• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZAMAN PRA SEJARAH islam zaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ZAMAN PRA SEJARAH islam zaman "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ZAMAN PRA-SEJARAH

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) secara harfiah berarti "sebelum sejarah", dari bahasa Latin untuk "sebelum," præ, dan historia. Prasejarah manusia adalah masa di mana perilaku dan anatomi manusia pertama kali muncul, sampai adanya catatan sejarah yang kemudian diikuti dengan penemuan aksara. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Sumeria di Mesopotamia dan Mesir kuno, merupakan peradaban pertama yang mengenal tulisan, dan selalu diingat sebagai catatan sejarah; hal ini sudah terjadi selama awal Zaman Perunggu. Sebagian besar peradaban lainnya mencapai akhir prasejarah selama Zaman Besi.[butuh rujukan]

Zaman prasejarah di Indonesia sendiri diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti prasejarah didapat dari artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs prasejarah.

Periodisasi

Pembagian zaman

Secara umum, masa prasejarah Indonesia ditinjau dari dua aspek, bedasarkan bahan untuk membuat alat-alatnya (terbagi menjadi Zaman Batu & Zaman Besi), & bedasarkan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakatnya (terbagi menjadi Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan, Masa Bercocok Tanam, & Masa Perundagian)

Zaman Batu

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

Zaman Batu Tua (Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat Awal) Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

1. Kebudayaan Pacitan (berhubungan dengan kapak genggam dengan varian-variannya seperti kapak perimbas & kapak penetak

(2)

Bedasarkan kebudayaan yang ditemukan, maka dapat disimpulkan ciri-ciri kehidupan pada Palaeolithikum antara lain:

1. Masyarakatnya belum memiliki rasa estetika (disimpulkan dari kapak genggam yang bentuknya tidak beraturan & bertekstur kasar)

2. Belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang dimiliki belum dapat digunakan untuk menggemburkan tanah).

3. Memperoleh makanan dengan cara berburu (hewan) dan mengumpulkan makanan (buah-buahan & umbi-umbian).

4. Hidup nomaden (jika sumber makanan yang ada di daerah tempat tinggal habis, maka masyarakatnya harus pindah ke tempat baru yang memiliki sumber makanan).

5. Hidup dekat sumber air (mencukupi kebutuhan minum & karena di dekat sumber air ada banyak hewan & tumbuhan yang bisa dimakan).

6. Hidup berkelompok (untuk melindungi diri dari serangan hewan buas).

7. Sudah mengenal api (bedasarkan studi perbandingan dengan Zaman Palaeolithikum di China, di mana ditemukan fosil kayu yang ujungnya bekas terbakar di dalam sebuah gua).

Zaman Batu Tengah (Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut) Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

 Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Kjokkenmodinger, istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur & moddinger yang berarti sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur). Dalam kaitannya dengan budaya manusia,

kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput & kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan. Di antara timbunan kulit siput & kerang tersebut ditemukan juga perkakas sejenis kapak genggam yaitu kapak Sumatra/Pebble & batu pipisan.

 Kebudayaan Abris Sous Roche

Abris sous roche, yang berarti gua-gua yang pernah dijadikan tempat tinggal, berupa gua-gua yang diduga pernah dihuni oleh manusia. Dugaan ini muncul dari perkakas seperti ujung panah, flakke, batu penggilingan, alat dari tulang & tanduk rusa; yang tertinggal di dalam gua.

(3)

a. Sudah mengenal rasa estetika (dilihat dari peralatannya seperti kapak Sumatra, yang bentuknya sudah lebih beraturan dengan tekstur yang lebih halus dibandingkan kapak gengggam pada Zaman Paleolithikum)

b. Masih belum dapat bercocok tanam (karena peralatan yang ada pada zaman itu masih belum bisa digunakan untuk menggemburkan tanah)

c.Gundukan Kjokkenmoddinger yang dapat mencapai tinggi tujuh meter dengan diameter tiga puluh meter ini tentu terbentuk dalam waktu lama, sehingga disimpulkan bahwa manusia pada zaman itu mulai tingggal menetap (untuk sementara waktu, ketika makanan habis, maka harus berpindah tempat, seperti pada zaman Palaeolithikum) di tepi pantai. d. Peralatan yang ditemukan dari Abris Sous Roche memberi informasi bahwa manusia juga menjadikan gua sebagai tempat tinggal.

Zaman Batu Muda (Masa Bercocok Tanam)

Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,

2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa.

3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,

4. Pakaian dari kulit kayu

5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

Kebudayaan Megalith

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalith, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalith justru pada zaman logam. Hasil kebudayaan Megalith, antara lain:

1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.

2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang

3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)

4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat

(4)

6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

Zaman Logam (Masa Perundagian)

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah. Zaman logam di Indonesia dibagi atas:

Zaman Perunggu

Pada zaman Perunggu/disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tongkin China (pusat kebudayaan ini) manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain:

 Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

 Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

 Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

 Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

Zaman Besi

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

 Mata Kapak bertungkai kayu

 Mata Pisau

(5)

 Mata Pedang

 Cangkul

(6)

ZAMAN KERAJAAN HINDU BUDHA

Perkembangan dan Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia

A. Perkembangan Agama Hindu, Budah di Indonesia

1. Pengaruh Hindu dan budha di Indonesia

Berdasarkan ditemukannya bukti tulisan yang berhuruf pallawa dan Bahasa Sanseketa di kerajaan Kuta dan Tarumanegara menujukkan pengaruh Hindu budha dan india yang sangat kuat dalam perkembangan sejarah inonesia. tulisan tulisan tersebut mengubah bangsa indonesia memasuki babakan baru jaman sejarah, terutama dengan ditemukannya prasasti tujuh yupa di kalimatan timur.

2. Masuknya Budaya Hindu Budha

Proses masuknya dan berkembangnya agama hindu dan budha ini melalui jalur perdagangan India, cina, indonesia. pembawa agama agama Budha melalui misi penyiaran yang disebut Dharma Dhuta. sedangkan pembawa agama Hindu ke indonesia antara lain golongan ksatria, Brahmana, sudra dan waisya.

B.Kehidupan Sosial Politik Ekonomi dan Kebudayaan di Indonesia pada Masa Kerajaan Hindu-Budah

1. Kerajaan Kutai

Kerjaan ini terletak di kalimatan timur dan tertua di indonesia. peninggalan bersejarah yang di temukan adalah tujuh Buah Prasati yang di pahatkan di atas tiang bantu disebut YUPA. Prasasti ini berhuruf pallawa dan berangka tahun 400M. Raja yang pernah memerintah kerajaan kutai adalah kudungga, Aswawarman, Mulawarman. dengan ditemukannya prasasti tersebut bangsa indonesia memasuki babkan baru zaman sejarah.

2. Kerajaan Taruma Negara ( abad 5 M)

Kerajaan ini letaknya di sekitar Bogor, Jawa Barat. prasasti yang ditemukan semua berhuruf pallawa dan berbahasa Sanseketa yaitu:

– prasasti tugu

– prasasti lebak

(7)

– prasasti jambu

– prasasti muara ciaruten

– prasasti kebon kopi

dari prasati di atas di katakan bhwa raja yang memerintah kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman, seorang raja yang bijaksana dan sangat memperhatikan kemakmuran rakyatnya. sumber bukti lainnya adalah kerajaan ini adalah berita dari seorang pendeta budha dan cina yang bernama fa hien.

3. Kerajaan Melayu

Mengenai kerajaan ini diperkirakan sekitar daerah jambi seorang raja yang sering disebut adalah adityawarman. sementaramenurut berita cina, pendeta I-Tsing setelah belajar di Sriwijaya kemudian ia pergi ke Moloyu.

4. Kerjaan Sriwijaya (7 M)

kerajaan sriwijaya ini terletak di palembang, sumatra selatan. bukti adanya kerajaan ini dengan ditemukannya prasasti-prasasti yang berhuruf pallawa, yaitu : prasasti Talang Tuo, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang berahi, prasasti Kedukan Bukti dan prasasti Telaga Batu. dari prasasti proses tersebut diketahui bahwa kerajaan sriwijaya beragam budha dan merupakan kerajaan yang besar dan makmur dengan ouncak kejayaan pada masa raja balaputradewa.

5. Kerajaan Majapahit

terletak di desa Tarik Mojokerto, Jawa Timur. Pendiri kerajaan ini yaitu raden wijaya. pada masa pemerintahan tri buwana tungga dewi diangkat seorang maha patih bernama Gajah Mada. penganti pemeritahani ini adalah raja hayam wuruk yang dibantu oleh patih gajah mada dengan sumpah palapa dan berhasil menyatukan nusantara di bawah kerajaan majapahit.

kerutuhan kerajaan majapahit anatara lain :

– adanya perkembangkan islam dari kerajaan demak

– banyak daerah kekuasaannya melepaskan diri

– lemahnya raja-raja pengganti hayam wuruk

– mundurnya perekonmian akibat perang saudara

– adanya perang paregreg / perang saudara

(8)

Dalam prasasti sanur yang berangka 914 M, diceritakan bahwa raja yang memerintah merupakan raja sri baduga maharaja terjadi peristiwa perang Bubat antara majapahit dengan pajajaran.

7. kerajaan Kediri (abad 12 M)

Berdiri di daerah daha, kediri, jawa timur. raja yang terkenal raja jayabaya. sedangkan menurut sumber dari cina bahwa kerajaan kediri merupakan kerajaan yang aman, tentram dam makmur.

8. Kerajaan Medang (abad 10 M)

terletak di sekitar sungai Brantas dekat kota jombang, jawa timur. kerajaan ini merupakan pindahan dari kerajaan matram kuno yang mengalami kehancuran. pendiri kerajaan ini adalah mpu sindok yang menamakan dirinya dinasti isyana.

9. Kerajaan Singosari (abad 13)

Muncul setelah adanya perang ganter 1222 M. dalam perang ini akhirnya raja kertajaya yang otoriter dari kerajaan kediri kalah melawan para brahmana yang dibantu oleh ken arok. kerajaan kediri kalah dan berdirilah kerajaan singosari dengan raja ken arok adan bergelar kertarejasa.

10. Kerajaan Mataram Kuno/Hindu (abad 8 M)

letak kerajaan ini dekat magelang, jawa tengah. hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti canggal, yang menceritakan bahwa kerajaan ini pernah di perintah oleh dinasti sanjaya dan dinasti syailendra.

11. Kerajaan Sunda

letak kerajaan di pakuan pajajaran kemudian pindah ke kawali. pada masa pemerintahan raja sri baduga maharaja terjadi peristiwa perang bubaat antara majapahit dengan pajajaran.

C. Peningkatan Kebudayaan Terpenting

kebudayaan terpenting peninggalan Hindu-Budah meliputi :

1. Bangunan Candi

a. Jenis Candi di Indonesia, Yaitu Candi Hindu dan Budha

b. Fungsi Candi, yaitu dalam agama Hindu berfungsi sebagai tempat pemakaman dan fungsi menurut agama Budha sebagai tempat upacara keagamaan

c. Kelompok candi berdasarkan langgamnya, yaitu :

(9)

– Candi Jawa Tengah bagian selatan

– Candi Jawa Timur

perbedaan bangunan candi Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain :

Candi jawa barat :

– Bangunan Candi terbuat dari batu bara

– Relief candi simbolis

– Atap candi seperti pohon cemara

– Arah candi menghadap ke barat

– Bentuk candi ramping dan tinggi

– Induk candi menjorok ke belakang

candi Jiwa Tengah :

– Bangunan candi terbuat dari batu andesit (batu kali)

– Relief candi realis

– Atap candi berundak-undak

– Arah candi menghadap ke timur

– Bentuk candi tambun

– Induk candi tepat di tengah

2. Patung Dewa

Dalam kebudayaan Hindu-Budha biasanya dewa diwujudkan dalam bentuk patung

3. Sastra

Hasil peninggalan bidang sastra antara lain Ramayana, Mahabarata, Barata Yuda dll.

4. Seni Ukir

(10)

5. Barang-barang logam

Barang atau benda yang terbuat dari logam dan perunggu yang indah di antaranya, arca, lampu gantung, genta, mangkok, jambangan dan tempat dupa untuk upacara agama. dan masih banyak lagi peninggalan yang berupa seni lainya.

D. Runtuhnya Kebudayaan Hinduh-Budah di Inonesia

Penyebab runtuhnya kerajaan yang bercorak Hindu-Budah antara lain :

a. Adanya perang Paragrag di Majapahit

b. Banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri kerajaan sriwijaya maupun Majapahit

c. Berkembangnya syiar agama Islam yang berhasil menarik simpati masyarakat

(11)

ZAMAN KERAJAAN ISLAM

1. Masuknya agama Islam di Indonesia

Warga Belajar dan siswa--sekalian, pernahkah kalian mendengar cerita tentang kapan agama Islam masuk ke kepulauan Nusantara dan apa sebabnya Islam berkembang pesat serta mudah diterima oleh penduduk Indonesia? Perlu Anda ketahui bahwa agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia dengan jalan damai dan tanpa kekerasan atau paksaaan.

Masuknya agama Islam di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kegiatan pelayaran dan perdagangan pada masa lampau. kalian Ingat bahwa kegiatan pelayaran dan pedagangan di perairan nusantara telah berlangsung sejak awal tahun Masehi. Pada waktu itu banyak pedagang dari India dan Cina yang mengadakan hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Indonesia. Kegiatan pelayaran dan perdagangan ini semakin hari semakin berkembang ramai. Selanjutnya pada sekitar abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam dari Timur Tengah banyak yang datang berlayar ke selat Malaka hingga ke perairan Nusantara kita. Pada masa itu di Indonesia telah berdiri kerajaan terkenal bernama Sriwijaya. karena Sriwijaya ketika itu merupakan bandar terbesar, tempat singgah dan bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa para pedagang dari kepulauan Nusantara maupun dari luar, maka kemungkinan besar termasuk para pedagang dari Timur Tengah yang singgah pula di Sriwijaya. Oleh sebab itu para pedagang Islam yang telah mengenal Sriwijaya menyebutkan Sriwijaya dengan istilah Zabag atau Zabay.

Berkembangnya hubungan perdagangan antara pedagang Islam dengan pedagang-pedagang Indonesia membawa pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia.

Pada umumnya para pedagang Islam sambil berdagang mereka memperkenalkan atau

mengajarkan pula agama Islam kepada pedagang maupun penduduk setempat. Melalui hubungan dagang inilah penduduk Indonesia mengenal ajaran agama Islam untuk selanjutnya secara sadar mereka memeluk agama Islam.

Sekitar abad ke - 11 Islam telah sampai pula di pulau Jawa. Keterangan ini diperoleh berdasarkan bukti ditemukan sebuah batu nisan (makam) yang bertuliskan huruf Arab. Batu nisan yang berangka tahun 1082 ditemukan di Lereng (dekat Gresik). Tulisan pada batu nisan ini memuat keterangan tentang wafatnya seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun.

Keterangan lain tentang berkembangnya agama Islam di Indonesia bersumber dari catatan perjalanan seorang yang bernama Marco Polo (1992). Dia adalah seorang musafir dari Venesia, Italia. Dalam perjalanan menuju Tiongkok (Cina yang ditempuh melalui laut, Marco Polo singgah di Aceh Utara. Dari persinggahannya itu ia menceritakan bahwa di Perlak banyak penduduk yang beragama Islam dan banyak pula pedagang dari Gujarat (India) yang giat menyiarkan agama Islam.

(12)

(India) yang aktif menyiarkan agama Islam di kepulauan Nusantara. Perlu diketahui bahwa pedagang-pedagang Gujarat sejak abad ke-10 telah menganut Islam.

Agama-agama Islam mula-mula berkembang di kota-kota dagang atau disekitar bandar tempat persinggahan pada pedagang Islam. Daerah yang mula-mula menjadi daerah Islam adalah Perlak dan Samudra Pasai. Kemudian meluas ke pulau Jawa seperti Gresik. Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Seharusnya ke pulau lainnya (Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya).

2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Berkembangnya agama Islam secara cepat dan meluas di Indonesia terutama di daerah pesisir karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam dengan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan agama Islam dengan cara bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga banyak pedagang maupun penduduk Indonesia pada masal lampau yang tertarik kepada Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.

Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal di Indonesia pada masa lampau dapat dijelaskan di bawah ini.

a. Kerajaan Islam Samudra Pasai

Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus menjadi raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.

Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa

Samudra Pasai merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat penting. Karena di pelabuhan ini menjadi tempat bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina).

b. Kerajaan Islam Demak

(13)

Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah malaka Jatuh (dikuasai) oleh Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.

Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Karena hal itu merupakan ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir Portugis di Malaka mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan Potugis memiliki armada lebih kuta dan lengkap.

Meskipun usaha untuk merebut Malaka dari Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun peristiwa ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.

Karena keberaniannya sebagai panglima yang memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor artinya Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.

Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan Renggono, Adim Pati Unus.

Sultan Trenggono dikenal sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu pada masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur.

Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak tetap antipati terhadap penjajah Potugis. Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya hingga ke Jawa Barat. Pada tahun 1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh Fatahilah untuk mengusir dan menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta

tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang

Jayakarta menjadi Jakarta.

Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung oleh Sultan Trenggono. Tetapi dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.

(14)

c. Kerajaan Islam Pajang

Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia kemudian menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka menghargai pendukung atau pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah penghargaan. Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah di Daerah Pati. Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di daerahnya masing-masing.

Bupati Surabaya diangkat sebagai wakil raja yang memiliki daerah kekuasaan meliputi Sedayu, Gresik, Surabaya dan Panarukan.

Kiai Ageng Pemanahan yang menjadi Bupati Mataram mempunyai seorang putra bernama Sutowijoyo. Ia memiliki bakat di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal sebagai Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu setelah Kiai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan oleh Sutowijoyo, putranya.

Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil. Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya yang bernama Sutowojoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian oleh Sutowijoyo pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah kerajaan Pajang.

d. Kerajaan Islam Mataram

Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing

Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah tenggara kota

Yogyakarta. Ketika memerintah dikerajaan Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya adalah bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan Galuh. Namun upaya mereka untuk melepaskan diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di bidang kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan tersebut.

(15)

Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yang masing-masing dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Tetapi Mas Jolang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut. Pemberontakan terhadapnya tampaknya belum berakhir. Pda tahun 1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan di Kotagede.

Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak mampu menjalankan tugas pemerintahan karena keadaan fisik yang lemah serta sakit-sakitan.

Selanjutnya untuk meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang. Ia ternyata orang kuat yang mampu memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, agama dan kebudayaan, Mataram ketika itu merupakan kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya.

Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan hasil karya yang ditulis oleh Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai kesenian yang digemari rakyat berkembang pesat pula.Pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh sebab itu Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.

e. Kerajaan Islam Cirebon

Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Pada masa tersebut kedudukan VOC di Batavia semakin kuat. Mereka bermaksud meluaskan kekuasaannya ke Cirebon. Maka Belanda dan VOC-nya mengatur siasat dengan menerapkan politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan untuk memperlemah kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah menjadi dua, oleh Belanda VOC dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.

Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon menjadi tiga menyebabkan kerajaan Islam Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda dan VOC untuk mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC.

f. Kerajaan Islam Banten

(16)

telah kita ketahui bahwa Fatahillah pada mulanya menguasai daerah Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten.

Hasanuddin seperti juga ayahnya, giat menyiarkan agama Islam. Pada waktu itu kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut agama Hindu. Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan

Hasanuddin makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia tidak memanfaatkan untuk menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke Lampung. Bahkan kemudian ia menikah dengan putri Sultan Indrapura. Oleh mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di daerah Selebar.

Setelah Hasanuddin wafat digantikan oleh putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia meluaskan daerah kekuasaannya dan menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian pada thaun 1580 Pangeran Yusuf wafat.

Setelah wafatnya Pangeran Yusuf, Kerajaan Islam Banten dipimpin oleh Maulana Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad berusaha meluaskan daerah kekuasaannya dengan mencoba menaklukan Palembang yang ketika itu menjadi saingan Banten di bidang

perdagangan. Pada waktu itu Palembang diperintah oleh Ki Gede Ing Suro yang berasal dari Surabaya. Palembang nyaris jatuh ketangan Maulana MUahammad dan pasukannya. Tetapi karena Maulana Muhammad gugur di tengah pertempuran, maka serangan dihentikan dan tetara Banten ditarik mundur kembali ke Banten.

Setelah Maulan Muhammad wafat timbul persoalan di kalangan kerajaan karena yang seharusnya menggantikannya adalah putranya, Abdul Mufakkir. Tetapi pada waktu itu Abdul Mufakkir baru berumur 5 bulan. Maka pemerintahan sementara dipegang oleh seorang mangkubumi. DAlam perkembangannya kemudian muncul orang kuat bernama Pangeran Ranamenggala yang mengendalikan Banten mendampingi Abdul Mufakkir yang belum dewasa. Renamenggala wafat tahun 1624.

Kejayaan kerajaan Banten berlangsung sekitar tahun 1600. Pada waktu itu banten merupakan bandar pelabuhan terbesar. Banyak pedagang dari dalam dan luar pulau Jawa singgah untuk membeli maupun menjual lada, cengkeh, dan pala.

Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak kerajaan Islam Banten. Walaupun demikian semangar rakyat Banten yang anti penjajah Belanda tetap menyala.

g. Kerajaan Islam Ternate dan Tidore

(17)

dipertukarkan dengan rampah-rempah.

Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis banyak yang datang berdagang di Maluku. Tetapi mereka sering berbuat onar seperti melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya sering terjadi pertempuran antara penduduk Maluku dengan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui perundingan. Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam perundingan, ia pun dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.

Setelah Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan semangat yang membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis di Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki dari Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.

Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh sultan Tidore. Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai, saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan Spanyol kedua kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yang menjurus perang. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.

h. Kerajaan Islam Makassar

Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini sangat

strategis dan menguntungkan yakni terletak di tengah-tengah lalu-lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya telah menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo.

(18)

sebagian besar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan juga sampai di bagian timur Nusa Tenggara.

Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ia adalah salah seorang cucu Sultan Alauddin, pendiri kerajaan Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih dalam menentang penjajah Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli. maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini semata-mata untuk perdagangan tuan".

Penjajahan belanda terus berupaya untuk menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada waktu itu sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja Bone dan Soppeng.

Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda dalam hal ini memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi Sultan Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) beserta Aru Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan Malaka Sultan Hasanuddin terdesak dan Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat perjanjian damai yang dikenal dengna perjanjian Bongaya (1667).

Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian dengan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan kembali kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat senjata kembali memerangi Belanda.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuh buah Yupa yang ditemukan di Kerajaan Kutai merupakan peninggalan yang ditulis pada masa kekuasaan raja ..... Kehidupan perekonomian yang berkembang di kerajaan Tarumanegara

pada prasasti tersebut dapat diperkirakan bahwa pada awal abad VII M, di pantai utara Jawa. Tengah telah ada cikal bakal sebuah institusi

kajiannya di fokuskan pada perkembangan bangsa Indonesia sejak jaman Prasejarah hingga runtuhnya kerajaan – kerajaan Hindu – Budha sekitar abad ke- 15.. Melalui pendekatan

F4 Dijumpai artifak hiasan yang diperbuat daripada tulang, selut atau batu F5 Lukisan batu yang dibuat oleh manusia zaman Neolitik. F6 Ditemui perkakasan atau peralatan

mengenai kerajaan ini diperoleh dari tujuh buah batu bertulis atau prasasti yang disebut Yupa berbentuk menhir atau tiang batu. Batu bertulis ini memakai bahasa Sansekerta dan

A. Di manakah letak Kerajaan Kutai? Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam. Berdasarkan informasi yang ditemukan pada tujuh

Susunan masyarakat pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Kasta Brahmana; pendeta-pendeta; Kasta Ksatra/ksatrya; dari raja dan

Kerajaan Kutai Kartanegara adalah kerajaan yang bermula di tepi Sungai Mahakam kawasan Anggana, kabupaten Kutai Kertanegara, pada abad ke-13 dengan trah kerajaan dimulai dari Aji Batara