• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang dan Pengertian Struktural

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Latar Belakang dan Pengertian Struktural"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang dan Pengertian Strukturalisme

Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan. Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Strukturalisme berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.

B. Tokoh-Tokoh filsafat Strukturalisme

Adapun tokoh-tokoh filsafat Strukturalisme yang akan dibicarakan adalah Levi-Strauss, Jacques Lacan, Rolannd Barthes, Louis Althusser, dan Michel Foucault.

1. Claude Levi-Strauss

Claude Levi-Strauss merupakan pemikir Prancis yang erat kaitannya dengan Strukturalisme. Karena melalui karya-karyanya menjadi suatu aliran yang mendapat identitas sendiri. Bahkan sering juga Strauss sebagai “Bapak Strukturalisme Prancis”.

Ia mengibarkanwarna-warni Strukturalismenya pada beberapa judul bukunya: Struktur Elementer Kekerabatan atau dua volume Antropologi Struktural. Komitmennya dalam Strukturalisme sangat terus terang dan total.

Strukturalisme adalah sebuah metode yang ia percayai sanggup menjadikan data-data empiris tentang institusi-institusi dalam kekerabatan dan mite-mite lebih dapat dipahami daripada sebelumnya. Pada kenyataannya, Strukturalisme melampaui penjelasan atau penguraian data-data belaka, karena dari data-data tersebut ia mengidentifikasikan sifat dasar spesifik dan universal dari pikiran manusia itu sendiri.

(2)

Lacan menerapkan metode Strukturalis untuk menganalisa pemikiran Freud. Semboyannya “kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia mengungkapkan bahwa:

a. Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi oleh unsur ketidak sadaran. Ketidak sadaran merupakan stuktur yang menguasai manusia.

b. Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.

c. Ketidak sadaran merupakan logos yang mendahului manusia dan manusia menyesuaikan diri dengannya.

Kesadaran manusia tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom. Manusia seakan tergeser dari pusatnya. Freud menyatakan: “manusia tidak lagi tuan dan penguasa dalam rumahnya sendiri.”

Teori psikoanalitik Lacan untuk sebagian didasarkan pada penemuan Antropologi dan Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa bahwa ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan bahasa.

Lacan menegaskan bahwa ia merujuk kembali kepada Freud dalam artian ia mempertahankan dan mengembangkan konsep-konsep utama Freud untuk menciptakan sisitem berpikir baru. Seorang analisis harus menghubungkan diri dengan ketidaksadaran dan ini berarti ia harus menjadi praktisi bahasa ketidaksadaran. Ketidaksadaran menurut Lacan adalah muncul dalam bentuk mimpi, kelakar, keseleo lidah. Ketidaksadaran memiliki struktur yang mirip bahasa. Bahkan Lacan mengatakan bahwa bahasa merupakan kondisi bagi ketidaksadaran, bahasa menciptakan dan membangkitkan ketidaksadaran.

3. Roland Barthes (1915-1980 M)

Roland Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan selalu provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.

Karya Barthes The Fashion Syistem menjelaskan beberapa aspek pendekatan struktural atau semiotik terhadap analisis gejala sosial. Barthes memobilisasikan semua sumber daya teori Linguistik – khususnya bahasa sebagai suatu sistem perbedaan – untuk dapat mengenali bahasa mode dalam telaahnya tentang mode. Barthes menerapkan metode strukturalis untuk menganalisis perkembangan mode pakaian wanita. Mode pakaian sebagaimana bahasa juga memiliki struktur yang ditandai oleh sistem relasi-relasi dan oposisi-oposisi.

4. Louis Althusser (1918-1990 M)

(3)

menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan struktural yang tersusun dari tingkatan-tingkatan otonom yang cara artikulasinya atau efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi.

Menurut Louis Althusser manusia dalam pandangan Das Kapital telah tergeser dari pusatntya, manusia merupakan produk sekaligus sebagai dikuasai oleh struktur-struktur sosiso-ekonomi yang berasal dari luar dirinya, manusia bukan subjek otonom.

C. Ciri-ciri Strukturalisme

Ciri-ciri Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.

Para ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.

