• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Candisari ecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Pembelajaran 20162017 T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Candisari ecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Pembelajaran 20162017 T1 BAB IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dalam proses penelitian. Selain menjelaskan tentang deskripsi pra siklus, deskripsi

hasil siklus I, dan deskripsi hasil siklus II, perbandingan penelitian pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian sebagai

berikut :

4.1 Deskripsi Pra Siklus

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017” dilakukan di kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Proses penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan sebelum dilakukannya tindakan penelitian, diperoleh daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus

Jumlah Siswa Presentase% Keterangan

<70 14 56% Tidak Tuntas

70 11 44% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 67,88

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 48

Hasil belajar siswa pra siklus yang terdapat pada tabel 4.1 terlihat bahwa sebelum diadakan tindakan hanya ada 11 orang siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA dengan nilai ≥70 dengan presentase 44%. Sementara 14 orang

(2)

presentase 56%. Dari data yang terdapat pada tabel terdapat pula kesenjangan yang cukup besar antara siswa dengan nilai tertinggi yaitu dengan nilai 85 dan siswa yang mendapatkan nilai terendah yakni 48.

Hasil belajar yang rendah terjadi di siswa kelas 4 SDN Candisari 01 disebabkan karena dalam merencanakan kegiatan pembelajaran guru tidak membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang terencana dan tersusun dengan baik. Di awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan. Saat pembelajaran berlangsung kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh guru dimana guru menjadi sumber dalam belajar sementara siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran yang disampaikan guru bersumber dari buku pegangan BSE (Buku Sekolah Elektronik) dan LKS (lembar Kerja Siswa) saja tanpa adanya sumber tambahan yang lain. Dalam proses pembelajaran IPA seperti yang terjadi di SDN Candisari 01 terdapat beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar diantaranya pertukaran informas hanya bersifat informatif tanpa adanya pemahaman yang lebih mendalam dari siswa, guru kurang meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam pembelajaran secara kelompok.

Hasil belajar siswa yang terdapat dalam kegiatan pra siklus, maka akan dijadikan sebagai sampel dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA di kelas 4 SDN Candisari 01.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

(3)

dan juga didalam proses pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Setelah peneliti dan guru menentukan materi yang akan digunakan maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan kompetensi dasar yaitu “Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu” dan “Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat  cair; cair  gas  cair; padat  gas” yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

Siklus I ini dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan dengan alokasi waktu yang adalah 35 menit pada setiap pertemuan. Sebelum dilakukan kegiatan mengajar guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi “Benda dan Sifatnya”, serta mempersiapkan alat atau media yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mempersiapakan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan untuk siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan, pada pertemuan ke 1 dilakukan pada hari senin tanggal 5 Desember 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan ke 2 dilakukan pada hari selasa tanggal 6 Desember 2016 dengan alokasi 2 x 35 menit. Kegiaran yang dilakukan pada pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 dengan rincian sebagai berikut :

1. Pertemuan 1

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yakni penyusunan perangkat pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang pengertian wujud benda padat, cair, dan gas, dan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas serta mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajaran, peta konsep, lembar kerja permasalahan, lembar

(4)

adalah Orientasi permasalahan pada siswa yaitu guru harus mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa.

Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa yaitu: “Apakah kalian tahu benda padat, cair dan gas itu??” dan “Apa sajakah yang termasuk didalamnya?”. Langkah selanjutnya guru menjelaskan wujud dan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan dipapan tulis.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar informasi dan pendapat dengan teman yang lainnya untuk proses pengumpulan data dan proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan wujud dan sifat benda gas, cair, dan padat. Pada tahap Problem Based Learning yang ke dua mengorganisasi siswa untuk belajar yakni guru membagi kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa untuk berdiskusi dan pemecahan masalah soal yang telah diberikan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada tahap Problem Based Learning yang ke tiga membimbing pengalaman individual/ kelompok yakni guru membimbing siswa dalam pengumpulan informasi yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.

Selanjutnya, pada tahap Problem Based learning yang ke empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan mempersilahkan kelompok lain menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membahas penyelesaian dan memberikan saran perbaikan kepada hasil presentasi yang telah disampaikan oleh kelompok yang maju kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa untuk belajar dirumah.

2. Pertemuan 2

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke 2 tidak

(5)

perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas. Media yang digunakan yaitu peta konsep, lembar permasalahan, soal evaluasi, dan lembar observasi. Sebelum memulai proses pembelajaran pada tahap Problem Based Learning yang pertama orientasi siswa pada masalah yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa.

Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang sifat benda padat, benda cair, dan benda gas yang merupakan kelanjutan dari materi pada pertemuan

sebelumnya. Setelah itu, guru melanjutkan materi tentang perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas yaitu membeku, menyublim, mengembun, mengkristal, mencair. Pada tahap ke dua mengorganisasi siswa untuk belajar dengan cara guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Masing-masing kelompok siswa diberikan lembar kerja permasalahan yang didalamnya terdapat soal yang berkaitan dengan pengetahuan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas. Selanjutnya, pada tahap ke tiga membimbing pengalaman individual/ kelompok yaitu guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang berkaitan dengan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas.

(6)

Kegiatan akhir guru memberikan refleksi terhadap pelajaran yang sudah dipelajari, dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa saja yang sudah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

4.2.3 Hasil Observasi Siklus I

Selama melakukan proses pembelajaran pada siklus I, semua kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa diamati oleh observer kolaborasi dengan

peneliti menggunakan lembar observasi guru yang telah disesuaikan dengan materi pembelajaran IPA Wujud benda dan sifatnya, dan juga sudah

menggunakanpendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat sebagai berikut :

1. Pertemuan I

Selama tindakan siklus I pertemuan ke 1 berlangsung, peneliti dan observer berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari pra pembelajaran, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning secara runtut. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam memulai pembelajaran guru sudah memberikan permasalahan dengan baik karena sudah menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media

(7)

sudah berada ditempat duduknya, dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara siswa dan guru. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran

yang dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman simpulan, serta belum memberikan tugas atau pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya. Pengamatan yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa belum mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, dalam kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik kepada kelompoknya, serta tidak mendengarkan penjelasn guru dengan baik, tidak semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, pada kegiatan akhir siswa belum ada yang menjawab pertanyaan dari guru, dan belum membuat laporan yang berupa rangkuman dari hasil kerja kelompok dan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik

(8)

2. Pertemuan II

Hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai denga langkah-langkah

Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi dengan baik, dan mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan inti guru juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Dalam kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan tenang, guru juga sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada siswa.

Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian akhir guru sudah memberikan tindak lanjut berupa pekerjaa rumah.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan strategi pembelajaran siswa sudah termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa

(9)

alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada kegiatan penutup siswa melakukan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama guru.

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan

pembelajaran belum terlaksana, dan guru belum membimbing siswa untuk membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa terdapat beberapa hal yang belum dilakukan siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan di siklus selanjutnya yaitu sama dengan pertemuan 1 siswa belum mendapatkan penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan mengerjakan tugas kelompok siswa belum aktif dengan kelompoknya sehingga siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta tidak membuat laporan yang berupa rangkuman dari hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran yanh telah dilakukan.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki.usaha tersebut diantaranta peneliti bersama guru berdiskusi mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya, adanya penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa, membimbing siswa untuk membuat laporan yang berupa rangkuman pembelajaran dan memantau siswa dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada proses kegiatan belajar di siklus I melalui dengan cara memberikan soal evaluasi secara tertulis kepada siswa dengan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan siklus I. dapat dilihat hasil belajar siswa kelas IV SDN Candisari 01 menunjukkan bahwa ada beberapa

(10)

dalam KKM. Dari 25 siswa terdapat 19 siswa yang memperoleh nilai ≥70, dan

ada 6 siswa yang memperoleh nilai <70.

Dari hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I

Jumlah Siswa Presentase % Keterangan

<70 6 24% Tidak Tuntas

70 19 76% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 73,4

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Data diatas pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus I terdapat 6 siswa dengan presentase 24% yang belum tuntas dengan nilai <70, kemudian terdapat 19 siswa dengan presentase 76% yang sudah tuntas dengan nilai ≥ 70.

4.2.4 Refleksi Siklus 1

Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dilaksanakan di siklus I pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi tentang seluruh kegiatan yang dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan refleksi mengacu pada seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran berlangsung diantaranya ialah hasil belajar siswa, hasil observasi kegiatan mengajar guru, dan hasil observasi kegiatan belajar yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 tentang wujud dan perubahan benda padat, benda cair, dan benda gas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk bahan perbaikan dengan membandingkan proses pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dalam penelitian. Refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut :

(11)

Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan ke 1 masih terdapat beberapa kekurangan dan belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai peneliti, antara lain adalah guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, tidak adanya pemberian motivasi kepada siswa, dan guru belum meluruskan kesalah pahaman yang terjadi dan belum memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah tentang materi yang diajarkan. Guru juga perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan kegiatan bekerja secara kelompok, tidak ada yang salah

dengan pendekatan PBL hanya tetapi siswa belum terbiasa dengan pendekatan yanga digunakan oleh guru maka dari itu mengakibatkan siswa kurang merespon kegiatan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar siswa di siklus I pertemuan ke 1 bahwa ada beberapa yang belum dilakukan oleh siswa antara lain adalah siswa belum mendapatkan penjelasan mengenai tujuan kegiatan pembelajaran dari guru, kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa yang belum berpartisipasi aktif dengan kelompoknya dan tidak mendengarkan perintah yang diberikan oleh guru dengan baik. Kegiatan akhir pada pembelajaran siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang wujud benda padat, benda cair, dan benda gas. Kekurangan yang dimiliki pada siklus I pertemuan ke 1 akan dijadikan acuan untuk memperbaiki proses belajar siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya.

(12)

Tabel 4.3

Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan pada Siklus I Pertemuan ke 1

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian Ya Tidak Guru

7. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. √

9. Kegiatan motivasi dan eksplorasi sesuai yang

direncakan dalam RPP. √

25. Membimbing siswa membuat rangkuman

kesimpulan pembelajaran. √

26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal

latihan. √

Siswa

7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika

menyampaikan tujuan pembelajran √

9. Melaksanakan kegiatan eksplorasi sesuai

petunjuk guru √

20. Semua kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya √ untuk siswa juga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu 19 siswa harus tuntas, yang artinya 85% dari 25 siswa mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan yakni 70. Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I pertemuan ke 2 menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak yang

(13)

bahkan lebih dari 70.

Pada lembar observasi mengajar di guru siklus I pada pertemuan ke 2 masih ada beberapa aspek yang belum dilaksanakan oleh guru antaranya guru belum memberikan apersepsi kepada siswa, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan, belum membahas materi yang telah dipelajarinya, guru tidak melakukan tanya jawab dengan siswa serta tidak membimbing siswa untuk membuat rangkuman kegiatan pembelajaran. Guru harus meningkatkan partisipasi siswa yang belum aktif dalam hal diskusi

kelompok.

Lembar observasi keterlibatan siswa pada siklus I pertemuan ke 2 ada juga beberapa tindakan yang belum dilaksanakan oleh siswa dan perlu adanya peningkatan untuk pertemuan di siklus selanjutnya. Hasil observasi yang terdapat pada lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa yang belum dilaksanakan siswa dengan baik, yang dilakukan pada pertemuan ke 2 sama halnya yang dilakukan pada pertemuan ke 1 yaitu siswa belum mendapatkan kejelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, untuk kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa yang belum berpartisipasi dengan baik dan aktif kepada kelompoknya. Kegiatan akhir pembelajaran siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang materi perubahan wujud benda gas, benda cair, dan benda padat. Kekurangan pada siklus I pertemuan ke 2 akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar siswa dan perlu ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya.

(14)

Tabel 4.4

Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan siklus I pertemuan 2

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian Ya Tidak Guru

7. Menyampaikan tujuan Pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan √

23. Membimbing siswa membuat rangkuman

kesimpulan pembelajaran √

Siswa

7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika

menyampaikan tujuan pembelajran √

23. Siswa membuat laporan berupa rangkuman

Hasil dari tindakan dan observasi yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dibuat sesuai dengan hasil semua rangkaian kegiatan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa pada pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan proses belajar mengajar guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat penjelasan sesuai hasil penelitian yang diperoleh pada saat proses kegiatan belajar mengajar di siklus I melalui pemberian soal evaluasi secara tertulis kepada siswa dengan menggunakan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan di siklus I.

