• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

baik yang bersifat hayati (perikanan, pertanian, dan perkebunan) maupun

non-hayati (hasil tambang). Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia berada pada

letak yang strategis dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi sehingga banyak

tumbuhan yang dapat tumbuh dan hidup. Masyarakat memanfaatkan keuntungan

tersebut untuk meningkatkan perekonomian dan peningkatan taraf hidup, salah

satunya di bidang perkebunan dengan tanaman tebu.

Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula

dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman

ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa

dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan

di pulau Jawa dan Sumatera.2

Gula adalah produk sangat penting bagi ketahanan pangan nasional yang

memiliki tingkat konsumsi tinggi dan ragam penggunaannya sangat luas. Setiap

tahun konsumsinya meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan

konsumsi bahan pangan masyarakat.3

2

Tebu, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tebu, di akses pada tanggal 20 Maret 2015. 3

Tajuddin Bantacut, Kehilangan Gula Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik

Gula Sindang Laut Dan Tersana Baru, Cirebon

(2)

Tanaman tebu merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di

Indonesia dengan sistem perkebunan, baik oleh petani dengan sistem Tebu Rakyat

Intensif (TRI)4 maupun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta.

Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah cukup umur dan layak

untuk digiling akan diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula.

Batang tebu yang telah ditebang harus segera dikirim ke pabrik untuk mencegah

terjadinya penurunan mutu dan kualitas kadar gula dalam batang tebu tersebut.

Dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula sebaiknya dipilih alat angkut

yang baik dan sesuai untuk menghindari terjadinya kerusakan pada tebu.

Perkebunan tebu baik milik Negara maupun milik Swasta, masing-masing

memiliki pabrik pengolahan dan alat angkut sendiri, apabila perkebunan tersebut

tidak memiliki pabrik atau alat angkut sendiri maka wajib melakukan kerjasama

dengan pihak lain. Dalam hal ini, apabila perkebunan tidak memiliki alat angkut

sendiri untuk mengirim tebu ke pabrik maka haruslah mengadakan suatu

perjanjian dalam bentuk perjanjian pengangkutan agar batang tebu yang telah

dipanen dapat segera dikirim ke pabrik pengolahan untuk menjaga kualitas batang

tebu tetap baik.

Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan

pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan

pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu

4

(3)

dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang

angkutan.5

Penyediaan alat angkut untuk kegiatan pengiriman tebu dari kebun ke

pabrik termasuk salah satu kegiatan pengangkutan dan hal tersebut merupakan

bagian dari pengangkutan yang dilakukan melalui darat.

Pengangkutan darat memegang peranan penting dalam lalu lintas

perdagangan karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan

pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan-bahan baku

tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut

ke pasar, yang akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan,

perusahaan tidak mungkin dapat berjalan.6

Pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan ialah pengangkut dan

pengirim. Adapun sifat perjanjian pengangkutan adalah timbal - balik, artinya

kedua belah pihak, baik pengangkut maupun pengirim masing-masing

mempunyai kewajiban sendiri-sendiri. Kewajiban pengangkut ialah

menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke

tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim ialah

membayar uang angkutan.7

Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek, yaitu: 1. Pengangkutan sebagai usaha (business)

2. Pengangkutan sebagai perjanjian (agreement )

3. Pengangkutan sebagai proses penerapan (applying process)8

5

H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 3, Hukum Pengangkutan Cetakan ke VI, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 2.

6

(4)

Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir

dengan pencapaian tujuan pengangkutan. Tujuan kegiatan usaha pengangkutan

adalah memperoleh keuntungan dan/atau laba, tujuan kegiatan perjanjian

pengangkutan adalah memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh

pihak-pihak dan tujuan kegiatan pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh

keuntungan dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ketiga aspek pengangkutan

tersebut menyatakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pelakunya.

Tanpa kegiatan tidak mungkin tujuan dapat dicapai.9

Pada dasarnya pengangkutan berfungsi untuk memindahkan barang atau

orang dari satu tempat ke tempat lain agar meningkatkan daya guna dan nilainya.

