• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Tujuan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini

tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945. Upaya merealisir tujuan negara itu ditempuh melalui

pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang multi kompleks membawa

pemerintah harus banyak turut campur dalam kehidupan rakyat yang mendalam di

semua sektor. Campur tangan itu tertuang dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pelaksana

lainnya yang dilaksanakan oleh administrasi negara yang menyelenggarakan tugas

pelayanan publik.1

Pola interaksi dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta maupun

masyarakat yang sering disebut dengan istilah kemitraan telah banyak dilakukan

di berbagai sektor. Pola pengelolaan program pada umumnya diarahkan untuk

menemukan bentuk yang tepat dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan

dalam masyarakat atau mungkin juga dalam ragka menemukan format baru dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.

1

(2)

Dewasa ini di Indonesia, sejalan dengan komitmen nasional untuk

melakukan transformasi dan reformasi di segala bidang, bentuk kemitraan antara

pemerintah dengan swasta dan masyarakat madani secara nyata terlihat dalam

berbagai upaya kolaborasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan,

pengendalian dan pengawasan jalannya pemerintahan oleh masyarakat dan

swasta, penyelenggaraan program pembangunan dan pelayanan publik, maupun

dalam rangka pengelolaan bersama prasarana publik dan sarana publik antara

pemerintah, swasta dan masyarakat.2

Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan materi yang baru diatur

dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas. Latar belakang dimasukkannya ketentuan tersebut adalah sebagai

bentuk pertanggungjawaban sosial perseroan terhadap lingkungan dan keadaan

masyarakat disekitar tempat usaha perseroan. Ketentuan ini tidak bersifat

menyeluruh. Akan tetapi, ketentuan ini memiliki batasan dan keadaan-keadaan

tertentu yang peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan

pemerintah. Selain itu, ketentuan ini juga bertujuan untuk tetap menciptakan

hubungan perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai,

norma, dan budaya masyarakat setempat.3

Tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut Corporate Social

Responsibility (CSR). Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend

global, seiring dengan semakin maraknya kepedulian menggunakan stakeholders.

2

Sedarmayati, Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktifitas Menuju Good Governance, Bagian Kedua Edisi Revisi, (Bandung: Mandar Maju, 2012), hal. 23

3

(3)

Persoalan CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate

Govermance (GCG), yang menerapkan faimess, transparency dan accountability.

Prinsip accountability penekanannya yang signifikan diberikan pada kepentingan

stakeholders perusahaan. Perusahaan harus memerhatikan kepentingan dari

stakeholders, menciptakan nilai tambah (value added) dari produk atau jasa bagi

stakeholders, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.

Gagasan Corporate Social Responsibility diharapkan bahwa perusahaan tidak lagi

dihadapkan pada tanggung jawab yang berpihak pada single bottom line, yaitu

nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan

(financial) saja, tetapi juga perusahaan memerhatikan dampak sosial dan

lingkungan (triple bottom line).4

Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut

Corporate Social Responsibility (CSR). Penerapan CSR tidak lagi dianggap

sebagai cost atau biaya, melainkan investasi perusahaan untuk meningkatkan

reputasi perusahan. Industri dan korporasi berperan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor

lingkungan hidup.5

Hal ini diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas, yang disahkan pada 20 Juli 2007 yang menyatakan: Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat

sukarela atau komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggung

jawabkan kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib atau menjadi

kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya.

4Ibid

., hal. 94

5

(4)

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan (TJSL).

2. TJSL merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.6

Dengan adanya peraturan ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas

yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus

melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, tetapi kewajiban ini

bukan suatu beban yang memberatkan. Perlu diingat pembangunan suatu negara

bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap insan

manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan

kualitas hidup masyarakat.

Pendukung konsep tanggung jawab sosial (social responsibility) memberi

argumentasi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiban terhadap masyarakat

selain mencari keuntungan. Ada berapa definisi tentang definisi CSR, yang pada

dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan

ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan.

Ebert sebagaimana dikutip oleh Hardhina Rosmasita, mendefinisikan

corporate social responsibility sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan

6

(5)

komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual

dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya pelanggan,

perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum. 7

Yusuf Wibisono mendefenisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan

kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak

negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi,

sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan.8

Corporate Social Responsibility sering dianggap inti dari etika bisnis yang

berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi

dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga

kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan

(stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi

dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan

yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk

didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau

investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.9

7

Hardhina Rosmasita, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Eefek, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 8.

8

Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility,

Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 10

9

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,

(6)

Melihat pada kondisional semacam ini maka penulis mencoba mengangkat

permasalahan ini ke permukaan. Penulis menganggap bahwa pengambilan judul

diatas cukup strategis. Pertama, sebab sebenarnya konsep tanggung jawab sosial

perusahaan telah dikenal sejak awal 1970, yang secara umum diartikan sebagai

kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,

nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan, serta

komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara

berkelanjutan. Seiring perjalanan waktu, di satu sisi sektor industri atau

korporasi-korporasi skala besar telah mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi nasional, tetapi di sisi lain ekploitasi sumber-sumber daya alam oleh

sektor industri sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan. Kedua, adalah

sebagai upaya untuk menegaskan hubungan perusahaan dengan aktifitas

perniagaan yang diselenggarakan oleh para perusahaan. Dalam konteks

perniagaan yang diselenggarakan terdapat hubungan timbal-balik antara personal

perusahaan secara internal dan antara internal perusahaan dengan masyarakat luar

perusahaan. Corporate Social Responsibility adalah suatu bagian hubungan

perniagaan yang melibatkan perusahaan di satu pihak dan masyarakat sebagai

lingkungan sosial perusahaan di pihak yang lain. Ketiga, CSR adalah basis teori

tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan

masyrakat domisili.10

10

Rangga-myteritory.blogspot.com/2012/12/csr-corporate-social-responsibility.html, terakhir kali diakses tanggal 5 Mei 2015.

Secara teoritik, CSR dapat didefinisikan sebagai

tanggungjawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholders, terutama

(7)

Pro dan kontra terhadap perkembangan CSR terus bergulir. Salah satunya,

apakah tanggungjawab sosial tersebut sifatnya wajib atau sukarela, dimana ketika

kegiatan Corporate Social Responsibility diwajibkan dalam Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, banyak menuai protes.

Pasalnya aktivitas CSR diasumsikan sebagai aktivitas berdasarkan kerelaan dan

bukannya paksaan. Dalam pelaksanannya CSR juga masih memiliki kekurangan.

Program-program CSR yang dijalankan oleh perusahaan banyak yang hanya

memiliki pengaruh jangka pendek dengan skala yang terbatas. Program-program

CSR yang dilaksanakan seringkali kurang menyentuh akar permasalahan

komunitas yang sesungguhnya. Seringkali pihak perusahan masih mengangap

dirinya sebagai pihak yang paling memahami kebutuhan komunitas, sementara

komunitas dianggap sebagai kelompok pinggiran yang menderita sehingga

memerlukan bantuan perusahaan.11

Lain dari pada hal itu, aktivitas CSR dianggap hanya semata-mata

dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan demi perbaikan

kualitas hidup komunitas dalam jangka panjang.12

11

Perusahaan dan Komunitas,

Kritik lain dari pelaksanaan

CSR adalah karena seringkali diselenggarakan dengan jumlah biaya yang tidak

sedikit, maka CSR identik dengan perusahan besar yang ternama. Yang menjadi

permasalahan adalah dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya,

perusahan-perusahan besar dan ternama ini mampu membentuk opini publik yang

mengesankan seolah-olah mereka telah melaksanakan CSR, padahal yang

terakhir kali diakses tanggal 12 September 2014.

12

(8)

dilakukanya hanya semata-mata hanya aktivitas filantropi. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia13 filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan) kepada sesama.

Bahkan filantropi dapat juga dilakukan untuk menutupi perilaku-perilaku yang

tidak etis serta perbuatan melanggar hukum.14

Bank Central Asia adalah

didirikan padaBank Central Asia NV dan pernah

merupakan bagian penting dari

jabatan

sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis

keuangan negara yang terjadi pada tahun 1997.15

Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem

perbankan di Indonesia. Namun secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran

dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak

nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank

terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia.

kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang baik, BCA berhasil pulih

kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ketiga

telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp. 67.93 triliun,

padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp. 53.36 triliun. Kepercayaan

13

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, akses pada tanggal 5 September 2014.

14

Perusahaan dan Komunitas, ibid.

15

(9)

masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN

ke

Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi

saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran

saham perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA.

Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN

mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002,

BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat

yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di

memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi

secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional

maupun sebagai lembaga intermediasi financial.16

BCA aktif melaksanakan program tanggung jawab sosial (Corporate

Social Responsibility) di Indonesia. Di bawah naungan program “Bakti BCA”,

BCA memberikan pendanaan dan menyediakan bantuan logistik melalui berbagai

program CSR untuk sektor pendidikan, edukasi perbankan, pemberdayaan Usaha

Kecil Menengah (UKM), kesehatan, pelestarian lingkungan, dan bantuan

penanggulangan bencana alam. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji lebih jauh mengenai “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia.”

16

(10)

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, beberapa permasalahan

pokok yang akan dibahas antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan Bank Central Asia terhadap Corporate Social

Responsibility (CSR)?

2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang

dilakukan oleh Bank Central Asia?

3. Apa saja manfaat yang didapat oleh Bank Central Asia dalam melakukan

Corporate Social Responsibility (CSR)?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka untuk mengarahkan suatu penulisan diperlukan adanya tujuan, adapun yang

menjadi tujuan dalam tulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Bank Central Asia.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang

dilakukan Bank Central Asia.

3. Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh Bank Central Asia dalam

menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR).

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah

(11)

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah

dirumuskan tersebut akan memberikan kontribusi pemikiran serta pemahaman dan

pandangan baru dalam kegiatan pelaksanaan CSR, dimana hal ini diharapkan

dapat menjadi masukan bagi pengusaha dan pemerintah dalam menerapankan

CSR di masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembaca, khususnya dunia

perusahaan yang berhubungan langsung dalam penerapan CSR dengan

sebaik-baiknya sehingga membawa manfaat baik bagi perusahaan, bagi pemerintah, bagi

masyarakat, maupun bagi kelestarian lingkungan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis empiris/

sosiologis. Penelitian yuridis empiris atau sosiologis adalah suatu metode

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara terutama meneliti data primer yang

diperoleh di lapangan selain juga meneliti data sekunder dari perpustakaan.17

2. Lokasi Penelitian Dan Sifat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Central Asia Jakarta. Adapun yang

menjadi alasan dilakukannya penelitian ditempat tersebut dikarenakan Bank

Central Asia merupakan salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia, yang

17

(12)

banyak melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility dan data yang

dibutuhkan tersedia di Bank Central Asia yang terletak di Jakarta.

3. Sumber Data

A. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan

dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan dengan dialog lisan antara peneliti

dan responden.18

B. Data Sekunder

Penulis terlebih dahulu mempersiapkan pokok-pokok pertanyaan

sebagai pedoman melakukan wawancara di Bank Central Asia.

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna

mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum tanggung jawab sosial.

Selain itu diperoleh juga melalui bahan hukum lain, dimana pengumpulan bahan

hukumnya dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta memperoleh data

yang terdapat dalam buku, literatur, tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen

hukum dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan objek

penelitian. Bahan-bahan hukum itu dapat berupa:

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri

dari:

a) Norma atau kaedah dasar, yaitu Pembukaan UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

b) Peraturan dasar yaitu Batang Tubuh UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

18

(13)

c) Peraturan Perundang-undangan.

2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian atau pendapat pakar

hukum.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus hukum, ensiklopedia.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka

digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu

mempelajari dan menganalisis secara sistematis digunakan buku-buku, surat

kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan

bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi

ini. 19 Di tempat inilah di peroleh hasil-hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang

sangat berguna bagi mereka yang sedang melaksanakan penelitian dimana peneliti

dapat memilih dan menelaah bahan-bahan kepustakaan yang sangat di perlukan

guna dapat memecahkan dan menjawab permasalahan pada penelitian yang

dilaksanakan.20

19

Soejano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : Ui Press, 1986), hal. 24.

20

Ibid, hal. 21

Selain iti dilakukan pula pengambilan data melalui penelitian

lapangan (field research), yaitu penelitian yang menunjukan lapangan sebagai

(14)

sekunder yang telah diperoleh dari kepustakaan. Penulis mengumpulkan data-data

yang penulis perlukan melalui wawancara di Bank Central Asia.21

5. Analisis Data

Data yang didapat dari studi kepustakaan akan dihubungkan dengan data

yang telah diperoleh dari penelitian di lapangan. Data tersebut akan dianalisis

secara logis dan disusun menggunakan metode analisis kualitatif. Metode analisis

kualitatif yaitu analisis yang dilakukan peneliti dengan memahami norma, kaidah,

azas, sistem hukum yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan

sebagai pijakan dari objek yang diteliti dan dipelajari kemudian dianalisis secara

deskriptif kualitatif yang tersusun dalam kalimat yang sistematis.22

F. Keaslian Penulisan

Penulissan skripsi ini berdasarkan ide, gagasan, pemikiran dan yang paling

utama adalah dikarenakan ketertarikan penulis terhadap Pelaksanaan Corporate

Social Responsibility kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (

Pada Bank Central Asia Jakarta).

Penulisan skripsi ini asli diangkat dari pemikiran penulis sendiri, yang

artinya penulisan skripsi ini bukanlah berasal dari penggandaan hasil karya tulis

orang lain dan sudah diperbandingkan judulnya di kampus tempat penulis

menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian

keaslian penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan terutama secara

(15)

G. Sistematika Penulisan

Pembuatan karya ilmiah dalam pembahasannya harus diuraikan secara

sistematis. Dan untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan

adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang

saling berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya sistematika adalah

gambaran-gambaran umum dari keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari

hubungan antara satu pembahasan dengan pembahasan lainnya yang teratur

menurut sistem. Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan

penulisan dan pembahasan bab yang dimaksudkan. Berikut ini adalah garis besar

dari sistematika penulisan skripsi ini, yaitu:

Bab I (Pendahuluan), diuraikan dalam bab ini segala hal yang umum yang

terdapat dalam sebuah karya tulis ilmiah yang merupakan pengantar dalam mana

terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi, Permasalahan, Tujuan

Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan

Sistematika Penulisan.

Bab II (Perseroan Terbatas), diuraikan dalam bab ini hal-hal yang

berkaitan dengan Perseroan Terbatas. Mengenai definisi Perseroan Terbatas,

unsur – unsur yang terdapat di Perseroan Terbatas serta tata cara pendirian

Perseroan Terbatas.

Bab III (Corporate Social Responsibility), merupakan bab yang

(16)

mengenai sejarah serta defenisi dari CSR, karakteristik dari CSR,

program-program yang terdapat didalam CSR, serta manfaat dilakukannya CSR tersebut.

Bab IV (Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Kepada

Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia (BCA)) dalam bab ini diuraikan

mengenai pelaksanaan CSR oleh Bank Central Asia, dimana didalamnya

diuraikan mengenai pandangan Bank Central Asia terhadap CSR, pelaksanaan

CSR yang dilakukan Bank Central Asia, serta manfaat yang didapat dalam

menjalankan CSR tersebut.

Bab V (Kesimpulan Dan Saran), dalam bab ini diuraikan tentang

kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas dalam bab sebelumnya dan saran -

saran yang mungkin dapat berguna bagi perkembangan pelaksanaan CSR di

Referensi

Dokumen terkait

Table 2 Effect of oral administration of Costus speciosus on blood glucose, total cholesterol, plasma insulin and C-peptide levels (mean + SD) in normal and

Hasil penelitian ini diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian PKTB pada balita yaitu faktor yang paling dominan adalah merokok dan riwayat kontak sehingga diharapkan

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, material baja di pilih sebagai material struktur utama dan dinding geser plat baja ( steel plate shear wall ) sebagai struktur kaku

Spektrofometer Serapan Atom tipe Nyala Merk Shimadzu AA-7000. Universitas

Pelaksanaan perencanaan dan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kota Surakarta dapat didukung oleh beberapa PD atau instansi terkait lainnya dimana

Supported mainly by qualitative data, this study attempts to figure out the effect of Writing Listening Journal on Learners Listening Comprehension Skills and on Learner’s

Jual rumah mewah di Perumahan nusa landak mas jln landak baru lorong 10 Blok E/12 , 1 Milyar saja luas tanah 120m2 bangunan kurang lebih 220meter 2 lantai 3 kamar tidur (harga