• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Bank Indonesia - Sistem Internal Kontrol Kas Pada Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Bank Indonesia - Sistem Internal Kontrol Kas Pada Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yaitu suatu

lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarka alat pembayaran

yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,

mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi

perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort yang

bertujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Titik baliknya berdirinya Bank Indonesia sebagai Bank Sentral setelah

terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949 yang diadakan di Den

Haag memutuskan De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. De Javasche Bank

adalah sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh

pemerintah Belanda sebagai sirkulasi (Bank of Issuing Money) di Hindia Belanda.

Keputusan KMB ini dikatakan sebagai titik balik berdirinya bank sentral

karena sejak tahun 1946 di Indonesia telah pula berdiri Bank Negara Indonesia

yang dimaksudkan sebagai Bank sentral. Bank Negara Indonesia yang semula

akan dijadikan sebagai bank sirkulasi dan bank sentral, justru diberi tugas sebagai

bank pembangunan. Hal ini dinilai oleh sebagian kalangan sebagai kebutuhan dari

Negara baru merdeka, disatu pihak Negara membutuhkan sebuah bank sirkulasi

dan bank sentral yang bertugas memelihara stabilitas moneter dan di lain pihak

(2)

Kesepakatan terhadap penunjukkan De Javasche Bank sebagai bank

sentral antara pemerintah Belanda dengan pemerintah Indonesia tidak terjadi

begitu saja. Selain landasan politis, alas an lain menunjukkan bahwasannya De

Javasche Bank telah beroperasi dan berfungsi sebagai bank sirkulasi di Indonesia

sejak tahun 1828. Dapat dikatakan bahwa De Javasche Bank merupakan bank

komersial yang sekaligus berfungsi sebagai bank sirkulasi tertua di Asia

Tenggara.

Pendiriran De Javasche Bank pada dasarnya dimaksudkan oleh pemerintah

belanda sebagai perpanjangan tangan dari De Javasche Bank guna memperoleh

tugas sebagai bank sirkulasi dan membiayai perusahaan-perusahaan Belanda yang

beroperasi di Hindia Belanda. De Javasche Bank diberi hak monopoli dalam

mengeluarkan uang kertas dan berfungsi sebagai bank sirkulasi.Di sisi lain bank

ini juga bergerak di bidang komersial dengan menerima simpanandan

menyalurkan kredit.

Keberadaan ini bertahan hingga tahun 1942 ketika tentara penduduk

Jepang berhasil memaksa Pemerintah Hindia Belanda menyerah setelah selama

tiga tahun melakukan kontak senjata. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara

Penduduk Jepang merampas semua bank-bank milik pemerintah Hindia Belanda

dengan memaksa menandatangani surat penyerahan kepada penguasa Jepang.

Setelah dilakukan pembubaran peranan bank digantikan oleh 3 bank Jepang,yaitu

Yokohama Speie,Taiwan Bank, dan Mitsui bank. Adapun fungsi bank sentral di

ambil oleh Yokohama Speie bank untuk daerah jawa dan Taiwan Bank untuk

(3)

Fungsi bank sentral ini sempat terganggu ketika Nederlansche Indische

Cieciele Adminintratie (NICA) masuk ke Indonesia tahun 1945. Saat itu sengaja

dibentuk kondisi moneter yang tidak stabil dengan menguasai dan menarik uang

yangberedar, khususnya yang invansi pemerintahan Jepang dan diikuti dengan

penyebaran uang NICA. Tujuan jelas ingin menjatuhkan dan mengacaukan

Indonesia yang baru merdeka.Dengan serangan dibidang ekonomi serta tekanan

deplomasi dan senjata akhirnya NICA berhasil menguasai sebagai wilayah RI.

Pada periode ini beredar 3 (tiga) jenis mata uang, yaitu uang invansi jepang, uang

NICA, dan Oeang Republik Indonesia (ORI). Fungsi bank sentral diwilayah RI

dijalankan oleh Bank Negara Indonesia yang waktu itu berbentuk Jajasan Poesat

Bank Indonesia (JPBI). De Javasche Bank sendiri menjalankan fungsi bank

sentral di daerah penduduk NICA.

