• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHARUAN ISLAM DIA ASIA SELATAN INDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAHARUAN ISLAM DIA ASIA SELATAN INDIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHARUAN ISLAM DIA ASIA SELATAN

(INDIA DAN PAKISTAN)

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah sejarah peradapan islam

Dosen Pengajar

Dr. Fadil SJ, M.Ag.

Oleh :

Ahmad misbakh zainul musthofa (11220065)

Muhammad ibnu hasyim (11220063)

Walida lathifatus zahro’ (11220072)

Irsalina mazia (11220073)

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan kita nikmat dan rahmat-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhmmad Saw dan Keluarga nya.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin makalah yang membahas tentang “pembaharuan islam dia asia selatan (india dan pakistan)” telah kami selesaikan. Dalam makalah ini termuat beberapa pembahasan tentang factor terjadi nya pembaharuan islam di asia selatan (india dan pakistan)

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada Bapak Dr. Fadil SJ, M.Ag.yang telah membimbing kami dalam matakuliah sejarah peradapan islam. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Malang, 19 November 2011

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Dalam kosakata “Islam”, pembaruan digunakan kata tajdid, kemudian muncul berbagai istilah yang dipandang memiliki relevansi makna dengan pembaruan, yaitu modernisme, reformisme, puritanis-me, revivalisme, dan fundamentalisme. Di samping kata tajdid, ada istilah lain dalam kosa kata Islam tentang kebangkitan atau pembaruan, yaitu kata islah. Kata tajdid biasa diterjemahkan sebagai “pembaharuan”, dan islah sebagai “perubahan”. Kedua kata tersebut secara bersama-sama mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktek-prakteknya dalam komunitas kaum muslimin.

Berkaitan hal tersebut, maka pembaruan dalam Islam di Pakistan dan india bukan dalam hal yang menyangkut dengan dasar atau fundamental ajaran Islam; artinya bahwa pembaruan Islam bukanlah dimaksudkan untuk mengubah, memodifikasi, ataupun merevisi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam supaya sesuai dengan selera jaman, melainkan lebih berkaitan dengan penafsiran atau interpretasi terhadap ajaran-ajaran dasar agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan, serta semangat jaman. Terkait dengan ini, maka dapat dipahami bahwa pembaruan merupakan aktualisasi ajaran tersebut dalam perkembangan sosial. Pembaruan Islam merupakan rasionalisasi pemahaman Islam dan kontekstualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan. Sebagai salah satu pendekatan pembaruan Islam, rasionalisasi mengandung arti sebagai upaya menemukan substansi dan penanggalan lambang-lambang, sedangkan kontekstualisasi mengandung arti sebagai upaya pengaitan substansi tersebut dengan pelataran sosial-budaya tertentu dan penggunaan lambang-lambang tersebut untuk membungkus kembali substansi tersebut.

(4)

1. Bagai mana terjadinya pembaharuan islam di india dan para pemikirnya

2. Bagai mana terjadinya pembaharuan islam di pakistan dan para pemikirnya

c. Tujuan

Setiap makalah memiliki tujuan begitu pula makalah ini, adapun tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mngetahui bagai mana terjadinya pembaharuan islam di india dan para pemikirnya

2. Untuk mngetahui bagai mana terjadinya pembaharuan islam di pakistan dan para pemikirnya

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembaharuan Islam Di India

(5)

mughal, kaum muslim tidak lebih dari 15 persen dari jumlah penduduk; di Kashmir mereka mayoritas; dan di Malabar, di barat daya, mereka sekitar seperempat dari jumlah penduduk. Kawasan-kawasan yang padat jumlah penduduknya terletak di barat laut dan di timur laun india inggris, sebagian besar mayoritas pertanian yang identifikasi religiusnya berhubungan dengan permukiman penduduk muslim pada priode penduduk muslim, menjadi bagian dari Pakistan saat india dan Pakistan terpisah.

Sebagian muslim india adalah sunni, dan kebanyakan bermadzah hanafi, dan sebagian bermadzah syafi’i di selatan (yang merefleksikan hubungan dagang samudra dan timur tengah). Sekitar 10 persen adalah syi’ah, umumnya istana asyariyah (imamiyah). Komunitas syi’ah yang tidak besar, tetapi penting, yakni ismailiyah di pimpin oleh aga khan-menjadikan Bombay menjadi tempat tinggal nya pada akhir abad ke 19 ; unsure inti kaum ismailiyah adalah pedagang yang berbasis dibagian barat daerah itu, kebanyakan kaum muslim sunni di anak benua ini terlibat dalam lembaga-lembaga tarekat : chistiya, suhrawardiyah, qadiriyah, dan naqsabandiyah. Ke empat tarekat itu, khususnya kuat di daerah ini. Anak benua ini memounyai tradisi-tradisi besar-berlanjut hingga kini-dalam kepemimpinan spiritual dan keilmuan.

Beragam perubahan kaum muslim diabad 19 dan 20, dan kemajemukan budaya, religious, dan politik mereka, merentangi spektrum pola yang menjadi ciri kaum muslim di seluruh dunia. Beberapa pemikir dan pemimpin di antaranya adalah :

a. Sayyid Ahmad Khan

(6)

Di kota inilah dia gunakan waktunya dan kesempatannya untuk menimba ilmu serta bergaul dengan tokoh – tokoh , pemuka Agama dan sekaligus mempelajari serta melihat peninggalan – peninggalan kejayaan Islam, seperti Nawab Ahmad Baksh, Nawab Mustafa Khan,Hakim Mahmud Khan, dan Nawab Aminuddin. Selama di Delhi Sayyid Ahmad Khan memulai untuk mengarang yang mana karyanya yang pertama adalah Asar As – Sanadid. Dan pada tahun 1855 dia pindah ( hijrah ) ke Bijnore, di tempat ini pula dia tetap mengarang buku – buku penting mengenai Islam di India. Pada tahun 1857 terjadi pemberontakan dan kekacauan di akibatkan politik di Delhi yang menyebabkan timbulnya kekerasan (anarkis) terhadap penduduk India. Ketika dia melihat keadaan masyarakat India kususnya Delhi, ia berfikir untuk meninggalkan India menuju Mesir, tetapi dia sadar dan terketuk hatinya harus memperjuangkan umat Islam India agar memjadi maju, maka ia berusaha mencegah terjadinya kekerasan dan konflik, seta mejadi penolong orang Ingrish dari pembunuha, hingga di beri gelar Sir, tetapi ia menolaknya atas gelar yang di berikan tersebut. Pada tahun 1861 ia mendirikan sekolah Inggris di Muradabad, dan pada tahun 1878 ia juga mendirikan sekolah Mohammedan Angio Oriental College ( MAOC ) di Aligarh yang merupakan karya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan perkembangan dan kemajuan Islam di India.

Pemikiran – pemikiran Sayyid Ahmad Khan

Pemikiran Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan dengan Muhammad Abduh di mesir , setelah Abduh berpisah dengan Jamaluddin Al-Afghani dan setelah sekembalinya dari pengasingan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama akal yang mendapat penghargaan tinggi dalam pandangannya. Meskipun dia sebagai penganut ajaran Islam yang taat dan mempercayai adanya kebenaran dari Tuhan adalah wahyu, tetapi di berpendapat bahwa akal bukan segalanya bagi manusia dan kekuatan akal hanyalah terbatas yang sifatnya relative.

(7)

kehendak dan melakukan perbuatab sesuai yang dia inginkan. Jadi pemikirannya itu mempunyai kesamaan dengan pemikiran Qodariyah, Contohnya manusia telah di anugrai oleh Allah berbagai macam daya, di antaranya adalah daya fakir yang berupa akal, dan daya fikir untuk merealisasikan kehendak yang di inginkannya. Dan barang siapa yang percaya terhadap hukum alam dan kuatnya mempertahankan konsep hukum alam ia di anggap sebagai orang yang kafir.

Umat Islam yang berdomisili di India mengalami kemerosotan dan kemunduran sebagai mana yang di kemukakan oleh Ahmad Kahn yaitu di karenakan mereka tidak mengikuti perkembangan zaman yang sedang berlangsung mereka cenderung mengikuti pendahulu mereka, tetapi bahwasanya ia menentang keras dengan faham Taklid, sebagaimana yang dianut dalam faham Qodariyah. Dan juga sebab kemunduran Islam di India dikarenakan mereka terlena dengan gaung peradapan Islam klasik sehingga mereka tidak menyadari bahwa peradapan baru telah tumbuh dan bermunculan di Barat. Timbulnya peradapan serta kemajuan ini di dasari oleh Ilmu pengetahuan dan teknologi pada orang-orang Barat tersebut.

Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat dan Nature ( sunnatullah )bagi setiap mahkluk-Nya yangtetap dan tidak berubah. Menurutnya Islam adalah agama yang paling sesuai dengan hukum alam dan Al-quran adalah

(8)

untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran – ajaran Islam dengansituasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan.

b. Syed Amir Ali

Syed Amir Ali (1849-1928) ialah sarjana Islam India dan menjadi pensyarah di Universiti Muslim Aligard . Sumbangan beliau begitu bermakna bagi menentang kritikan orientalis barat terhadap Islam terutama

isu poligami, perhambaan, hak asasi manusia, pendidikan Islam dan lain-lain

Tulisan-tulisan beliau begitu bermakna, mendalam dan berdasarkan kajian yang konfrehensif.Beliau turut menandatangani Petisyen Quran 1906 dan menjadi pengasas Liga Muslim Seluruh India dan sezaman dengan Muhamad Iqbal.

Susur galur Syed Amir Ali berkait dengan keturunan Imam ke-8, Ali Al-Raza dan seterusnya kepada nabi Muhammad. Nenek moyang memegang jabatan penting semasa Shah Abbas IIParsi dan terlibat semasa Shah Yang Nadir menawan India.

Selepas rampasan Delhi keluarga beliau berkhidmat dengan Muhammad Shah, Moyang lainnya terlibat dalam pertempuran Panipat dengan Marhattas. Apabila datuknya telah mati, bapanya Saadat Ali Khan membawa beliau untuk dijaga oleh bapa saudaranya.

Syed Amir Ali lahir pada 6 April 1849 di Cuttack , Orissa , India .Anak kelima kepada Syed Saadat Ali. Keluarga mereka pindah ke Calcutta dan

ke Chinsura serta bergaul dengan golongan elit di sana. Beliau menerima

pendidikan yang disediakan oleh pihak penjajah British.Mendapat ijazah

di Universiti Calcutta tahun 1867 dan sarjana jurusan Sejarah 1868. Seterusnya

belajar undang-undang pada tahun 1869 dan memulakan khidmat guaaman di Calcutta.

(9)

beliau dilantik sebagai pensyarah di Universiti Calcutta, India. Kemudian mengajar undang-undang Islam di Presidency College .1878 Syed Amir Ali menyertai Majlis Perundangan Bengal . 1880 melawat England selama setahun. 1883 menyertai Majlis Gabenor Jeneral India dan menjadi profesor undang-undang di Universiti Calcutta 1881. 1877 mengasaskan Pertubuhan Kebangsaan Muhamadan. Beliau adalah orang India pertama diterima menyertai Privi

Council dan menjadi Law Lord. 1910 mengasaskan masjid pertama di

London dan menubuhkan Tabung Masjid London dan sentiasa berjuang bagi

kepentingan kebajikan orang Islam di London. 1904 bersara dan memutuskan untuk tinggal di England. Akhirnya beliau meninggal pada 4 Agustus 1928 di Sussex, England.

c. Muhammad Iqbal

Muhammad iqbal lahir di Sialkot dan melanjutkan studinya di Punjab sampai memperoleh gelar MA. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorongnya melanjutkan studinya ke inggris. Pada tahun 1905 ia masuk universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah ke munic, jerman hingga memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang tasawwuf, dengan disertainya The Development of Metafiphysics in Persia (perkembangan metafisika di persia).

Pada tahun 1908, Muhammad iqbal kembali ke Lahore, disamping bekerja sebagai pengacara ia menjadi dosen filsafat. Hasil ceramahnya di berbagai universitas di india kemudian dibukukan menjadi buku dengan judul The Recontruction of Relegious Thought in islam.

Sejak tahun 1930 ia terlibat dalam politik praktis dan terpilih menjadi presiden liga muslim. Muhammad iqbal meniggal dalam usia enam puluh dua tahun.

Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad iqbal adalah penyair dan filosuf. Tetapi pemikiranya tentang kemunduran umat islam dan kemajuan umat islam mempunyai pengaruh yang sangat luas pada pembaharuan dalam islam.

(10)

a) Kemunduran umat islam selama lima abad terakhir karena kebekuan dalam pemikiran

b) Hukum islam sudah dikatakan sudah statis. Menurutnya, hukum islam tidak bersifat statis, namun dapat berubah sesuai situasi dan kondusi. Karena itu, ia berpendapat bahwa pintu ijtihad tidak di tutup.

c) Ajaran zuhud yang terdapat adalah ajaran tasawwuf. Sifat zuhud adalah tasawwuf mengajarkan bahwa perhatian umat islam harus dipusatkan kepada tuhan dan apa-apa yang berada dibalik alam materi. Ajaran ini yang pada ikahirnya mengakibatkan umat islam kurang persoalan dunia dan kemasyarakatan.

d) Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme. Pada zaman klasik, islam sangat tampak dinamis, karna adanya keyakinan dan system social yang dipusatkan pada Al-Qur’an.

e) Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaina akal dalam memahami ayat atau tanda yang ada dialam semesta. Orang-orang yang tidak memahami tanda itu akan buta terhadap masa depan.

(11)

B. Pembaharuan Islam Di Pakistan

Pakistan merupakan negara federal dengan sistem parlemen yang terdiri dari

4 provinsi dan 4 daerah federal. Dengan penduduk lebih dari 170 juta orang, Pakistan

menjadi salah satu negara terpadat di dunia dan memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia setelah Indonesia.Pakistan juga merupakan negara yang memiliki multi-etnis dan memiliki variasi dari segi geografis. Di masa setelah kemerdekaan, Pakistan mengalami ketidakstabilan dalam pemerintah dan konflik yang terus terjadi dengan negara tetangga terdekatnya, India. Negara ini memiliki berbagai tantangan dan masalah, seperti kemiskinan, buta aksara, korupsi serta serangan teroris.

Nama Pakistan berarti tanah yang murni dalam bahasa Urdu maupun bahasa

Persia. Nama ini dicetuskan sebagai Pakistan oleh Choudhary Rahmat Ali, seorang

tokoh gerakan Pakistan yang menerbitkan sebuah pamflet berjudul (Now or Never) Nama ini juga merupakan sebuah portmanteau dari nama-nama etnis utama yang terdapat di Pakistan yaitu : Punjab, Afgan, KashmIr, Sindh, dan Baluchistan.

(12)

a. Abul a’la al maududi

Antara Jahiliyah dan Islam Perilaku individu dan masyarakat dikonstruk dari pemikirannya tentang problem-problem mendasar dalam kehidupan. Pertanyaan tentang alam, hidup, pencipta, juga tujuan hidupnya. Pembeda utama antara Islam dan jahiliyah adalah pada metodologi yang digunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan metafisis ini. Maududi mengidentifikasi tiga metodologi dasar yang digunakan manusia untuk menjawab problem-problem ini. Pertama, dengan menggunakan persepsi inderawi semata-mata. Kedua, menggunakan persepsi inderawi yang dibimbing nalar spekulatif.Ketiga, jalan kenabian. Dua yang pertama merupakan latar pemikiran jahiliyah. Jalan kenabian adalah latar pemikiran Islam. Jalan jahiliyah terbentang dalam beberapa paham. Ateisme, politeisme, dan monastisisme. Ateisme, yang menyatakan tidak ada pencipta semesta ini, tidak ada kenyataan yang sesungguhnya kecuali kehidupan dunia, hanya kebetulan yang melemparkan manusia ke panggung kehidupan. Ateisme ini terbentuk dari jalan inderawi semata untuk memahami dunia. Politeisme, paham banyak tuhan; sebuah hasil imajinasi manusia. Monastisisme adalah cabang politeisme dengan titik tekan pada pengingkaran terhadap kehidupan dunia, raga adalah penghalang jiwa untuk meraih kebahagiaan.

Islam, melalui metodologi kenabian, dibangun di atas dasar-dasar berikut.

1. Allah adalah pencipta alam semesta. Allah adalah penguasa, pemiliki dan pengurus makhluk-makhluknya.

2. Manusia adalah subjek bagi perintah Allah. Manusia diberikan kebebasa untuk mengikuti atau menolak petunjuk-Nya.

3. Petunjuk-Nya dibawa oleh para nabi.

(13)

5. Kekuasaan jurisdiksi dan kedaulatan hukum tertinggi (hakimiyah) hanya bagi Allah.

6. Misi utama nabi adalah menegakkan kedaulatan Allah dalam kehidupan ini.

Dari keterangan di atas bisa dipahami perbedaan mendasar antara jahiliyah dan Islam adalah pada jawaban dan metode terhadap pertanyaan-pertanyaan metafisis yang ada dalam kehidupan manusia. Hal yang selalu ditekankan oleh al Maududi terkait dengan konsepsi Islam adalah pandangan tentang kekuasaan jurisdiksi dan kedaulatan hukum (al hakimiyah) bagi Allah semata. Pandangan ini menjadi titik sentral elaborasi al Maududi terhadap Islam. Ketika menjelaskan pengertian terminologi-terminologi utama dalam al Qur’an (al ilah, ar rabb, al ibadah, dan ad dien) konsep al hakimiyah ini merupakan poros utama. Demikian pula ketika ia menjelaskan tentang teori politik dan pergerakan Islam. Rekonstruksi sejarah kenabian bagi al Maududi adalah rekonstruksi penegakan kedaulatan Allah di muka bumi sebagai misi utama kenabian.

Penafsiran Sejarah Melalui kerangka teoritis di atas ukuran sejarah bagi al Maududi adalah wujudnya kedaulatan Allah itu. Masa kenabian dan khilafah rasyidah adalah masa islami sejarah umat. Pasca khilafah rasyidah, kejahiliyahan mulai masuk ke dalam tubuh umat. Pada permulaannya yang menjadi korban utama jahiliyah adalah sistem politik umat yang berubah dari khilafah menjadi kerajaan, korban jahiliyah kesukuan. Pada masa-masa selanjutnya tipe-tipe jahiliyah (ateisme, politeisme, monastisisme-kebiaraan) mulai merasuk ke dalam tubuh umat.

(14)

Gerakan Pembaharuan (Tajdid) Hilangnya idealisme Islam dalam kenyataan dalam sejarahnya membuahkan gerakan pembaharuan (tajdid) yang dipelopori oleh para tokoh pembaharu (mujadid). Dari sisi doktrinal pembaharuan adalah kebutuhan. Tetapi al Maududi menyatakan gerakan pembaruan tidak mesti direpresentasikan dalam wujud satu orang, tetapi bisa dalam satu kelompok orang. Tokoh awal yang sering didaulat sebagai pembaharu dalam sejarah Islam adalah Umar bin Abdul Aziz.

