BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Perilaku
1.1 Pengertian perilaku
Skiner (1938) dalarn Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia
hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya. Dengan kata lain perilaku merupakan respons/reaksi seorang
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Respon ini bersifat pasif (tanpa tindakan: pengetahuan dan sikap) maupun aktif
(tindakan yang nyata atau praktek).
Menurut Taufik (2007), perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah
tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati maupun yang
tidak dapat diamati secara langsung. Selanjutnya Benyamin Bloom (1908, dalam
Notoatmodjo, 2007) perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif
(cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor (psychomotor
domain).
Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor-faktor ini
mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme
atau seorang terhadap rangsangan (stimulus) dan luar subjek tersebut. Respon ini
berbentuk dua macam, yakni bentuk pasif dan bentuk aktif (Notoatmodjo, 2007).
Bentuk pasif. Adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya:
seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu,
meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas
untuk diimunisasi. Oleh sebab itu perilaku ibu masih terselubung (tertutup).
Bentuk aktif. Yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Misalnya ibu sudah membawa anaknya ke posyandu (puskesmas) atau
ke fasilitas kesehatan Iainnya untuk imunisasi. Oleh karena perilaku ibu tersebut
sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut perilaku terbuka.
1.2.1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terbadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
Sintesis (synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasari pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kniteria yang ada.
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni: cara tradisional dan cara modern.
Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan. Cara kuno atau
tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: cara coba
salah (trial and error), secara kebetulan, cara kekuasaan atau otoritas, berdasarkan
pengalaman pribadi, cara akal sehat (common sense), kebenaran melalui wahyu,
kebenaran secara intuitif, melalui jalan pikiran.
Secara kebetulan. Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah
ditemukannya kina sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan
sebagai obat malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang
Cara kekuasaan atau otoritas. Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yang lalu.
Cara Akal sehat (Common sense). Akal sehat atau common sense
kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran pengetahuan. Sebeluin ilmu
pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti
nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman.
Sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman
adalah merupakan metode bagi pendidikan anak (meskipun bukan yang paling
baik).
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan. Cara baru atau modern
dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut
metodologi penelitian.
1.2.3. Sikap (attitude)
Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun
negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif,
yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak
Menurut Thurstone yang dikutip Ahmadi (2007) menyatakan sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi simbol,
kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki
sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap
yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif
terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikap unfavorable terhadap obyek
psikologi.
Menurut Walgito (2008), sikap individu mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: Sikap itu tidak dibawa sejak lahir. ini berarti bahwa manusia pada waktu
dilahirkan belum membawa sikap tertentu terhadap suatu objek.
Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada
sekumpulan objek-objek. Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang,
maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan menunjukkan sikap negatif
pada kelompok dimana orang tersebut bergabung.
Menurut Abmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu: Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan,
menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku
dimana individu itu berada. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau
memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang
Menurut Notoatmodjo, (2007) sikap terdiri dan berbagai tingkatan yaitu:
menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung
jawab (responsible).
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran
(measurement) sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara
historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah : (Ahmadi, 2007, dan Walgito,
2008).
1.4.4. Tindakan (practice)
Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain fasilitas.
1.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007), semua ahli kesehatan masyarakat dalam
membicarakan status kesehatan mengacu kepada Bloom. Dan hasil penelitiannya
di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Bloom
menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap
status kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil
nomor dua, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling
kecil terhadap suatu status kesehatan. Green menjelaskan bahwa perilaku itu
(predisposing factor) faktor pemungkin (enabling factors), faktor penguat
(reinforcing factors).
Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor ini mencakup:
pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang
dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
Faktor pemungkin (enabling factors). Faktor ini mencakup lingkungan
fisik, ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan masyarakat.
Faktor penguat (reinforcing factors) . Faktor ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para
petugas terinasuk petugas kesehatan. Termasuk juga di sini Undang-Undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan
di perlukan contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas
lebih-lebih petugas kesehatan.
2. Kehamilan.
2.1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandungan didalam tubuh
wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan
diakhiri dengan proses persalinan. (Anik Maryunani, 2010)
Kehamilan adalah pertemuan sel telur (ovum) dan sel sperma yang diikuti
2.2 Proses Kehamilan.
Kehamilan akan terjadi apabila konsepsi antara sel telur dengan seperma.
Pelepasan sel telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bukannya, sekitar hari ke
14 siklus menstruasi normal 28 hari disebut dengan masa ovulasi. Siklus
menstruasi bervariasi pada setiap wanita. Peristiwa perinsip terjadinya kehamilan:
a. Pembuahan atau fertilasi : bertemunya sel telur atau ovum wanita dengan sel
benih/ sepermatozoa pria
b. Pembelahan sel (zigot) hasil pembuwahan tersebut
c. Nidasi pada implamasi zigot tersebut pada dinding seluran reproduksi (pada
keadaan normal : implamasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri)
d. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal
individu baru.
2.3. Tanda – tanda kehamilan.
a. Haid berhenti
Tanda kemailan yang pertama menstruasi berhenti disebabkan terjadinya
pembuahan di dalam rahim. Pembuahan adalah prosess masuknya sel
seperma kedalam sel telur. Sel telur yang telah dibuahin akan diselubingi
oleh sejenis selaput. Hasisl pembuahan akan menetap disaluran telor selama
2-3 hari kemudian berjalan menuju rahim
b. Rasa mual dan muntah
Rasa mual ini muncul karena adanya peningkatan hormonal
Gejala hamil yang paling umum dalam 8-10 minggu pertama adalah rasa
lelah, tubuh mengalami perubahan metabolisme yang signifikan. Seluruh
tubuh akan penyesuaian terhadap prooses baru pertumbuhan janin, baik
secara fisik dan emosional. Peningkatan hormonal dapat mempengaruhi
pola tidur
d. Lebih sering buang air kecil
Hal ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih
dan perubahan hormonal.
e. Pancaindra da emosi lebih peka
Sebagai pertanda kehamilann seringkali wanita merasa dirinya sangat
sensitif terhadap aroma atau makanan terteentuu. Keinginan yang aneh-aneh
mulai bermunculan, banyak juga wanita lebih peka secara emosi
f. Gangguan sembelit
Buang air besar menjadi agak sulit dan tidak lancar? Ini lazim terjadi diawal
kehamilan. Hormon progesteron yang diproduksi pada masa kehamilan
menyebabkan usus halus lebih lentur dan kurang efesien dan tanda-tanda
kehamilan pada setiap wanita berbeda-beda. ( M.T Indriani, 2012)
2.4. Diagnosis kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan (trisemester)
a. Kehamilan trisemester I antara 0 – 12 minggu : masa kritis pertumbuhan
Pada saat ini terjadi konsepsi atau peleburan sel sperma dan sel telur
menjadi zigot dan dinding rahim menempel dan mempersiapkan tahapan
sepanjang saluran telur menuju rahim dan akhirnya menempel pada dinding
rahim, dan selanjutnnya zigot akan berkembang menjadi embrio yang
berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makluk sersel
satu, dan juga sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri dan
menjadi janin
b. Kehamilan trisemester II antara 12 – 28 minggu : perkembangan pesat janin.
Pada trisemester ini janin mulai melakukan mempentukan organ tubuh,
udah semangkin membesar dan aktif bergerak sehingga dapat dirasakan ibu
dan panjang janin sekitar 10 cm dan berat 20 gram dan bertambah besar
dengan bertambahnya masa kehamilan. Dan mulai menghisap jempol,
kemampuan melakukan gerakan menghisap dan menelan ini bermampaat
bagi keterampilannya dan terlihat perut ibu membesar walaupun untuk
beberapa ibu kehamilan ini masih dapat disembunyikan
c. Kehamilan trisemester III antara 28 – 40 minggu : Persiapan melahirkan.
Pada trisemester ini perut ibu sudah semangkin membesar dan kelima panca
indra janin udah mulai berfungsi dan membentuk lemak coklat yang
berfungsi sebagai pelindung sementara saat bayi menjalani hari-hari pertama
setelah dilahirkan, pertumbuhan janin terus berkembang dengan pesat
dimana janin pada bulan kedelapan sudah mencapai 1,5 kg dengan panjang
45-50 cm dan pada bulan kesembilan janin akan bertambah bobotnya
2.5. Perawatan Kehamilan
A. Makanan yang baik untuk janin
Perawatan kehamilan penting dilakukan dengan cara dengan cara
memakan makanan nutrisi, penting bagi pertunbuhan janin yang dikandung.
Semangkin baik kualitas makanan ibu, makan semangkin baik pula nutrisi
yang diterima sijanin. Dan tentu semangkin baik pula peningkatan
kecerdasan janin.(Al Arif, 2004)
1) Protein.
Seorang ibu hamil membutuhkan banyak protein, kalsium, zat besi,
dan zat belerang. Daging, ikan, telur, keju, buncis, dan tahu
merupakan sumber protein yang terbaik
2) Kalsium.
Produk susu rendah lemak (low-fat) mengandung kadar kalsium
yang tinggi. Alternative lain bila ibu tidak menyukai susu adalah
suplemen kalsium yang mengandung vitamin D
3) Zat Besi.
Ibu hamil dianjurkan agar mengkomsumsi makanan yang cukup
mengandung zat besi untuk mencegah anemia (kurang darah) dengan
lebih banyak makan telur, hati, roti, sereal, buah-buahan dan sayuran
berdaun hijau. Danging segar, kacang-kacangan dan buncis
4) Asam Folat.
Kebutuhan akan asam folat akan meningkat selama kehamilan.
Menurut RDA (Recommended Daily Allowance/kecukupam gizi
yang dianjurkan), kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah
400 mikrogram. Vitamin ini dibutuhkan untuk sintesis DNA. Jika
selama hamil ibu kekurangan asam folat maka akan mengakibatkan
terjadinya kelainan saraf pada bayi.
Sumber asam folat yang baik antara lain : buncis, hati, semangka, jus
jerus, brokoli, dan sayuran berwarna hijau. Memasak suyuran terlalu
lama akan merusak kadar asam folat sampai 50%
5) Vitamin D.
Kebutuhan metabolism kalsium akan meningkat selama kehamilan.
Sehingga ibu hamil perlu mendapatkan asupan vitamin D yang
cukup. Vitamin D dapat membantu menyerapan kalsium untuk
pembentukan tulang bayi. Sebagian besar kalsium dapat diperoleh
dari makanan. Itu sebabnya mengapa ibu hamil harus mendapatkan
sinar matahari yang cukup dan teratur. Dengan berjemur dibawah
matahari pagi selama 20 menit setiap harinya.
Tabel 2.1.Suplemen vitamin dan mineral yang dianjurkan selama kehamilan
NAMA SUMBER FUNGSI
Vitamin D (Kalsiferon) Dihasilkan oleh tubuh ketika terpapar sinar
matahari. Juga ditemukan pada hati,
minyak ikan, dan
Membantu penyerapan kalsium dan fosfor oleh tubuh: diperlukan bagi
beberapa jenis ikan
Kalsium Produk susu : ikan
terutama sarden dan
kacang polong : coklat, roti dan sereal
Membantu
pembentukan sel-sel darah merah dan mengangkut oksigen dalam darah dan otot
Asam Folat Daging tampa lemak ;
sayuran tampa lemak, buah segar, ekstraksi ragi ; kacang merah
Membatu pembentukan sel darah merah dan bahan-bahan pembawa
B. Mendengankan suara-suara kepada janin
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa janin dalam fase
pertembuhan bukan sekedar mahluk hidup yang tidak memiliki perasaan.
Ternyata janin adalah pelajar yang aktif. Ada peningkatan denyut jantung
dan perubahan gerak janin bila suara diperdengarkan kepada janin. Dan
suara-suara itu berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan perilaku
spesifiknya. (Al arif, 2004)
Pemberian imunisan kepada ibu hamil untuk mencegah ibu dan bayi
terkana tetanus dengan cara pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid).
Pemberian imunisasi diberikan dua kali selama masa kehamilan.
(Direktorat Jendral PPM & PL, 2005)
D. Senam masa kehamilan.
Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan
tubuh yang sehat dan bugar ( dengan senam hamil ). Namun olah raga
yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan perubahan fisik. Senam
yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.
Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester
ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga
kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan
fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Berikut beberapa
tujuan senam hamil:
1) Menguasai teknik pernapaan
Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen,
sedangkan teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi
persalinan.
2) Memperkuat elastisitas otot.
sehingga dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut
bagian bawah dan keluhan wasir.
3. Mengurangi keluhan.
Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang
timbul akibat perubahan bentuk tubuh.
4. Melatih relaksasi.
Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan
relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat
proses persalinan.
5. Menghindari kesulitan.
Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa
kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.
E. Perawatan Payudara.
Payudara adalah salah satu bagian tubuh yang mengalami banyak
perubahan dan membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan agar
ibu dapat memproduksi ASI secara maksimal dan tetap dapat menjaga
keindahan bentuk payudaranya setelah melahirkan dan mnyusui.
Selama kehamilan tubuh mempersiapkan payudara untuk memproduksi
Bentuknya jadi makin besar, kencang dan berat. Berat payudara mendekati
masa melahirkan dapat mencapai 1,5 kali dari berat semula.
Sekalipun perawatan terhadap payudara selama kehamilan sangat penting
namun disarankan pemijatan baru dilakukan saat kehamilan berusia 5 – 6
bulan karena rangsangan pada puting diawal kehamilan dapat
menyebabkan kontraksi. (halimah Aini. 2009)
2.3. Persalinan
2.3.1. Definisi persalinan
Sebagian besar persalinan adalah suatu proses yang normal dan merupakan
suatu kejadian yang sehat. Tugas dari petugas kesehatan adalah mengawasan
mengamati dengan ketat dan mendampingi wanita yang dalam masa intrapartum
(inpartum/ wanita yang sedang dalam proses persalinan) dan bayi sepanjang
kelahiran sebaiknya-baiknya serta menilai apakah ada hal-hal menyimpang dari
proses persalinan normal. Dalam hal ini, pemahaman petugas kesehatan tentang
fisiologi proses persalian. (Anik Maryunani, 2010)
Persalinan normal (autosia) adalah proses persalinan janin pada kehamilan
cukup bulan (aterm, 40 minggu) pada letak memanjang dan presentasi belakang
kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran
tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam, tampa tindakan/ pertolongan dan tampa
komplikasi (Sumapraja, 1993 dikutip oleh Anik Maryunani, 2010)
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur,
progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja
dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.
2.3.2. Bentuk-Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Persalinan Bantuan
Proses persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forsep atau dilakukan operasi seksio caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Pada umumnya persalinan terjadi bila sudah besar untuk hidup di luar, tetapi
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan,
kadang-kadang persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
2.3.3. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda persalinan dikategorikan sebagai tanda kemungkinan, tanda awal
dan tanda positif. Kategori ini membantu memutuskan kapan ibu benar-benar
mengalami persalinan. Perhatikan bahwa tidak semua tanda ini mungkin di alami
dan bahwa tanda-tanda tersebut tidak harus terjadi berurutan.
Tanda kemungkinan persalinan adalah bisa atau tidak menjadi awal dari
persalinan, waktu akan menentukan.
1) Sakit pinggang
Nyeri yang terasa ringan, mengganggu dapat hilang timbul dapat disebabkan oleh
kontraksi dini.
2) Kram pada perut bagian bawah
Seperti kram menstruasi, dapat disertai rasa nyaman di paha. Dapat terus menerus
atau terputus.
3) Tinja yang lunak
Buang air beberapa kali dalam beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut
atau gangguan pencernaan
4) Desakan untuk bebenah
Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan anda banyak melakukan aktivitas
ekstra ini sebagai tanda bahwa mempunyai kekuatan dan stamina untuk menjalani
persalinan, cobalah menghindari aktifitas yang melelahkan.
b) Tanda Awal Persalinan
1) Kontraksi yang tidak berkembang
Kontraksi cenderung mempunyai panjang kekuatan dan frekuensi yang sama.
Kontraksi pra persalinan ini dapat berlangsung singkat atau terus menerus selama
beberapa jam sebelum berhenti atau terus menerus selama beberapa jam sebelum
berhenti atau mulai berkembang.
Menyebabkan pelunakan dan penipisan dari leher rahim, meskipun sebagian besar
2) Keluar darah
Aliran lendir yang bernoda darah dari vagina. Dikaitkan dengan penipisan dan
pembukaan awal dari leher rahim, dapat berlangsung beberapa hari sebelum tanda
lain atau baru muncul setelah kontraksi persalinan yang berkembang dimulai,
berlanjut sepanjang persalinan.
3) Rembesan cairan ketuban dari vagina
Disebabkan oleh robekan kecil pada membran (ROM). Kadang-kadang bila
membran timbul selama berjam-jam atau berhari-hari.
2.3.4. Tanda Positif Persalinan
a. Kontraksi yang berkembang
Menjadi lebih lama, lebih kuat, dan atau lebih dekat jaraknya bersama dengan
jalannya waktu, biasa disebut “sakit” atau “sangat kuat” dan terasa didaerah perut
pinggang atau keduanya.
Leher rahim yang melebar ini, tidak berkurang oleh aktifitas yang
dilakukan oleh calon ibu dan tidak mereda karena perubahan aktifitas, gunakan
catatan persalinan awal untuk menentukan pola kontraksi.
b. Aliran cairan ketuban yang deras dari vagina
Disebabkan oleh robekan membran yang besar (ROM). Sering disertai atau segera
diikuti dengan kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasa oleh calon ini,
2.3.5. Fakor- Faktor Yang Penting Dalam Persalinan
a. Power (tenaga/kekuatan)
b. HIS (kontraksi otot rahim), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diagfragma
pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan ligamentum rotundum.
c. Pasanger (Janin)
d. Janin dan placenta
e. Passage (Jalan lahir)
f. Jalan lahir yang lunak (otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-ligament)
dan jalan lahir tulang. (Manuaba, 2008).
2.3.6. Proses Persalinan (Barbara, 2005)
a. Kala I persalinan (kala pembukaan)
Partus dimulai dengan kontraksi yang teratur, yang menyebabkan dilatasi dan
penipisan servic yang progresif, kala satu yang berakhir bila servik menipis dan
dilatasi lengkap kala satu terdiri dari fase laten, aktif dan transisi.
Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi dalam tiga fase:
1) Fase laten
Fase ini mulai dengan kontraksi yang teratur dan penipisan serta dilatasi serviks 3
cm sampai 4 cm. Fase ini berlangsung rata-rata 6,4 jam untuk nulipara dan 4,8
jam untuk multipara. Kontraksi meningkat menjadi lebih kuat dan lebih sering.
2) Fase aktif
Dilatasi berlanjut dari 3-4 cm menjadi 7 cm. Kontraksi menjadi lebih kuat, lebih
sering, lebih lama, dan lebih sakit.
Puncak dari kala satu adalah fase transisi saat serviks berdilatasi dari 8 sampai 10
cm intensitas, frekuensi dan lamanya kontraksi memuncak, dan ada keinginan
untuk mengejan yang tidak dapat tertahan.
b. Kala II persalinan (kala pengeluaran)
Kala dua dimulai dari dilatasi lengkap serviks dan berakhir dengan kelahiran bayi.
Durasi dapat berbeda antara primipara dengan multipara, tetapi kala ini
seharusnya selesai 1 jam setelah dilatasi lengkap.
Kontraksi kuat dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 90
detik.
Bayi baru lahir keluar dari jalan lahir dengan bantuan gerakan-gerakan atau
mekanisme utama persalinan berikut ini:
1) Turun
2) Fleksi
3) Rotasi internal
4) Pengeluaran
5) “crowning” terjadi pada saat kepala bayi tampak pada lubang vagina.
6 Episiotomi (insisi bedah pada perineum) bisa dilakukan untuk
mempermudah kelahiran dan menghindari laserisasi pada perineum.
c. Kala III (kala placenta)
Kala ini di mulai dengan kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran placenta,
Tanda pelepasan plasenta meliputi uterus menjadi globuler, fundus naik ke
abdomen, tali pusat memanjang dan peningkatan perdarahan (mengalir pelan atau
mengalir deras).
Pada umumnya, obat-obatan oksitosin diberikan untuk membantu kontraksi
uterus.
d. Kala IV (pemulihan dan hubungan interaksi)
Kala ini berlangsung dari 1 sampai 4 jam kelahiran. Ibu dan bayi pulih dari proses
fisik kelahiran. Organ-organ ibu mengalami penyesuaian awal kembali keadaan
sebelum hamil.
Sistem tubuh bayi baru lahir mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan ekstra
uterin dan menjadi stabil.
Uterus berkontraksi di garis tengah abdomen dengan pertengahan fundus di antara
umbilicus dan simfisis pubis. (Yanita Trisetiyaningsih, 2011)
2.3.6. Perawatan setelah melahirkan
Perawatan setelah melahirkan tentu akan menjadi prioritas utama setelah
buah hati Anda. Sejumlah perawatan pun sudah terbayang oleh Anda. Terutama
pada bagian vagina, wanita akan merasa lebih berbeda dari sebelum masa
persalinan. Rasa nyeri yang Anda rasakan pada vagina setelah menjalani
persalinan tidak akan mengalami pemulihan yang cepat, dan ini membutuhkan
proses yang cukup lama.
Baik di masa kehamilan maupun setelah melahirkan akan terjadi
perubahan tubuh secara drastis. Selama itu pula terdapat banyak hal yang Anda
dan dan masih banyak perubahan lainnya. Berikut ini beberapa hal yang akan
terjadi pada bagian vagina setelah melahirkan.(Melindahospital, 2011)
a. Perawatan Luka Jahitan Setalah Persalinaan
Ibu yang bersalin secara normal, beberapa ada yang tidak mengalami robekan
karena jalan lahirnya cukup elastis ketika dilalui bayi saat proses persalinan.
Namun ada ibu yang memerlukan bantuan dokter maupun bidan untuk
memperlebar jalan lahir dengan dilakukan pengguntingan jaringan di daerah
perineum yakni jaringan otot kerampang antara dubur dan vagina. Pengguntingan
jaringan otot perineum ini disebut tindakan episiotomi.
Setelah selesai persalinan dokter atau bidan akan menjahit dan menyatukan
kembali luka tersebut sedemikian rupa agar nantinya sembuh dengan sempurna.
untuk mempercepat pemulihan luka tersebut diperlukan perawatan yang benar.
b. Pemberian imunisasi dan vitamin K
Pemberian imunisais perludilakukan pada saat bayi baru berumur dibawah 7 hari,
imunisasi yangdiberikan adalah DPT-HB combo yang berguna untuk menjegah
penyaki Hepatitis yang diserang pada sususan ssraf pusat yang disebabkan satu
dari 3 virus yang berhubungan. Pemberian vitamain K juga harus dilakukan
gunanya untuk mencegah terjadinya pendarahan pada bayi. (direktoral Jendral
PPM & PL, 2005)
c. Makan cukup dan Bergizi seimbang
Pasca melahirkan, bagi seorang wanita tentu sangat senang dengan berubahnya
status menjadi seorang ibu. Memakan makanan berserat tinggi dan minum banyak
ini akan terasa berat bagi wanita yang melahirkan secara caesar karena biasanya
harus melakukan diet cairan selama 24 jam. Anda mungkin membutuhkan
bantuan dari pelunak feses untuk membuat buang air besar pertama sedikit
mudah. tentunya pasca melahirkan ini mengkonsumsi makanan yang sehat untuk
meningkatkan kembali energi Anda. Periode pasca melahirkan adalah saat dimana
wanita biasanya menemukan diri mereka menenggak kopi atau makanan manis
dalam jumlah yang tak terhingga untuk mendapatkan perbaikan yang cepat pada
tubuh mereka. Hal ini tidak sehat karena begitu pengaruh tersebut hilang, akan
merasa lebih lelah daripada sebelumnya. Pastikan semua makanan adalah
makanan seimbang dan sediakan cemilan sehat seperti batang seledri, wortel bayi
dan banyak buah-buahan untuk membantu Anda sepanjang hari.
d. Perawatan Payudara setalah Melahirkan.
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui. Namun, kadangkala setelah proses melahirkan, payudara akan terasa
bengkak dan kencang (tumawon), bahkan kadang-kadang disertai dengan sedikit
rasa nyeri. Perawatan payudara setelah bersalin merupakan hal yang juga harus
dapat diperhatikan dalam mengatasi hal tersebut guna proses menyusukan
selanjutnya.