• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Perilaku 1.1 Pengertian perilaku Skiner (1938) dalarn Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia - Chapter II (498.3Kb)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Perilaku 1.1 Pengertian perilaku Skiner (1938) dalarn Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia - Chapter II (498.3Kb)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Perilaku

1.1 Pengertian perilaku

Skiner (1938) dalarn Notoatmodjo (2007) mengatakan perilaku manusia

hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

lingkungannya. Dengan kata lain perilaku merupakan respons/reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.

Respon ini bersifat pasif (tanpa tindakan: pengetahuan dan sikap) maupun aktif

(tindakan yang nyata atau praktek).

Menurut Taufik (2007), perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah

tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri baik yang dapat diamati maupun yang

tidak dapat diamati secara langsung. Selanjutnya Benyamin Bloom (1908, dalam

Notoatmodjo, 2007) perilaku dibagi dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif

(cognitive domain), afektif (affective domain) dan psikomotor (psychomotor

domain).

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor-faktor ini

mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan

kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem

nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan

sebagainya.

(2)

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme

atau seorang terhadap rangsangan (stimulus) dan luar subjek tersebut. Respon ini

berbentuk dua macam, yakni bentuk pasif dan bentuk aktif (Notoatmodjo, 2007).

Bentuk pasif. Adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya:

seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu,

meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas

untuk diimunisasi. Oleh sebab itu perilaku ibu masih terselubung (tertutup).

Bentuk aktif. Yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung. Misalnya ibu sudah membawa anaknya ke posyandu (puskesmas) atau

ke fasilitas kesehatan Iainnya untuk imunisasi. Oleh karena perilaku ibu tersebut

sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut perilaku terbuka.

1.2.1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terbadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan

(3)

Sintesis (synthesis). Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasari pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kniteria yang ada.

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yakni: cara tradisional dan cara modern.

Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan. Cara kuno atau

tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: cara coba

salah (trial and error), secara kebetulan, cara kekuasaan atau otoritas, berdasarkan

pengalaman pribadi, cara akal sehat (common sense), kebenaran melalui wahyu,

kebenaran secara intuitif, melalui jalan pikiran.

Secara kebetulan. Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

ditemukannya kina sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan

sebagai obat malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang

(4)

Cara kekuasaan atau otoritas. Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan

pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

Cara Akal sehat (Common sense). Akal sehat atau common sense

kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran pengetahuan. Sebeluin ilmu

pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti

nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman.

Sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman

adalah merupakan metode bagi pendidikan anak (meskipun bukan yang paling

baik).

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan. Cara baru atau modern

dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan

ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut

metodologi penelitian.

1.2.3. Sikap (attitude)

Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun

negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif,

yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak

(5)

Menurut Thurstone yang dikutip Ahmadi (2007) menyatakan sikap

sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang

berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi simbol,

kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki

sikap positif terhadap suatu obyek psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap

yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif

terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikap unfavorable terhadap obyek

psikologi.

Menurut Walgito (2008), sikap individu mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut: Sikap itu tidak dibawa sejak lahir. ini berarti bahwa manusia pada waktu

dilahirkan belum membawa sikap tertentu terhadap suatu objek.

Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada

sekumpulan objek-objek. Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang,

maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan menunjukkan sikap negatif

pada kelompok dimana orang tersebut bergabung.

Menurut Abmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu: Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan,

menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku

dimana individu itu berada. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau

memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang

(6)

Menurut Notoatmodjo, (2007) sikap terdiri dan berbagai tingkatan yaitu:

menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung

jawab (responsible).

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran

(measurement) sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara

historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah : (Ahmadi, 2007, dan Walgito,

2008).

1.4.4. Tindakan (practice)

Menurut Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas.

1.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), semua ahli kesehatan masyarakat dalam

membicarakan status kesehatan mengacu kepada Bloom. Dan hasil penelitiannya

di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Bloom

menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap

status kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil

nomor dua, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling

kecil terhadap suatu status kesehatan. Green menjelaskan bahwa perilaku itu

(7)

(predisposing factor) faktor pemungkin (enabling factors), faktor penguat

(reinforcing factors).

Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor ini mencakup:

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan

masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang

dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

Faktor pemungkin (enabling factors). Faktor ini mencakup lingkungan

fisik, ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan masyarakat.

Faktor penguat (reinforcing factors) . Faktor ini meliputi faktor sikap dan

perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para

petugas terinasuk petugas kesehatan. Termasuk juga di sini Undang-Undang,

peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait

dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan

hanya perlu pengetahuan dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan

di perlukan contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas

lebih-lebih petugas kesehatan.

