• Tidak ada hasil yang ditemukan

261542847 Yuyun Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High School

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "261542847 Yuyun Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High School"

Copied!
222
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

KONFERENSI NASIONAL KOMPUTER

(KNK 2011)

6 JANUARI 2010

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan YME atas berkat rahmat dan karunia-Nya

sehingga Konferensi Nasional Komputer (KNK) 2010 dapat terselenggara di

Palembang. KNSI 2010 diselenggarakan oleh STMIK Kharisma dan didukung oleh

APTIKOM , dimaksudkan sebagai forum penyebaran ilmu pengetahuan dan

informasi tentang ilmu komputer khususnya di Indonesia. KNK 2011 diharapkan

dapat memfasilitas bertemunya para akademisi dan praktisi di bidang ilmu komputer

guna berdiskusi mengenai ide-ide baru khususnya di bidang ilmu komputer sehingga

dapat menjembatani kesenjangan ide- ide baru khususnya di bidang sistem informasi

sehingga dapat menjembatani kesenjangan yang timbul antara teori yang

dikemukakan oleh para akademisi dengan realisasi yang dikembangkan oleh para

praktisi. Diharapkan hasil KNK 2010 dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan

ilmu pengetahuan di bidang komputer secara nasional di masa yang akan datang.

Pada KNK 2011 kali ini, panitia menerima lebih dari (berapa) tulisan. Namun

, setelah melaui proses review oleh sejumlah pakar yang terlibat di kepanitiaan KNK

2011 dalam bidang yang sesuai dengan topik KNK 2011 maka tidak semua terseleksi

untuk disajikan dalam konferensi ini. Makalah yang diterima kemudian

dikelompokkan ke dalam (berapa) topik, yaitu (apa2 topiknya). Mungkin dalam

pengelompokan tersebut para penulis memiliki pandangan yang berbeda. Namun

diharapkan hal tesebut tidak menjadi kendala bagi terselenggara KNK 2011

Pada kesempatan ini panitia ingin mengucapkan terima kasih kepada para

pemakalah dan peserta yang hadir serta pihak-pihak yang telah membantu

mendukung terselenggara KNK 2011 di STMIK Kharisma sehingga kegiatan ini

dapat berlangsung lancar dan sukses. Terkhusus kami ucapkan terima kasih kepada

pihak APTIKOM yang telah membantu kami untuk menyelenggarakan KNK

pertama kali di Makassar. Semoga kegiatan KNK 2011 ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Ketua Panitia Pelaksana

(4)

KEPANITIAAN

Penanggung Jawab : Dr. Eng. Armin Lawi, S.Si, M.Eng. Ketua Harian : Himawan Thamrin Dinata Komite Pelaksana :

Jaezah Chairina C. Michelly

Phan, Handy Handoko Louis William Christy wijaya Venesia Limowa Alicia Armin Nuraeni Djamaluddin Amelia Go

Luany Cendikia Yayat Sudrajat Hizkia Yosti Alvin Seliang Reza Nova Herman Ine Herlina Feliks Jahar William Ruslie Daniel Muh. Furkan Ivan Darmawan Nathania Wilson Stanley Liem Moureen Feybe Annisah Betzy Pakasi

Netty Natalia Wendy Conarta Hans

(5)

DAFTAR ISI

Voip (Voice Over Internet Protocol) Solusi Telekomunikasi Alternatif

Yang Menjangkau Seluruh Lapisan Masyarakat

Hamdan Arfandy ... 9

Komparasi Kinerja Ado Dan Odbc Dalam Memanipulasi Rdbms

Database

Gerzon J Maulany dan Toban T Pairunan... 18

Penyelenggaraan Sistem Informasi Dalam Konteks Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Ronny... 25

Klasifikasi Kinerja Beban Dosen Stimik Handayani Menggunakan

Algoritma Naïve Bayesian

Muhammad Rais dan Isminarti ... 30

Algoritma Semut

Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah Yang Akan Dibangun Menggunakan

Algoritma Semut

Akhyar Muchtar dan Abdul Muis... 41

Optimasi Pemilihan Rute Terpendek Jalur Angkutan Umum Kota

Makassar Dengan Algoritma Ant Colony Optimization

Agussalim dan Hasyrif Sy... 46

Descision Tree

Penilaian Soft-Skills Mahasiswa Menggunakan Decision Tree

Andi Sitti Rasiah dan Mohamad Ali Wardana... 55

Klasifikasi Kinerja Beban Dosen Menggunakan Algoritma Decision

Tree

Mansur. As dan Petrus Katemba... 61

Sistem Pendukung Keputusan Decision Tree

(Studi Kasus : Klasifikasi Stadium Kanker Serviks)

Armin Lawi dan Mediawati Somalangi... 66

Algoritma Fuzzy

Basis Data Fuzzy Model Tahani Untuk Pengklasifikasi Beban Kerja

Dosen

(6)

Penilaian Soft Skill Mahasiswa Dengan Metode Fuzzy System

Syamsul Bahri dan Stefany Y Bara’langi ... 77

Genetika

Optimasi Penataan Tipe Rumah Mengunakan Metode Algoritma Dna

Thabrani dan Ketut Yudana ... 81

Implementasi Algoritma Dna Untuk Menyelesaikan Kasus Optimasi

Trayek Angkutan Kota Makassar

Erfan Hasmin dan As’ad Djamalilleil... 86

Optimasi Pendapatan Angkutan Umum Menggunakan Algoritma

Genetika

Yesaya Tommy Paulus dan Jupri ... 91

Optimasi Penataan Tipe Rumah Menggunakan Algoritma Genetika

Herman dan Widyawisanti ... 98

Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Beban Kinerja Dosen Dengan Jaringan Saraf Tiruan Self

Organizing Map (Som)

Abdul Mubarak dan Salahudin Olii ... 104

Penilaian Soft Skill Mahasiswa Dengan Menggunakan Jaringan Syaraf

Tiruan

Metode Self – Organizing Maps (Som)

Asminar dan Perie Bagoes Handoko... 108

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Penentuan Jurusan

Pada Siswa Sma

Munawir dan Yuyun ... 113

Klasifikasi Penilaian Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Algoritma

Backpropagation

Marson J. Budiman dan Andi Gita Novianti ... 118

Penilaian Soft-Skill Mahasiswa Dengan Jaringan Saraf Tiruan

Backpropagation

(7)

JSP dan Java

Implementasi Jakarta Tomcat

Subardin ,Baharuddin Rahman dan A.M.Lukman ... 131

Masalah Penanganan File Dalam Java

Andi Irmayana,Teguh Kurniawan, dan Selfina Pare... 136

Pemanfaatan Javabeans Pada Aplikasi Enterprise Javabeans

Gerzon J Maulany, Rahmat H Kiswanto, dan Sitti Nur Alam... 142

Pengantar Servlet Dan Jsp

Toban T Pairunan, Ari Widiastono, dan Sofian... 149

Remote Method Invocation

Muh. Sadly Said , Hady Suhardi dan Ottopianus Mellolo ... 157

PCA

Algoritma Penilaian Soft Skills Mahasiswa Menggunakan Metode

Principal Component Analysis (PCA)

Masna Wati dan Suci Rahma Dani Rachman ... 163

Algoritma Penilaian Kinerja Beban Dosen Menggunakan Metode

Principal Component Analysis (PCA)

Sukirman dan Athirah Gassing ... 176

PSO

Optimasi Waktu Pembangunan Perumahan Suatu Tipe Rumah

Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization

Irmawati Pangerang dan Syamsu Alam ... 184

Penentuan Trayek Angkutan Kota Terbaik Menggunakan Particle

Swarm Optimation

Annah dan Andi Fitriati ... 188

SISTEM TERDISTRIBUSI

Implementasi Simple Object Access Protocol Untuk Sistem

Terdistribusi

Meylanie Olivya... 195

Konsep Multithreading Dan Multiplexing Untuk Aplikasi Sistem

Terdistribusi

(8)

Implementasi Common Object Request Broker Architecture Untuk

Aplikasi Terdistribusi

Komang Aryasa, Salkin Lutfi, dan Asmawaty Azis ... 204

WEB SERVICE

Discovering Web Service

Andi Yulia Muniar,Andi Ismail Akbar, dan Yuliana Kolyaan ... 208

Implementasi Web Service Menggunakan Apache Axis

Abdul Munir,Kristia Yuliawan, dan Muh. Zulkifli... 214

(9)

VoIP (Voice Over Internet Protocol) Solusi Telekomunikasi Alternatif yang Menjangkau Seluruh Lapisan Masyarakat

Oleh : Hamdan Arfandy1

Abstrak

Sebagai mana kita ketahui bersama betapa pentingnya peranan dari alat telekomunikasi sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain. Yang dahulunya kita hanya mengenal Telepon sebagai medianya akan tetapi untuk saat sekarang ini para pakar dibidang IT telah menemukan suatu alat komunikasi yang mempunyai basis internet sebagai alat komunikasi alternatif yang relatif lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Alat yang penulis maksudkan dalam hal ini adalah VoIP (Voice Over Internet Protocol) yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi dengan pihak lain dengan pembiayaan yang tidak begitu besar. Dengan catatan harus ada penyelenggara atau dalam hal ini adalah pihak investor yang bersedia untuk memberikan investasi awal dari alat telekomunikasi ini.

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini Pesatnya perkembangan teknologi sudah tidak dapat kita duga lagi kecepatannya. Hal tersebut sudah dapat kita lihat diberbagai bidang, baik itu dibidang pertanian, peternakan, perikanan dan lebih khusus lagi pada bidang teknologi informasi. Dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi ini sudah barang tentu mempunyai dampak yang sangat besar pengaruhnya bagi kelangsungan bangsa ini. Akan tetapi tidak dapat kita pungkiri apabila

1

Dosen STMIK KHARISMA Makassar

ada dampak positif yang ditimbulkan maka sudah tentu juga mempunyai dampak negatif yang akan timbul nantinya.

Dalam hal ini, perkembangan teknologi informasi yang penulis maksudkan adalah dalam bidang telekomunikasi, dimana kita semua menyadari betapa pentingnya fungsi dari telekomunikasi tersebut dalam kehidupan kita. Pada zaman dahulu nenek moyang kita untuk melakukan komunikasi dengan jarak yang jauh biasanya mereka menggunakan jasa burung merpati untuk mengirimkan surat, dan seiring dengan perkembangan dari zaman ke zaman hingga akhirnya Alexander Graham Bell menemukan suatu alat telekomunikasi yang sampai saat ini kita kenal dengan nama Telepon. Untuk menjawab tantangan zaman berkenaan dengan pentingnya alat telekomunikasi maka pembangunan jaringan-jaringan yang mempunyai basis telekomunikasi sudah kian pesatnya, hal ini dapat kita perhatikan dimana pihak produsen atau penyedia layanan telekomunikasi saling berlomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya dengan meluncurkan produk-produk terbaru berkenaan dengan penyempurnaan terhadap produk-produk yang telah diluncurkan sebelumnya atau merupakan produk yang mempunyai nilai inovasi terbaru yang belum terdapat pada produk-produk sebelumnya.

(10)

hal tersebut sehingga menyebabkan telekomunikasi yang begitu penting artinya bagi masyarakat semakin mahal untuk dimiliki.

Berbeda dengan berita yang lagi marak dibicarakan oleh masayarakat yang mempunyai basis IT (Information Tecnologi), dimana untuk melakukan suatu komunikasi satu pihak dengan pihak lain bukanlah suatu hal yang mahal atau hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang berduit saja. Hal yang marak dibicarakan saat-saat sekarang ini adalah VoIP (Voice Over Internet Protocol), dimana satu pihak dapat berkomunikasi dengan pihak yang lain, layaknya alat komunikasi yang biasa kita gunakan (Telepon) dengan kualitas suara yang sama tapi dengan biaya yang relatif lebih rendah dari tarif telepon.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu tulisan yang berkenaan dengan fenomena yang berkembang dimasyarakat tentang VoIP (Voice Over Internet Protocol), dengan mengangkat sebuah judul VoIP (Voice Over Internet Protocol) Solusi Telekomunikasi Alternatif yang Menjangkau Seluruh Lapisan Masyarakat dalam bentuk Karya Tulis untuk menjadi bahan pengetahuan bagi kita semua.

I. 2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang penulis akan bahas dalam tulisan ini adalah :

Apakah VoIP memang merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

I. 3 Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan Karya Tulis ini penulis mempunyai tujuan untuk :

1. Agar telekomunikasi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2. Mengenalkan kapada masyarakat tentang teknologi yang sedang berkembang saat sekarang ini

I. 4 Manfaat Penulisan

Berkenaan dengan tujuan utama yang ingin dicapai dari uraian di atas, maka diharapkan dapat memberi manfaat positif kepada semua pihak, sehingga Karya Tulis ini tidak menjadi hal yang tidak membawa manfaat atau sia-sia

Adapun manfaat dari Karya Tulis ini adalah 1. Diharapkan agar alat Telekomunikasi

dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2. Diharapkan agar masyarakat dapat lebih akrab dengan teknologi untuk kemajuan bangsa.

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Kerangka Berpikir

Dalam menerapkan kerangka berpikir, maka penulis mengutip beberapa konsep dasar yang merupakan landasan teoritis yang akan mengacu pada tulisan ini.

(11)

gabungan perkataan interdan netatau antara rangkaian). Perkata merujuk kepada rangkaian yang d menyambungkan rangkaian antara satu sama lain, manakala adalah nama khas yang merujuk rangkaian komputer yang menggunakan protokol rangkaia dikenali sebagai TCP/IP. (Zaharim

Hal yang senada juga oleh Onno W. Purbo bahwa merupakan sebuah jaringan yang memungkinkan berkomunikasi satu dengan mengenal batas-batas institusi, ras, & birokrasi. (Onno, 1997).

Sedangkan jenis-jenis aplikasi pada jaringan internet khusus masalah komunikasi yang telah sebahagian masyarakat adalah atau Electronic Mail (Surat Elektronik) dalam hal ini melakukan pengirima dengan memanfaatkan jasa jarin dan ada juga jenis komunikasi diminati oleh para remaja kita yang dalam hal ini adalah komun dilakukan oleh beberapa menggunakan media tulisan pengantaran signal suara. Akan tidak akan terlalu jauh memba tersebut, tapi kita akan pembahasan masalah VoIP itu merupakan salah satu alat yang mempunyai basis internet.

Berdasarkan opini dikemukakan maka penulis menganggap

internet dalam hal ini sangat opini para pakar di atas maka mengambil suatu kesimpulan dari internet adalah Komunikas Informasi antara satu ko

dan network( inter-rangkaian). Perkataan internet

gkaian yang dibina dengan rangkaian komputer di in, manakala internet yang merujuk kepada yang dibina dengan protokol rangkaian yang

. (Zaharim, 1999). senada juga dikemukakan

bo bahwa Internet ngan antar komputer gkinkan kita untuk dengan lain tanpa institusi, negara, bangsa, (Onno, 1997).

jenis aplikasi yang ada khusus untuk melayani ng telah dikenal oleh adalah aplikasi e-mail (Surat Elektronik) yang ukan pengiriman surat jasa jaringan internet komunikasi yang sangat remaja kita yaitu Chating adalah komunikasi yang erapa orang dengan tulisan tanpa adanya suara. Akan tetapi kita auh membahas masalah akan fokuskan pada VoIP itu sendiri yang satu alat telekomunikasi

is internet.

opini dikemukakan di atas, ggap bahwa peranan ini sangat besar. Untuk atas maka penulis dapat kesimpulan bahwa arti inti unikasi atau Tukar

komputer dengan

II. 1.2 Konsep Dasar VoIP

Setelah kita sedikit mengeta dasar dari jaringan internet maka, p memberikan paparan berkenaa konsep dasar dari VoIP.