Dari uraian tentang fungsi pengangkutan tersebut, dapat ditarik

kesimpulan mengenai tujuan pengangkutan itu sendiri adalah untuk memperlancar

arus perpindahan orang dan/atau barang melalui darat, perairan maupun udara

dalam rangka menunjang, menggerakan dan mendorong pembangunan nasional,

menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas pembangunan nasional,

memantapkan keutuhan dan persatuan nasional serta mempererat hubungan antar

bangsa.10

Secara umum dinyatakan bahwa setiap pengangkutan bertujuan untuk tiba

di tempat tujuan dengan selamat dan meningkatkan nilai guna bagi penumpang

ataupun barang yang diangkut. Tiba di tempat tujuan artinya proses pemindahan

dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu berlangsung tanpa hambatan dan

9

Ibid. 10

(5)

kemacetan, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan selamat artinya

penumpang dalam keadaan sehat, tidak mengalami bahaya yang mengakibatkan

luka, sakit atau meninggal dunia. Jika yang diangkut itu barang, selamat artinya

barang yang diangkut tidak megalami kerusakan, kehilangan, kekurangan atau

kemusnahan. Meningkatkan nilai guna artinya nilai sumber daya manusia dan

barang di tempat tujuan menjadi lebih tinggi bagi kepentingan manusia dan

pelaksanaan pembangunan.11

Adanya perjanjian untuk melakukan suatu pengangkutan maka akan

timbul hak dan kewajiban bagi para pihak, yaitu antara pengangkut dengan

penumpang dan/atau pengirim. Dengan adanya hak dan kewajiban tersebut maka

akan timbul tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pihak. Tanggung

jawab merupakan suatu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, baik yang

dilakukan oleh pihak sendiri maupun oleh pihak lain. Dalam tanggung jawab

terdapat fungsi menerima pembebanan, yaitu jika terjadi sesuatu dapat dituntut,

dipersalahkan ataupun diperkarakan.

Perkebunan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah PT. Perkebunan

Nusantara II atau biasa disingkat PTPN II.

PT. Perkebunan Nusantara II adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan merupakan hasil penggabungan dari

PT. Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 07/1996 tentang konsolidasi PT.

Perkebunan Lingkup BUMN. Didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil,

SH No. 35 tanggal 11 Maret 1996 dan diperbaharui dengan Akte Notaris Sri

11

(6)

Rahayu H. Prasetyo, SH, No. 07 tanggal 8 Oktober 2002, yang disahkan oleh

Keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.

C-20859.HT.01.04 TH 2002 tanggal 25 Oktober 2002.12

Wilayah perkebunan PTPN II tersebar di Sumatera Utara dan Papua,

terdiri dari perkebunan kelapa sawit, perkebunan tebu, perkebunan tembakau,

perkebunan karet dan perkebunan bibit kakao.

Salah satu perkebunan tebu yang ada di PTPN II adalah perkebunan Sei

Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai Km.

13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Pengolahan tebu sebagai salah satu hasil perkebunan, khususnya terhadap

tebu yang telah cukup umur dan layak untuk digiling, perkebunan Sei Semayang

mengadakan suatu kerjasama yang dituang dalam perjanjian dengan pihak lain

dalam bidang panggul/muat, menumpuk/mengumpul tebu, dan angkut tebu.

Perjanjian ini dilakukan antara kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada

yang beralamat di Desa Kwala Mencirim Kecamatan Sei Bingei Kabupaten

Langkat.

Perjanjian antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada

berbentuk tertulis yang dimuat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong

(SPPP) Nomor SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014.

Perjanjian pekerjaan pemborong tersebut memuat beberapa ketentuan

mengenai pengiriman/angkut tebu. Dengan adanya ketentuan mengenai

pengiriman tebu maka akan timbul hak dan kewajiban bagi para pihak sesuai

12

(7)

dengan yang telah disepakati dan terdapat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan

Pemborong (SPPP) tersebut.

Adanya kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak akan

melahirkan suatu tanggung jawab yuridis bagi para pihak untuk memenuhi

ketentuan dalam perjanjian dan bertanggung jawab apabila terjadi suatu kerugian,

khusunya dalam pelaksanaan pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke

pabrik gula.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap perjanjian pengangkutan

khususnya tanggung jawab yuridis para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun

ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada, mengenai

pelaksanaan pengiriman tebu, tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu,

kerugian yang timbul dalam pengiriman dan bagaimana upaya penyelesaian

sengketa yang ada dalam pelaksanaan pengiriman tebu tersebut yang akan

dituangkan dalam skripsi yang berjudul : "Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)."

B. Permasalahan

Permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini meliputi

hal-hal sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik?

2. Bagaimana tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun

(8)

3. Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap kerugian yang terjadi dalam

pengiriman tebu dari kebun ke pabrik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat

mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara dan beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula

antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada

2. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari

kebun ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada

3. Untuk mengetahui adanya wanprestasi ataupun kerugian yang timbul

dalam pelaksanaan pengiriman dan upaya penyelesaian sengketa terhadap

kerugian yang terjadi dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik.

D. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu :

1. Manfaat teoritis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang

bagaimana bentuk pelaksanaan pengiriman dari kebun ke pabrik, tanggung

jawab para pihak dalam pengiriman, dan penyelesaian sengketa terhadap

kerugian yang terjadi dalam pelaksanaan pengiriman tersebut.

2. Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan bagi pihak PTPN II

maupun bagi pihak CV. Sari Persada baik dalam hal pembuatan perjanjian

(9)

dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian.

E. Metode Penelitian

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah

yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan

untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan

menganalisanya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap

fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.13

Metodologi memiliki peranan dalam penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan, yaitu diantaranya :

1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lengkap.

2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui.

3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian interdisipliner.14

Upaya pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis diterapkan metode

sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian

hukum Normatif. Penelitian hukum Normatif dilakukan melalui kajian terhadap

data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan, seperti peraturan

perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan skripsi

13

Metode Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, http://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/, diakses pada tanggal 24 Maret 2015.

14

(10)

ini. Karena penyusunan skripsi ini juga melalui proses penelitian lapangan, maka

penelitian ini juga menggunakan metode penelitian hukum Empiris. Penelitian

hukum Empiris merupakan penelitian lapangan yang berasal dari data primer yang

di dapat langsung dari masyarakat sebagai sumber utama melalui pengamatan

(observasi), wawancara, ataupun penyebaran kuisoner. Penelitian hukum Empiris

dalam penulisan skripsi ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan legal

staff di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun Sei Semayang.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan penelitian kepustakaan

(library research) dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dianggap

relevan dan berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

Sumber bahan hukum sekunder yang berupa artikel, jurnal ilmiah, bahan

kuliah, buku-buku hukum yang berkaitan yang didapat melalui Perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Sebagai data penunjang dalam penelitian ini juga didukung dengan penelitian

lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer guna akurasi

terhadap hasil yang dipaparkan, yaitu berupa wawancara. Wawancara

dilakukan sebagai alat pengumpulan bahan hukum tambahan selain daripada

bahan hukum yang didapatkan dari perpustakaan. Wawancara dilakukan

dengan informan yang dipandang bersangkutan, yaitu dengan pihak PTPN II

(11)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun

Sei Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai

Km. 13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

4. Jenis Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder didukung oleh data primer.

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan

dengan cara melalui wawancara langsung dengan pihak PTPN II Kebun

Sei Semayang.

b. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna

mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum perjanjian. Selain

itu tidak menutup kemungkinan diperoleh melalui bahan hukum lain,

dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca,

mempelajari, serta menelaah data yang terdapat dalam buku, literatur,

tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian.

(12)

1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, meliputi

seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan

dan tujuan penelitian antara lain terdiri atas:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;

c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan

Jalan;

e) Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong (SPPP) Nomor

SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014 antara Kebun Sei Semayang

dengan CV. Sari Persada.

2. Bahan hukum sekunder, berupa bahan hukum yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu hasil karya ahli hukum

berupa buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan

dengan skripsi ini dan acuan lainnya yang berisikan informasi tentang

bahan primer berupa tulisan artikel ilmiah, jurnal-jurnal hukum dan buku

buku terkait dengan hukum perikatan, khususnya yang berkaitan dengan

materi penelitian.