2. Kehamilan.

2.1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandungan didalam tubuh

wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan

diakhiri dengan proses persalinan. (Anik Maryunani, 2010)

Kehamilan adalah pertemuan sel telur (ovum) dan sel sperma yang diikuti

(8)

2.2 Proses Kehamilan.

Kehamilan akan terjadi apabila konsepsi antara sel telur dengan seperma.

Pelepasan sel telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bukannya, sekitar hari ke

14 siklus menstruasi normal 28 hari disebut dengan masa ovulasi. Siklus

menstruasi bervariasi pada setiap wanita. Peristiwa perinsip terjadinya kehamilan:

a. Pembuahan atau fertilasi : bertemunya sel telur atau ovum wanita dengan sel

benih/ sepermatozoa pria

b. Pembelahan sel (zigot) hasil pembuwahan tersebut

c. Nidasi pada implamasi zigot tersebut pada dinding seluran reproduksi (pada

keadaan normal : implamasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri)

d. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal

individu baru.

2.3. Tanda – tanda kehamilan.

a. Haid berhenti

Tanda kemailan yang pertama menstruasi berhenti disebabkan terjadinya

pembuahan di dalam rahim. Pembuahan adalah prosess masuknya sel

seperma kedalam sel telur. Sel telur yang telah dibuahin akan diselubingi

oleh sejenis selaput. Hasisl pembuahan akan menetap disaluran telor selama

2-3 hari kemudian berjalan menuju rahim

b. Rasa mual dan muntah

Rasa mual ini muncul karena adanya peningkatan hormonal

(9)

Gejala hamil yang paling umum dalam 8-10 minggu pertama adalah rasa

lelah, tubuh mengalami perubahan metabolisme yang signifikan. Seluruh

tubuh akan penyesuaian terhadap prooses baru pertumbuhan janin, baik

secara fisik dan emosional. Peningkatan hormonal dapat mempengaruhi

pola tidur

d. Lebih sering buang air kecil

Hal ini karena adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih

dan perubahan hormonal.

e. Pancaindra da emosi lebih peka

Sebagai pertanda kehamilann seringkali wanita merasa dirinya sangat

sensitif terhadap aroma atau makanan terteentuu. Keinginan yang aneh-aneh

mulai bermunculan, banyak juga wanita lebih peka secara emosi

f. Gangguan sembelit

Buang air besar menjadi agak sulit dan tidak lancar? Ini lazim terjadi diawal

kehamilan. Hormon progesteron yang diproduksi pada masa kehamilan

menyebabkan usus halus lebih lentur dan kurang efesien dan tanda-tanda

kehamilan pada setiap wanita berbeda-beda. ( M.T Indriani, 2012)

2.4. Diagnosis kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan (trisemester)

a. Kehamilan trisemester I antara 0 – 12 minggu : masa kritis pertumbuhan

Pada saat ini terjadi konsepsi atau peleburan sel sperma dan sel telur

menjadi zigot dan dinding rahim menempel dan mempersiapkan tahapan

(10)

sepanjang saluran telur menuju rahim dan akhirnya menempel pada dinding

rahim, dan selanjutnnya zigot akan berkembang menjadi embrio yang

berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makluk sersel

satu, dan juga sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri dan

menjadi janin

b. Kehamilan trisemester II antara 12 – 28 minggu : perkembangan pesat janin.

Pada trisemester ini janin mulai melakukan mempentukan organ tubuh,

udah semangkin membesar dan aktif bergerak sehingga dapat dirasakan ibu

dan panjang janin sekitar 10 cm dan berat 20 gram dan bertambah besar

dengan bertambahnya masa kehamilan. Dan mulai menghisap jempol,

kemampuan melakukan gerakan menghisap dan menelan ini bermampaat

bagi keterampilannya dan terlihat perut ibu membesar walaupun untuk

beberapa ibu kehamilan ini masih dapat disembunyikan

c. Kehamilan trisemester III antara 28 – 40 minggu : Persiapan melahirkan.

Pada trisemester ini perut ibu sudah semangkin membesar dan kelima panca

indra janin udah mulai berfungsi dan membentuk lemak coklat yang

berfungsi sebagai pelindung sementara saat bayi menjalani hari-hari pertama

setelah dilahirkan, pertumbuhan janin terus berkembang dengan pesat

dimana janin pada bulan kedelapan sudah mencapai 1,5 kg dengan panjang

45-50 cm dan pada bulan kesembilan janin akan bertambah bobotnya

(11)

2.5. Perawatan Kehamilan

A. Makanan yang baik untuk janin

Perawatan kehamilan penting dilakukan dengan cara dengan cara

memakan makanan nutrisi, penting bagi pertunbuhan janin yang dikandung.

Semangkin baik kualitas makanan ibu, makan semangkin baik pula nutrisi

yang diterima sijanin. Dan tentu semangkin baik pula peningkatan

kecerdasan janin.(Al Arif, 2004)

1) Protein.

Seorang ibu hamil membutuhkan banyak protein, kalsium, zat besi,

dan zat belerang. Daging, ikan, telur, keju, buncis, dan tahu

merupakan sumber protein yang terbaik

2) Kalsium.

Produk susu rendah lemak (low-fat) mengandung kadar kalsium

yang tinggi. Alternative lain bila ibu tidak menyukai susu adalah

suplemen kalsium yang mengandung vitamin D

3) Zat Besi.

Ibu hamil dianjurkan agar mengkomsumsi makanan yang cukup

mengandung zat besi untuk mencegah anemia (kurang darah) dengan

lebih banyak makan telur, hati, roti, sereal, buah-buahan dan sayuran

berdaun hijau. Danging segar, kacang-kacangan dan buncis

(12)

4) Asam Folat.

Kebutuhan akan asam folat akan meningkat selama kehamilan.

Menurut RDA (Recommended Daily Allowance/kecukupam gizi

yang dianjurkan), kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah

400 mikrogram. Vitamin ini dibutuhkan untuk sintesis DNA. Jika

selama hamil ibu kekurangan asam folat maka akan mengakibatkan

terjadinya kelainan saraf pada bayi.

Sumber asam folat yang baik antara lain : buncis, hati, semangka, jus

jerus, brokoli, dan sayuran berwarna hijau. Memasak suyuran terlalu

lama akan merusak kadar asam folat sampai 50%

5) Vitamin D.

Kebutuhan metabolism kalsium akan meningkat selama kehamilan.

Sehingga ibu hamil perlu mendapatkan asupan vitamin D yang

cukup. Vitamin D dapat membantu menyerapan kalsium untuk

pembentukan tulang bayi. Sebagian besar kalsium dapat diperoleh

dari makanan. Itu sebabnya mengapa ibu hamil harus mendapatkan

sinar matahari yang cukup dan teratur. Dengan berjemur dibawah

matahari pagi selama 20 menit setiap harinya.

Tabel 2.1.Suplemen vitamin dan mineral yang dianjurkan selama kehamilan

NAMA SUMBER FUNGSI

Vitamin D (Kalsiferon) Dihasilkan oleh tubuh ketika terpapar sinar

matahari. Juga ditemukan pada hati,

minyak ikan, dan

Membantu penyerapan kalsium dan fosfor oleh tubuh: diperlukan bagi

(13)

beberapa jenis ikan

Kalsium Produk susu : ikan

terutama sarden dan

kacang polong : coklat, roti dan sereal

Membantu

pembentukan sel-sel darah merah dan mengangkut oksigen dalam darah dan otot

Asam Folat Daging tampa lemak ;

sayuran tampa lemak, buah segar, ekstraksi ragi ; kacang merah

Membatu pembentukan sel darah merah dan bahan-bahan pembawa

B. Mendengankan suara-suara kepada janin

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa janin dalam fase

pertembuhan bukan sekedar mahluk hidup yang tidak memiliki perasaan.

Ternyata janin adalah pelajar yang aktif. Ada peningkatan denyut jantung

dan perubahan gerak janin bila suara diperdengarkan kepada janin. Dan

suara-suara itu berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan perilaku

spesifiknya. (Al arif, 2004)

(14)

Pemberian imunisan kepada ibu hamil untuk mencegah ibu dan bayi

terkana tetanus dengan cara pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid).

Pemberian imunisasi diberikan dua kali selama masa kehamilan.

(Direktorat Jendral PPM & PL, 2005)

D. Senam masa kehamilan.

Olah raga sangat penting bagi ibu hamil, untuk tetap mendapatkan

tubuh yang sehat dan bugar ( dengan senam hamil ). Namun olah raga

yang dilakukan, juga harus yang sesuai dengan perubahan fisik. Senam

yang pas dilakukan saat kehamilan adalah senam hamil.

Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester

ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga

kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan

fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Berikut beberapa

tujuan senam hamil:

1) Menguasai teknik pernapaan

Latihan pernapasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan oksigen,

sedangkan teknik pernapasan dilatih agar ibu siap menghadapi

persalinan.

2) Memperkuat elastisitas otot.

(15)

sehingga dapat mencegah atau mengatasi keluhan nyeri di bokong, di perut

bagian bawah dan keluhan wasir.

3. Mengurangi keluhan.

Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang

timbul akibat perubahan bentuk tubuh.

4. Melatih relaksasi.

Proses relaksasi akan sempurna dengan melakukan latihan kontraksi dan

relaksasi yang diperlukan untuk mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat

proses persalinan.

5. Menghindari kesulitan.

Senam ini membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa

kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.

E. Perawatan Payudara.

Payudara adalah salah satu bagian tubuh yang mengalami banyak

perubahan dan membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan agar

ibu dapat memproduksi ASI secara maksimal dan tetap dapat menjaga

keindahan bentuk payudaranya setelah melahirkan dan mnyusui.

Selama kehamilan tubuh mempersiapkan payudara untuk memproduksi

(16)

Bentuknya jadi makin besar, kencang dan berat. Berat payudara mendekati

masa melahirkan dapat mencapai 1,5 kali dari berat semula.

Sekalipun perawatan terhadap payudara selama kehamilan sangat penting

namun disarankan pemijatan baru dilakukan saat kehamilan berusia 5 – 6

bulan karena rangsangan pada puting diawal kehamilan dapat

menyebabkan kontraksi. (halimah Aini. 2009)

2.3. Persalinan

2.3.1. Definisi persalinan

Sebagian besar persalinan adalah suatu proses yang normal dan merupakan

suatu kejadian yang sehat. Tugas dari petugas kesehatan adalah mengawasan

mengamati dengan ketat dan mendampingi wanita yang dalam masa intrapartum

(inpartum/ wanita yang sedang dalam proses persalinan) dan bayi sepanjang

kelahiran sebaiknya-baiknya serta menilai apakah ada hal-hal menyimpang dari

proses persalinan normal. Dalam hal ini, pemahaman petugas kesehatan tentang

fisiologi proses persalian. (Anik Maryunani, 2010)

Persalinan normal (autosia) adalah proses persalinan janin pada kehamilan

cukup bulan (aterm, 40 minggu) pada letak memanjang dan presentasi belakang

kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran

tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam, tampa tindakan/ pertolongan dan tampa

komplikasi (Sumapraja, 1993 dikutip oleh Anik Maryunani, 2010)

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah

(17)

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur,

progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja

dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi.

2.3.2. Bentuk-Bentuk Persalinan

1. Persalinan spontan

Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak

melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2. Persalinan Bantuan

Proses persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan

forsep atau dilakukan operasi seksio caesaria.

3. Persalinan Anjuran

Pada umumnya persalinan terjadi bila sudah besar untuk hidup di luar, tetapi

sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan,

kadang-kadang persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung

setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

2.3.3. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda persalinan dikategorikan sebagai tanda kemungkinan, tanda awal

dan tanda positif. Kategori ini membantu memutuskan kapan ibu benar-benar

mengalami persalinan. Perhatikan bahwa tidak semua tanda ini mungkin di alami

dan bahwa tanda-tanda tersebut tidak harus terjadi berurutan.

(18)

Tanda kemungkinan persalinan adalah bisa atau tidak menjadi awal dari

persalinan, waktu akan menentukan.

1) Sakit pinggang

Nyeri yang terasa ringan, mengganggu dapat hilang timbul dapat disebabkan oleh

kontraksi dini.

2) Kram pada perut bagian bawah

Seperti kram menstruasi, dapat disertai rasa nyaman di paha. Dapat terus menerus

atau terputus.

3) Tinja yang lunak

Buang air beberapa kali dalam beberapa jam, dapat disertai dengan kram perut

atau gangguan pencernaan

4) Desakan untuk bebenah

Lonjakan energi yang mendadak menyebabkan anda banyak melakukan aktivitas

ekstra ini sebagai tanda bahwa mempunyai kekuatan dan stamina untuk menjalani

persalinan, cobalah menghindari aktifitas yang melelahkan.

b) Tanda Awal Persalinan

1) Kontraksi yang tidak berkembang

Kontraksi cenderung mempunyai panjang kekuatan dan frekuensi yang sama.

Kontraksi pra persalinan ini dapat berlangsung singkat atau terus menerus selama

beberapa jam sebelum berhenti atau terus menerus selama beberapa jam sebelum

berhenti atau mulai berkembang.

Menyebabkan pelunakan dan penipisan dari leher rahim, meskipun sebagian besar

(19)

2) Keluar darah

Aliran lendir yang bernoda darah dari vagina. Dikaitkan dengan penipisan dan

pembukaan awal dari leher rahim, dapat berlangsung beberapa hari sebelum tanda

lain atau baru muncul setelah kontraksi persalinan yang berkembang dimulai,

berlanjut sepanjang persalinan.

3) Rembesan cairan ketuban dari vagina

Disebabkan oleh robekan kecil pada membran (ROM). Kadang-kadang bila

membran timbul selama berjam-jam atau berhari-hari.

2.3.4. Tanda Positif Persalinan

a. Kontraksi yang berkembang

Menjadi lebih lama, lebih kuat, dan atau lebih dekat jaraknya bersama dengan

jalannya waktu, biasa disebut “sakit” atau “sangat kuat” dan terasa didaerah perut

pinggang atau keduanya.

Leher rahim yang melebar ini, tidak berkurang oleh aktifitas yang

dilakukan oleh calon ibu dan tidak mereda karena perubahan aktifitas, gunakan

catatan persalinan awal untuk menentukan pola kontraksi.

b. Aliran cairan ketuban yang deras dari vagina

Disebabkan oleh robekan membran yang besar (ROM). Sering disertai atau segera

diikuti dengan kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasa oleh calon ini,

(20)

2.3.5. Fakor- Faktor Yang Penting Dalam Persalinan

a. Power (tenaga/kekuatan)

b. HIS (kontraksi otot rahim), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diagfragma

pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan ligamentum rotundum.

c. Pasanger (Janin)

d. Janin dan placenta

e. Passage (Jalan lahir)

f. Jalan lahir yang lunak (otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-ligament)

dan jalan lahir tulang. (Manuaba, 2008).

2.3.6. Proses Persalinan (Barbara, 2005)

a. Kala I persalinan (kala pembukaan)

Partus dimulai dengan kontraksi yang teratur, yang menyebabkan dilatasi dan

penipisan servic yang progresif, kala satu yang berakhir bila servik menipis dan

dilatasi lengkap kala satu terdiri dari fase laten, aktif dan transisi.

Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi dalam tiga fase:

1) Fase laten

Fase ini mulai dengan kontraksi yang teratur dan penipisan serta dilatasi serviks 3

cm sampai 4 cm. Fase ini berlangsung rata-rata 6,4 jam untuk nulipara dan 4,8

jam untuk multipara. Kontraksi meningkat menjadi lebih kuat dan lebih sering.

2) Fase aktif

Dilatasi berlanjut dari 3-4 cm menjadi 7 cm. Kontraksi menjadi lebih kuat, lebih

sering, lebih lama, dan lebih sakit.

(21)

Puncak dari kala satu adalah fase transisi saat serviks berdilatasi dari 8 sampai 10

cm intensitas, frekuensi dan lamanya kontraksi memuncak, dan ada keinginan

untuk mengejan yang tidak dapat tertahan.

b. Kala II persalinan (kala pengeluaran)

Kala dua dimulai dari dilatasi lengkap serviks dan berakhir dengan kelahiran bayi.

Durasi dapat berbeda antara primipara dengan multipara, tetapi kala ini

seharusnya selesai 1 jam setelah dilatasi lengkap.

Kontraksi kuat dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 90

detik.

Bayi baru lahir keluar dari jalan lahir dengan bantuan gerakan-gerakan atau

mekanisme utama persalinan berikut ini:

1) Turun

2) Fleksi

3) Rotasi internal

4) Pengeluaran

5) “crowning” terjadi pada saat kepala bayi tampak pada lubang vagina.

6 Episiotomi (insisi bedah pada perineum) bisa dilakukan untuk

mempermudah kelahiran dan menghindari laserisasi pada perineum.

c. Kala III (kala placenta)

Kala ini di mulai dengan kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran placenta,

(22)

Tanda pelepasan plasenta meliputi uterus menjadi globuler, fundus naik ke

abdomen, tali pusat memanjang dan peningkatan perdarahan (mengalir pelan atau

mengalir deras).

Pada umumnya, obat-obatan oksitosin diberikan untuk membantu kontraksi

uterus.

d. Kala IV (pemulihan dan hubungan interaksi)

Kala ini berlangsung dari 1 sampai 4 jam kelahiran. Ibu dan bayi pulih dari proses

fisik kelahiran. Organ-organ ibu mengalami penyesuaian awal kembali keadaan

sebelum hamil.

Sistem tubuh bayi baru lahir mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan ekstra

uterin dan menjadi stabil.

Uterus berkontraksi di garis tengah abdomen dengan pertengahan fundus di antara

umbilicus dan simfisis pubis. (Yanita Trisetiyaningsih, 2011)

2.3.6. Perawatan setelah melahirkan

Perawatan setelah melahirkan tentu akan menjadi prioritas utama setelah

buah hati Anda. Sejumlah perawatan pun sudah terbayang oleh Anda. Terutama

pada bagian vagina, wanita akan merasa lebih berbeda dari sebelum masa

persalinan. Rasa nyeri yang Anda rasakan pada vagina setelah menjalani

persalinan tidak akan mengalami pemulihan yang cepat, dan ini membutuhkan

proses yang cukup lama.

Baik di masa kehamilan maupun setelah melahirkan akan terjadi

perubahan tubuh secara drastis. Selama itu pula terdapat banyak hal yang Anda

(23)

dan dan masih banyak perubahan lainnya. Berikut ini beberapa hal yang akan

terjadi pada bagian vagina setelah melahirkan.(Melindahospital, 2011)

a. Perawatan Luka Jahitan Setalah Persalinaan

Ibu yang bersalin secara normal, beberapa ada yang tidak mengalami robekan

karena jalan lahirnya cukup elastis ketika dilalui bayi saat proses persalinan.

Namun ada ibu yang memerlukan bantuan dokter maupun bidan untuk

memperlebar jalan lahir dengan dilakukan pengguntingan jaringan di daerah

perineum yakni jaringan otot kerampang antara dubur dan vagina. Pengguntingan

jaringan otot perineum ini disebut tindakan episiotomi.

Setelah selesai persalinan dokter atau bidan akan menjahit dan menyatukan

kembali luka tersebut sedemikian rupa agar nantinya sembuh dengan sempurna.

untuk mempercepat pemulihan luka tersebut diperlukan perawatan yang benar.

b. Pemberian imunisasi dan vitamin K

Pemberian imunisais perludilakukan pada saat bayi baru berumur dibawah 7 hari,

imunisasi yangdiberikan adalah DPT-HB combo yang berguna untuk menjegah

penyaki Hepatitis yang diserang pada sususan ssraf pusat yang disebabkan satu

dari 3 virus yang berhubungan. Pemberian vitamain K juga harus dilakukan

gunanya untuk mencegah terjadinya pendarahan pada bayi. (direktoral Jendral

PPM & PL, 2005)

c. Makan cukup dan Bergizi seimbang

Pasca melahirkan, bagi seorang wanita tentu sangat senang dengan berubahnya

status menjadi seorang ibu. Memakan makanan berserat tinggi dan minum banyak

(24)

ini akan terasa berat bagi wanita yang melahirkan secara caesar karena biasanya

harus melakukan diet cairan selama 24 jam. Anda mungkin membutuhkan

bantuan dari pelunak feses untuk membuat buang air besar pertama sedikit

mudah. tentunya pasca melahirkan ini mengkonsumsi makanan yang sehat untuk

meningkatkan kembali energi Anda. Periode pasca melahirkan adalah saat dimana

wanita biasanya menemukan diri mereka menenggak kopi atau makanan manis

dalam jumlah yang tak terhingga untuk mendapatkan perbaikan yang cepat pada

tubuh mereka. Hal ini tidak sehat karena begitu pengaruh tersebut hilang, akan

merasa lebih lelah daripada sebelumnya. Pastikan semua makanan adalah

makanan seimbang dan sediakan cemilan sehat seperti batang seledri, wortel bayi

dan banyak buah-buahan untuk membantu Anda sepanjang hari.

d. Perawatan Payudara setalah Melahirkan.

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon

kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk

mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan

menyusui. Namun, kadangkala setelah proses melahirkan, payudara akan terasa

bengkak dan kencang (tumawon), bahkan kadang-kadang disertai dengan sedikit

rasa nyeri. Perawatan payudara setelah bersalin merupakan hal yang juga harus

dapat diperhatikan dalam mengatasi hal tersebut guna proses menyusukan

selanjutnya.

Gambar

Tabel 2.1.Suplemen vitamin dan mineral yang dianjurkan selama kehamilan

Referensi

Dokumen terkait

 Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

ke dalam jalan lahir atau proses pengeluaran janin yang terjadi pada.. kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup.. bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi.. pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu) lahir spontan melalui jalan lahir dengan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi