ŝ
i
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
KHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015,
merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala Badan PPSDM
Kesehatan beserta jajarannya kepada Menteri Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik
yang terkait langsung maupun tidak langsung. Selain itu LAKIP Badan PPSDM Kesehatan merupakan
wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam
tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian KesehatanTahun 2015-2019 serta Rencana Aksi Program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019.
Dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan
melaksanakan program/ kebijakan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan
pengawasan mutu SDM Kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelaksanaan
program/kegiatan ini tentunya harus dievaluasi dan dinilai kinerjanya sebagai bentuk
pertanggungjawaban instansi pemerintah yang transparan demi mendukung terciptanya sistem
pemerintahan yang baik (good governance) melalui penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (LAKIP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan) Tahun 2015 ini
merupakan LAKIP yang mengawali tahun periodik Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 –
2019. LAKIP ini melaporkan tentang perbandingan antara capaian kinerja (performance result)
dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2015 dan berisi informasi akuntabilitas kinerja
selama tahun 2015. LAKIP 2015 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang meliputi :
1. Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
ŝ
ii
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
3. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan,4. Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan Bagi Sumber Daya Manusia
Kesehatan, serta
5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Dokumen perencanaan yang mendasari laporan akuntabilitas kinerja Tahun 2015 ini adalah Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, Perjanjian Kinerja Badan PPSDM Kesehatan
Tahun 2015 serta Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 -2019 yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.03/I.1/008232/2015
tanggal 31 Agustus 2015.
Indikator tujuan Badan PPSDM Kesehatan adalah :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
2. Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis
penunjang
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya.
Berdasarkan rancangan laporan tahunan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015, realisasi anggaran
Badan PPSDM Kesehatan atas pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 2.730.621.312.824,- atau 89.21 % dari alokasi
anggaran sebesar Rp 3.060.790.867.000,-
Hasil pengukuran terhadap 3 indikator kinerja sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan
ŝ
v
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Secara lebih rinci persentase pencapaian indikator kinerja dari masing-masing sasaran kegiatan padatahun 2015 adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
1 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan
Terselenggaranya standardisasi, sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi
100.000 246.895 247
2 Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan
1.000 1.208 121
3 Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur
Jumlah aparatur yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi (kumulatif)
9.000 10.075 112
4 Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Meningkatnya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
Jumlah tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan masyarakat yang ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan
1.200 1.200 100
Program Sasaran Sasaran Target Realisasi Capaian
Program ketersediaan dan mutu SDM kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan
1) Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan
1.200 1.179 98 %
2) Persentase RS
Kabupaten/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
30% 35 % 117%
3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
ǀ
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
5 Pengelolaan Mutu Pendidikan Tinggi
Meningkatnya pengelolaan mutu pendidikan tinggi
Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik
50% 51% 102
6 Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di Fasyankes
950 3.572 376
7 Perencanaan SDM Kesehatan
Meningkatnya pelaksanaan perencanaan SDM Kesehatan
Jumlah dokumen perencanaan SDMK
2 2 100
8 Pelaksanaan Internsip Tenaga Kesehatan
Terselenggaranya pelaksanaan internsip
Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan internsip
6.500 8.312 128
9 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
1. Jumlah dokumen norma, standar, prosedur dan criteria PPSDM Kesehatan
20 20 100
2. Jumlah dokumen data dan informasi program Pendidikan Tinggi
Meningkatnya pembinaan dan pengelolaan Pendidikan Tinggi
1. Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI
20.000 22.184 111
2. Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya (kumulatif)
vi
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan adalah jumlah seluruh
Puskesmas yang terdapat di Negara Republik Indonesia yang minimal terpenuhi 5 tenaga kesehatan
sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, tetapi mengacu pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.Cara
perhitungan untuk indikator ini adalah nilai absolut Puskesmas yang telah terpenuhi tenaga kesehatan
sesuai dengan standar, terutama tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi,
tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga analis kesehatan.
Peran Puskesmas sebagai gate keeper sangat dibutuhkan. Puskesmas harus kembali kepada
perannya yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Revitalisasi Puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif harus diterapkan, tanpa mengabaikan fungsi kuratif.
Untuk tahun 2015, dari taget 1.200 yang ditetapkan, telah tercapai 1.179 Puskesmas yang memiliki
minimal 5 jenis tenaga kesehatan atau tercapai 98 %. Pencapaian ini menunjukkan bahwa capaian
indikator ini turut didukung oleh peran serta Pemerintah Daerah terkait SDM kesehatan. Hal ini selaras
dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana dijelaskan bahwa
Pemerintah Daerah Provinsi wajib melakukan perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan
untuk UKM dan UKP daerah Provinsi. Di dalam UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, pasal 4 disebutkan pula bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memiliki tanggung
jawab terhadap pengaturan, pengawasan dan peningkatan mutu Tenaga Kesehatan. Selain itu,
disebutkan pula bahwa perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan Tenaga Kesehatan sesuai
kebutuhan juga menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Artinya ada
peran Pemerintah Daerah mulai dari perencanaan, pendayagunaan hingga pendistribusian Tenaga
Kesehatan dan ada peran Pemerintah Daerah mulai dari perencanaan, penempatan SDM Kesehatan
hingga pendayagunaan SDM Kesehatan. Apabila diproyeksikan kepada target 2019, maka capaian ini
telah mencakup 21 % dari target 5.600 tersebut.
Untuk pencapaian indikator Persentase RS Kabupaten/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang, berdasarkan data yang terdata oleh Badan PPSDM
vii
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang adalah sebanyak 104 Rumah Sakit (35%), sehinggaprosentase capaian untuk indikator ini adalah 117 %.
Capaian target 35% ini apabila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai di tahun 2019 sebesar
60%, berarti telah mencapai 58 %.
Indikator SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya dihitung berdasarkan jumlah aparatur,
tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan non aparatur dan masyarakat yang telah
ditingkatkan kemampuannya dengan memperoleh sertifikat melalui pendidikan dan pelatihan yang
sudah terakreditasi. Data yang ada menunjukkan bahwa dari total target 10.200 SDM Kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya, tercapai 13.003 atau 127 % capaian. Indikator ini menghitung jumlah
aparatur, tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga kesehatan non aparatur dan masyarakat
yang telah ditingkatkan kemampuannya dengan memperoleh sertifikat melalui pendidikan dan
pelatihan yang sudah terakreditasi.
Ke depan untuk mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan berupa meningkatnya jumlah,
jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan diperlukan koordinasi dan peningkatan kerjasama
baik di pusat maupun daerah. Mengingat terdapat target program pengembangan dan pemberdayaan
viii
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Halaman
Kata Pengantar ... i
Ihktisar Eksekutif ...
.
.
ii
Daftar Isi ...
viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Tugas Pokok dan Fungsi ... 2
C.
Sistematika ... 8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ...
10
A.
Rencana Aksi Program Tahun 2015 - 2019 ... 1
1
B.
Perjanjian Kinerja ... 1
5
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 1
7
A.
Pengukuran Kinerja ... 1
7
B.
Analisis Akuntabilitas Kinerja ... 1
9
1
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya mendukung terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) salah satunya diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban instansi pemerintah yang transparan. Dalam hal menciptakan pemerintahan yang baik telah dimulai sejak ditetapkannya Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam hal akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sistem yang telah dikembangkan adalah sistem akuntabilitas kinerja pemerintah (SAKIP), yang mewajibkan setiap instansi pemerintah menyusun laporan akuntabilitas kinerjanya.
Penyusunan laporan akuntabilitas instansi pemerintah telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Perpres tersebut menyebutkan bahwa Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian Kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD). Pada tahun 2015 telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai turunan dari Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tersebut.
2
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
LAKIP Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 disusun dengan memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 – 2019 serta Perjanjian Kinerja Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015. Pada tahun 2015 ini merupakan awal permulaan periode pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019. Diharapkan LAKIP ini dapat menjadi sumber informasi pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2015 – 2019 yang dapat dijadikan lesson learned pada perencanaan strategis 5 tahun kedepan.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan memiliki tugas pokok yang dijabarkan dalam 4 (empat) fungsi, yaitu :
Melaksanakan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM di Bidang Kesehatan
Penyusunan kebijakan teknis pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan di bidang
perencanaan, pendayagunaan,
peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia
kesehatan
Pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan di bidang
perencanaan, pendayagunaan, dan
peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia
kesehatan
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan di bidang
perencanaan, pendayagunaan,
peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya manusia
kesehatan
3
esehatan. S PSDM Kese memberikan pPSDM Keseh ndidikan dan ndidikan dan ndardisasi, S hatan dan m an rencana p an urusan ta an urusan ke
AN PENG
YAAN SD
as pokok da an terdiri dari
an Pendayag Pelatihan Te Pelatihan Ap Sertifikasi dan
1. Struktur O Berdasarka
M Kesehata administrasi
an fungsinya pun tugas eknis dan a
enyelenggar program dan ta persuratan
an sebagai kepada sem a maka tug
pokok dari administrasi rakan fungsi: anggaran, se n, kearsipan, dan jabatan f
NGAN D
as ini dilaks Sekretariat
M Kesehatan
II bertugas di Lingkung sanakan ole
Badan yang mua unsur d
aan data dan
UN 2015
n dan Pembesehatan
s untuk mem gan Badan eh Sekretaria g mempuny di lingkunga
n informasi;
4
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
4. Pengelolaan urusan keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan;5. Penyiapan bahan urusan dan layanan hukum, penataan organisasi, dan hubungan masyarakat.
Organisasi Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan terdiri dari: 1. Bagian Program dan Informasi;
2. Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha; 3. Bagian Keuangan dan Perlengkapan;
4. Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat.
B.2. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/ PER/VIII/2010 Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan dan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan.
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan sumber daya manusia kesehatan, pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan dalam negeri, dan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan Indonesia di luar negeri, serta pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan asing di Indonesia;
2. Pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan sumber daya manusia kesehatan, pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan dalam negeri, dan pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan Indonesia di luar negeri, serta pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan asing di Indonesia;
5
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, terdiri atas: 1. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;2. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dalam Negeri; 3. Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Luar Negeri; 4. Subbagian Tata Usaha; dan
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
B.3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Sesuai Permenkes Nomor 1144/MENKES/ PER/VIII/2010 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatandi bidang program dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, dan pengendalian mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang program dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, dan pengendalian mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan;
3. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang program dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, dan pengendalian mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan; dan
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan terdiri atas: 1. Bidang Program dan Pengembangan;
6
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
B.4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan AparaturBerdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/ PER/VIII/2010 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatandi bidang perencanaan, pengembangan dan pengendalian mutu, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan, pengembangan dan pengendalian mutu, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan;
3. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatandi bidang perencanaan, pengembangan dan pengendalian mutu, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional kesehatan; dan
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur terdiri atas:
1. Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Pengendalian Mutu;
2. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Kesehatan; 3. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional Kesehatan;
4. Subbagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.
B.5. Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
7
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatandi bidang perencanaan dan program, standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia kesehatan, dan pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan;
2. Pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan dan program, standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia kesehatan, dan pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan;
3. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang perencanaan dan program, standardisasi dan sertifikasi sumber daya manusia kesehatan, dan pendidikan berkelanjutan sumber daya manusia kesehatan; dan
4. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas:
1. Bidang Perencanaan dan Program;
2. Bidang Standardisasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia Kesehatan; 3. Bidang Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan; 4. Subbagian Tata Usaha; dan
8
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
C. SISTEMATIKA
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pada bagian ini dijelaskan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana pencapaian tujuan dan sasaran utama tersebut, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya. Selanjutnya disampaikan langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah-langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang kemungkinan timbul pada masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, menjelaskan hal-hal umum tentang Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan yang meliputi uraian singkat dan gambaran umum tugas pokok dan fungsi Badan PPSDM Kesehatan, latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan serta sistimatika penyajian laporan.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi,tujuan dan sasaran. Dalam Perencanaan dan Perjanjian Kinerja disajikan Penetapan Kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja /kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
9
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
BAB IV PENUTUP10
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Hakekat pembangunan kesehatan nasional adalah seluruh komponen bangsa Indonesia
berupaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor serta upaya-upaya yang
telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Tahun 2015 merupakan tahun permulaan dari periode
tahun dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dimana pada kurun waktu
tersebut telah ditetapkan sasaran di bidang kesehatan yang harus dicapai pada akhir periode.
Pembangunan Kesehatan pada periode 2015-2019 RPJMN adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat yang didukung perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Terdapat 3 (tiga) pilar utama Program Indonesia Sehat, yaitu paradigma sehat, penguatan
pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat dilakukan melalui
strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan
pemberdayaan masyarakat; pilar penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan.
Sementara pilar jaminan kesehatan nasional dilakukan melalui strategi perluasan sasaran dan benefit,
serta kendali mutu dan biaya.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah : (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya
cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatkan
11
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019, Kementerian Kesehatan menyusun Rencana
Strategis 2015-2019 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 yang memuat upaya-upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan
dalam bentuk program/kegiatan, indikator, target hingga kerangka pendanaan sebagai dasar dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019 tersebut, Badan PPSDM Kesehatan telah menyusun Rencana Aksi Program
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala
Badan PPSDM Kesehatan Nomor HK.02.02/I.1/008232/2015 tanggal 31 Agustus 2015.
A. RENCANA AKSI PROGRAM TAHUN 2015 – 2019
Rencana Aksi Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019
merupakan rencana pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun, sebagai arah dan acuan bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan,
serta menggerakkan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam upaya pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan, mulai dari perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta
pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.
1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis
Sesuai dengan arahan Presiden, seluruh Kementerian mengikuti visi dan misi Presiden
Republik Indonesia, sesuai yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019, yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
VISI :
12
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Adapun upaya untuk mewujudkan visi tersebut, dilakukan melalui 7 misi pembangunan, yaitu :1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan menggunakan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif, serta memperkuat jatidiri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan dalam Kabinet Kerja, yakni :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efktif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpecaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
13
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Kementerian Kesehatan berperan dan turut berkontribusi dalam tercapainya NAWA CITA,
teruatam dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Badan PPSDM Kesehatan sebagai unit Eselon I yang memiliki tugas melaksanakan
pengembangan dan pemberdayaan SDM di bidang kesehatan, turut mendukung pencapaian
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan ke-5, yakni Meningkatnya Jumlah, Jenis,
Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan.
2. Indikator Tujuan, Sasaran dan Strategi serta Kegiatan Badan PPSDM Kesehatan
Dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis tersebut, ditetapkan 3 (tiga) Indikator Tujuan
Badan PPSDM Kesehatan, yaitu :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan.
2. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang.
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya.
Sasaran yang akan dicapai Badan PPSDM Kesehatan pada tahun 2019 adalah :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 Puskesmas.
2. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak
56.910 orang.
Dalam upaya mencapai sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan tahun 2019, ditempuh
berbagai strategi sebagai berikut :
1. Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim (team based).
2. Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal spesifik.
3. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk tenaga kesehatan dan SDM
14
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
4. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu.5. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji kompetensi pada seluruh
tenaga kesehatan.
6. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan.
7. Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan.
8. Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh.
9. Peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan jabatan.
10. Pengembangan sistem kinerja.
Dalam rangka upaya pencapaian sasaran, Badan PPSDM Kesehatan melakukan kegiatan
yang terintegrasi sebagai berikut:
1. Terselenggaranya standardisasi, sertifkasi dan pendidikan berkelanjutan SDM Kesehatan.
2. Meningkatnya pelaksanaan pendidikan tinggi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan
3. Meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur.
4. Meningkatnya pelaksanan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
5. Meningkatnya pengelolaan mutu pendidikan tinggi.
6. Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan.
7. Meningkatnya pelaksanaan perencanaan SDM Kesehatan.
8. Meningkatnya pembinaan dan pengelolaan pendidikan tinggi.
9. Terselenggaranya pelaksanaan internsip tenaga kesehatan.
10. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program
15
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
B. PERJANJIAN KINERJA
Penetapan/perjanjian kinerja merupakan instrumen pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan merupakan tekad dan janji yang akan dicapai
antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang
memberikan amanah/tanggung jawab/ kinerja. Dengan demikian, penetapan/perjanjian kinerja ini
merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada
atasan langsungnya
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi
amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian
reward atau penghargaan dan sanksi.
Perjanjian kinerja program PPSDM Kesehatan Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
Sasaran Indikator Kinerja Target
Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Kualitas dan
Pemerataan Tenaga
Kesehatan
Jumlah Puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga
kesehatan
1.200
Persentase RS Kabupaten/Kota Kelas C yang memiliki 4
dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang
30%
16
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Sementara itu, perjanjian kinerja kegiatan PPSDM Kesehatan Tahun Anggaran 2015 adalah
sebagai berikut :
Sasaran Indikator Kinerja Target
Terselenggaranya standardisasi,
sertifikasi dan pendidikan
berkelanjutan SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan teregistrasi 100.000
Meningkatnya pelaksanaan pendidikan
tinggi dan peningkatan mutu SDM
Kesehatan
Jumlah peserta baru penerima bantuan pendidikan 1.000
Meningkatnya pendidikan dan
pelatihan aparatur
Jumlah aparatur yang mendapat sertifikat pada
pelatihan terakreditasi (kumulatif)
9.000
Meningkatnya pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan tenaga kesehatan
Jumlah tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan
masyarakat yang ditingkatkan kemampuannya melalui
pelatihan
1.200
Meningkatnya pengelolaan mutu
pendidikan tinggi
Persentase program studi/institusi Poltekkes
Kemenkes yang terakreditasi baik
50%
Meningkatnya perencanaan dan
pendayagunaan SDM Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di
Fasyankes
950
Meningkatnya pelaksanaan
perencanaan SDM Kesehatan
Jumlah dokumen perencanaan SDMK 2
Terselenggaranya pelaksanaan
internsip
Jumlah tenaga kesehatan yang melaksanakan
internsip
6.500
Meningkatnya dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan
Jumlah dokumen norma, standar, prosedur dan
criteria PPSDM Kesehatan
20
Jumlah dokumen data dan informasi program PPSDM
Kesehatan
-
Meningkatnya pembinaan dan
pengelolaan Pendidikan Tinggi
Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes
Kemenkes RI
20.000
Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan
prasarananya (kumulatif)
17
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan perencanaan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses
ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang
keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis
akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program
dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi.
Pengukuran kinerja Badan PPSDMK mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat
pencapaian target rencana dari masing-masing kelompok indikator kinerja, dan tingkat pencapaian
sasaran Badan PPSDMK yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari
masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kinerja dan
pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan.
Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian
dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh
informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat
lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Badan PPSDM Kesehatan mendukung
18
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
“MENINGKATNYA JUMLAH, JENIS, KUALITAS DAN PEMERATAAN TENAGA KESEHATAN”Dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut, melalui ketetapan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan Nomor HK.02.02/I.1/008232/2015 tentang Rencana Aksi Program Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, ditentukan beberapa indikator kinerja utama yang menjadi tolok
ukur pencapaian strategi, yakni :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan.
Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan adalah jumlah seluruh
Puskesmas yang terdapat di Negara Republik Indonesia yang terpenuhi minimal 5 tenaga
kesehatan sesuai dengan ketetapan dalam Rencana Strategis Kemenkes Tahun 2015-2019.
Cara perhitungan untuk indikator ini adalah nilai absolut Puskesmas yang telah terpenuhi tenaga
kesehatan sesuai dengan standar berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019,
terutama tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan
masyarakat dan tenaga analis kesehatan.
2. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis
penunjang
Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis
penunjang adalah persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar
(Obstetri ginekolog, Kesehatan Anak, Penyakit dalam, dan Bedah) dan 3 dokter spesialis
penunjang.
Cara perhitungan indikator ini adalah jumlah RS kab/kota kelas C yang telah terpenuhi dokter
spesialis dasar (Obstetri ginekolog, Kesehatan Anak, Penyakit dalam, dan Bedah) dan 3 dokter
spesialis penunjang, dibagi total jumlah RS kab/kota kelas C.
