• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NOVEL ATAS NAMA CINTA KARYA WAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS NOVEL ATAS NAMA CINTA KARYA WAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NOVEL ATAS NAMA CINTA KARYA WAHYU SUJANI DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Oeh : Ihwan Subekti (ihwanbekti@yahoo.co.uk) SD NEGERI WANAREJA 02

Guru Honorer Abstrak

Novel merupakan salah satu jenis sastra yang biasanya berisi kisah tentang si pelaku yang memiliki konflik dari awal hingga akhir cerita sehingga terjadi perubahan nasibnya. Sebagaimana dengan novel yang berjudul “Atas Nama Cinta” karya Wahyu Sujani, yang mengisahkan seorang pemuda tampan yang terlahir dari orang tua terhormat, kaya dan serba berkecukupan. Namun sejak kecil baru berusia satu tahun, ia tak pernah lagi bertemu dengan orang tuanya akibat kecelakaan yang menimpa keluarganya dan akhirnya pun ia diasuh dan dididik oleh seorang mantan pilot yang sengaja memungutnya ketika kecelakaan itu terjadi. Beranjaknya usia,konflik pun terjadi ketika ia tumbuh dewasa dan seakan mencari-cari siapa jati dirinya sesungguhnya.

Novel karya Wahyu Sujani menuangkan gaya bahasa yang indah nan religi, novel ini pun menghadirkan kecerdasan dan keshalihan yang patut ditiru semua orang. Maka dari itu peneliti melalui kajian pustaka dan pendektan terhadap kajian sosiologinya ingin menuangkan ide dan gagasan yang bertujuan pada (1) Unsur intrinsik yang terdapat pada novel karya Wahyu Sujani berjudul Atas Nama Cinta ; dan (2) Amanat disampaikan pada Novel Religius ini yang menghadirkan kecerdasan dan keshalihan.

Hasil dari penelitian ini selaras dengan tujuan yang hendak dicapai, salah satunya novel yang bertemakan religius ini memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat baik dan patut dicontoh oleh semua masyarakat. Pemuda tampan bernama Mustafa ini tak ada henti-hentinya menasihati ibu dan ayahnya untuk menuju pada suatu kedamaian, dimana ia begitu sayang dan sayang sekali kepada orang tuanya bahkan meskipun ia telah menyadari bahwa mereka bukan lah orang tua kandungnya. Dan bila dikaitkan pada persoalan pernikahan, mustafa dan isterinnya membuat iri semua orang. Mereka benar-benar berhasil menjaga kesucian dan kemuliaan hidup dalam naungan ridha Allah dan Rasulnya.

Kata Kunci :

Novel, Kajian Sosiologi Sastra, Unsur Intrinsik, Amanat, Nilai Kehidupan

PENDAHULUAN

Novel merupakan salah satu jenis sastra yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dan biasanya terdapat konflik pada si pelaku atau tokoh utama yang menyebabkan perubahan si pelaku dari awal cerita hingga akhir cerita. Dan sebuah novel yang baik bukan berarti berpusat pada ciri-ciri dari novel itu sendiri melainkan harus mampu menuangkan unsur-unsur lain yang didalamnya harus ada dan mampu mengirimkannnya pada si pembaca misal pada nilai moral dan nilai estetikan yang terkandung pada novel itu sendiri.

Karya Sastra bersifat dulce at ultile yang artinya bahwa karya sastra itu harus indah dan berguna (Mujianto et al., 2013. p. 2). Kata indah disini berarti nilai estetika yang harus dituangkan oleh pengarang pada karyanya, misalnya diksi atau pilihan kata, pengkalimatan serta alur yang variatif. Kemudian kata berguna, menyudutkan pada nilai moral yang ada pada karya tersebut. Seorang pengarang harus pandai menuangkan moral-moral kehidupan yang cerdas dan religi yang berguna untuk pembaca di kehidupan nyatanya.

(2)

estetika yang begitu menakjubkan dan jelas akan memukan si pembaca. Si pembaca pasti merasakan iri akan nikmatnya rahasia getar-getar cinta malam pernikahan. Mereka yang telah menikah, pasti ingin kembali berbulan madi mengenang romantika malam pernikahanya.