(Voice Over Internet Pro disingkat dengan sebutan VoIP. Bapak Onno W Purbo VoIP melalui internet, menggunakan buatan sendiri dengan pesawat komputer yang dilengkapi loudspeaker (Onno, 2003:24). Hal dikemukakan oleh Bapak Wastuwibowo, menurut beliau bahwa VoIP merupakan teknolo membawa sinyal suara digital data paket dengan protoco komunikasi VoIP, pemakai hubungan telepon melalui terminal berupa PC atau telepon (Kuncoro, 20

Secara sepintas definisi atau VoIP yang dikemukakan oleh para mempunyai suatu unsur yang penulis dapat menyimpulkan adalah suatu alat telekomunikasi

t mengetahui konsep internet maka, penulis akan berkenaan dengan

Internet Protocol) atau sebutan VoIP. Menurut VoIP adalah telepon menggunakan sentral telepon pesawat telepon berupa dilengkapi microfon dan 2003:24). Hal senada juga Bapak Kuncoro beliau mengatakan teknologi yang digital dalam bentuk

protocol IP. Dalam

pemakai melakukan melalui terminal yang

Kuncoro, 2003). definisi atau pengertian

(12)

dengan menggunakan protoco

(internet).

Adapun bentuk aplikasi gunakan untuk melakukan komun VoIP ada berbagai macam aplikasi tersebut harus disesua sistem operasi apa yang kita satu contoh yang ditawar penggunaan VoIP dalam telekomunikasi adalah aplikas dan aplikasi tersebut sudah bisa pada saat instalasi sistem operas Windows 2000, Windows seterusnya. Adapun pada

Linux bisa kita dapat menggunaka aplikasi GnomeMeeting

telekomunikasi.

Untuk contoh aplikasi contoh gambar bentuk pen telepon dapat dilihat pada Gambar Gambar II. 3. aplikasi ini berbas sistem operasi Windows.

protocol TCP/IP

aplikasi yang dapat kita ukan komunikasi dengan macam, dan program harus disesuaikan dengan ng kita gunakan. Salah ditawarkan untuk

dalam jaringan aplikasi NetMeeting, sudah bisa kita dapatkan istem operasi Windows 9x, Windows Melenium dan pada system operasi dapat menggunakan jasa eeting sebagai media

likasi pada VoIP serta bentuk pengaturan nomor pada Gambar II. 2 dan aplikasi ini berbasis dengan

Menurut Kuncoro Wastuwi konsep dasar dari cara kerja VoIP sisi pengirim, sinyal suara dikodekan data digital, kemudian dipaket disalurkan melalui network Interne Di sisi penerima, data didekode sinyal suara kembali (Kuncoro, lebih jelasnya anda dapat lihat II. 2.

Berdasarkan uraian di atas kita ketahui bersama untuk media telekomunikasi VoIP, kita koneksi internet yang akan bertugas mengirimkan paket data yang diterima oleh pihak lain. Untuk koneksi internet banyak orang anggapan bahwa hanya dapat orang-orang yang berduit atau yang taraf kemampuannya di Tapi hal tersebut untuk saat sekarang tidak tepat lagi. Lalu bagaimana internet menjadi lebih murah ?. dikemukakan oleh Onno W. Purb sekian banyak teknologi informas beberapa teknologi yang terbukti sangat strategis dalam infrastruktur telekomunikasi

oro Wastuwibowo bahwa kerja VoIP adalah pada suara dikodekan menjadi dipaketkan. Data ini Internet Protocol. didekode membentuk (Kuncoro, 2003), untuk dapat lihat pada Gambar

(13)

Internet nirkabel adalah akses internet yang menggunakan radio. Kita bisa tersambung ke internet 24 jam tanpa pulsa telepon sama sekali dengan kecepatan aksesnya sekitar 200 – 400 kali lebih cepat dari koneksi internet dial up. (Onno, 2003:23)

Akan tetapi bentuk penawaran internet dengan basis nirkabel mempunyai nilai investasi yang masih terbilang cukup besar untuk kalangan menengah kebawah, adapun besar investasi tersebut adalah :

Peralatan yang digunakan

Besar biaya investasi

1. Personal Computer (PC)

Rp. 4.000.000

2. Wireless Lan Rp. 2.500.000 3. Anti Petir Rp. 1.000.000 4. Antena Rp. 500.000 Total Biaya Rp. 8.000.000

Tabel II. 1 : Besar Biaya Investasi

Sumber :

http://www.bogor.net/idkf/voip

Nilai investasi diatas belum termasuk biaya koneksi jaringan internet ke ISP (Internet Service Provider).

Penulis beranggapan bahwa penawaran koneksi jaringan internet dengan basis nirkabelsangat cocok untuk orang-orang yang memang dituntut untuk selalu malakukan koneksi internet yang dalam hal ini penulis maksudkan adalah Warnet (Warung Internet) atau kantor-kantor dan sekolah-sekolah yang mengharuskan mereka mengakses internet secara 24 jam on-line. Dan apalagi kalau peralatan komputer telah dimiliki maka pihak konsumen, maka pihak konsuman hanya menyediakan peralatan untuk koneksi internet saja dan membayar ISP.

Lantas bagaimana dengan lapisan masyarakat yang taraf kehidupan mereka

masih berada pada taraf menegah ke bawah!. apakah mereka juga dapat menggunakan jaringan telekomunikasi dan informasi yang berbasis internet ini.

II. 1.3 Konsep Dasar Wireless

Wireless LAN adalah suatu bentuk koneksi internet yang berbasiskan gelombang radio

Untuk pertanyaan paparan tersebut di atas langkah yang pernah diambil adalah adanya investasi yang dilakukan oleh salah satu pihak yang dalam hal ini adalah pihak penyedia jasa layanan internet yaitu Warnet (Warung Internet) untuk menyediakan fasilitas aplikasi khusus untuk penggunaan VoIP. Akan tetapi disaat sekarang ini kebijakan dari pemerintah untuk penggunaan media komunikasi dengan basis internet dilarang oleh pemerintah. Sesuai dengan peraturan pemerintah sebagai berikut :

 UU36/1999 pasal 11 – Penyelenggara telekomunikasi harus memperoleh ijin menteri.

 UU36/1999 pasal 29 – Larangan interkoneksi jaringan telekomunikasi khusus ke jaringan publik.

Maka sesuai dengan paparan di atas maka penyelenggaraan telekomunikasi yang berbasis kerakyatan masih sangat sulit untuk dilaksanakan untuk berbagai pertimbangan yang ada.

METODE PENELITIAN

III. 1 Metode Penulisan

(14)

Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode penulisan kepustakaan (Library Research) dengan basis Electronic Bookyaitu mengkaji atau menelaah beberapa literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan Karya Tulis ini.

III. 2 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah bentuk studi literatur dan studi Electronic Learning (E-Learning), yaitu mengumpulkan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang dikaji dan terutama sumber-sumber yang berkaitan dengan materi pembahasan penulisan ini baik itu yang mempunyai basis kepustakaan dan basis internet. Dalam hal ini penulis menggunakan kutipan lansung dan kutipan tak langsung.

Kutipan langsung yang penulis maksudkan adalah mengutip pendapat dari buku ataupun internet dengan tidak mengadakan perubahan terutama terhadap redaksinya, sedang kutipan tak langsung yang penulis maksudkan dalam hal ini adalah mengutip suatu pendapat dari buku ataupun internet dengan merubah redaksi kalimatnya, namun maksud dan tujuanya tetap sama.

III. 3 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data melalui studi literatur kepustakaan dan literatur Electronic Learning maka penulis mengadakan pengolahan terhadap data yang didapatkan dalam bentuk metode kualitatif yaitu memberi komentar dan tafsiran terhadap data yang telah diperoleh, karena penulis tidak menggunakan angka-angka dalam bentuk statistika, atau data-data yang diolah tidak dapat diukur secara lansung .

Adapun dalam menganalisis data penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode deduktif yaitu suatu metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan berangkat dari fakta-fakta yang bersifat umum kemudian diuraikan secara khusus dan terperinci.

2. Metode komparatif yaitu suatu teknik menganalisis data dengan jalan mengadakan perbandingan yaitu dengan membandingkan antara satu data dengan beberapa data lain kemudian menarik suatu kesimpulan akhir.

PEMBAHASAN MASALAH

IV. 1 VoIP Sebagai Telekomunikasi Alternatif

Sebagai mana kita ketahui bersama betapa pentingnya peranan dari alat telekomunikasi sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain. Yang dahulunya kita hanya mengenal Telepon sebagai medianya akan tetapi untuk saat sekarang ini para pakar dibidang IT telah menemukan suatu alat komunikasi yang mempunyai basis internet sebagai alat komunikasi alternatif yang relatif lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Alat yang penulis maksudkan dalam hal ini adalah VoIP (Voice Over Internet Protocol) yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi dengan pihak lain dengan pembiayaan yang tidak begitu besar. Dengan catatan harus ada penyelenggara atau dalam hal ini adalah pihak investor yang bersedia untuk memberikan investasi awal dari alat telekomunikasi ini.

(15)

alternatif yang jauh lebih murah. hanya saja biaya investasi awal yang cukup besar. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan awal bahwa dalam hal ini harus ada penyelenggara yang menangani pembangunan infrastruktur tersebut. Sedangkan untuk koneksi dengan menggunakan metode (dial up) akan lebih murah untuk SLI atau interlokal karena para pemakai VoIP hanya akan membayar pulsa telepon yang digunakan dengan pulsa lokal akan tetapi sudah dapat menelepon atau dalam hal ini menggunakan VoIP dalam area lokal, interlokal, maupun internasional bayaran yang akan dibayar oleh pengguna tetap biaya lokal.

Gambaran umum yang dapat penulis gambarkan dalam hal ini adalah :

VSAT

Berdasarkan gambaran umum di atas, diumpamakan ada 3 daerah yang berbeda misalnya Pulau A, Pulau B, dan Pulau C, dalam tiap daerah tersebut terdapat satu pihak investor yang berfungsi untuk penyedia layanan koneksi VSAT ke satelit dan dalam gambaran umum di atas, tiap investor menangani 3 Warnet sebagai penyedia layanan telekomunikasi alternatif VoIP tersebut.

Akan tetapi gambaran umum di atas tidak diharuskan untuk tiap daerah harus melayani 3 Warnet boleh saja lebih dan boleh

juga kurang dari tiga. Jika pihak investor hanya menangani tiga atau kurang dari tiga warnet maka biaya yang yang harus dibayar akan lebih besar akan tetapi kecepatan koneksi akan lebih cepat karena jumlah bandwidth lebih besar, tapi jika pihak investor dalam suatu daerah menangani lebih dari tiga warnet maka jumlah biaya perbulan yang akan dibayarkan akan lebih kecil karena akan dibagi dengan jumlah warnet yang ada atau dalam hal ini penulis maksudkan adalah pembayaran dalam bentuk istilah patungan. Tapi koneksi internet akan lebih lambat dari investor yang hanya menangani tiga warnet saja karena bandwidth akan dibagi dengan jumlah warnet yang ada.

Untuk penjelasan lebih lanjut dapat penulis gambarkan dalam bentuk skenario untuk perincian besar biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak investor nantinya.

Dari data yang telah didapatkan oleh penulis untuk koneksi internet via satelit

(VSAT) dari salah satu penyedia layanan koneksi internet dapat dilihat pada Tabel II. 2 sebagai berikut :

Tabel II. 2 : Besar Biaya Koneksi Sumber : http://www.bogor.net/idkf/voip

Berdasarkan data di atas maka kita dapat membuat suatu skenario besar biaya dan keuntungan apa yang didapatkan oleh pihak investor yang berada dalam suatu kota atau daerah sebagai pihak penyedia layanan koneksi internet., dapat kita perhatikan dari table-tabel berikut ini :

Speed : 256 Kbps

Biaya : Rp. 22.500.000 / Bulan Untuk biaya yang sebesar di atas dalam hal penanganan satu pihak investor akan dapat digolongkan sangat berat, maka dalam skenario ini penulis akan menggambarkan 3 pihak investor akan tetapi jumlah maksimal warnet untuk besar bandwidth 256 Kbps

Inv

Inv

Inv War

War

War

S

V

V

V

(16)

adalah 12 warnet maka tiap warnet akan mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar Rp. 1.851.609 / Bulan dengan besar bandwidth yang di dapatkan adalah 21 Kbps.

Pejelasan rinci penulis dapat gambarkan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Investor C

Warnet Biaya

C1 1.875.000 / Bulan

C2 1.875.000 / Bulan

C3 1.875.000 / Bulan

C4 1.875.000 / Bulan

Tabel II. 3 : Besar Biaya Koneksi Investor A

Tabel. II. 4 : Besar Biaya Koneksi Investor B

Tabel II. 5 : Besar Biaya Koneksi Investor C

Dari penjelasan tabel di atas menandakan semakin banyak jumlah pihak investor yang bersedia untuk bekerja sama maka pembiayaan akan semakin kecil. Dan bukan hal yang tidak mungkin untuk mewujudkan suatu infrastruktur telekomunikasi yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.

Dan ada pula bentuk skenario lain yang dapat kita lihat berkenaan dengan rincian pembiayaan untuk penggunaan VoIP dengan rincian pembiayaan dapat dilihat pada Tabel II. 6 :

Dari penjelasan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa besar biaya VoIP adalah Rp. 43 / menit. Dan penulis beranggapan bahwa biaya yang sekecil ini sudah dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah asalkan kita dapat bekerja sama.

IV. 2 Kendala Yang Mungkin Dihadapi

Berdasarkan dari uraian-uraian di atas akan muncul beberapa kendala yang mungkin akan dihadapi dalam pengembangan teknologi jaringan komunikasi alternatif ini yang diatarannya adalah :

1. Ada Regulasi atau Monopoli dari satu pihak dimana akan melakukan perluasaan mutlak terhadap source dan resource yang nantinya akan digunakan

2. Tidak semua dari Masyarakat yang ada dimuka bumi ini adalah orang-orang yang mempunyai sifat yang akrab dengan perkembangan teknologi.

KESIMPULAN

V. 1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah dipaparkan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan :

Investor B

Warnet Biaya

B1 2.500.000 / Bulan

B2 2.500.000 / Bulan

B3 2.500.000 / Bulan

Speed Biaya

64 Rp8.900.000 / Bulan

128 Rp13.500.000 / Bulan

192 Rp17.800.000 / Bulan

256 Rp22.500.000 / Bulan

384 Rp31.100.000 / Bulan

(17)

1. Untuk membangun suatu jaringan komunikasi yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat bukanlah suatu hal yang membutuhkan pembiayaan yang besar asalkan kita dapat bekerja sama.

2. Dengan jalan tersebut maka kita dapat memasyarakatkan teknologi kepada rakyat dan menghilangkan penafsiran yang cenderung negatif berkenaan dengan internet.

3. Apabila teknologi ini dapat dikembangkan maka bukan tidak mungkin cita-cita memberikan pelayanan telekomunikasi yang murah bagi rakyat dapat tercapai.

V. 2 Saran - Saran

Berdasarkan dari uraian-uraian dan kesimpulan di atas yang telah dikemukakan di atas maka diberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Ada baiknya pengembangan VoIP terus ditingkatkan karena dapat membina keakraban masyarakat terhadap perkembangan teknologi.

2. Dengan adanya Pengembangan VoIP hendaknya dapat menumbuhkan minat

masyarakat dalam menambah

pengetahuan berkenaan dengan pengembangan teknologi yang berbasis internet.

3. Ada baiknya pemerintah dapat memberikan izin untuk hal tersebut agar dapat dibangun jaringan telekomunikasi yang berbasis kerakyatan atau dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Purbo W Onno (2003), Cara Mudah Berinternet, Majalah Intisari Agustus 2003.

_______________ (1997), Orasi Ilmiah Penerimaan Mahasiswa Baru ITB

1997.

Wastuwibowo Kuncoro, VoIP Telefoni

dengan IP,

http://www.komunikasi.

org/voip/index. php, 2002,

http://www.komunikasi.org Zaharim Ahmad Abdul Aziz. DR.,

Menguasai Internet,

(18)

Komparasi Kinerja ADO dan ODBC dalam memanipulasi

RDBMS Database

Gerzon J Maulany

Teknik Informatika

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Makassar - Indonesia

[email protected]

Toban T Pairunan

Teknik Informatika

Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin Makassar - Indonesia

[email protected]

ABSTRAKSI

Perkembangan pemrograman jaringan komputer untuk mengakses dan memanipulasi database berkembangan dengan cepat, namun demikian pemrograman client/server yang mengakses database masih memperoleh tempat yang sangat berpengaruh, tidak hanya disebabkan oleh masih banyaknya perusahaan skala menengah ke bawah yang menggunakannya tetapi juga karena model pemrograman client/server ini juga dikombinasikan dengan programan multi-tier oleh perusahaan menengah sampai perusahaan berskala Enterprise.

