MAKALAH PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI JAKARTA
Oleh:
Muhammad Raihan Imamnawi
1406569384
Ilmu Administrasi Negara
Departemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRAK
Penulisan ini dilatar belakangi dengan adanya kemacetan di Ibukota Jakarta. Kemacetan ini disebabkan tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan kendaraan umum atau alat transportasi yang tersedia di Ibukota Jakarta. Jakarta memiliki kepadatan penduduk terbanyak di Indonesia. Jakarta sebagai pusat perekonomian dan pusat pemerintahan membuat penduduk di sekitar Jakarta mencari dan bekerja di Ibukota Indonesia ini.
Ketertarikan penduduk sekitar Jakarta membuat Jakarta menjadi kota yang berimage kemacetan dan kepadatan. Penduduk sekitar Jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Perlu peran dari pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan penggunaan kendaraan pribadi yang membuat Jakarta macet. Salah satu peran pemerintah yaitu membangun pelayanan public berupa transportasi umum. Pembenahan transportasi umum juga layak di lakukan.
Di sini, penulis membahas pelayanan public transportasi umum di Jakarta yaitu Angkot dan Busway TransJakarta beserta permasalahannya dan solusi yang dapat penulis berikan untuk membuat pelayanan transportasi Jakarta menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi penggunanya.
BAB I
Pendahuluan
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan1. Transportasi di kota ataupun desa dibutuhkan untuk mengangkut sumber daya atapun
manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Jakarta, kota tempat para penglaju dari sekitar Jakarta mencari nafkah. Mereka berbondong-bondong ke Jakarta dengan waktu yang relatif sama. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada jam-jam tertentu seperti jam 7 pagi dan jam 5 sore. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan segala upaya untuk mengentas kemacetan. Salah satu upaya tersebut adalah membuat transportasi umum yang memiliki pelayanan optimal bagi penggunanya
A. LATAR BELAKANG
Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia menarik perhatian banyak penduduk kota lain untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Seperti yang terlihat pada JobFair20142. Semakin banyak
para pencari kerja yang mendapatkan kerja di Jakarta berarti semakin banyak pula yang dating ke Jakarta di hari kala hari kerja tiba. Saat hari kerja Jakarta akan mengalami kemacetan di beberapa jalan bahkan hampir semua jalan di ibukota mengalami kemacetan. Keadaan ini disebabkan oleh para penglaju yang bekerja di kota Jakarta tetapi tinggal di luar Jakarta. Jumlah pengalju yang bergerak ke kota Jakarta pada pagi hari kerja pada tahun 2010 saja sudah mencapai 5,4 Juta Komuter3. Tidak terbayangkan bagaimana jumlah penglaju saat
ini dan bagaimana pula tingkat keparahan kemacetan di ibukota Jakarta. Di saat menjelang sore hingga malam hari kota Jakarta mulai ditinggal para penglajunya. Tetapi walau ditinggal, kota Jakarta masih saja banyak orang-orang yang menghidupi malamnya. Perubahan jam kemacetan di Jakarta juga sudah terjadi selama satu tahun belakangan ini. Bila
1Kajian Pustaka,Pengertian dan Fungsi Transportasi, http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi-transportasi.html diakses pada 13 Desember 2014 pukul 19:00 WIB
2 DetikFinance, Pencari Kerja Padati Job Fair Di Kemayoran Pada Hari Kedua,
http://finance.detik.com/read/2014/09/06/112043/2683170/4/pencari-kerja-padati-job-fair-di-kemayoran-hari-kedua diakses pada 20 Oktober 2014 pukul 19:19 WIB
3 Forum Paguyuban Pulu Kadang, 5,4 Juta komuter serbu Jakarta setiap hari,
tahun lalu pukul 21.00 WIB sudah mencair, saat ini kemacetan terjadi hingga pukul 22.00 WIB. Untuk mengatasi ini, Pemprov Jakarta mengeluarkan pelayanan publik berupa transportasi.
B. POKOK MASALAH
Seperti diketahui bersama bahwa penduduk Jakarta yang banyak serta ditambah dengan penduduk daerah lain yang mencari nafkah di Jakarta membuat kota Jakarta semakin padat. Para penglaju mulai memasuki Jakarta pada pagi hari dengan kendaraan pribadinya sehingga membuat Jakarta mengalami kemacetan di pagi hari. Kemudian di sore hari, Jakarta kembali macet dengan aktivitas pulangnya para pekerja yang bekerja di Jakarta.
Transportasi umum seharusnya menjadi andalan dalam mengatasi tingginya jumlah penglaju yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk datang ke Ibukota Jakarta. Tetapi sungguh sangat disayangkan transportasi Jakarta seperti angkot dan busway belum mampu untuk menanggulangi kemacetan. Masih banyak masalah yang dialami oleh transportasi umum sebagai layanan publik baik oleh angkot ataupun TransJakarta Busway.
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II
KERANGKA TEORI
Penulisan ini menggunakan teori tentang pelayanan publik yang terdapat dalam presentasi kuliah oleh Mas Teguh Kurniawan pada kelas Pengantar Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia.
A. Pengertian
Pelayanan Publik adalah suatu sistem atau proses penyerahan barang dan jasa yang diatur, diberikan, disediakan, dibiayai oleh pemerintah dan diserahkan (di-delivery) kepada masyarakat. (Teguh Kurniawan)
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. (UU 25/2009)
B. Jenis Pelayanan Publik
• Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik;
• Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik;
• Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh publik; dan
• Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat;
C. Service Quality Pelayanan Publik
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A.
Masalah Transportasi Umum Angkot dan Busway
Seperti yang sudah dilakukan Jepang untuk mengatasi masalah kemacetan di kota – kotanya yang salah satunya ialah memperbaiki kualitas angkutan umum menjadi lebih baik dan lebih dicintai masyarakat harus di contoh oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta ataupun pemerintah pusat untuk menerapkannya dalam mengatasi kemacetan kota Jakarta yang semakin parah dari hari – ke hari.
Seperti yang sudah kita kenal, transportasi di kota Jakarta khususnya Angkot dan bus sedang belum mencapai kriteria nyaman, aman, dan dicintai masyarakat Jakarta. Walaupun banyak masyarakat Jakarta yang mengguanakan jasa transportasi ini, tetapi jumlah mereka masih jauh dibawah jumlah pengguna kendaraan pribadi hanya sekitar 14% dari total pengguna kendaraan di kota Jakarta.4
Pada tahun 2004, pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai membangun sarana dan prasarana busway yang bernama TransJakarta. Ini adalah sebuah langkah untuk megurangi kemacetan Busway merupakan sebuah sistem Bus Rapid Transit (BRT) atau sistem transportasi bus cepat yang mulai resmi dioperasikan oleh pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 15 Januari 2004. Busway adalah sebuah solusi alternatif angkutan umum massal yang ditawarkan oleh pemerintah di kota-kota besar agar warganya dapat menikmati jasa angkutan umum yang cepat, nyaman, dan aman. Selain di Jakarta, busway juga telah diterapkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia, yaitu Yogyakarta (Trans Jogja), Bandung (Trans Metro Bandung), Bogor (Trans Pakuan), Pekanbaru (Trans Metro Pekanbaru), dan Palembang (Trans Musi). Selama 6 tahun ini, busway di DKI Jakarta telah melayani 8 koridor dengan armada bus sebanyak 426 unit yang melewati total panjang lintasan 123,35 km (lintasan terpanjang di dunia dalam sistem BRT) dan memiliki 141 halte. Meskipun sempat menimbulkan pro dan kontra, nyatanya busway mulai jadi primadona dilihat dari jumlah penumpangnya yang kian
hari kian meningkat.
Busway tidak sekedar menjadi sarana transportasi angkutan massal semata, tetapi juga berfungsi sebagai bus pariwisata kota karena melewati berbagai fasilitas pemerintah pusat,
seperti Jalan M.H. Thamrin, Monumen Nasional (Monas), kantor pemerintah DKI Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, Stasiun Gambir, dan lain sebagainya. Maka tak heran, berdasarkan data dari situs resmi TransJakarta (www.transJakarta.co.id), busway di Jakarta hingga bulan April 2010 telah mengangkut penumpang rata-rata 250.000 orang per hari. Pengoperasian busway juga menjadi strategi pemerintah daerah untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan utama di kota-kota besar, terutama ibu kota. Oleh karena itulah, busway dilengkapi dengan sarana dan prasarana khusus, diantaranya shelter (halte khusus untuk busway), sistem tiket elektronik, serta juga sengaja diberi jalur khusus yang (sebenarnya) tidak boleh dilewati oleh kendaraan non busway seperti kendaraan pribadi, kendaraan umum lainya hingga truk.
Ada 4 alasan utama kenapa warga DKI memang lebih memilih menggunakan busway dibandingkan kendaraan umum lainnya, yakni tarif murah, dapat menghubungkan berbagai tempat di Jakarta dengan cepat, lebih nyaman dibandingkan dengan angkutan umum lainnya, dan juga keamanan yang lebih terjamin. Tarif bus ber-AC (Air Conditioning) sebesar Rp3.500,- per perjalanan ini dianggap warga cukup terjangkau, terutama untuk tujuan jarak jauh karena penumpang yang pindah jalur maupun transit di halte busway manapun tidak perlu membayar lagi, asalkan tidak keluar dari halte5. Busway sampai saat ini masih
meninggalkan masalah – masalah yang harus di benahi. Seperti halte yang kurang nyaman dan kendaraan busway itu sendiri yang kerap sekali ditemukan rusak ketika sedang beroperasi mengantarkan para penumpangnya.
Di kota Jakarta, tidak hanya busway yang menjadi primadona kendaraan umum di Jakarta. Terdapat jenis angkutan umum seperti Mikrolet yang berupa mobil pribadi yang disulap untuk angkutan umum, Metromini dan Kopaja yang berupa bus sedang hingga Bajaj yang berupa kendaraan roda tiga kecil untuk 3 orang penumpang. Fasilitas unutk angkutan umum berupa prasarana sangat berbeda jauh dengan prasarana yang diberikan pemerintah kepada TransJakarta Busway. Halte – halte untuk kendaraan umum ini kerap tidak terawat bahkan hingga hancur tak terbentuk6. Banyak juga halte yang dijadikan lapak berdagang oleh
masyarakat. Untuk para supir angkutan umum pun jarang menggunakan halte untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Mereka lebih sering menaikan dan menurunkan penumpang di sembarangan tempat. Jika ada orang yang ingin naik dan turun para supir
5Kementrian Pekerjaan Umum, Busway, Primadona yang Mulai Memudar, ttp://pustaka.pu.go.id/new/
artikel-detail.asp?id=289 diakses pada 13 Oktober 2014 pukul 22:04 WIB 6 Tribunnews, Sejumlah Halte Di Jakarta Barat Rusak Dan Tak Terawat,
tinggal memberhentikan kendaraan umumnya sembarangan bahkan tak jarang mereka berhenti di tengah jalan sehingga menimbulkan kemcetan dan menghambat jalan untuk kendaraan lain di belakangnya.
Fenomena ngetem atau berhenti menunggu penumpang di pinggir jalan atau di suatu tempat dapat kita temukan pada kendaraan – kendaraan umum di Jakarta. Mereka berhenti hingga kadang sangat lama di tempat – tempat yang menurut mereka strategis untuk mendapatkan penumpang. Tempat – tempat seperti tikungan, pusat perbelanjaan dan wisata, stasiun kereta, hingga persimpangan jalan menjadi tempat ideal untuk para supir angkutan umum ini mencari penumpang. Fenomena ini menambah tingkat kemacetan di kota Jakarta. Banyak jalan yang hanya berjumlah 2 ruas jalan tetapi badan jalan atau 1 ruas jalannya digunakkan para supir angkot mengetem sehingga hal ini membuat kendaraan lain harus memindahkan kendaraannya ke ruas yang kosong sehingga 2 ruas kendaraan harus berebut menjadi 1 ruas kendaraan. Fenomena berebut ini bisa dikatakan sebagai Bottle-neck. Contoh fenomena ini dapat kita lihat di dekat stasiun Tebet. Para mikrolet menunggu penumpang di tepi jalan yang dekat dengan pintu keluar masuk para pengguna kereta api. Jalan depan stasiun hanya terdapat 2 ruas jalan. Badan jalan sebelah kiri digunakan para suipr angkot mikrolet dan para tukang ojek untuk mencari penumpang sehingga kendaraan lain harus menggunakan hanya 1 badan jalan. Ini sangat menimbulkan kemacetan jika di pagi hari dan berbahaya karena berhenti di tengah perlintasan kereta saat terkena macet sangat riskan karena di pagi hari kereta dari arah bogor akan meningkat interval trafiknya. Terkadang ada polisi yang mengatur lalulintas dan menjaga bahu jalan yang dekat pintu keluar masuk stasiun Tebet dari para supir angkot Mikrolet M44.
Fenomena ngetem atau berhenti lama untuk menunggu penumapang yang dilakukan supir angkot dan berhenti sembarang tempat bukan berhenti di halte inilah yang membuat masyarakat Jakarta merasa kesal jika mereka naik ataupun berada dekat kendaraan umum ini. Fenomena ini sungguh berbeda dibandingkan dengan kendaraan umum TransJakarta Busway. TransJakarta harus menaikkan dan menurunkan penumpang di halte – halte atau terminal yang khusus di gunakan hanya untuk TransJakarta. Bus TransJakarta di desain menggunakan pintu yang tinggi sehingga tidak bisa menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat di tepi jalan.
beda trayek dan beda jenis seperti Dian Mitra dengan Mikrolet kerap terjadi di Ibukota Jakarta. Fenomena ini membuat penumpang di dalam kendaraan umum tersebut merasa khawatir akan keselamatan jiwanya. Kerap terjadi kendaraan angkot ini mengalami kecelakaan bahkan merenggut jiwa para penumpangnya7. Kendaraan – kendaraan pribadi di
sekitar kendaraan angkot pun merasa khawatir dan was-was karena mereka menghindari tabrakan dengan angkot. Kemacetan karena was – was ini juga bisa timbul. Fenomena balapan mencari penumpang ini disebabkan karena para supir angkot tidak mempunyai gaji yang tetap setiap bulannya. Mereka mendapatkan uang untuk kehidupan sehari – harinya sesuai apa yang mereka dapatkan ketika membawa kendaraan umumnya mencari penumpang. Tidak sebanyak itu yang mereka dapatkan. Mereka juga harus memberikan setoran yang berkisar 200 ribu sampai 250 ribu perbulannya. Setoran itu diberikan kepada pengurus koperasi tempat para supir angkot menyewa kendaraan untuk mencari nafkah di Jakarta.
Fenomena balapan tidak pernah terjadi di kalangan bis TransJakarta. Mereka berjalan di bawah satu organisasi, Badan Layanan Umum TransJakarta dan berjalan di satu jalur yang sama yaitu jalur Busway. Berbeda dengan para supir angkot seperti supir mikrolet, mereka berjalan di bawah koperasi yang berbeda-beda dan jalur atau trayek yang beda. Sehingga rebutan penumpang kerap terjadi. Metromini dan Kopaja serta PPD mendapat masalah yang serupa juga. Mereka harus memberikan uang setoran sekita 250 ribu rupiah per bulan tergantung kebijaksanaan pengurus koperasi. Gaji yang pas – pasan hingga bisa mencapai 50 ribu rupiah perhari inilah yang membuat kesejahteraaan para supir angkot sangat rendah. Banyak para suipr angkot harus mengutang makan di warung makan. Hal ini sungguh berbeda dibanding supir transJakarta. Gaji mereka per bulan itu tetap. Sejak 2011, transJakarta mengubah struktur pembiayaan operasional bisnis untuk kontrak baru. Dalam kontrak baru tersebut, para sopir (pramudi) bus tranJakarta, khususnya di koridor I, XI, dan XII berhak atas gaji sebesar 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP). Artinya, untuk kontrak baru gajinya minimal Rp 7,7 juta dan kontrak lama masih satu kali UMP8. Para supir
transJakarta pun mendapatkan makan siang dan makan sore gratis yang disediakan oleh pengurus Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta. Sungguh sangat berbeda jauh
7Detik, Karena Balapan, Angkot Berpenumpang Tabrak pohon di Kebayoran Lama,
http://news.detik.com/read/2013/11/12/000339/2410029/10/karena-balapan-angkot-berpenumpang-tabrak-pohon-di-kebayoran-lama?hd772204btr diakses pada 20 Oktober 2014 pukul 20:12 WIB
8 Yiela, Kesenjangan Upah Sopir Transjakata Sulit Ditampik
dibandingkan dengan supir angkot yang belum dapat gaji tetap dan harus mencari uang makan sendiri.
Masalah lain yang timbul adalah umur sarana transportasi Jakarta yang banyak sudah mencapai usia tidak layak pakai. Banya bis kota yang mencapai umur lebih dari 30 tahun. Kasus ini terjadi pada beberapa bis PPD yang sudah beroperasi dari tahun 1980-an. Untuk TransJakarta, umur yang relatif baru tidak menjamin bagus atau tidaknya armada tersebut. Banyak bis TransJakarta yang kerap kali ditemukan mogok di tengah jalan ataupun terbakar. Hal ini diakibatkan karena kualitas bis yang kurang baik dan perawatan bis yang tidak memenuhi standar.
B.
Pelayanan Terhadap Penumpang Angkot dan Busway
Pelayanan penumpang adalah suatu pelayanan dari penyelenggara angkutan umum seperti angkot dan transJakarta. Mengukur tingkat pelayanan terdapat dua faktor besar yaitu faktor tingkat pelayanan dan faktor kualitas pelayanan.
Faktor tingkat pelayanan terdiri dari kapasitas dan aksesbilitas dari angkutan umum tersebut. Untuk kapasitas, angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih kecil yaitu 11 sampai 12 orang. Sedangkan busway non gandeng ( tunggal ) memiliki kapasitas 85 orang dengan rincian 35 orang duduk dan 50 orang berdiri9. Dari hal ini bisa dibandingkan bahwa
penumpang transJakarta lebih banyak dibanding angkot. Tetapi bila dibanding dengan bis kota seperti PPD, jumlah ini hampir sama banyak dikarenakan ukuran angkutan yang memiliki postur yang tak jauh berbeda.
Kemudian ditinjau dari aksesbilitas angkutan umum, transJakarta seperti yang sudah disebutkan sebelumnya memiliki aksesbilitas hanya di jalan raya besar ataupun protokol yang hanya dekat dengan pusat perkantoran dan pusat kota. Sedangkan angkot seperti mikrolet dan koperasi wahana kalpika (KWK) dapat ditemukan hingga jalan kecil yang menghubungkan jalan raya dengan jalan raya lain atau pemukiman penduduk. Sehingga masyarakat lebih mudah untuk menggunakan jasa transportasi angkot daripada menggunakan TransJakarta walaupun tingkat pelayanan dan keselamatan penumpang masih belum terjamin dengan baik.
Faktor kedua yaitu kualitas pelayanan. Indikator yang pertama yaitu keselamatan. Keselamatan menjadi indikator yang sangat penting karena menyangkut hak hidup dan jiwa seseorang. Jika keselamatan diabaikan maka seseorang atau beberapa orang dapat kehilangan nyawanya. Nyawa adalah hal yang tak dapat digantikan oleh apapun. Maka dari itu
penyelenggara jasa transportasi di DKI Jakarta tetap harus memperhatikan tingkat keselamatan para calon pengguna jasanya.
Angkot di Jakarta kurang memerhatikan keselamatan para penumpangnya. Seperti dalam pembahasan sebelumnya terlihat bahwa para supir angkot terkadang mengendarai angkotnya dengan ugal – ugalan. Mereka balapan dengan angkot lainnya dikarenakan beralasan kejar setoran dan rebutan penumpang. Hal ini sangat bahaya. Jika terjadi kecelakaan maka bisa berdampak terhadap kehilangan jiwa para penumpang ataupun supir angkot itu sendiri. Kemudian para supir angkot juga memberhentikan angkotnya sembarang tempat terkadang tidak menyalakan lampu isyarat berbelok. Sehingga jika kendaraan lain di belakang atau di sampingnya tidak sadar bahwa angkot tersebut menepi, maka dapat dipastikan akan terjadi tabrakan hingga kecelakaan yang berdampak buruk bagi keselamatan penumpang dan supirnya. Terkadang juga para supir angkot memberhentikan kendaraannya disekitar stasiun kereta untuk menarik calon penumpang. Tetapi banyak supir angkot yang memberhentikan angkotnya di dekat rel kereta bahkan di atas rel kereta itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada angkot Mikrolet 44 di stasiun Tebet. Sungguh sangat bahaya jika berhenti dekat rel atau tepat di rel. Bagaimana jika ada kereta api yang lewat tiba – tiba? Memang ada penjaga perlintasan. Tetapi penjaga perlintasan itu memiliki kewajiban untuk menjaga kelancaran dan keselamatan kereta api bukan pengguna jasa jalan raya. Jika petugas palang lalai menutup pintu maka dipastikan tabrakan hebat antara kereta api dengan mikrolet tak terhindarkan. Dipastikan jika penumpang dan supir tidak sadar bahwa ada kereta yang lewat maka kereta api tersebut merenggut nyawa penumpang dan supir angkot.
Berbeda dengan TransJakarta. TransJakarta memiliki pengemudi yang sudah terjamin pendapatannya sehingga tidak perlu lagi kebut – kebutan dan balapan dengan sesama busway lainnya. Busway pun memiliki jalur dan halte khusus untuknya sehingga tidak akan terganggu dengan keselamatan penumpang. Walaupun masih banyak pengemudi di Jakarta yang menerobos jalur Busway saat macet. Masalah dari TransJakarta terdapat pada bisnya yang kurang terawat dan berkualitas buruk. Tak jarang kita melihat bis TransJakarta mogok ditengah jalan bahkan hingga terbakar. Hal ini masih perlu mendapat tanggapan dari Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan yang terbaik demi keselamatan pengguna busway.
Kampung Melayu bukan Jatinegara. Mereka berniat untuk putar arah dan menjemput penumpang lainnya. Jadi tidak ada jaminan bahwa angkot akan sampai di tujuan akhir trayek. Indikator ketiga yaitu kenyamanan. Pada angkot, kenyamanan para penumpangya tidak dapat dijaminkan. Banyak kendaraan yang sudah tua dan keropos hingga berkarat di interiornya sehingga mengurangi tingkat kenyamanan dan keamanan. Tidak adanya fasilitas AC juga membuat penumpang tak nyaman dengan panasnya kota Jakarta. Tidak ada larangan merokok juga berdampak pada kenyamanan penumpang. Halte yang ada untuk angkot tidak memadai. Atap berlubang hingga tempat duduk dan lantai yang rusak membuat kenyamanan saat menunggu angkot terganggu. Sehingga banyak calon penumpang lebih memilih untuk turun dan naik angkot sembarang tempat. Coba dibandingkan dengan Busway TransJakarta. Bis TransJakarta memiliki halte yang tertutup sehingga terhindar dari panas dan hujan. Tetapi bis TransJakarta beberapa masih menggangu kenyamanan. Keropos dan karat dapat ditemukan di interiornya. Kenyamanan yang didapat dari busway yaitu memiliki AC dan larangan merokok di dalam bis. Bahkan minum dan makan pun dilarang karena dapat mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. Di busway terdapat area khusus wanita10 yang
membuat nyaman pengguna busway wanita sehingga terhindar dari pelecehan seksual yang kerap terjadi.
Indikator berikutnya yaitu kecepatan. Kecepatan ini berbanding terbalik dengan kenyamanan dan keselamatan pada angkot. Mereka ugal – ugalan dan kebut – kebutan tidak mengindahkan kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Memang hal ini dapat membuat pengguna sampai tujuan lebih cepat walau mengorbankan kenyamanannya. Tetapi angkot masih terkena dampak dari kemacetan yang disebabkan over kapasitas jalan raya. Sedangkan busway memiliki kecepatan maksimum 50 km/jam. Kecepatan ini dianggap wajar karena mereka mejunjung tingkat kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Busway pun memiliki jalur khusus busway sehingga di beberapa lokasi menjadikan perjalanan busway lancar tanpa ada hambatan. Hambatan yang terjadi hanya jika ada gangguan pada bis ataupun lampu merah di saat macet melanda.
Indikator yang terakhir yaitu dampak terhadap lingkungan sekitar. Angkot memiliki dampak polusi yang besar untuk angkot yang berusia uzur seperti bis kota yang dimiliki PPD. Untuk angkot seperti mikrolet, sudah banyak yang diremajakan sehingga memiliki tingkat polusi yang rendah. Untuk Kopaja dan Metromini masih belum diremajakan. Asapnya mengganggu penglihatan dan pernafasan para pengguna lainnya. Asap hitam yang tebal dan
pekat tersebut dikarenakan usia mesin bis Kopaja dan Metromini yang sudah tidak pantas untuk digunakan sebagai alat transportasi. Dampak lainya yaitu kebisingan mesin angkot yang sudah uzur. Tak jarang kita dengar suara mesin yang sangat mengganggu yang dikeluarkan dari mesin angkot model lama. Sekarang kita melihat dampak yang dikeluarkan dari bis TransJakarta Busway. Busway mempunyai armada yang relatif baru. Sehingga tingkat polusi dan kebisingan dapat di redam seminimal mungkin. Tetapi sungguh sangat disayangkan beberapa bis yang kurang terawat memiliki asap dan suara mesin yang mengganggu walaupun tidak semengganngunya asap dan suara bising dari angkot uzur. Pemerintah Provinsi Jakarta sudah membeli bis baru untuk menggantikan bis TransJakarta yang berkualitas buruk11. Pembelian ini belum dalam jumlah besar karena mahalnya bis
TransJakarta yang berharga dua kali lipat dari bis TransJakarta buatan Tiongkok yang akan digantikannya.
11 Liputan6.com, Ahok Uji Coba Bus TransJakarta Scania Euro 6 Buatan Swedia
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Masalah kemacetan menjadi salah satu biang dari ketidaknyamanan warga untuk tinggal di Jakarta. Kemacetan berasal dari tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi dan rendahnya pilihan warga untuk menggunakan transportasi umum. Rendahnya pilihan warga ini bukan tanpa alasan. Transportasi umum di Jakarta masih belum dianggap layak dan memadai untuk membawa masyarakat. Banyak masalah yang masih di derita oleh transportasi Jakarta. Pemprov DKI Jakarta berkewajiban untuk menyediakan pelayanan jasa sebagai bagian dari pelayanan publik yang baik untuk warganya.
Penulis disini merekomendasikan beberapa hal yang dapat membantu Pemprov Jakarta untuk mengatasi masalah transportasi umum di Jakarta khususnya angkot dan Busway.
Solusi yang pertama yaitu menerapkan gaji tetap kepada supir angkot. Gaji supir angkot yang tetap dapat mengatasi budaya ngetem dan kebut-kebutan yang selama ini dilakukan para supir angkot. Para supir tak perlu lagi kejar setoran untuk mencari uang untuk makan.
DAFTAR PUSTAKA
Beritagar, 2010, Pengguna Kendaraan Umum di Jakarta Cuma 14%,http://beritagar.com/p/pengguna-kendaraan-umum-di-jakarta-cuma-14 [2014, 19 October] Detik, 2013, Karena Balapan, Angkot Berpenumpang Tabrak pohon di Kebayoran Lama,
http://news.detik.com/read/2013/11/12/000339/2410029/10/karena-balapan-angkot-berpenumpang-tabrak-pohon-di-kebayoran-lama?hd772204btr [2014, 19 October]
Detik Finance, 2014, Pencari Kerja Padati Job Fair Di Kemayoran Pada Hari Kedua, http:// finance.detik.com/read/2014/09/06/112043/2683170/4/pencari-kerja-padati-job-fair-di-kemayoran-hari-kedua [2014, 19 October]
Forum Paguyuban Pulu Kadang, 2010, 5,4 Juta komuter serbu Jakarta setiap hari,
http://paguyubanpulukadang.forumotion.net/t1615-54-juta-komuter-serbu-dki-jakarta-setiap-hari [2014, 19 October]
Institut Transportasi, 2011, Di Busway, Sekarang Ada Area Khusus Wanita Lho
http://www.instran.org/index.php/en/news-room/home/25-front-page/2159-di-busway-sekarang-ada-area-khusus-wanita-lo [2014, 13 December]
Kajian Pustaka, 2012, Pengertian dan Fungsi Transportasi,
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi-transportasi.html [2014, 19 October]
Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, Busway, Primadona yang Mulai Memudar,
http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=289 [2014, 8 November] Liputan 6, 2014, Ahok Uji Coba Bus Transjakarta Scania Euro 6 Buatan Swedia
http://news.liputan6.com/read/2131699/ahok-uji-coba-bus-transjakarta-scania-euro-6-buatan-swedia [2014, 12 December]
Pemkot Bekasi, 2012, Kapasitas Bus Transjakarta 35 Penumpang Duduk dan 50 Berdiri.
http://www.bekasikota.go.id/read/7188/kapasitas-bus-transjakarta-35-penumpang-duduk-50-berdiri [2014, 10 November]
Tribunnews, 2014, Sejumlah Halte Di Jakarta Barat Rusak Dan Tak Terawat,
http://wartakota.tribunnews.com/2014/09/01/sejumlah-halte-di-jakarta-barat-rusak-dan-tak-terawat [2014, 20 October]
Yiela, 2013, Kesenjangan Upah Sopir Transjakata Sulit Ditampik,