Dengan perwatakan tokoh dan alur yang variatif, novel religi ini sangat banyak menghadirkan kecerdasan dan keshalihan yang patut ditiru oleh semua orang. Nilai moral yang terkandung pada salah satu tokoh bernama Mustafa itu menccerminkan pemuda tampan yang sangat sabar dalam menjalani kehidupannya dan ia pun tak henti-hentinya untuk selalu menasihat orang tuanya yang selalu dirundung dalam konflik. Seorang pemuda tampan ini yang pada akhirnya bertemu dengan dambatan hati bernama Laila sungguh setia dan selalu menancapkan nilai-nilai religi dalam hubungannya. Kesetiaanya, kesabarannya, dan kecerdasannya sungguh membuahkan pada kebahagiaan yang hakiki.

Sebuah novel religius ini mampu membuat iri para pembacanya dengan menghadirkan kemuliaan hidup dalam naungan ridha Allah dan Rasul-Nya. Dan dengan variatif alur yang menarik, novel ini mampu diminati oleh banyak kalangan di masyarakat.

Berdasarkan pada latar belakang novel di atas, peneliti mengemukakan beberapa tujuan sebagai berikut. Pertama mengetahui unsur intrinsik pada novel Atas Nama Cinta. Kedua, peneliti ingin mengetahui amanat yang disampaikan oleh sang pengarang novel terbitan tahun 2008 tersebut.

“Novel merupakan suatu karya fiksi yang menawarkan suatu dunia, yaitu dunia yang berisi suatu model yang diidealkan, dunia imajiner, tokoh yang dibandingkan melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajinatif” (Nurgiyanto, 2005: p.4)

Salah satu unsur inilah yang dapat menentukan baik buruknya sebuah karya itu, dengan kecerdasan racikan diantara unsur-unsur yang terkandung pada novel, sebuah novel tersebut akan mampu menarik perhatian si pembacanya.

Menurut (Soekanto, 2006) dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, mengemukakan Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupanya. Implementasi sosiologi sastra dengan kaitanya nilai nilai yang terpusatkan pada suatu masyarakat sangat erat dan bahkan tidak dapat dipisahkan. Kajian tersebutlah yang salah satunya disampaikan pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI Novel

Menurut (Nurgiyanto, 2005: p.4) mengemukakan bahwa Novel merupakan suatu karya fiksi yang menawarkan suatu dunia, yaitu dunia yang berisi suatu model yang diidealkan, dunia imajiner, tokoh yang dibandingkan melalui berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajinatif. Novel juga memiliki dua unsur yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Rostamaji dan Priantoro, 2010).

Dengan unsur-unsur yang ada di dalamnya novel menjadi salah satu karya sastra yang menunjukkan banyaknya minat baca khlalayak umum terhadap sebuah cerita yang dituangkanya. Sosiologi Sastra

(3)

bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, mengemukakan Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupanya. Sosiologi

“Pendekatan sosiologi menganalisis manusia dalam masyarakat dengan proses pemahaman dari masyarakat ke individu. Sosiologis sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada alam semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubunganya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan.” ((Mujianto et al., 2013. p. 3-4).

Karya sastra mempunyai hubungan yang erat dengan nilai-nilai dan moral kehidupan yang ada di kehidupan nyata. Nyata disini bisa diartikan sebagai kehidupan yang sesungguhnya terjadi dalam bermasyarakat. Dan itu tidak mungkin dapat terpisahkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif dengan menggunaka kajian pustaka dan pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan sosiologi sastra dengan sampel penelitian adalah berupa novel karya Wahyu Sujani yang berjudul “Atas Nama Cinta” terbit pada tahun 2008.

Kemudian analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Sedangkan prosedur yang dialakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu proses pengumpulan data, proses penyeleksian data, proses menganalisi data yang telah diseleksi dan terakhir membuat laporan peneletian sesuai dengan rumusan masalah yang telah dianalisi oleh peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Unsur Intrinsik

Pada novel berjudul Atas Nama Cinta karya Wahyu Sujani ini sangat memiliki unsur-unsur intrinsik yang menarik didalamnya, yang menghadirkan detak kagum para pembacanya diantaranya penokohan, sudut pandang dan alur.

