• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata Linn) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT TIKUS SPRAGUE DAWLEY Effect of Soursoup juice (Annona muricata Linn) on decreasing of uric acid of Sprague Dawley rat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata Linn) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT TIKUS SPRAGUE DAWLEY Effect of Soursoup juice (Annona muricata Linn) on decreasing of uric acid of Sprague Dawley rat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Effect of Soursoup juice (Annona muricata Linn) on decreasing of uric acid of

Sprague Dawley rat

Moerfiah, Sri Wardatun dan Indriawati Rahmi Fakultas Matematika sdan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan, Bogor Jl. Raya Ciawi No. 1 CiawiBogor

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat sari buah Sirsak (Annona muricata Linn) dalam menurunkan kadar asam urat berlebih (hiperuriseumia) pada tikus Sprague-Dawley jantan dan menentukan dosis sari buah Sirsak yang efektif sebagai penurun kadar asam urat. Dilakukan uji pendahuluan untuk membandingkan jus ati dan kalium oksonat sebgai penginduksi. Sebanyak 25 ekor tikus Sprague-Dawley

jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Penginduksian kalium oksonat dengan dosis 4,5 mg/200g bb secara intraperitonial. Kelompok I, II, III diberikan perlakuan sari buah Sirsak dengan dosis berurutan 1,8 g/200g bb, 3,6 g/200 g bb, 5,4 g/200 g bb. Kelompok IV,V sebagai control dberikan Allopurinol 2,7 mg/200g bb (kontrol positif) dan CMC 1 ml/200g bb secara peroral. Pengecekan kadar asam urat dilakukan pada hari ke-0, 11, dan 18 untuk melihat perubahan kadar asam urat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan, rata-rata persentase peningkat kadar asam urat yaitu 55,80% dengan menggunakan kalium oksonat sedangkan jus ati ampela ayam sebesar 48,97%. Hasil perlakuan setelah diberikan sari buah Sirsak, rata-rata kadar asam urat yaitu -7,91% pada dosis 1,8 g/200g bb tidak mengalami penurunan, sedangkan yang mengalami penurunan yaitu 42,01% pada dosis 3,6 g/200 g bb, dan 54,00% pada dosis 5,4 g/200 g bb, kontrol (+) yaitu allopurinol dengan rata-rata penurunan kadar asam urat sebesar 65,16%.

Kata kunci: sirsak (Annona muricata Linn), asam urat, kalium oksonat

ABSTRACT

(2)

oxsonate as inducing uric acid. A total of 25 of males Sprague-Dawley rats were divided into 5 groups. Induction of Potassium oxsonate with a dose of 4.5 mg/200g bw done in intraperitonial. Group I, II, III fruits Soursop juisce given treatment with sequential doses of 1.8 g/200 g, 3.6 g/200 g bw, 5.4 / 200 g bw. Group IV, V as a control give allopurinol 2.7 mg/200 g bw (positive control) and CMC 1ml /200 g bw is oral. Examination of uric acid levels performed on days 0, 11, and 18 to evaluate the changes in uric acid levels. The results of this study showed that the average percentage of uric acid levels were increase namely 55.80% by using Potassium oxsonate while chicken liver juice of 48.97%. The results of treatment after being given Soursop juice show that the average levels of uric acid is -7.91% at doses of 1.8 g/200 g dd does not decline, whereas a decrease of 42.01% at doses of 3.6 g/200 g mm, and 54.00% at doses of 5.4 g/200 g bw, control (+) of allopurinol with an average decrease in uric acid levels by 65.16%.

Key words: soursop (Annona muricata Linn), uric acid, potassium oxsonate

PENDAHULUAN

Saat ini banyak bermunculan berbagai penyakit di masyarakat, salah satunya adalah penyakit asam urat (hiperuriseumia atau autritis gout). Berbagai jenis obat sintesis dalam pengobatannya telah beredar tetapi memiliki efek samping yang merugikan.

Buah berkhasiat sebagai obat sudah lama digunakan. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah buah Sirsak (Annona muricata Linn). Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, anti sembelit, asam urat, dan meningkatkan selera makan (Queisha, 2010).

Meskipun potensi sari buah Sirsak sebagai penurun kadar asam urat sudah diketahui secara empiris, tetapi khasiat ini belum terbukti secara klinis, maka dari itu hasil penelitian ini akan menguji khasiat sari buah Sirsak sebagai penurun kadar asam urat dengan menggunakan tikus Sprague-Dawley untuk membuktikan khasiat tersebut.

