• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba (Engagement With Stone)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penataan dan Pengembangan Kawasan Geopark Kaldera Toba (Engagement With Stone)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

MENJEJAKKAN LANGKAH

Negara Indonesia memiliki berbagai kekayaan wisata yang berkelas dunia. Salah satunya adalah Danau Toba yang berada di provinsi Sumatera Utara. Kawasan danau Toba memiliki pemandangan alam yang sangat indah, kekayaan akan budaya yang otentik sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan. Rencana Penataan dan pengembangan di segala sektor menjadi salah satu faktor penting keberhasilan pariwisata di kawasan Danau Toba, terlebih dengan dicanangkannya kawasan Danau Toba sebagai kawasan Geopark yang berskala internasional.

Danau Toba sendiri merupakan danau vulkanik yang terbentuk saat letusan mahadashyat gunung Toba pada 69.000 – 77.000 tahun silam dan merupakan danau yang terbesar di Indonesia. Setelah ledakan tersebut, terciptalah kaldera (cekungan pada tanah sesudah letusan gunung) membentuk kawah yang begitu besar dan kemudian berfungsi menjadi tadah hujan yang lama kelamaan menampung air dan terciptalah sebuah danau yang dikenal sebagai danau Toba.

Ditengah danau toba juga terbentuk sebuah pulau yang dikenal dengan pulau Samosir. Pulau Sumatera dengan Pulau Samosir hanya dipisahkan oleh terusan yang berjarak sekitar 22 meter, dengan panjang kurang lebih 2000 meter. Terusan ini dinamakan dengan terusan Tano Ponggol. Tano Ponggol berarti tanah yang terpotong dan merupakan saksi sejarah dan peninggalan akibat letusan gunung toba.

Isu Geopark yang diusung oleh PBB melalui badan UNESCO yang menyatakan dan mendaftarkan kawasan danau toba sebagai warisan alam dunia yang dinamai Geopark Kaldera Toba. Hal ini tentu menjadi salah satu titik terang dalam upaya memajukan kawasan danau toba baik dari segi kekayaan alam, budaya dan menjadikan danau toba sebagai wisata prioritas di sumatera utara dan diharapkan dikenal dan dikunjungi dari seluruh penjuru dunia.

(2)

dalam konteks pariwisata indonesia maupun yang lebih luas lagi. Tema kelompok yang diangkat untuk proyek ini adalah ecotourism.

Ecotourism/ekowisata merupakan perjalanan yang bertanggungjawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Ekowisata juga merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat yang ada disekitarnya.

Jadi ekowisata ini adalah gabungan antara konservasi dan pariwisata dimana pendapatan yang diperolah dari pariwisata dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. Pelayanan yang baik merupakan modal dasar dalam penerapan konsep ekowisata ini. Selain dari kemampuan menjamu tamu, mengolah kekhasan daerah, menghidangkan kuliner-kuliner lokal, fasilitas-fasilitas yang dapat diterima oleh turis juga turut untuk dipertimbangankan.

Danau toba yang erat berkaitan dengan alamnya yang kaya, baik dari segi wisata air, panorama yang luarbiasa, air terjun yang fantastis, pantai-pantai dengan pasir putih, air panas (hot springs), juga batu-batuan yang berumur ribuan tahun lamanya. Kerap para ahli geologi melakukan riset ditanah toba ini dengan unsur-unsur batuan yang beragam didalamnya. Terkhusus untuk kasus proyek yang hendak ditatakelola dan dikembangankan di kawasan geopark kaldera toba ini mengangkat unsur alami bebatuan dan dipilihlah tema “engagement with

stone”.

(3)

3 Desain masterplan juga mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang urgen dalam kawasan geopark serta mempertimbangkan tahap pengembangan kemasa mendatang (masa depan) karena lokasi yang strategis dan alam yang outstanding diharapkan juga tidak kalah dari kawasan wisata seperti di kota-kota besar di negara lain, misalnya singapura, thailand, korea dan lain-lain.

Kegiatan pada minggu awal perancangan ini adalah memahami dan menelusuri tema utama (Symbiosis and Sustainability) serta mencari usulan fungsi secara garis besar pada geopark kaldera toba secara berkelompok. Tugas-tugas ini dilakukan mengikuti jurnal yang telah dirancang oleh dosen koordinator, namun terhenti karena pergantian sistem yang menyebabkan kondisi kelas perancangan dan skripsi tidak terarah lagi.

Berdasarkan pengerjaan tugas-tugas jurnal berkelompok tersebut ditarik hubungan Urgensi Sustainability dalam ruang lingkup perancangan kawasan pariwisata khusunya daerah kaldera Toba. Prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan sendiri menurut UNWTO (The World Tourism Organization) mengacu kepada pemanfaatan sumber daya lingkungan secara optimal yang merupakan kunci dalam pengembangan pariwisata, membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati. Kemudian pariwisata berkelanjutan juga harus menghormati keaslian sosial-budaya masyarakat setempat dan memberikan kontribusi dalam pemahamana antar budaya serta memberikan manfaat sosial ekonomi bagi semua pemangku kepentingan, termasuk memberikan pekerjaan yang stabil bagi masyarakat sekitar.

Secara umum Sustainable Architecture dapat diartikan sebagai sebuah konsep dalam terapan bidang Arsitektur untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya. Dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi penggunaan material, juga dalam hal efisiensi penggunaan teknologi maupun pembuangan limbah. Sedangkan Symbiosis dapat diartikan

sebagai “interaksi antara dua mahkluk hidup yang berada diwilayah yang sama

dan hubungannya saling menguntungkan satu sama lain”. Sedangkan dalam

(4)

mana bangunan yang dikembangkan pada masa kini harus menjadi warisan untuk generasi yang akan datang.

Menurut Kisho Kurokawa dalam bukunya Intercultural Architecture-The Philosophy of Symbiosis (1991)[1], Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan ekologis yang memadukan beragam hal kontradiktif antara keragman satu dengan keragaman lainnya. Seperti eksterior dengan interior, alam dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, manusia dengan teknologi, dan manusia dengan alam.

Dari pemaparan-pemaparan tersebut, dapat diterik benang merah dari tema umum Symbiosis and Sustainability dengan perancangan kawasan geopark itu sendiri. Pada dasarnya penetapan suatu kawasan sebagai geopark dan penerapan standar-standar geopark yang berlaku saja sudah merupakan perancangan yang mengangkat isu Symbiosis and sustainability.

Pengertian Geopark

(5)

5 mereka. Dengan adanya Geopark warisan alam, hal itu digunakan untuk mendorong kesadaran masyarakat atas isu-isu yang dihadapi terutama berkaitan dengan dinamika kebumian yang terjadi disekitar mereka. Hal tersebut memilki tujuan agar masyarakat lebih menghargai dan menjaga serta merwat warisan alam di daerahnya masing-masing. Geopark juga dapat diartikan berupa suatu upaya/gerakan dalam melestarikan warisan geologi agar dapat mengembangkan lingkungan, masyarakat, serta budaya didaerahnya.

Pengertian Geopark sangat beragam, pengertiannya juga dapat dibagi dalam beberapa aspek :

a. Sebagai Suatu Kawasan

Geopark adalah sebuah kawasan yang berisi aneka jenis unsur geologi yang memilki makna dan fungsi sebagai warisan alam. Dikawasan ini dapat diimplementasikan berbagai strategi pengembangan wilayah secara berkelanjutan,

yang promosinya harus didukung oleh program pemerintah. Sebagai kawasan, geopark harus memiliki batas yang tegas dan nyata. Luas permukaan Geopark pun harus cukup, dalam artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana aksi pengembangannya.

b. Sebagai Sarana Pengenalan Warisan Bumi

Geopark mengandung sejumlah situs geologi (geosite) yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan, keindahan, serta pendidikan. Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budayanya.

c. Sebagai Kawasan Lindung Warisan Bumi

(6)

d. Sebagai Tempat Pengembangan Geowisata

Objek-objek warisan bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu pilihan. Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi

e. Sebagai Sarjana Kerjasama yang Efektif dan Efisien dengan

Masyarakat Lokal

Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan bumi kepada mereka. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.

f. Sebagai Tempat Implementasi Aneka Ilmu Pengetahuan Dan

Teknologi

Di dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari perusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan. Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Pedoman GGN (Global Geopark Network), tujuan Geopark adalah menggali, menggembangkan, menghargai serta mengambil manfaat dari mulai warisan geologi, alam, serta budaya yang terdapat pada area tersebut. Agar tujuan dari Geopark itu tercapai maka harus terjadinya 3(tiga) kegiatan penting yaitu ; konservasi, pendidikan, geowisata.

(7)

7 negara terbanyak dari 111 tempat 30 diantaran terletak di Negara Cina. Di Asia Tenggara sendiri hanya terdapat ditiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam. Kawasan Gunung Batur yang terletak di Bali, Kabupaten Bangli merupakan satu satunya Geopark yang terdapat di Negara Indonesia dengan nama resmi yaitu Batur Global Geopark.

Seperti yang sudah dijelaskan diawal, Negara Indonesia adalah negara yang berlimpah akan kekayaan alamnya, begitu juga Provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini terletak dipulau Sumatera yang menjadi salah satu lokasi yang juga sudah ditetapkan UNESCO untuk pengembangan Geopark kedua di Indonesia dengan nama . Danau Toba merupakan titik kedua perencanaan Geopark, dengan keindahan alamnya, sejarah dari warisan geologinya, juga budayanya nama Geopark Kaldera Toba diajakuan dan dimulai pengembangannya untuk beberapa waktu kedepan.

Referensi

Dokumen terkait

Pola peletakan 8 sensor mengacu pada kontur telapak kaki hasil pemindaian menggunakan 3D scanner (Gambar 8a), yaitu pada area di telapak kaki yang deformasinya besar saat

Lembar skala sikap mengukur tingkat kepraktisan dan kemenarikan, yang meliputi: kemudahan mengenal tokoh wayang, bermain tebak gambar, mengikuti pelajaran, kebutuhan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika Bank

Mengingat pada tahun 2011 BCA membukukan cadangan sejumlah Rp 597 miliar (di luar pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan estimasi kerugian

Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan Data Mining (DM) dengan teknik klasifikasi algoritma C4.5. Data mining dapat digunakan untuk

Sehingga secara berurutan judul- judul makalah yang disajikan adalah: Konfirmasi Patahan Permukaan Awal Berdasarkan Data Geologi Dan Data Gempa Daerah Kawasan Puspiptek Serpong,

Narasumber Poin 16 pembinaan yang dilakukan adalah melibatkan para kakak- kakak peserta didik dalam melakukan kegiatan wirausaha, misalnya membuat sebuah usaha

bagaimana inovasi yang diterapkan untuk mengembangkan pendidikan diniyah formal atau menambah referensi untuk pelaksanaan pengembangan pendidikan diniyah formal