• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI UPTD PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI UPTD PUSKESMAS PENUMPING KOTA SURAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 159

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI UPTD PUSKESMAS PENUMPING

KOTA SURAKARTA

NopitaCahyaningrum

APIKES Citra Medika Surakarta,nopitacahyaningrum@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional puskesmas, salah satunya adalah SIMPUS. SIMPUS adalah program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat (input), mengolah (proses), dan melaporkan (output) seluruh data-data di puskesmas.

Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi dan sampel adalah 7 petugas SIMPUS pada masing-masing bagian dan 1 Kasubag Tata Usaha di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Aplikasi SIMPUS di Puskesmas.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa SIMPUS yang ada di UPTD Puskesmas Penumping sudah online dan terhubung pada masing-masing bagian, dalam pelaksanaanya semua petugas di masing- masing bagian telah melaksanakan pengisian SIMPUS setiap harinya sesuai dengan prosedur dan tanggung jawab masing-masing bagian walaupun ditemukan kendala utama yaitu kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mengatasi kendala tersebut maka dilakukan pembagian sistem kerja dengan baik antar petugas di masing-masing bagian. Saran dalam penelitian ini diharapkan adanya penambahan petugas atau Sumber Daya Manusia (SDM) pada masing-masing bagian yang bertanggung jawab dalam pengisian dan pengolahan data SIMPUS.

Kata Kunci : SIMPUS, Analisis, Pelaksanaan

ABSTRACT

Public health services administered by Community Health Center deal with complex data recording and processing. A comprehensive information system which is able to handle all operations conducted by Community Health Center is definitely important to be available. Information Management System of Community Health Center (known as SIMPUS in Bahasa) is an example. This system runs computerized applications by which the institution record, proceed, and report the whole data of the institution. The objective of this research is to find out problems in running the Information Management System of Community Health Center in UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta. The research method applied is descriptive method along with cross sectional approach. Population and sample taken in this research are 7 officers who operatethe system and 1 administrative supervisor in UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta. The theoretical framework is the applications of Information Management System of Community Health Center.

The results of this research show that Information Management System of Community Health Center is already online and connected to the entire departments in the institution. It is found that all officers who operate the system work well based on the procedures and responsibilities they are on.

However, there is an obstacle dealing with the lack of human resources. In order to overcome the problem, responsibilities distribution has ben taken. This research proposes the institution to assign more officers to manage the system.

Keywords: SIMPUS, Analysy, Implementation

PENDAHULUAN

UPTD Puskesmas Penumping Surakarta merupakan Puskesmas induk ke-2 setelah Puskesmas Pajang dan Puskesmas Purwosari. UPTD Puskesmas Penumping Surakarta mempunyai luas wilayah 193,35 Ha yang terdiri dari empat kelurahan yang terbagi dalam 27 RW dan 128 RT, keadaan daerahnya 100% daratan.

UPTD Puskesmas Penumping Surakarta dalam menjalankan tugasnya dan kerjanya tidak terlepas dari adanya visi dan misi yang selalu di pegang teguh oleh seluruh staff dan pegawai UPTD Puskesmas Penumping Surakarta serta kebijakan mutu yang telah ditetapkan guna tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas Penumping

(2)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 160 seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima untuk kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan secara terus-menerus, salah satunya adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional Puskesmas mulai dari pengolahan data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan. Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) secara terpadu dan handal.

Berdasarkan pengamatan dan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta diketahui bahwa di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta telah menggunakan SIMPUS yang baru sejak awal tahun 2015, SIMPUS ini telah terintegrasi pada semua bagian yang merupakan alur dari pelayanan pasien, mulai dari pendaftaran, poliklinik, laboratorium dan apotek. Dalam pelaksanaan SIMPUS ditemukan beberapa kendala antara lain petugas masih adaptasi dengan sistem yang baru, tidak adanya petugas khusus yang bertanggung jawab dalam pengisian data SIMPUS pada masing-masing bagian. Sehingga perlu dilakukan adanya analisis lebih lanjut berkaitan dengan pelaksanaan SIMPUS yang ada untuk dapat mengetahui kendala yang ada sehingga dapat menetapkan upaya dan solusi yang dilakukan supaya SIMPUS dapat berjalan dengan maksimaldi UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta.

Berdasarkan alasan tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah.

Menurut Muninjaya (2004) di dalam bukunya Alamsyah, 2011 menjelaskan puskesmas merupakan unit teknis pelayanan kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan.

Menurut Notoadmojo (2003) di dalam bukunya Alamsyah, 2011 fungsi puskesmas dalam melaksanakan dapat mewujudkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan pembangunann, mendorong kemandirian masyarakatdan keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan masyarakat serta lingkungannya.

Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sitematis yang dilaksanakan puskesmas yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.

Dari uraian pengertian manajemen tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen puskesmas diselenggarakan sebagai Proses pencapaian tujuan puskesmas; Proses penselarasan tujuan organisasi dan tujuan pegawai puskesmas; Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektivitas puskesmas; Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah;

Proses kerjasama dan kemitraaan dalam pencapaian tujuan puskesmas; Proses mengelola lingkungan.

Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen

Sistem menurut Rustiyanto, 2010 adalah sekumpulan unsur yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur yag saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas lingkungan tertentu.

Ciri-ciri sistem antara lain :Pencapaian suatu tujuan; Kesatuan usaha; Adanya unsur fungsional (input, proses, output, feed back); Saling berhubungan; Bersetruktur; Berjenjang.

(3)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 161 Sistem Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data-data tersebut dioalah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.

Sistem informasi punya peran penting dalam sistem pegawasan melalui tiga pendekatan :

1. Sistem Informasi Manajemen akan mempercepat dan meningkatkan akurasi transaksi karena semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit.

2. Sistem Informasi Manajemen dapat menyajikan data mutakhir yang ada dan membandingkannya dengan ekspektasi / rencana / standar.

3. Sistem Informasi Manajemen dapat merekam data yang benar sehingga memungkinkan pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila diperlukan.

Sebuah sistem informasi yang seain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah orgaisasi juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan mengambil keputusan. Konsep SIM dapat dipandang sebagai suatu perluasan secara mendasar dari akunting manajemen dengan mengikutsertakan gagasa, tehnik ilmu manajemen, teori perilaku tentang manajemen dan pengambilan keputusan.

Definisi SIMPUS

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional Puskesmas mulai dari pengolahan data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan. Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) secara terpadu dan handal.

SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasitentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari datadiri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat.

Latar Belakang penggunaan SIMPUS

1. Belum adanya ke-validan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil,dll dalam wilayahsuatu puskesmas.

2. Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas KesehatanKabupaten.

3. Memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan upto date berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil,masalah imunisasi dll.

(Sutanto, 2009)

Maksud dan Tujuan SIMPUS

1. Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll

2. Menghasilkan Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat digunakan sebagai data awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan

3. Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan di Puskesmas masing-masing

4. Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun bulanan.

(Sutanto, 2009)

Alur SIMPUS

Adapun alur SIMPUS data pasien rawat jalan atau kesakitan adalah sebagai berikut :

1. Formulir rekam medis yang sudah di isi kode diagnosis dan kode obatnya oleh dokter atau perawat dari poli langsung di inputkan datanya ke dalam program SIMPUS.

2. Setelah selesai mengentri data, petugas SIMPUS wajib membackup data untuk membuat file cadangan demi keamanan data.

3. Setelah selesai pelayanan petugas SIMPUS wajib menutup program SIMPUS.

(4)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 162 Dari alur tersebut, program SIMPUS dapat memberikan keluaran atau output atau hasil data yang valid mengenai kunjungan pasien, data penyakit, data penggunaan obat, dan lain sebagainya. Data tersebut digunakan dalam pembuatan laporan ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Keunggulan Komparatif SIMPUS

1. Program didesain under Windows sehingga lebih mudah dalam operasional dan menarik dalam laporan - laporan yang dihasilkan.

2. Dengan data-data yang up to date akan dapat dibuat analisa-analisa yang mendukungkebijakan Pemda.

3. Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga bagian Obat, sehinggameminimalisasi pemakaian kertas.

4. Pengelolaan database yang dapat diakses bersama (terbentuk Bank Data Kesehatan Daerah).

5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-kategori yang dikehendaki ataupun rekapkeseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan

6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Lokasi dari penelitian ini adalah UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta, penelitian akan dilakukan dalam waktu 1 bulan. Sumber data yang diperoleh adalah melalui peristiwa dan dokumen. Dalam memperoleh data penulis mengadakan observasi, terlibat langsung dalam proses penelitian dan menganalisis hasil observasi dan wawancara kepada petugas dalam pengisianSIMPUS pada masing-masing bagian Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta.

Langkah-lagkah atau teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan observasi partisipatif pada responden penelitian yaitu petugas dalam pengisian SIMPUS pada masing-masing bagian Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta, peneliti juga melaksanakan wawancara dan pengukuran secara langsung dalam setiap kegiatan pokok responden dalam pengisian SIMPUS. Instrumen penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini adalahPedoman wawancara dan pedomanobservasiuntuk mencatat pengamatan hasil observasi yang dilakukan terhadap obyek penelitian mengenai kegiatan pokok yang dilakukan petugas dalam pengisian SIMPUS pada masing-masing bagian Di UPTD Puskesmas Penumping Surakarta. Dalam penelitian ini analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan deskripsi kegiatan pokok responden yaitu petugas SIMPUS Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta dan mengevaluasi kendala dan upaya yang di hadapi petugas dalam pelaksanaan SIMPUS pada masing-masing bagian Di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta Serta Solusi yang di sarankan dalam penyelesaian kendala tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah tujuh Petugas SIMPUS dan satu Kasubag Tata Usaha di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta. Dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel.

HASIL

Deskripsi kerja petugas SIMPUS di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta 1. Pendaftaran

Petugas pendaftaran berjumlah 3 orang. Dalam pelaksanaan kegiatan pokok setiap harinya dalam pelayanan kepada pasien dilakukan dengan pembagian tugas. 1 orang petugas mendaftar pasien baru dan pasien lama, membuatkan KIB, menuliskan formulir resep, menulis dalam buku pendaftaran per desa dan 1 petugas yang lainnya menginput data sosial pasien kedalam SIMPUS dan mengambilkan dokumen rekam medis di dalam rak penyimpanan untuk pasien lama serta mendistribusikan ke poli yang dituju pasien, sedangkan 1 petugas mendaftar di puskesmas keliling. Rata-rata satu hari melayani 110 pasien.

2. Poli Umum

Petugas yang berada di poli umum berjumlah 4 orang, yang terdiri dari 1 orang dokter dan 3 orang perawat. Didalam pelayanan kepada pasien 1 orang perawat menginputkan data diagnosa penyakit dan diagnosa tindakan dan menginput obat yang diberikan kepada pasien ke dalam SIMPUS.

3. Poli KIA

Petugas yang ada di poli KIA berjumlah 3 orang, yang semuanya bidan. Dalam pelayanan kepada pasien membutuhkan waktu yang lama, terutama pasien baru harus adanya skrening terlebih dahulu, petugas tidak selalu ada di puskesmas karena berkaitan dengan adanya imunasi di sekolah-sekolah.

Pengisian data SIMPUS dilakukan setelah pelayanan kepada pasien sudah selesai, data yang di isikan ke dalam SIMPUS adalah kode penyakit dan tindakan serta pelayanan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan Ibu dan Anak, Petugas juga menginputkan obat yang diberikan kepada pasien.

(5)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 163 4. Poli Gigi

Petugas yang berada pada poli gigi berjumlah 2 orang, yang terdiri 1 orang dokter gigi dan 1 orang perawat gigi. Petugas menginputkan diagnosa penyakit dan tindakan serta obat yang diberikan kepada pasein.

5. Laboratorium

Petugas laboratorium ada 1 orang yang melayani rata-rata 3 pasien setiap harinya, dalam proses penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan oleh petugas setelah selesai pelayanan kepada pasien.

Data yang di inputkan adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang di berikan kepada pasien.

6. Apotek

Petugas di apotek berjumlah 3 orang, dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan dengan pembagian kerja karena 1 orang melayani di puskesmas keliling. Petugas apotek melihat data obat yang telah di input oleh poliklinik asal pasien dan mengambilkan obat, apabila obat yang berkaitan tidak tersedia maka petugas apotek mengkonfirmasi ke bagian yang melayani pasien untuk pergantian obat yang tersedia di apotek.

Kendala yang dihadapi petugas dalam pelaksanaan SIMPUS di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta

1. Pendaftaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pendaftaran dan observasi partisipatif diketahui bahwa kendala yang di hadapi petugas dalam penggunaan SIMPUS antara lain proses penginputan data sosial pasien membutuhkan waktu yang lebih lama di bandingkandengan SIMPUS yang dulu karena petugas masih adaptasi dengan sistem yang baru dan isian item data yang banyak. Apabila ada pasien lama berkunjung kembali tetapi jenis pasien berubah misalkan awalnya umum pindah ke BPJS maka harus mengubah data yang sudah tersimpan. Proses penginputan data ke dalam SIMPUS mengharuskan pengisiandata dasar pasien baru yang berkunjung walaupun di dalam SIMPUS sudah ada data kepala keluarganya. Selain itu kendala yang dialami adalah kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga pelayanan kepada pasien membutuhkan tenga yang ektracepat agar pasientidakterlalu lama menunggu. Secara teknis kadang mengalami kendala apabila mati listrik karena janset tidak langsung otomatis menyala.

2. Poli Umum

Berdasarkanhasil wawancara dengan petugas poli umum dan observasi partisipatif diketahui kendala yang dihadapi petugas antara lain kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena petugas yang ada pada hari-hari tertentu harus melaksanakan puskesmas keliling sehingga petugas yang berada di puskesmas harus melayani pasien terlebih dahulu dan penginputan diagnosa dan obat dilakukan setelah selesai pelayanan.

3. Poli KIA

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas poli KIA dan observasi partisipatif diketahui kendala yang dihadapi petugas antara lain kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena petugas yang ada pada hari-hari tertentu harus melaksanakan imunisasi ke sekolah-sekolah dalam wilayah binaan sehingga petugas yang berada di puskesmas harus melayani pasien terlebih dahulu dan penginputan diagnosa dan obat dilakukan setelah selesai pelayanan.

4. Poli Gigi

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas poli Gigi dan observasi partisipatif diketahui kendala yang dihadapi petugas antara lain kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena petugas yang ada melayani pasien terlebih dahulu dan penginputan diagnosa dan obat dilakukan setelah selesai pelayanan.

5. Laboratorium

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Laboratorium dan observasi partisipatif diketahui kendala yang dihadapi petugas adalah pada saat mati listrik karena janset tidak otomatis menyaladan petugas melayani pasien terlebih dahulu, sedangkan penginputan hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan setelah selesai pelayanan.

6. Apotek

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Apotek dan observasi partisipatif diketahui kendala yang dihadapi petugas antara lain kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena petugas yang ada pada hari-hari tertentu harus melaksanakan puskesmas keliling dalam wilayah binaan sehingga petugas yang berada di puskesmas harus melayani pasien dalam pengambilan obat dan apabila ada pergantiann ama obat harus mengkonfirmasi kebagian yang melayani pasien sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.

(6)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 164 Mengetahui upaya yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta untuk menghadapi kendala dalam pelaksanaan SIMPUS

1. Pendaftaran

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas pendaftaran yaitu dengan pembagian kerja untukmengatasi kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan apabila terjadi eror pada sistem maka petugas mendaftar manual terlebih dahulu baru setelah sistem bisa di inputkan.

2. Poli Umum

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas poli umum yaitu dengan pembagian kerja untukmengatasikekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan setelahpasiendilayani.

3. Poli KIA

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas poli KIA yaitu dengan pembagian kerja untukmengatasi kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan setelah pasiendilayani.

4. Poli Gigi

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas poli gigi yaitu dengan pembagian kerja untukmengatasi kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan setelahpasiendilayani.

5. Laboratorium

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas laboratorium yaitu apabila terjadi eror pada sistem maka petugas mencatat hasil laboratorium secara manual terlebih dahulu baru setelah sistem bisa di inputkan dan penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan setelahpasiendilayani.

6. Apotek

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif diketahui upaya yang sudah dilakukan oleh petugas Apotek yaitu dengan pembagian kerja dalam rangka upaya kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penginputan data ke dalam SIMPUS dilakukan setelahpasiendilayani.

Saran untuk menghadapi kendala pelaksanaan SIMPUS yang ada di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi partisipatif yang peneliti lakukan maka dalam upaya penyelesain kendala-kendala yang dihadapi pada masing-masing bagian dapat dilakukan dengan meneliti lebih lanjut tentang penghitungan beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian, hasil perhitungan dapat digunakan sebagai dasar untuk penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang khusus bertanggung jawab terhadap penginputan dan pengolahan data SIMPUS, penambahan Sumber Daya Manuasia (SDM) ini diharapkan lulusan perekam medis. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik diperlukan adanya jenset yang otomatis menyala apabila terjadi mati listrik.

PEMBAHASAN

SIMPUS adalah program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat (input), mengolah (proses), dan melaporkan (output) seluruh data-data di puskesmas. SIMPUS dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang secara umum banyak dijumpai di Puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubag. Tata Usaha di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta diketahui bahya UPTD Puskesmas Penumping telah menggunakan SIMPUS yang baru sejak awal tahun 2015, SIMPUS ini telah terintegrasi pada semua bagian yang merupakan alur dari pelayanan pasien, mulai dari pendaftaran, poli, laboratorium dan apotek.

Pelaksanaan SIMPUS di UPTD puskesmas Penumping Kota Surakarta sudah berjalan cukup baik, data terinput dalam sistem setiap harinya setelah selesai pelayanan kepada pasien karena terkendala kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Tidak adanya petugas yang bertanggung jawab khusus terhadap SIMPUS. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi dan penghitungan kebutuhan tenaga kerja sebagai dasar dalam penghitungan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) pada setiap bagian, sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik diperlukan adanya jenset yang otomatis menyala apabila terjadi mati listrik.

(7)

Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medika Surakarta 165

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Petugas di masing-masing bagian telah melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan protap yang ada.

2. Dalam pelaksanaan SIMPUS di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta ditemukan kendala antara lain belum ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertanggung jawab penuh pada penginputan data SIMPUS pada masing-masing bagian dan apabila terjadi mati listrik belum adanya jenset yang otomatis menyala.

3. Solusi sementara yang dilakukan oleh petugas di UPTD Puskesmas Penumping Kota Surakarta adalah pembagian kerja pada masing-masing bagian dan apabila mati listrik atau sistem eror maka dilakukan pencatatan manual terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hatta, Gemala. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : UI-Press

Rustiyanto, Ery. 2010. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Yogyakarta : Gosyem Publishing

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutanto. Jurnal Ilmiah, ISSN 0216 – 0544,Vol. 5, No. 2, Juli 2009. Hal 1-10. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas(SIMPUS).sutanto@uns.ac.id

Wijaya, Roy Rendra.2009. Perancangan Dan Pengembangan Sistem Pelaporan Terpadu Sistem InformasiPuskesmas (SPT SIMPUS) Dengan Metode BPR.

Referensi

Dokumen terkait

After reading the previous paragraph, the writer is inspired to carry on this research under the topic, improving the students vocabulary mastery by using

Dalam Suatu perencanaan dan perancangan yang memakai konsep pendekatan Green Architecture, Penerapannya dapat dengan memanfaatkan alam setempat sebagai pembentuk

5 Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana dan Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh

Kemudian film dokumenter menjadi media yang akan digunakan untuk memberi informasi kepada remaja Betawi tentang keberadaan batik Betawi yang nantinya akan

skor siswa kedalam bentuk nilai. Pada penelitian ini digunakan skala 100, pada pra siklus terdapat 9 butir soal yang. dinyatakan baik dan 11 butir soal dinyatakan gugur,maka

3. Luas halaman sekolah 480 m2. Luas kantor 24 m2. Perbandingan luas halaman dengan luas kantor adalah … :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model komunikasi PUG-ARG yang diujicobakan, mengerti tentang gender dan responsive gender, namun belum mengimplementasikan dalam program kerja,

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Motivasi kerja pegawai pada Badan Pengembangan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Karang Tumaritis berada pada tingkat yang sedang