Mengakses database yang berada pada komputer server dari komputer client secara jarak jaruh terdapat dua mekanisme yang disediakan oleh Microsoft yaitu ODBC(Open Database Connectivity) dan OLEDB(Objects Linking Embedded Database) yang menggunakan interface ADO (ActiveX Data Object), dua mekanisme ini diciptakan untuk kegunaan yang sama yaitu akses database namun peruntukan detailnya terdapat perbedaan untuk itulah dalam penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja dari kedua mekanisme tersebut dalam mengakses RDBMS (Relational Database Management System), sebab penggunaan mekanisme yang tepat akan berpengaruh terhadap unjuk kerja pengaksesan dan berpengaruh pada keluaran dari sistem.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis permasalahan koneksi database dan mendisain sistem yang akan dibuat serta dilakukan pengujian untuk mendapatkan hasil dari kedua mekanisme tersebut pada proses pembacaan dan proses penulisan dari dan pada database sehingga diperoleh gambaran kinerja yang dihasilkan oleh kedua mekanisme koneksi dalam mengakses database dan memanipulasinya.

Categories and Subject Descriptors

D.3.3 [

Programming Languages

]: Language

Contructs and Features –

abstract data types,

polymorphism, control structures.

This is just an

example, please use the correct category and

subject descriptors for your submission

.

The

ACM Computing Classification Scheme:

http://www.acm.org/class/1998/

General Terms

Experimentation

Keywords

ActiveX Data Object, Open DataBase

Connectivity, Memanipulasi Database

PENDAHULUAN

Model program untuk mengakses

database berkembang dari stand alone,

Client/Server dan Multitier, untuk

pemrograman model stand alone masih juga

dibuat namun saat ini sudah tidak banyak

yang menggunakannya, Model Clien/Server

adalah model pengembangan selanjutnya

yang populer yang dikembangan dalam

jaringan mulai dari LAN(Local Area

Network), MAN (Metropolitan Area

Network) dan sebagian juga digunakan pada

WAN (Wide Area Network), sedangkan

model Multitier adalah model pengembangan

lanjutan dan terkini yang diimplementasikan

pada WAN dengan segala kemajuan

teknologi internet yang menyertainya dan

telah banyak dikembangkan pada perusahaan

berskala Enterprise.

Di Indonesia khususnya banyak

perusahaan berskala menengah ke bawah

yang masih sangat bergantung pada model

client server yang pada gilirannya akan

berkembang menjadi model Multitier, untuk

itulah maka model Client/Server ini masih

banyak digunakan dalam pemrograman yang

digunakan pada perusahaan-perusahaan

tersebut. Dan dalam pemrograman model

Client/Server untuk mengakses database

mekanisme koneksi database menggunakan

ADO dan ODBC masih sering digunakan.

Untuk menggunakan suatu mekanisme

dengan baik dan benar maka diperlukan

pemahaman untuk yang memadai dalam

penggunaan kedua mekanisme tadi, banyak

bahasa pemrograman saat ini yang dibandel

dengan kemampuan koneksi dan

pemanipulasian database dengan kedua

mekanisme ini, namun tidak banyak sumber

yang membahas secara detail tentang kinerja

yang dihasilkan dari kedua mekanisme

pengaksesan database ini, ada asumsi bahwa

ODBC lebih cepat dari ADO, atau Akses

ADO jauh lebih cepat dari ODBC

dikarenakan ODBC adalah mekanisme yang

sudah cukup tua dan diperuntukan untuk

mengakses jenis database dari berbagai

macam vendor yang berbeda-beda. ADO

disebut sebagai teknologi masa depan

Microsoft yang tidak mengembangkan lagi

teknologi API ODBC.

Untuk itulah diperlukan penelitian atau

kajian untuk mengetahui kenerja

(19)

khusus akan dilakukan pengujian pada model

database relational (RDBMS), sehingga

nantinya dapat diketahui pada keadaan mana

kedua mekanisme ini akan dapat digunakan

secara maksimal untuk mendapatkan kinerja

optimum.

ODBC (Open Database Connectivity)

ODBC dibuat untuk menyediakan

konektifitas ke Database Engine yang

terbebas dari aturan bahasa pemrograman

atau kekangan database engine tertentu dan

dapat dijalankan pada berbagai macam sistem

operasi. ODBC adalah bagian dari API

(Application Programming Interface) yang

menyediakan koneksi dari sebuah aplikasi

database ke RDBMS.

Pada sistem operasi Windows milik

Microsoft disediakan ODBC Data Source

Administrator untuk membuat dan mengatur

koneksi secara permanen pada database

dengan parameter yang sesuai yaitu computer

name / server name/ IP number, User Name,

password, port number, Database Name dan

Driver Database yang sesuai. Nama DSN

(Data Source Name) ini yang dapat

digunakan dalam program aplikasi untuk

mengkoneksikan program client dengan

database Server yang berada pada server

tertentu. Seperti terlihat pada gambar

dibawah ini DataSource akan

menghubungkan program aplikasi dengan

database bernama Tosalena yang

terkonfigurasikan dengan nama Data Source

DS_Tosalena menggunakan Driver SQL

Server.

Pada dasarnya konfigurasi koneksi

Data Source ini dapat juga dilakukan dengan

menggunakan koneksi string (String

Connection) untuk setiap database sumber

yang akan dituju dan driver database yang

sesuai. Sistem dengan mengunakan koneksi

string ini akan akan digunakan sepanjang

penelitian ini dengan menggunakan file

metafile untuk menyimpan data koneksi

string tersebut, dan jika akan terjadi

perubahan maka file metafile ini akan dapat

dihapus untuk membuat koneksi baru yang

sesuai dengan konfigurasi yang sesuai.

ADO (ActiveX Data Objects)

ADO adalah objek dari bagian objek

COM (Common Object Model) yang dibuat

oleh Microsoft untuk mengakses dan

manipulasi database yang berada pada sebuah

Data Source untuk berbagai macam tipe data

sehingga tidak hanya RDBMS saja yang

dapat diakses oleh ADO yang merupakan

interface dari OLEDB sebagai API untuk

mengkoneksikan program client ke database

yang berada pada server. Hasil dari koneksi

yang dilakukan menggunaka ADO akan

dapat diperoleh dengan menggunakan

properti-properti yang ada berserta dengan

objek ADO tersebut. Setelah objek ADO

yang menjadi antarmuka dengan database di

server terbentuk maka selanjutnya

pengembang dapat melakukan pengaksesan

dan pengelolahan database sesuai dengan

yang diinginkan.

Relational Database

Dari beberapa jenis Database/Basis

data yang ada Relational Database adalah

yang paling banyak digunakan sampai saat

ini, memang untuk ke depan model data baru

yang adaptive akan sangat berkembang

dengan sangat pesat. Model Relational

Database ini mengunakan kolom dan baris

untuk mengidetifikasikan suatu entitas data,

Permission to make digital or hard copies of all

or part of this work for personal or classroom use

is granted without fee provided that copies are

not made or distributed for profit or commercial

advantage and that copies bear this notice and

the full citation on the first page. To copy

otherwise, or republish, to post on servers or to

redistribute to lists, requires prior specific

Conference’10, Month 1–2, 2010, City, State, Country. Copyright 2010 ACM 1-58113-000-0/00/0010…$10.00.

(20)

dari atribut yang ada guna mendeskripsikan

suatu data entitas yang unik.

Relational Database terdiri dari

objek-objek berupa tabel, view, store procedure dan

skema lainnya yang terhubung dengan aturan

tertentu untuk menghasilkan pendeklarasian

keterhubungan untuk mendeskripsikan sistem

entitas tertentu. Antara penghubung tersebut

terdapat kunci-kunci utama yang akan

mendefinisikan secara unik dan menjamin

suatu record dapat diakses dengan kunci unik

tersebut, tetapi juga kunci ini akan menjadi

kunci tamu pada tabel anakan yang akan

menjamin keintegrasian referensi untuk

hubungan yang dibangun.

RDBMS yang tersedia saat ini terdapat

beberapa yang mendukung pengelolahan

database dari kecil, menengah bahkan sampai

dengan skala database untuk Enterprise.

Vendor-vendor seperti Microsoft, IBM,

Oracle dan Sun serta lainnya, telah

mengembangankan RDBMS yang tanggung

dan realible dalam mendukung proses bisnis

berskala besar. Seperti yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu Microsoft SQL

Server 2000 (MS SQL Server 2000).

DESAIN SISTEM

Sebelum mendesain sistem ini

dilakukan analisis untuk memperoleh

spesifikasi perangkat lunak yang akan

digunakan untuk mendukung proses

pengujian pembandingan kinerja mekanisme

akses database menggunakan ODBC dan

OLEDB menggunakan ADO. Berikut adalah

spesifikasi yang dibutuhkan oleh perangkat

lunak yang akan dikembangkan yaitu :

1. Mampu membuat koneksi ke database

dengan menggunakan ODBC maupun

ADO di dalam suatu sistem

2. Mampu Mengakses database pada server

menggunakan

perintah

SQL

untuk

meretrieve data, maupun mengambah

data serta mengupdate data dengan cara

yang sama namun menggunakan

masing-masing koneksi baik ODBC maupun

ADO.

3. Mampu

menghitung

waktu

yang

dibutuhkan untuk melakukan perintah

pengaksesan database per periode tertentu

sampai hasil data tersebut didapat.

4. Mampu merekam data hasil perhitungan

dan menyajikan data tersebut sebagai

informasi dalam bentuk grafik untuk

memudahkan proses perbandingan.

Membuat Koneksi menggunakan ODBC & ADO

Basis koneksi yang akan dibuat tidak

menggunakan DSN yang disediakan oleh

Windows namun menggunakan kaidah koneksi

string (string connection) dimana baik koneksi

menggunakan ODBC maupun yang

menggunakan ADO tetap menggunakan koneksi

yang sama sehingga hasil koneksi yang

digunakan tidak ada yang berbeda kecuali fungsi

yang digunakan untuk memanfaatkan koneksi

ODBC dan objek yang digunakan oleh program

untuk mengakses database menggunakan ADO

berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan parameter dan langkah yang sama

dalam hal untuk mengukur dua mekanisme cara

pengaksesan yang berbeda. Berikut adalah

publi awal,koneksi_ke_server,mstr

public departemen public objek,RS,PERINTAH

MODIFY WINDOW SCREEN from 0,0 to 47,126 TITLE 'Aplikasi Measurement Performance of ADO & ODBC' NOCLOSE NOFLOAT NOGROW MINIMIZE ZOOM

set exclusive off set delete on set date DMY set century on set hours to 24 set safety off set exact on

IF FILE("KONEKSI.STT")

RESTORE FROM KONEKSI.STT ADDITIVE KON_SANDI=KON_SANDI

KON_NAMA_SERVER=KON_NAMA_SERVER KON_BASISDATA=KON_BASISDATA KON_NAMA_PEMAKAI=KON_NAMA_PEMAKAI KON_DRIVER1=KON_DRIVER1

mstr =

[DATABASE=&KON_BASISDATA;SERVER=&KON_NAMA_SERVER;UID=&K ON_NAMA_PEMAKAI;pwd=&KON_SANDI;DRIVER=&KON_DRIVER1]

koneksi_ke_server = SQLSTRINGCONNECT( mstr) IF koneksi_ke_server <= 0

=MESSAGEBOX("KONEKSI KE SERVER DATABASE SQL Server 2000 via ODBC GAGAL", 0+16, "PESAN")

QUIT ELSE

objek = CREATEOBJECT("ADODB.CONNECTION") objek.open( mstr )

IF VARTYPE( objek ) # "O"

=MESSAGEBOX("KONEKSI KE SERVER DATABASE SQL Server 2000 via ADO GAGAL", 0+16, "PESAN")

QUIT ELSE

=MESSAGEBOX("KONEKSI KE SERVER DATABASE SQL Server 2000 via ADO BERHASIL ", 0+64, "PESAN")

ENDIF

Rs = CREATEOBJECT( "ADODB.RECORDSET" ) Perintah = CREATEOBJECT( "ADODB.Command" ) Perintah.CommandType = 1

Perintah.ActiveConnection = objek

=MESSAGEBOX("KONEKSI KE SERVER DATABASE SQL Server 2000 via ODBC BERHASIL ", 0+64, "PESAN")

DO MENUTAMA.MPR READ EVENTS ENDIF

ELSE

PARAM1=2

DO FORM KONEKSI.SCX WITH PARAM1 READ EVENTS

(21)

Pengambilan data retreive

Untuk melakukan Proses Pengakses

data standar tetap baik menggunakan

mekanisme ODBC maupun ADO tetap

menggunakan perintah query dengan SQL

(Structure Query Languange) sebagai bahasa

perintah yang digunakan untuk mendapatkan

hasil dengan kaidah perintah yang sama.

Untuk mendapatkan hasil yang cukup

representatif dari pengujian maka proses

pengambilan data di lakukan delapan kali

dengan tingkatan beban yang ditingkatkan

dengan katerogi yang seimbang.

Proses retreive dilakukan pada satu

tabel yang berada pada satu database tabel

yang dimaksud berisi data-data tentang kartu

kontrol produksi yang terdiri dari 46 field dan

semua field tersebut berisi ini dan tipe-tipe

field yang beranekaragam yaitu nvarchar,

datetime, money,integer dan logical bit.

Dengan jumlah field yang cukup banyak

maka proses pengambilan data dari tabel

akan menggunakan resource yang cukup

untuk diuji.

Untuk jumlah record pada tabel kartu

kontrol produksi (KKP) itu jumlah record

haruslah lebih dari jumlah maksimal yang

jumlah record yang akan diakses dalam

sistem ini paling banyak record yang diakses

adalah 50.000 record, terlihat pada gambar 2

jumlah record telah melebihi dari data yang

dibutuhkan untuk ditampilkan.

Algoritma untuk proses pembacaan

record standar dari tabel kkp yang berada

pada database adalah :

1. Simpan waktu awal saat ini ke variabel

waktu_awal

2. Jalankan perintah query untuk mengakses

jumlah record yang diinginkan (5K...50K

record)

3. Simpan

waktu

saat

ini

sebagai

waktu_akhir

4. Waktu yang diperlukan untuk mengakses

data tersebut adalah waktu_akhir-waktu

awal

Algoritma untuk proses pembacaan

record dengan level join yang bertingkat dari

tabel kkp yang berada pada database adalah :

1. Simpan waktu awal saat ini ke variabel

waktu_awal

2. Jalankan perintah query untuk mengakses

data dari tabel KKP dengan join pada

tabel 1..11

3. Simpan

waktu

saat

ini

sebagai

waktu_akhir

4. Waktu yang diperlukan untuk mengakses

data tersebut adalah waktu_akhir-waktu

awal

Penambahan record baru dan update

Untuk proses penambahan record baru

diperlukan proses untuk menambah dengan

jumlah record penambahan yang bertingkat

dengan tahapan yang mewakili penambahan

data secara konstan. Dalam penelitian ini

jumlah terkecil yang ditambahkan adalah

5000 record dan yang terbanyak adalah

500000 record dengan setiap proses

peningkatan jumlah record yang ditambahkan

berbeda sebesar 5000 record, hal ini

dilakukan pada proses penambahan

menggunakan mekanisme ODBC dan ADO

sehingga dapat dilihat perbedaan.

Sedangkan untuk proses pengupdatetan

dilakukan harus setelah proses insert sebab

yang dilakukan adalah mengubah field

tertentu yang telah ditambahkan sebelumnya

pada saat proses insert menjadi nilai field

baru setelah diproses.

Algoritma untuk proses penambahan

adalah sebagai berikut :

1. Simpan waktu awal saat ini ke variabel

waktu_awal

2. Jalankan perintah query untuk menambah

record pada tabel KKP dan memasukan

nilai fieldnya lakukan sesuai dengan

banyaknya record yang diinginkan

3. Simpan

waktu

saat

ini

sebagai

waktu_akhir

4. Waktu yang diperlukan untuk mengakses

data tersebut adalah waktu_akhir-waktu

awal

(22)

22

IMPLEMENTASI SISTEM

Sistem pembandingan kinerja ODBC dan

ADO ini diimplementasikan pada tipe jaringan

LAN dengan menggunakan kabel dan sebuah

hub 8 port, kecepatan maksimum yang dapat

dicapai untuk proses transfer data di jaringan ini

adalah 100MB. Untuk menerapkan model

Client/Server digunakan dua buah laptop yang

pertama berfungsi sebagai server dengan

spesifikasi Intel Core 2 Duo 2GHZ,RAM DDR2

2GB, HHD 250GB, laptop berikutnya berfungsi

sebagai client dengan spesifikasi Intel Dual Core

1,7GHZ, DDR2 2GB,HDD 250GB.

