Pe r a t u r a n Pe m e r in t a h N o. 3 5 Ta h u n 1 9 9 1
Te n t a n g : Su n ga i
Oleh : PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A Nom or : 35 TAHUN 1991 ( 35/ 1991)
Tanggal : 14 JUNI 1991 ( JAKARTA) Sum ber : LN 1991/ 44; TLN NO. 3445
Presiden Republik I ndonesia,
Menim bang:
a. bahw a sungai sebagai sum ber air sangat pent ing fungsinya dalam pem enuhan kebut uhan m asyarakat dan m eningkat kan pem bangunan nasional;
b. bahw a sehubungan dengan hal t ersebut dan sebagai pelaksanaan ket ent uan Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan, dalam rangka pem anfaat an dan pelest arian sungai dipandang perlu m elakukan pengat uran m engenai sungai yang m eliput i perlindungan, pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai dengan
Perat uran Pem erint ah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat ( 2) Undang- Undang Dasar 1945;
2. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- pokok
Pem erint ahan di Daerah ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 38, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ;
3. Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan ( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 65, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3046) ;
4. Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Tahun 1982 Nom or 12, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3215) ;
6. Perat uran Pem erint ah Nom or 20 Tahun 1990 t ent ang Pengendalian Pencem aran Air ( Lem baran Negara Tahun 1990 Nom or 24, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3409) ;
MEMUTUSKAN:
Menet apkan:
PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A TENTANG SUNGAI .
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pert am a Pengert ian
Pasal 1
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan:
1. Sungai adalah t em pat - t em pat dan w adah- w adah sert a j aringan pengaliran air m ulai dari m at a air sam pai m uara dengan dibat asi kanan dan kirinya sert a sepanj ang pengalirannya oleh garis sem padan.
2. Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalam annya secara alam iah j auh m elebihi ruas- ruas lain dari sungai yang bersangkut an.
3. Waduk adalah w adah air yang t erbent uk sebagai akibat dibangunnya bangunan sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbent uk pelebaran alur/ badan/ palung sungai.
4. Wilayah sungai adalah kesat uan w ilayah t at a pengairan sebagai hasil pengem bangan sat u at au lebih daerah pengaliran sungai.
5. Bant aran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanj ang palung sungai dihit ung dari t epi sam pai dengan kaki t anggul sebelah dalam .
6. Bangunan sungai adalah bangunan yang berfungsi unt uk
perundungan, pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai.
8. Pem erint ah Daerah adalah Pem erint ah Daerah Tingkat I .
9. Badan usaha m ilik Negara adalah badan usaha m ilik Negara yang dibent uk unt uk m elakukan pem binaan, pengusahaan, eksploit asi dan pem eliharaan sungai sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
10. Pej abat yang berw enang adalah Ment eri at au pej abat yang dit unj uk.
11. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j aw ab dalam bidang Pengairan.
Bagian Kedua Lingkup Pengat uran
Pasal 2
Lingkup pengat uran sungai berdasarkan Perat uran Pem erint ah ini m encakup perlindungan, pengem bangan, penggunaan, dan pengendalian sungai
t erm asuk danau dan w aduk.
BAB I I
PENGUASAAN SUNGAI
Pasal 3
( 1) Sungai dikuasai oleh Negara, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pem erint ah.
( 2) Pelaksanaan w ew enang dan t anggung j aw ab penguasaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan Ment eri.
Pasal 4
Dalam rangka pelaksanaan w ew enang dan t anggung j aw ab penguasaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 3, Ment eri m enet apkan :
a. garis sem padan sungai.
b. pengat uran daerah diant ara dua garis sem padan sungai yang dit et apkan sebagai daerah m anfaat sungai dan daerah
penguasaan sungai.
Pasal 5
( 1) Garis sem padan sungai bert anggul dit et apkan dengan bat as lebar sekurang- kurangnya 5 ( lim a) m et er di sebelah luar sepanj ang kaki t anggul.
( 2) Garis sem padan sungai t idak bert anggul dit et apkan berdasarkan pert im bangan t eknis dan sosial ekonom is oleh Pej abat yang berw enang.
( 3) Garis sem padan sungai yang bert anggul dan t idak bert anggul yang berada di w ilayah perkot aan dan sepanj ang j alan dit et apkan t ersendiri oleh Pej abat yang berw enang.
Pasal 6
( 1) Pengelolaan lahan pada daerah m anfaat sungai dilakukan Ment eri.
( 2) Pem anfaat an lahan pada daerah m anfaat sungai dan daerah
penguasaan sungai dilakukan berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan Ment er i.
( 3) Pem anfaat an lahan pada bekas sungai diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
BAB I I I FUNGSI SUNGAI
Pasal 7
( 1) Sungai sebagai sum ber air m erupakan salah sat u sum ber daya alam yang m em punyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan m anusia.
( 2) Sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) harus dilindungi dan dij aga kelest ariannya, dit ingkat kan fungsi dan kem anfaat annya, dan dikendalikan daya rusaknya t erhadap lingkungan.
BAB I V
Pasal 8
Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan sungai ada pada Pem erint ah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Ment eri,
Pasal 9
( 1) Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 dapat dilim pahkan kepada badan usaha m ilik Negara.
( 2) Pelim pahan w ew enang dan t anggungj aw ab sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t idak m elepaskan t anggung j aw ab Ment eri dalam pem binaan sungai.
Pasal 10
Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 8 sepanj ang belum dilim pahkan kepada badan usaha m ilik Negara sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 dapat dilim pahkan kepada Pem erint ah Daerah dalam rangka t ugas pem bant uan sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
BAB V
PERENCANAAN SUNGAI
Pasal 11
( 1) Perencanaan dalam rangka pelaksanaan pem binaan sungai
diselenggarakan oleh Ment eri berdasarkan kesat uan w ilayah sungai.
( 2) Perencanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , m eliput i kegiat an :
a. invent arisasi dan regist rasi sungai, bangunan- bangunan sungai dan bangunan lain yang berada di sungai;
b. invent arisasi pot ensi dan sifat - sifat sungai;
c. pengam at an dan evaluasi t erhadap banj ir, neraca air dan m ut u air;
e. koordinasi at as rencana yang dibuat oleh pihak yang
berkepent ingan dalam rangka pengem bangan dan penggunaan sungai.
( 3) Perencanaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) dapat diselenggarakan oleh Pem erint ah Daerah at au badan usaha m ilik Negara berdasarkan kesat uan w ilayah sungai yang berada di baw ah w ew enang dan t anggungj aw abnya m asing- m asing.
BAB VI
PEMBANGUNAN BANGUNAN SUNGAI
Pasal 12
( 1) Pem bangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um diselenggarakan oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara.
( 2) Pem bangunan bangunan sungai selain unt uk t uj uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat dilakukan oleh badan hukum , badan sosial at au perorangan set elah m em peroleh ij in dari Pej abat yang berw enang.
( 3) Pem bangunan bangunan sungai dilakukan berdasarkan st andar konst ruksi bangunan yang dit et apkan oleh Ment eri.
BAB VI I
EKSPLOI TASI DAN PEMELI HARAAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI
Pasal 13
( 1) Eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan bangunan sungai m eliput i perencanaan, pelaksanaan, pengam at an dan evaluasi.
( 2) Pelaksanaan eksploit asi dan pem eliharaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um dalam rangka pem binaan sungai dilakukan oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara.
badan sosial at au perorangan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat ( 2) , dilakukan oleh yang bersangkut an.
BAB VI I I
PENGUSAHAAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI
Pasal 14
( 1) Pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan m asyarakat dilaksanakan oleh Pem erint ah.
( 2) Pelaksanaan pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan oleh badan usaha m ilik Negara.
( 3) Selain diusahakan oleh badan usaha m ilik Negara sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) pengusahaan sungai dan/ at au bangunan sungai dapat dilakukan oleh badan hukum , badan sosial dan
perorangan set elah m em peroleh ij in dari pej abat yang berw enang.
BAB I X
PEMBANGUNAN, PENGELOLAAN DAN PENGAMANAN WADUK
Bagian Pert am a Pem bangunan
Pasal 15
( 1) Pem bangunan w aduk dilakukan sesuai dengan rencana pem binaan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 11.
( 2) Pem bangunan w aduk yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um diselenggarakan oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara.
( 4) Penggunaan lahan yang diperlukan unt uk m em bangun w aduk harus diselesaikan m enurut t at a car a yang dit et apkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
( 5) Dam pak sosial yang m ungkin t im bul sebagai akibat pem bangunan w aduk, harus dit angani secara t unt as dengan m elibat kan berbagai pihak yang t erkait dan dikoordinasikan oleh Ment eri.
Bagian Kedua Pengelolaan
Pasal 16
( 1) Pengelolaan w aduk m erupakan kegiat an yang t erdiri dari eksploit asi dan pem eliharaan w aduk.
( 2) Eksploit asi dan pem eliharaan w aduk m erupakan kegiat an yang dilakukan unt uk m enj aga kelangsungan fungsi w aduk sesuai dengan t uj uan pem bangunannya.
( 3) Eksploit asi dan pem eliharaan w aduk m eliput i kegiat an- kegiat an : a. pem ant auan m uka air w aduk,
b. pengat uran penggunaan w aduk unt uk m asing- m asing kebut uhan;
c. pengat uran pem eliharaan bendungan;
d. pengat uran sist em pelaporan, evaluasi dan gaw ar banj ir.
( 4) Pengelolaan w aduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan oleh m asing- m asing pihak yang m em bangun w aduk yang
bersangkut an sesuai dengan pedom an pengoperasian w aduk yang dit et apkan oleh Ment eri dan ket ent uan perat uran perundang- undangan lain yang berlaku.
Bagian Ket iga Pengam anan
Pasal 17
( 1) Pengam anan w aduk m erupakan t indakan- t indakan yang dilakukan unt uk m encegah t erj adinya hal- hal yang m em bahayakan w aduk dan lingkungannya.
b. pem eriksaan secara berkala at as bendungan, w aduk dan lingkungannya,
c. pengam anan dalam kait annya dengan pem anfaat an w aduk.
( 3) Pengam anan w aduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dilakukan oleh m asing- m asing pihak yang m em bangun w aduk yang
bersangkut an.
( 4) Tat a cara pengam anan w aduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) dan ayat ( 3) dit et apkan oleh Ment eri.
BAB X
PENANGGULANGAN BAHAYA BANJI R
Pasal 18
Dalam rangka penanggulangan bahaya banj ir Pem erint ah m enet apkan : a. t at a cara penanggulangan bahaya banj ir;
b. pengelolaan dat aran banj ir t erm asuk penet apan daerah ret ensi;
c. pedom an t ent ang langkah- langkah penanggulangan bahaya banj ir baik sebelum , selam a m aupun sesudah banj ir.
Pasal 19
Gubernur Kepala Daerah m engkoordinasikan usaha penanggulangan bahaya banj ir di daerahnya dengan m engikut sert akan I nst ansi Pem erint ah dan m asyarakat yang bersangkut an.
Pasal 20
Dalam keadaan yang m em bahayakan, Gubernur Kepala Daerah berw enang m engam bil t indakan darurat guna keperluan pengam anan bahaya banj ir.
Pasal 21
Bant aran sungai, daerah ret ensi, dat aran banj ir dan w aduk banj ir selain berfungsi unt uk pengendalian banj ir dapat pula dim anfaat kan unt uk
BAB XI
PENGAMANAN SUNGAI DAN BANGUNAN SUNGAI
Bagian Pert am a Pengam anan Sungai
Pasal 22
( 1) Pej abat yang berw enang bersam a- sam a dengan pihak lain yang
bersangkut an, m asing- m asing sesuai dengan w ew enang dan t anggung j aw abnya, m enyelenggarakan upaya pengam anan sungai dan daerah sekit arnya yang m eliput i :
a. pengelolaan daerah pengaliran sungai; b. pengendalian daya rusak air;
c. pengendalian pengaliran sungai.
( 2) Tat a cara pelaksanaan ket ent uan pengelolaan daerah pengaliran sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf a, diat ur lebih lanj ut dengan Keput usan Presiden.
( 3) Tat a cara pelaksanaan ket ent uan pengendalian pengaliran sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf b dan c diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri, dengan m em perhat ikan kepent ingan Depart em en dan/ at au Lem baga lain yang bersangkut an.
Bagian Kedua
Pengam anan Bangunan Sungai
Pasal 23
Pej abat yang berw enang dan pihak lain yang m em bangun bangunan sungai m enyelenggarakan upaya pengam anan bangunan sungai sesuai dengan ket ent uan- ket ent uan yang dit et apkan Ment eri.
BAB XI I
KEWAJI BAN DAN LARANGAN
Masyarakat w aj ib ikut sert a m enj aga kelest arian ram bu- ram bu dan t anda-t anda pekerj aan dalam rangka pem binaan sungai.
Pasal 25
Dilarang m engubah aliran sungai kecuali dengan ij in Pej abat yang berw enang.
Pasal 26
Mendirikan, m engubah at au m em bongkar bangunan- bangunan di dalam at au m elint as sungai hanya dapat dilakukan set elah m em peroleh ij in dari Pej abat yang berw enang.
Pasal 27
Dilarang m em buang benda- benda/ bahan- bahan padat dan/ at au cair at aupun yang berupa lim bah ke dalam m aupun di sekit ar sungai yang diper kirakan at au pat ut diduga akan m enim bulkan pencem aran at au m enurunkan kualit as air, sehingga m em bahayakan dan/ at au m erugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan.
Pasal 28
Mengam bil dan m enggunakan air sungai selain unt uk keperluan pokok sehari- hari hanya dapat dilakukan set elah m em peroleh ij in t eriebih dahulu dari pej abat yang berw enang.
Pasal 29
( 1) Melakukan pengerukan at au penggalian sert a pengam bilan bahan-bahan galian pada sungai hanya dapat dilakukan dit em pat yang t elah dit ent ukan oleh Pej abat yang berwenang.
( 2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut oleh Pej abat yang berw enang.
Pasal 30
( 1) Pem biayaan pem bangunan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um dit anggung oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara.
( 2) Pem biayaan pem bangunan bangunan sungai unt uk usaha- usaha t ert ent u yang diselenggarakan oleh badan hukum , badan sosial at au perorangan dit anggung oleh yang bersangkut an.
( 3) Masyar akat yang secar a langsung m em peroleh m anfaat dari
pem bangunan bangunan sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat diikut sert akan dalam pem biayaan unt uk pem bangunan bangunan t ersebut sesuai dengan kepent ingan dan kem am puannya.
Pasal 31
( 1) Pem biayaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan/ at au keselam at an um um dit anggung oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara sesuai dengan w ew enang dan t anggungj aw ab m asing- m asing.
( 2) Pem biayaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai dan/ at au bangunan sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 3) dit anggung oleh badan hukum , badan sosial at au perorangan yang bersangkut an.
( 3) Masyar akat yang secar a langsung m em peroleh m anfaat dari adanya bangunan sungai sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat diikut sert akan dalam pem biayaan eksploit asi dan pem elihar aan t ersebut sesuai dengan kepent ingan dan kem am puannya.
BAB XI V PENGAWASAN
Pasal 32
( 1) Pengaw asan at as penyelenggaraan pem binaan sungai dilakukan oleh Pej abat yang berw enang.
( 3) Tat a cara pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.
BAB XV
KETENTUAN PI DANA
Pasal 33
Dipidana berdasarkan ket ent uan Pasal 15 Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 dan perat uran perundang- undangan lainnya:
a. barangsiapa unt uk keperluan usahanya hanya m elakukan pem bangunan bangunan sungai t anpa ij in sebagaim ana diat ur dalam Pasal 12 ayat ( 2) dan Pasal 15 ayat ( 3) ;
b. barangsiapa m elakukan pengusahaan sungai dan bangunan sungai t anpa ij in sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 ayat ( 3) ;
c. barangsiapa m engubah aliran sungai, m endirikan,m engubah at au m em bongkar bangunan- bangunan di dalam at au m elint as sungai, m engam bil dan m enggunakan air sungai unt uk
keperluan usahanya yang bersifat kom ersil t anpa ij in
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27; d. barangsiapa m em buang benda- benda/ bahan- bahan padat
dan/ at au cair at aupun berupa lim bah ke dalam m aupun di sekit ar sungai sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 27.
BAB XVI
KETENTUAN PERALI HAN
Pasal 34
Dengan berlakunya Perat uran Pem erint ah ini, perat uran
perundang-undangan m engenai sungai yang t elah ada sepanj ang t idak bert ent angan at aupun belum digant i dengan yang baru berdasarkan Perat uran Pem erint ah ini dinyat akan t et ap berlaku.
BAB XVI I
KETENTUAN PENUTUP
Perat uran Pem erint ah ini m ulai berlaku pada t anggal 3 Desem ber 1991.
Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Perat uran Pem erint ah ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik I ndonesia.
Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 14 Juni 1991
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a pada t anggal 14 Juni 1991 MENTERI / SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A
MOERDI ONO
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI
I . UMUM
1. Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan t elah m engat ur landasan pokok dalam m enyelenggarakan pengat uran m engenai air dan sum ber air.
Beberapa perat uran pelaksanaan dari undang- undang t ersebut t elah dit et apkan yait u Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air, Per at uran Pem erint ah Nom or 23 Tahun 1982 t ent ang I rigasi dan Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1991 t ent ang Raw a. Selain it u m asih diperlukan adanya perat
uran-perat uran perundang- undangan lainnya agar dapat m encakup seluruh perm asalahan m engenai air ant ara lain m engenai sungai. Pengat uran m asalah sungai sebagai sum ber air, diperlukan agar sungai dapat dikelola dengan m ant ap sert a dapat digunakan secara opt im al bagi kepent ingan m asyarakat secara t ert ib dan t erat ur.
