PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU
Arse Gustiania, Syofnib, Hj. Zetriuslitac
a
Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR email: arse_gustiani@yahoo.com
b
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR email: syofni@yahoo.co.id
c
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR email: zetri.lita@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas VIII.B pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang dengan kemampuan heterogen. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa, jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan pada UH I dan UH II
dari skor dasar. Persentase ketuntasan pada skor dasar adalah 56,67%,pada UH I adalah 66,67%
dan pada UH II adalah 83,33%. Dari hasil rata-rata juga mengalami peningkatan pada skor dasar 67,83, pada UH I meningkat menjadi 71,67, dan pada UH II menjadi 78,33. Dari hasil penelitian di
atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VIII.B SMP PGRI Pekanbaru pada materi kubus dan balok tahun ajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL), Hasil Belajar Matematika
Pendahuluan
Pendidikan merupakan
permasalahan yang harus diutamakan
karena para siswa mempunyai berbagai
potensi dalam dirinya. Ada
kecenderungan dewasa ini kembali pada
pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
baik jika lingkungan diciptakan alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa
mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya (Amri dan Ahmadi, 2010:
21). Matematika sebagai ilmu dasar yang
terpakai disegala bidang ilmu
pengetahuan saat ini telah berkembang
pesat baik materi maupun kegunaannya.
Dalam BSNP (2006, 1-2),
matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan
di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang
teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi
dimasa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan guru bidang studi
matematika kelas VIII.B SMP PGRI
Pekanbaru, diperoleh informasi bahwa
guru menggunakan pembelajaran
langsung yang di dalamnya terdapat
beberapa metode pembelajaran, yaitu
metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Selain itu masih banyak
siswa yang pasif, kurang memperhatikan
guru dan tidak mau bertanya, sehingga
penguasaan siswa terhadap materi
matematika masih dikategorikan rendah,
terlihat juga dari banyaknya siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah yaitu 70. Data yang diperoleh
peneliti mengenai ketuntasan siswa pada
hasil ulangan semester genap materi garis
singgung lingkaran tahun ajaran
2012/2013, jumlah siswa yang mencapai
KKM adalah 17 orang dari 30 siswa atau
56,67%. Sedangkan nilai rata-rata
kelasnya adalah 67,83.
Dari hasil observasi peneliti di
kelas VIII.B SMP PGRI Pekanbaru pada
saat proses belajar mengajar matematika
berlangsung. Pada awal pertemuan
terlihat guru mengaitkan pelajaran
dengan lingkungan siswa, namun setelah
itu guru hanya menjelaskan materi
pelajaran kepada siswa tanpa mengaitkan
kembali dengan lingkungan siswa,
selanjutnya guru bertanya kepada siswa
tentang materi yang telah dijelaskannya
dan memberi kesempatan siswa untuk
mencatat. Kemudian guru memberi tugas
kepada siswa berupa soal-soal latihan
yang ada di dalam buku pegangan siswa.
Di akhir pelajaran guru memberikan
tugas rumah (PR). Hasil observasi
terhadap siswa, menunjukkan bahwa
aktivitas siswa hanya mengikuti alur
pembelajaran yang dilakukan oleh guru,
terlihat kurang aktif ketika mengikuti
pelajaran, pada saat guru memberikan
tugas atau latihan hanya sebagian siswa
yang mengerjakan tugas yang diberikan,
sedangkan siswa yang lain hanya
menunggu jawaban dari temannya.
Adapun usaha yang dilakukan
oleh guru yaitu dengan memberikan
motivasi secara lisan pada saat
pembelajaran. Motivasi tersebut
diberikan agar siswa aktif dalam belajar
dan menyampaikan kesulitannya terhadap
materi pelajaran. Selain itu, setiap selesai
menyampaikan materi, guru juga
memberikan jeda waktu agar siswa
efektif, karena masih banyak siswa yang
belum mempunyai keberanian untuk
berbicara menyampaikan pendapatnya
serta permasalahan dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Dengan melihat situasi dan
kondisi di atas, maka perlu diterapkan
suatu sistem pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa. Guru memfasilitasi siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru, sehingga
siswa benar – benar mengalami dan
menemukan sendiri apa yang
dipelajarinya, bukan hanya sekedar
mendengarkan, mencatat atau menghapal,
siswa juga dapat mengemukakan
pendapatnya, saling bertukar pendapat,
saling bekerja sama dengan teman
sekelompoknya dan mendorong kearah
belajar aktif. Peneliti melihat guru juga
mengaitkan pelajaran dengan lingkungan
siswa sehingga peneliti ingin menerapkan
suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan materi pelajaran dengan
situasi dunia nyata. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan peran
siswa secara aktif dan menghubungkan
konsep ilmu siswa dengan situasi dunia
nyata adalah pendekatan pembelajaran
kontekstual (CTL). Pembelajaran CTL
adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari – hari (Syaiful
Sagala, 2009: 87).
Berdasarkan latar belakang yang
dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) dapat
memperbaiki proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII.B SMP PGRI Pekanbaru
pada materi pembelajaran kubus dan balok tahun ajaran 2012/2013?.”
Adapun tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII.B
SMP PGRI Pekanbaru pada materi
pembelajaran kubus dan balok tahun
ajaran 2012/2013.