(15)

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Setelah melihat kekurangan dan yang terjadi pada siklus I pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 maka dibuatlah siklus II dengan perencanaan siklus sebagai penyempurnaan dan juga sebagai kegiatan tindak lanjut dari siklus I yang telah dilaksanakan. Pada proses perencanaan ini peneliti masih bekerjasama dengan

guru kelas 4 SDN Candisari 01 kabupaten boyolali dalam materi wujud dan sifatnya benda gas, benda cair, dan benda padat menggunakan pendekatan

Problem Based Learning.

Sama dengan siklus I, pada siklus II ini akan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan menggunakan alokasi waktu yang sudah ditentukan yaitu 2 x 35 menit. Sebelum guru menyampaikan pembelajaran, peneliti terlebih dahulu menyampaikan tentang isi RPP tentang wujud dan sifat benda padat, benda cair, dan benda gas. Kepada guru kelas 4 SDN Candisari 01 agar pembelajaran berjalan dengam baik, mempersiapkan alat yang dibutuhkan sesuai dalam kegiatan pembelajaran, soal evaluasi, dan juga mempersiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning (PBL).

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(16)

1. Pertemuan 1

Kegiatan pertemuan ke 1 pada siklus II dilakukan pada hari Rabu tanggal 14 Desember 2016. Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru yaitu menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang benda dan sifat bahan pembentuknya, serta mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajaran, peta konsep, lembar kerja permasalahan, lembar observasi pelaksanaan RPP. Pada

tahap Problem Based Learning (PBL) yang pertama adalah orientasi permasalah pada siswa yakni guru mengajak siswa terlebih dahulu berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa, dan memberikan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu, guru memberikan pertanyaan kepada siswa misalnya : “Benda apa saja yang ada di dalam kelas?” dan terbuat dari apa sajakah benda itu?”, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti guru menjelaskan kepada siswa tentang materi benda dan sifat bahan pembentuknya dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan pada papan tulis dan menjelaskan tentang hubungan antara sifat bahan dengan kegunaanya serta membahas pertanyaan yang ditanyakan pada siswa diawal proses pembelajaran. Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke dua mengorganisasi siswa untuk belajar yaitu kegiatan yang dilaksanakan membagi siswa dalam beberapa kelompok. Kemudian siswa bersama kelompoknya diberi penugasan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi pemecahan masalah sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Problem Based Learning (PBL) yang ke tiga membimbing pengalaman individual/ kelompok dengan cara guru membimbing siswa untuk pengumpulan informasi dan membimbing siswa

untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada LKS yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.

(17)

untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sudah maju. mengerjakan tugas yang terdapat pada LKS. Tahap selanjutnya yaitu tahap ke lima menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan cara guru guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, setelah beberapa kelompok maju mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru menutup kegiatan pembelajaran, memberikan refleksi.

2. Pertemuan 2

Kegiatan pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 15 Desember 2016 dengan alokasi yang ditentukan yaitu 2 x 35 menit. Perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru yaitu RPP tentang hubungan sifat bahan dengan kegunaanya, selanjutnya media yang digunakan yaitu peta konsep tentang hubungan sifat bahan dan kegunaanya, lembar permasalahan atau lembar kerja siswa yang berisi permasalahan, soal evaluasi, serta lembar observasi. Proses pembelajaran pada tahan Problem Based learning (PBL) yang pertama orientasi siswa pada masalah yakni guru membuka pembelajaran dan berdoa bersama siswa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dimiliki oleh siswa, memeriksa kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan serta memberikan apersepsi dengan menyanyikan lagu daerah. Guru menanyakan tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya, misalnya: “apakah masih ada yang ingat tentang materi yang kita pelajari kemari?” dan “apa sajakah bahan pembuatan meja? kursi? dan keramik?”. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke 2 tentang materi hubungan sifat bahan dengan kegunaanya.

Guru memulai menjelaskan tentang hubungan sifat bahan dengan kegunaanya pada kegiatan inti. Tahap selanjutnya yaitu tahap kedua dari Problem Based Learning (PBL) mengorganisasi siswa untuk belajar dengan cara siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan tahap pembelajaran

(18)

sehari-hari. Tahap ke tiga yaitu membimbing pengalaman individual/ kelompok dengan cara guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang berkaitan dengan hubungan sifat benda dengan kegunaanya.

Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke empat mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara ketika diskusi selesai dilakukan, maka siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Guru juga mempersilahkan siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami tentang yang dipresentasikan oleh temannya dan tentang materi

hubungan sifat bahan dan kegunaanya. Tahap yang ke lima dari Problem based Learning (PBL) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu

guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang di sampaikan serta meluruskan kesalah pahaman yang terjadi dalam diskusi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan yang ke 2 di siklus II. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Pada kegiatan akhir guru menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa saja yang sudah dilaksanakan selama proses pembelajaran.

Pertemuan di siklus II semua kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk membuat rangkuman ataupun laopran tentang hasil diskusi dengan kelompoknya dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru juga sudah memberikan soal evaluasi, keterlibatan siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, dan proses pembelajaran pun berjalan dengan baik sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

(19)

hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.di akhir oembelajaran sudah membuat laporan dan rangkuman hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 dibuat sesuai dengan hasil seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guru dan siswa pada pembelajaran IPA tentang hubungan sifat benda dengan kegunaanya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan belajar mengajar

guru dan siswa pada siklus II pertemuan ke 1 dan 2 adalah sebagai berikut : 1. Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) secara runtut yang dimulai dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan akhir.

Dalam memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan siswa dan juga melakukan apersepsi dengan baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan dengan jelas sampai siswa memahaminya, selain itu guru juga sudah mampu memberikan permasalahan dengan baik sesuai dengan tingkat berpikir siswa sehingga permasalahan yang diberikan mudah dipahami oleh siswa. Dalam kegiatan inti guru juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak dan membimbing siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan, dan meberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga sudah melaksanakan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara

siswa dengan guru.

(20)

pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga memantau kemajuan belajar siswa dan melakukan penilaian akhir yang sesuai dengan kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah diberikan.

Hasil dari pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang hendak dicapai, siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang sudah diajarkan. Pada

pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah jelas terhhadap materi yang diajarkan.dalam penilaian hasil belajar siswa sudah berani mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan penutup guru meberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan diantaranya adalah guru tidak membimbing siswa untuk membuat laporan yang berupa rangkuman dari lembar kerja dan kesimpulan pembelajaran, serta guru tidak memberikan tugas kecil agar siswa bisa mengingat materi yang diajarkan. Pada kegiatan akhir siswa belum mebuat laporan yang berupa rangkuman, dalam menjawab pertanyaan dari guru siswa belum benar-benar mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan dalam penggunaan bahasa, siswa belum dapat mengungkapkan pendapatnya dengan lancar.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama ini maka pada pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan agar terlaksana proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan yakni membimbing seharusnya membimbing siswa untuk membuat laporan yang

berupa rangkuman, memberikan tugas kecil, dan memotivasi siswa agar berani menjawab pertanyaan dari guru lancar.

2. Pertemuan II

(21)

pegembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning (PBL)

secara runtut dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan akhir.

Memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru sudah mampu meberikan permasalahan dengan baik karena menggunakan bahasa yang mampu dipahami oleh siswa, guru juga sudah memberikan motivasi siswa

untuk mengemukakan pendapat. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi siswa dengan menjadi beberapa kelompok dan membimbing serta mengarahkan siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga sudah melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.

Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar dengan baik yaitu dari materi dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara baik sehingga mampu melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran. Guru juga sudah melakukan pemantauan tentang kemajuan belajar selama proses pembelajaran.

Hasil dari pengamatan lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati duduknya dan siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang akan diapai, siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh guru dan siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru serta menyelesaikan rumusan permasalahan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti siswa memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang akan diajarkan dan sudah aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam diskusi kelompok

sudah terdapat interaksi positif antara siswa maupun siswa dan antara siswa dengan guru. Pada pelaksanakaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi yang disajikan.

(22)

siklus I sudah diperbaiki, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan baik kepada siswa, guru juga sudah membimbing siswa untuk membuat rangkuman, sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

Mengacu pada hasil belajar siswa yang diperoleh melalui hasil kolaborasi peneliti dengan guru kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali pada siklus II dengan memberikan soal evaluasi secara tertulis dengan model soal pilihan ganda kepada siswa pada akhir pertemuan di siklus I dan siklus II. Terlihat bahwa hasil

evaluasi siswa kelas 4 untuk mata pelajaran IPA siklus 2 menunjukkan hasil yang memuaskan. Dari 25 siswa terdapat 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥70 sedangkan 1 anak mendapatkan nilai <70. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II

Jumlah Siswa Presentase % Keterangan

<70 1 4% Tidak Tuntas

70 24 96% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 81,2

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Dari data yang diperoleh pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 pada mata pelajaran IPA, terdapat 1 anak dengan presentasi 4% yang masih belum tuntas dengan nilai <70 dan terdapat 24 siswa tuntas dengan nilai ≥70 dan presentase 96%.

4.3.4 Refleksi Siklus II

(23)

saat pembelajaran antara lain yaitu hasil belajar siswa, hasil observasi kegiatan mengajar guru dan hasil observasi kegiatan belajar siswa tentang hubungan benda dan sifat benda dengan kegunaanya yang telah dilakukan pada siklus II petemuan ke 1 dan pertemuan ke 2.

Refleksi digunakan sebagai bahan untuk memantapkan apakah dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Hasil analisis data yang diperoleh pada siklus II sebagai berikut :

1. Pertemuan 1

Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus 2 pertemuan ke 1 bahwa hampir semua kegiatan yang direncanakan telah dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1 pada siklus II. Kekurangan yang ada pada siklus I mengalami perbaikan yaitu ketika memulai pembelajaran guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar/ keterlibatan siswa pada siklus II pertemuan ke 1 bahwa adanya kekurangan pada siklus 1 sudah mengalami perbaikan antara lain siswa sudah lebih aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya, pada saat kegiatan akhir siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang materi benda dan sifat bahan pembentuknya yang sudah dijelaskan. Adapun tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru dan siswa sesuai hasil pada lembar observasi siklus II pertemuan ke 1 pada

(24)

Tabel 4.6

Aspek kegiatan yang belum dilakukan siklus II pertemuan 1

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian Ya Tidak

Guru

25. Membimbing siswa membuat laporan yang

berupa rangkuman dari lembar kerja siswa dan

kesimpulam pembelajaran.

26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal latihan

Siswa

24. Siswa membuat laporan yang berupa rangkuman

26. Siswa menjawab tugas, soal atau pertanyaan dari

guru

Hasil data yang diperoleh dari siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa sangat memuaskan mesikpun ada siswa yang belum mencapai KKM. Hasil pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa 24 siswa atau 96% dari jumlah siswa 25 mencapai KKM ≥70, akan tetapi masih ada 1 siswa atau 4% dari jumlah 25 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM.

Lembar observasi mengajar guru di siklus II semua kekurangan yang ada pada pembelajaran siklus I sudah diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk mrmbuat rangkuman tentang hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru sudah memberikan tugas soal evaluasi, siswa juga sudah terlibat aktif dalam diskusi kelompok, serta proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) tentang materi benda dan sifatnya mengenai hubungan antara sifat bahan dengan kegunaanya.

(25)

dilaksanakan siswa, kekurangan yang ada pada siklus I sudah mengalami perbaikan antara lain dalam berdiskusi, siswa sudah aktif berdiskusi dengan kelompoknya, serta diakhir kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan siswa sudah membuat rangkuman tentang kegiatan pembelajaran dan juga mengerjakan soal evaluasi dengan baik.

Hasil tindakan dan obsevasi yang telah dilaksanakan pada siklus II pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 dibuat berdasarkan hasil seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guru dan juga siswa pada pembelajaran IPA

materi hubungan sifat bahan dengan kegunaanya dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

4.4 Perbandingan hasil belajar siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II 4.4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Kegiatan pembelajaran dilakukan, hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terlibat dari hasil belajar siswa pra siklus hanya ada 11 siswa yang mendapatkan tuntas ≥70. Setelah dilakukan kegiatan pada siklus I hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Candisari 01 mengalami peningkatan yaitu 19 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70. Setelah siklus I dilakukan peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan di siklus I dan menyempurnakannya di siklus II. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa di siklus II menunjukkan indikator pencapaian hasil belajar yang sangat memuaskan dengan hasil belajar 24 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70, yang artinya 96% siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM.

Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(26)

Tuntas

Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Data yang ada pada tabel 4.7 Diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa yang mengacu pada KKM mata pelajaran IPA yaitu ≥ 70. Pada pra siklus terdapat 14 siswa yang tuntas dalam mata pelajatan IPA dengan presentasi 56%. Kemudian meningkat di siklus I yang terlihat dari 19 siswa yang tuntas pada mata pelajaran IPA dengan presentase 76%. Hasil yang memuaskan terlihat pada siklus II yaitu 24 siswa mencapai ketuntasan pada mata pelajaran IPA dengan presentase 96%, yang artinya sebagian besar siswa sudah tuntas dalam mata pelajaran IPA. Tabel 4.7 dapat disajikan diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II pada gambar 4.4

(27)

pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari presentasi siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun ajaran 2016/2017 pada pra siklus adalah 56%, untuk siklus I tuntas dengan presentase 76%, dan pada siklus II tuntas dengan presentase 96% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) hasil belajar siswa 70.

Hasil presentase hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkat hasil belajar siswa kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun ajaran 2016/2017 sebesar 96% sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti.

4.5Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali semester I tahun ajaran 2016/2017, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa di kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Hal ini dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dari pra siklus sampai siklus II.

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan pendekatan PBL dapat mengukur kemampuan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil belajar siswa dalam aspek kogitif mengalami peningkatan hal ini terbukti dari hasil belajar pra siklus yang tidak tuntas sebesar 56% dan yang tuntas sebesar 44%, kemudian diadakan siklus I dengan persentase tidak tuntas sebesar 24% dan yang tuntas sebesar 76%, selanjutnya diadakan perbaikan pada siklus II dengan persentase tidak tuntas sebesar 4% dan yang tuntas sebesar 96%.

(28)

guru membawa media sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, siswa menjadi lebih memahami dalam penggunaan media yang diberikan oleh guru.

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus II terdapat 1 siswa yang belum tuntas dikarenakan memiliki kebutuhan khusus down syndrome dengan ciri-ciri kepala lebih kecil, kulit tampak keriput, mata sipit dengan sudut bagian tengah dan didalam kelas cenderung pendiam jika tidak ada yang mengajaknya berbicara sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut dibantu dengan teman sebangkunya dan guru. Guru memberikan penanganan yang lebih

dibandingkan dengan siswa yang lainnya dengan cara mengajak berbicara dalam pembelajaran di kelas serta menanyakan hal-hal tentang materi pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penggunaan pendekatan PBL siswa dalam ranah afektif pada siklus I siswa belum mengalami keaktifan disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode yang dilakukan oleh guru, maka dari keaktifan ditingkatkan pada siklus II. Pada siklus II keaktifan siswa menunjukkan peningkatan yang baik, misalnya dalam berkelompok siswa sudah percaya diri untuk melaksanakan presentasi, sudah mulai memahami tanggung jawab masing-masing dalam berkelompok. Persentase dalam berdiskusi dan keberanian bertanya mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus II. Penggunaan PBL juga mengubah pola berpikir siswa yang awalnya malas menjadi berpikir kritis, kreatif, dan analitis untuk menjadi ingin tahu dengan hal-hal yang baru, melaksanakan penelusuran ilmiah hingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian yang nyata secara berkelompok, guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Inilah yang menjadikan siswa terbiasa dan tidak mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah mulai dari masalah yang mudah misalnya masalah dalam tes yang diberikan dalam penelitian sampai masalah yang lebih kompleks

(29)

aktivitas siswa pada saat menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

macam cara lainya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting, metode.. gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen

kesalahan yang dilakukan selama praktik mengajar. Begitu halnya dengan dosen pembimbing Dra. Dari keduanya praktikan belajar banyak, baik dari segi keilmuan. pendidikan sejarah

a. Situasi yang diciptakan saat ibu balita memberikan makan pada anaknya terlihat membosankan bagi anak sehingga sesekali anak menangis disela-sela waktu makan.

TWK TIU TKP Total Keterangan Nilai Seleksi Kompetensi Dasar. 19

Tujuan proses adalah teknik menetapkan tujuan latihan dengan fokus pada penguasaan dan pengembangan keterampilan target yang dielaborasikan menjadi beberapa perilaku

TWK TIU TKP Total Keterangan Nilai Seleksi Kompetensi Dasar. 44

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA PB. 27) menyatakan

Saya percaya Tuhan sanggup mengubah hidup saya kedepan walaupun banyak tantangan dan hambatan dalam diri dan juga dari luar tetapi itu bukan suatu langkah untuk membuat saya