Pertama, penokohan yang ada pada novel tersebut yaitu Musatafa sebagai tokoh protagonis sekaligus sebagai tokoh utamanya, Laila yaitu yang pada Akhirnya menjadi kekasih halal dari Mustafa dan memiliki watak yang protagonis pula, kemudian Sueb yaitu sahabat karib dari Mustafa ini yang mempunyai watak jenaka ini yang sering kali menghibur jalannya cerita. Lalu ada juga ibu Maemunah dan Qomar adalah sebagai orang tua angkat dari Mustafa, yang dengan sengaja memungutnya sewaktu kecil saat kecelakaan pesawat yang orang tua kandungnya adalah Nyonya Aisya. Kemudian ada juga puteri, seorang wanita cantik mantan kekasih dari Mustafa yang pada kisah cintanya dia malah menduakan cinta yang diberikan Mustafa padanya. Terakhir ada juga tokoh tambahan diantaranya Paman Sueb, Orang Tua Laila, Pria bule, Tukang Ojek, dan lain-lain.

Mustafa sebagai pemuda tampan yang terampil acap sekali mendapatkan terpaan dan konflik di kehidupanya. Dari sisi keluarganya, kisah cintanya hingga kisah kehidupan awalnya. Dari sisi keluarganya ia sering kali diributkan dengan konflik yang terjadi pada orang tua angkatnya yaitu Maemunah dan Qomar. Namun Mustofa selalu sabar dan taba dan tetap selalu mendo’akan dan menasihati kedua orang tuanya tersebut. Seperti pada kutipan berikut :

(4)

pulang malam dan diantarkan lelaki tak dikenal. Ya, ibu Mustafa memang bekerja di sebuah bar arena bilyard. Huff! Benar-benar keluarga kacau sangat kacau. “Mami, Papih! Berhenti sebentar bertengkarnya!” seru Mustafa diambang pintu seperti wasit memberikan peringatan”. (ANC:10)

Kemudian Peneliti akan mengemukakan tentang perwatakan yang terdapat pada tokoh kedua pada kisah cinta yang terjadi antara Mustafa dengan wanita kaya yang terhormat atau bisa dikatakan berdarah biru. Watak dari Laila ini sangat setia dan baik hatinya. Dia selalu ingat dan sering membantu memudahkan pekerjaan Mustofa misal membelikan nya patung pegasus selain untuk keperluan pekerjaanya kebetulan patung itu juga salah satu ukiran yang paling disenangi oleh Mustofa. Seperti pada kutipan berikut :

Laila tersenyum seraya merogoh tas hitamnya “Pegasus...!” serunya sambil mengangkat sebuah patung kuda terbang berukuran kecil yang terbuat dari kristal bening. Mustafa terpesona akan keindahan benda itu. “Indahnya. Buatku?”

“Bukan.” “Yaaa...”

Laila tertawa, lantas duduk di sampung Mustafa. “Ya, buatmu dong. Nih.” (ANC:137)

Laila yang begitu setia dan mencintai Mustafa begitu sebaliknya sangat membuat iri para pembaca, namun tak hanya mereka. Teman akrab Mustafa bernama Sueb juga mengalami kisah yang sama meski tak sama persis dengan teman tampan nya itu. Sueb yang begitu akrab dengan Mustafa itu memiliki watak yang begitu jenaka dan mempunyai solidaritas yang tinggi dengan Mustafa dan biasanya saring memotivasi Mustafa disaat dia terjatuh ataupun terluka. Seperti pada kutipan berikut :

“...Menurutku, sakitmu belum beralasan. Kamu terlalu mencintai Putri. Dengar, Sobat. Jangan lah kau membenci sesuatu dengan

kebencian yang teramat besar, karena suatu saat kau mungkin akan mencintainya. Jangan pula kau mencintai sesuatu dengan sangat mendalam, karena suatu waktu nanti mungkin kau akan membencinya, kamu termasuk yang kedua. Mus, tahukah kamu, benci itu apa? Setitik api neraka dalam hati yang bisa membesar atau mengecil, tergantung pribadi orang yang bersangkutan....,” nasihat Sueb, serius dan panjang lebar. (ANC:24)

Begitulah nasihat dari apa yang Sueb siratkan pada teman Baiknya itu, Mustafa. Nasihat bijak yang diberikan oleh Sueb itu dikarenakan rasa sakit yang dialami akibat cinta yang dikhianati oleh Putri. Putri adalah wanita cantik yang pertama kali cintanya berlabuhnya di hati Mustafa. Namun watak Putri yang tak setia, membuat cintanya terkikis sia-sia. Dia mengkhianati cinta tulus dari Pemuda tampan nan baik itu. Seperti pada kutipan berikut, terlihat watak putri yang tak pernah dengan tulus mencintai Mustafa:

Dengan perasaan lega, Mustafa menuju motornya. Baru beberpa tindak melangkah, di bibir lembah yang sangat sepi, tanpa sengaja sudut matanya membentur pemandangan yang membuatnya seketikamelirik. Di tanah datar berumput halus yang terlindung, ia melihat dua sekoli tengah memadu kasih.

