN
. iiABSTRAK iii
A BSlRA CT iv
PRAKA T A v
DAFT AR ISI vii
DAFT AR TABEL ix
DAFT AR LAMP IRAN xi
BAB I PENDAHULUAN. ... ... 1
1.1. Latar Belakang.. 1
1.2. Identifikasi Masalah 2
1.3. Pertanyaan Penelitian 3
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian 4
1.5. Kegunaan Penelitian 4
1.6. Kerangka Konsep 5
1.7. Metodologi Penelitian ... 5
1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUST AKA 7
2.1. Definisi 7
2.2. Epidemiologi 7
2.3. Manifestasi Klinis 9
2.4. Pemeriksaan Fisik 10
2.5. Pemeriksaan Radiologis 11
2.6. Pemeriksaan Bakteriologis 12
2.7. Test Tuberkulin.. 14
2.8. Menentukan Tipe Penderita .. 15
2.9. Pengobatan Tuberkulosis... 16
2.10. Kebijaksanaan Penanggulangan TB NasionaI 18
2.11. Penyuluhan kepada Penderita 20
BAB HI BAHAN DAN METODA PENELlTlAN 22
3.1. Rancangan. Penelitian 22
3.2. Metode Penelitian . , ... ...
22
3.3. Instrumen Penelitian
22
3.4. Populasi dan Sampel
22
3.5. Pengumpulan Data
23
3.6. Teknik Analisis Data
24
3.7. Definisi Operasional
... 26
3.8. Penyajian Data.. 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 30
4.2. Hasil Penelitian 3]
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46
5.]. Kesimpulan 46
5.2. Saran 46
DAFT AR PUST AKA.. 48
LAMPIRAN 49
KUESIONER 49
RIW A YAT HIDUP PENULIS 70
DAFTAR TABEL
Tabell. 1. Laporan P2M TB Pam di Puskesmas Salam. tahun 2002 2
I~b.~1 4. I. Oislri1tl,t~U~JJj~.k~JAmi!L[~_~mQg&D. 31
Tabel4. 2. Oistribusi usia responden 32
IAb.~J 4. 3. Oistribu~iQ~k~r.i~An re~-p-ond~n 32
Tabel4. 4. Oistribusi pendidikan responden 33
Tabel4. 5. Oistribusi penghasilan perkapita perbulan responden 34
Tabel4. 6. Distribusi sumber pengetahuan responden mengenai penyakit TBe. 35
Tabel 4. 7. Distribusi tingkat pengetahuan responden 35
Tabel4. 8. Oistribusi anggota keluarga responden yang iuga menderita TBe 36
Tabel4. 9. Oistribusi kepuasan responden terhadap pelayanan Puskesmas kepada
penderita THC. 37
Tabel4. 10. Oistribusi tingkat sikap responden dalam menghadapi penyakit THe.
37
Tabel4. 11. Oistribusi tempat responden berobat. 38
Tabel4. 12. Oistribusi lamanya responden berobat THe 39
Tabel4. 13. Oistribusi status pengobatan TBC responden. 39
Tabel4. 14. Distribusi alasan responden menghentikan pengobatan (putus
berotLC!l}. .. .. . . .. 40
Tabel4. 15. Oistribusi ada atau tidaknya PMO bagi responden.
40
Tabel4. 16. distribusi orang yang menjadi PMO bagi responden.
41
Tabel4. 17. Distribusi tingkat perilaku responden dalam hal-hal yang berkaitan
dengan penyakit TBC.
41
Tabel4. 18. Distribusi pernah atau tidaknya responden mendapatkan penyuluhan
tentang TBC.
42
Tabel4. 19. Distribusi masih membutuhkan atau tidaknya penyuluhan tentang
TBC.
42
Il!pel4. 20. Oistribu~iJlekue.nsi penyuluhan kesehatan yang diingi!lkan
responden.
43
Tabel4. 21. Distribusi penyuluh kesehatan yang diinginkan responden 43
IJlJLd3.,-J2J2h1rib!J§Lt~mp-,!tp.~nYJ!!!!.h~n k~§ehatan yang diiOg!nk.@ re,m~nden.