Teori

1. TEORI STRUKTURALISME SEMIOTIK

a. Prinsip Strukturalisme Semiotik Semiotic adalah ilmu tentang tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda semiotic. Semiotik mempelajari system, aturan, dan konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotic memandang bahwa karya sastra merupakan struktur tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan system tanda, makna dan konvensi tanda, stuktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal sehingga dapat dikatakan bahwa strukturalisme tidak dapat dipisahkan dari semiotic.

b. Langkah Strukturalisme Semiotik Puisi dianalisis ke dalam unsure-unsurnya dengan memperhatikan saling hubungan antara unsur-unsurnya dengan

keseluruhannya. Tiap unsur puisi dan keseluruhannya diberi makna sesuai dengan konvensi puisi. Setelah puisi dianalisis ke daam unsure-unsurnya lalu dilakukan pemaknaan, dikembalikan kepada makna totalitasnya dalam kerangka

(4)

2. TEORI STRUKTURALISME DINAMIK

Prinsip Strukturalisme Dinamik Prinsip strukturalisme dinamik memandang bahwa pengkajian sastra dilakukan dengan cara pengkajian strukturalisme dalam rangka semiotic. Artinya, karya sastra dipertimbangkan sebagai system tanda. Sebagai suatu tanda karya sastra mempunyai dua fungsi, yaitu berfungsi otonom (tidak menunjuk diluar dirinya) dan bersifat informasional (menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan). Kedua sifat itu saling berkaitan sehingga sebagai sebuah struktur, karya sastra selalu dinamis.

Langkah Strukturalisme Dinamik

 Peneliti bertugas menjelaskan karya sastra ke dalam struktur pembentuknya.  Peneliti bertugas menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya sastra, dan

pembaca.

3. TEORI STRUKTURALISME GENETIK

Pendekatan Strukturalisme Genetik Pendekatan struktularisme genetik berpijak pada prinsip struktularisme yang diperbaiki dengan memasukan faktor genetik dalam memahami karya sastra.faktor yang terkait dengan karya sastra adalah pengarang dan sejarah yang turut mengkondisikan saat karya sastra itu diciptakan.

Langkah Analisis Strukturalisme Genetik

 Penelitian sastra dilakukan dengan kajian unsure intinsik sastra, baik secara parsial maupun dalam rangka keseluruhannya.

 Mengkaji latar belakang kehidupan sosial kelompok pengarang.

Mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya sastra.

METODE

Metodologi Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme manusia yang dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.

(5)

mempelajari bahasa dari sudut pandang strukturnya.Menurut Ferdinand de Saussure Strukturalisme memiliki dua pengertian, yaitu:

1. Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip- prinsip Linguistik.

2. Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak memahami manusia, sejarah dan kebudayaan serta hubungan kebudayaan dengan alam dengan memakai metode struktural. Strukturalisme menyelidiki pola-pola dasar yang tetap dalam berbgai realitas.

3. Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Filsafat Manusia Memahami Manusia Melalui Filsafat. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2009

Lorens Bagus., Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia), 2000

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA. Pembimbing

Analisis aspek mental dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra hanya dilakukan terhadap Nayla sebagai tokoh utama.?.

Di samping itu, Aminuddin (2004) mengemukakan bahwa pendekatan parafrastis pada dasarnya beranjak dari prinsip bahwa (a) pengubahan bentuk karya sastra tententu ke dalam bentuk

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana pembelajaran apresiasi sastra, khususnya dalam menganalisis karya sastra dengan pendekatan kesetaraan gender.

Dengan membaca novel Anak Kolong Punya Derita dapat memberi pengertian pada kita bahwa sesungguhnya memahami sebuah kehidupan masyarakat lewat sebuah karya sastra, akan

Semi (1993:71)memberikan pandangan bahwa pendekatan moral dalam karya sastra menghendaki sastra menjadi medium perekan keperluan zaman yang memiliki

Berdasarkan hasil penelitian unsur naturalisme pada novel L’inondation karya Émile Zola dengan menggunakan teori pendekatan strukturalisme genetik, maka peneliti

Dengan semakin maraknya karya sastra yang berkembang seperti sekarang ini, dipandang perlu bagi penikmat maupun pelaku sastra untuk dapat lebih memahami langkah-langkah pendekatan dalam