• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJELIS MUJAHIDIN Ilmu Hubungan Internas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAJELIS MUJAHIDIN Ilmu Hubungan Internas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAJELIS MUJAHIDIN

AHMAD ULINNUHA

20120510413

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(2)

BAB I . PENDAHULUAN

i.1. LATAR BELAKANG

Hidup di bawah naungan Syari’at Islam, bagi sebagian kaum muslimin adalah sebuah cita-cita. Kekuatan cita-cita ini berbanding lurus dengan kadar keimanan yang tertanam di dalam jiwa. Sebab penerimaan seseorang terhadap ajaran Islam,mengharuskan ia menerima syari’at Islam.Sebagai bukti kekuatan cita-cita tersebut,meski rintangan apa pun didesain untuk memupus cita-cita tersebut dari dalam hati,usaha itu tak akan pernah berhasil.Ilustrasi itulah yang mendorong lahirnya Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).Orde Baru yang sangat keras membasmi semua gerakan yang dianggap radikal,termasuk Islam, hanya memaksa gerakan Islam menerapkan strategi klandestine.Ketika orde itu runtuh pada tahun 1998 gerakan Islam yang semula underground pun bermunculan. Selain itu lahir pula organisasi-organisasi Islam yang baru seperti Laskar Jihad, Front Pembela Islam (FPI), dan MMI.

Majelis Mujahidin Indonesia adalah sebuah institusi yang berdiri pada tahun 2000 dengan tujuan untuk memperjuangkan formalisasi syari’ah islam,khususnya diIndonesia. Majelis Mujahidin lahir berawal dari keprihatinan para tokoh gerakan Islam yang pernah digembleng di “pesantren Orde Baru” seperti Irfan Suryahardi,Deliar Noer, Syahirul Alim, Mursalin Dahlan,Mawardi Noor dan lain-lain.Mereka terdorong untuk mengadakan forum kecil,berdiskusi yang ujungnya menggagas lahirnya suatu lembaga yang bisa menyatukan visi kaum muslimin yang hendak memperjuangkan tegaknya syariat Islam,yaitu Majelis Mujahidin.

Secara sosial dan politis,MMI ini juga merupakan suatu reaksi terhadap kebijakan “deIslamisasi” pemerintah Orde Lama dan Orde Baru yang sama sekali tidak membuka ruang bagi pergerakan politik Islam. Maka sejak “pemerintahan reformasi” Presiden B.J. Habibie, gerakan-gerakan Islam mulai mendapatkan ruang bebas untuk dapat mengartikulasikan kepentingan-kepentingan umat Islam.

(3)

perjuangan.Majelis Mujahidin Indonesia dibentuk sebagai wadah tegaknya syariat Islam bagi seluruh umat Islam dari suku,ras atau dari golongan apapun.

Meskipun penduduk Indonesia mayoritas mengaku muslim, penerapan syariat Islam masih dianggap sebagai sebuah hantu. Penegakan syariat biasa dikesankan sebagai potong tangan, cambuk, rajam dan berbagai kesan seram lainnya. Berkaitan dengan pencitraan demikian, MMI sebagai institusi yang mengusungnya kerap dianggap sebagai sebuah institusi yang intoleran.

Berdasarkan latar belakang hal di atas, permasalahan yang menjadi sentral kajian dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut;”Bagaimana konsep toleransi toleransi dalam perspektif Majelis Mujahidin Indonersia? Apakah anggota-anggota MMI mengaplikasikan konsep tersebut?”.Tujuannya adalah mengungkap konsep toleransi dan aplikasi dalam pemahaman MMI. Penelitian ini diharapkan dapat menyuguhkan perspektif lain dari konsep toleransi, sebagai bahan sharing di tengah masyarakat dalam membangun kesefahaman sehingga memungkinkan untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang lebih harmonis.

i.2. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini memilki tujuan agar dapat mungkungkap dan menjelaskan konsep toleransi dan aplikasinya dalam pemahaman Majelis Mujahidin Indonesia.

i.3. MANFAAT PENULISAN

Adapun penulisan makalah ini diharapkan dapat menyuguhkan perspektif

i.4. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep toleransi toleransi dalam perspektif Majelis Mujahidin Indonersia?

2.

i.5. METODE PENULISAN

(4)

BAB II. PEMBAHASAN

Majelis Mujahidin Indonesia memiliki visi, misi dan metode perjuangan yang jelas.Kongres Mujahidin I di Yogyakarta adalah tonggak MMI. Institusi ini mengusung visi untuk formalisasi syari’ah Islam dalam kehidupan umat Islam di Indonesia secara kaafah, sebagaimana yang selalu dituliskan sebagai slogannya.Adapun misi dari MMI adalah berjuang menyatukan potensi dan kekuatan mujahidin agar syari’ah Islam menjadi sumber rujukan tunggal bagi system dan kebijakan kenegaraan Indonesia dan di dunia.

Majelis Mujahidin Indonesia berusaha mewujudkan cita citanya melalui da’wah dan jihad. Da’wah didefinisikan sebagai sosialisasi kewajiban setiap muslim untuk menerapkan syari’ah Islam. Jihad difahami sebagai bentuk usaha serius untuk menerapkan Syari’ah Islam.

ii.1. ANALISA ASPEK FIQIH MAJELIS MUJAHIDIN

Bagi Majelis Mujahidin,Islam adalah sebuah agama tauhid yang menuntut adanya pengimplementasian ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam memperjuangkan penegakkan syari’at Islam yang dikumandangkan Majelis Mujahidin dilandasi oleh ajaran Tauhid yang utuh,yakni Tauhid sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah dan sesuai dengan pemahaman Ulama salfus shalih.5

Tauhid dalam ajaran Islam dibedakan menjadi tiga 6. Pertama,tauhid Rububiyah yaitu keyakinan bahwa Allah SWT sebagai penguasa dan pengatur alam semesta,yang menentukan hidup,mati dan rezeki manusia. Kedua,tauhid Asma' wa sifat yaitu meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui,Maha Mendengar dan sifat-sifat Allah yang lainnya. Ketiga,tauhid Uluhiyah yaitu wajib mentaati syariat Islam,baik berupa larangan (nahi) maupun perintah (amar).Secara sederhana ajaran tauhid oleh Majelis Mujahidin dimaknai sebagai bentuk peninggalan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dunia7. Implementasi dari ajaran tauhid itu adalah dengan menolak segala bentuk thaghut yaitu pen-Tuhan-an kepada selain Allah, dan hanya beribadah kepada Allah semata.

Majelis Mujahidin melihat kalimat tauhid belum tegak di tengah masyarakat. Manusia masih menyembah para thaghut seperti men-Tuhan-kan benda-benda jimat, mengikuti perintah para tokoh dan kyai meskipun menyelisihi syariat Islam, dan mengikuti hukum selain hukum Islam.Memerangi dan membebaskan manusia dari Tuhan-tuhan selain Allah

(5)

Perang melawan thaghut ini terus menerus diserukan oleh Mejelis Mujahidin, karena selama thaghut masih berkuasa maka syariat Islam belum tegak di muka bumi ini.

Visi Majelis Mujahidin adalah tegaknya Syari’at Islam dalam kehidupan umat Islam.Misi Majelis Mujahidin adalah berjuang demi tegaknya syari’at Islam secara menyeluruh (kaffah).Sehingga memperoleh keberuntungan hidup dunia-akhirat dan membawa rahmat bagi bangsa,negara,umat manusia dan alam semesta.

Aqidah Majelis Mujahidin Penegakan Syari’at Islam yang diemban oleh Majelis Mujahidin dilandasi oleh ajaran Tauhid yang utuh,yakni Tauhid sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw.Sesuai dengan pemahaman Ulama salafus shalih.Dalam memahami Tauhid,manusia tidak boleh berpedoman hanya pada Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma’ wa Sifat saja,yang hanya meyakini Allah Swt.Sebagai penguasa dan pengatur alam semesta, yang menentukan hidup-mati dan rizki manusia.Juga tidak cukup sekedar meyakini bahwa Allah itu Maha Mengetahui,Maha Kuasa dan sifat- sifat Allah lainnya.Apabila Tauhid hanya dibatasi pada Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma’ wa Sifat saja,maka berarti manusia meniru perilaku iblis yang kemudian memperoleh murka dan azab dari Allah Swt untuk selama-lamanya.

ii

.2. TEORI POLITIK ISLAM MAJELIS MUJAHIDIN

Pertarungan antara Islam melawan kekufuran, antara kebenaran melawan kebathilan takkan pernah usai. Permusuhan antara keduanya bersifat abadi, sampai kebathilan itu lenyap dari muka bumi, atau kebenaran itu sendiri musnah. Manurutnya tidak ada kompromi, juga tidak ada toleransi dalam perang melawan kekufuran tadi, karena yang haq (benar) sudah jelas dan yang bathil (salah) juga sudah terang sosoknya. Majelis Mujahidin menganggap bahwa musuh-musuh Islam dan kaum Muslimin selalu mengincar dan mempersiapkan makar untuk melawan Islam dan umatnya.

Majelis Mujahidin bermaksud menyatukan segenap potensi dan kekuatan kaum muslimin (mujahidin).Tujuannya adalah untuk bersama-sama berjuang menegakkan Syari’ah Islam dalam segala aspek kehidupan,sehingga Syari’ah Islam menjadi rujukan tunggal bagi sistem pemerintahan dan kebijakan kenegaraan secara nasional maupun internasional.Yang dimaksudkan dengan Syari’at Islam disini adalah segala aturan hidup serta tuntunan yang diajarkan oleh agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.

(6)

(mujahid) berdasarkan ukhuwah,kesamaan aqidah serta manhaj perjuangan.Sehingga majelis ini mampu menjadi panutan ummat dalam hal berjuang menegakkan Agama Allah di muka bumi ini,tanpa dibatasi oleh suku,bangsa ataupun negara.Aliansi atau tansiq ini dikembangkan dalam 3 formulasi,yakni : Kebersamaan dalam misi menegakkan syari’at Islam (tansiqul fardi),Kebersamaan dalam Program menegakkan syari’at Islam (tansiqul ‘amali),dan Kebersamaan dalam satu institusi Penegakan Syari’ah Islam (tansiqun nidhami).

Kepemimpinan di MMI sudah mengadopsi pola “Separation of Powers”. Artinya, kekuasaan eksekutif, legislatif dan judikatif terpisah,sejajar dan setara. Ini merupakan struktur keorganisasian modern.Pola kepemimpinan ini mereka sebut dengan kepemimpinan kolektif, di mana tidak ada person yang benar-benar memiliki kekuasaan yang mutlak.

Di dalam institusi MMI, teori ini diwujudkan dengan membagi struktur kepengurusan kepada dua komponen, yaitu Ahlul Halli wal Aqdi yang disingkat dengan AHWA dan Lajnah Tanfidziyah. AHWA berfungsi sebagai lembaga legislatif. Ia memiliki beberapa tugas, antara lain; menetapkan kodifikasi hukum Islam,memfatwakan pelaksanaan syariat Islam,memilih badan pelaksana (LajnahTanfidzi),mengawasi,mengontrol dan meminta pertanggungjawaban LajnahTanfidzi. Sedangkan Lajnah Tanfidziyah berfungsi sebagai lembaga eksekutif MMI yang bertugas untuk menjalankan segala keputusan musyawarah AHWA,mengajukan saran dan usulan kepada AHWA dan bertanggungjawab kepada AHWA.

ii.3. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Penggagas lahirnya MMI ini adalah para pemuda aktifis Jogja di awal tahun 80-an yang telah kembali ke dunia bebas setelah bertahun-tahun meringkuk di penjara Orde Baru. Setelah mereka bebas di pertengahan tahun 90-an, mereka aktif berdiskusi seputar perjuangan mereka.Lama mereka tidak segera muncul karena mencari format perjuangan yang sesuai dengan konteks zaman.

Memasuki masa reformasi yang ditandai dengan banyaknya organisasi islam yang sama-sama hendak memperjuangkan tegaknya Syari’at Islam mendorong diskusi mereka semakin intensif. Tidak hanya dari Jogja,mereka pun mengundang kolega dan kenalan dari berbagai daerah. Di antara tokoh yang sejak awal terlibat dalam membidani kelahiran MMI di antaranya adalah Deliar Noer, Syahirul Alim, Mursalin Dahlan, Mawardi Noor dan lain-lain.4

(7)

orang-orang yang berjihad.Dengan mengusung nama ini muncul bermacam-macam spekulasi di tengah masyarakat muslim Indonesia, dan pada umumnya negatif. Ada di antaranya yang menilai dan mengasosiasikan Majelis Mujahidin dengan NII-nya Kartosuwiryo 5 ( Irfan Suryahardi Awwas (ed.),Risalah Konggres Mujahidin I dan Penegakan Syari’ah Islam, (Yogyakarta: Wihdah Press, 2001), hlm. 293 ) . Senada dengan tuduhan tersebut Muh.Nur salim menyatakan,konggres Mujahidin I adalah proyek yang direncanakan oleh salah satu Faksi NII,yakni faksi Abdullah Sungkar 6 (6Muh Nursalim, “Faksi Abdullah Sungkar dalam Gerakan NII Era Orde Baru”, di dalam Jurnal Studi Islam Profetika, vol. 3, No. 2 Juli 2001, Program Magister Studi Islam Universtas Muhammadiyah Surakarta, hlm. 207 ).Lain lagi halnya dengan penilaian terhadap MMI yang dilakukan oleh Maftuh Abegebriel, ia secara terbuka melemparkan tuduhan bahwa Majelis Mujahidin adalah saudara kembar Jama’ah Islamiyah.“ berbeda dalam nama dan bahasa tetapi sama dalam bentuk dan tujuan “7 (7A. Maftuh Abegebriel dkk Negara Tuhan, the Thematic Encyclopaedia, (Yogyakarta: SR-Ins publishing,2004), hlm. 899 ) . Pandangan yang lebih ramah dikemukakan oleh Syaiful Mujani, “Gerakan Islamis pasca-Suharto seperti KISDI, FPI,Laskar Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Majelis Mujahidin, Hizbut Tahrir, dan lain-lain berjuang menegakkan syariah Islam secara damai atau dengan cara-cara yang realatif damai.

BAB III. PENUTUP

iii.1. KESIMPULAN

(8)

Nabi Muhammad Saw. perjuangan Majelis Mujahidin adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. yang shahih. Majelis Mujahidin bersifat Tansiq atau aliansi gerakan (amal) di antara ummat Islam (mujahid) berdasarkan ukhuwah, kesamaan aqidah serta manhaj perjuangan, sehingga majelis ini mampu menjadi panutan ummat dalam hal berjuang menegakkan Dienullah di muka bumi ini, tanpa dibatasi oleh suku, bangsa ataupun negara.

http://www.slideshare.net/HeriJerman/mmi-16315930

Referensi

Dokumen terkait

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk menciptakan buku cerita yang menarik bagi anak- anak, maka diperlukan pengertian akan bagaimana anak-anak berpikir,

Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan pegawai sebagaimana telah diuraikan dimuka, maka Ditjen Cipta Karya cq Bagian Kepegawaian dan Ortala perlu segera

Penelitian ini menggunakan data jumlah kasus DBD di Provinsi Jawa Timur tahun 2014 dengan unit penelitian adalah tiap kabupaten/kota untuk mendapatkan wilayah yang

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki

Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan pada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak perduli

Pahandut dan Jekan Raya kota Palangka Raya itu seperti “hidup segan mati tak mau” karena sampai sekarang belum ada SK mengenai struktur organisasinya; Kedua, prosedur dalam

Karena analisis kestabilan lereng yang dilakukan berdasarkan kriteria keruntuhan Mohr- Coloumb, maka dilakukan perhitungan kesetaraan nilai c dan ϕ untuk setiap tipe

Penerapan community based tourism dalam pengelolaan Desa Wisata Gubugklakah dapat dilihat melalui beberapa hal seperti memastikan keikutsertaan anggota dalam setiap