• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Umur Panen Dan Pemberian Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Pegagan (Centella Asiatica (L.) URB.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Umur Panen Dan Pemberian Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Pegagan (Centella Asiatica (L.) URB.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Pegagan dikenal dengan nama latin Centella asiatica atau Hydrocotyle asiatica. Nama ini diturunkan dari bahasa latin Hydro yang berarti air karena tanaman ini sangat suka lingkungan yang lembab dan Cotyle yang berarti

mangkuk karena daunnya yang sedikit berbentuk cekung. Pegagan diklasifikasikan ke dalam famili Umbelliferae (Apiaceae), genus Centella dengan

nama spesies Centella asiatica L. (Urb.) (Winarto dan Surbakti, 2003). Tanaman ini berasal dari Asia Tropik. Pegagan dikenal secara internasional dengan nama Asiatic Pennywort, Indian Pennywort atau Gotu Cola (Heyne, 1987).

Tanaman ini mempunyai banyak nama lokal di Indonesia antara lain daun tapak kuda, pegagan (Sumatera); gagan-gagan, gangganan, kerok batok,

pantegowang, panigowang, rendeng (Jawa); antanan gede, calingan rambat (Sunda); kostekosan (Madura); daun tongke-tongke (Bugis); kori-kori (Halmahera); pegaga (Sulawesi), sarowati (Maluku) dan sandanan (Papua)

(Winarto dan Surbakti, 2003).

Tanaman pegagan merupakan herba menahun tidakberbatang dengan akar

rimpang pendek serta akar merayap (menjalar) stolon panjang bisa mencapai 2,5 m (De Padua, et al. 1999). Stolon tumbuh menjalar horizontal di ataspermukaan tanah dan berbuku-buku. Dari buku-buku yang menyentuh tanah akankeluar akar

dan tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Daun pegagan tersusun secara basalis (roset) dengan 2-10 daun tunggal per tanaman berbentuk seperti

(2)

bagian dalam berlubang serta bagian pangkal melekuk ke dalam dan melebar seperti pelepah (Santa dan Prayogo, 1992).

Bunga tersusun dalam karangan berupa payung yang muncul dari ketiak daun. Pada tiap karangan terdapat tiga buah bunga. Kelopak bunga berwarna hijau dan mahkota bunga berwarna merah. Buah berukuran kecil, berwarna kuning

coklat dan berbentuk lonjong. Tumbuhan ini berkembangbiak dengan biji dan sulur batang atau stolon (Djauhariya dan Hernani, 2004).

Syarat Tumbuh

Daerah pertumbuhan tanaman pegagan tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mencapai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut (dpl) (Winarto dan Surbakti, 2003). Januwati dan Yusron (2005) bahwa melaporkan

ketinggian tempat optimum untuk tanaman pegagan adalah 200 - 800 m dpl., akan tetapi di atas 1.000 m dpl. produksi dan mutunya akan menjadi lebih rendah. Pegagan tidak tahan terhadap tempat terlalu kering, curah hujan tinggi, intensitas

cahaya 30 – 40% dan dapat tumbuh di semua jenis tanah. Pegagan tumbuh baik di tempat yang teduh atau ternaungi.Pada tempat seperti ini, tanaman akan tumbuh

dengan helaian daun lebih besar dan tebal dibandingkan di tempat terbuka, sedangkan pada tempat yang kurang cahaya helaian daunnya akan menipis dan berwarna pucat. Selain itu, untuk memperoleh daun yang lebar diperlukan

kelembaban dan kesuburan tanah yangcukup.

Widowati et al. (1992) menambahkan tanaman ini dapat tumbuh di

(3)

Tanaman ini tersebar di daerah beriklim tropis. Pegagan menghendaki kondisi tanah yang subur, kelembaban udara yang diinginkan antara 70-90 %

dengan rata-rata temperatur udara antara 20 - 25ºC dan tingkat keasaman tanah (pH) netral antara 6 – 7 (Winarto dan Surbakti, 2003).

Sifat dan Manfaat

Tumbuhan ini bersifat manis: sejuk, anti infeksi, anti racun, penurun panas (antipiretika), peluruh air seni (diuretikum), anti lepra, anti sifilis sekaligus

merevitalisasi sel kulit. Daun; sebagai astringensia dan tonikum. Pegagan dikenal untuk merevitalisasi sel tubuh dan untuk kesuburan wanita. Memperbaiki sirkulasi

darah dengan merevitalisasi pembuluh darah (mempertinggi permeabilitas kapiler)

(Redaksi Karyasari, 2006).

Pegagan mengandung senyawa asiatikosida, thankunisida,

isothankunisida, madecassosida, brahmosida, brahminosida, asam brahmik, asam madasiatik, meso-inositol, centellose, karotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat lemak dan tanin.

Senyawa glikosida triterpenoid yang disebut asiatikosida dan senyawa sejenis, berkhasiat sebagai anti lepra, sebagai penyembuh luka, radang tenggorokan

(Wikipedia, 2007).

Pegagan telah dikenal sebagai obat untuk revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh. Tak kalah penting,

pegagan bias dikonsumsi sebagai brain tonic atau obat anti lupa bagi orang dewasa dan manula. Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan,

(4)

kantuk bagi penderita sulit tidur, memenangkan saraf, memperbanyak sel-sel darah merah, serta menyembuhkan gangguan ringan di hati dan limpa yang

membengkak (Winarto dan Surbakti, 2003). Umur Panen

Panen merupakan salah satu rangkaian tahapan dalam proses budidaya

tanaman obat. Penentuan tingkat kemasakan yang tepat pada saat umur panen merupakan salah satu aspek agronomi penting untuk memperoleh produk yang

berkualitas tinggi. Setiap jenis tanaman memiliki waktu panen yang berbeda. Derajat kematangan pada waktu pemanenan hasil sangat menentukan mutu hasil akhir yang diperoleh.

Yuliani et al. (1992) menyatakan bahwa pada tanaman obat derajat kematangan berhubungan dengan jumlah kandungan zat berkhasiat. Dengan

demikian pada saat pemungutan hasil dari setiap organ tanaman perlu diperhatikan waktu yang tepat. Selanjutnya Sutedjo (1990) menambahkan cara melakukan panen bagian-bagian tanaman yang berkhasiat obat harus dilakukan

dengan perlakuan tertentu agar kandungan zat berkhasiatnya tidak merosot, sehingga dengan perlakuan-perlakuan tersebut akan dihasilkan simplisia yang

memenuhi persyaratan sebagaimana dikehendaki oleh para konsumen.

Pemanenan dilakukan terhadap pegagan yang berdaun segar, berukuran lebar dan tidak terserang hama atau penyakit. Waktu panen yang terlalu cepat

sebaiknya tidak dilakukan karena pembentukan zat-zat yang terkandung di dalam pegagan belum sempurna. Sebaliknya, panen yang terlambat dapat mengakibatkan

(5)

penuaan (senescence) sehingga mutunya rendah karena bahan aktifnya sudah terdegradasi.

Panen pegagan biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 4 bulan, dengan cara memangkas bagian daun dan batangnya. Selang pemanenan dengan panen selanjutnya sekitar dua bulan. Hasil produksi total sekitar 15 - 25 ton /ha

segar atau setara 1,5 - 2,5 ton/ha kering (Januwati dan Yusron, 2005).

Pemanenan pegagan yang ditanam di bedengan dapat dilakukan sebanyak

3 kali dengan cara memotong tanaman dari pangkal daun. Pemotongan dilakukan dengan alat yang bersih dan tajam. Di samping itu harus dihindari terjadinya pelukaan di permukaan batang yang dipotong. Sulur tetap dibiarkan tumbuh

sampai panen terakhir. Jadi selama periode panen tersebut dapat dilakukan pemanenan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, pemanenan pegagan yang

ditanam dalam polibag sebaiknya dilakukan sekali saja. Hal ini disebabkan jumlah dan ukuran hara di media tanam (polibag) terbatas (Winarto dan Surbakti, 2003). Fosfor

Fosfor merupakan salah satu unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman, yang berperan penting pada berbagai proses kehidupan seperti

fotosintesis, metabolisme karbohidrat dan proses aliran energi dalam tanaman (Satari, 1987). Fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi dan

berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga merupakan bagian nukleotida (RNA dan DNA) dan fosfolipida penyusun membran (Lakitan, 2008).

(6)

ion ini dipengaruhi oleh pH tanah (Novizan, 2005). Soepardi (1983) dan Leiwakabessy (1988) menambahkan bahwa, pada pH yang rendah absorsi ion

orthofosfat primer lebih dominan dibandingkan dengan ion orthofosfat sekunder. Fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4- atau HPO42-, tergantung

pH larutan tanah. Pada pH 7.22 jumlah ion H2PO4- sama dengan HPO42-, di bawah

pH 6.5 sebagian besar dalam bentuk ion H2PO4- dan di atas pH 7.22 sebagian

besar dalam bentuk ion HPO42-. Tanaman menyerap ion H2PO4- lebih cepat dari

pada ion HPO42-. Senyawa fosfat organik dapat diserap tanaman, akan tetapi

dalam jumlah kecil (Tisdale et al., 1985).

Fosfor berperan dalam pembentukan lemak dan albumin, penyusun asam

nukleat, fosfolipid, koenzim NAD dan NADP, penyusun ATP, melawan pengaruh buruk nitrogen, perkembangan akar halus dan akar rambut serta ketahanan

terhadap penyakit. Kadar fosfor rendah bagi tanaman berakibat kahat P sehingga mengurangi sintesis protein, sebab fosfor adalah sumber energi untuk mengubah asimilat menjadi nukleoprotein. Kekahatan ini menyebabkan terjadinya

penimbunan gula pada bagian vegetatif tanaman yang mendorong pembentukan antosianin sehingga warna daun berubah menjadi hijau tua. Daun tua berwarna

coklat gelap saat gugur (Salisbury dan Ross, 1995). Ismunadji et al. (1991) menyatakan bahwa tanaman yang kahat P tumbuhnya kerdil karena selnya tidak dapat membelah, pertumbuhan terhambat dan hasil rendah dengan mutu jelek.

Fosfor berperan dalam pembelahan sel, pembentukan bunga, buah dan biji, kematangan tanaman dan meningkatkan kualitas tanaman. Selain itu fosfor juga

(7)

dan kofaktor atau penyusun enzim, serta berperan dalam proses fisiologi (Soepardi, 1983).

Havlin (2005) menyatakan bahwa kahat P pada tanaman muda menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Fosfor di dalam tanaman bersifat mobil sehingga jika terjadi kekahatan, fosfor dari daun akan dipindahkan ke daun

yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan tanaman tidak mampu berproduksi secara optimal. Kadar fosfor di dalam tanaman

0,1-0,5% lebih rendah dari kadar nitogen dan kalium. Marschner (1985) menyatakan bahwa kebutuhan fosfor untuk pertumbuhan optimum tanaman berkisar 0,3-0,5% dari berat kering tanaman selama pertumbuhan vegetatif, pada konsentrasi lebih

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi penawaran E-Lelang Sederhana Peralatan Laboratorium Komputer/ICT yang diadakan MAN 1 Padangsidimpuan dan perusahaan saudara telah

[r]

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain tersebut adalah

dalam penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. kelas V SD N 3 Banjarsari dengan metode bermain peran berbantuan

Salah satu alternatif untuk mengurangi eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam adalah dengan memanfaatkan limbah kulit kerang sebagai Bahan baku pembuatan paving

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya, yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga penyusunan Skripsi yang berjudul ”

Your firm has acted for this client since its incorporation 20 years ago and, in addition to the statutory audit, provides a range of non-audit services including tax planning