Untuk mengembangan interface sistem

digunakan bahasa pemrograman Microsoft

Visual Foxpro 8.0 sedangkan untuk database

Server digunakan Microsoft SQL Server 2000

Developer Edition yang mampu mengelolah

database sampai 4TB. Sistem operasi pada server

digunakan Windows Xp SP2 dan pada sisi client

digunakan Windows Vista Ultimate Edition.

Aplikasi ini mempunyai antarmuka utama

sistem sebagai berikut :

PENGUJIAN SISTEM

Berikut ini adalah proses pengujian untuk

aplikasi yang digunakan untuk mengukur kinerja

mekanisme pengaksesan database menggunakan

ODBC dan ADO. Saat pertama kali sistem

dijalankan makan akan diperiksa apakah koneksi

(file koneksi.STT) telah ada jika tidak maka akan

keluar form pengisian konfigurasi nama server,

user name, password , database name dan driver

database yang sesuai. Seperti terlihat pada

gambar 4. Jika telah terisi dengan parameter yang

benar maka selanjutnya koneksi akan diuji

apakah dapat dijalankan dengan baik atau tidak.

Jika koneksi telah berhasil maka

selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk

query standar yaitu dengan meretrieve record

dengan jumlah tertentu akan terlihat waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan perintah SQL

dengan string msql=[SELECT TOP 10000 *

FROM ABSEN] yang berarti mengambil 10.000

record awal dari tabel Absen nilai 10.000 record

akan diganti dengan nilai berikutnya sesuai

dengan kebutuhan record yang akan diretrieve

sampai dengan 300.000 untuk mendapatkan

300.000 record dengan kenaikan jumlah record

setiap tahapan ditambahkan 5000 record. Berikut

adalah tambilan proses mengukur dengan ODBC

dan ado seperti gambar 5 dibawah ini.

Hasil dari garfik dari data pengukuran ini

dapat dilihat pada form grafik untuk

menghasilkan grafik perbandingan seperti kinerja

ODBC dan ADO dalam mengeksekusi Query

Standar, hal ini dapat dilihat pada gambar 6.

Terlihat bahwa waktu yang diperlukan oleh

mekanisme koneksi ADO lebih baik

dibandingkan dengan ODBC yang pada awalnya

tidak terlalu berbeda jauh namun semakin banyak

record yang diretrieve maka waktu yang

dibutuhkan oleh ODBC semakin banyak.

Berikutnya adalah proses untuk

membandingkan eksekusi query dengan dengan

tingkat Join yang bertingkat dengan hubungan

antara tabel KKP dengan file lainnya samapi

tingkat join terbanyak sebanyak sebelas

hubungan dengan tabel KKP terlihat form proses

mendapatkan waktu eksekusi query join

bertingkat seperti gambar 7 dan gambar 8

menampilkan hasil grafik untuk pembandingan

waktu eksekusi query join bertingkat.

Menu Utama

Uji Tampil Grafik

Standar Query Query Join Query Insert Query Update Hasil Standar Query Hasil Query Join

Hasil Query Insert Hasil Query Update

Gambar 3. Struktur Menu Aplikasi.

Gambar 5. Form Pengukuran Query Standar.

(23)

Terlihat bahwa kinerja Query Join

Bertingkat untuk koneksi yang menggunakan

ADO tetap membutuhkan waktu yang lebih

sedikit dibandingkan dengan koneksi yang

menggunakan mekanisme ODBC.

Proses selanjutnya adalah mengukur

kinerja query penambahan record dengan jumlah

tertentu mulai dari jumlah record 5000 sampai

dengan 500.000 record dengan peringkatan setiap

tahapannya adalah 5000 record. Proses

pengukuran proses query Insert ini dapat dilihat

pada gambar 9 dan hasil grafiknya disajikan

dalam gambar 10.

Terlihat untuk grafik kinerja query insert

record waktu yang dibuthkan ODBC lebih baik

dibandingkan dengan perintah SQL query insert

yang menggunakan mekanisme koneksi ADO.

Pengukuran terakhir dilakukan untuk

mengukur waktu yang dibutuhkan dalam proses

update sejumlah record yang telah ditambahkan

sebelumnya dengan perintah Query Insert. Proses

pengukuran Query Update ini dapat terlihat pada

gambar 11 dan hasil grafiknya terlihat pada

gambar 12.

Hasil pengukuran ini terlihat bahwa proses

pengupdatetan tentulah menggunakan waktu

yang jauh lebih sedikit dibanding proses

insert/penambahan sebab yang perlu dilakukan

adalah mengubah nilai field tertentu bandingkan

dengan proses insert yang harus menambahkan

sebuah record kosong dan mengisi nilai-nilai

field kosong tadi dengan nilai tertentu. Hasil

menunjukkan bahwa proses pengupdatetan untuk

koneksi menggunakan ADO maupun ODBC

tidak berbeda jauh sehingga dapat dikatakan

bahwa tidak terlihat pengaruh yang signifikan

pada proses update.

Gambar 8. Form Grafik Kinerja Query Join bertingkat.

Gambar 9. Form Proses Query Insert sejumlah Record.

Gambar 10. Form Grafik Kinerja Query Insert Record.

Gambar 11. Form Proses Query Update sejumlah Record.

(24)

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Program berhasil mengukur tingkatan

kinerja

antara

koneksi

database

menggunakan mekanisme ODBC dan

ADO.

2. Hasil pengukuran kinerja ini dapat

digunakan sebagai pertimbangan bagi

pengembang aplikasi database model

client/server

dalam

menggunakan

mekanisme ODBC atau ADO sesuai

dengan

keadaan

yang

dibutuhkan.

Terlihat bahwa ADO akan lebih baik

dalam proses retreive record-record tabel,

sedangkan ODBC akan lebih baik dalam

hal proses penulisan/pengubahan data

record pada tabel.

3. Dimungkinkan dalam suatu aplikasi

jaringan

client/server

menggunakan

kedua mekanisme ini secara bersamaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marcia Atkins., Andy Kramek, and Rick Schummer. 2002.

MegaFox: 1002 things You Wanted to Know About Extending Visual Foxpro.Hentzenwerke Publishing, Whitefish bay. USA.

[2] Marcia Atkins., Andy Kramek, and Rick Schummer. 2000.

1001 things You Wanted to Know About Visual Foxpro.Hentzenwerke Publishing, Whitefish bay. USA.

[3] Jogiyanto HM, 2000.Analisis dan Disain Sistem Informasi :

Pendekataan Terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Edisi ke 3, Andi Offset .Yogyakarta

[4] Kenneth Chazotte. 2004., Build Your Own Framework

With Visual Foxpro. Hentzenwerke Publishing, Whitefish bay. USA.

[5] Chuck Urwiler,Gary DeWitt, Mike Levy and Leslie Koorhan,2000. Client/Server Applications with Visual FoxPro and SQL Server.Hentzenwerke Publishing, Whitefish bay. USA.