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya adalah nilai absolut SDM Kesehatan
19
a indikator ya
ehatan Tahu
un 2019. Oleh
k dibandingk
an indikator
tan non apar
ertifikat melal
NTABILITAS
ang termuat
un 2015-201
5 tahun s
hnya di akh
N dan Renc
menetapkan
s meningkat
h karena itu,
an dengan p
skesmas Yan
ini adalah ju
ratur dan ma
ui pendidikan
S KINERJA
dalam Ren
9 merupaka
ebelumnya.
ir tahun 20
ana Strateg
n 3 (tiga) ind
tnya jumlah,
pencapaian
pencapaian k
ng Minimal M
k 3.1. Perban
Target
GEMBAN
DM KES
umlah apara
asyarakat yan
n dan pelatih
ncana Aksi P
an indikator
Tiga indika
kinerja tahun
Memiliki 5 J
ndingan Targ
Re
NGAN D
SEHATA
atur, tenagang telah ditin
han yang sud
Program Pen
kinerja baru
tor kinerja p
rata-rata p
rian Keseha
a baru dalam
tas dan pem
nerja Badan P
2010-2014.
enis Tenaga
et dan Realis
ealisasi
encapaian 1
atan 2015-20
m rangka me
merataan ten
n dan Pembe
eda dengan
20
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).
Berdasarkan pasal 16 Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, disebutkan bahwa sumber daya manusia Puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan. Tenaga kesehatan yang dimaksud paling sedikit terdiri atas :
a. dokter atau dokter layanan primer; b. dokter gigi;
c. perawat; d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat; f. tenaga kesehatan lingkungan; g. ahli teknologi laboratorium medik; h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
21
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Revitalisasi Puskesmas dalam upaya promotif dan preventif harus diterapkan, tanpa mengabaikan fungsi kuratif. Untuk itulah, dibutuhkan SDM kesehatan pada area promotif dan preventif. Karenanya selama 5 tahun kedepan sejak 2015, salah satu indikator yang ditetapkan Badan PPSDM Kesehatan dalam rangka mencapai sasaran strategisnya adalah jumlah puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis tenaga kesehatan, yaitu tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga analis kesehatan.
22
4
2
LAKIP
PEMB
Salah satu u adalah mela Nusantara S Kesehatan s di Daerah Kesehatan ( dan Kartu I kesehatan b kesehatan d tenaga profe bidan, Ahli Kesehatan L Fasilitas Pela Daerah Berm Target pene 44 kabupateGambar 3.1. K
P BADA
BERDAY
upaya yang alui penempa Sehat yang sejak tahun 2
Tertinggal, DBK) untuk m
ndonesia Se berbasis tim
di puskesma mpatan Tim n DTPK yang
Kegiatan Tim N
AN PENG
YAAN SD
dilakukan Ba atan tenaga
dilaksanaka an latar bela Laboratorium dan Tenaga ehatan di Da sehatan (DB Nusantara S g terbagi dal
Nusantara Seha
GEMBAN
DM KES
adan PPSDM kesehatan an oleh Pus
m ini bertuju , dan Kepu pelaksanaan Program ini ntara Sehat)d BK) di seluru Sehat pada ta
am 2 periode
at, 2015 n program Ja
dilaksanakan dalam rangka erta Program hatan antara enaga Kefa n Masyaraka ggal, Perbata uh wilayah I ahun 2015 s e penempata
DAN
AN TAHU
n untuk men m (team base
naan dan P atkan akses p
PK) serta aminan Keseh
23
disebutkan b
meliputi: a.
kebidanan; d
rawat inap.
anak, bedah
Pelayanan m
h, dan obste
ayanan anest
AN PENG
YAAN SD
emua pihak,
ga kesehatan
penunjang k
medik spesia
tri dan ginek
tesiologi, rad
GEMBAN
DM KES
baik Pusat
n di Puskesm
ud.
yang memi
Tahun 2014 t
diberikan ole
pelayanan ke
klinik; e. pela
alis dasar, m
kologi. Seme
diologi, dan p
NGAN D
SEHATA
dan Daerahmas, sehingg
liki 4 dokte
tentang Klas
eh Rumah Sa
efarmasian;
h untuk bersa
ga derajat ke
er spesialis
ifikasi dan Pe
akit Umum k
c. pelayana
njang non kli
yanan penya
anan medik
.
kelas C palin
an keperawa
inik; dan f. p
akit dalam, ke
spesialis pe
ng sedikit
atan dan
elayanan
esehatan
24
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Tabel 1.1. Target Indikator Persentase RS Kab/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokterspesialis dasar dan 3 dokter spesiais penunjang Tahun 2015-2019 dan Capaian Tahun 2015
NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN
TAHUN 2015
2015 2016 2017 2018 2019
2 Persentase RS Kab/Kota Kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesiais penunjang
30% 35% 40% 50% 60% 35%
Grafik 3.3. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator 2
Berdasarkan hasil pendataan oleh Badan PPSDM Kesehatan, dari total 296 RS kelas C milk
Pemerintah Kab/Kota, yang telah terpenuhi 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis
penunjang adalah sebanyak 104 Rumah Sakit atau tercapai 35%. Sehingga prosentase
capaian untuk indikator ini adalah 117 %. Apabila capaian target ini dibandingkan dengan
target yang ingin dicapai di tahun 2019, maka dari target 60% yang ingin dicapai, telah tercapai
35 % atau secara prosentase, telah tercapai 58%.
Target
Realisasi
30%
35%
25
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Secara capaian, Badan PPSDM Kesehatan telah melebihi target yang ditetapkan akan tetapi
apabila kita melihat dari segi penyebarannya, berdasarkan hasil pendataan Badan PPSDM
Kesehatan, sebagian besar terkonsentrasi di daerah Jawa – Bali dan Sumatera. Ini
menunjukkan masih belum meratanya pendistribusian dokter spesialis.
Gambar 3.3. Sebaran Jumlah RSUD Kelas C
KALIMANTAN
SUMATERA SULAWESI
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
PAPUA & PAPUA BARAT MALUKU &
MALUT
Permasalahan maldistribusi ini sebenarnya merupakan isu yang sering disampaikan. Berbagai
kebijakan telah dilakukan untuk dalam rangka penempatan dokter spesialis. Akan tetapi belum
ada identifikasi mengenai kualitas daerah yang dituju untuk penempatan tenaga dokter. Dokter
yang baru lulus akan ditempatkan di daerah yang sangat minim fasilitas dan SDM pendukung
lainnya. Akibatnya angka intention to leave menjadi sangat tinggi di kalangan dokter muda
yang bekerja di pedalaman.Kebijakan yang dibuat pula sering kali concern hanya pada
mengurangi kesenjangan; seperti menaikkan gaji/upah atau insentif, ketimbang membuat
strategi jangka panjang. Perbaikan dan penguatan sistem kesehatan daerah dan mutu
pelayanan kesehatan belum digarap secara serius. Pemerataan tenaga dokter spesialis tidak
26
keamanan s
muda akan
Oleh karena
berupaya me
Salah satu u
pemberian b
spesialisasi
Anak, serta 3
Sumber :
saat dokter m
dengan suka
anya, sinergi
eningkatkan
i, serta sar
melakukan t
arela mau b
antara Pusa
pelayanan ke
nuhan yang
a pendidikan
Kebidanan d
si penunjang
3.2 Distribus
psdmk.depkes.g
GEMBAN
DM KES
em kesehata
n kesehatan
rana dan p
ugasnya, ma
bertugas di d
at dan Daera
esehatan ke
dilaksanaka
n PPDS dan
dan Kandung
yaitu Aneste
si Bantuan P
go.id
NGAN D
SEHATA
an daerah ddi suatu dae
prasarana m
aka dengan
daerah samp
ah juga kem
pada masyar
an Badan PP
PPDGS den
erah sudah b
menunjang d
sendirinya p
pai ke level k
i dan Patolog
S Angkat I –
UN 2015
atan mutu pbaik dengan
dan adanya
para dokter
kabupaten s
kan agar sam
hatan adalah
s mata kuliah
alam dan Ke
27
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Gambar 3.2. Total RSUD Kab / Kota Kelas CSUMBER : RSONLINE JAN2016
3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
Grafik 3.3. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator 3
SDM Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang
memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan. 0
2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Target Capaian
10200
28
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, SDM Kesehatan dituntut
untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, baik melalui pendidikan
maupun pelatihan. Melalui peningkatan kompetensi, SDM Kesehatan senantiasa terpapar akan
informasi kesehatan yang up to date sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang
kesehatan turut meningkat.
Indikator ini menghitung jumlah aparatur, tenaga pendidik dan kependidikan serta tenaga
kesehatan non aparatur dan masyarakat yang telah ditingkatkan kemampuannya dengan
memperoleh sertifikat melalui pendidikan dan pelatihan yang sudah terakreditasi. Data yang
ada menunjukkan bahwa dari total target 10.200 SDM Kesehatan yang ditingkatkan
kompetensinya, tercapai 13.003 atau 127 % capaian. Apabila diproyeksikan ke target Tahun
2019 sebesar 56.910 orang, maka persentase capaian indikator ini telah mencapai 23 %.
Pelatihan yang diberikan adalah Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Prajabatan, Pelatihan
Manajemen, Pelatihan Teknis Kesehatan dan Pelatihan Fungsional bagi aparatur. Sementara
pelatihan bagi tenaga pendidik, tenaga kesehatan dan masyarakat adalah Pelatihan assessor
program studi kesehatan, Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Internal bagi tenaga pendidik,
Pelatihan publikasi jurnal ilmiah bagi tenaga pendidik, pelatihan metodologi penelitian bagi
tenaga pendidik, pelatihan manajemen laboratorium bagi pengelola laboratorium diknakes,
pelatihan analis soal bagi tenaga pendidik serta pelatihan pengendali infeksi terpadu bagi
tenaga pendidik. Sementara data peningkatan SDM Kesehatan melalui pendidikan diperoleh
dari data jumlah peserta aktif dan peserta baru penerima bantuan tugas belajar dan Program
Pendidikan Dokter dan Dokter Gigi Spesialis (PPDS/PPGS).
Sementara itu pencapaian indikator kinerja kegiatan dijelaskan sebagai berikut :
a) Jumlah Tenaga Kesehatan Teregistrasi
Berdasarkan data yang ada, capaian indikator Jumlah STR per tahun di Tahun 2015,
sangat jauh melampaui target, yakni tercapai 246,89 % atau diterbitkan sebanyak 246.895
lembar STR dari target 100.000. Tingginya capaian ini antara lain dikarenakan adanya
kebijakan percepatan penerbitan STR demi memenuhi syarat UU Tenaga Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2014, dimana disebutkan bahwa pada tahun 2020 seluruh tenaga
29
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
b) Jumlah Peserta Baru Penerima Bantuan Pendidikan
Peserta baru penerima bantuan pendidikan adalah seluruh peserta tugas belajar baru, baik
Program Diploma/Strata dan peserta baru PPDS/PPDGS. Untuk Tahun 2015, tercapai
120,8% peserta baru penerima bantuan pendidikan. Tingginya jumlah peserta baru
penerima bantuan pendidikan terutama untuk peserta tugas belajar reguler
c) Jumlah Aparatur Yang Mendapat Sertifikat Pada Pelatihan Terakreditasi(Kumulatif)
Untuk Tahun 2015, berdasarkan jumlah sertifikat yang diterbitkan bagi peserta pelatihan
yang mengikuti pelatihan terakreditasi, capaian indikator ini adalah 111,94% atau tercapai
sebanyak 10.075 orang dari target 9.000 peserta.
d) Jumlah Tenaga Pendidik, Tenaga Kesehatan dan Masyarakat yang Ditingkatkan
Kemampuannya Melalui Pelatihan
Indikator ini tercapai 100% untuk Tahun Anggaran 2015.
e) Persentase program studi/institusi Poltekkes Kemenkes yang terakreditasi baik
Capaian indikator ini adalah 51,49% atau 69 Prodi telah terakreditasi baik dari 134 Prodi.
Pelaksanaan akreditasi bagi prodi Poltekkes Kemenkes dilakukan berdasarkan Perjanjian
Kerjasama antara Badan PPSDM Kesehatan dan Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan
Tinggi Kesehatan (LAM PT Kes) dan proses nya melalui beberapa tahapan dengan minimal
waktu 1 hingga 3 bulan.
f) Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Didayagunakan Di Fasyankes
Target tenaga kesehatan yang didayagunakan di fasyankes sebanyak 950 orang, tetapi
tercapai 328%, dimana angka capaian ini jauh melampaui target yang ditetapkan, hal ini
dikarenakan sudah termasuk memperhitungkan penempatan tenaga PTT dan penempatan
penugasan khusus berbasis tim (Nusantara Sehat). Sebelumnya penempatan PTT belum
dimasukkan dalam target. Karena perencanaan PTT dialihkan menjadi tugas Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan (semula di Biro Kepegawaian
Sekretariat Jenderal Kemenkes), maka baru dilaksanakan pada Tahun 2015.
g) Jumlah Dokumen Perencanaan SDMK
Indikator ini tercapai 100% pada tahun 2015. Dokumen perencanaan SDMK yang disusun
adalah Permenkes 33 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan
30
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
h) Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Melaksanakan Internsip
Capaian indikator ini adalah 127,88% karena pada tahun 2015 ini terjadi peningkatan
jumlah peserta internsip akibat tertundanya proses pelaksanaan internsip di akhir tahun
2014 sehingga peserta 2014 dialihkan ke tahun 2015.
i) Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan
Capaian indikator ini 100% dari target yang ditentukan.
j) Jumlah dokumen data dan informasi program PPSDM Kesehatan
Untuk tahun 2015 memang belum ditetapkan targetnya karena kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia melalui dana dekonsentrasi,
dan dana tersebut baru dialokasikan di tahun 2015.
k) Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari Poltekkes Kemenkes RI
Capaian indkator ini pada tahun 2015 adalah 110,92%. Data diperoleh dari data PDPT.
l) Jumlah satuan kerja yang ditingkatkan sarana dan prasarananya (kumulatif)
Capaian indikator ini di tahun 2015 adalah 283,3%. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan di
pertengahan tahun 2015 untuk menambah alokasi Belanja Modal sebesar 150 Milyar yang
31
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
C. ANALISIS SUMBER DAYA
C.1 Alokasi dan Realisasi Anggaran
Dalam pencapaian target indikator selain diperlukan dukungan kerjasama dan koordinasi
lintas sektor dan lintas program, dibutuhkan pula dukungan sumber dana. Alokasi anggaran
Badan PPSDM Kesehatan melalui APBN untuk Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar
Rp3.060.790.867.000,-(Tiga Trilyun Enampuluh Milyar Tujuhratus Sembilanpuluh Juta
Delapanratus Enampuluh Tujuh Ribu Rupiah), yang terbagi menjadi Rp 1.004.873.992.000,-(32,83%) untuk Belanja Pegawai, Rp 1.769.573.928.000,-(58,81%) untuk Belanja Barang, dan
Rp286.342.947.000,-(9,36%) untuk Belanja Modal. Alokasi Pagu tersebut terbagi untuk 5 (lima)
Kantor Pusat dan 44 Kantor Daerah (UPT). Rincian alokasi pagu anggaran program PPSDM
Kesehatan per satker di UPT nya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2
Alokasi Anggaran per Satker dan UPT Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015
No Unit Kinerja Alokasi Anggaran
1 Pusrengun SDM Kesehatan 268.720.500.000
2 Pusdiklat Aparatur SDM Kesehatan 65.905.820.000
3 Pusdiklat Nakes 44.000.000.000
4 Pustanserdik 469.028.750.000
5 Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan 331.046.672.000 6 Politeknik Kesehatan Kemenkes RI 1.747.219.599.000
7 BBPK/ Bapelkes 134.869.526.000
Total Keseluruhan 3.060.790.867.000
Total Pagu dan Realisasi Anggaran Badan PPSDM Kesehatan per Satker untuk Tahun
Anggaran 2015 serta grafik Pagu dan Realisasi Anggaran Badan PPSDM Kesehatan dari Tahun
32
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Tabel 1.3Alokasi Pagu dan Realisasi Badan PPSDM Kesehatan TA 2015 Per Satker
NO SATKER PAGU REALISASI %
1 Kantor Pusat 1.177.624.555.000 1.045.569.702.491 88,79
2 BBPK dan Bapelkes Nasional
134.869.526.000 114.617.630.168 84,98
3 Poltekkes Kemenkes 1.748.296.786.000 1.570.433.980.165 89,83
TOTAL 3.060.790.867.000 2.730.621.312.824 89,21
Sementara itu, alokasi dan realisasi Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 per Kegiatan, dapat dilihat
secara detil pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4. Alokasi dan Realisasi Per Kegiatan Tahun 2015
KEGIATAN
PAGU
REALISASI
%
Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM
Kesehatan
23.028.750.000 17.220.966.814 74,78
Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
173.518.407.000 128.345.612.762 73,97
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
20.000.000.000 15.756.179.739 78,78
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
18.720.500.000 16.553.720.292 88,43
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
1.325.316.962.000 1.239.515.520.874 93,53
Pendidikan Tinggi dan Peningkatan Mutu SDM Kesehatan
446.000.000.000 370.874.920.042 83,16
Pengelolaan Mutu Pendidikan Tinggi
24.000.000.000 21.098.089.033 87,91
Pembinaan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi
780.206.248.000 675.492.777.920 86,58
Pelaksanaan Internship Tenaga Kesehatan
250.000.000.000 245.763.158.510 98,31
33
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
C.2. Analisis Sumber Daya ManusiaSumber Daya Manusia Badan PPSDM Kesehatan sebagai penggerak utama kegiatan dan
program memiliki berbagai potensi dalam ikut serta mendukung tercapainya tujuan dan sasaran
Badan PPSDM Kesehatan yang diharapkan semakin meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha Sekretariat Badan PPSDM
Kesehatan, sampai dengan 2 Desember 2015,Badan PPSDM Kesehatan memiliki 9.820 orang
pegawaiyang tersebar di Kantor Pusat danseluruhUnit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDM
Kesehatan. Jumlah pegawai Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015secara keseluruhan
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 9.266. Hal ini
dikarenakan penerimaan CPNS baru masih lebih banyak dibandingkan jumlah pegawai yang
pensiun.
Detail jumlah pegawai Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2014 dan 2015 per Satuan Kerja
dan UPT ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3. Perbandingan Jumlah Pegawai Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2014dan 2015
NO UNIT KERJA JUMLAH
2014 2015
1 Sekretariat Badan 127 134
2 Pusrengun SDM Kesehatan 75 78
3 Pusdiklat Aparatur 141 136
4 Pusdiklat Nakes 102 105
5 Pustanserdik SDM Kesehatan 71 72
6 Poltekkes Kemenkes 8325 8832
7 BBPK 252 271
8 Bapelkes 173 192
34
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan PPSDM Kesehatan Tahun
2015, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala Badan PPSDM
Kesehatan beserta jajarannya kepada Menteri Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik
yang terkait langsung maupun tidak langsung. Selain itu LAKIP Badan PPSDM Kesehatan merupakan
wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam
tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian KesehatanTahun 2015-2019 serta Rencana Aksi Program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan Tahun 2015-2019.
Dokumen perencanaan yang mendasari laporan akuntabilitas kinerja Tahun 2015 ini adalah
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, Perjanjian Kinerja Badan PPSDM
Kesehatan Tahun 2015 serta Rencana Aksi Program Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015 -2019
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Nomor
HK.02.03/I.1/008232/2015 tanggal 31 Agustus 2015.
Indikator tujuan Badan PPSDM Kesehatan adalah :
1. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
2. Persentase RS Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter
spesialis penunjang
3. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya.
Berdasarkan rancangan laporan tahunan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2015, realisasi
anggaran Badan PPSDM Kesehatan atas pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan
SDM Kesehatan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 2.730.621.312.824,- atau 89.21 % dari alokasi
35
LAKIP BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015
Hasil pengukuran terhadap 3 indikator kinerja sebagaimana tercantum dalam dokumen
perencanaan rata-rata pencapaian ketiga indikator adalah 114 %. Dibutuhkan peran serta Pemerintah
Daerah terkait SDM kesehatan selaras dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, dimana dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi wajib melakukan perencanaan dan
pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP daerah Provinsi. Di dalam UU Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 4 disebutkan pula bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
memiliki tanggung jawab terhadap pengaturan, pengawasan dan peningkatan mutu Tenaga
Kesehatan. Selain itu, disebutkan pula bahwa perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan Tenaga
Kesehatan sesuai kebutuhan juga menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
Akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan PPSDM Kesehatan diharapkan dapat
dipergunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja dalam melaksanakan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan dan menjadi bagian dari evaluasi pelaksanaan
program. Selain itu juga diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan untuk masukan terhadap
perencanaan program tahun mendatang sekaligus masukan terhadap upaya pencapaian indikator