METODE PENELITIAN Bahan

Bahan-bahan yang digunakan meliputi buah Sirsak (Annona muricata Linn.), tikus jantan Sprague-Dawley, kalium oksonat, Allupurinol. Alat

Sonde lambung, labu ukur, alat pengecek kadar asam urat dan stripnya, juicer, pengaduk, timbangan.

Cara kerja

Pembuatan sari buah Sirsak

Buah Sirsak sekitar 2.000 g dikupas kulitnya. Biji dipisahkan dari daging buah, dan daging buah tersebut kemudian dipisahkan dengan ampasnya menggunakan juicer. Sari buah Sirsak dimasukan ke dalam wadah botol coklat. Sari buah yang sudah disiapkan dapat digunakan untuk identifikasi sampel dan perlakuan.

(3)

disebut hiperurisemia. Dahulu dipercayai bahwa hiperurisemia sama dengan penyakit gout, ternyata hiperurisemia hanya merupakan marker berbagai kelainan metabolik dan hemodinamik, diantaranya penyakit gout/ pirai (Darmansjah, 2002).

Asam urat termasuk suatu asam lemah dengan ionisasi atom hidrogen pada posisi 9 dan 3. Asam urat lebih larut di urin daripada di air biasa, ini karena adanya urea, protein dan mukopolisakarida di urin (Yudhasmara, 2009). Struktur asam urat dapat dilihat pada Gambar 1:

Gambar 1. Struktur asam urat (Rodwell dalam

Jauhari, 2009).

Mekanisme pembentukan asam urat dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme pembentukan asam urat

Kalium oksonat bersifat oksidator kuat, karsinogen, dan mudah mengiritasi mata dan kulit. Kalium oksonat merupakan reagen untuk inhibitor oksidase urat dengan memberikan efek hiperurisemia (Annonim, 2004). Stuktur kalium oksonat dapat dilihat pada Gambar 2:

Gambar 3. Struktur (kalium oksonat) Sumber: Darwis, 2010.

Analisis karakteristik sari buah Sirsak

Analisis karakteristik sari buah Sirsak dilakukan dengan menetapkan kadar air dan kadar abu.

Penetapan kadar air daging dan sari buah Sirsak Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan alat moisture balance dengan cara meletakan sampel pada plat lempengan alat sebanyak 1 g. Kemudian alat diset pada suhu 1050C dan hasilnya ditunggu hingga presentase kadar air konstan.

Penetapan kadar abu

(4)

ditimbang hingga beratnya konstan. Uji fitokimia

Uji fitokimia dilakukan secara kualitatif pada sari buah sirsak untuk mengetahui adanya kandungan tanin, flavonoid, alkaloid, dan saponin.

Uji tanin: sebanyak 500 mg sari buah sirsak ditambahkan 50 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan saring. Sebagian filtrat yang diperoleh ditambahkan FeCl 1%. Terbentuknya warna kehijauan lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan larutan gelatin 1% (1:1). Hasil positifnya yaitu terbentuknya endapan putih.

Uji flavonoid: sebanyak 500 mg sari buah sirsak ditambah metanol lalu dipanaskan. Filtrat ditambah natrium hidroksida 10% atau asam sulfat pekat. Terbentuknya warna merah menunjukan adanya flavonoid.

Uji alkaloid: sebanyak 500 mg sari buah sirsak ditambahkan 5 ml kloroform dan 3 tetes amonia. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan 2 tetes asam sulfat 2M. Fraksi asam dibagi menjadi 3 tabung kemudian masing-masing ditambahkan pereaksi Dragendorf, Mayer, dan Wagner. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada pereaksi Mayer, endapan merah pada pereaksi Dragendorf, dan endapan coklat pada pereaksi Wagner.

Uji saponin: sebanyak 500 mg sari buah sirsak dilarutkan dengan aquadest lalu dipanaskan di atas penangas air. Setelah dingin, larutan dalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat selama ±30 detik. Hasil positif yaitu terbentuknya buih yang konsisten selama beberapa menit

dengan penambahan 1 tetes asam klorida encer masih terbentuk busa.

Tahap pendahuluan

Tahap pendahuluan dilakukan untuk membandingkan pengaruh induksi kalium oksonat 4,5 mg/200 g bb dan jus ati ayam 100 g/200 g bb dalam meningkatkan kadar asam urat. Prosedur uji pendahuluan diawali dengan melakukan:

• Pengukuran kadar asam urat normal setelah diadaptasi selama 18 jam dan hanya diberikan air.

• Masing-masing tikus diinduksi dengan kalium oksonat secara intraperitonial dan jus ati ampela secara oral selama 7 hari.

• Dilakukan pengukuran kadar asam urat pada tikus coba pada hari ke-8.

Tahap penginduksian

Tikus diadaptasi dengan cara dipuasakan selama 18 jam hanya diberikan air lalu dicek kadar asam urat hari ke-0. Kadar asam urat tinggi (hiperurisemia) dibuat dengan cara menginjeksikan kalium oksonat secara intraperitonial dengan dosis 4,5 mg/200 g bb selama 10 hari. Kadar asam urat dicek pada hari ke-11, untuk melihat peningkatan kadar asam urat.

Tahap perlakuan

Prosedur yang dilakukan pada tahap ini yaitu: • Sebanyak 25 ekor tikus jantan dibagi menjadi

5 kelompok secara acak, dengan pembagian kelompok pada Tabel 1.

(5)

kembali kadar asam urat menggunakan alat pengecek kadar asam urat.

Tabel 1. Uji perlakuan

Kelompok Perlakuan

I (5 ekor tikus) 1,8 g/200g bb sari buah Sirsak

II (5 ekor tikus) 3,6 g/200g bb sari buah Sirsak

III (5 ekor tikus) 5,4 g/200g bb sari buah Sirsak

IV (5 ekor tikus) Allopurinol (Kontrol +) V (5 ekor tikus) CMC (Kontrol -)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembuatan sari buah Sirsak

Sari buah sirsak diperoleh dari 1.625 g daging buah sebanyak 1.475 g. Warna buah sirsak putih pucat rasanya agak manis keasaman. Hasil rendemen sari buah sirsak yang diperoleh yaitu 90,77%.

Penetapan kadar air dilakukan sebelum dan sesudah ekstraksi dengan tujuan untuk memberikan gambaran batasan minimal besarnya kandungan air dalam suatu bahan (Depkes RI, 2000). Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan moisture balance. Hasil penetapan kadar air daging buah Sirsak sebesar 45,85% dan sari buah Sirsak sebesar 49,40%, hasil tersebut belum diketahui secara umum karena tidak tercantum dalam Materi Medika Indonesia (Depkes, 1989). Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa anorganik yang terkandung dalam bahan. Hasil tersebut belum diketahui memenuhi standar kadar abu buah secara umum karena belum tercantum dalam Materi Medika Indonesia

ulangan yaitu 0,99%. Hasil Uji Fitokimia

Pengujian fitokimia sari buah Sirsak dilakukan untuk mengetahui jenis kandungan senyawa yang terkandung dalam sari buah Sirsak. Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil uji fitokimia

Golongan senyawa

Data pengamatan Hasil analisis

Tanin Warna hijau kehitaman +

Saponin Tidak timbul buih -Flavonoid Merah Jingga +

Berdasarkan uji fitokimia diduga sari buah Sirsak mengandung alkaloid, tanin dan flavonoid. Mekanisme penurunan kadar asam urat pada penelitian ini belum diketahui secara pasti. Salah satu golongan alkaloid adalah golongan purin, bila dilihat dari struktur kimianya memiliki kemiripan dengan xantin/hipoxantin untuk bereaksi dengan xantin oksidase. Golongan alkaloid purin akan berkompetisi dengan xantin/hipoxantin untuk bereaksi dengan xantin oksidase akibatnya kerja xantin oksidase akan terhambat sehingga xantin/hipoxantin tidak teroksidasi akan kadar asam urat menurun.

(6)

tersebut dalam menurunkan asam urat adalah dengan mekanisme hambatan terhadap aktivitas xantin oksidase pada basa purin sehingga akan menurunkan produksi asam urat. Jenis flavonoid yang berperan dalam mekanisme penghambatan enzim xantin oxidase adalah flavon dan flavonol (Cos et al., 1998).

Hasil Uji pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan menggunakan 2 ekor tikus masing-masing tikus diinjeksi dengan kalium oksonat dengan dosis 2,7 mg/200 g bb dan pencekokan jus ati ayam dengan dosis 100 g/200 g bb selama. Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa keduanya dapat meningkatkan asam urat. Hasil persentase peningkatan kadar asam urat untuk uji pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji pendahuluan

Perlakuan Kadar asam urat (mg/dl)

Persentasi peningkatan

kadar asam urat (%)

Hari ke-0

Hari ke-8

K a l i u m oksonat

2,3 6,4 64,06%

Jus ati ayam 2,5 6,1 48,97%

Hasil uji pendahuluan tersebut menunjukkan persentase peningkatan kadar asam urat dengan menggunakan kalium oksonat

mengalami kenaikannya sebesar 64,06% sedangkan dengan jus ati ayam 48,97%. Hasil ini menunjukan bahwa kalium oksonat lebih baik meningkatkan kadar asam urat dibandingkan dengan jus ati ayam.

Efek Peningkatan kadar asam urat tikus setelah induksi kalium oksonat.

Induksi kalium oksonat dilakukan terhadap 25 ekor tikus yang terlebih dahulu telah diadaptasikan selama 18 jam dan dipuasakan kecuali diberikan air. Penginduksi menggunakan kalium oksonat karena berdasarkan hasil uji pendahuluan bahwa kalium oksonat lebih baik meningkatkan kadar asam urat. Penginduksianya dilakukan melalui injeksi intraperitonial selama 10 hari dengan dosis 4,5 mg/200 g bb tikus/hari.

(7)

Berdasarkan mekanisme di atas bahwa asam urat akan membentuk allantoin dengan bantuan enzim urikase. Kalium oksonat akan menghambat enzim urikase sehingga tidak terbentuk allantoin.

Asam urat pada manusia dibentuk sebagai hasil katabolisme purin. Purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar asam urat, dimana purin dibawa ke hati dan mengalami oksidasi menjadi asam urat. Jika asupan purin yang dikonsumsi dalam jumlah yang banyak maka kadar purin di dalam tubuh akan meningkat sehingga kadar asam urat juga akan naik.

Rata-rata kadar asam urat tikus hari ke 0 dan hari ke 11 setelah induksi dengan menggunakan kalium oksonat, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 4. Histogram rata-rata kadar asam urat tikus hari ke 0 dan hari ke 11 setelah diinduksi kalium oksonat

Hasil pengaruh sari buah Sirsak terhadap kadar asam urat.

Tikus yang sudah memiliki kenaikan asam urat lalu diberikan perlakuan menggunakan sari buah Sirsak dengan dosis yang berbeda. Dosis ini berdasarkan pada konsumsi harian buah Sirsak yaitu dengan mengkonsumsi 100 g buah

sehari yang baik untuk mendapatkan manfaat dari kesehatan (Queisha, 2010) dan juga secara empiris konsumsi buah Sirsak yaitu sebanyak 100 g untuk orang Indonesia. Uji dilakukan terhadap 5 kelompok dengan sistem acak. Kelima kelompok tikus mendapatkan perlakuan selama 7 hari berturut-turut pada jam yang sama selanjutnya pada hari ke 18, kadar asam urat kembali diukur dengan menggunaan alat pengecek kadar asam urat. Kadar rata-rata asam urat sebelum dan setelah induksi maupun setelah perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 5. Histogram perbedaan rata-rata kadar asam urat

Keterangan :

1. Sari buah Sirsak 1,8 g/200g bb 2. Sari buah Sirsak 3,6 g/200g bb 3. Sari buah Sirsak 5,4 g/200g bb 4. Allopurinol (Kontrol +)

5. CMC (Kontrol -).

(8)

kadar asam urat dalam darah. Allopurinol bekerja dengan menghambat xantin oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin, selanjutnya mengubah xantin menjadi asam urat. Allopurinol mengalami metabolisme menjadi alozantin yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase. Mekanisme kerja senyawa ini berdasarkan katabolisme purin dan mengurangi produksi asam urat, tanpa mengganggu biosintesa purin (Katzung, 2004).

Kelompok tikus pertama yang mendapatkan perlakuan sari buah Sirsak dengan dosis 1,8 g/200 g bb setelah hari ke 18 ternyata mengalami peningkatan kadar asam urat pada beberapa tikus, kemungkinan terjadi disebabkan oleh :

• Respon metabolisme dan proses fisiologi yang berbeda dari setiap tikus.

• Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi pada tubuh. Proses ekskresi yang kurang baik akibat dari fungsi ginjal kurang baik dalam mengekskresikan asam urat sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat.

Perhitungan potensi penurunan kadar asam urat sari buah Sirak dapat dibandingkan dengan nilai persentasi Allopurinol sebagai kontrol (+) nya dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

% potensi = Total persentase penurunan kadar asam urat setiap perlakuan x 100%

Total persentase penurunan kadar asam urat allopurinol

Hasil persentasi potensi antara ketiga dosis sari buah Sirsak dengan Allopurinol disajikan pada Tabel 3.

Tabel 4. Perbandingan persentasi potensi antara ketiga dosis dengan Allopurinol.

Perlakuan

D 1 D 2 D 3 Allopurinol Total persentase penurunan -7,91% 42,01% 54,00% 65,16% Nilai persentase potensi -12,14% 71,24% 82,8%

Keterangan :

D1. Sari buah Sirsak 1,8 g/200 g bb; D2. Sari buah Sirsak 3,6 g/200 g bb; D3. Sari buah Sirsak 5,4 g/200 g bb.

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sari buah Sirsak dengan dosis 5,4 g/200 g bb memiliki potensi dalam menurunkan kadar asam urat sebesar yaitu 82,87%. Histogram perbandingan persentasi potensi penurun kadar asam urat dari ketiga dosis sari buah Sirsak dapat dilihat pada Gambar 3.

(9)

Berdasarkan gambar histogram di atas dapat dilihat pengaruh dosis sari buah Sirsak yang diberikan terhadap tikus Sprague Dawley, bahwa semakin besar dosis sari buah Sirsak yang diberikan semakin besar pula persentase potensi penurun kadar asam urat tikus Sprague Dawley. Tetapi juga harus diperhatikkan bahwa semakin besar dosis sari buah Sirsak ternyata dapat menimbulkan efek samping dapat dilihat pada kelompok dosis sari buah Sirsak 5,4 g/200 g bb mengalami diare yang ditandai dengan

perubahan feses yang encer.

Metode statistik yang digunakan untuk analisa data adalah metode One Way Annova yang bertujuan untuk menarik kesimpulan yang terukur kesalahannya. Hasil yang didapat antara kelompok dan perlakuan menunjukkan perlakuan tidak ada perbedaan yang nyata, artinya bahwa dari ketiga dosis menghasilkan efek yang sama. Hasil analisa statistik dapat

dilihat dibawah ini:

Tabel 5. Hasil uji statistik dengan metode One Way Annova.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Kadar Asam urat Source Type II Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

Corrected Model 79.456a 6 13.243 4.490 .028

Intercept 575.856 1 575.856 195.261 .000

Perlakuan 10.542 4 2.635 .894 .510

Kelompok 68.915 2 34.457 11.684 .004

Error 23.593 8 2.949

Total 678.906 15

Corrected Total 103.050 14 a. R Squared = .771 (Adjusted R Squared = .599)

KESIMPULAN

• Sari buah sirsak (Annona muricata Linn) terbukti dapat menurunkan kadar asam urat berlebih (hiperuriseumia) pada tikus Sprage-Dawley jantan.

• Dosis sari buah Sirsak yang paling efektif sebagai penurun kadar asam urat adalah 5,4 g/200 g bb.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Asam Urat. http://www.rich.co.id/ rebio/rebiouric.html. Diakses tanggal 20 Mei

Cos S., Fernandez R., Guezmes, A. and Sanchez-Barcelo, E.J. 1998. Influence of melatonin on invasive and metastatic properties of MCF-7 human breast cancer cells. Cancer Research, 58: 4383-4390.

Darmansjah, I. 2002. Koran Indonesia Sehat Jakarta: Medical Articles Category: Rationaldruguse.

(10)

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama. Depkes RI. Jakarta. p 10-11

Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. p 194-197, 512-520, 536, 539-540, 549-552.

Katzung, BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Jilid III, Salemba Medika. Jakarta.

Queisha, NL. 2010. Cegah Asam Urat Dengan Vitamin C. http://bundakreatifqu. wordpress.com/2010/05/26/cegah-asam-urat-dengan-vitamin-c-2/. diakses tanggal 28 Maret 2011.

Sulaksana J., Santoso B., dan Iskandar D. 2004. Tempuyung Budi Daya dan Pemanfaatan Untuk Obat. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Yudhasmara, A. 2009. Sehatkan Indonesia

Gambar

Gambar 3. Struktur (kalium oksonat) Sumber: Darwis, 2010.
Tabel 2. Hasil uji fitokimia
Tabel 3. Hasil uji pendahuluan
Gambar 5. Histogram perbedaan rata-rata kadar asam urat
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari uraian tersebut penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui proses alur produk, proses jalur keuangan dan jalur informasi bunga melati putih pada 5 desa di

Dari hasil evaluasi ekonomi tersebut, pabrik dodekilbenzen dari benzene dodeken dengan kapasitas 50.000 ton / tahun cukup menarik untuk dipertimbangkan

Selain itu metode yang digunakan adalah analisis isi, sehingga hasil akhir yang didapatkan sebagai berikut: indikator reliability tergolong sudah mampu dalam merespon

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berorientasi pada kurikulum 2013 untuk materi

1) Adanya situasi sosial politik yang mendukung terhadap perkembangan kehidupan beragama di lingkungan kampus. Dengan dibubarkannya Partai Komunis Indonesai, telah

Berdasarkan hasil pengamatan rekan sejawat guru dan supervisi Kepala Sekolah, ditengarai beberapa penyebab rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu

kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama menerima penyerahan pekerjaan pengadaan barang tersebut terhitung dari tanggal ……… 20…..... Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak melampaui