UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA
(studi kasus komunitas bisnis TDA)
PROPOSAL SKRIPSI
ARHAM HARYADI
1006810725
+628 1869 8484
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis ke depannya akan semakin ketat dan kompleks. Hal itu terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di Indonesia. Hal itu terlihat dari mulai banyaknya pelaku usaha yang lahir dan bermunculan di Indonesia. Pada tahun 2012 jumlah ini mengalami peningkatan signifikan menjadi 1,55 persen dari jumlah penduduk. Padahal sebelumnya, prosentase pengusaha hanya sebesar 0,36 persen
Jika ditinjau dari, Indonesia merupakan Negara yang karakter masayarakatnya suka berkumpul kumpul atau bersosialisai yang kemudian membentuk komunitas.
Ada berbagai macam komunitas di Indonesia, mulai dari yang berbasis lokasi, hobby, hingga kesukaan atau minat. (“inilah.com”). Perkembangan komunitas yang pesat di Indonesia disertai dengan penetrasi Internet yang berhasil di adaptasi menjadi alat penghubung sekaligus media pembentuk komunitas yang efektif dan efisien untuk menyatukan banyak individu. hal ini dimanfaatkan brand untuk membangun komunitas online.
Generation Y, yang juga dikenal sebagai “net generation” karena lebih terlibat dalam kegiatan yang bersifat online seperti social networks, website log, dan hal hal lain yang merupakan bagian dari social media, berdasarkan tahun mereka adalah yang lahir antara 1978 dan 1994. Para peneliti sepakat bahwa generation Y adalah mereka
yang cerdas akan teknologi (tech-savvy) dan lebih terbiasa dengan online purchase
atau belanja online (Lester, Forman, & Loyd, 2006). Karakteristik Gen-Y yang
mencolok adalah haus akan achievement, prestasi-prestasi yang bisa menunjukkan siapa jati dirinya. Untuk itu, aktualisasi diri sangat penting bagi Gen-Y.
Dengan semakin banyaknya pengguna internet di dunia, maka komunikasi secara global saat ini semakin dimudahkan dan terhubung antar penggunanya.
Bagaimana cara menarik dan mempertahankan pelanggan atau member yang sudah ada secara online menjadi tantangan yang signifikan bagi brand maupun pengelola komunitas. Pentingnya membentuk kepercayaan, peluang bisnis dalam komunitas sehingga membangun komitmen di komunitas online salah satu alasannya adalah potensi bisnis sebagai marketing tool yang menjanjikan mulai dari media promosi hingga membentuk komunitas sebagai konsumen loyal.
Dengan melihat keunikan bisnis dalam berkomunitas yang tumbuh, berkembang dan didukung oleh anggota komunitasnya, maka perlu diteliti lebih lanjut kaitan antara peluang, resiko, dan kepercayaan antar anggota selaku konsumen yang tergabung
menjadi komunitas TDA terhadap loyalitas konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam rumusan masalah penelitian ini yang dikemukakan sebagai berikut:
1. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun &
mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA?
2. apakah dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam membangun
kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA?
3. apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan
kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota komunitas TDA?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun dan mempertahankan hubungan pada anggota komunitas TDA.
2. Untuk mengetahui dimensi komitmen yang paling berpengaruh dalam
membangun kesetiaan anggota terhadap komunitas TDA.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko,
peluang, dan kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota komunitas TDA?
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. Bagi Akademisi:
Sebagai acuan yang dapat menambah pemahaman dan masukan bagi berbagai
pihak dibidang marketing dalam ilmu marketing digital Khususnya studi yang
berkaitan dengan komunitas online dan hubungannya dengan loyalitas antar anggotanya
2. Bagi Penulis dan Praktisi:
1.5 Batasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu pada komunitas TDA yang dibentuk atas kesamaan minat "entrepreneurship" dengan segmentasi generasi Y yakni mereka yang lahir pada rentang kelahiran antara 1978 dan 1994.
1.6 Sistimatika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang alasan yang menguatkan diangkatnya penelitian ini. Bagian ini juga menjelaskan tentang permasalahan yang menjadi fokus penelitian, tujuan dari penelitian ini dan signifikansi hingga batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN
Bagian kedua ini mengemukakan tentang tinjauan teori-teori dan konsep yang relevan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Selain berisi tinjauan teori, bagian ini juga mencakup konstruksi model teoritis, serta metode penelitian
.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bagian ini mengulas mulai dari sejarah dan profil komunitas TDA secara mendalam dan kaitannya dengan tema penelitian. Cakupan dari bagian ini diantaranya adalah : (1) Sejarah organisasi, (2) Visi, misi, dan nilai organisasi, (3) Jenis komunitas,
BAB IV : ANALISA KOMITMEN ENTREPRENEUR GENERASI Y
TERHADAP KOMUNITAS ONLINE DI INDONESIA(studi kasus komunitas bisnis TDA)
apakah dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan resiko, peluang, dan kepercayaan terhadap kedua dimensi komitmen yang tercipta dalam anggota komunitas TDA?
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai apa dan bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y pada komunitas TDA.
Penelitian ini juga bersifat kausal, yaitu untuk melihat pengaruh sebab akibat
antarakomitmen berserta dimensinya serta perilaku konsumen entrepreneur generasi
Y pada komunitas TDA. Dengan melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen entrepreneur generasi Y
pada komunitas online TDA berdasarkan model yang dibuat oleh Khaldoon, et al.
(2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites”.
Model ini digunakan karena telah teruji secara empiris. Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna bagi para akademisi, pengusaha, maupun brand dalam indsutri yang berniat untuk membangun komunitas online. Sebagai masukan dalam penyusunan strategi pemasaran para pengusaha ataupun berbagai komunitas online sejenis dalam menghadapi persaingan serta dinamisme lingkungan yang terus berubah
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009, p13).
Penelitian kuantitatif akan dilakukan satu kali dalam satu periode (single
crosssection) (Malhotra, 2004). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey kuesioner kepada responden. kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan metode statistik menggunakan program LISREL dimana setiap indikator pada
kuisioner penelitian ini mengacu kepada jurnal acuan Khaldoon, et al. (2012). Dalam
Berikut flowchart penelitian:
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
3.2 Model Konseptual
Berdasarkan pertimbangan setiap konsep yang telah dibahas, maka peneliti menggunakan model yang akan diuji. Dimana model ini adalah replikasi dari jurnal
Khaldoon, et al. (2012). Dalam “Generation Y travelers’ commitment to online social
network websites”. yang telah teruji secara empiris.
Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian
Proposal Penelitian Jurnal
Studi Literatur Kerangka
Gambar 3.2 Model Konseptual Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
H1 : Affective commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada komunitas TDA
H2: Calculative commitment secara positif memiliki hubungan terhadap kesetiaan pada komunitas TDA
H3 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada komunitas TDA
H4 : Perceived utility secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada komunitas TDA
H5 : Perceived risks secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada komunitas TDA
H6 : Perceived riks secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada komunitas TDA
H7 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap Affective commitment pada komunitas TDA
H8 : Perceived trust secara positif memiliki hubungan terhadap calvulative commitment pada komunitas TDA
3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah penentuan suatu construct (hal-hal yang sulit diukur) sehingga ia menjadi variabel atau variabel-variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama, atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Berikut operasionalisasi variabel penelitian:
3.4.1 Variable Terikat 1. Loyalty (kesetiaan)
2. Affective commitment (komitmen afeksi)
3. Calculative commitment (komitmen kognitif)
3.4.2 Variable Bebas
1. Komponen Perceived utility
Dimensi perceived utilities for the organization
Dimensi perceived utilities for the individual.
Intrinsik dan Ekstrinsik reward seperti produk review yang berupa
saran dari sesame anggota member
2. Komponen Perceived Risk
Berhubungan dengan hal yang terkait privacy, manipulasi data, dan akses data.
