• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Metode Benteng Pertahanan Pada Kelas IX-A SMP Negeri 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semster Ganjil Tahun Pelajaran 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Metode Benteng Pertahanan Pada Kelas IX-A SMP Negeri 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semster Ganjil Tahun Pelajaran 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

197

Peningkatan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Metode Benteng Pertahanan Pada Kelas IX-A SMP Negeri 1 Arosbaya

Kabupaten Bangkalan Semster Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

Retno Pergiwati

email:retno.pergiwati@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengungkap penerapan metode pembelajaran Benteng Pertahanan yang diterapkan pada mapel IPA materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup di SMPN 1 Arosbaya kelas IX-A. Hasil yang ditunjukkan adalah pada siklus pertama siswa yang bercanda terdapat 14 siswa atau 40%, siswa yang memperhatikan 18 siswa atau 50%, siswa yang aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 18 siswa atau 50%, siswa yang tidak aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 14 siswa atau 40%, siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan 14 siswa atau 40%, siswa yang telah tuntas 13 siswa atau 35% dan siswa yang belum tuntas 23 siswa atau 65%. Pada siklus kedua siswa yang bercanda terdapat 7 siswa atau 20%, siswa yang memperhatikan 29 siswa atau 80%, siswa yang aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 29 siswa atau 80%, siswa yang tidak aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 7 siswa atau 20%, siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan 29 siswa atau 80%, siswa yang telah tuntas 29 siswa atau 80% dan siswa yang belum tuntas 7 siswa atau 20%.

Kata kunci : Motivasi belajar, metode benteng pertahanan

Abstract: The method which can make students become active is banteng pertahanan. By using this method, the students are expected to be more active in teaching learning process in order to increase student’s achievement. This research concerns about the problem in learning science about human being by using the bastion method and its results. The result of this research shows that learning by using bastion increase student’s interest to learn science. In the first cycle, there are 14 students who did not pay attention to the material or it percentage is 40%, 18 students or 50% stay focus, 18 students or 50% are active in giving opinion about the method, 14 students or 40% are not active, those are active in group work is 14students or 40%, those are completed is 13 students or 35% and those are not is 23 students or 65%. In the second cycle, there are 7 students or 20% who did not pay attention to the material, 29 students or 80% stay focus, 29 students or 80% are active in giving opinion about the method, 7 students or 20% are not active, those are active in group work is 29students or 80%, those are completed is 29 students or 80% and those are not is 7 students or 20%.

(2)

198

Pendahuluan

Sesuai kurikulum 2013, pendeka-tan yang digunakan dalam proses belajar mengajar ditekankan pada pen-dekatan keterampilan proses, yaitu “pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada pem-bentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dengan mengkomuni-kasikan perolehannya” (Depdikbud, 1994 : 9). Pada kenyataannya, kuri-kulum 2013 mengharapkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa diharapkan mampu menemukan sendiri jawaban-jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi.

Salah satu metode yang dapat membuat siswa aktif adalah metode benteng pertahanan. Dengan metode benteng pertahanan ini diharapkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kelebihan metode benteng pertahanan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan yang diperoleh siswa

lebih dirasakan dan lebih lama diingat

2. Melatih siswa belajar dengan tekun, bertanggung jawab, serta mengikuti rencana

3. Memberi kesempatan siswa untuk memperkaya bahan pelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam pene-litian tindakan kelas ini adalah :

1. Bagaimanakah pelaksanaan metode benteng pertahanan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup di kelas IX-A SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimanakah hasil pembelajaran dengan metode benteng pertahanan pada mata pelajaran Ilmu Penge-tahuan Alam materi Kelang-sungan Hidup Makhluk Hidup di kelas IX-A SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/ 2015?

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

(3)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

199 SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Untuk mengetahui hasil pembe-lajaran dengan metode Benteng Pertahanan atau pem-berian tugas pada mata pelajaran Ilmu Penge-tahuan Alam materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup di kelas IX-A SMPN 1 IX-Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah :

1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode benteng pertahanan adalah efektif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Kelang-sungan Hidup Makhluk Hidup di kelas IX-A SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Hasil pembelajaran Ilmu

Penge-tahuan Alam dengan metode ben-teng pertahanan adalah baik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Kelang-sungan Hidup Makhluk Hidup di kelas IX-A SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

Metode

Penelitian tindakan ini merupakan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2002 : 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan) dan

reflec-tion (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan penda-huluan yang berupa identifikasi per-masalahan.

Penelitian tindakan ini dilakukan di SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan dengan mengambil subyek penelitian kelas IX-A semester Ganjil tahun pelajaran 2014/2015 mata pela-jaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Kompetensi Dasar Kelangsungan Hi-dup Makhluk HiHi-dup. Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Agustus – Oktober 2014.

(4)

200 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan perkembangbiakan 55% siswa belum mampu

Mendeskripsikan konsep pewarisan sifat pada makhluk hidup

85% siswa belum mampu

Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan penerapannya.

Prestasi belajar siswa yang tuntas 20% (hasil tes awal)

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada bulan Agustus – Nopember 2014 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit, dengan perincian sebagai berikut:

1 Persiapan skenario

pembelajaran PTK

x

2 Pelaksanaan PTK x x

3 Penyusunan laporan hasil PTK x

Data hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Observasi, untuk memonitor

parti-sipasi siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode diskusi 2. Tes, untuk mengetahui hasil belajar

siswa

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan teknik analisis prosentase. Un-tuk menganalisis tingkat keberhasilan

atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggu-nakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

X =

2. Untuk ketuntasan belajar

(5)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

201 prosentase ketuntasan belajar digu-nakan rumus sebagai berikut :

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajaran kooperatif benteng pertahanan.

Untuk menghitung lembar obser-vasi pengelolaan metode pebela-jaran benteng pertahanan diguna-kan rumus sebagai berikut:

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar obser-vasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

% =

x 100% dengan

X = =

Metode Benteng Pertahanan

Seringkali kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama, mengerjakan proyek dan terlibat dalam

kegiatan belajar bersama lainnya. Bila ini termasuk dalam rencana anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan pembentukan tim awal untuk memas-tikan awal yang baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi bahan pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.

a. Prosedur

1. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika memiliki ukuran berbeda dalam masing-masing tumpukan) 2. Tantanglah masing-masing tim

untuk menjadi kelompok yang seefektif mungkin dengan mem-bentuk model tiga dimensi “Ben -teng Pertahanan” hanya dari kar -tu indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan, namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk melengkapi bangunan itu. Doronglah tim untuk merenca-nakan penarikan mundur mereka sebelum mulai membangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa menggambari kartu dan menghi-asi bentengnya bila mereka pan-dang cocok.

3. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesaikannya. Jangan

P = w y b j r

w x 100%

(6)

202 mendesak atau membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman keberhasilan.

4. Bila bangunan itu sudah jadi. Perintahkan siswa untuk melaku-kan tur penarimelaku-kan mundur mela-lui benteng. Kunjungi tiap ben-teng dan perintahkan agar anggo-ta tim menunjukkan karya me-reka dan menjelaskan seluk beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk tangan atas apa yang dicapai oleh tiap tim. Jangan membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling ber-saing membandingkan karya masing-masing.

b. Variasi

1. Sebagai alternatif perintahkan tim untuk membangun monumen tim. Desaklah mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi dan menyenangkan secara estetika. 2. Suruh tim untuk berkumpul

kembali dan mintalah mereka untuk memikirkan kembali pe-ngalaman tersebut dengan menja-wab pertanyaan ini : Tindakan-tindakan apa sajakah yang agak membantu dan kurang membantu

yang kita lakukan sebagai tim dan sebagai individu ketika be-kerjasama?

Prestasi Belajar

Di dalam setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, senantiasa mendambakan suatu keberhasilan seba-gai hasil jerih payah setelah menempuh beberapa materi pelajaran. Hasil usaha itu dinamakan prestasi. Tentang prestasi, beberapa ahli mengemukakan batasan sebagai berikut:

Menurut Winkel (1991 : 162) prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Didalam pengertian tersebut prestasi merupakan suatu hasil usaha yang telah dicapai se-suai batas kemampuan dari pel-aksanaan usaha tersebut. Sedangkan menurut Pasaribu dan B. Simanjuntak prestasi adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidi-kan maupun latihan. Juga dalam hal ini prestasi adalah akhir dari usaha yang diperoleh setelah melalui proses pendidikan dan latihan.

(7)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

203 sebaik-baiknya sesuai batas kemam-puan dari pelaksanaan usaha tersebut.

Menurut Mochtar Buchori (1985 : 94) prestasi belajar adalah hasil yang ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajar, baik berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil dari proses belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Zainal Arifin (1990 : 3) prestasi belajar merupakan kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menye-lesaikan sesuatu hal. Selaras dengan beberapa pendapat diatas, Ngalim Purwanto (1989 : 48) menyatakan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang digunakan untuk menilai hasi pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu.

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang maksimal yang telah dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran dengan menunjukkan adanya peru-bahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal tersebut berupa kemampuan, keterampilan dan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur dengan menggunakan ukuran baku.

Hasil belajar pada hakekatnya adalah sama dengan tujuan pembela-jaran yang dirumuskan dalam program mengajar. Hal ini disebabkan karena evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai (Suharno, dkk, 2000 : 78) yang berupa aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan intelektual (kognitif), aspek-aspek yang berhubungan dengan nilai dan sikap (afektif) dan aspek-aspek yang ber-hubunga dengan keterampilan (psiko-motorik).

Didalam belajar ada kalanya siswa berhasil meraih prestasi yang tinggi, tetapi ada juga yang kurang berhasil bahkan ada yang memperoleh nilai sangat rendah. Hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Sejalan de-ngan hal tersebut, Ngalim Purwanto (1990 : 102) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :

1. Faktor Individu a. Faktor

kematangan/pertumbuhan Mengajarkan sesuatu dapat berhasil, jika taraf pertumbuhan jasmani atau rohaninya telah mungkin.

(8)

204 Seseorang mempelajari sesuatu dapat berhasil baik ditentukan, dipengaruhi oleh kecerdasan 2. Faktor Latihan Dan Ulangan

Karena terlatih seringkali mengu-langi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki dapat terkuasai dan makin mendalam. 3. Faktor Motivasi

Sebagai penggerak/pendorong un-tuk belajar

4. Faktor Sifat Pribadi

Tiap siswa memiliki sifat-sifat pribadi yang berbeda, sehingga mempengaruhi didalam belajarnya. Ada siswa yang memiliki sifat cepat menangkap pelajaran (fast learner) ada pula yang lambat.

a. Faktor keluarga

Keluarga yang terdidik dapat mempengaruhi prestasi belajar b. Faktor guru dan cara belajar

Dalam belajar disekolah, faktor guru dan cara belajar, kepri-badian guru, tinggi rendah pengetahuan guru, metode me-ngajar dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi bela-jar siswa

5. Faktor Alat Dan Media

Dalam alat dan media pelajaran yang tepat mempermudah dan

mempercepat daya pemahaman siswa.

Beberapa faktor yang mempe-ngaruhi prestasi belajar tersebut diatas, perlu dicermati oleh setiap pendidik sehingga yang menjadi harapan kita yaitu berupa keluaran (output) yakni prestasi belajar yang membanggakan.

Prestasi belajar pada hakekatnya adalah tujuan dalam belajar yang diusahakan melalui tindakan penga-jaran (instruktional). Tujuan belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni tujuan pengajaran yang secara eksplisit dimaksudkan dalam proses dan hasil belajar (instructinal effects) biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan hasil sampi-ngan (nurturant effects) misalnya ke-mampuan berfikir kritis, bersikap de-mokratis, terbuka dan sebagainya.

Hasil

Siklus Pertama

a. Perencanaan

Peneliti mempersiapkan topik benteng pertahanan tentang Kom-petensi Dasar Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup sebagai berikut: 1) sistem ekskresi pada manusia dan

(9)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

205 2) pewarisan sifat pada makhluk

hidup

3) proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan penerapan-nya.

Langkah selanjutnya, kelas dibagi menjadi 7 kelompok, setiap eklompok beranggotakan 5 sampai 6 orang. Setiap anggota kelompok mendapat 1 topik benteng pertaha-nan secara berbeda.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ben-teng pertahanan adalah sebagai berikut:

1) Apersepsi 2 menit

2) Guru menjelaskan tujuan pem-belajaran yang ingin dicapai 3 menit

3) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan benteng per-tahanan 5 menit

4) Siswa dibagi menjadi 6 kelom-pok, masing-masing kelompok beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi 1 topik ben-teng pertahanan

5) Langkah berikutnya, siswa di-tugaskan untuk menyusun papa-ran, argumentasi atau

pen-jelasan mengenai topik masing-masing selama 15 menit

6) Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tugas kelompok di depan kelas selama 50 menit.

7) Setelah selesai guru menyim-pulkan hasil benteng pertahanan dan melengkapi paparan siswa, 10 menit

8) Evaluasi ketuntasan belajar sis-wa 15 menit

c. Pengamatan

Hasil pengamatan kolaborator de-ngan menggunakan instrumen ob-servasi dan berdasarkan catatan lapangan terjadi peningkaan moti-vasi belajar siswa dalam belajar yang dapat digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 1: Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No Keadaan Siswa

Siswa yang memperhatikan pelajaran dengan baik Siswa yang aktif menyampaikan pendapat dalam benteng pertahanan Siswa yang tidak aktif menyampaikan pendapat dalam benteng pertahanan Siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan

(10)

206 peningkatan walaupun peningkatan tersebut relatif sedikit, namun sudah menampakkan suatu kemajuan yang berarti. Gambaran hasil tes proses pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil Tes Proses Siswa Siklus I

No Perolehan Siswa Pertemuan 1

1 Prosentase siswa yang tuntas belajar

40% (14 siswa) 2 Prosentase siswa yang belum tuntas belajar (22 siswa) 60%

Jumlah 100%

d. Refleksi

Setelah perjalanan siklus pertama dilalui dengan satu kali pertemuan (2 x 40 menit), maka terlihat adanya peningkatan hasil belajar. Kendala yang ditemui pada siklus ini adalah penggunaan waktu yang kurang efektif dan kesiapan belajar siswa yang kurang, Setelah berkolaborasi dengan teman sejawat diperoleh masukan untuk perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu:

1) Mengulang kembali penjelasan cara belajar dan tugas yang harus diselesaikan serta pemanfaatan waktu yang efektif.

2) Merubah komposisi kelompok siswa dengan menyebarkan siswa yang telah tuntas pada siklus pertama.

Siklus Kedua

a. Perencanaan

Peneliti mempersiapkan topik benteng pertahanan tentang Kompe-tensi Dasar Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup.

Langkah selanjutnya, kelas dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelom-pok beranggotakan 5 sampai 6 orang. Setiap anggota kelompok mendapat 1 topik benteng perta-hanan secara berbeda

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Benteng Pertahanan adalah sebagai berikut:

1) Apersepsi 2 menit

2) Guru menjelaskan tujuan pembel-ajaran yang ingin dicapai 3 menit 3) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan benteng perta-hanan 5 menit

4) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing - masing ke-lompok beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi 1 topik benteng pertahanan

(11)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

207 6) Setelah selesai, masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil tugas kelompok di depan kelas selama 50 menit.

7) Setelah selesai guru menyim-pulkan hasil benteng pertahanan dan melengkapi paparan siswa, 10 menit

8) Evaluasi ketuntasan belajar siswa 15 menit

c. Pengamatan

Hasil pengamatan kolaborator de-ngan menggunakan instrumen ob-servasi dan berdasarkan catatan lapangan terjadi peningkaan moti-vasi belajar siswa dalam belajar yang dapat digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 3: Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No Keadaan Siswa Pertemuan 2

Jumlah %

memperhatikan pelajaran dengan baik

Siswa yang aktif menyampaikan pendapat dalam benteng pertahanan Siswa yang tidak aktif menyampaikan pendapat dalam benteng pertahanan Siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan

Berdasarkan hasil tes proses yang dilakukan, juga terjadi peningkatan walaupun peningkatan tersebut relatif sedikit, namun sesudah siklus II menampakkan suatu kemajuan

yang berarti. Gambaran hasil tes proses pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4: Hasil Tes Proses Siswa Siklus II

No Perolehan Siswa Pertemuan

2 1 Prosentase siswa yang tuntas

belajar

80% (28 siswa) 2 Prosentase siswa yang belum

tuntas belajar

20% (7 siswa)

Jumlah 100%

d. Refleksi

Setelah dilakukan perubahan pada siklus kedua, maka masalah yang muncul pada siklus pertama dapat diatasi dengan memuaskan terutama pada respon siswa dalam pening-katan prosentase ketuntasan belajar siswa yang meningkat secara berarti seperti terlihat pada tabel diatas.

Pembahasan

(12)

208 Pengetahuan Alam meningkat sebagai-mana terlihat pada tabel hasil siklus pertama dan siklus kedua.

Pada siklus pertama siswa yang bercanda terdapat 16 siswa atau 40%, siswa yang memperhatikan 16 siswa atau 50%, siswa yang aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 16 siswa atau 50%, siswa yang tidak aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 14 siswa atau 40%, siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan 14 siswa atau 40%, siswa yang telah tuntas 12 siswa atau 35% dan siswa yang belum tuntas 24 siswa atau 65%.

Pada siklus kedua siswa yang bercanda terdapat 7 siswa atau 20%, siswa yang memperhatikan 28 siswa atau 80%, siswa yang aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 28 siswa atau 80%, siswa yang tidak aktif berpendapat dalam benteng pertahanan 7 siswa atau 20%, siswa yang aktif dalam kegiatan kelompok benteng pertahanan 28 siswa atau 80%, siswa yang telah tuntas 28 siswa atau 80% dan siswa yang belum tuntas 7 siswa atau 20%.

Peningkatan yang cukup berarti antara siklus pertama dengan siklus kedua baik dalam perhatian siswa,

siswa yang bercanda, keaktifan siswa, penyelesaian tugas dan jumlah siswa yang tuntas belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran telah terjadi

pengulangan, sehingga memu-dah-kan siswa untuk melakumemu-dah-kan per-baikan-perbaikan pada tujuan pem-belajaran yang belum dikuasai oleh siswa.

2. Kegiatan pembelajaran yang diulangi pada siklus kedua berjalan lebih baik dari siklus pertama karena siswa telah mulai terbiasa dengan cara belajar menggunakan metode benteng pertahanan

3. Siswa yang telah tuntas pada siklus pertama penyebarannya diratakan, sehingga dinamika kelompok Benteng Pertahanan lebih aktif dari pada siklus pertama dan akibat lebih lanjut jumlah siswa yang tuntas juga bertambah lebih banyak dari pada siklus pertama.

Simpulan

(13)

Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam, Retno Pergiwati

209 efektif untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup kelas IX-A SMPN 1 Arosbaya Kabupaten Bangkalan semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswar. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Purwanto, Eddy. 1988. Pengaruh Penggunaan Keterampilan Proses Tehadap Prestasi Belajar. Laporan Penelitian. Malang : FPMIPA, IKIP Malang

Roestiyah, N.K., 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara

Russefendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Pembantu Guru Mengembangkan Potensinya Dalam Pengajaran Kimia Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Suharno, dkk 2000. Evaluasi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Pers.

Surakhmad, Winarno. 1979. Pengantar Interaksi Dan Evaluasi Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Muchtar Buchori. 1985. Teknik-Teknik

Evaluasi Dalam Pendidikan. Bandung : Jenmars.

Mujiono, dkk. 1992. Laporan Penelitian Pengaruh, Reinforcement Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas IV MI Kota Di Kodya Semarang : OPT IKIP Semarang.

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.

Ngalim Purwanto, 1989. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung : PT. Remaja Karya Winkel, W.S. 1996. Psikologi

Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia Zainal Arifin. 1990. Evaluasi

Gambar

Tabel 1: Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Tabel 3: Prosentase Aktivitas Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2016 tentang Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang (Berita Daerah

Dengan metode dalam pengumpulan dan pengembangan sistem yang digunakan akan didapatkan aplikasi company profile yang menarik dan bisa menjadi terobosan perusahaan dalam usaha

Menurut Ali Imran A.M 2 bahwa munculnya multikulturalisme dilatarbelakangi antara lain oleh adanya tiga teori sosial yang menjelaskan hubungan antar individu

Dengan menggunakan data dari Dow Jones Industrial Index (30 saham individual) Gibbons dan Hess (1981) juga menemukan adanya return negatif yang signifikan pada

Jika hasil ini dimasukkan pada simulasi respon transien, meskipun frekuensi keluaran PLL pada Gambar 10 memiliki respon transien dengan settling time yang baik

Padang lamun merupakan suatu penciri dari suatu perairan yang memiliki kondisi lingkungan yang subur, dengan suburnya perairan tersebut menyebabkan ikan dengan mudah

hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tentunnya dapat diyakini bahwa psikoedukasi memang terbukti mampu memberikan pengaruh terhadap kemampuan keluarga