• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HAMBATAN GURU DALAM MEMANFAATKAN TEKNOLOGI DI SMPN 2 REMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS HAMBATAN GURU DALAM MEMANFAATKAN TEKNOLOGI DI SMPN 2 REMBANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HAMBATAN GURU DALAM MEMANFAATKAN

TEKNOLOGI DI SMPN 2 REMBANG

Artikel Ilmiah Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Pendidikan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Oscar Fernando Satrio Nugroho (702013025) Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1. Pendahuluan

Perkembangan TIK pada saat ini sangat membantu kehidupan manusia dalam beraktifitas. TIK sudah masuk kedalam aspek kehidupan manusia tidak terkecuali dibidang pendidikan. Keberadaan TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Berikut manfaat dalam penggunaan TIK di kelas yaitu sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebagai sumber materi pembelajaran atau mencari materi pembelajaran, dan sebagai sistem pembelajaran [1]. Dalam memanfaatkan teknologi guru dihadapkan dengan tantangan yaitu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat sehingga guru harus menguasai produk iptek terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan [2]. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai terhadap perkembangan teknologi dilakukan dalam rangka meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta mutu individu peserta didik dalam hal penggunaan teknologi secara tepat dan bermanfaat.

Dengan perkembangan teknologi seorang pendidik dituntut untuk lebih kreatif, mempunyai wawasan luas mampu menguasai IT baik untuk mempersiapkan perencanaan pembelajaran maupun untuk menerapkan berbagai model pembelajaran berbasis komputer [3]. Dengan begitu diperlukan sumber daya manusia mampu mengitegrasikan TIK dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tercantum dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Bagian Kedua Pasal 20 bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya guru wajib meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni [4]. Hal tersebut dipertegas lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa salah satu kompetensi guru dalam bidang Pedagogik adalah memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran, yaitu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran yang diampu [5].

Kemudian ketersediaan sumber daya TIK menjadi bagian penting dalam pemanfaatan teknologi di sekolah meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan internet. Fasilitas di SMPN 2 Rembang sudah terbilang lengkap seperti LCD proyektor terdapat di setiap kelas, akses internet dan lab TIK yang memiliki 30 komputer. Dengan ketersediaan fasilitas tersebut memungkinkan guru di sekolah dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi.

(8)

ketersediaan fasilitas yang tebilang lengkap dan kesiapan SDM dalam pengintegrasian teknologi maka perlu diketahui seperti apa hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pengintegrasian teknologi di sekolah. Dengan mengetahui hambatan tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan guru maupun sekolah dalam menghadapi hambatan pemanfaatan TIK dan guru bisa lebih meminimalisir hambatan yang dihadapi dengan lebih giat belajar mengenai TIK dengan upaya mengopimalkan teknologi yang ada.

2. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa faktor pendukung agar terwujudnya pengintegrasian TIK dalam pembelajaran di sekolah. Pertama ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas TIK yang memadai dalam proses pengintegrasian TIK di sekolah. Kedua sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran di sekolah. Ketiga dukungan teknis dalam perawatan dan perbaikan TIK [6]. Dari beberapa faktor pendukung yang ada jika tidak terlakasana kemungkinan terdapat hambatan yang menjadi penghalang pengintegrasi TIK di sekolah. Peneliti Kler melalui penelitiannya yang berjudul “ICT Integration in Teaching and Learning: Empowerment of Education with Technology” mengemukakan ada beberapa faktor yang menghambat integrasi TIK baik secara intrinsic maupun ekstrinsik [7]. Faktor intrinsik yaitu faktor dari dalam individu mencakup keterampilan TIK guru, sikap, pengalaman mengajar, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar individu. Faktor ini mencakup ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas, dukungan teknis, serta pelatihan guru dalam memanfaatkan TIK di sekolah.