3. Bahan hukum tertier, diperlukan digunakan untuk berbagai hal dalam

penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan dari bahan

(13)

5. Analisis Data

Analisis data dalam penulisan ini digunakan data kualitatif, yaitu suatu

analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga diperoleh

gambaran yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini, dalam hal hasil dari

wawancara terhadap pihak PTPN II Kebun Sei Semayang.

F. Sistematika Penulisan

Sebagai karya ilmiah penelitian ini memiliki sistematika yang teratur dan

saling berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan

tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub

bab, adapun kelima bab itu terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

penulisan pemilihan judul yang dipilih oleh penulis serta hal-hal

yang mendorong penulis tertarik mengangkat judul yang

bersangkutan, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan

dilanjutkan dengan metode penelitian, tinjauan kepustakaan,

sistematika penulisan serta keaslian penulisan dari skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN

Pada bab ini memabahas tentang pengertian sebuah perjanjian, asas

(14)

pengertian pengangkutan dan perjanjian pengangkutan, serta fungsi

dan sifat perjanjian pengangkutan.

BAB III : ASPEK HUKUM PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE PABRIK

Pada bab ini akan dibahas tentang profil PTPN II dan CV. Sari

Persada, prosedur pembentukan perjanjian pengiriman, hak dan

kewajiban para pihak, serta pengaturan hukum dalam pengiriman

tersebut, serta jangka waktu pengiriman dan pembayaran ongkos

angkut.

BAB IV : TANGGUNG JAWAB YURIDIS PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE PABRIK

Pada bab ini diuraikan tentang pelaksanaan pengiriman tebu dari

Kebun Sei Semayang ke pabrik gula, tanggung jawab para pihak

dalam pengiriman, wanprestasi dan akibatnya, serta penyelesaian

sengketa apabila terjadi suatu kerugian selama proses pengiriman

tebu dari kebun ke pabrik.

BAB V : PENUTUP

Bab ini adalah bagian terakhir yang merupakan kesimpulan dari

jawaban permasalahan dan saran dari penulisan ini untuk

(15)

G. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak dalam

Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN

II)”. Berdasarkan pengamatan dan pengecekan judul di Perpustakaan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, materi yang dibahas dalam penulisan skripsi

ini belum pernah dijadikan judul maupun dibahas dalam skripsi yang sudah ada

lebih dulu. Judul skripsi benar merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan

mengambil panduan dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan judul

dari skripsi penulis, ditambah sumber riset dari lapangan.

Adapun judul skripsi yang telah ada di Perpustakaan Cabang Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara yang berhubungan dengan judul skripsi

penulis, ialah :

1. Nama : Lia Angelina Marpaung

Nomor : 157/Lia/T/08/Dagang

Departemen : Hukum Perdata Dagang

Judul : Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengiriman Barang Jenis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada penulisan ilmiah ini penulis membahas penggunaan PHP sebagai bahasa yang mendukung website sebagai media informasi dinamis yaitu sebagai sarana untuk mengambil, mengolah,

Untuk itu diminta agar Saudara membawa semua asli dokumen persyaratan kualifikasi. Demikian surat ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan kami

Mengambil sampel dan waktu penelitian lebih banyak dari penelitian ini dan melakukan penelitian pada saat sampel baru saja melakukan pekerjaan rumah tangga agar

Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa nilai penerimaan panelis terhadap parameter warna dan aroma stik sukun perlakuan tidak berbeda nyata dengan kontrol, namun

Umumnya didaerah pedesaan terpencil khususnya di daerah Karangtalun Kabupaten Temanggung, sulit di jangkau aliran listrik oleh PLN tetapi mempunyai potensi energi air

The status of the PFMU Dharmasraya forest, as a state owned forest, does not deter the local community from seizing and felling the forest because customary law is regarded more

Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien yang dikaji dan ditemui pada saat penelitian sebanyak 2 klien dan dengan diagnose medis gagal jantung dengan