. .. . . .. . . .. . .. . . .. . . . .. . . .. .. .. .. . . . .. . . .. .. . . .. . . .. . . .. .. .. .. .. . . .. .. . .. .. .. . . .. . . .. . . .. __43
Tabel4. 23. Distribusi waktu penyuluhan kesehatan yang diinginkan responden.
. . . .. .. . . .. . . . .. .. . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. 44
Tabel4. 24. Distribusi bentuk penyuluhan yang diinginkan responden 44
label 4. 25. Distribusi.k~.~mlitan responderul~lam mengikuti..P.~Y-IdJJ.!h~[L 44
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran ]. Kuesioner . . . ...49
Lampiran 2. Tabel Induk 58
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Tuberkulosis, khususnya Tuberkulosis pam sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan di seluruh Indonesia.
Secara nasional pada dekade ini penyakit Tuberkulosis merupakan
penyebab kematian nomor 3 di Indonesia setelah penyakit kardiovaskuler dan
ISPA, sedangkan dari golongan penyakit Infeksi mempakan penyebab kematian
nomor 2 setelah ISPA. Antara tahun 1979 sampai dengan tahun 1982 telah
dilakukan survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 0,2%
-
0,4% (DepKes Rl,Ditjen PPM & PLP, 1996).
Penyakit Tuberkulosis kembali muncul ke pennukaan dan menjadi
perhatian dunia seiring dengan meningkatnya penyebaran infeksi HIV /AIDS,
yang menyebabkan pula pen unman daya tahan tubuh manusia terhadap bakteri
penyebab Tuberculosis (Mycobacterhlm tliberclilosa) (Djoko H. Soetikno,1999).
Penyakit ini mempakan penyakit menular. Penyebarannya dipengaruhi
oleh industrialisasi, kemudahan transportasi, serta perubahan ekosistem. Pada
umumllya Tuberkulosis menyerang golongan usia produktif kerja dan golongall
sosial ekonomi rendah sehillgga berdampak cukup besar pada pemberdayaan
Sumber Daya Manusia yang pada akhimya akan menghambat pertumbuhan
ekonomi negara (Raviglione&O'Brien, 1998).
Dengan tingginya angka kesakitan dan prevalensi penyakit TBC serta
meningkatnya penyebaran infeksi HIV /AIDS di Indonesia, maka perlu dilakukan
peningkatan mutu program Pemberantasan Penyakit TB Pam dalam
Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru untuk meningkatkan kepatuhan penderita
Tuberkulosis dalam menjalani pengobatannya, sehingga dengan demikian dapat
mengurangi presentase putus obat dari para penderita. Salah satu caranya adalah
dengan dilaksanakannya strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse)
2
dan mencegah terjadinya drop out pengobatan penderita Tuberkulosis serta
mencegah pula tcrjadinya resistensi kuman terhadap Gbat Anti Tuberkulosis
(Djoko H. Soetikno,1999).
Bcrdasarkan pengalaman operasional pemberian pengobatan dengan
paduan obat jangka panjang memberikan kesembuhan jauh lebih rendah bila
dibandingkan dengan paduan jangka pendek (Andre Suhendra, 1999).
Faktor pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat terhadap penyakit
TBC dan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah merupakan faktor-faktor yang
penting yang mempengaruhi angka kejadian penyakit Tuberkulosis di suatu
daerah.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian P2M Puskesmas Salam,
Bandung Wetan, selama tahun 2002 terdapat hasillaporan pengobatan penyakit
TB Paru per bulan seperti yang terlihat pada tabel 1.1 berikut ini (puskesmas
[image:9.595.106.468.466.737.2]Salam, 2002):
Tabel 1. 1. Laporan P2M TB Paru di Puskesmas Salam, tahun 2002
Jumlah
Bulan
Penderita
yang berobat
Penderita Baru
3
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat kita simpulkan bahwa selama tahun
2002 di Puskesmas Salam terdapat 187 penderita TB Paru yang berobat, dengan
jumlah penderita baru sebanyak 137 orang. Penambahan jumlah penderita baru
tersebut sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah penderita yang
dinyatakan sembuh, yaitu sebanyak 13 orang. Dengan kata lain hanya 13 dari 187
orang (6,90%) penderita yang mendapatkan pengobatan lengkap dan dinyatakan
sembuh se\ama tahun 2002. Sedangkan sisanya sedang atau masih menjalani
pengobatan, tidak meneruskan pemeriksaan maupun pengobatannya, maupun
tidak berobat lagi atau putus berobat. Sayangnya, penulis tidak berhasil
mendapatkan data mengenai jumlah penderita yang putus berobat. Dengan
melihat kenyataan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa usaha pengobatan dan
pemberantasan penyakit TBC di Puskesmas Salam masih jauh dari harapan.