Kendala yang berasal dari diri guru seperti kurangnya keterampilan TIK guru dalam memanfaatkan teknologi sebagaimana yang terjadi di negara-negara berkembang [7]. Kurangnya keterampilan TIK guru dapat dilihat dari keterampilan guru dalam memanfaatkan perangkat keras (komputer, printer, dan LCD proyektor), perangkat lunak (pengolah kata, angka, dan presentasi) dan internet (email, website, aplikasi pendidikan online) dalam pembelajaran di sekolah yang berperdoman pada Developing And Using Indicator Of ICT Use In Education: UNESCO Institute of Information Technology in Education [8]. Kemudian guru yang bersikap negatif terhadap integrasi TIK dengan begitu guru harus mengikuti pelatihan keterampilan TIK guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi di bidang TIK [6] [9]. Di sisi lain pengalaman mengajar dapat berpengaruh dalam implementasi TIK, semakin tinggi pengalaman mengajar seorang guru dapat berpengaruh positif dalam implementasi TIK [10]. Dari kendala-kendala diatas dapat diperoleh gambaran apa saja yang menghambat implementasi TIK di sekolah.

(9)

transformasi pembelajaran dalam hubungannya dengan keterampilan penting lainnya seperti membaca, berhitung dan pemecahan masalah [11]. Keterampilan TIK mencakup tiga aspek yaitu (1) keterampilan menggunakan perangkat keras meliputi komputer/laptop, LCD proyektor; (2) keterampilan menggunakan perangkat lunak meliputi pengolah kata, angka, presentas; (3) keterampilan menggunakan internet meliputi email, aplikasi pembelajaran online, website [6]. Jika keterampilan TIK guru digunakan dengan positif dapat meningkatkan kualitas mengajar guru dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hambatan yang berasal dari luar seperti kurangnya infrastruktur dan aksesbilitas TIK yang tidak merata juga dirasa menjadi penghambat dalam integrasi TIK di sekolah seperti kurangnya ketersediaan perangkat keras(komputer, printer, LCD proyektor), perangkat lunak(pengolah kata, angka, presentasi), internet (email, website, aplikasi pendidikan online) dan masih sulit dalam mengakses fasilitas TIK dapat menjadikan penghambat pengintegrasian TIK [12]. Dengan ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas TIK yang berpedoman pada Developing And Using Indicator Of ICT Use In Education: ICT infrastructure, hardware and connectivity maka diperlukan juga dukungan teknis mengenai perawatan dan perbaikan peralatan TIK agar dapat meminimalisir kerusakan peralatan TIK di sekolah misalnya terdapat komputer yang bermasalah, aplikasi komputer yang tidak bisa digunakan, dan gagal terhubung dengan internet [6] [13]. Faktor teknis tersebut jika dapat di kelolah secara tepat akan berpengaruh positif terhadap integrasi TIK oleh guru di kelas. Dukungan lain mengenai ketersediaan pelatihan keterampilan TIK guru dapat membantu meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan TIK guru dalam proses pembelajaran dikelas [7]. Berdasarkan kendala-kendala diatas akan diperoleh gambaran bagaimana hal tersebut dapat menghambat implementasi TIK oleh guru.

(10)

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakaan penelitian mixed methods yang bertujuan untuk memberikan gambaran hambatan guru dalam memanfaatkan TIK dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan di SMPN 2 Rembang dengan responden 25 guru mata pelajaran dan 1 koordinator lab komputer. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai frekuensi penggunaan peralatan TIK dan rata-rata keterampilan TIK guru. Lembar angket keterampilan TIK guru menggunakan angket terbuka yang terdiri dari dua puluh tujuh pertanyaan dengan alternative jawaban skala likert dan lembar angket infrastruktur dan aksesbilitas menggunakan checklist. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK disekolah melalui wawancara tidak terstruktur kepada 5 guru. Selain itu data kualitatif juga diperoleh dari dua pertanyaan terbuka pada angket mengenai kendala-kendala pemanfaatan teknologi yang dihadapi guru. Wawancara juga dilakukan kepada koodinator lab komputer untuk mencari informasi tentang ketersediaan infrastruktur, aksesbilitas dan dukungan teknis mengenai perawatan TIK di sekolah dan dua pertanyaan terbuka mengenai ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas sekolah.

Data kuantitatif yang terkumpul dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan hambatan guru dalam memanfaatkan TIK dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Deskriptif berupa perhitungan rata-rata dan standar deviasi untuk menentukan tingkatan penggunaan peralatan TIK dan keterampilan TIK guru. Penyajian data berupa tabel seperti perolehan keterampilan TIK guru sedangkan untuk penyajian data berupa grafik meliputi frekuensi penggunaan peralatan TIK dan pemanfaatan internet. Data Kualitatif berupa hasil wawancara dengan guru maupun coordinator lab akan disajikan dalam bentuk narasi.

4. Hasil dan Pembahasan Demografi Responden

(11)

Keterampilan TIK Guru

Keterampilan TIK dapat dilihat dari beberapa aspek pertama dalam hal menggunakan teknologi dalam pembelajaran dan kedua dalam hal persepsi guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi. Jika perolehan keterampilan guru dalam memanfaatkan teknologi tinggi maka akan bepengaruh positif dalam pembelajaran di kelas. Sebaliknya jika perolehan kendala guru dalam memanfaatkan teknologi tinggi maka dapat menghambat guru dalam memanfaatkan teknologi. Berikut keterampilan guru dalam memanfaatkan perangkat keras.

Tabel 1 Keterampilan Guru Dalam Memanfaatakan Perangkat Keras Perangkat Keras Rata-Rata SD

Kemampuan mengoperasikan komputer/laptop dalam 4,3 0,71 mempersiapkan materi pembelejaran

Kemampuan mengoperasikan LCD proyektor dalam 3,6 1,04 menyampaikan materi pembelajaran

Kemampuan menggunakan printer untuk mencetak materi, 4,4 0,99 tugas maupun ulangan siswa

Kemampuan menggunakan kamera digital untuk 3,6 1,04 mendokumentasikan kegiatan siswa

Kemampuan mengoperasikan handycam/camredorder 3,1 1,32 Kesulitan dalam mengoperasikan kompter/laptop dan perlunya 2,3 1,18 bantuan orang lain

Kesulitan dalam mengoperasikan LCD proyektor dan perlunya 2,2 0,93 bantuan orang lain

Kesulitan dalam menggunakan printer dan perlunya bantuan 2,1 0,89 orang lain

Kesulitan dalam mengoperasikan kamera digital dan perlunya 3,3 1,13 bantuan orang lain

Kesulitan dalam mengoperasikan handycam/camredorder 3,9 1,26 dan perlunya bantuan orang lain

SD: Standar Deviasi

(12)

keras yang cukup tinggi dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan perangkat keras namun masih ditemukan perolehan tinggi untuk kesulitan dalam memanfaatkan perangkat keras yang nantinya dapat menghambat guru dalam memanfaatkan perangkat keras dalam pembelajaran. Berdasarkan perolehan keterampilan guru dalam memanfaatkan perangkat keras diperoleh gambaran bahwa guru masih kesulitan dalam memanfaatkan perangkat keras seperti mengoperasikan atau menggunakan perangkat.

Tabel 2 Keterampilan Guru Dalam Memanfaatakan Perangkat Lunak

Perangkat Lunak Rata-Rata SD

Kemampuan menggunakan perangkat lunak pengolah 4,6 0,66 kata untuk mengetikan materi, latihan, ulangan dll

Kemampuan menggunakan perangkat lunak pengolah 4 1,06 presentasi dalam menyampaikan materi pembelajaran

Kemampuan menggunakan perangkat lunak pengolah 4,6 0,66 angka dalam menginputkan nilai latihan /ulangan siswa

Kesulitan dalam menggunakan perangka lunak pengolah 2,1 0,83 kata dan butuh bantuan orang lain

Kesulitan dalam menggunakan perangka lunak pengolah 2,1 0,91 presentasi dan butuh bantuan orang lain

Kesulitan dalam menggunakan perangka lunak pengolah 2 0,80 angka dan butuh bantuan orang lain

SD: Standar Deviasi

(13)

Tabel 3 Keterampilan Guru Dalam Memanfaatakan Internet

Internet Rata-Rata SD

Kemampuan menggunakan internet untuk mencari materi 5 0,50 pembelajaran,latihan maupun kuis

Kemampuan memanfaatkan social media untuk tempat diskusi 4,3 1,14 dengan siswa mengenai materi pembelajaran

Kemampuan menggunakan email untuk tempat diskusi dengan 3,9 1,20 siswa seperti memberikan tugas dan mengumpulkan tugas

Kemampuan menggunakan aplikaasi pembelajaran online 4 1,06 sebagai tempat berdiskusi dengan siswa

Kemampuan menggunakan website sebagai tempat diskusi 3,6 1,15 dengan siswa mengenai pembelajaran

Kesulitan dalam menggunakan internet dan butuh bantuan 2 0,80 orang lain

Kesulitan dalam menggunakan social media dan butuh 2 0,80 bantuan orang lain

Kesulitan dalam menggunakan email dan butuh bantuan 2,2 0,72

orang lain

Kesulitan dalam menggunakan aplikasi pembelajaran online 2,3 0,85 dan butuh bantuan orang lain

Kesulitan dalam menggunakan website dan butuh bantuan 2,1 0,70 orang lain

SD: Standar Deviasi

(14)

Ketersediaan Infrastruktur dan Aksesbilitas

Ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas terhadap sarana pendukung(perangkat teknologi) di SMPN 2 Rembang dapat dibagi menjadi tiga kelompok : (1)Ketersediaan perangkat keras komputer/laptop, printer, kamera digital, scanner, handycam, LCD proyektor (2)Ketersediaan perangkat lunak pengolah kata, angka dan presentasi (3)Ketersediaan internet, sekolah juga memliki akses internet yang bisa dimanfaatkan guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas yang terbilang memadai diharapkan guru dapat menggunakan fasilitas tersebut secara optimal. Berikut grafik penggunaan peralatan TIK disekolah.

Gambar 1 Frekuensi Penggunaan Perangkat keras Di Sekolah

Dari gambar 1 dapat dilihat frekuensi penggunaan perangkat keras di sekolah presentase tertinggi pada penggunaan printer dan penggunaan LCD proyektor sedangkan presentase terendah pada penggunaan handycam/camcorder dan scanner.

88% 98%

44%

32% 24%

92%

64% 64%

36%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pres

e

n

ta

s

e

(15)

Gambar 2 Frekuensi Penggunaan Perangkat Lunak dan Internet Di Sekolah

Dari gambar 2 dapat dilihat frekuensi penggunaan perangkat lunak tertinggi dalam memanfaatkan pengolah persentasi sebagai media utnuk menyampaikan materi pembelajaran. Dalam prensentase penggunaan multimedia meliputi penggunaan adobe flash player dalam menyampaikan materi pembelajaran berupa animasi dan guru sering menyisipkan video, gambar, audio yang bersumber dari internet dalam pembelajaran. Sedangkan pengunaan internet sebagian besar guru sudah memanfaatkan untuk mempersiapkan materi pembelajaran. Berdasarkan presentase penggunaan perangkat lunak dan internet jika dalam penggunaan teknologi dilakukan dengan tepat akan berpengatuh positif terhadap implementasi TIK oleh guru di kelas.

(16)

Gambar 3 Pemanfaatan Internet

Berdasarakan gambar 3 menunjukkan bahwa keseluruhan guru yang memanfaatkan email untuk kegiatan administrasi, lalu sebagian besar guru sudah memanfaatkan social media untuk kegiatan administrasi sedangkan presentase pemanfaatan aplikasi pembelajaran online terbilang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan internet khususnya aplikasi pembelajaran online yang seharusnya dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran namun yang terjadi guru yang memanfaatkan aplikasi pembelajaran online masih terbilang rendah. Berdasarkan grafik pemanfaatan internet diperoleh gambaran aksesbilitas yang terbilang rendah khususnya pada pemanfaatan aplikasi pembelajaran online.

Dalam memanfaatkan teknologi tentunya guru memerlukan perangkat keras, perangkat lunak dan internet untuk mendukung implementasi TIK di lingkungan sekolah. Fasilitas pribadi guru dapat dibedakan dari perangkat keras, perangkat lunak dan akses internet. Sedangkan fasilitas pribadi seperti guru yang memiliki laptop berjumlah 84% sisanya 16% tidak memiliki. Perangkat lunak yang digunakan yakni pengolah kata (Microsoft Word), pengolah angka (Microsoft Excel), pengolah presentasi (Microsoft PowerPoint). Untuk aplikasi multimedia yang sering digunakan yakni pemutar video seperti windows media player, GOM player dan KMPlayer sedangkan untuk animasi biasanya menggunakan aplikasi Adobe Flash. Untuk akses internet pribadi 60% guru memiliki dan sisanya 40% tidak memliki.

Melihat kondisi infrastruktur dan aksesbilitas di SMPN 2 Rembang yang cukup memadai meliputi tersediaanya (1)perangkat keras (hardware) misalnya komputer,printer,LCD proyektor (2)perangkat lunak(software) misalnya pengolah kata,angka,presentasi dan (3) akses internet di lingkungan sekolah. Berdasarkan ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas diperoleh gambaran ketersediaan

(17)

infrastruktur dan aksesbilitas TIK, serta frekuensi pengguaan peralatan TIK dengan upaya mengoptimalkan teknologi yang ada.

Dalam memanfaatkan teknologi di sekolah guru mata pelajaran sering menghadapi kendala-kendala yang dapat menghambat guru untuk memanfaatkan teknologi. Berdasarkan wawancara dengan guru diketahui kendala yang mereka hadapi dalam pemanfaatan TIK meliputi: (1) kurangnya ketersediaan perangkat keras pada siswa, (2) kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan perangkat keras maupun perangkat lunak, (3) tidak meratanya akses internet di lingkungan sekolah, (4) terdapat perangkat keras yang rusak membuat sekolah mendatangkan teknisi dari luar, (5) sering padamnya aliran listrik. Hal-hal tersebut yang dapat menghambat guru dalam memanfaatkan teknologi di sekolah. Dengan adanya kendala tersebut guru berupaya dalam menghadapi dengan cara: (1) membuat kelompok dalam pembalajaran di kelas, (2) bertanya dan minta bimbingan teman sejawat yang pandai dalam memanfaatkan teknologi, (3) menggunakan internet pribadi dari smartphone, (4) terdapat satu teknisi untuk kerusakan ringan pada paralatan TIK disekolah yang mengakibatkan guru mengajar secara konvensional di kelas, (5) perlunya generator set (genset) di sekolah. Berdasarkan kendala-kendala diatas diperoleh gambaran bagaimana hal tersebut dapat menghambat guru dalam mengimplementasikan TIK dan adanya upaya guru dalam menghadapi kendala-kendala yang dapat menghambat guru mengimpelentasikan TIK di sekolah.

5. Diskusi

Ketersediaan infrastruktur seperti perangkat keras, lunak maupun internet baik itu milik pribadi maupun milik sekolah. Ini berarti peluang guru untuk memanfaatkan teknologi sangat besar terutama jika didukung dengan aksesbilitas yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun ketersediaan infrastruktur di SMPN 2 Rembang sudah cukup memadai tapi aksesbilitasnya terbilang rendah. Ini ditujukkan dengan oleh presentase penggunaan perangkat keras dibawah 100%. Rendahnya aksesbilitas dapat disebabkan oleh jumlah perangkat yang terbatas, adanya kerusakan pada perangkat maupun ketidakmampuan guru dalam menggunakan perangkat tersebut. Penyebab dari kerusakan pada perangkat dapat berasal dari kurangnya dukungan teknis mengenai perawatan dan perbaikan pada perangkat. Didukung dengan hasil wawancara dengan guru dimana terdapat kerusakan pada perangkat keras yang rusak membuat sekolah mendatangkan teknisi dari luar. Ini menujukkan bahwa dengan aksesbilitas yang terbilang rendah sekolah tentunya membutuhkan dukungan teknis mengenai perawatan untuk meminimalisir kerusakan pada perangkat dan dapat digunakan guru lebih maksimal.

(18)

cukup tinggi dan perolehan aksesbilitas guru dalam memanfaatkan internet yang tebilang rendah dengan presentase 8%. Tingginya rata-rata kesulitan guru dalam memanfaatkan perangkat keras dapat disebabkan oleh aksesbilitas yang tidak merata baik milik pribadi maupun sekolah dan ketidakmampuan guru dalam menggunkan perangkat tersebut. Kler menyatakan bahwa kurangnya keterampilan TIK guru menjadi penghambat utama dalam memanfaatkan teknologi disekolah [7] Melihat kurangya kemampuan guru dalam memanfaatkan perangkat keras maupun internet tentunya guru memiliki upaya untuk menghadapi kendala tersebut. Upaya guru dalam menghadapi kendala tersebut berdasarkan hasil wawancara yaitu dengan bertanya dan minta bimbingan teman sejawat yang pandai dalam memanfaatkan teknologi.

Hasil penelitian menunjukkan kendala guru dalam memanfaatkan teknologi dapat berasal dari luar yaitu ketersediaan infrastruktur dan aksesbilitas yang tidak merata, dilihat dari ketersediaan fasilitas yang memadai namun aksesbilitas terbilang rendah. Rendahnya aksesbilitas dapat disebakbkan oleh kurangnya ketersediaan perangkat, kerusakan pada perangkat atau bahkan ketidakmampuan guru dalam menggunakan perangkat. Penyebab kerusakan pada perangkat ini dapat berasal dari kurangnya dukungan teknis mengenai perawatan dan perbaikan pada perangkat di sekolah. Dukungan teknis diperlukan sekolah untuk meminimalisir kerusakan pada perangkat dengan begitu guru dapat menggunakan dengan maksimal. Kendala yang paling utama merupakan hambatan dari diri guru sendiri yaitu kurangnya keterampilan TIK guru seperti kesulitan dalam menggunakan perangkat keras dan internet khusunya aplikasi pembelajaran online, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan perangkat keras dan internet rendah. Dengan adanya kendala yang dihadapi guru, sebaiknya guru lebih mengerti akan pentingnya suatu teknologi dalam pembelajaran diera sekarang dan meningkatkan kualitas mengajar dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan hasil dan diskusi maka saran peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan kendala-kendala lain yang dihadapi guru dalam memanfaatkan TIK di sekolah supaya dapat meminimalisir hambatan yang dihadapi guru dalam memanfaatkan TIK di sekolah.

6. Daftar Pustaka

[1] Rusman. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

[2] Rusman. 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Alfabeta.

(19)

[4] Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

[5] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

[6] British Educational Communications and Technology Agency (Becta). 2004. A Review Of The Research Literature On Barriers To The Uptake Of Ict By Teachers.

[7] Kler, S. 2014. ICT Integration in Teaching and Learning: Empowerment of Education with Technology

[8] United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Bangkok. 2003. Developing And Using Indicator Of ICT Use In Education

[9] Adoh, CB. 2012. Factors influencing teachers’ adoption and integration of information and communication technology into teaching: A review of the literature.

[10] Baek, Y.G., Jong, J., & Kim, B. (2008). What makes teachers use of technology in the classroom? Exploring the factors affecting facilitation of technology with a Korean sample. Computers and Education, vol.50, no. 8, pp. 224-234.

[11] MCEETYA. 2005. National Assessment Program Information and Communication Technology Literacy 2005 Years 6 and 10, An Assessment

Domain for ICT Literacy, http://www.iste.org/Libraries/PDFs/Austr

alia_ICT_Assessment.sflb.ashx/. (Diakses 21 Juli 2011).

[12] Plomp, T., anderson, r. E., law, N., & Quale, a. (Eds.). (2009). Cross-national information and communication technology: policies and practices in education. Charlotte, N.C.: Information age Publishing pp. 334–346

[13] Sicilia, C. (2005). The Challenges and Benefits to Teachers’ Practices in Constructivist learning Environments Supported by Technology. Unpublished master’s thesis, McGill University, Montreal.

[14] Herry Fitriyadi. 2012. Keterampilan Tik Guru Produktif Smk Di Kabupaten

Hulu Sungai Utara Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal

Gambar

Tabel 1 Keterampilan Guru Dalam Memanfaatakan Perangkat Keras
Tabel 2 Keterampilan Guru Dalam Memanfaatakan Perangkat Lunak
tabel 3
Gambar 1 Frekuensi Penggunaan Perangkat keras Di Sekolah
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mendeskripsikan apa saja hambatan yang dialami oleh siswa dan guru matematika SMA Batik 2 Surakarta dalam memanfaatkan TIK selama proses pembelajaran matematika.

Penelitian ini hanya terbatas pada Pengaruh Persepsi Guru Tentang TIK Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran SMK

Hasil analisa data dari 3 set pertanyaan meliputi pertanyaan tentang persepsi siswa terhadap budaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada perencanaan

(b) menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menye- nangkan (c) memberi penilaian. Kendala dan solusi guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan motivasi

Fokus penelitian ini adalah peranan guru sebagai motivator dan kendala guru dalam pembelajaran.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) peranan guru sebagai

Menurut hasil wawancara dengan Ibu Siti guru kelas 2 A, kendala yang di hadapi dalam implementasi pembelajaran tematik pada materi kurikulum 2013 untuk kelas bawah

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui kedisiplinan Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tabanan. Kendala yang di hadapi Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Agama Islam PAI di SMPN 24 Kota Bengkulu berikut: Ya, mas kita memberikan pemahaman kepada siswa baik pelaku bullying maupun