• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Lanjut Temuan BPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tindak Lanjut Temuan BPK"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS

LAPORAN KEUANGAN

(2)

KETENTUAN

Presiden menyampaikan RUU tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR

berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK,

selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun

anggaran berakhir. (UU 17/2003)

Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah

pemeriksaan selesai dilakukan. (UU 15/2004)

Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah pusat disampaikan oleh BPK kepada DPR

dan DPD selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah

menerima laporan keuangan dari pemerintah pusat. (UU

15/2004)

(3)

JENIS PEMERIKSAAN

dengan tujuan

tertentu

(4)

OPINI ATAS PEMERIKSAAN LK

Kriteria pemberian opini:

1.

kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan

2.

kecukupan pengungkapan (

adequate disclosures

)

3.

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4.

efektivitas sistem pengendalian intern

Jenis opini:

1.

opini wajar tanpa pengecualian (

unqualified opinion

)

2.

opini wajar dengan pengecualian (

qualified opinion

)

3.

opini tidak wajar (

adversed opinion

)

4.

pernyataan menolak memberikan opini (

disclaimer of

opinion

)

(5)

CAPAIAN PERBAIKAN OPINI AUDIT BPK ATAS

LKPP, LKBUN, DAN LKKL

OPINI AUDIT ATAS LKKL DAN LKBUN

Opini

2006

2007

2008

2009

2010

Wajar Tanpa Pengecualian (

Unqualified

)

7

16

35

45

53

Wajar Dengan Pengecualian (

Qualified

)

38

31

31

26

29*)

Tidak Memberikan Pendapat (

Disclaimer

)

36

33

18

8

2

Tidak Wajar (

Adverse

)

-

1

-

-

-Jumlah

81

81

84

79

84

LKPP 2004 – 2008 mendapat Opini TMP (

Disclaimer)

LKPP 2009 – 2010 mendapat Opini WDP (

Qualifed

)

LKPP 2004 – 2008 mendapat Opini TMP (

Disclaimer)

LKPP 2009 – 2010 mendapat Opini WDP (

Qualifed

)

(6)

6

Semakin menurunnya jumlah temuan BPK

terhadap LKPP

:

Tahun 2004: 57 temuan

Tahun 2005: 40 temuan

Tahun 2006: 34 temuan

Tahun 2007: 34 temuan

Tahun 2008: 26 temuan

Tahun 2009: 18 temuan

Tahun 2010: 18 temuan

(7)

PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP

(1-5)

No Masalah LKPP

2008 2009 2010

1 Perbedaan data penerimaan

perpajakan antara catatan Bendahara Umum Negara (SAU) dan catatan

Direktorat Jenderal Pajak (SAI)

Data penerimaan sebesar Rp3,4 T

belum terekonsiliasi

Data penerimaan sebesar Rp1,26 T belum terekonsiliasi

dan pembatalan transaksi (reversal)

sebesar Rp1,59 T belum dapat ditelusuri transaksi

penggantinya

Data penerimaan sebesar Rp965,40 M belum

terekonsiliasi serta pembatalan transaksi (reversal) sebesar Rp3,39

T belum dapat ditelusuri transaksi penggantinya

2 Pengakuan Belanja Subsidi dan

Pendapatan PPN DTP belum dapat diyakini

keawajarannya

Pemerintah belum memiliki pengaturan yang jelas atas mekanisme PPN

Ditanggung Pemerintah

(8)

No Masalah LKPP

2008 2009 2010

3 Penetapan, penagihan, dan Pembayaran PBB Migas tidak sesuai peraturan perundang-undangan

Belum ada dasar hukum pembebanan PBB

Migas atas KKKS yang belum berproduksi pada

rekening antara migas dan panas

bumi

Pembebanan PBB Migas atas KKKS belum berproduksi

pada rekening antara migas dan

panas bumi mengacu pada UU

No.1 Tahun 2010

Penetapan, penagihan, dan pembayaran PBB Migas sebesar Rp19,30T

tidak sesuai dengan UU PBB dan UU Migas

4 Penerimaan Hibah Langsung Pada KL Belum seluruhnya Dilaporkan

Belum ada mekanisme pencatatan hibah

langsung yang diterima KL

Sudah ada mekanisme pencatatan hibah langsung, namun 16

KL belum

18 KL belum melaporkan penerimaannya minimal

sebesar Rp868,45 M

8

(9)

No Masalah LKPP

2008 2009 2010

5 Pengelompokkan jenis belanja pada saat pengangaran tidak sesuai dengan kegiatan yang

dilakukan

Sebesar Rp1,15 T di KL dan Rp15,75 T di Bagian Anggaran

Lain-lain (BUN)

Sebesar Rp1,06 T di KL dan Rp26,61 T di

Bagian Anggaran Lain-lain (BUN)

Sebesar Rp1,8 T di tingkat KL dan Rp2,90 T di Bagian Anggaran

Lain-lain (BUN)

6 Pengendalian atas Pencatatan Piutang Pajak Kurang

Memadai

Nilai tidak wajar piutang belum dapat diidentifikasi

Piutang pajak minimal sebesar Rp4,48 T tidakdapat

ditelusuri dasar pencatatannya ke

data pendukung

Piutang pajak minimal sebesar Rp3,5 T tidak dapat ditelusuri dasar pencatatannya ke data

pendukung

7 Uang Muka BUN (UM BUN) belum

dilaporkan dengan nilai yang wajar

Nilai di Neraca belum

menunjukkan saldo yang bisa ditagihkan ke

lender

Pemerintah telah melakukan penelusuran atas UM BUN yang bisa ditagihkan, namun pencatatan dan pengelolaan UM BUN belum memadai sehingga saldo UM BUN di Neraca dan klasifikasi berdasar hasil penelusuran belum bisa

diyakini kewajarannya

(10)

No Masalah LKPP

2008 2009 2010

8 Nilai aset tetap yang dilaporkan belum nilai wajar

IP dalam proses dan hasil IP sebesar Rp77,32 T

belum dibukukan

Penyelesaian IP mencapai 98% dan

hasil IP sebesar Rp55,39 T belum

terekonsiliasi & Rp11,50 T belum

dibukukan

Per 31 Maret 2011, IP dinyatakan selesai namun

aset tetap senilai Rp5,3 T belum di-IP, hasil IP masih berbeda dengan koreksi di SIMAK BMN

sebesar Rp12,95T, dan hasil IP sebesar Rp56,42

T belum dibukukan 9 Pembiayaan dari

penarikan Utang Luar Negeri di LRA belum selaras dengan NoD sebagai dokumen sumber

Transaksi penarikan sebesar

Rp27 T tidak terekonsiliasi

dengan NoD

Selisih dapat dijelaskan

10

(11)

No Masalah LKPP

2008 2009 2010

10 Aset lain-lain (Aset Eks BPPN dan Aset KKKS) belum dilaporkan dengan nilai yang wajar

Belum dilakukan IP dan penetapan kebijakan akuntansi

aset KKKS

Sebagian aset lain-lain telah di-IP. Karena kebijakan akuntansi belum ditetapkan dan

IP belum dilakukan, aset KKKS non tanah dicatat diluar neraca

Kebijakan akuntansi telah ditetapkan, sebagian aset KKKS non tanah telah di-IP

dan dicatat dalam Neraca. Masih ditemukan kelemahan dalam pelaksanaan IP Aset KKKS

dan Aset Eks BPPN

11 Kewajiban Unfunded Liabilities Program THT belum diakui

Kewajiban unfunded liabilities senilai Rp8,39 triliun atas program THT PNS yang timbul akibat adanya kenaikan gaji PNS pada tahun

2007 s.d. 2010, belum diakui

Kewajiban unfunded liabilities sudah disajikan

pada neraca

12 Perbedaan fisik dan

catatan SAL catatan SAL sebesar Selisih fisik dan Rp461 M dan belum

teridentifikasi penyebabnya

Selisih fisik dan catatan SAL sebesar Rp262 M dan sebagian

besar penyebabnya dapat teridentifikasi

Selisih fisik dan catatan SAL sebesar Rp39,87 M namun koreksi catatan SAL sebesar

Rp1,83 T yang berasal dari talangan dan

reimbursement-nya belum dapat diyakini

kewajarannya.

(12)
(13)

PERMASALAHAN YANG MENYEBABKAN OPINI

“WAJAR DENGAN PENGECUALIAN” LKPP 2010

1. Penagihan, pengakuan dan pencatatan penerimaan perpajakan yaitu:

1) Pengakuan Pendapatan PPN DTP sebesar Rp11,28 triliun tidak sesuai

dengan PPN;

2) Penagihan PBB Migas sebesar Rp19,30 triliun tidak menggunakan surat

tagihan yang diatur dalam UU PBB dan pengakuannya tidak menggunakan

data dasar pengenaan pajak yang valid; dan

3) transaksi pembatalan penerimaan (

reversal

) senilai Rp3,39 triliun tidak

dapat ditelusuri ke data pengganti.

2. Pencatatan Uang Muka BUN tidak memadai, yaitu:

1) Saldo Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp1,88 triliun tidak didukung

rincian baik per jenis pinjaman, per dokumen pencairan dana talangan

maupun dokumen usulan penggantiannya (

reimbursement

);

2) Nilai dana talangan dan penggantian Tahun 2009 s.d. 2010 masing-masing

sebesar Rp1,14 triliun dan Rp1,43 triliun yang tidak dapat diidentifikasi; dan

3) Nilai pengajuan penggantian lebih kecil sebesar Rp2,92 triliun dibandingkan

(14)

PERMASALAHAN YANG MENYEBABKAN OPINI

“WAJAR DENGAN PENGECUALIAN” LKPP 2010

3. Pengendalian atas pencatatan Piutang Pajak yaitu:

1) Penambahan piutang menurut data aplikasi piutang berbeda sebesar

Rp2,51 triliun dengan dokumen sumbernya yaitu SKPKB atau STP; dan

2) Pengurangan piutang PBB berbeda sebesar Rp1,03 triliun dengan

penerimaannya.

4. Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (IP) Aset Tetap yaitu:

1) Nilai koreksi hasil IP berbeda dengan hasil koreksi pada SIMAK BMN

sebesar Rp12,95 triliun;

2) Aset Tetap dengan nilai perolehan sebesar Rp5,34 triliun pada 8 K/L

belum dilakukan IP;

3) Hasil IP pada empat K/L senilai Rp56,42 triliun belum dibukukan; dan

4) DJKN sampai saat ini belum dapat mengukur umur manfaat untuk setiap

Aset Tetap sehingga Pemerintah belum dapat melakukan penyusutan

terhadap Aset Tetap.

(15)

TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKPP TAHUN 2010

I.

Sistem Pengendalian Intern (13)

II.

Kepatuhan terhadap Peraturan

(16)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN (1-3)

1.

Penerimaan Perpajakan Menurut SAU Senilai Rp965,40 Miliar

Belum Dapat Direkonsiliasi dengan Penerimaan Menurut SAI

dan Reversal Perpajakan Senilai Rp3,39 Triliun Tidak Dapat

Diyakini Kewajarannya

2.

Pelaksanaan Monitoring dan Penagihan atas Kewajiban PPh

Migas Tidak Optimal Sehingga Selisih Kewajiban PPh Migas

Sebesar Rp1,25 Triliun Tidak Dipantau dan Kekurangan PPh

Migas Sebesar Rp2,60 Triliun Belum Ditagih.

3.

Terdapat Inkonsistensi Penggunaan Tarif Pajak dalam

Perhitungan PPh Migas dan Perhitungan Bagi Hasil Migas

Sehingga Pemerintah Kehilangan Penerimaan Negara Minimal

Sebesar Rp1,43 Triliun.

4.

Penerimaan Hibah Langsung Minimal Sebesar Rp868,43 Miliar

pada 18 KL Belum Dilaporkan Kepada BUN dan Dikelola di

Luar Mekanisme APBN.

(17)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN (2-3)

5.

Pengelompokan Jenis Belanja pada Saat Penganggaran

Tidak Sesuai dengan Kegiatan yang Dilakukan Sebesar

Rp4,70 Triliun.

6.

Uang Muka dari Rekening BUN Sebesar Rp1,88 Triliun yang

Disajikan Belum Dapat Diyakini Kewajarannya.

7.

Pengendalian atas Pencatatan Piutang Pajak oleh DJP Tidak

Memadai.

(18)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN (3-3)

9.

Sistem Penyaluran, Pencatatan, dan Pelaporan Realisasi

Belanja Bantuan Sosial Tidak Menjamin Pemberian Bantuan

Mencapai Sasaran yang Telah Ditetapkan.

10.

Pengendalian atas Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian

Aset Eks KKKS Belum Memadai

11.

Pengendalian Penatausahaan Aset Eks BPPN yang Berasal

dari Tim Koordinasi Belum Memadai

12.

Status Penitipan, Pengelolaan, Penggunaan, dan

Pertanggungjawaban Potongan Gaji PNS Untuk Iuran Dana

Pensiun Masih Belum Diatur Dengan Jelas.

13.

Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tahun 2010 masih Berbeda

dengan Rincian Fisik Kas

(19)

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

1.

Penetapan, Penagihan, dan Pembayaran PBB Migas Tidak

Sesuai Dengan UU PBB dan UU Migas Sehingga Realisasi PBB

Migas Sebesar Rp19,30 Triliun Tidak Diyakini Kewajarannya

2.

Penyelesaian PPN sebesar Rp11,28T melalui Mekanisme Pajak

Ditanggung Pemerintah Tidak Sesuai dengan UU PPN.

3.

PNBP pada 41 KL Minimal Sebesar Rp368,97 Miliar Belum

dan/atau Terlambat Disetor ke Kas Negara dan Sebesar

Rp213,75 Miliar Digunakan Langsung di Luar Mekanisme APBN

4.

Pengalokasian Dana Penyesuaian Tidak Berdasarkan Kriteria

dan Aturan yang Jelas.

5.

Realisasi Belanja Barang di 44 KL Sebesar Rp110,48 Miliar dan

USD63.45 Ribu Tidak Dilaksanakan Kegiatannya, Dibayar

(20)

TEMUAN TERKAIT SPI PADA K/L

TAHUN 2010

20

No

Temuan Terkait SPI

Jumlah

Kasus

1.

Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan

pelaporan

(seperti pencatatan tidak/belum dilakukan atau

tidak akurat, Proses penyusunan laporan keuangan tidak

sesuai dengan ketentuan, sistem informasi akuntansi dan

pelaporan belum didukung SDM yang memadai)

226 kasus

2.

Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja

(seperti perencanaan kegiatan

tidak memadai, mekanisme pemungutan, penyetoran dan

pelaporan, serta penggunaan penerimaan negara dan hibah

tidak memadai)

134 kasus

3.

Kelemahan struktur pengendalian intern

(seperti entitas

tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau

keseluruhan prosedur, dan SOP yang ada pada entitas tidak

berjalan optimal atau tidak ditaati)

159 kasus

(21)

TEMUAN TERKAIT KEPATUHAN

(22)

PENYUSUNAN RENCANA

TINDAK DAN

MONITORING

(23)

PENYUSUNAN RENCANA TINDAK

Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara:

Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil

pemeriksaan.

Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK

tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil

pemeriksaan.

Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh)

hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.

PMK No. 116 Tahun 2007 tentang Penyusunan Rencana Tindak dan

Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Pemerintah Terhadap

(24)

24

ALUR PENYUSUNAN RENCANA TINDAK

(1)

K/L

PEMERINTAH (MENKEU)

BPK

LKKL

(Unaudited)

LKKL

(Unaudited)

Penyusunan

LKPP

(Unaudited)

Audit LKKL

LHP

LKKL

LKPP

(Unaudited)

LHP

LKKL

LKPP

(Unaudited)

LKKL

(Unaudited)

Penyusunan

Rencana Tindak

1

2

Paling lambat tgl 28 Feb TA Berikutnya

Paling lambat tgl 31 Maret TA Berikutnya

(25)

ALUR PENYUSUNAN RENCANA TINDAK

(2)

K/L

PEMERINTAH (MENKEU)

BPK

Penyusunan

Rencana Tindak

Audit LKPP

LHP

LKPP

LHP

LKPP

Rencana

Tindak

1

2

Paling lambat 60 hari stlh menerima LHP LKKL

Rencana

Tindak

Rencana

Tindak

Rencana

Tindak

Paling lambat 60 hari stlh menerima LHP LKPP

(26)

26

ALUR PENYUSUNAN LAPORAN

MONITORING TINDAK LANJUT

K/L

PEMERINTAH (MENKEU)

BPK

Laporan

Monitoring Setiap akhir bulan Juli, Nov tahun berjalan, dan akhir bulan Maret tahun berikutnya

MONITORING TINDAK LANJUT

Laporan Monitoring Rencana

Tindak LKKL

Rencana Tindak LKPP

MONITORING TINDAK LANJUT

Laporan Monitoring

DPR

Laporan

Monitoring

Rencana Tindak LKKL Rencana

(27)

FORMAT RENCANA TINDAK

NO. PEMERIKSAANTEMUAN

KLASIFIKASI TEMUAN

RENCANA TINDAK PENYELESAIANJADWAL

I II III

1 2 3 4 5 6 7

Keterangan:

1. Nomor urut

2. Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam

LHP.

3. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan

dalam tahun anggaran berjalan

4. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan

paling lambat dalam tahun anggaran berikutnya.

5. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan

paling lambat dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.

6. Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan

pemeriksaan BPK.

(28)

28

CONTOH

FORMAT RENCANA TINDAK

NO. TEMUAN PEMERIKSAAN

KLASIFIKASI TEMUAN

RENCANA TINDAK PENYELESAIANJADWAL

I II III

1. Penerimaan hibah langsung minimal sebesar Rp868,43 miliar pada 18 K/L belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN.

X 1. Menyempurnakan Sistem

Akuntansi Hibah (revisi PMK 40/PMK05/2009) dan peraturan teknis lainnya, yang antara lain mengatur sanksi,

penunjukan satker yang bertanggung jawab atas hibah, perlakuan transaksi penerimaan hibah non kas, serta metode dan format konfirmasi.

2. Mengintensifkan sosialisasi tentang

akuntansi dan pelaporan hibah langsung yang diterima oleh K/L

(29)

FORMAT MONITORING PENYELESAIAN

TINDAK LANJUT

NO. PEMERIKSAANTEMUAN

KLASIFIKASI 1. Nomor urut

2. Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam LHP.

3. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan

4. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan paling lambat dalam tahun anggaran berikutnya.

5. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan paling lambat dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.

6. Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan BPK.

7. Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)

(30)

30

CONTOH LAPORAN MONITORING

PENYELESAIAN TINDAK LANJUT

NO PEMERIKSAANTEMUAN

KLASIFIKASI TEMUAN

RENCANA TINDAK PENYELEJADWAL SAIAN

1. Penerimaan hibah langsung minimal sebesar Rp868,43 miliar pada 18 K/L belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN

X 1. Menyempurnakan Sistem Akuntansi Hibah (revisi PMK 40/PMK05/2009) dan peraturan teknis lainnya, yang antara lain mengatur sanksi, penunjukan satker yang bertanggung jawab atas hibah, perlakuan

transaksi

penerimaan hibah non kas, serta metode dan format konfirmasi.

2. Mengintensifkan sosialisasi tentang akuntansi dan pelaporan hibah langsung yang diterima oleh K/L

Des 2011 1. Penyempurnaan SIKUBAH masih dalam proses pembahasan

2. Sosialisasi akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2011, baik pada tingkat pusat, maupun satker di daerah

DJPB K/L

(31)

-PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

Sesuai UU 15/2004, BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil

pemeriksaan atas laporan keuangan.

Hasil pemantauan BPK menjadi bagian dari LHP atas laporan

keuangan.

Status pemantauan tindak lanjut atas temuan pemeriksaan LKPP:

No. LHP LKPP TemuanJumlah

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai Sesuai/SelesaiBlm DitindaklanjutiBelum

1

Tahun 2009

18

4

14

-2

Tahun 2008

11

2

9

-3

Tahun 2007

4

1

3

-4

Tahun 2006

1

1

-

-5

Tahun 2005

1

-

1

(32)

32

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan suku bunga, Bank Indonesia (2008) mencatat bahwa pada akhir tahun 2007 suku bunga tabungan BPR sebesar 7,6 persen dan deposito sebesar 11,6 persen yang nilainya

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna

Terjadi peningkatan realisasi investasi PMDN pada periode Triwulan IV Tahun 2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 sebesar 0,7%, yaitu dari Rp103,0

Jadi yang dimaksud dalam kajian penelitian ini adalah pembahasan tentang implementasi manajemen pendidikan karakter anak yang didasarkan pada pendekatan

[r]

Amin Zainullah, 2013, Pengaruh upah, kemampuan kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja pekerja pelaksanaan bekisting pada pekerjaanbeton, Jurnal Rekayasa Sipil

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Inpres Malanggong.. Kata Kunci:

pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasihan orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi resiko- resiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua