TUGAS AKHIR
PENERAPAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Oleh :
AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG 122102213
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
NAMA : AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 1221022213
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENERAPAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA PERUM BULOG
DIVRE SUMUT
Tanggal 2015 DosenPembimbingTugasAkhir
NIP. 197607052002121002 Iskandar Muda SE, M.Si, Ak
Tanggal 2015 Ketua Program Diploma III Akuntansi
NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal 2015 DekanFakultasEkonomidanBisnis
NIP. 19560407 198002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
NAMA : AGUNG TRI SETIAWAN HUTAGALUNG
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 122102213
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENERAPAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA PERUM BULOG
DIVRE SUMUT
Medan, Juli 2015
NIM. 122102193
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar- besarnya penulis ucapkan kehadiran Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Doa yang tak
henti-hentinya penulis panjatkan kedalam hadirat Allah SWT dalam perjalanan
menyelesaikan Tugas Akhir yang penulis buat ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III di
Fakultas Ekonomi USU Medan. Adapun judul yang penulis sajikan adalah
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Perum BULOG Divre Sumut.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman
penulis mengharapkan bimbingan dari semua pihak yang dapat membangun untuk
menyempurnakan Tugas Akhir ini agar menjadi lebih baik lagi. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya :
1.Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Si, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara
2.Bapak Drs. Rustam, Ak, CA selaku ketua Program Studi Diploma Aluntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3.Bapak Drs. Chairul nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma
Akuntansi.
4.Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak sebagai dosen pembimbing yang
telahmengarahkan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini dan juga telah
5. Kepada Pimpinan Perum BULOG Divre Sumut yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melaksanakan riset di Perum BULOG Divre Sumut.
6. Kepada teman-teman satu kelas D-III Akuntansi grup D khususnya seperti
ikhwan, fadel,zulkarnain,saso, koral, andre, roid, trisna, irdo, randy, bobby,
hammam, djarot dan lain-lain yang tidak mungkin saya sebutkan juga
memnantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Dan lebih teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Effendy
Hutagalung dan Neny Kurniasih, yang telah mendidik penulis dan menyayangi
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
semua pihak dan apabila ada kekurangan dalam kesempurnaan Tugas Akhir ini
penulis mohon maaf,
Terima kasih
Medan, 2015
Penulis
(Agung Tri Setiawan Hutagalung)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 2
C. TujuandanManfaatPenelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 3
D. RencanaPenulisan ... 3
1. Jadwal Survey/Observasi ... 3
2. Rencana Isi ... 4
BAB II : PERUM BULOG DIVRE SUMUT ... 6
A. SejarahSingkat ... 6
B. StrukturOrganisasi ... 15
C. Job Description ... 18
E. Kinerja UsahaTerkini ... 24
F. RencanaUsaha ... 25
BAB III : PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT ... 28
A. PengertianSistem Informasi Akuntansi ... 28
B. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi ... 32
C. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 33
D. Proses Pengambilan Keputusan ... 36
E. Penerapan sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Oleh Manajemen ... 39
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 42
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
I.1 Jadwal Survey / Observasi Tugas Akhir ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis
mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh
karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien umtuk mempertahankan eksistensinya,
sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu
manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berkualitas yaitu
informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis yang
tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di
masing-masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi
merupakan hal yangsangat penting untuk dilakukan.
Sistem informasi akuntansi yang baik pada suatu perusahaan dapat
mencegah kemungkinan terjadinya pihak-pihak tertentu seperti penyelewengan,
penggelapan, penipuan, penyalahgunaan terhadap prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sistem informasi akuntansi merupakan masalah yang luas
mencakup seluruh aktifitas perusahaan. Dengan demikian penulis membatasi pada
masalah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, dengan mengadakan
penulisan langsung pada Perum BULOG Divre Sumut.
Sistem Informasi Akuntansi juga berperan sebagai pengamanan
hartakekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur-unsur pengendalian atau
kesalahan, dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki. Seiring
terdapat berbagai macam masalah di organisasi yang berkaitandengan sistem
informasi akuntansi diantaranya kegagalan informasi karena secara fisik terpisah,
dan karena antar fungsi tidak saling terhubung misalnya ada informasi yang
berubah, hilang atau keterlambatan. Dengan standar akuntansi yang sama untuk
laporan organisasi para pengguna laporan keuangan dapat melakukan analisis
perbanding, baik yang bersifat antar waktu. Dengan adanya ciri kemudahan untuk
perbandingan dari laporan keuangan dapat memperoleh suatu kesimpulan
mengenai kelebihan, kekurangan, kekuatan, dan kelemahan suatu organisasi
dibandingkan organisasi lainnya. Dengan demikian, pengambilan keputusan dapat
dipermudah dan dapat dilakukan dengan lebih objektif. SIA dapat digunakan
untuk melakukan kontrol terhadap aset yang dimiliki semua organisasasi.
B. Rumusan Masalah
Melihat pentingnya akuntansi dalam sebuah perusahaan maka penulis
memutuskan akan mengangkat masalah dan membatasi permasalahan yang akan
dibahas tugas akhir ini yaitu “ Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada
Perusahan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG) Divisi Regional Sumatera
Utara”.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Suatu penelitian perlu dibatasi permasalahannya agar lebih terarah dan
data yang diperoleh lebih relevan untuk menggambarkan keadaan yang
1. Tujuan Penelitian
Sesuai denagan tujuan dilakukannya penelitian ini, maka manfaat yang
diharapkan dapat diperoleh adalah :
a. Bagi penulis, untuk melengkapi salah satu syarat guna untuk menyelesaikan
pendidikan pada jurusan Akuntansi Program Diploma-III FakultasEkonomi
dan Bisnis Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui sejauh mana pernerapan sistem informasi akuntansi pada
Perum Bulog Divre Sumut.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian ataupun
study komparatif dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern perusahaan
pada umumnya. Melalui penelitian ini diharapkan pembaca dapat memperoleh
masukan yang berarti dalam mengimplementasikan sistem pengendalian serta
masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi.
b. Bagi Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam bidang akuntansi, penelitian ini
akan menambah perbendaharaan karya ilmiah, khususnya mengenai aspek
Sistem Informasi Akuntansi.
Dengan harapan akan bermanfaat sebagai bahan masukan berupa studi kasus
yang dapat dipelajari dan dipahami.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut
[image:12.595.114.511.278.589.2]ini.
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No Kegiatan Juni Juli
I II III IV I II III IV
1 Pengesahan Penulisan Tugas
Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Penulis akan memberikan gambaran rencana isi Tugas Akhir yang akan
mempermudah penulisan Tugas Akhir, maka penulis membaginya menjadi empat
(4), yaitu :
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
rencana penulisan.
BAB II : PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas,
struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha
terkini dan rencana usaha.
BAB III : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT
Dalam hal ini penulis menguraikan tentang pengertian Sistem
Informasi Akuntansi, tujuan dan manfaat sistem informasi
akuntansi, unsur-unsur sistem informasi akuntansi dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen pada Perum Bulog Divre
Sumut.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri
dari kesimpulan serta saran yang dihasilkan dari penelitian ini.
Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai referensi dari kesimpulan
BAB II PERUM BULOG
A. Sejarah Ringkas
Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga
pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan
sekarang ini.Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk
menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh
daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan
konsumen.Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi
yang berkembang.
Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret
1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda.Saat itu, untuk pertama kalinya
pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus
impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.Latar
belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam perberasan waktu itu adalah
karena terjadinya fluktuasi harga beras yang cukup tajam (tahun 1919/1920) dan
sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani mengalami kesulitan
untuk membayar pajak.
Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang
perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga
pangan.Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut
Voeding Middelen Fonds (VMF).Lembaga pangan ini banyak mengalami
Sejarah Berdirinya Perum Bulog
Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:
1) Tahun 1939 didirikan VMF yang tugasnya membeli, menjual dan
mengadakan persediaan bahan makanan.
2) Tahun 1942-1945 (zaman pendudukan Jepang) VMF dibekukan dan diganti
dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha".
3) Tahun 1945-1950, terdapat 2 organisasi, yaitu: Di Daerah RI: Didirikan
Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan pada Tahun 1947/48
dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat sedang di daerah yang
diduduki Belanda: VMF dihidupkan kembali dengan tugas seperti yang
telah dijalankan di tahun 1939.
4) Tahun 1950 dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA) (1950-1952) yang
tugasnya yaitu membeli, menjual dan mengadakan persediaan pangan
masyarakat.
5) Tahun 1952 fungsi dari Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM)
(1952-1958) ini lebih banyak berhubungan dengan masalah distribusi/pemerataan
pangan. Dalam periode ini mulailah dilaksanakan kebijaksanaan dan usaha
stabilisasi harga beras melalui injeksi di pasaran.
6) Tahun 1958 selain YUBM yang ditugaskan untuk impor didirikan pula
YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) (1958-1964) yang dibentuk di
daerah-daerah dan bertugas untuk membeli padi. Dengan meningkatnya
harga beras dan terjadinya tekanan-tekanan dari golongan penerima
pendapatan tetap, maka pemerintah pada periode ini meninggalkan prinsip
7) Tahun 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan Pelaksana
Urusan Pangan) (1964-1966). Tugas badan ini mengurus persediaan bahan
pangan di seluruh Indonesia.
8) Tahun 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik Nasional)
(1966-1967). Tugas Kolognas adalah mengendalikan operasional
bahan-bahan pokok kebutuhan hidup. Kebijaksanaan dan tindakan yang diambil
untuk menanggulangi kekurangan stok waktu itu adalah mencari beras luar
negeri.
9) Tahun 1967 KOLOGNAS dibubarkan, diganti dengan BULOG (Badan
Urusan Logistik) (1967-1969) yang dibentuk dengan KEPPRES No.
114/KEP, 1967. Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG
dinyatakan sebagai "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia
ditunjuk sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968).
10) Pada tanggal 22 Januari 1969 (Reorganisasi BULOG) berdasarkan
KEPPRES 11/1969, struktur organisasi BULOG diubah. Tugas BULOG
yaitu membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan khususnya 9
bahan pokok. Tahun 1969 mulailah dibangun beberapa konsep dasar
kebijaksanaan pangan yang erat kaitannya dengan pola pembangunan
ekonomi nasional antara lain : konsep floor dan ceiling price, konsep
bufferstock, dan Sistem serta tatacara pengadaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penyaluran.
Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah
menjadi gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978), kedelai
Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga Beras yang
berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.
Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih tetap
menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan ditunjang
dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur
organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978
dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi
kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah.
Penyempurnaan organisasi terus dilakukan.Melalui Keppres RI No. 50/1995
BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula,
tepung terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun, seiring dengan
perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit melalui
Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya mengendalikan
harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang beberapa bulan, sesuai
LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya memonopoli beras saja.
Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998
tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras saja.
Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no. 29/2000 tanggal
26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan,
distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama
karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG.Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Akhirnya, Keppres No. 103/200e 1 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden
1. Peralihan Menuju Perum
Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari
pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka
memperkuat ketahanan pangan nasional.Manajemen Bulog tidak banyak berubah
dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai
periode.Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog
adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan
Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran
pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional
termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Tekanan
tersebut terutama mucul dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya
Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog
harus berubah secara total.Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak
hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.Pertama , perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga
hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor
seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun
1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001
menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN
selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000
tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan
dihapusnya instansi vertikal. Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas
dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu
menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani
kepentingan publik secara memuaskan. Keempat , perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang
mengharuskan penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff
barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh
pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan
perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih efisien,
transparan dan akuntabel.
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog
ekstern.Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini
dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan
Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian
tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma Baru Bulog”.
Kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni
LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik
Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar
Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua
fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial.Ketiga, kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat
efisiensi operasional Bulog. Secara khusus, Bulog disarankan agar
menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim,
proses dan pengawasan sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil
terjadinya KKN di masa mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh
Malaysia dan merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.Kelima, kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang
telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta
strategi Bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga
Bulog untuk berubah menjadi lembaga Perum. Keenam, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing
Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003
LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61
Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional
Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.
Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,
disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum.
Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang
dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian
gabah atau padi dari petani , pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang
rawan akan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik
menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya
mengendalikan gejolak harga yang terkadang bisa naik secara cepat ketika
hari-hari besar tiba.
Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada
masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha
yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi
ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya
sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin
terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut
diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah
manfaat kepada masyarakat luas dalam menyediakan stok pangan nasional yang
harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan dan sesuai dengan
2. Perum Bulog Divre Sumut
Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum
Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi
Sumatera Utara.Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik
dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang
perberasan.
Dimana untuk kegiatan di Sumatera Utara Kantor Divre Sumut terdiri dari
empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11 komplek pergudangan
yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Pada tanggal 23 Juni 1980
diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan
Jenderal Gatot Subroto No. 180 Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di
Sumatera Utara sempat berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai
penunjukan dari Pemerintah Pusat.Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog
[image:22.595.133.464.540.754.2]Divre Sumut diklarifikasikan pada tabel berikut ini.
Tabel. II.1 Jaringan Pelayanan
LK PR
1 Kantor Divre Sumut 43 15 58
2 Subdivre Medan 48 5 53
3 Subdivre P.Siantar 20 3 23
4 Subdivre Kisaran 19 1 20
5 Subdivre P.Sidimpuan 26 0 26
PERSONIL
B. Stuktur Organisasi
Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan
sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Dipandang dari
fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai
aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta
penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa
diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya.struktur organisasi menunjukkan pola hubungan
diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang
serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi..
Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi
yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.Kegunaan
dari struktur organisasi adalah :
1. Mempermudah pelaksanaan kerja
2. Membagi kegiatan kerja yang khusus pada tiap-tiap bagian
3. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas rutin
4. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan
5. Mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada suatu bagian saja
7. Mempermudah kerja sama dalam penyelesaian pekerjaan sesuai
rencana.
Ciri-ciri struktur organisasi adalah :
1. Tugasnya tertentu dan jangka waktunya terbatas
2. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif
3. Hal dan tanggung jawab semua anggota sama
Beberapa definisi Organisasi :
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah
pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
Organisasi dibagi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan
hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan
lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat
pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan
ibu-ibu.
campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personildiberikan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan
menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang
terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat
pada gambar 2.1
KEPALA DIVISI REGIONAL
Kepala Bidang Pengawasan
Kasi Peng & Pel. Publik
Kepala Bidang Pel. Publik
Kepala Bidang Per. & pemb
usaha
Kepala Bidang Adm & Keuangan Kasi Peng. Adm & Keuangan Kasi Peng. PPU
Kasi P & A
Kasi Penyaluran Kasi Pengadaan Kasi Perawatan & kualitas
Kasi Analisa & Harga Pasar Kasi Jasa Kasi Perdagangan Kasi Informasi & Teknologi
Kasi TU & Umum
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut Sumber: data dari Perum Bulog Divre Sumut
C. Job Description
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan di perum Bulog Divre Sumut secara garis besar:
1. Kadivre, bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok
yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan
dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan
Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan
masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok
lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di
wilayah regional kerjanya.
2. Kabid Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi
di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan
perawatan serta penyaluran komoditi pangan.
a. Kasi Persediaan & Angkutan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan persediaan dan penyimpanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyebaran stok dan angkutan. b. Kasi Penyaluran
kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.
c. Kasi Pengadaan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.
d. Kasi Perawatan & Kualitas
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pemeriksaan stok di gudang.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.
e. Kasi Analisa Harga & Pasar
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan
rencana dan program pelayanan publik.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistik.
3. Kabid Administrasi & Keuangan ; bertanggungjawab merencanakan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan
kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata
peengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang
anggaran, keuangan dan akuntansi.
a. Kasi Tata Usaha & Umum
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan urusan pelayanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.
b. Kasi SDM & Hukum
1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan sumber daya manusia.
2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan organisasi dan tata laksana.
3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan hukum.
4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan
fungsional legal officer.
c. Kasi Keuangan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan.
pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik
atas apa yang dibelanjakan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan
pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan
bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan
lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan.
4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan urusan klaim.
d. Kasi Akuntansi
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku
tambahan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar
subdivisi regional.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyusunan dan analisis laporan ke-uangan konsolidasi serta
pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance,
maupun juga ke masyarakat.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan citra dan media massa.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pelayanan Kadivre
4. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha ; bertanggungjawab
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan
mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan, dan
jasa serta teknologi informasi.
a. Kasi Jasa
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa lainnya.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan jasa pelayanan angkutan, survei dan perawatan komoditi
perum bulog.
b. Kasi Perdagangan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan- kegiatan perdagangan perusahaan pangan dan non pangan
dalam negeri.
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem aplikasi dengan cara
digital.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi data base dan jaringan, sarana dan pelayanan
pengguna.
5. Kabid Pengawasan ; bertanggungjawab melaksanakan audit internal
perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.
a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik sesuai dengan
mandat yang sudah ditentukan.
2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor
Eksternal sebagai mitra kerja.
3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit
internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
b. Kasi Pengawasan Administrasi & Keuangan
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Sumber Daya Manusia dan juga
3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan
Pengawasan Intern
4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit
internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT.
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
D. Jaringan Usaha
Perum Bulog melaksanakan penugasan pemerintah untuk
menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan publik
atau Public Service Obligation(PSO) berdasarkan inpres nomor 3 tahun 2012
tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan penyaluran Beras oleh pemerintah.
Bulog juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan
Pengembangan Usaha. Berdasarkan cakupan kegiatannya Pengembangan Usaha
dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan dan Jasa.
Jaringan usaha Perum Bulog seperti :
1. Bank Rakyat Indonesia
2. Bank Bukopin
E. Kinerja Usaha Terkini
Kegiatan terkini perum Bulog:
1. Publik Service Obligation (PSO).
• Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).
a) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan.
b) Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).
c) Beras Transmigrasi.
• Penyaluran beras NonPrinlog.
a) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.
b) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin) atas
suratpermintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.
2. Komersial
• Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng,
mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.
• Perdagangan komoditi palawija ( beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai
merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog ).
F. Rencana Usaha
Kegiatan Bidang Perncanaan & Pengembangan Usaha (PPU) pada tahun
2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa.
1. Perdagangan
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat
komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi
yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat
dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional. Tidak
dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan
daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain
dalam bisnis ini.
2. Industri
Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori yaitu : Industri berbasis beras,
industri pendukung, dan industi pangan lain.
a. Industri berbasis beras adalah, adalah industri yang merupakan integrasi proses
manufaktur perberasan, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing
Complex(RRC)
b. Industri pendukung, adalah industri yang yang menghasikan produk-produk
pendukung diluar proses manufaktur perberasan ( karung, packaging, dan
lain-lain ).
c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan produk
tuunandari beras.
(down-stream product), maupun industri pangan primer dan sekunder lainnya (
gula berbasis jagung, dan lain-lain).
Bagi Perum BULOG, industri perberasan merupakan kompetensi dasar yang
telah dimiliki, walaupun masih terbatas pada produksi beras Raskin dan sebagian
beras Golongan Anggaran (TNI, PNS). Secara khusus untuk industri perberasan.
UB-PGB maupun efisiensi biaya yang menyebabkan harga jual yang tidak
kompetitif.
3. Jasa
Jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada Direktorat Perencanaan dan
Pengembangan Usaha meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan, yang
terdiri atas jasa pemberdayaan aset ( seperti gudang, gedung, tanah kosong, rumah
dinas, dan aset lainnya ). Jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama
dan jasa angkutan melalui anak perusahaan ( PT. JPL BULOG ). Sasaran Divisi
Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa dan menjamin kelancaran
penyebaran komoditas pangan yang dikelola oleh Perum BULOG. Diperlukan
persediaan yang cukup dan tersebar maka sejak terbitnya Peraturan Direksi No.
PD-13/DS000/10/13 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Angkutan Barang dalam
Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum BULOG, penyebaran stok nasional
dapat dipercepat dan pengadaan jasa angkutannya dapat dilakukan baik di Divre
BAB II PERUM BULOG
A. Sejarah Ringkas
Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga
pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan
sekarang ini.Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk
menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh
daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan
konsumen.Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi
yang berkembang.
Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret
1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda.Saat itu, untuk pertama kalinya
pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus
impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.Latar
belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam perberasan waktu itu adalah
karena terjadinya fluktuasi harga beras yang cukup tajam (tahun 1919/1920) dan
sempat merosot tajam pada tahun 1930, sehingga petani mengalami kesulitan
untuk membayar pajak.
Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda memandang
perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu lembaga
pangan.Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan yang disebut
Voeding Middelen Fonds (VMF).Lembaga pangan ini banyak mengalami
Sejarah Berdirinya Perum Bulog
Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:
1) Tahun 1939 didirikan VMF yang tugasnya membeli, menjual dan
mengadakan persediaan bahan makanan.
2) Tahun 1942-1945 (zaman pendudukan Jepang) VMF dibekukan dan diganti
dengan "Sangyobu Nanyo Kohatsu Kaisha".
3) Tahun 1945-1950, terdapat 2 organisasi, yaitu: Di Daerah RI: Didirikan
Jawatan Pengawasan Makanan Rakyat (PMR) dan pada Tahun 1947/48
dibentuk Kementrian Persediaan Makanan Rakyat sedang di daerah yang
diduduki Belanda: VMF dihidupkan kembali dengan tugas seperti yang
telah dijalankan di tahun 1939.
4) Tahun 1950 dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA) (1950-1952) yang
tugasnya yaitu membeli, menjual dan mengadakan persediaan pangan
masyarakat.
5) Tahun 1952 fungsi dari Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM)
(1952-1958) ini lebih banyak berhubungan dengan masalah distribusi/pemerataan
pangan. Dalam periode ini mulailah dilaksanakan kebijaksanaan dan usaha
stabilisasi harga beras melalui injeksi di pasaran.
6) Tahun 1958 selain YUBM yang ditugaskan untuk impor didirikan pula
YBPP (Yayasan Badan Pembelian Padi) (1958-1964) yang dibentuk di
daerah-daerah dan bertugas untuk membeli padi. Dengan meningkatnya
harga beras dan terjadinya tekanan-tekanan dari golongan penerima
pendapatan tetap, maka pemerintah pada periode ini meninggalkan prinsip
7) Tahun 1964 YUBM dan YBPP dilebur menjadi BPUP (Badan Pelaksana
Urusan Pangan) (1964-1966). Tugas badan ini mengurus persediaan bahan
pangan di seluruh Indonesia.
8) Tahun 1966 BPUP dilebur menjadi Kolognas (Komando Logistik Nasional)
(1966-1967). Tugas Kolognas adalah mengendalikan operasional
bahan-bahan pokok kebutuhan hidup. Kebijaksanaan dan tindakan yang diambil
untuk menanggulangi kekurangan stok waktu itu adalah mencari beras luar
negeri.
9) Tahun 1967 KOLOGNAS dibubarkan, diganti dengan BULOG (Badan
Urusan Logistik) (1967-1969) yang dibentuk dengan KEPPRES No.
114/KEP, 1967. Berdasarkan KEPPRES RI No. 272/1967, BULOG
dinyatakan sebagai "Single Purchasing Agency" dan Bank Indonesia
ditunjuk sebagai Single Financing Agency (Inpres No. 1/1968).
10) Pada tanggal 22 Januari 1969 (Reorganisasi BULOG) berdasarkan
KEPPRES 11/1969, struktur organisasi BULOG diubah. Tugas BULOG
yaitu membantu Pemerintah untuk menstabilkan harga pangan khususnya 9
bahan pokok. Tahun 1969 mulailah dibangun beberapa konsep dasar
kebijaksanaan pangan yang erat kaitannya dengan pola pembangunan
ekonomi nasional antara lain : konsep floor dan ceiling price, konsep
bufferstock, dan Sistem serta tatacara pengadaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penyaluran.
Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah
menjadi gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978), kedelai
Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga Beras yang
berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.
Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG masih tetap
menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock bahkan ditunjang
dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur
organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978
dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi
kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah.
Penyempurnaan organisasi terus dilakukan.Melalui Keppres RI No. 50/1995
BULOG ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula,
tepung terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan lainnya. Namun, seiring dengan
perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit melalui
Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya mengendalikan
harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang beberapa bulan, sesuai
LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya memonopoli beras saja.
Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no. 19/1998
tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya mengelola beras saja.
Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui Keppres no. 29/2000 tanggal
26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan,
distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama
karena mulai 23 Nopember 2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG.Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Akhirnya, Keppres No. 103/200e 1 tanggal 13 September 2001 mengatur
kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden
1. Peralihan Menuju Perum
Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan dari
pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras dalam rangka
memperkuat ketahanan pangan nasional.Manajemen Bulog tidak banyak berubah
dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai
periode.Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog
adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan
Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat kuat agar peran
pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua kepentingan nasional
termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Tekanan
tersebut terutama mucul dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya
Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog
harus berubah secara total.Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak
hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.Pertama , perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga
hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor
seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun
1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001
menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN
selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000
tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan
dihapusnya instansi vertikal. Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas
dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu
menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani
kepentingan publik secara memuaskan. Keempat , perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang
mengharuskan penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff
barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh
pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan
perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih efisien,
transparan dan akuntabel.
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, Bulog
ekstern.Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini
dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan
Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian
tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma Baru Bulog”.
Kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh Bulog, yakni
LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik
Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar
Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua
fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial.Ketiga, kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat
efisiensi operasional Bulog. Secara khusus, Bulog disarankan agar
menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim,
proses dan pengawasan sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil
terjadinya KKN di masa mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh
Malaysia dan merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.Kelima, kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang
telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta
strategi Bulog, menganalisa core business dan tahapan transformasi lembaga
Bulog untuk berubah menjadi lembaga Perum. Keenam, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing
Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20 Januari 2003
LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61
Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional
Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.
Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,
disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum.
Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang
dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian
gabah atau padi dari petani , pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang
rawan akan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik
menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya
mengendalikan gejolak harga yang terkadang bisa naik secara cepat ketika
hari-hari besar tiba.
Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada
masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha
yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi
ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya
sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin
terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut
diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah
manfaat kepada masyarakat luas dalam menyediakan stok pangan nasional yang
harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan dan sesuai dengan
2. Perum Bulog Divre Sumut
Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum
Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi
Sumatera Utara.Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik
dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang
perberasan.
Dimana untuk kegiatan di Sumatera Utara Kantor Divre Sumut terdiri dari
empat Kantor Subdivre, empat kantor seksi logistik dan 11 komplek pergudangan
yang menyebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Pada tanggal 23 Juni 1980
diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan
Jenderal Gatot Subroto No. 180 Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di
Sumatera Utara sempat berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai
penunjukan dari Pemerintah Pusat.Adapun jumlah karyawan di Perum Bulog
[image:44.595.133.464.540.754.2]Divre Sumut diklarifikasikan pada tabel berikut ini.
Tabel. II.1 Jaringan Pelayanan
LK PR
1 Kantor Divre Sumut 43 15 58
2 Subdivre Medan 48 5 53
3 Subdivre P.Siantar 20 3 23
4 Subdivre Kisaran 19 1 20
5 Subdivre P.Sidimpuan 26 0 26
PERSONIL
B. Stuktur Organisasi
Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan
sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Dipandang dari
fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai
aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta
penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa
diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya.struktur organisasi menunjukkan pola hubungan
diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang
serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi..
Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi
yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.Kegunaan
dari struktur organisasi adalah :
1. Mempermudah pelaksanaan kerja
2. Membagi kegiatan kerja yang khusus pada tiap-tiap bagian
3. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas rutin
4. Mempermudah pengawasan oleh pihak atasan
5. Mencegah adanya penumpukan pekerjaan pada suatu bagian saja
7. Mempermudah kerja sama dalam penyelesaian pekerjaan sesuai
rencana.
Ciri-ciri struktur organisasi adalah :
1. Tugasnya tertentu dan jangka waktunya terbatas
2. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif
3. Hal dan tanggung jawab semua anggota sama
Beberapa definisi Organisasi :
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah
pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
Organisasi dibagi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan
hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan
lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat
pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan
ibu-ibu.
campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personildiberikan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan
menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang
terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat
pada gambar 2.1
KEPALA DIVISI REGIONAL
Kepala Bidang Pengawasan
Kasi Peng & Pel. Publik
Kepala Bidang Pel. Publik
Kepala Bidang Per. & pemb
usaha
Kepala Bidang Adm & Keuangan Kasi Peng. Adm & Keuangan Kasi Peng. PPU
Kasi P & A
Kasi Penyaluran Kasi Pengadaan Kasi Perawatan & kualitas
Kasi Analisa & Harga Pasar Kasi Jasa Kasi Perdagangan Kasi Informasi & Teknologi
Kasi TU & Umum
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Sumut Sumber: data dari Perum Bulog Divre Sumut
C. Job Description
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
jabatan di perum Bulog Divre Sumut secara garis besar:
1. Kadivre, bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok
yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan
dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan
Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan
masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok
lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di
wilayah regional kerjanya.
2. Kabid Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi
di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan
perawatan serta penyaluran komoditi pangan.
a. Kasi Persediaan & Angkutan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan persediaan dan penyimpanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyebaran stok dan angkutan. b. Kasi Penyaluran
kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.
c. Kasi Pengadaan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.
d. Kasi Perawatan & Kualitas
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pemeriksaan stok di gudang.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.
e. Kasi Analisa Harga & Pasar
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan
rencana dan program pelayanan publik.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistik.
3. Kabid Administrasi & Keuangan ; bertanggungjawab merencanakan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan
kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata
peengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang
anggaran, keuangan dan akuntansi.
a. Kasi Tata Usaha & Umum
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan urusan pelayanan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.
b. Kasi SDM & Hukum
1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan sumber daya manusia.
2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan organisasi dan tata laksana.
3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan hukum.
4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan
fungsional legal officer.
c. Kasi Keuangan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan.
pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik
atas apa yang dibelanjakan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan
pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan
bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan
lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan.
4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan urusan klaim.
d. Kasi Akuntansi
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku
tambahan.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar
subdivisi regional.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan penyusunan dan analisis laporan ke-uangan konsolidasi serta
pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance,
maupun juga ke masyarakat.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pembinaan citra dan media massa.
3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pelayanan Kadivre
4. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha ; bertanggungjawab
merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan
mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan, dan
jasa serta teknologi informasi.
a. Kasi Jasa
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa lainnya.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan jasa pelayanan angkutan, survei dan perawatan komoditi
perum bulog.
b. Kasi Perdagangan
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan- kegiatan perdagangan perusahaan pangan dan non pangan
dalam negeri.
1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem aplikasi dengan cara
digital.
2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan administrasi data base dan jaringan, sarana dan pelayanan
pengguna.
5. Kabid Pengawasan ; bertanggungjawab melaksanakan audit internal
perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.
a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik sesuai dengan
mandat yang sudah ditentukan.
2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor
Eksternal sebagai mitra kerja.
3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit
internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
b. Kasi Pengawasan Administrasi & Keuangan
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan;
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Sumber Daya Manusia dan juga
3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan
Pengawasan Intern
4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit
internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha
1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT.
2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.
D. Jaringan Usaha
Perum Bulog melaksanakan penugasan pemerintah untuk
menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan publik
atau Public Service Obligation(PSO) berdasarkan inpres nomor 3 tahun 2012
tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan penyaluran Beras oleh pemerintah.
Bulog juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan
Pengembangan Usaha. Berdasarkan cakupan kegiatannya Pengembangan Usaha
dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan dan Jasa.
Jaringan usaha Perum Bulog seperti :
1. Bank Rakyat Indonesia
2. Bank Bukopin
E. Kinerja Usaha Terkini
Kegiatan terkini perum Bulog:
1. Publik Service Obligation (PSO).
• Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik ( prinlog).
a) Beras untuk Bina Tuna Warga (BTW) atau Lembaga Pemasyarakatan.
b) Beras untuk TNI / POLRI ( Pendidikan, dll).
c) Beras Transmigrasi.
• Penyaluran beras NonPrinlog.
a) Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan.
b) Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin (raskin) atas
suratpermintaan alokasi (SPA) dari pemerintah.
2. Komersial
• Perdagangan komoditi bahan pokok (beras, gula pasir, minyak goreng,
mentega, dan lain-lainnya) melalui Bulog Mart.
• Perdagangan komoditi palawija ( beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai
merah bila diperlukan) melalui bidang komersil Perum Bulog ).
F. Rencana Usaha
Kegiatan Bidang Perncanaan & Pengembangan Usaha (PPU) pada tahun
2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa.
1. Perdagangan
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang
besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat
komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi
yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat
dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional. Tidak
dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan
daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain
dalam bisnis ini.
2. Industri
Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori yaitu : Industri berbasis beras,
industri pendukung, dan industi pangan lain.
a. Industri berbasis beras adalah, adalah industri yang merupakan integrasi proses
manufaktur