3. Komponen perceived Trust
3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data jenis “self-report
data” atau data subyek. Dengan demikian, penelitian ini akan memanfaatkan data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer akan dikumpulkan peneliti dalam bentuk jawaban / isian kuesioner peneliti berbasis konten berupa opini / persepsi individual responden. Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah para anggota komunitas TDA dengan batasan status entrepreneur atau pemilik merek yang positif memiliki karakter gen-Y. Sedangkan data sekunder yang
dibutuhkan akan berupa catatan, artikel, atau pun laporan historis dari founding father
komunitas TDA.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Riset Lapangan
Riset lapangan penelitian yang dilakukan bersifat langsung pada objek penelitian yaitu pada anggota komunitas TDA Jakarta, depok, dan Jakarta selatan. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui:
1. Angket (kuesioner) Yaitu pengumpulan sebagai data premier dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden yang akan menggunakan metode sampling. Pembagian kuesioner akan diberikan kepada anggota komunitas TDA.
2. Pengamatan. Peninjauan secara langsung dengan terlibat aktif dalam komunitas TDA.
3.6.2 Studi Kepustakaan.
Membaca literatur seperti buku maupun jurnal, penelitian terdahulu serta sumber lainnyan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dianalisis dan menunjang dalam penyusunan skripsi.
3.6.3 Populasi dan Teknik Sampling
Bagian ini akan menjelaskan populasi, sampel, dan teknik sampling digunakan
dalam rangka mengumpulkan data penelitian untuk diolah:
3.7.1 Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah anggota komunitas TDA dengan preferensi sebagai seorang entrepreneur dengan karakteristik gen-Y.
3.7.2 Sampling
Sampel merupakan subgroup dari sebuah populasi yang dipilih untuk berpartisipasi
dalam suatu studi (Malhotra, 2007). Teknik sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Taro Yamane dalam (Ridwan, 2011) sebagai berikut :
Dimana: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang dapat memberikan data-data atribut yang membentuk kesiapan pada tingkat individu. Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang disusun untuk mendapatkan informasi dari responden (Malhotra, 2007). Kuesioner ditujukan pada responden yaitu anggota komunitas TDA dengan spesifikasi entrepreneur generasi Y. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen para entrepreneur generasi Y atau dikenal sebagai “net generation” di komunitas TDA terhadap loyalitas mereka.
N
N.d2 + 1
3.8.1 Pengukuran Variabel
Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner nantinya adalah Structured Non Disguised yaitu suatau bentuk pertanyaan yang merupakan kombinasi pilihan ganda yang berpedoman pada Skala Likert. Digunakan sebagai pengukur sikap, pendapat, dan persepsi setiap responden.
Skala likert dapat memungkinkan responden untuk mengekspresikan tingkat kesetujuannya atau ketidaksetujuannya pada pernyataan yang terkait dengan suatu objek tertentu.
Kenapa menggunakan skala likert? pertama skala likert ini adalah relative mudah dibuat, dibagikan dan dipahami. Sementara kekurangan dari skala likert sendiri adalah banyak memakan waktu (Malhotra,2007). Bentuk penilaian jawaban kuesionar menggunakan pembobotan dengan 7 buah skala yaitu :
Tabel Bobot dan Kategori Pengukuran data
Kategori Bobot
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian:
1. Pendahuluan. Kuesioner diawali dengan pendahuluan singkat yang terdiri dari
identitas peneliti, tujuan penelitian, dan meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.
3. Close ended question, suatu bentuk pertanyaan dengan alternatif jawaban yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik responden.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Structural Equation Modeling
Structual Equation Model (SEM) adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis variabel latent, variabel indikator serta kesalahan pengukuran secara langsung. Dengan SEM memungkinkan peneliti untuk dapat menganalisis hubungan antara variabel latent dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel latent yang satu dengan variabel latent yang lain, hingga mengetahui margin kesalahan pengukuran.
Disamping hubungan kasual searah, SEM juga memungkinkan bagi peneliti untuk menganalisis hubungan dua arah yang sering kali muncul dalam ilmu sosial dan perilaku. SEM termasuk keluarga multivariate statistics dependensi yang memungkinkan dilakukannya analisis satu atau lebih variabel independen dengan satu lebih variabel independen yang dilibatkan boleh berbentuk variabel kontinu ataupun diskrit, dalam bentuk variabel latent atau teramati.