Hal ini didasarkan pada pert im bangan bahw a air sem akin langka
karena it u, perlu ada pengat uran yang m endukung usaha- usaha pelest arian fungsi sungai sebagai sum ber air.
Dalam Pasal 10 Undang- undang Nom or 11 Tahun 19'74 dinyat akan bahw a Pem erint ah m enet apkan t at a cara pem binaan dalam rangka kegiat an pengairan m enurut bidangnya m asing- m asing sesuai dengan fungsi dan peranannya.
Selanj ut nya di dalam Penj elasan Pasal 10 t ersebut di at as dit egaskan bahw a yang dim aksud dengan bidangnya m asing- m asing sesuai
dengan fungsi dan peranannya ialah sepert i pem binaan sungai, irigasi, air unt uk indust ri, air unt uk usaha perkot aan, air bersih unt uk m inum dan keperluan rum ah t angga lainnya dan sebagainya. Hal ini berart i perlu ada pengat uran yang bersifat m enyeluruh dalam pem binaan sungai, yang m encakup perlindungan, pengem bangan, penggunaan dan pengendaliannya.
2. Unt uk m enj aga kelest arian dan kelangsungan fungsi sungai sebagai sum ber air, m aka dalam rangka m elaksanakan penguasaan sungai, perlu dit et apkan adanya garis sem padan di sepanj ang sungai. Pada lahan yang dibat asi garis sem padan t ersebut dilakukan
pem bat asan- pem bat asan at as penggunaan lahan baik pada daerah m anfaat m aupun daerah penguasaan sungai.
3. Dalam rangka pelaksanaan penguasaan sungai, Ment eri diberi w ew enang dan t anggungj aw ab pem binaan sungai.
Selanj ut nya sesuai dengan Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air yang m erupakan landasan
kebij aksanaan unt uk m engat ur lebih lanj ut t at a cara pem binaan dalam kegiat an pengairan, m aka dalam Perat uran Pem erint ah ini dit egaskan bahw a pola pem binaan sungai dit et apkan berdasarkan pada kesat uan w ilayah sungai. Berdasarkan pola pem binaan t er sebut , m aka w ilayah I ndonesia dibagi dalam beberapa w ilayah sungai yang akan dit et apkan oleh Ment eri. Dengan dem ikian sungai- sungai di w ilayah I ndonesia akan t erbagi ke dalam w ilayah- w ilayah sungai dim aksud.
Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan sungai t ersebut dapat dilim pahkan kepada Pem erint ah Daerah dalam rangka t ugas pem bant uan at au badan usaha m ilik Negara yang dibent uk unt uk m elakukan pem binaan dan pengusahaan sungai sesuai perat uran perundang- undangan yang berlaku.
4. Unt uk m encapai ket erpaduan yang m enyeluruh dalam perlindungan, pengem bangan, penggunaan dan pengendalian sungai, bagi t iap kesat uan wilayah sungai disusun perencana pem binaan sungai yang dit et apkan oleh Ment eri.
5. Pem bangunan di bidang sungai dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
yait u yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um dan yang dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat unt uk sesuat u kepent ingan.
b. Pelaksanaan dan pem biayaan pem bangunan sungai yang dit uj ukan unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um
diselenggarakan sendiri oleh Pem erint ah at au badan usaha m ilik Negara, sedangkan yang dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat unt uk sesuat u kepent ingan diselenggarakan oleh pihak- pihak, yang berkepent ingan berupa badan hukum , badan sosial at au perorangan berdasarkan ij in sert a syarat - syarat t ert ent u. c. Bagi kedua j enis kegiat an t ersebut , m asyarakat dapat diikut
sert akan, baik dalam bent uk pem biayaan m aupun dalam bent uk lain.
Yang dim aksud unt uk kesej aht er aan dan keselam at an um um ialah pada dasarnya t idak m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung. Sedangkan yang dim aksud dengan yang dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat unt uk suat u kepent ingan, ialah yang
m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung.
6. Selain sungai m erupakan salah sat u sum berdaya air, j uga m em iliki pot ensi yang lain yait u sebagai sum ber bahan galian khususnya bahan galian berupa pasir dan bat u. Unt uk m endayagunakan dan m enj aga kelangsungan fungsi sungai dan bangunan sungai, m aka kegiat an-kegiat an eksploit asi dan pem eliharaan dilakukan dengan t et ap m enj aga fungsi sungai dan bangunan sungai.
7. Dalam rangka m enum buhkan peran sert a m asyarakat dalam pem bangunan nasional, m aka m asyarakat diikut sert akan dalam kegiat an pem bangunan, eksploit asi dan pem eliharaan sungai, penanggulangan bahaya banj ir, m aupun pengam anan sungai, sehingga dapat m erasa ikut m em iliki dan dengan dem ikian ikut m erasa bert anggung j aw ab, m isalnya dengan m em ikul sebagian t anggung j aw ab pem biayaan pem bangunan, eksploit asi dan pem eliharaan.
I I . PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
I st ilah- ist ilah yang dirum uskan dalam pasal ini dim aksudkan agar supaya t erdapat keseragam an pengert ian at as isi Perat uran Pem erint ah ini, sehingga dapat m enghindarkan kesalahpaham an dalam penafsirannya.
Angka 1
Cukup j elas
Angka 2
Angka 3
Cukup j elas
Angka 4
Tat a pengairan adalah susunan dan let ak sum ber- sum ber air dan/ at au bangunan- bangunan pengairan m enurut ket ent uan- ket ent uan t eknik pem binaan di suat u w ilayah pengairan t ert ent u. Daerah pengaliran sungai adalah suat u kesat uan w ilayah t at a air yang t erbent uk secara alam iah dim ana air m eresap dan/ at au m engalir m elalui sungai dan anak- anak sungai yang bersangkut an.
Angka 5
Yang dim aksud dengan palung sungai adalah cekungan yang t erbent uk oleh aliran air secara alam iah, at au galian unt uk m engalirkan sej um lah air t ert ent u.
Angka 6
Bangunan sungai dim aksud adalah m isalnya bendungan, bendung, t anggul, pint u air, bangunan pem bagi banj ir, krib, bangunan pelindung t ebing dan sebagainya.
Yang dim aksud dengan perlindungan sungai adalah upaya pengam anan sungai t er hadap ker usakan- kerusakan yang disebabkan oleh t indakan m anusia dan alam . Pengem bangan sungai adalah upaya yang dilakukan unt uk m eningkat kan kem anfaat an fungsi sungai sebesar- besarnya t anpa m erusak keseim bangan sungai dan lingkungannya.
Penggunaan sungai adalah upaya m em anfaat kan sungai.
Pengendalian sungai adalah upaya unt uk lebih m em ant apkan aliran sungai sepanj ang t ahun, guna m em peroleh kem anfaat an sungai sebesar- besarnya, dan m engurangi/ m eniadakan daya rusak air t erhadap sungai dan
lingkungannya.
Ayat ( 1) Cukup j elas
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 4
Yang t erm asuk dalam daerah m anfaat sungai adalah m at a air, palung sungai, dan daerah sem padan yang t elah dibebaskan.
Yang t erm asuk dalam daerah penguasaan sungai adalah dat aran banj ir, daerah ret ensi, bant aran at au daerah sem padan yang t idak dibebaskan.
Pasal 5
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Mengingat t ingkat kepadat an penggunaan lahan di daerah perkot aan t erut am a yang t erlet ak di sepanj ang j alan sangat t inggi, m aka penet apan garis sem padan sungai yang berada pada lokasi t ersebut perlu dit et apkan lain dengan ket ent uan yang berlaku bagi garis sem padan sungai pada um um nya.
Pasal 6
Ayat ( 1)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m endukung pelaksanaan w ew enang dan t anggung j aw ab penguasaan sungai yang dilakukan oleh Ment eri.
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Priorit as pem anfaat an lahan dit uj ukan unt uk m enggant i lahan yang t erkena alur sungai baru.
Pasal 7
Ayat ( 1)
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 8
Wew enang dan t anggung j aw ab pem binaan t ersebut m encakup segala kegiat an pem binaan dalam rangka perlindungan, pengem bangan,
penggunaan, dan pengendalian sungai, ant ara lain m eliput i perencanaan, perencanaan t eknis, pem bangunan, eksploit asi dan pem eliharaan,
pengusahaan, penanggulangan bahaya banj ir, pengam anan dan pengaw asan.
Unt uk m elaksanakan ket ent uan ini, Ment eri m enet apkan ant ara lain pola pem binaan sungai yang didasarkan pada kesat uan w ilayah sungai.
Pasal 9
Ayat ( 1)
Badan usaha m ilik Negara t esebut m em punyai t ugas pokok m engem bangkan dan m engusahakan air dan/ at au sum ber air unt uk digunakan bagi kesej aht eraan m asyarakat dengan m enj aga kelest arian kem am puan lingkungan hidup. Badan usaha m ilik Negara t ersebut berada di baw ah pem binaan Ment er i.
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 10
Cukup j elas
Pasal 11
Ayat ( 1)
Rencana sebagai hasil perencanaan yang diat ur dalam Pasal ini m enj adi bahan bagi penyusunan Rencana Pem binaan Sungai Nasional yang dit et apkan oleh Ment eri. Selanj ut nya Rencana Pem binaan Sungai Nasional t ersebut m erupakan bagian dari Rencana Pengem bangan Sum ber- sum ber Air Nasional
sebagaim ana dim aksud dalam pasal 7 ayat ( 2) Perat uran Pem er int ah Nom or 22 Tahun 1982.
Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan neraca air adalah keseim bangan ant ara j um lah air yang t ersedia di sungai dengan penggunaannya.
Cukup j elas
Pasal 12
Ayat ( 1)
Yang dim aksud unt uk kesej aht eraan dan keselam at an um um ialah pada dasarnya t idak m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung.
Ayat ( 2)
Pem bangunan bangunan sungai dalam ket ent uan ini dit uj ukan unt uk m em berikan m anfaat unt uk suat u kepent ingan, yait u yang m em berikan keunt ungan nilai ekonom i secara langsung.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan eksploit asi sungai adalah usaha pengat uran dan pengalokasian sum ber daya air dan sum ber daya alam lainnya yang berada di sungai unt uk t uj uan
pendayagunaan secara opt im um . Pem eliharaan sungai, adalah usaha- usaha yang dit uj ukan unt uk m enj am in kelest arian fungsi sungai sebagai sum ber daya, sert a unt uk m enj am in kelest arian fungsi bangunan sungai.
Perencanaan eksploit asi dan pem eliharaan sungai ant ara lain m eliput i kegiat an- kegiat an:
1. invent arisasi kondisi sungai dan bangunan sungai.
2. penyusunan urut an priorit as sungai dan bangunan sungai yang m em erlukan pem eliharaan.
3. penyusunan pedom an eksploit asi dan pem eliharaan bangunan sungai.
Pelaksanaan eksploit asi dan pem elihar aan sungai m eliput i kegiat an- kegiat an:
1. eksploit asi bangunan sungai t erm asuk sem ua inst rum en yang m erupakan bagian dari sist em pengendalian banj ir. 2. pem eliharaan fisik sungai dan bangunan sungai.
3. pem eliharaan peralat an gaw ar banj ir.
4. pem eliharaan kendaraan dan peralat an operasionil. 5. pem elihar aan bangunan kant or dan fasilit as kerj a yang
bersangkut an dengan pelaksanaan kegiat an eksploit asi dan pem eliharaan sungai.
6. pem eliharaan alat - alat pem ant au sungai dan keam anan bangunan sungai.
Pengam at an dan evaluasi dalam kegiat an eksploit asi dan pem eliharaan sungai ant ara lain m eliput i kegiat an- kegiat an: 1. pem ant auan kuant it as dan kualit as air sungai.
2. pem ant auan kapasit as palung sungai dan bangunan sungai.
3. peninj auan secara periodik t erhadap pedom an eksploit asi dan pem eliharaan sungai.
4. pem ant auan keam anan sungai dan bangunan sungai.
Ayat ( 2)
Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m enj aga keseim bangan t at a air. Pem bangunan sebuah w aduk dapat dit uj ukan unt uk
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Yang dim aksud dengan gaw ar banj ir ( flood w arning) adalah peringat an dini akan adanya banj ir.
Ayat ( 4)
Pelaksanaan pengelolaan w aduk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ini dapat diserahkan kepada pihak lain.
Pasal 17
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
a. Penet apan sabuk hij au dilakukan oleh Pej abat yang berw enang berdasarkan pert im bangan sosial, ekonom is, t eknis dan lingkungan.
b. Pem eriksaan dilakukan ant ara lain t erhadap longsor an, runt uhan, rem besan, dan bocoran sert a m asalah lain yang m engident ifikasikan adanya ket idakst abilan w aduk at au bendungan,
c. Pengaw asan dalam kait annya dengan pem anfaat an w aduk m isalnya pem asangan ram bu- ram bu peringat an t ent ang t em pat yang berbahaya.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Pengat uran oleh Ment eri dim aksudkan unt uk m enj aga hal- hal yang m em bahayakan w aduk dan lingkungannya ant ara lain dengan m enet apkan pedom an pengam anan w aduk.
Pasal 18
Pasal ini m em berikan landasan kepada Pem erint ah unt uk m elakukan
pengat uran secara khusus dalam hal t erj adi bencana banj ir yang m em baw a akibat kerugian hart a benda m aupun j iw a, m engingat penanggulangannya akan m elibat kan beberapa inst ansi Pem erint ah.
Pasal 19
Pasal 20
Yang dim aksud dengan t indakan darurat dalam ket ent uan ini m isalnya, pengosongan daerah perm ukim an, penghent ian lalu lint as, pengerahan m asyarakat unt uk ikut m enanggulangi bahaya banj ir dan sebagainya.
Pasal 21
Dalam keadaan am an, bant aran sungai, daerah ret ensi, dat aran banj ir dan w aduk banj ir, m erupakan lahan yang dapat dim anfaat kan unt uk keperluan t ert ent u, akan t et api penggunaannya perlu diat ur dengan m aksud agar dicapai kem anfaat an yang set inggi- t ingginya t anpa m erusak fungsi sungai dan bangunan sungai.
Hal- hal yang per lu diat ur m isalnya m engenai j enis t anam an yang boleh dit anam dipilih yang t idak akan m engganggu fungsi bant aran dan/ at au
daerah sem padan yang bersangkut an dan larangan m enanam t anam an keras dan sebagainya.
Pasal 22
Ayat ( 1)
Dalam pengendalian pengaliran sungai sebagaim ana t ercant um pada huruf c ayat ini t erm asuk pula kegiat an eksploit asi dan pem eliharaan bangunan sungai.
Ayat ( 2)
Pengat uran dengan Keput usan Presiden diperlukan m engingat m asalah yang berkait an dengan pengelolaan daerah pengaliran sungai m erupakan m asalah lint as sekt oral.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Pasal 23
Cukup j elas
Pasal 24
Yang dim aksud dengan ram bu- ram bu dan t anda- t anda pekerj aan dalam ket ent uan ini, ant ar a lain adalah:
- Papan nam a sungai.
- Papan nam a pelaksanaan pekerj aan persungaian.
- Tanda at au papan pem berit ahuan t ent ang anj uran dan/ at au larangan.
- Ram bu- ram bu penunj uk arah navigasi. - Pat ok- pat ok bat as sem padan sungai. - Tanda duga m uka air.
Pasal 25
Yang dim aksud dengan m engubah aliran sungai ant ara lain m em indahkan, m em perlebar, m em persem pit , m enut up aliran.
Pasal 26
Bangunan- bangunan yang dim aksud dalam ket ent uan ini ant ara lain pipa gas, pipa m inyak, t alang air, j em bat an, kabel layang list rik at au t elepon, j alan keret a api.
Pasal 27
Yang dim aksud diperkirakan at au pat ut diduga akan m enim bulkan
pencem aran at au m enurunkan kualit as air sebagaim ana t ercant um pada pasal ini, adalah apabila kuant it as at au kualit as lim bah yang bersangkut an m elew at i am bang bat as t ert ent u.
Bat as t ersebut dit et apkan oleh Pej abat yang berw enang at as dasar
pert im bangan- pert im bangan khusus t ent ang sifat hidrologis m asing- m asing sungai yang bersangkut an sert a sit uasi penggunaan airnya.
Pasal 28
Sem ua pengam bilan dan penggunaan air sungai unt uk keperluan sepert i t ersebut pada Pasal 19 ayat ( 2) Perat uran Pem erint ah Nom or 22 Tahun 1982 harus m em peroleh izin Ment eri.
Pasal 29 yang dit ugas pem bant uankan kepada Pem erint ah Daerah, m aka ket ent uan dalam ayat ini diart ikan bahw a sum ber biaya t et ap berasal dari Pem erint ah Pusat yang disalurkan kepada
Pem erint ah Daerah.
Nam un dalam hal ini t idak berart i m elarang Pem erint ah Daerah unt uk m enyediakan dana bagi biaya pem bangunan bangunan sungai yang dianggap perlu.
Ayat ( 2)
Usaha- usaha yang t ert ent u yang dim aksud dalam ayat ini ialah usaha yang m anfaat nya t erbat as bagi kelom pok m asyarakat yang berkepent ingan.
Ayat ( 3)
Ket ent uan ini berpedom an pada Pasal 14 ayat ( 2) Undang-undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan.
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Diber lakukannya Per at uran Pem erint ah ini m ulai t anggal 3 Desem ber 1991, dim aksudkan unt uk m em berikan. kesem pat an kepada aparat Pem erint ah m em berikan penyuluhan kepada m asyarakat unt uk m enget ahuinya.