Setelah proklamasi, pemerintah mengeluarkan surat kuasa yang

ditandatangani oleh Soekarno-Hatta tertanggal 16 September 1945 yang isinya

menugaskan kepada anggota Dewan Pertimbangan Agung untuk langkah pertama

pembentukan bak sirkulasi di Indonesia. Pada tanggal 5 Juli !946, dikeluarkan UU

No.02 Prp. Tahun 1946 tentang pembentukan dan penetapan Bank Negara

Indonesia sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Milik Negara.

Oleh karena itu saat Konfensi Meja Bundar, terjadi tarik menarik antara

pemerintah Belanda dan Idonesia untuk menjadikan masing-masing bank sebagai

bank sentral. Namun keputusan final KMB akhirnya menunjukkan De Javasche

Bank sebagai bank sentral.Keputusan ini kemudian mendapat reaksi keras dari

berbagai kalangan, yang melontarkan keinginan untuk melakukan nasionalisasi

(4)

Untuk melanjutkan upaya nasionaliasi,pada akhirnya Juli 1951,

Pemerintah melakukan negoisasi pembelian saham-saham. Proses nasionalisasi ini

sebenarnya sudah termasuk dalam kesepakatan hasil KMB. Pada tanggal 3

Agustus 1951 pemerintah Indonesia mengajukan penawaran mwlalui surat kabar

kepada pemilik saham De Javasche Bank. Tawaran ini mampu menyedot 97%

saham dengan nilai 20% diatas nominal dalam mata uang Belanda. Adapun total

nilai pembelian pada waktu itu sebesar Rp. 8,95 Juta.

Di Indonesia proses ini ditindak lanjuti dengan membentuk panitia

nasionalisasi De Javasche Bank yang mengumumkan dengan UU No. 24 Tahun

1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank. Sejak saat itu fungsi bank sentral

dijalankan oleh De Javasche Bank yang diganti namanya dengan Bank Indonesia.

Pada tahun-tahun berikutnya perbankan difungsikan sebagai penyediaan dana bagi

proyek-proyek dan secara bertahap diarahkan kepada system bank tunggal.

Berdasarkan penetapan Presiden No. 17 Tahun 1965, Bank Indonesia

bersama-sama dengan Bank Koperasi Tani dan Nelayan dileburkan dengan nama

Bank Negara Indonesia yang terbagi kedalam beberaoa unit. Bank-bank tersebut

menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III,

dan Unit IV. Bank Negara Unit I berfungsi sebagai Bank Sentral dan Bank umum.

Sesuai dengan TAP MPRS No. XIII/MPRS/0966, pemerintah akan

menyampaikan 8 RUU dibidang perbankan yang terdiri dari RUU Pokok

Perbankan, RUU Bank Sentral, dan RUU Pendirian Enam Bank Pemerintah.

(5)

b. UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menggantikan BNI Unit.

c. UU No.17 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan BNI

Unit III.

d. UU No.18 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BDN.

e. UU No.19 Tahun 1868 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI Unit

IV.

f. UU No. 20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI

Unit V.

g. UU No. 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia menggantikan BNI

Unit II (Rural).

h. UU No. 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor menggantikan BNI

Unit II (Ekspor-Impor).

Dengan lahirnya UU tersebut, maka secara otomatis mengubur “Bank

Tunggal” sekaligus meneguhkan keberadaan Bank Indonesia sebagai bank sentral

hingga kini. Dengan lahirnya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

dapat dikatakan sebagai tombak harapan terhadap kemandirian bank sentral di

Indonesia. Kantor Perwakila Bank Indonesia Wilayah IX (semula bernama kantor

cabang medan) mulai dibuka tanggal 30 Juli 1907 bersamaan dengan Kantor

Cabang Tanjung Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing I buka pada tanggal

15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah

IX merupakan kantor cabang De Javasche Bank yang ke-11.

Pembukaan cabang kantor Medan,Tanjung Balai dan Tanjung Pura kepada

biro perancang Hulswit dimintakan untuk merancang pembangunan gedung

(6)

dengan prluasan tahap kedua kantor pusat ( Jakarta Kota) pada 1812 yang

sekaligus juga merencanakan pembangunan gedung beberapa kantor cabang

lainnya.

Gedung-gedung ini menunjukkan cirri arsitektur yang sama mengikuti cirri

arsitektur Eropa pada zamannya. Pemimpin cabang Medan yang pertama adalah

L.Van Hermert dan pada tahun 1951 saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah

SF Van Musschenbrock dan pada saat Undang-Undang Bank Indonesia 1953

diberlakukan, pemimpin cabang Medan adalah M. Plantema dan Putra Indonesia

(7)

B. Sturktur Organisasi

DEWAN GUBERNURBANK

INDONESIA Gubernur

Deputi Gubernur Senior

Deputi Gubernur

Asisten Gubernur

Gambar 2.1 Struktur organisasi Bank Indonesia

Sumber Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2009

STABILITAS EKONOMI STABILITAS SISTEM MANAJEMEN INTERN JARINGAN KANTOR

KEUANGAN & SISTEM PEMBAYARAN

REGIONAL

- 9 Kantor Perwakilan BI Wilayah

- 32 Kantor Perwakilan BI Provinsi/Kota/Kabupaten

INTERNASIONAL

1. Kantor Perwakilan BI New York

2. Kantor Perwakilan BI London

3. Kantor Perwakilan BI Tokyo

4. Kantor Perwakilan BI Singapore

1. Departemen Komunikasi

(DKom)

2. Departemen Manajemen

Strategis dan Tata Kelola (DMST)

3. Departemen Hukum

(DHk)

4. Departemen Sumber

Daya Manusia (DSDM)

5. Departemen Pengelola

Sistem Informasi (DPSI)

6. Departemen Keuangan

Intern (DKI)

7. Departemen Pengelolaan

Logistik, Arsip dan Pengamanan (DLP)

8. Departemen Audit Intern

(DAI)

9. Depaartemen

Pengelolaan Aset (DPA)

STABILITAS SISTEM KEUANGAN

1. Departemen Kebijakan

Makroprudensial (DKMP)

2. Departemen Survei Ilmu Sistem

Keuangan (DSSK)

3. Departemen Pengembangan

Akses Keuangan dan UMKM (DPAU)

SISTEM PEMBAYARAN

1. Departemen Kebijakan dan

Pengawasan Sistem Pembayaran (DKSP)

2. Departemen Penyelenggaraan

Sistem Pembayaran (DPSP)

3. Departemen Pengelolaan Uang

(DPU)

4. Departemen Pengelolaan

Pinjaman dan Transaksi Pemerintah (DPTP)

1. Departemen Kebijakan

Ekonomi dan moneter (DKEM)

2. Departemen Pengelolaan

Moneter (DPM)

3. Departemen Pengelolaan

Devisa (DPD)

4. Pusat Riset dan Edukasi

Bank Senteral (PRES)

5. Departemen Statistik

6. Departemen Pengelolaan

dan Keputusan Laporan (DPKL)

7. Departemen

(8)
(9)

Struktur organisasi memengan peranan yang penting sangat penting

dalam penpaian tujuan perusahaan.Untuk itulah struktur organisasi harus dibuat

sedemikia rupa agar sesuai dengan tingkat kebutuha dan keadaan perusahaan.

Struktur organisasi yang efektif harus mampu menggunakan seluruh sumber daya

yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal.

Bank Indonesia Cabang Medan menggunakan struktur organisasi yang

berbentuk garis dan staf, dengan perlimpahan wewenang berlangsung secara

vertical dari pimpinan tertinggi sampai kepada kepala unit-unit dibawahnya

sehingga tercipta satukesatuan perintah dan satu keatuan komando.

C. Uraian Pekerjaan

Kantor Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Pimpinan

Bank Indonesia dan dibantu oleh Koordinator Bidang. Dalam menjalankan

tugasnya, pimpinan Bank Indonesia dan Koordinator Bidang dibantu oleh tiga

orang kepala bidang masing-masing membawahi divisi-divisi berikut;

1. Bidang Ekonomi dan Moneter membawahi divisi-divisi sebagai berikut:

a. Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM

b. Tim Kajian Ekonomi

c. Tim Statistik & Survei

2. Bidang Manajemen Intern membawahi divisi-divisi berikut:

a. Unit Sumber Daya Manusia

b. Unit Logistik

c. Unit Sekretariat, Pengamanan dan Protokol (SPP)

(10)

a. Unit Distribusi uang dan Layanan Kas

b. Unit Pengelolaan Uang

c. Unit Layanan Nasabah

d. Unit Penyelenggaraan Kliring

Jabatan tertinggi di Bank Indoneia dipimpin oleh kepala perwakilan

(Direktur Eksekutif) dan dibawahi Kepala Grup (Direktur) yang melingkup bagian

Tim Statistik terdiri dari Unit Survei dan Liaison dipimpin oleh Kepala Tim (AD)

yang bertanggung jawab dibagian Unit Statistik dan Database terdiri atas Manajer,

Asisten Manajer dan Staff, Divisi Asesmen Ekonomi Keuangan dipimpin oleh

Kepala Divisi (DD) yang bertanggung jawab dibagian Tim Asesmen Ekonomi dan

Keuangan,UMKM dan Komunitas terdiri atas Kepala Tim (AD), Manajer dan

Staff. Divisi keuangan, UMKM dan Komunikasi dipimpin oleh Kepala Divisi

(DD) yang bertanggung jawab dibagia Tim Akses Keuangan dan UMKM dan Unit

Koordinasi dan Pemberdayaan Komunitas terdiri atas Kepala Ti(AD), Manajer,

Asisten Manajer dan Staf.

Divisi sistem pembayaran dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang

bertanggung jawab di dua bagian. Bagian pertama yaitu Unit Pengolahan Data dan

Administrasi SP, Unit Kliring, Unit Layanan Nasabah dan Unit Perizinan

Pengawaan SP terdiri atas Manajer,Asisten Manajer dan Staff. Bagian yang kedua

yaitu Tim Pengedaran Uang, Unit Distribusi Uang, Unit Layanan Kas dan Unit

Pengolahan Uang yang terdiri atas Kepala Unit (AD), Manajer, Asisten Manajer

Staff. Divisi Manajemen Intern dipimpin oleh Kepala Divisi (DD) yang

bertanggung jawab di dua bagian. Bagian pertama yaitu Unit Sumber Daya

(11)

Logistik dan Sekretariat Pengamanan dan Protokol terdiri atas Kepala Tim(AD),

Manajer, Asisten Manajer dan Staff.

Adapun uraian tugas dari masing-masing bagian pada Bank Indonesia

Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Bidang Ekonomi dan Moneter

a. Tim Pemberdayaan Sektor Riil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

1) Melakukan identifikasi hasil-hasil kajian penelitian/ kesepakatan/

program yang potensial dalam pengembangan sector riil dan atau

melaksanakan identifikasi permasalahan secara Spesifik yang terjadi

pada komoditi/ industry/ bidang usaha tertentu.

2) Menyusun preprogram pemberdayaansektor riil (Korporasi, BUMN

dan UMKM) berdasarkan hasil identifikasi.

3) Melaksanakan program pemberdayaan sector riil yang ditetapkan.

4) Melakukan koordinasi dengan Stakeholders daerah untuk

memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kepada

perbankan dan BDSP dalam rangka pemberdayaan sector riil/

UMKM.

5) Memberikan bantuan teknis dalam bentuk penyediaan informasi

berbasis penelitian serta memfasilitasi proses intermediasi dan

(12)

b. Tim Kajian Ekonomi

1) Menyusun Kajian Ekonomi Regional yang mencakup assemen makro

ekonomi daerah dan perkiraan perkembangan ekonomi dan harga.

2) Melakukan penelitian ekonomi daerah yang berbasis kajian lapangan

dan studi keputusan.

3) Melahirkan kajian ad hoc atas inisiatif Bank Indonesia ataupun

kerjasama denagan kantor pusat atau stakeholders daerah.

4) Menyususn rekomendasi kebijakan perekonomian daerah kepada

PEMDA dan stakeholders lainya yang didasari oleh hasil penelitian.

5) Menyususn dan melaksanakan program komunikasi dan hasil-hasil

kajian ekonomi dan penelitian daerah.

c. Tim Statistik dan Survei

1) Menerima menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menata usahakan

dan memberikanbantuan teknis laporan bank dan non bank.

2) Mengumpulkan dan menyusun data/ Informasi ekonomi, keuanagan

perbankan dan demografi di wilayah kerja.

3) Melakukan kegiatan survey untk kepentingan Kantor Pusat dan Bank

Indonesia.

4) Melakukan kegiatan Liaison dalam rangka pengumpulan data dan

informasi dari pelaku ekonomi (perusahaan, lembaga riset,

pemerintah, perbankan dan asosiasi).

5) Mengelola dan menegembangkan database informasi perekonomian

(13)

2. Divisi Manajemen Intern

a. Unit Sumber Daya Manusia

1) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan,

penempatan, pengembangan, pembinaan, dan pemutusan hubungan

kerja dengan pegawai termasuk THOS sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2) Mengelola data kepegawaian.

3) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan pegawai sesuai dengan

kewenangan.

4) Melakukan kegiatan yang terkait dengan fungsi koordinasi terhadap

bank Indonesia di wilayah kerjanya.

b. Unit Logistik

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap realisasi

program kerja dan anggaran Bank Indonesia.

2) Menatausahakan dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa.

3) Melaksanakan pemeliharaan gedung, inventaris kantor, rumah dinas

serta sarana lainnya.

4) Melaksanakan penghapusan barang-barang inventaris dan kendaraan.

5) Menyelesaikan tagihan sumber daya energy, jasa, dan lainnya kepada

pihak ketiga.

c. Unit Sekretariat Pengamanan Protokol (SPP)

1) Memfasilitasi kebutuhan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

(14)

2) Melaksanakan dan menatausahakan kegiatan pengamanan gedung

kantor, tata tertib kantor, pengiriman dan penjemputan uang, kas

kliring, rumah dinas serta sarana lainnya.

3) Menatausahakan surat,warkat masuk maupun keluar dan dokumen

lainnya termasuk mengelola sentral khazanah arsip.

4) Merencanakan dan melaksanakan pelatihan yang berkaitan dengan

tugas pengamanan.

5) Melaksanakan pengamanan dan tindakan penanggulangan ancaman

serta gangguan kamtib terhadap personil materil, acara kedinasan,

sosial kepegawaian dalam keadaan normal dan darurat, termasuk

karena dampak bencana alam.

3. Divisi Sistem Pembayaran

a. Unit Distribusi uang dan Layanan Kas

1) Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/ monitoring

kebutuhan uang untuk kebutuhan Bank Indonesia dan Bank

Indonesia lain yang berada di Wilayah kerjanya (dalam hal ini Bank

Indonesia berperan sebagai Kantor Depot kas).

2) Melakukan pengelolaan khazanah yaitu penyiapan dan pengembalian

modal kerja, pengelola persediaan kas (termasuk Kas Besar Titipan

DPU), pemeriksaan fisik uang, pengelolaan barang/ surat-surat

berharga srta penguncian dan pengamanan khazanah.

(15)

a) Temuan selisih lebih/ kurang hasil hitung ulang disebabkan

karena selisih jumlah, perbedaan pecahan da uang palsu.

b) Laporan temuan uang palsu dan stakeholders.

c) Laporan terkait dengan uang dan sistem pengedaran uang.

4) Mensosialisasikan cirri-ciri keaslian uang cara memperlakukan uang .

5) Melakukan administrasi kegiatan operasional kas, pengaturan tugas

kasir & anggaran operasional kas.

6) Menyiapkan dan melaksanakan proses penujukkan pihak ketiga

sebagai pelaksana jasa kas, seperti PPUPK dan peleburan Uang

Logam (UL), tidak Layak Edar (TLE).

7) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap Pihak Ketiga

sebagai pelaksana jasa kas seperti Perusahaan penukar Uang Pecah

kecil/ POSINDO, cash center atau jasa lainnya seperti peleburan

uang.

8) Memantau dan melaporkan pemeliharaan peralatan kas/ sarana

lainnya.

9) Memantau penggunaan dan persediaan supplies yang dibutuhkan

dalam kegiatan operasional kas.

10)Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan distribusi uang di

wilayah kerjanya sesuai denagn yang ditetapkan Kantor Pusat.

11)Melakukan transaksi dan pertanggungjawaban Setoran Bank dan

Non Bank.

12)Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi

(16)

13)Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan

pertanggungjawaban kegiatan layanan kas di luar kantor yaitu kas

keliling dan kas titipan.

14)Mempersiapkan modal kerja, melakukan transaksi dan

pertanggungjawaban penjualan Uang Rupiah Khusus (URK).

b. Unit Pengolahan Uang

1) Mempersiapkan modal kerja, melaksakan kegiatan dan

pertanggungjawaban hitung ulang manual uang kertas.

2) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban hitung ulang manual uang logam.

3) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban htung manual-MSUK

4) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban pemusnahan UK dan MRUK.

5) Mempersiapkan modal kerja, melaksanakan kegiatan dan

pertanggungjawaban peleburan uang

c. Unit Layanan Nasabah

1) Senttlement Transfer melalui BI-RTGS untuk kepentingan

penegeluaran pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan

rekening lainnya.

2) Penatausahaan rekening nasabah (termasuk pemerintah daerah dan

lembaga lain terkait dengan tugas BI).

3) Settlement penerimaan pajak dan penerimaan lainnya dari bank ke

(17)

4) Penatausahaan Cek/ Bilyet Giro (BG) Bank Indonesia.

5) Pengiriman DKE melalui SKN-BI untuk kepentingan pengeluaran

pemerintah (atas beban APBN atau reksus) dan rekening lainnya.

6) Menganalisa perilaku dan perkembangan SP Non Tunai di Bank

Indonesia :

a) Tatausaha Money Remittance

b) Kajian Perilaku SP Non Tunai

7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank

Indonesia.

8) Menyediakan layanan helpdesk kepada peserta BI-RTGS.

9) Melaksanakan survey atas layanan SP Non Tunai

10) Pengelolaan database (rekening, user dan database lainnya) BI-SOSA

dan BI-RTGS.

11) Pengelolaan transaksi (accounting dan anggaran ) BI-SISA.

12) Pengelolaan anggaran.

13) Melakukan tugas lain terkait dengan sosialisasi dalam rangka

desiminasi ketentuan SP kepada stokeholders di daerah.

d. Unit Penyelenggaraan Kliring

1) Penyelenggaraan Kliring Lokal (Warkat Debet)

2) Pengelolaan Data Keuangan Elektronik (DKE)

3) Pengelolaan dan penatausahaan data penarik cek?BG kososng.

4) Penerbitan Daftar hitam Lokal.

5) Monitoring Penyelnggaran Kliring Lokal Non BI.

(18)

7) Pelaksanaan BCP baik yang dikoordinir DASP maupun Bank

Indonesia.

8) Pengelolaan Anggaran.

9) Menyediakan layana helpdisk kepada peserta kliring sehubungan

dengan SKN-BI.

D. Kantor Bank Indonesia Medan

Berdasarkan pasal 3 ayat (1) Undang-undang No..13 tahun 1968 tentang

Bank Indonesia, maka Bank Indonesia berkedudukan serta berpuusat di ibukota

Republik Indonesia dan dapat mempunyai kantor-kantor di seluruh wilayah

Republik Indonesia. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas-tugas Bank

Sentral maka didirikanlah kantor-kantor Cabang Bank Indonesia Medan.

Kantor Cabang Bank Indonesia Medan juga merupakan kelanjutan dari

javasche Bank NV yang telah diambil alih oleh pemerintah RI pada 1953.

Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 18/58/Kep/DIP tanggal 19 Maret 1986

adalah merupakan ketentuan tentang penyempurnaan organisasi Kantor Cabang

Bank Indonesia Medan/coordinator wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara.

Pemimpin Kantor Bank Indonesia Medan yang pertama L. Von Hemert

dan pada tahun saat nasionalisasi pemimpin cabang adalah S.F van

Musschenbroek dan pada saat Undang-undang Indonesia 1953 diberlakukan,

pemimpin Cabang Medan adalah M. Plantema dan putra Indonesia pertama yang

(19)

VISI, MISI DAN SASARAN STRATEGIS

1. Visi Kantor Bank Indonesia

Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dalam

mencapai dan memlihara nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan

operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem secara efektif dan

efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan

pemerintah daerah lembaga terkait.

2. Misi Kantor Bank Indonesia Medan

Memwujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui

peningkatan peranannya sebagai economic intelligance dan unit penelitian.

3. Sasaran Strategis KBI Medan

a. Informasi yang berkualitas dalam rangka mendukung kebijakan Kantor

pusat dan Pengembangan Ekonomi di wilayah kerja.

b. Peningkatan sistem perbankan yang sehat dalam rangka mendukung

pengembangan ekonomi daerah.

c. Kelancaran dan keamanan sistem pembayaran di wilayah kerja.

d. Pengelolaan keuangan Satker secara efisien dan efeiktif.

e. Mengoptimalkan kajian dan penyediaan informasi ekonomi di wilayah

kerja.

f. Meningkatkan pengawasan bank yang efektfi yang mendukung

pengembangan ekonomi di wilayah kerja.

g. Meningkatkan pelayanan dan prasarana sistem pembayaran.

h. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama yang efektif kepada

(20)

i. Mendukung prinsip-prinsip Good Governance.

j. Memperkuat organisasi dan mengembangkan DSM yang berkompetensi

tinggi dengan hubungan Budaya yang berbasis pengetahuan.

a) Fungsi Kantor Bank Indonesia

Dalam surat keputusan Direksi Bank Indonesia tersebut telah

ditetapkan tugas-tugas utama dan tugas-tugas penunjang Kantor Cabang

Bank Indonesia Medan/coordinator. Wilayah Bank Indonesia umatera

Utara adalah berikut :

1) Memberi saran kepada Pemerintah Daerah.

2) Mengatur perkreditan dan dana perbankan.

3) Mengatur pengeluaran dan peredaran uang kartal.

4) Mengelola devisa dan lalu lintas pembayaran luar negeri.

5) Memberikan pelayanan perbankan kepada Pemerintah Daerah.

6) Melaksanakan tugas-tugas lain dalam rangka pembangunan untuk

menunjan program pemerinah.

7) Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap proyek perintis.

b) Sistem Pembukuan Kantor Bank Indonesia Medan

Sistem pembukuan Kantor Bank Indonesia Medan berpedoman pada

Standart Opersional Prosedur yang berlaku. Kantor Bank Indonesia

Medan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari:

1) Neraca

Neraca disajikan dalam dua bentuk yaitu neraca lengkap dan neraca

ringkas.

(21)

3) Laporan perubahan ekuitas.

4) Laporan arus kas.

5) Laporan keuangan tahunan disusun pada setiap akhir tahun

Anggaran.

c) Sumber Daya Manusia Kantor Bank Indonesia Medan

Dalam mengikuti era yang semakin berkembang, Bank Indonesia telah

melakukan penyempurnaan organisasi dan pengembangan SDM.

Penyempurnaan organisasi dilakukan untuk mengakomodasi

perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan semkain meningkatnya volume kegiatan

pengaturan, perijinan, dan pengawasan bank syariah telah dibentuk

sebuah satuan kerja berbentuk biro yang menangani tentang bank syariah.

Jumlah tenaga kerja pada Kantor Bank Indonesia Medan disesuaikan

menurut kebutuhan yang terdiri dari :

1) Pemimpin Bank Indonesia

2) Kepala Bidang

Gambar

Gambar 2.1 Struktur organisasi Bank Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan Dan Perbankan: Sebuah Tinjauan Tentang Peran Inklusi Keuangan Terhadap Pengusaha UMKM. Universitas

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya

Kesekretarisan Modern dan Administrasi Perkantoran .Bandung: Pustaka Setia. Yuniasari,

a) Menerima menverifikasi, mengirim ke kantor pusat, menatausahakan dan memberikan bantuan teknis laporan bank dan non bank. b) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi

Badan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Administrasi Umum, Pengkajian,

Field Research (penelitian lapangan) yaitu merupakan penelitian yang dilakukan penulis secara langsung dengan metode wawancara dengan Bapak Irvan Efendi sebagai

Sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2004-2005 yang merupakan amanat GBHN 1999-2004,

a. Penyelenggaraan urusan umum, pengelolaan keuangan dan penyusunan program dinas. Penyelenggaraan perencanaan dan pengelolaan kebutuhan administrasi dan perlengkapan,