• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Metode Titrasi Fotometri Un

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Metode Titrasi Fotometri Un"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

0

Judul Penelitian : Perkembangan Metode Titrasi Fotometri Untuk

Analisis Timbal Dalam Air Sumur Di Daerah

Jatinangor

Pembimbing

: 1. Dr. Jutti Levita, M.Si., Apt.

2. Holis Abdul Holik, M.Si, Apt

(2)

PEKEMBANGAN METODE TITRASI FOTOMETRI UNTUK ANALISIS TIMBAL DALAM

AIR SUMUR DI DAERAH JATINANGOR

Keerthy Venthen, Jutti Levita, dan Holis Abdul Holik Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor - Sumedang

ABSTRAK

Timbal merupakan Logam Berat yang mempunyai indeks toksisitas yang tinggi dalam sistem tubuh manusia. Kebanyakan penentuan kadar timbal dilakukan mengunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), Meskipun metode ini sudah tervalidasi, namun ketersediaan Spektrofotometer Serapan Atom masih terbatas. Dengan demikian, diperlukan metode alternatif lain untuk pengukuran logam timbal selain Spektrofotometri Serapan Atom. Metode alternatif lain yang dapat digunakan untuk menentukan kadar timbal adalah Titrasi Fotometri. Penetapan kadar timbal dilakukan pada sampel-sampel yang berasal dari lima desa di wilayah Kecamatan Jatinangor, Bandung Jawa Barat. Penetapan kadar dilakukan berdasarkan persyaratan air minum yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.416/MENKES/PER/IX/1990. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Metode Titrasi mempunyai presisi tinggi dan akurasi yang rendah. Hasil metode ini telah dibanding dengan metode yang tervalidasi iaitu Metode Standar adisi. Menimbang hasil penetapan kadar Pb di dalam air sumur lima desa di Jatinangor, hanya air sumur Desa Jatiroke yang memenuhi persyaratan air minum.

Kata Kunci: timbal, titrasi fotometri, metode standar adisi, Jatinangor

ABSTRACT

Lead is heavy metal which have a high toxic index in human system. Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS) is highly recommended and validated method used for lead level determination, but the availability of this instrument is limited. So, a alternative method is needed in lead level determination. The alternative method chosen to use is Photometric Titration. Five well from Jatinangor, Bandung Jawa Barat which randomly picked and use the waters as sampel for lead level determination using Photometric Titration. The quality of water as been determined by the regulatory rules of drinking water quality by Health Ministry of Republic Indonesia in No.416/MENKES/PER/IX/1990. According the result provided by this research Photometric Titration have high precision and low accuration. The Photometric Titration method has been evaluated against a validated method(golden method) which Standard addition. Based on the overall results only water sampel from Jatiroke village managed to qualified to be used as drinking water according to the regulatory rules.

(3)

PENDAHULUAN

(4)

Air yang tercemar dapat mengandung logam berat, yang dihasilkan dari kegiatan industri, pembakaran bahan bakar, asap kendaraan, dan juga pembukaan lahan baru. Pencemaran logam berat yang mencemarkan air tanah yang biasa digunakan

manusia untuk

kebutuhan sehari-hari (Darpito, 2002). Sebagaimana telah diketahui, daerah Jatinangor dikelilingi oleh beberapa industri

menghubungkan kota Bandung dengan kota-kota lain seperti Sumedang, Rancaekek, serta Majalengka, maka daerah ini berpeluang tinggi menerima berbagai cemaran logam berat.

Salah satu logam yang mendapat perhatian utama dalam segi kesehatan karena dampaknya pada sejumlah besar orang akibat pencemaran lingkungan selain sifat toksiknya yang berbahaya, adalah timbal atau Pb (Lu, 1995). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.416/

MENKES/PER/IX/199 0, menetapkan bahwa kadar maksimal Pb

yang masih

diperbolehkan adalah 0,05 ppm (DepKes RI, 1990). Pb dapat dianalisis secara langsung menggunakan

titrasi kompleksometri dalam suasana asam dengan dapar heksamin dan indikator jingga xilenol. Natrium EDTA 0,05 M digunakan sebagai titran dan titik akhir diamati secara visual jika larutan telah berubah menjadi kuning sitrun (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).

Titrasi kompleksometri tersebut telah dikembangkan

menggunakan

fotometri, yang memanfaatkan

perubahan absorpsi radiasi elektromagnetik oleh konstituen pengabsorpsi pada panjang gelombang tertentu. Metode ini umumnya dilakukan untuk larutan berwarna, baik titran yang digunakan, pereaksi, atau hasil reaksinya. Titrasi fotometri mengikuti Hukum Lambert-Beer, dimana absorbansi sebanding dengan konsentrasi konstituen

pengabsorpsi, oleh karena itu, jika volume titran diplotkan terhadap absorbansi, maka akan didapatkan dua garis linier yang saling berpotongan pada titik ekivalen (Willard, 1988). Pada penelitian ini ditentukan kadar Pb pada sampel air sumur menggunakan titrasi fotometri dibandingkan terhadap metode penambahan baku. Sampel air sumur diambil dari lima desa di wilayah Kecamatan Jatinangor, Bandung Jawa Barat. 50mL, statis dan klam, erlenmeyer 250mL, gelas ukur, tabung

reaksi, pelat

pemanas(hot plate),

oven dan hidroksida, dinatrium fosfat dan air bebas mineral.

Metode

1 Pengambilan Sampel Pengambilan air sumur dilakukan di lima desa yang terdapat

di Kecamatan

Jatinangor, yaitu Desa Hegarmanah, Desa Sukanegla, Desa Jatikore, Desa Cinta Mulya, dan Desa Cisempur.

Pengumpulan sampel dilakukan 4 kali @ 2 liter dalam sebulan dari setiap desa.

2Persiapan Sampel Sampel air diamati secara organoleptis dan diuji pH, kemudian diuapkan hingga menjadi 100 mL. Jika ada partikel yang tidak diinginkan mengunakan kertas saring untuk menyaring partikel-partikel tersebut. Larutan sampel harus jernih. Proses ini dilakukan untuk semua

3 Uji identifikasi  Penambah

4.Penyiapan larutan baku stok

Timbang akurat

3,312g Pb

dilarutkan dalam 1L air untuk mendapatkan konsentrasi 0,01 M.

5.Validasi metode penambahan baku

Sampel yang telah ditambah dengan 0 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL larutan baku Pb 0,01 M diukur absorbansinya dan dibuat kurvanya. Hasil rajah antara nilai absorbansi terhadap konsentrasi dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya untuk mendapatkan linieritas metode.

Salah satu labu diulang

pengukurannya 6

(5)

mendapatkan nilai perolehan kembali untuk akurasi dan nilai simpangan baku untuk presisi. Absorbansi blanko diukur 20 kali dihitung dan nilai simpangan baku absorbansi tersebut. Hasil disubtitusi dalam persamaan 3,3(SD/slope) untuk mendapatkan hasil batas deteksi dan mengunakan persamaan

10(SD/slope) untuk mendapatkan hasil batas kuantifikasi. Nilai slope terdapat dari persamaan linieritas.

6. Pembuatan dan pembakuan larutan Na2EDTA

Persiapan larutan Na2EDTA 0,01 M 500 mL dilakukan dengan menimbang 1,86 gram Na2EDTA dan dilarutkan dalam 500 mL air bebas mineral. Pembakuan larutan Na2EDTA

dilakukan dengan memipet sejumlah volume 25 mL larutan ZnCl2

0,01M dan

ditambahkan sedikit indikator EBT hingga larutan berwarna merah anggur.

7. Titrasi fotometri menggunakan larutan Na2EDTA

Sampel dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01M dengan penambahan indikator jingga xilenol. Setiap 2 tetes (0,1 mL) Na2EDTA yang

ditambahkan pada sampel diukur dilakukan 4 kali @ 2 liter dalam sebulan di lima desa yang terdapat di Kecamatan Jatinangor, yaitu Desa Hegarmanah (Gambar A), Desa Sukanegla

(Gambar B), Desa Jatikore (Gambar C), Desa Cisempur (Gambar D), Desa

Sampel air diamati secara organoleptis dan diuji pH, dan hasilnya tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1.Pemeriksaan pH & Organoleptis

Dari pemeriksaan pH diketahui bahwa kelima sampel air sumur memiliki pH netral hingga basa lemah,

namun masih

memenuhi kriteria air minum dari WHO. Ditinjau dari kejernihannya, hanya sampel air sumur dari Desa Sukanegla dan Desa Cinta Mulya yang memenuhi persyaratan.

2. Hasil Uji Identifikasi

Uji identifikasi menggunakan pereaksi warna

tidak mampu metode alternatif digunakan

spektrofotometri visible dengan jingga xilenol sebagai pereaksi pendeteksi. Jingga xilenol membentuk berwarna ungu

muncul pada

dilanjutkan dengan penambahan Lokasi Pengambilan pH PemeriksaanOrganoleptis

Desa Sukawening 8,0 Keruh & sedimentasi Desa Jatiroke 8,0 Keruh & sedimentasi Desa Sukanegla 7,0 Jernih

Desa Cinta Mulya 7,0 Jernih

(6)

menghilangkan puncak di 581 nm dan membentuk puncak baru di 446 nm milik xilenol bebas yang lepas dari ikatannya dengan .

Gambar 2 Spektrum (a) Xilenol bebas dan (b) Pb-xilenol

Keterangan: I Air sumur Cinta Mulya

II Air Xilenol bebas berwarna

kuning sitrun daerah visible. Berdasarkan uji identifikasi ini, dari kelima sampel yang diuji (Gambar 4.2), semuanya positif menunjukkan adanya puncak di 581 nm. Puncak tersebut

diprediksi milik kompleks Pb-xilenol, karena xilenol bebas terbukti memberikan warna dan maksimum di lokasi berbeda.

3.Hasil Validasi

Metode

Hasil validasi metode dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Parameter Validasi Metode Titrasi Fotometri

Hasil pengujian validasi ini membuktikan bahwa metode titrasi fotometri memiliki akurasi rendah (galat 26,64%) dan presisi tinggi, namun masih dapat digunakan dan dikembangkan sebagai metode alternatif penetapan kadar Pb dalam fotometri untuk penetapan kadar timbal dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3 berikut ini, dengan metode penambahan baku

sebagai metode pembanding.

Gambar 3 Kurva titrasi fotometri penetapan kadar Pb

Keterangan: I Air sumur Cinta Mulya

II Air EDTA menghasilkan produk titrasi yang tidak mengabsorpsi, dengan reaksi sebagai

Kadar Pb dalam sampel

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.416/MENKES/PER /IX/1990 batas ambang kadar Pb dalam air digunakan untuk diminum ialah 0,05

ppm. Menurut hasil analisis metode titrasi fotometri kadar Pb dalam semua sampel telah memenuhi persyaratan. Perbedaan antara hasil penetapan kadar kedua metode di atas adalah karena pada titrasi fotometri dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, pH larutan, jumlah indikator jingga xilenol yang ditambahkan,

pembuatan dan

pembakuan larutan dinatrium EDTA, serta penambahan dapar yang digunakan saat pembakuan (dapar salmiak) dan dapar pada titrasi fotometri (dapar fosfat).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan :

Titrasi fotometri memiliki akurasi rendah dan presisi tinggi.

memenuhi persyaratan air minum.

Saran:

Disarankan untuk memastikan kadar Pb dalam air desa-desa ini mengunakan Metode Spektrometri Serapan Atom.

DAFTAR PUSTAKA

Darpito, H. 2002. INFO: Penyehatan Air dan Sanitsi. Vol4 No.8. Departmen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta. Hal 7.

Depkes RI, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI No

(7)

Lu,C.F 1995. Toksikologi dasar Edisi kedua, Diterjemah oleh Adi Nugroho, Jakarta: UI-Press. Hal 355-356.

Svehla, G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi ke-5. Jakarta : PT.Kalaman Media Pustaka. Hal 207,212,235.

Willard, H.H. 1988. Instrumental

Methods of

Analysis. Edisi keempat. New delhi:

Affiliated East-west Press PVT,LTD. Hal 100-103.

World Health

Organization, 1996. Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the Design and Implementation of Freshwater Quality

Studies and

Monitoring Programmes. Published on behalf of United Nations Environment Programme and the World Health Organization.

Gambar

Tabel  2  Parameter

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan teknik korelasi yang mencakup ko- relasi product moment, korelasi rank order, dan korelasi kontingensi dalam peng- olahan

Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang

Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adanya korelasi positif antara investasi dan laju pertumbuhan ekonomi, kurangnya investasi disuatu wilayah membuat pertumbuhan

Pada penelitian ini didapatkan hasil yang menunjukan bahwa pemberian konsentrat tart cherry ( Prunus cerasus) memperpanjang waktu tidur mencit yang diinduksi

Penelitian ini dilakukan untuk memurnikan ekstrak kasar enzim selulase menggunakan metode pengendapan ammonium sulfat dengan beberapa fraksi yakni 0-30%, 30-60% dan 60-80%

Dalam penerapan konsep dilakukan perencanaan 3 alternatif pilihan dalam penghematan penggunaan sumber daya air yaitu: alternatif 1 menerapkan pemasangan alat plambing hemat air

Selain itu, siswa cendrung menerka jawaban pada soal dan siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan tes yang diberikan karena siswa sudah terbiasa dengan soal