Tingginya angka kejadian penyakit TBC dan rendahnya angka penderita
TBC yang diobati di Puskesmas Salam, Bandung Wetan tersebut diduga
berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita TBC
atau tersangka TBC dalam menghadapi penyakit TBC dan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Salam, Bandung Wetan. Bagaimana gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan
tingginya angka kejadian penyakit TBC di Puskesmas Salam tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka penulis memilih judul
penelitian:
GAMBARAN PENGET AHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERIT A
TBC YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINY A ANGKA KEJADIAN
THC Dl PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG T AHUN 2002
1.3. Pertanyaan Penelitian
(1) Bagaimanakah gambaran pengetahuan penderita TBC yang berhubungan
dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam?
(2) Bagaimanakah gambaran sikap penderita TBC yang berhubungan dengan
4
(3) Bagaimanakah gambaran perilaku penderita TBC yang berhubungan
dengan tingg:nya angka kejadian TBC Puskesmas Salam?
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1. Maksud penelitian
Maksud dari penelitian 1m adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan
tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam, Bandung Wetan.
1.4.2. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan penderita TBC yang
berhubungan dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam
(2) Untuk mengetahui gambaran sikap penderita TBC yang berhubungan
dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam
(3) untuk mengetahui gambaran perilaku penderita TBC yang berhubungan
dengan tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam
1.5. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian 101 adalah bahwa diharapkan penelitian Inl dapat
dapat:
(1) Membantu Puskesmas Salam, Bandung Wetan dalam pendataan jumlah
penderita TBC dan tersangka TBC di wilayah kerjanya.
(2) Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas mengenai
kendala-kendala yang ada dalam menjalankan program P2M TB Pam di wilayah
kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan.
(3) Membantu
Puskesmas
Salam,
Bandung
Wetan
dalam
program
Pemberantasan penyakit Tuberkulosa di wilayah kerjanya.
(4) Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh
5
Tuberkulosa dan rendalmya angka penderita TBC yang sembuh di
Puskesmas Salam, Bandung Wetan.
(5) Memberikan infonnasi kepada Puskesmas Salam mengenai gambaran
pengetahuan, sikap dan perilaku penderita TBC yang berhubungan dengan
tingginya angka kejadian TBC Puskesmas Salam, Bandung Wetan.
(6) Bagi penulis, penelitian ini mempakan perwujudan aplikasi ilmu
kesehatan masyarakat yang di peroleh selama masa pendidikan di Fakultas
Kedokteran
(7) Bagi penelitial1 berikutnya, pel1eIitian 1111 dapat dijadikan bahan
peItimbangan dan perbandingan.
1.6. Kerangka Konsep
Pengetahuan penderita TBC
mengenai penyakit TBC
Sikap penderita TBC dalam
menghadapi penyakit TBC
Perilaku penderita TBC
dalam yang berhubungan
dengan penyakit TBC
1.7. Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
·
Rancangan Penelitian : Cross Sectional6
·
Teknik Pengumpulan Data: Survey, melalui wawancara langsung terhadap respond en·
Instrumen pokok penelitian: Kuesioner.·
Populasi: Penderita TBC dan tersangka TBC yang bermukim di Wilayah Kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan, yang tercatat pemah menjalanipemeriksaan maupun pengobatan di Puskesmas Salam selama tahun 2002.
·
lumlah Populasi: 187 orang.·
Teknik Sampling: Whole sample.·
lumlah Sampel : 187 orang.1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.8.1. Lokasi Penelitian
(1) Wilayah Kerja Puskesmas Salam, Bandung Wetan, yang meliputi Kelurahan
Tamansari, Cihapit, dan Citarum.
(2) Kampus Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Kedokteran, Bandung.
1.8.2. Wak.'tu Penelitian
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan:
·
Pengetahuan, sikap dan perilaku responden yang berkenaan dengan penyakit TBC masih kurang memuaskan. Dari 187 respond en, hanya34,22% yang berpengetahuan cukup, 30,48% yang bersikap cukup, dan
21,93% yang berperilaku cukup.
·
Penyuluhan yang berkenaan dengan penyakit TBC yang diterima oleh
responden masih kurang memuaskan, yaitu hanya 20,86% respond en yangmenyatakan pemah mendapatkan penyuluhan mengenai TBC. 98,40%
responden mengatakan masih membutuhkan penyuluhan, dengan tTekuensi
penyuluhan yang diinginkan responden adalah 1 bulan sekali, petugas
kesehatan sebagai penyuluh, bertempat di Balai Desa, waktu penyuluhan
sore hari, dengan bentuk penyuluhan berupa ceramah dan gambar.
Kesulitan terbanyak yang dialami responden dalam mengikuti penyuluhan
selama ini adalah waktu yang tidak tepat.
5.2. Saran
·
Untuk mengatasi masalah masih kurang memuaskannya pengetahuan,
.sikap dan perilaku responden yang berkenaan dengan penyakit TBC, maka
penulis menyarankan
perlu ditingkatkannya pengetahuan
sikap dan
perilaku masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Salam mengenai
penyakit TBC, dengan cara memberikan penyulup.an kepada masyarakat
dan pemasangan poster-poster mengenai penyakit TBC. Penyuluhan
mengenai penyakit TBC hendaknya dilakukan oleh petugas kesehatan
yang mengerti betul masalah TBC, dilakukan dengan cara yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh masyarakat awam, dengan jadwal waktu dan
tempat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perlu dipikirkan
47
lmtuk merangkul para Toga dan Toma dalam memberikan penyuluhan
kepada masyarakat.
.
Untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan tingginya angka kejadian penyakit TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Salam, maka penulismenyarankan digalangnya kerjasama lintas sektoral dengan kader
kesehatan, TomafToga dan LSM agar turnt serta dalam pencarian kasus
Tuberkulosa, turnt serta menjadi PMO, dan mengadakan pos pengambilan
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mukti H., Adji Widjaja., Benyamin Palgunadi Margono., Djati Sampoemo., Djoko Iman Santoso., Eddy Yapri., dkk. 1993. Tuberkulosa Pam. Pengantar Ilmll Penyakit Pant. Surabaya. Airlangga University Press.
Andre Suhendra. 1999. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengobatan TB Pam. Simposillm Penanganan Terpadll TB Pant. Bandung. SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS. Imanuel/FKUKM.
Asril Bahar. 1994. Tuberkulosis Pam. Ilmll Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Djoko H Soetikno. 1999. Penanggulangan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS. Simposillm Penanganan Terpadll TB Pant. Bandung. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Barat.
Eko Budiarto. 1984. Dasar-dasar Metoda Statistik Kedokteran. Bandlmg. Alumni.
Puskesmas Salam. 2002. Laporan Tahllnan Pllskesmas Salam. Bandung. Puskesmas Salam.
Raviglione, Maria. c., O'Brien, Richard. J. 1998. Tuberculosis. Harison's Principles of Internal Medicine. 14th Edition. New York. McGraw-Hill Companies.
Timotius Sukham. 1999. Peranan Radiologi Sebagai Sarana Diagnostik TB Pam. Simposillm Penanganan Terpadu TB Pant. Bandllng. SMF/Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RS.ImanueI/FKUKM.
Widura. 1999. Peranan Pemeriksaan Sputum Secara Mikroskopis Langslmg dalam Diagnosis Tuberkulosis Pam. Simposium Penanganan Terpadll TB Paru. Bandung. SMF/Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS. Imanuel/FKUKM.