Berdasarkan konsepsi teoritis di atas adalah mudah dipahami jika kemudian al Maududi membangun kriteria bagi pembaharu. Tiga ciri yang dimiliki oleh setiap mujadid adalah diagnosis terhadap penyakit umat, skema reformasi dan penilaian terhadap kemampuan diri dan sumber daya. Ciri yang lain meliputi revolusi intelektual, praktek reformasi, ijtihad, revitalisasi sistem islam dan menyebaran sistem islam ke seluruh dunia. Ciri-ciri ini pada dasarnya adalah ciri bagi mujadid ideal. Dalam penilaian Al Maududi sejarah mujadid ideal ini belumlah muncul. Konsepsi ini adalah tafsirannya terkait dengan konsep al mahdi dalam Islam. Jadi al mahdi adalah mujadid ideal yang melalukan proses pembaharuan secara menyeluruh, utamanya menegakkan sistem islam (kedaulatan islam). Yang muncul dalam sejarah pada umumnya adalah tipe mujadid parsial. Umar bin Abdul Aziz, empat imam mazhab, imam Ghazali, Ibn Taimiyah, Ahmad Sirhindi dan Syah Waliullah Ad Dehlawi adalah representasi gerakan pembaruan dalam tubuh umat, dengan konsentrasi mereka masing-masing.

(15)

An Nadwi menyetujui kebutuhan akan adanya negara Islam sebagaimana Al Maududi. Tetapi, tesis Al Maududi tentang tugas nabi untuk mendirikan kedaulatan Ilahi di dunia (dengan pendirian negara Islam) bagi An Nadwi adalah pembacaan yang salah terhadap konsep kenabian. Tugas utama nabi bagi An Nadwi adalah mendakwahkan ibadah kepada Allah semata dan mendidik manusia mengerjakan amal saleh. Demikian pula An Nadwi mengkritik Al Maududi yang memandang fungsi ibadah dalam Islam (shalat dan dzikir misalnya) hanya sebagai alat atau sarana pelatihan (training) bagi manusia sebagai subjek negara Islam. Ibadat dengan demikian menjadi alat bagi pendirian negara Islam. An Nadwi menilai, justru kebalikannya yang benar.

Referensi

Dokumen terkait

Umumnya kupola (tanur induksi frekuwensi rendah) digunakan untuk besi cor, tanur busur listrik (tanur induksi frekuwensi tinggi) digunakan untuk baja cor, dan tanur krus

Nilai-nilai humanisme di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah dapat di lihat dalam bentuk bagaimana seorang pendidik disana memperlakukan siswa bukan hanya sebagai obyek didik

temperature gas buang dengan menggunakan 3 metode yaitu metode TOPSIS, Fuzzy Logic, dan Loss Function nilai prediksi yang paling bagus dihasilkan oleh Fuzzy Logic yaitu 61.0274

Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah serangkaian proses penentuan tindakan masa depan yang disertai pertimbangan yang logis

Berdasarkan dari jajak pendapat terhadap beberapa guru dan karyawan terkait dengan spiritualitas kerja di sekolah yang diartikan suatu panggilan hidup yang mulia yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian potensi inokulum fungi mikoriza arbuskula dari bawah tegakan samama dengan metode Most Probable Number (Porter 1979)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peralihan risiko dalam jual beli yang terdapat dalam Pasal 1460-1462 KUH Perdata terasa tidak adil karena dalam pasal-pasal tersebut

orang pertama yang menerima Islam adalah mangkubumi Kerajaan Gowa yang juga menjabat sebagai Raja Tallo, bernama I Malingkang Daeng Manyonri (Sultan Abdullah