Untuk satu pemandangan itu, mata tajam Mustafa seakan tak mau berkedip, sedangkan kakinya seperti dipaku ke bumi. Betapa tidak? Perbuatan sepasang kekasih sungguh mengotori pemandangan di sekitarnya. Dan yang membuat hatinya terbakar, perempuan itu ternyata Putri.. (ANC: 30)

(5)

sangat baik hati dan persis seperti watak yang dimiliki pemuda tampan dari keluarga berantakan, Mustafa. Dan ternyata nyonya kaya itu adalah ibu kandung nya. Sungguh mengesankan disaat Mustafa sedang mengalami cinta yang penuh konspirasi harta.

Tokoh tambahan pada novel ini adalah Alur yaitu pria selingkuhan dari putri, kemudian ada Nayla kekasih Sueb yang dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Kemudian ada juga yang bernama Wanda, teman Mustafa dan Sueb diwaktu kuliah dahulu.

Pada novel yang berjudul Atas Nama Cinta karya Wahyu Sujani ini, peneliti mengidentifikasikan sudut pandang pada karya ini adalah sudut pandang orang ketiga,Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

Usai sarapan, Mustafa tercenung di jendela kamarnya. Sege;as kopi kental menemaninya. Keributan yang sering terjadi di rumah ini jelas mengganggu pikirannya. Terkadang, ia geli melihat sikap orang tuanya yang tak jarang seperti anak-anak. Namun, di lain waktu, ia justru kesal karenanya. Apalagi kalu melihat ayahnya bersikap kasar kepada ibunya. (ANC:13)

Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi alur pada novel Atas Nama Cinta karya Wahyu Sujani yaitu alur campuran dimana dalam novel ini terdapat alur progesif dimana kisahnya runtut dari awal hingga akhir ( A – B – C ) dan terdapat pula alur Flash Back atau alur kilas balik dimana menceritakan kembali tentang kejadian di masa lalu ( C – B – A ).

Pada alur progesif ini diawali dengan kehidupan keluarga sang pemuda tampan bernama Mustafa. Keluarga yang penuh dengan pertengkaran antar kedua orang tuanya Maemunah dan Qomar. Keluarga yang sudah tidak harmonis ini lagi terus menerus mengganggu keseharian Mustafa. Namun Mustafa tetap saja selalu mengingatkan dan

menasihati kedua orang tuanya untuk berhenti bertengkar dan mulai menyongsong dan membenah kehidupan yang tertata kembali. Tapi apalah daya bagaikan punduk merindukan bulan, berbagai cara telah Mustofa telah dilakukan namun tidak pernah berhasil. Hanya do’a dan do’a saja yang bisa dia panjatkan kepada Tuhan agar cobaan dan ujian pada keluarganya itu cepat usai.

Ibunya, Maemunah selalu saja keluar malam untuk bekerja di bar bilyard sedangkan ayahnya Qomar, setelah dipecatnya dari profesinya sebagai pilot. Kini ia hanya bisa menghabiskan uangnya hanya untuk mabuk dan judi. Sungguh keluarga yang mengharukan untuk dialami oleh pemuda tampan, baik hati dan sholih ini, sebagai mana yang dikutip pada penggalan kalimat berikut :

Empat tahun silam, Komar adalah seorang pilot di sebuah maskapai penerbangan. Tetapi, karena tak sengaja membuat pesawat tergelincir saat Landing, akhirnya ia pun dipecat. Keharmonisan keluarganya dipertaruhkan , kebutuhan ekonomi mereka pun mulai caraut marut. Hampir saja Mustafa berhenti kuliah karenanya. Lantaran sang suami tidak bisa menafkahi lagi, Maemunah nekat bekerja di malam hari. Sementara itu, Komar bekerja serabutan. Kadang ia menjadi tukang parkir, terkadang menjadi kuli bangunan. Bahkan, lelaki itu pernah menjadi preman yang sosoknya cukup ditakuti. Parahnya mereka yang semula rajin sembahyang mendadak seperi lupa. Sejak itulah kejayaan keluarga Mustafa memudar. (ANC:13-14)