[6] Mike Gunderloy and Joseph L. Jorden, 2000. Mastering SQL

Server 2000.Sybex. USA

[7] Sutejo, S.Kom.,2004. Membuat Program Aplikasi Kearsipan

(25)

PENYELENGGARAAN SISTEM

INFORMASI

DALAM KONTEKS UNDANG-UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG INFORMASI DAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

Ronny

Universitas Atma Jaya Makassar

e-mail: [email protected]

no. hp 08124239327

Abstrak

Pengembangan sistem informasi tampak dalam berbagai penerapannya untuk organisasi dan manajemen. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan penerapannya ke dalam berbagai kebutuhan, perlindungan hukum terhadap penyelenggaraan sistem informasi merupakan hal yang mendesak. Pemerintah Republik Indonesia telah menyadari sepenuhnya akan kebutuhan tersebut dan telah menyusun dan menerbitkan payung hukum pertama di Indonesia yang khusus mengatur pemanfaatan teknologi informasi, yakni Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Tulisan ini menelaah berbagai hal dalam UU ITE yang terkait dengan pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu transaksi elektronik, informasi elektronik, agen elektronik, sistem elektronik, sertifikasi elektronik, tanda tangan elektronik, pengelolaan nama domain. Tantangan bagi pelaku industri, pemerintah dan masyarakat untuk menerapkan peraturan tersebut ke dalam berbagai sektor untuk mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi informasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Kata kunci: UU ITE, sistem informasi, teknologi informasi

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi ditampakkan pula pemanfaatannya di segala bidang diantaranya bidang industri dan perdagangan. Kebanyakan perusahaan telah mengadopsi teknologi informasi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Teknologi informasi digunakan untuk mengolah data dan menghasilkan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan dan dokumentasi kegiatan perusahaan. Tidak hanya organisasi profit, organisasi nonprofit yang melayani publik juga memanfaatkan teknologi informasi. Pada akhirnya, perkembangan teknologi informasi memerlukan payung hukum agar pemanfaatannya bertanggungjawab.

Kelahiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sejak 21 April 2008 merupakan payung hukum pertama di Indonesia yang khusus mengatur tentang pemanfaatan teknologi informasi. Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa pemanfaatan teknologi informasi perlu diatur dan didorong pada pencapaian tujuan diantaranya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan

Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Berlakunya UU ITE berarti pula penyelenggaraan sistem informasi harus memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut sebagai pedoman dalam pelaksanaan transaksi elektronik, sistem elektronik, agen elektronik yang aman dan handal, sehingga para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan teknologi informasi lebih bertanggungjawab termasuk dalam penyediaan informasi elektronik. Disadari bahwa daya dorong UU ITE perlu dibarengi dengan bahasan dan telaah yang mendalam sehingga penerapan UU ITE dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Perlindungan Sistem Informasi dalam UU

ITE

Keberadaan sistem informasi dalam UU ITE dimaknai sebagai penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media elektronik, yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik.

Dua sudut pandang Sistem Informasi yakni teknis dan manajenen, teknis dan fungsional. Secara teknis dan manajemen, sistem informasi merupakan wujud penerapan produk teknologi informasi ke dalam suatu bentuk organisasi dan manajemen dengan memperhatikan kebutuhan pada organisasi tersebut dan sesuai dengan tujuan peruntukannya. Secara teknis dan fungsional, sistem informasi merupakan keterpaduan sistem antara manusia dan mesin yang mencakup komponen perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, sumber daya manusia, dan substansi informasi yang dalam pemanfaatannya mencakup fungsi input, proses, output, storage, dan komunikasi.

Pada sudut pandang yang lebih luas, penyelenggaraan sistem informasi dengan memanfaatkan kegiatan siber melintasi batas teritori suatu negara dengan kemudahan akses yang cepat, kapan pun dan dari mana pun. Meskipun demikian, dampak yang dapat timbul adalah kerugian dapat terjadi pada pelaku transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet.

Disadari bahwa pemanfaatan teknologi informasi telah mengubah peradaban manusia secara lokal dan global. Perkembangan teknologi informasi telah pula menyebabkan hubungan antar negara menjadi tanpa batas (borderless), dan hal ini memberi dampak pada perubahan politik, pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya demikian cepat. Teknologi Informasi menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan manfaat, sekaligus menjadi sarana cybercrime.

Permasalahan yang lebih luas terjadi pada perniagaan secara transaksi elektronik melalui sistem elektronik (electronic commerce) telah menjadi perniagaan nasional dan internasional. Kegiatan melalui ruang siber (cyber space), meskipun bersifat virtual tapi dampaknya nyata, misalnya perdagangan dilakukan dengan sarana internet, berdampak nyata pada pertukaran barang diawali komunikasi. Pada sisi lain, kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati dengan hukum konvensional saja sebab terdapat banyak kesulitan dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik.

(26)

sosial, budaya, dan etika. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Aspek hukum memberikan kepastian hukum dalam pencegahan dan penindakan terhadap gangguan keamanan. Aspek teknologi untuk mengembangkan perangkat hardware, software, brainware, dan jaringan dalam menyediakan teknologi yang aman dan handal. Aspek sosial, budaya, dan etika untuk membangun kultur, etika sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi.

Pembuktian merupakan unsur penting mengingat belum terakomodasinya tentang informasi elektronik dalam sistem hukum acara Indonesia, sementara kenyataannya informasi elektronik rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dengan cepat. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit Oleh karena itu, kelahiran UU ITE untuk melindungi penyelenggaraan sistem informasi.

3. Informasi Elektronik dalam UU ITE

Istilah Informasi Elektronik dalam UU ITE didefinisikan sebagai ”satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya”

Informasi elektronik tersebut berasal dari Sistem Elektronik yang memenuhi persyaratan minimum yakni

a. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik b. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan,

keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan

Informasi Elektronik dalam

Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;

c. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;

d. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; dan

e. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.

Persyaratan minimum tersebut dimaksudkan bahwa industri yang menyelenggarakan sistem informasi harus memenuhi persyaratan minimum dalam penyelenggaraan sistem elektronik. Persyaratan tambahan selain keenam point tersebut dibolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan persyaratan minimum yang telah diatur dalam UU ITE. Sistem elektronik yang diselenggarakan dan telah memenuhi persyaratan minimum maka informasi elektronik yang dihasilkan sah untuk dijadikan alat bukti di pengadilan.

Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi elektronik. Perangkat lunak atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema,

ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi tersebut.

Sistem elektronik yang menghasilkan informasi elektronik yang dimiliki oleh suatu Organisasi seperti perusahaan atau dimiliki oleh Individu dipandang sebagai modal penting dalam menunjang pengambilan keputusan dan mengatasi ketidakpastian. Pihak manajemen perusahaan sangat berkepentingan untuk memperoleh informasi yang berkualitas baik dari internal maupun eksternal yang dihasilkan dari suatu sistem elektronik. Ini berarti, suatu sistem elektronik yang terdiri atas unsur hardware, software diselenggarakan untuk menghasilkan informasi dari olahan data, lalu didistribusikan ke pengguna. Distribusi informasi dari perangkat sistem elektronik dapat bersifat privat atau publik. Bersifat privat berarti pengiriman informasi yang melibatkan hubungan satu ke satu dalam jalur yang bersifat pribadi, misalnya pengiriman informasi/pesan lewat sms, email. Sedangkan, distribusi informasi bersifat publik melibatkan hubungan satu ke banyak, dimana informasi disebarkan sehingga banyak orang yang dapat mengaksesnya, seperti penempatan informasi ke dalam suatu website sehingga publik dapat mengaksesnya dan mengetahuinya.

Dalam UU ITE, informasi yang didistribusikan dari sistem elektronik baik bersifat privat maupun publik mendapatkan perlindungan hukum yakni pengaturan terhadap content yang dilarang untuk disebarkan diantaranya informasi elektronik yang bermuatan melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, pengancaman, permusuhan berkaitan SARA, berita bohong yang menyesatkan konsumen. Untuk informasi elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang maka penyebarannya memerlukan persetujuan/ijin dari pemilik data pribadi. Demikian pula, informasi elektronik yang disusun atas karya intelektual, situs internet mendapatkan perlindungan hukum.

4. Transaksi Elektronik dalam UU ITE

Transaksi elektronik melibatkan pihak pengirim dan penerima. Transaksi elektronik berkaitan dengan penyelenggaraan sistem elektronik, agen elektronik, tanda tangan elektronik, sertifikasi elektronik, transaksi elektronik, dan audit pelaku usaha. Tentu, transaksi elektronik berkaitan pula dengan informasi elektronik yang dibolehkan.

4.1 Lembaga Sertifikasi Keandalan

Gambar

Gambar II. 3. aplikasi ini berbasaplikasi ini berbasis dengan
Tabel 4. Untaian Untuk Jalur Alternatif
Gambar 5 menunjukan penginputan bobot dari tiap parameter untuk setiap jalur arternatif maupun jalur utama.
Gambar 2.1 Proses algoritma genetika secara umum
+7

Referensi