Dalam prakteknya, SEM merupakan gabungan dari dua metode statistika yang terpisah yang melibatkan analisis faktor (factor analysis) yang dikembangkan di psikologi dan psikometri dan model persamaan simultan (simultaneous equation modelling) yang dikembangkan di ekonometrika.
SEM – Structural Equation Model, merupakan model multivariat yang berupa
analisis persamaan struktural. Untuk membuat permodelan yang lengkap, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
1. Pengembangan Model Teoritis.
Pengembangan model teoritis merupakan langkah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai teoritis yang kuat yang diperoleh dari ekplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens (Ferdinand, 2002). Proses ini telah dideskripsikan pada bab pertama dan kedua dalam penelitian ini.
2. Pengembangan Diagram Alur.
3. Evaluasi Model.
Langkah ini untuk mengevaluasi kesesuaian model melalui telaah terhadap
berbagai kriteria goodness-of-fit. Tindakan pertama yang dilakukan adalah
mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM,
seperti ukuran sampel, normalitas dan linearitas, outlier (univariate dan
multivariate), serta multicollinearity dan singularity. Sedangkan tindakan kedua yang harus dilakukan adalah menguji kesesuaian dan menguji statistik. Untuk itu
diperlukan beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value untuk digunakan dalam
menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.
a. RMSEA – The Root Mean Square Error of Approximation. Adalah sebuah
indeks yang digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam
sampel besar (Ferdinand, 2002, hal.56). Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya model dan hal ini menunjukkan close fit dari model berdasarkan
derajat bebas separti yang dikemukakan oleh Browne dan Cudeck (1993) dalam Ferdinand (2002).
b. Chi-Square. Model yang akan diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-square nya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu
(karena dalam uji beda chi-square, χ2=0 berarti tidak ada perbedaan, dan H0
diterima) dan diterima bila probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0,05 atau p>0,10 sebagaimana yang dipakai Hulland et al (Ferdinand, 2002).
c. GFI – Goodness-of-Fit Index. Merupakan indeks kesesuaian yang akan
menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. Makin
tinggi nilai dalam indeks ini meka akan semakin “better fit” Tanaka dalam
Ferdinand, 2002). Nilai dalam GFI berkisar antara 1 – 10.
d. AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index. Merupakan tingkat penerimaan yang
disarankan apabila AGFI memiliki nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (Hair et al., 1995; Hulland et. Al., 1996 dalam Ferdinand, 2002).
e. CMIN/DF. Merupakan The Minimum Sample Discrepacy Function yang
dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik
dari 2,0 atau 3,0 maka menunjukkan indikasi dari acceptable fit antara model dan data Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2002).
f. TLI – Tucker Lewis Index. Adalah sebuah alternatif incremental fit index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model.
Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanyasebuah model
adalah penerimaan lebih besar sama dengan 0,95 (Hair, dalam Ferdinand,
2002).
g. CFI – Comparative Fit Index. Bila nilainya mendakati 1 maka
mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand
2002, hal.60). Nilai yang direkomendasikan bagi CFI adalah lebih besar atau sama dengan 0,95.
Tabel Indeks Goodness-of-Fit
Fit Measure Cut-off Value
χ2 – Chi-square
DAFTAR PUSTAKA
Khaldoon, et al. (2012)Generation Y travelers’ commitment to online social network
websites.
Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing Research: An applied Orientation (5th ed).
New Jersey: Pearson Pretince-Hall.
Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 (1st ed).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Consumer Behavior Report. (2008). Online purchasing trends by generation. Retrieved from.
https://mr.pricegrabber.com/Online_Purchasing_Trends_by_Generation_August_CB R_2008.pdf Accessed January 2011.
Gruen, T. W., Summers, J. O., & Acito, F. (2000). Relationship marketing activities,commitment, and membership behaviors in professional associations. Journal of Marketing, 64(3), 34e49.
Khaldoon, et al. (2012). “Generation Y travelers’ commitment to online social