Metode Penelitian
Bentuk penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian tindakan
kelas. Suharsimi Arikunto (2010: 58)
mengatakan penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki atau meningkatkan mutu
Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual
(CTL) untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII.B SMP
PGRI Pekanbaru. Peneliti dan guru
bidang studi pelajaran matematika kelas
VIII.B SMP PGRI Pekanbaru akan
bersama – sama berkolaborasi melakukan
penelitian tindakan kelas dan refleksi
hasil tindakan. Penelitian ini terdiri dua
siklus, pada siklus pertama dilakukan
tindakan menggunakan dan mengacu
pada pendekatan CTL, selanjutnya siklus
kedua dilakukan tindakan berdasarkan
hasil refleksi dari sikuls pertama. Setiap
siklus memiliki 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan di SMP
PGRI Pekanbaru tahun pelajaran
2012/2013. Subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII.B SMP PGRI
Pekanbaru sebanyak 30 siswa, yakni
terdiri dari 17 orang pria dan 13 orang
wanita dengan kemampuan yang
heterogen.
Data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data tentang aktifitas
guru dan siswa selama proses
pembelajaran, serta data tentang hasil
belajar matematika siswa yang
dikumpulkan melalui tes hasil belajar
siswa.
Analisis ketuntasan belajar
Ketercapaian siswa terhadap
KKM, dilakukan dengan melihat
ketuntasan belajar individual dan
ketuntasan belajar klasikal terhadap hasil
belajar siswa, setelah penerapan
pendekatan CTL pada materi pokok
kubus dan balok. Dikatakan siswa
mencapai KKM, jika memperoleh hasil
belajar kriteria ketuntasan minimalnya.
Menurut Sri Rezeki (2009: 5), data
ketuntasan belajar siswa diolah dengan
rumus berikut:
1. Ketuntasan belajar individu dengan
rumus :
KI = 𝑆𝑆
𝑆𝑀𝐼 𝑥 100
2. Persentase ketuntasan secara klasikal
dihitung dengan rumus :
KK = 𝐽𝑆𝑇
𝐽𝑆 𝑋 100%
Analisis Rata-Rata Hasil Belajar
Dengan menggunakan rumus :
x =
𝑥
i (Sudjana, 2005: 67)Analisis Distribusi Frekuensi
Adapun langkah-langkah
membuat daftar distribusi frekuensi
berdasarkan panduan metoda statistika
(Sudjana, 2005: 47) adalah sebagai
berikut :
a) Tentukan rentang, ialah data terbesar
dikurangi data terkecil. Dalam
secara umum dari skor dasar, ulangan
harian I dan ulangan harian II, maka
diperoleh data terbesar adalah 100
dan data terkecil adalah 40. Jadi,
rentang = 100 – 40 = 60.
b) Tentukan banyak kelas interval yang
diperlukan. Banyak kelas sering
diambil paling sedikit 5 kelas dan
paling banyak 15 kelas, dipilih
menurut keperluan. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan aturan
Sturges, yaitu:
Jadi, peneliti mengambil sebanyak 6
kelas dalam penelitian ini.
c) Tentukan panjang kelas interval p,
dengan aturan :
𝑝= 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Maka, panjang kelas = 60
6 = 10
Jadi, peneliti mengambil panjang
kelas = 10.
d) Pilih ujung bawah kelas interval
pertama dengan mengambil data yang
e) lebih kecil dari data terkecil 40 yaitu
kategori setiap interval secara
berurutan yaitu rendah, sedang, dan
tinggi.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Tindakan pada Siklus I dan II
Data yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah data hasil
pengamatan aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, serta analisis keberhasilan
tindakan dalam dua siklus selama
penerapan pendekatan pembelajaran
kontekstual.
Analisis Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada materi pokok
kubus dan balok melalui penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual
(CTL) dianalisis dengan melihat
ketuntasan belajar siswa secara individu
dan klasikal, dan analisis rata-rata dari
skor hasil belajar siswa pada skor dasar,
ulangan harian I, dan ulangan harian II.
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Skor Dasar, UH I dan UH II.
Peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus I, dan II, ini dilihat dari hasil belajar
matematika siswa, dengan melihat jumlah
siswa yang tuntas pada skor dasar,
Ulangan Harian I, dan II dapat dilihat
Tabel 1. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2
Tabel 2. Analisis Rata-rata pada Skor Dasar, UH I dan UH II
Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa pada Skor Dasar, Ulangan Harian I, dan Ulangan Harian II
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual
(CTL) dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas VIII.B
SMP PGRI Pekanbaru khususnya pada
materi pokok kubus dan balok tahun
ajaran 2012/2013.
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Nana Sudjana. 2010.Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sri Rezeki. 2009. Analisa Data dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah telah diseminarkan pada
Skor
Dasar UH I UH II
Jumlah siswa yang mencapai KKM
17 siswa 20 siswa 25 siswa
% Jumlah siswa yang mencapai KKM
56,67% 66,67% 83,33%
Nilai Skor Dasar UH I UH II
Rata-rata 67,83 71,67 78,33
Nilai Skor Dasar
Ulangan Harian I
Ulangan Harian II
Kriteria Nilai
35-45 3 0 0
Rendah
46-56 8 3 0
57-67 2 7 5
Sedang
68-78 7 10 10
79-89 6 10 9
Tinggi
90-100 4 0 6
tanggal 7 November 2009. Pekanbaru : Universitas Islam Riau.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: