• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK FISIK DAN DAMPAK EKONOMI TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK FISIK DAN DAMPAK EKONOMI TERHADAP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK FISIK DAN DAMPAK EKONOMI

TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA

PULAU SERANGAN

OLEH :

I GUSTI AYU PRADNYA PARAMITHA

12.02.01.1239

I KETUT ALIT SURYANTARA

12.02.01.1242

I PUTU SIDIK KARYA

12.02.01.1255

I DEWA GEDE KOMPYANG SAPUTRA

12.02.01.1210

MADE WIJA PRADIPTA

12.02.01.1268

I MADE DEBY MARANTIKA

12.02.01.1280

GST NGURAH PT INDRA DWIPA W

12.02.01.1196

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di Indonesia mengalami dinamika perjalanan yang menarik bagi pembangunan bangsa. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi. Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir atau sejak bergulirnya arus demokrasi yang menyuarakan reformasi, faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah faktor keamanan. Walaupun demikian, tentunya faktor lain seperti ekonomi global, politik baik dalam negeri maupun internasional, serta terjadinya fluktuasi nilai tukar mata uang juga ikut mempengaruhi kondisi pariwisata Indonesia.

Pada awal perkembangannya, pariwisata belum mendapat perhatian yang terlalu besar, perkembangan kepariwisataan merupakan suatu kebijakan alternatif bagi bebapa negara berkembang untuk membantu perkembangan ekonomi. Cristie Mill ( 1985) memberikan beberapa argumen tentang pentingnya peranan dan pengembangan pariwisata diantaranya, pertama;permintaan atas perjalanan dunia internasional terus berkembang di negara-negara maju. Kedua; dengan meningkatnya pendapatan masyarakat di negara-negara maju berarti akan mendorong peningkatan permintaan untuk melakukan perjalanan rata- rata meningkat. Ketiga; Negara-negara berkembang membutuhkan hasil dari pertukaran mata uang untuk membantu perkembangan ekonomi mereka, untuk memuaskan harapan-harapan yang muncul dari meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk.

Dalam kaitannya dengan dampak dari pariwisata terutama dari persepktif perencanaan di Bali, penulis sangat tertarik untuk mengupas permasalahan dampak fisik, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat di Bali khususnya masyarakat yang berada di Desa Serangan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan permasalahan yang terkait, sebagai berikut :

1. Dampak fisik, ekonomi dan sosial budaya yang bagaimana yang ditimbulkan oleh adanya pengembangan pariwisata di desa Serangan?

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dampak Pariwisata terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Serangan

Bali yang seakan menjadi barometer pariwisata Indonesia tidak pernah luput dari dinamika sebagai bagian yang harus dihadapi sebagai kenyataan. Pada awal tahun tujuh puluhan, dimana awal mula digencarkannya kegiatan kepariwisataan di Bali memang belum merasakan apa yang akan terjadi, tetapi sudah bisa membayangkan bahwa pada tahun tujuh puluhan kepedulian masyarakat yang dengan sangat terbatasnya sumber daya saat itu, mulai menoleh kedepan apa yang harus diantisipasi, sehingga munculah apa yang dikenal sebagai

Sceto Plan yang awalnya ingin menempatkan atau memposisikan pariwisata Bali dengan antisipasi yang baik terhadap beberapa dampak yang memungkinkan terjadi di masa mendatang.

2.2. Dampak Fisik Perkembangan Pariwisata Terhadap Desa Serangan

Desa Serangan sebagai salah satu obyek pariwisata di Bali tak luput dari perhatian banyak pihak terutama yang berniat untuk mengembangkan pariwisata dengan melihat potensi yang dimiliki desa serangan. Jika dilihat secara fisik, sebelum adanya proyek pengembangan pulau Serangan, luas keseluruhan pulau serangan adalah seluas 112 hektar. Sejak adanya proyek pengembangan pulau Serangan oleh PT. Bali Turtle Island Development ( BTID) maka ada perubahan yang sangat jelas yang terjadi pada bentuk pulau Serangan tersebut Hal ini disebabkan adanya penambahan luas daratan melalui reklamasi sebanyak 379 hektar sehingga luas seluruhnya setelah direklamasi enjadi 491 hektar ( Lemlit Unud, 1995). . Proyek yang dibangun dengan mega proyek dan investasi yang menelan biaya ratusan milyard tersebut telah merubah wajah pulau kecil tersebut dengan cara mereklamasi pantai di sebelah timur, selatan, barat daya, dan sebagian di utara pulau Serangan.

Sebelum adanya proyek tersebut, Pulau Serangan dengan jelas masih terpisah dari pulau Bali. Sedangkan sejak adanya pengembangan, maka pulau Serangan telah betul-betul terhubung menjadi satu dengan pulau Bali. Maka Secara fisik tidak hanya pulau Serangan yang mengalami perubahan, akan tetapi juga pulau Bali itu sendiri. Dari sisi dampak positif, maka hal ini nampak sangat positif, karena masyarakat desa setempat menjadi lebih mudah dalam melakukan kegiatan kepariwisataan atau kegiatan ekonomi lainnya melalui transportasi darat dimana waktu tempuh menuju daratan pulau Bali akan lebih cepat dan lebih mudah.

(4)

tempat pembangunan Kantor Kepala Desa di Banjar Tengah, dengan pembangunan tersebut menyebabkan lahan pembangunan kantor Kepala Desa tersebut menjadi sangat layak dan lebih baik dari sebelumnya. Dilihat dari kepentingan pariwisata, sejak diadakannya reklamasi secara fisik di pulau Serangan telah memberikan peluang yang lebih luas dan nyaman untuk kegiatan pariwisata seperti untuk memancing, menyaksikan pelestarian penyu serta kegiatan wisata lainnya. Wayan Artana, salah seorang warga desa Serangan mengatakan bahwa dengan adanya pembangunan jalan yang menghubungkan Baypass Ngurah Rai dan pulau Serangan, kunjungan wisatawan nampak lebih banyak karena transport yang menuju desa Serangan lebih mudah dibandingkan dengan sebelum adanya pengembangan pembangunan prasarana pariwisata tersebut. Demikian juga dampaknya terhadap prasarana keagamaaan, dimana pengembangan pembangunan pulau Serangan memberi kontribusi positif terhadap prasana peribadatan berupa perluasan lahan parker untuk persembahyangan, perluasan lahan untuk antre bagai pada pemedek yang akan melaksanakan persembahyangan pada saat piodalan.

Dengan semakin luasnya wilayah pulau Serangan maka secra positif bagi penduduk setempat merasa lebih nyaman untuk tinggal dan tidak merasa was-was dari kemungkinan terjadi bencana yang berasal dari laut. Daratan yang membentang luas seperti gurun yang masih kosong tanpa ada bangunan fisik mengisyaratkan bahwa perluasan pulau serangan akan memberikan peluang bagi pembangunan dimasa men datang, termasuk pembangunan dan pengembangan pariwisata.

Selain dampak positif, dampak negatif yang ditimbulkan secara fisik dari pengembangan pulau Serangan juga bisa terlihat jelas yaitu terjadinya perubahan alur ombak laut pada pesisir pantai dikawasan selatan. Kalau mulanya atau sebelum pengembangan, ombak laut bisa meliuk melalui sela antara pulau Serangan dengan pulau Bali, maka sekarang tidak lagi, sehingga ombak laut berubah alur. Dengan perubahan ini, berakibat pada sisi-sisi daerah pesisir pantai lainnya terutama yang berjarak antara 1 sampai 10 mil laut dari pulau serangan. Secara jelas dapat dilihat adalah terjadinya kerusakan pada daerah pantai sekitar Sanur, bahkan sampai ke Padang Galak. Disamping itu juga terjadi dampak terhadap biota laut di sekitar pulau Serangan sebagai akibat menurunnya pasokan aliran air laut yang biasanya menggenangi secara normal terhadap biota laut tersebut.

2.3. Dampak Perkembangan Pariwisata terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Serangan.

(5)

Pemasukan keuangan terutama berasal dari dana karcis masuk yang dikenakan kepada setiap orang yang memasuki pulau Serangan. Pemasukan dari karcis masuk tersebut cukup besar, dimana dananya digunakan untuk menunjang pembangunan desa dan keperluan pemeliharaan sarana-dan prasarana peribadatan yang ada di desa Serangan.

Dari peningkatan ekonomi masyarakat desa Serangan berakibat pada meningkatnya kesadaran dan kemampuan masyarakat Bali untuk melakukan kegiatan keagamaan. Secara komunal bisa dilihat dengan semakin semaraknya masyarakat untuk melakukan kegiatan keagamaan yang bahkan bisa melakukan kegiatan tersebut hingga pada tingkat utama. Disamping itu juga bisa dilihat dari semakin trampilnya masyarakat desa Serangan dalam bidang penguasaan bahasa internasional, komunikasi internasional, melakukan bisnis pada tingkat internasional, serta melakukan pertukaran budaya di tingkat internasional

Beberapa contoh diatas telah cukup memberi gambaran yang positif terhadap dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata di desa Serangan.. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata dapat memberikan nilai ekonomi yang sangat besar kepada masyarakat desa Serangan. Dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Bali, maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat desa Serangan, dan pasti semakin besar pula keuntunagn ekonomi yang di raih oleh masyarakat desa tersebut.

2.4. Dampak Sosial Budaya Pengembangan Pariwisata terhadap Masyarakat Desa Serangan

Selain dampak fisik, ekonomi yang telah dipaparkan diatas, maka tidak dapat dihindarkan pula adanya dampak sosial budaya yang timbul sebagai akibat pengembangan obyek wisata pulau Serangan . Jika dilihat desa Serangan sebelum dikembangan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka nampak seperti terisolir oleh batasan laut. Hal ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat. Setelah adanya pengembangan maka banyak dampak yang secara sosial budaya baik positif maupun negatif yang muncul.

Secara negatif, dengan kondisi seperti sekarang maka beberapa dari masyarakat desa Serangan merasa terangkat secara ekonomi, maka trend kehidupan glamour juga mengikuti. Sebagai contoh, banyak bisa dilihat anggota masyarakat yang menggunakan aksesoris yang secara sisial budaya tidak mencerminkan keaslian dari masyarakat setempat. Adanya peningkatan arogansi komunal yang dicerminkan dengan pemungutan biaya masuk melalui pintu masuk desa Serangan terhadap masyaratkan yang berasal dari luar desa Serangan. Pengenaan biaya masuk ini di satu pihak berdampak positif sebagaimana diuraikan di atas, tetapi dipihak lain seakan-akan merasa terlalu komersial, padahal wilayah desa Serangan juga merupakan wilayah Bali secara utuh. Hal ini nampak kurang memperhatikan pertimbangan sosial, karena untuk masuk ke pulau Serangan setiap orang dianggap sebagai wisatawan, tidak dibedakan seseorang sebagai wisatawan dan sebagai masyarakat Bali. Semestinya karcis masuk tersebut dilakukan pemilahan biaya karcis dimana masyarakat Bali tidak semestinya dikenakan karcis sebagaimana yang berlakum saat ini. Dari sisi ini terlihat nuansa pengembangan pulau Serangan memiliki kesan negatif bagi masyarakat Bali sendiri.

(6)
(7)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan .

Pertama, Perkembangan dan pembangunan pariwisata merupakan industri yang dalam kegiatannya menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Dampak yang ditimbulkan berupa dampak fisik atau lebih dikenal dengan dampak lingkungan, dampak ekonomi, dan dampak sosial budaya.

Kedua, Dalam kaitannya dengan dampak tersebut, desa Serangan sebagai salah satu obyek wisata yang sempat dikembangkan merasakan adanya dampak-dampak yang secara nyata mempengaruhi kehidupan masyarakat desa setempat. Secara fisik, adanya perubahan bentuk pulau serangan, adanya dampak terhadap biota di sekitar dan pesisir laut di Serangan, terjadinya perubahan ekonomi sejak adanya proyek pengembangan pulau Serangan, dan terjadinya beberapa perubahan sosial budaya yang dipengaruhi adanya pengembangan desa atau pulau Serangan.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Adhika, 2004. Materi Kuliah Perencaan Pariwisata. Kajian Pariwisata Unud Gartner, Rcichard.1996. Tourism Development. International Thomson Publishing

Pendit,S. Nyoman. 2003. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. PT Percetakan Penebar Swadaya,Jakarta

Pendit,S Nyoman .1999. Wisata Konvensi, Potensi Gede Bisnis Besar. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

(9)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Rumusan Masalah... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dampak Pariwisata terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Serangan... 3 2.2 Dampak Fisik Perkembangan Pariwisata terhadap Desa Serangan... 3 2.3Dampak Perkembangan Pariwisata terhadap Ekonomi Masyarakat Desa Serangan... 4 2.4 Dampak Sosial Budaya Pengembangan Pariwisata terhadap Masyarakat Desa Serangan. 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan... 7

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria inklusi adalah pasien RSUPN-CM yang berdasarkan rekam medis dirawat selama tahun 2012 di salah satu dari keempat ruang rawat penyakit dalam tersebut dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambarangizi buruk pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jongaya Makassar Tahun 2012 ditinjau dari asupan makanan, tingkat pendidikan

5) Secara parsial dalam jangka pendek variabel cadangan devisa (CADEV) berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri, variabel inflasi (INF) dan

Merupakan asas dalam perjanjian yang berhubungan dengan mengikatnya suatu perjanjian. Perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak mengikat mereka yang

[r]

Hal tersebut membuat peneliti melakukan penelitian dengan tujuan mendapatkan gambaran dan dampak dari psychological capital pada wirausaha yang memiliki pekerjaan tetap. Peneliti

Peubah amatan yang diamati adalah tinggi bibit kakao, diameter batang bibit kakao, jumlah daun bibit kakao, total luas daun bibit kakao, bobot basah tajuk bibit kakao,