1
A. Latar Belakang
Tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini
tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Upaya merealisir tujuan negara itu ditempuh melalui
pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang multi kompleks membawa
pemerintah harus banyak turut campur dalam kehidupan rakyat yang mendalam di
semua sektor. Campur tangan itu tertuang dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pelaksana
lainnya yang dilaksanakan oleh administrasi negara yang menyelenggarakan tugas
pelayanan publik.1
Pola interaksi dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta maupun
masyarakat yang sering disebut dengan istilah kemitraan telah banyak dilakukan
di berbagai sektor. Pola pengelolaan program pada umumnya diarahkan untuk
menemukan bentuk yang tepat dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan
dalam masyarakat atau mungkin juga dalam ragka menemukan format baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.
1
Dewasa ini di Indonesia, sejalan dengan komitmen nasional untuk
melakukan transformasi dan reformasi di segala bidang, bentuk kemitraan antara
pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani secara nyata terlihat dalam
berbagai upaya kolaborasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan,
pengendalian dan pengawasan jalannya pemerintahan oleh masyarakat dan
swasta, penyelenggaraan program pembangunan dan pelayanan publik, maupun
dalam rangka pengelolaan bersama prasarana publik dan sarana publik antara
pemerintah, swasta dan masyarakat.2
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan materi yang baru diatur
dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas. Latar belakang dimasukkannya ketentuan tersebut adalah sebagai
bentuk pertanggungjawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan
masyarakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat
menyeluruh. Akan tetapi, ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan-keadaan
tertentu yang peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan
hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya masyarakat setempat.3
Tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut Corporate Social
Responsibility (CSR). Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend
global, seiring dengan semakin maraknya kepedulian menggunakan stakeholders.
2
Sedarmayati, Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktifitas Menuju Good Governance, Bagian Kedua Edisi Revisi, (Bandung: Mandar Maju, 2012), hal. 23
3
Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate
Govermance (GCG), yang menerapkan faimess, transparency dan accountability.
Prinsip accountability penekanannya yang signifikan diberikan pada kepentingan
stakeholders perusahaan. Perusahaan harus memerhatikan kepentingan dari
stakeholders, menciptakan nilai tambah (value added) dari produk atau jasa bagi
stakeholders, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.
Gagasan Corporate Social Responsibility diharapkan bahwa perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpihak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan
(financial) saja, tetapi juga perusahaan memerhatikan dampak sosial dan
lingkungan (triple bottom line).4
Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut
Corporate Social Responsibility (CSR). Penerapan CSR tidak lagi dianggap
sebagai cost atau biaya, melainkan investasi perusahaan untuk meningkatkan
reputasi perusahan. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor
lingkungan hidup.5
Hal ini diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas, yang disahkan pada 20 Juli 2007 yang menyatakan: Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat
sukarela atau komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung
jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib atau menjadi
kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya.
4Ibid
., hal. 94
5
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL).
2. TJSL merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.6
Dengan adanya peraturan ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas
yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus
melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, tetapi kewajiban ini
bukan suatu beban yang memberatkan. Perlu diingat pembangunan suatu negara
bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan
manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan
kualitas hidup masyarakat.
Pendukung konsep tanggung jawab sosial (social responsibility) memberi
argumentasi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiban terhadap masyarakat
selain mencari keuntungan. Ada berapa definisi tentang definisi CSR, yang pada
dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan
ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan.
Ebert sebagaimana dikutip oleh Hardhina Rosmasita, mendefinisikan
corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan
6
komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual
dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya pelanggan,
perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya
dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum. 7
Yusuf Wibisono mendefenisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan
kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.8
Corporate Social Responsibility sering dianggap inti dari etika bisnis yang
berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi
dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga
kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan
(stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi
dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan
yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk
didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau
investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.9
7
Hardhina Rosmasita, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Eefek, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 8.
8
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility,
Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 10
9
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
Melihat pada kondisional semacam ini maka penulis mencoba mengangkat
permasalahan ini ke permukaan. Penulis menganggap bahwa pengambilan judul
diatas cukup strategis. Pertama, sebab sebenarnya konsep tanggung jawab sosial
perusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta
komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan. Seiring perjalanan waktu, di satu sisi sektor industri atau
korporasi-korporasi skala besar telah mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional, tetapi di sisi lain ekploitasi sumber-sumber daya alam oleh
sektor industri sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan. Kedua, adalah
sebagai upaya untuk menegaskan hubungan perusahaan dengan aktifitas
perniagaan yang diselenggarakan oleh para perusahaan. Dalam konteks
perniagaan yang diselenggarakan terdapat hubungan timbal-balik antara personal
perusahaan secara internal dan antara internal perusahaan dengan masyarakat luar
perusahaan. Corporate Social Responsibility adalah suatu bagian hubungan
perniagaan yang melibatkan perusahaan di satu pihak dan masyarakat sebagai
lingkungan sosial perusahaan di pihak yang lain. Ketiga, CSR adalah basis teori
tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan
masyrakat domisili.10
10
Rangga-myteritory.blogspot.com/2012/12/csr-corporate-social-responsibility.html, terakhir kali diakses tanggal 5 Mei 2015.
Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai
tanggungjawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders, terutama
Pro dan kontra terhadap perkembangan CSR terus bergulir. Salah satunya,
apakah tanggungjawab sosial tersebut sifatnya wajib atau sukarela, dimana ketika
kegiatan Corporate Social Responsibility diwajibkan dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, banyak menuai protes.
Pasalnya aktivitas CSR diasumsikan sebagai aktivitas berdasarkan kerelaan dan
bukannya paksaan. Dalam pelaksanannya CSR juga masih memiliki kekurangan.
Program-program CSR yang dijalankan oleh perusahaan banyak yang hanya
memiliki pengaruh jangka pendek dengan skala yang terbatas. Program-program
CSR yang dilaksanakan seringkali kurang menyentuh akar permasalahan
komunitas yang sesungguhnya. Seringkali pihak perusahan masih mengangap
dirinya sebagai pihak yang paling memahami kebutuhan komunitas, sementara
komunitas dianggap sebagai kelompok pinggiran yang menderita sehingga
memerlukan bantuan perusahaan.11
Lain dari pada hal itu, aktivitas CSR dianggap hanya semata-mata
dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan demi perbaikan
kualitas hidup komunitas dalam jangka panjang.12
11
Perusahaan dan Komunitas,
Kritik lain dari pelaksanaan
CSR adalah karena seringkali diselenggarakan dengan jumlah biaya yang tidak
sedikit, maka CSR identik dengan perusahan besar yang ternama. Yang menjadi
permasalahan adalah dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya,
perusahan-perusahan besar dan ternama ini mampu membentuk opini publik yang
mengesankan seolah-olah mereka telah melaksanakan CSR, padahal yang
terakhir kali diakses tanggal 12 September 2014.
12
dilakukanya hanya semata-mata hanya aktivitas filantropi. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia13 filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan) kepada sesama.
Bahkan filantropi dapat juga dilakukan untuk menutupi perilaku-perilaku yang
tidak etis serta perbuatan melanggar hukum.14
Bank Central Asia adalah
didirikan padaBank Central Asia NV dan pernah
merupakan bagian penting dari
jabatan
sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis
keuangan negara yang terjadi pada tahun 1997.15
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem
perbankan di Indonesia. Namun secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran
dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak
nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank
terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.
kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang baik, BCA berhasil pulih
kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ketiga
telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp. 67.93 triliun,
padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp. 53.36 triliun. Kepercayaan
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, akses pada tanggal 5 September 2014.
14
Perusahaan dan Komunitas, ibid.
15
masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN
ke
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi
saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran
saham perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.
Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002,
BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat
yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di
memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi
secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional
maupun sebagai lembaga intermediasi financial.16
BCA aktif melaksanakan program tanggung jawab sosial (Corporate
Social Responsibility) di Indonesia. Di bawah naungan program “Bakti BCA”,
BCA memberikan pendanaan dan menyediakan bantuan logistik melalui berbagai
program CSR untuk sektor pendidikan, edukasi perbankan, pemberdayaan Usaha
Kecil Menengah (UKM), kesehatan, pelestarian lingkungan, dan bantuan
penanggulangan bencana alam. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji lebih jauh mengenai “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia.”
16
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, beberapa permasalahan
pokok yang akan dibahas antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Bank Central Asia terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR)?
2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan oleh Bank Central Asia?
3. Apa saja manfaat yang didapat oleh Bank Central Asia dalam melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR)?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
maka untuk mengarahkan suatu penulisan diperlukan adanya tujuan, adapun yang
menjadi tujuan dalam tulisan ini yaitu:
1. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Bank Central Asia.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan Bank Central Asia.
3. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh Bank Central Asia dalam
menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR).
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah
dirumuskan tersebut akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan
pandangan baru dalam kegiatan pelaksanaan CSR, dimana hal ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi pengusaha dan pemerintah dalam menerapankan
CSR di masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya dunia
perusahaan yang berhubungan langsung dalam penerapan CSR dengan
sebaik-baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi perusahaan, bagi pemerintah, bagi
masyarakat, maupun bagi kelestarian lingkungan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis empiris/
sosiologis. Penelitian yuridis empiris atau sosiologis adalah suatu metode
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara terutama meneliti data primer yang
diperoleh di lapangan selain juga meneliti data sekunder dari perpustakaan.17
2. Lokasi Penelitian Dan Sifat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Central Asia Jakarta. Adapun yang
menjadi alasan dilakukannya penelitian ditempat tersebut dikarenakan Bank
Central Asia merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia, yang
17
banyak melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility dan data yang
dibutuhkan tersedia di Bank Central Asia yang terletak di Jakarta.
3. Sumber Data
A. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan
dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan dialog lisan antara peneliti
dan responden.18
B. Data Sekunder
Penulis terlebih dahulu mempersiapkan pokok-pokok pertanyaan
sebagai pedoman melakukan wawancara di Bank Central Asia.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna
mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum tanggung jawab sosial.
Selain itu diperoleh juga melalui bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan
hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta memperoleh data
yang terdapat dalam buku, literatur, tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan objek
penelitian. Bahan-bahan hukum itu dapat berupa:
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari:
a) Norma atau kaedah dasar, yaitu Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
b) Peraturan dasar yaitu Batang Tubuh UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
18
c) Peraturan Perundang-undangan.
2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian atau pendapat pakar
hukum.
3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
seperti kamus hukum, ensiklopedia.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka
digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu
mempelajari dan menganalisis secara sistematis digunakan buku-buku, surat
kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi
ini. 19 Di tempat inilah di peroleh hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang
sangat berguna bagi mereka yang sedang melaksanakan penelitian dimana peneliti
dapat memilih dan menelaah bahan-bahan kepustakaan yang sangat di perlukan
guna dapat memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang
dilaksanakan.20
19
Soejano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Ui Press, 1986), hal. 24.
20
Ibid, hal. 21
Selain iti dilakukan pula pengambilan data melalui penelitian
lapangan (field research), yaitu penelitian yang menunjukan lapangan sebagai
sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data
yang penulis perlukan melalui wawancara di Bank Central Asia.21
5. Analisis Data
Data yang didapat dari studi kepustakaan akan dihubungkan dengan data
yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan. Data tersebut akan dianalisis
secara logis dan disusun menggunakan metode analisis kualitatif. Metode analisis
kualitatif yaitu analisis yang dilakukan peneliti dengan memahami norma, kaidah,
azas, sistem hukum yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan
sebagai pijakan dari objek yang diteliti dan dipelajari kemudian dianalisis secara
deskriptif kualitatif yang tersusun dalam kalimat yang sistematis.22
F. Keaslian Penulisan
Penulissan skripsi ini berdasarkan ide, gagasan, pemikiran dan yang paling
utama adalah dikarenakan ketertarikan penulis terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (
Pada Bank Central Asia Jakarta).
Penulisan skripsi ini asli diangkat dari pemikiran penulis sendiri, yang
artinya penulisan skripsi ini bukanlah berasal dari penggandaan hasil karya tulis
orang lain dan sudah diperbandingkan judulnya di kampus tempat penulis
menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian
keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan terutama secara
G. Sistematika Penulisan
Pembuatan karya ilmiah dalam pembahasannya harus diuraikan secara
sistematis. Dan untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan
adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang
saling berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya sistematika adalah
gambaran-gambaran umum dari keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari
hubungan antara satu pembahasan dengan pembahasan lainnya yang teratur
menurut sistem. Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab
terdiri dari beberapa sub bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan
penulisan dan pembahasan bab yang dimaksudkan. Berikut ini adalah garis besar
dari sistematika penulisan skripsi ini, yaitu:
Bab I (Pendahuluan), diuraikan dalam bab ini segala hal yang umum yang
terdapat dalam sebuah karya tulis ilmiah yang merupakan pengantar dalam mana
terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi, Permasalahan, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan
Sistematika Penulisan.
Bab II (Perseroan Terbatas), diuraikan dalam bab ini hal-hal yang
berkaitan dengan Perseroan Terbatas. Mengenai definisi Perseroan Terbatas,
unsur – unsur yang terdapat di Perseroan Terbatas serta tata cara pendirian
Perseroan Terbatas.
Bab III (Corporate Social Responsibility), merupakan bab yang
mengenai sejarah serta defenisi dari CSR, karakteristik dari CSR,
program-program yang terdapat didalam CSR, serta manfaat dilakukannya CSR tersebut.
Bab IV (Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Kepada
Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (BCA)) dalam bab ini diuraikan
mengenai pelaksanaan CSR oleh Bank Central Asia, dimana didalamnya
diuraikan mengenai pandangan Bank Central Asia terhadap CSR, pelaksanaan
CSR yang dilakukan Bank Central Asia, serta manfaat yang didapat dalam
menjalankan CSR tersebut.
Bab V (Kesimpulan Dan Saran), dalam bab ini diuraikan tentang
kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas dalam bab sebelumnya dan saran -
saran yang mungkin dapat berguna bagi perkembangan pelaksanaan CSR di