(6)

yang Mustafa sangat membuatnya kecewa karena itu sangat bertolak belakang dengan cita-cita dan impian yang ada dalam pikiran Putri. Hal tersebut terdapat pada penggalan dialog berikut :

Mustafa mendesah berat. “ Aku nggak tahu sama sekali kalau kamu ikut Putri Indonesia. Kenapa nggak bilang dari dulu?” tanyanya setengah kesal. Putri diam saja. Pandanganya kosong ke arah sebuah meja yang disana berjajar hasil karya Mustafa.

“Kenapa kamu diam saja? Sudah nggak sayang lagi sama aku?” tegur Mustafa. “Aku sayang sama kamu. Tapi ..., aku juga tidak mau kehilangan impianku yang sudah di depan mata. Apa kamu tidak senang kalau calon isterimu ini masuk nominasi Putri Indonesia? Mus, tidak semua perempuan bisa dapat kesempatan sebagus itu ...,” kata Putri, mulai meradang di hadapan pacarnya.

“ Aku senang-senang saja. Tapi ..., aduh, Put! Jadi Putri Indonesia itu bukan pekerjaan mudah. Okelah aku percaya pada kemampuanmu bergaul dan berbicara bahasa asing. Tapi, pergaulannya itu, Put. Bukan aku sok suci. Aku nggak suka aja. Apalagi, kalau kamu sampai difoto ...., difoto ....”

“Pakai baju renang, begitu?” sahut Putri, cepat menebak kekhawatiran Mustafa. “Ya...”

“Itu sudah jadi salah satu syaratnya, Mus. Toh, tidak menjurus pornografi.”

“Aku tetap tidak sukda, Put” “Mustafa sayang sama Putri?”

“Ya, aku sayang kamu. Justru karena sayang itulah aku melarang keras kamu ikut pemilihan Putri Indonesia. Aku nggak mau tubuhmu dinikmati mata jalang laki-laki mata keranjang. Maaf, Put. Mungkin, aku sedikit kasar....” (ANC:16-17)

Lebih lanjut alur ini mengisahkan pemuda pengukir kerajinan di rumahnya itu menuai banyak cobaan dari kisah hidup keluarganya serta hingga kisah percintaanya hingga suatu saat ia bertemu dengan perempuan yang benar-benar tulus mencintai meski keduanya sangat berbeda kasta dimana perempuan yang dicintainya ini selanjutnya adalah berasala dari keluarga terhormat dan kaya. Ia

bernama Laila, hingga kisah ini selesai mereka berdua tetap bisa melewati cobaan yang selalu menghadangnya dari orang tuanya yang tidak setuju bila dinikahkan dengan keluarga tak beres seperti keluarga Mustafa itu. Kemudian cobaab-cobaan yang lain misal dari kawan lama Mustafa yang berbalik hingga seratus delapan puluh derajat berubah drastis bernama Wanda demi mendapatkan pemuda Sholih itu. Ditambah pula kedatanganya kembali Putri yang disaat hubungan antara Mustafa dan Laila ini sedang hangat-hangatnya. Putri meminta Mustafa memberikan cinta dan hatinya untuk pintu yang sudah terbuka pada benaknya. Putri yang pulang dari rumah neneknya di Ciamis mendatangi kediaman Mustafa yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahannya. Namun Mustafa dengan jawaban yang bijaknya menolak untuk bersama kembali, karena itu sungguh mustahil terjadi. Cobaan hingga cobaan benar-benar selalu menghampiri pada pemuda tampan ini.

Pada bagian tengah novel ini, peneliti mengidentifikasi alur mundur atau Flashback dimana ini diawali ketika Mustafa di tempat kerajinannya didatangi oleh nyonya cantik, anggun, dan sopan serta yang jelas dari tampilan luarnya, nyonya ni kaya raya. Nyonya ini bermula memesan kerajinan patung besar berbentuk kuda terbang atau Pegasus. Tak segan-segan nyonya ini memberikan uang muka yang besar pada Mustafa. Untuk penggarapan nya Mustafa harus bolak-balik kerumah nyonya cantik ini bernama Nyonya Aisyah.

(7)

pengalaman hidupnya pada Komar karena mereka sudah saling akrab. Pada alur Flashback ini berceritakan pada kisah sesungguhnya siapa diri Mustafa itu sebenarnya. Hal ini dikutip pada surat yang dikirimkan oleh Komar pada Nyonya Aisya berikut :

Nyonya Aisya yang terhormat,

Sebelumnya, saya minta maaf karena lancang menulis surat untuk Nyonya. Namun, janganlah salah paham. Bersama surat ini, saya berharap akan satu kebahagiaan untuk kehidupan Nyonya.

Pertama kali melihat wajah dan mata bening Nyonya, entah mengapa ada getaran aneh yang membuat saya tidak berani menatapnya berlama-lama. Hanya satu yang saya tahu, Nyonya seorang perempuan pengasih yang telah dilimpahi kekayaan tak terhingga oleh Tuhan. Naiflah diri saya jika berharap menjadi raja di samping Nyonya.

Kita terpisah kasta. Terpisah satu tabir yang entah apa namnya, terpisah ruang dan waktu yang amat berbeda. Namun, dengan kuasa-Nya, akhirnya kita dipertemukan untuk berbicara, walau hanya sebatas basa-basi melalui seorang perantara;anak saya.

Nyonya Aisya, Tuhan tidak pernah menutup-nutupi satu rahasia di dunia ini, kecuali masalah jodoh, kematian, dan hari akhir. Kini, satu dari seribu misteri Tuhan itu mulai terungkap. Masih ingatkah Nyonya kepada seorang pilot yang menggendong bayi di dekat pesawat terbakar sekitar 27 tahun silam? Lelaki itu begitu takut menatap Nyonya. Sampai-sampai rasa takutnya tak ingin diketahui oleh siapapun, termasuk sang bayi dalam gendongannya.

Saya melihat Nyonya Aiya Meraung-meraung, ingin menerobos jilatan api yang membungkus pesawat terbang itu. Terakhir, saya melihat Nyonya sangka sesosok mungil yang gosong yang Nyonya sangka sebagai anak semata wayang Nyonya. Setelah itu, saya pergi sambil menangis antara sedih dan bahagia karena bayi yang saya gendong tidak kurang suatu apa.

Dengan hati risau, saya bawa bayi itu pulang. Saya jadikan dia belahan jiwa untuk mengusir kesepian saya sepanjang hari. Istri saya pun bahagia dan membesarkannya

dengan sepenuh kasih sayang. Bayi itu kini telah dewasa, menjadi sesosok lelaki tampan yang cerdas dan berani mengguggat kebatilan. Saya menamakan dia Msutafa ar-Rahman.

Tahukah Nyonya siapa dia? Dia bukan anak kandung saya. Dia anak seorang perempuan cantik yang suaminya ikut terbakar dalam tragedi itu. Demi tuhan, ini sebuah kejujuran, Nyonya. Rasanya, sudah waktunya Mustafa tahu siapa dirinya yang sebenarnya... (ANC:310-311)

Alur Flashback lainnyayang diiedentifikasi oleh peneliti terdapat pada akhir kisah novel ini dilakukannya sengaja karena semasa hidupnya, Maemunah dengan sengaja berhubungan “freesex” dengan semua lelaki hidung belang karena setelah mengetahui ketika Dokter memvonis dia terkena virus AIDs. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut :

(8)

menganalisa terkait amanat yang disampaikan pengarang terhadap pembaca, peneliti telah mengidentifikasi nilai-nilai menjadi beberapa bagian di dalamnya yaitu nilai moral kehidupan bermasyarakat, nilai pendidikan dan nilai religius yang sangat menonjol pada novel tersebut.

Yang pertama pada nilai religius yang terdapat pada novel ini yaitu ketika Mustafa meminta agar Putri tidak pergi ke Jakarta untuk mengikuti audisi Putri Indonesia atau Miss Universe. Tidak diijinkannya Putri lain bukan lain adalah karena Mustafa tidak terima bilamana aurat Putri diumbar secara publik. Karena seperti yang Mustafa tahu bahwa audisi tersebut benar-benar menyalahi nilai agama. Dalam konteks ini, nilai amanat yang pembaca dapat ambil adalah menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Salah satunya tentang pemahaman pada aurat disisi agama.

Setelah itu, Peneliti mengidentifikasi amanat yang terdapat pada nilai pendidikan salah satunya terdapat pada kreativitas Mustafa yang benar-benar mampu membuat takjub Nyonya Aisya dengan patung yang dipesannya. Mustafa mampu membuat Patung Kuda Terbang atau biasa disebut Pegassus yang dengan ukuran tak seperti biasanya. Sungguh diluar dugaan Mustafa mampu mengukirnya walau tak pernah melakukan sebelumnya. Kreativitas dan Imajinasi Priatampan inilah yang patut Peneliti dan para pembaca contoh. Karena dalam dunia ini There’s no Impossible artinya tidak ada yang tidak mungkin. Ketika kita mau berusaha dan bekerja keras, segala kreativitas dan hasil Allah akan melancarkan segalanya.

Dan terakhir, amanat yang disampaikan dalam segi nilai moral dalam kehidupan masyarakat. Peneliti mengidentifikasi salah satunya ketika Nyonya Aisya membawa ibu Maemunah kerumah sakit. Sikap tolong menolong inilah yang pengarang ingin sampaikan kepada pembaca. Dengan diselematkannya ibu Maemunah dan

langsung dirawatnya di rumah sakit, Maemunah akhirnya bisa diselamatkan meskipun hampir saja iya kehabisan banyak darah karena perbuatanya yang menggugurkan janin dalam rahimnya yang baru berusia 3 bulan. Diselamatkanya Maemunah oleh Nyonya Aisya ini ketika tergeletak di pinggir jalan sungguh mencerminkan sikap nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat yang sangat baik. Diharapkan pengarang novel ini, kita sebagai manusia mau meniru dengan apa yang dilakukan oleh Nyonya Aisya.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah ditelaah lebih jauh, peneliti sangat-sangat benar takjub terhadap pengarang yang mampu menuangkan ide dan gagasanya ke salah satu karya sastra ini dalam bentuk novel ini. Novel yang penuh dengan nilai-nilai variatif ini tidak pernah lepas dari nilai agama atau religi.

Kemudian dari unsur-unsur yang tidak terlepas dari novel ini salah satunya adalah gaya bahasa yang disampaikan pada tiap penggalan cerita pada tiap penokohan. Gaya bahasa yang digunakan tidak pernah lepas dari diksi yang kreatif dan inovatif. Dan sungguh sungguh mengesankan pembaca. Dimana selain itu, dalam tiap dialognya novel ini pun berisi puisi-puisi yang indah nan bernilai estetika tinggi pada tiap penokohan.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Bocahsastra.2012.Pengertian Novel Dan Unsur-Unsurnya.

http://bocahsastra.wordpress.com/2012/05/ 22/pengertian-novel-dan-unsur-unsurnya. diakses pada hari Jum’at tanggal 17 Januari 2014

Khusnin, M. 2012. Gaya Bahasa Ayat-Ayat Cinta Karya Karya Habiburahman El Shirazy Dan Implementasinya Terhadap Pengajaran Sastra di SMA

Nurgiyanto, B. 2005.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah Mada Universitas Press Soekamto, S.(2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Sujani, W. 2008. Atas Nama Cinta. Yogyakarta : DIVA Press

Uswatun, P., Suyitno, Y.Mujianto.2013. Novel dalam Mihrab Cinta Karya Habiburahman El Shirazy (Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan). BASASTRA JURNAL 2(1) : 1 -12.

RIWAYAT PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian terhadap kombinasi Tween 80 dan Span 80 sebagai emulgator dalam emulgel yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tween 80, Span 80,

SATGAS PROTOKOL COVID 19 ADALAH KEPANJANGAN TANGAN DPP PARTAI GOLKAR UNTUK DAPAT MENGAWASI SETIAP KEGIATAN CALON KEPALA DAERAH MAUPUN WAKIL KEPALA DAERAH YANG BERHUBUNGAN

April 2020 sampai dengan Masa Pajak September 2020 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud

Nama Guru Nomor Peserta Mata Pelajaran Sertifikasi..

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam yang menyatakan bahwa PPAP secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap efisiensi pada

Pada kondisi eritrosit abnormal atau terjadi perubahan komposisi plasma karena adanya kelainan maka akan terjadi penurunan muatan negatif yang mengakibatkan eritrosit

dengan metode mengajar guru sehingga dapat membuat motivasi siswa dalam. belajar