• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pr"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN PENELITIAN

JUDUL

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Produk Elektronika: Studi pada Mahasiswa dan Siswa SLTA di Kota Palu

Oleh:

Ketua : Ponirin, SE., M.Bus, Ph.D Anggota: Dr. Elymawaty Rombe, SE., M.Si

Dr. Hilda Monoarfa, SE., M.Si

Dibiayai Dana DIPA Yang Dialokasikan Pada Fakultas EkonomiUniversitas Tadulako Nomor : 1957/UN28.1.12/KP/2013

Tanggal 04 Juli 2013

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian: Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Produk Elektronika: Studi pada Mahasiswa dan Siswa SLTA di Kota Palu

1. Peneliti Utama:

a. Nama Lengkap : Ponirin, SE, M.Bus, Ph.D b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP : 196806031999031013

d. NIDN : 0003066804

e. Pangkat / Golongan : III/c

f. Jabatan : Lektor

g. Fakultas/ Jurusan : Ekonomi/Manajemen

h. Alamat Rumah Dan No. Telp : BTN Lasoani Blok U No. 16 Palu i. Alamat Email :ppaidjan @gmail.com

2. Anggota Peneliti I

Nama Lengkap : Dr. Elimawaty Rombe, SE., M.Si

NIDN : 0017016403

3. Anggota Peneliti II

Nama Lengkap : Dr. Hilda Monoarfa, SE., M,Si

NIDN : 26107105

Mengetahui: Palu, Desember 2013

Ketua Lab. Studio Manajemen, Ketua Tim,

Dr. Idris Azis, SE., M.Hum P onirin , SE., M .Bus, Ph.D NIP.196203151988121001 NIP. 196806031999031013

Menyetujui:

Dekan Fak. Ekonomi UNTAD

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji kami persembahkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya, penelitain yang berjudul “Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Produk Elektronika: Studi pada Mahasiswa dan Siswa SLTA di Kota Palu” dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bebrabagai pihak yang telah membantu proses penelitian ini mulai dari perencanaan hingga penyelesaian laporan, khususnya ucapan tersebut disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Muslimin, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

2. Dr. Bakri Hasanuddin, SE, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

3. Dr. Abd. Kahar, SE, M.Si, AK., sekalu Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

4. Dr. Elimawaty Rombe, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.

Time peneliti juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako yang telah membantu dalam pengumpulan data, para responden baik mahasiswa maupun siswa SMAN 2 Palu,

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya pada ranah ilmu perilaku konsumen.

Palu, Desember 2013

Ketua Peneliti

(4)
(5)

3.8. Metode Analisis...18

BAB IV PEMBAHASAN...19

4.1. Karakteristik Responden...19

4.3. Hasil Uji Hipotesis...24

BAB V PENUTUP...31

DAFTAR PUSTAKA...34

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian………. 17

Tabel 4.1 Pendidikan saat ini dan Jenis Kelamin Responden……….. 19

Tabel 4.2 Uji validitas Instrumen Penelitian ………... 22

Tabel 4.3 Reliabilitas Instrumen………... 23

Tabel 4.4 Mean Variabel-Variabel Penelitian masing-masing kelompok Responden……… 26

Tabel 4.5 Homogeneity Test………. 27

(7)
(8)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengambilan keputusan konsumen dipengaruhi oleh beragam faktor, baik

faktor internal seperti jenis kelamin, usia, status perkawinan (Henthorne, LaTour, &

Hudson, 1997; Opoku, 2012; Sidin, Zawawi, Yee, Busu, & Hamzah, 2004), maupun

faktor eksternal seperti lingkungan (Webster & Wind, 1972), iklan (Ko, Kim, Taylor,

Kim, & Kang, 2007), wiraniaga (Löfgren, Witell, & Gustafsson, 2008). Pengalaman

atas suatu merek juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap proses pengambilan

keputusan konsumen (Brakus, Schmitt, & Zarantonello, 2009; Kim & Sullivan,

1998). Bahkan dengan memanfaatkan pengalaman konsumen atas merek, perusahaan

akan mampu memetakan profil konsumen dan dapat memprediksi perilaku mereka

di masa depan (Zarantonello & Schmitt, 2010).

Konsumen adalah mahluk sosial selalu bersosialisasi dengan lingkungannya,

seperti keluarga sebagai lingkungan terdekatnya, kerabat, dan kelompok sosialnya.

Konsumen yang telah menggunakan suatu produk atau merek tertentu akan

menyampaikan kesan atas produk atau merek tersebut kepada orang lain di

sekitarnya. Bisa saja sesama anggota keluarga, teman, atau orang lain yang mungin

memerlukan dalam bentuk referral atau word-of-mouth (Money, Gilly, & Graham,

1998; Zeithaml, Berry, & Parasuraman, 1996). Dalam penelitian lain disebutkan

bahwa bentk referaal atau word-of-mouth dapat berbentuk positif jika konsumen

mendapatan kesan yang yang baik yang menyebabkan mereka puas atas produk yang

(9)

dibelinya sehingga membuat mereka tidak puas, maka akan mendorong terjadinya

word-of-mouth yang bersifat negatif (Herr, Kardes, & Kim, 1991; Richins, 1983).

Perusahaan melakukan berbagai upaya untuk memberikan stimuli kepada

calon pembeli untuk mendorong mereka melakukan pembelian. Beberapa cara yang

biasa dilakukan adalah melalui pembuatan brosur yang berisi gambar dan spesifikasi

produk, pembuatan iklan luar ruang dalam bentuk billboard yang menunjukkan

gambar produk, bahkan dengan menampilan gambar 3 dimensi di website

perusahaan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyakinkan konsumen untuk

memilih produk perusahaan. Meskipun demikian tidak semua konsumen dapat

langsung terpengaruh dengan stimuli-stimuli tersebut, konsumen terkadang harus

diyakinkan dengan melihat langsung, memeriksa, bahkan mencoba suatu produk

sebelum memutuskan untuk membelinya (Rao & Monroe, 1988).

Loyalitas konsumen merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi

perushaan, sedemikian pentingnya sehingga banyak yang berusaha untuk

meningkatkan loyalitas konsumen melalui berbagai program loyalitas dan strategi

relationship marketing (Hallowell, 1996). Konsumen yang loyal memberikan

berbagai manfaat bagi perusahaan di antaranya aliran keuntungan, menurunkan biaya

pemasaran, pertumbuhan jumlah pelanggan, meningkatnya hambatan peralihan

merek dan lain-lain (Reichheld & Teal, 1996). Loyalitas dapat diartikan sebagai

frekuensi pembelian ulang atau volume pembelian ulang secara relatif terhadap suatu

merek tertentu (Tellis, 1988).

Periklanan merupakan bagian dari promotion mix yang banyak dilakukan oleh

(10)

produk-produk perusahaan. Periklanan dilakukan melalui berbagai saluran atau

media, seperti media cetak, elektronik, media dalam ruang maupun luar ruang. Media

modern juga banyak dilakukan oleh perusahaan seperti melauli internet dengan

membuat website atau blog perusahaan, bahkan tidak sedikit perusahaan yang

memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Google+, Linkedin dan

lain-lain.

Pesan, kemasan, dan timing iklan juga menjadi sesuatu yang perlu

mendapatkan perhatian serius dari setiap perusahaan yang melakukan periklanan.

Pesan iklan terkait dengan isi atau materi pesan yang akan disampaikan kepada

khalayak menyangkut produk atau merek. Pesan merek akan mempengaruhi

efektifitas iklan tersebut, dalam arti seberapa kuat pesan iklan akan mampu

mempengaruhi perilaku konsumen yang menyaksikan iklan tersebut (Laskey & Fox,

1995).

Meskipun perusahaan telah mendesain iklan sedemikian rupa, namun

pengaruh iklan akan berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Demikian pula

efektivitas iklan juga akan sangat bergantung pada sikap konsumen terhadap iklan

(MacKenzie, Lutz, & Belch, 1986; MacKenzie & Lutz, 1989). Sikap yang positif

terhadap iklan enderung mampu untuk meningkatkan efektivitas iklan, sementara

sikap negatif cenderung mengakibatkan iklan gagal dalam penyampaian pesannya.

Mahasiswa dan siswa SLTA adalah dua kelompok konsumen produk-produk

elektronika seperti laptop/notebook, smart phone, televisi, maupun audio system.

Kendati secara umum kedua kelompok konsumen ini belum memiliki penghasilan

(11)

2004). Dalam proses pengambilan keputusan pembelian juga ditemukan bahwa

meskipun kelompok ini tidak melakukan proses pembelian, namun mereka memiliki

peran yang tidak dapat dikesampingkan dalam proses pengambilan keputusan

pembelian di dalam keluarga (Berely & Pollay, 1968; Lindström & Seybold, 2004;

Peters, 1972).

Meskipun berbeda dalam tingkat pendidikan, kedua kelompok ini baik

mahasiswa maupun siswa SLTA masih dalam kategori kelompok usia yang sepadan,

mereka berada di usia antara 16 sampai dengan 22 tahun. Mereka adalah kelompok

pendduduk yang jumlahnya relatif besar dalam piramida penduduk Indonesia yang

tentunya merupakan pasar yang sangat menjanjikan dan tidak dapat dianggap remeh

oleh produsen barang-barang elektronika.

Berdasarkan pada fenomena di atas, penelitian yang mengkaji proses

pengambilan keputusan konsumen produk elektronika, khususnya pada kelompok

mahasisw dan siswa SLTA menjadi penting. Karenanya, penelitian ini mengambil

judul “Proses pengambilan keputusan konsumen produk elektronika: Studi pada

mahasiswa dan siswa SLTA di Kota Palu”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kekuatan pengaruh opini orang lain dalam proses

keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA?

2. Apakah terdapat perbedaan kekuatan pengaruh pengalaman merek dalam

(12)

3. Apakah terdapat perbedaan kekuatan pengaruh pemeriksaan produk dalam

proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA?

4. Apakah terdapat perbedaan kekuatan pengaruh wiraniaga dalam proses

keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA?

5. Apakah terdapat perbedaan loyalitas merek di antara konsumen mahasiswa

dan siswa SLTA?

6. Apakah terdapat perbedaan sikap terhadap iklan di antara konsumen

mahasiswa dan siswa SLTA?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menguji perbedaan kekuatan pengaruh opini orang lain dalam proses

keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam membeli

produk elektronika pada kelompok mahasiswa dan siswa SLTA di Kota Palu. b. Untuk menguji perbedaan pengaruh pengalaman merek dalam proses keputusan

pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam membeli produk

elektronika pada kelompok mahasiswa dan siswa SLTA di Kota Palu.

c. Untuk menguji perbedaan kekuatan pengaruh pemeriksaan produk dalam proses

keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam membeli

produk elektronika pada kelompok mahasiswa dan siswa SLTA di Kota Palu. d. Untuk menguji perbedaan kekuatan pengaruh wiraniaga dalam proses keputusan

pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam membeli produk

elektronika pada kelompok mahasiswa dan siswa SLTA di Kota Palu

e. Membandingkan tingkat loyalitas atas merek dari kelompok mahasiswa dan

siswa SLTA di Kota Palu.

f. Mengkaji sikap terhadap iklan dari kelompok mahasiswa dan siswa SLTA di

(13)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan gambaran akan berbagai

faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam pembelian

produk elektronika di kalangan mahasiswa dan siswa SLTA.

2) Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi tentang tingkat loyalitas

dan sikap terhadap iklan di antara kalangan mahasiswa dan siswa SLTA. 3) Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi penelitian lanjutan

yang terkait dengan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen.

1.5. Sistematika Penulisan

Gambaran singkat tentang isi keseluruhan skripsi ini terdiri dari enam bab,

yaitu:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi pembahasan mengenai tinjauan pustaka yang terdiri dari

tinjauan penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran dan

hipotesis.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai metode penelitian yang terdiri

dari jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi

(14)

skala pengukuran, definisi operasional variabel, pengujian instrumen

penelitian, uji asumsi klasik dan analisis data.

BAB 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai hasil penelitian yang terdiri atas

dua bagian. Pertama, hasil penelitian yang berisi deskripsi hasil

penelitian dan hasil pengolahan data. Kedua, pembahasan yang berisi

hasil analisis dan interpretasi hasil penelitian.

BAB 5: PENUTUP

Bab ini merupakan bagian bab terakhir yang berisi simpulan yang

ditarik berdasarkan hasil analisis penelitian/pengujian hipotesis dan

saran-saran yang ditarik dari simpulan, serta keterbatasan penelitian

(15)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Keputusan konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen melalui beberapa tahapan, beberapa peneliti membedakan antara proses pengambilan keputusan pada produk barang dan produk jasa. Sebagaimana model yang dikemukakan oleh Gabbot & Hogg (1994) bahwa pengambilan keputusan melalui tiga tahapan yaitu pencarian informasi, membandingkan alternatif, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses pengambilan keputusan konsumen lain yang dikembangkan menyebutkan proses ini dimulai dari pengenalan kebutuhan, dilanjutkan dengan pencarian informasi, kemudian konsumen melakukan pemilihan alternatif, penentuan atau keputusan pembelian, dan diikuti dengan perilaku pasca pembelian (Peter & Olson, 2009).

Pencarian informasi meliputi proses mendapatkan informasi sebelum pembelian dilakukan (Crozier & McLean, 1997). Sementara proses pencarian informasi menurut Mowen (1993) terbagi ke dalam dua kategori yaitu pencarian internal dan pencarian eksternal.

Pencarian internal meliputi antara lain menggali ingatan atas pengetahuan dan pengalaman atas suatu produk (Crozier & McLean, 1997). Sedangkan pencarian ekternal meliputi pemeriksaan atas sumber-sumber di luar pengetahuan individu konsumen (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Dimana dapat meliputi sumber-sumber dari media, komunikasi WOM, atau sumber-sumber netral lainnya (Crozier & McLean, 1997).

2.2. Opini orang lain

(16)

iklan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa opini orang lain dalam bentuk word-of-mouth juga menjadi sumber yang berharga bagi konsumen (Lutz & Reilly, 1974). Bahkan lebih lanjut Lutz & Reilly (1974) menemukan bahwa informasi dari word-of-mouth memiliki pengaruh yang dominan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui iklan dalam proses pengambilan keputusan pembelian beragam produk.

Dalam penelitian lain disebutkan bahwa dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk otomotif, konsumen cnderung mengandalkan word-of mouth atau opini orang sebelum memutuskan pembelian (Engel, Blackwell, & Kegerreis, 1969). Informasi yang berasal dari word-of-mouth memiliki pengaruh yang kuat dalam pertimbangan produk, mengingat konsumen memperolehnya melalui proses tatap muka langsung (Herr et al., 1991).

2.3. Pengalaman produk

Untuk membedakan pengalaman merek dan pengalaman produk, maka pembahasan dimulai dengan mendefinisikkan pengalaman merek. Pengalaman merek dapat dikonseptualisasikan sebagai sensasi, perasaan, kognisi, dan respon perilaku ditimbulkan oleh rangsangan merek terkait yang merupakan bagian dari desain merek dan identitas, kemasan, komunikasi, dan lingkungan (Brakus et al., 2009). Sementara itu pengalaman produk terjadi ketika konsumen berinteraksi dengan produk – sebagai contoh, ketika konsumen melakukan pencarian akan suatu produk dan mengevaluasinya (Hoch, 2002). Pengalaman produk terjadi secara langsung ketika konsumen melakukan kontak langsung dengan produknya (Hoch & Ha, 1986) dan dapat terjadi secara tidak langsung melalui iklan atau presentase secara virtual (Kempf & Smith, 1998).

(17)

memori psikologi yang aktual (Langdon, Lewis, & Clarkson, 2010). Proses kognitif ini berdasarkan pada pendekatan proses infomasi manusia yang mencakup fungsi-fungsi atensi, memori jangka pendek, memori kerja, memori jangka panjang, sebagaimana (Langdon et al., 2010).

2.4. Pemeriksaan produk

Adalah suatu hal yang wajar bila sebelum menetapkan keputusan pembelian suatu produk, konsumen melakukan evaluasi atas fisik suatu produk. Meskipun konsumen dapat memperoleh informasi suatu produk melalui berbagai sarana, tetapi bagi sebagian orang brosur, iklan, gambar, spesifikasi produk belum dapat memuaskan keingintahuan konsumen sebelum merasakan atau memeriksa secara langsung produk yang akan dibelinya (Hoch & Ha, 1986). Bahkan di era dimana teknologi informasi sudah sedmikian maju dimana konsumen dapat mengevaluasi produk melalui berbagai sarana seperti internet, tetap tidak dapat menggantikan inspeksi langsung atas produk bagi sebagian konsumen (Kempf & Smith, 1998).

Pemeriksaan produk akan memberikan informasi lengkap untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Pada produk-produk elektronik seperti halnya produk otomotif, evaluasi atau pemeriksaan terhadap produk merupakan salah satu faktor penting. Dengan melakukan pemeriksaan atas produk yang akan dibeli, konsumen akan memperoleh pengalaman awal tentang produk tersebut. Melalui proses pemeriksaan calon konsumen juga dapat secara langsung membandingkan produk tersebut dengan gambar maupun spesifikasi yang diberikan melalui berbagai saluran promosi perusahaan.

2.5. Pengaruh wiraniaga

(18)

(thefreedictionary, 2014). Dalam prakteknya, wiraniaga atau sales dapat merupakan

salesmen maupun sales girls atau lebih sering disebut dengan Sales Person Girl. Wiraniaga memiliki bertugas untuk membujuk konsumen membeli produk perusahaan, peran tersebut menjadi sangat penting mengingat kebanyakkan proses pengambilan keputusan pembelian dilakukan di toko (Karabiyikoglu, 2013). Dengan kata lain sebagian pembelian produk dilakukan secara tidak terencana di toko atau mall. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peran wiraniaga menjadi sangat penting, mengingat rekomendasi wiraniaga akan memberikan pengaruh dalam penentuan keputusan pembelian konsumen.

Kepiawaian atau keahlian wiraniaga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli produk perusahaan (Woodside & Devenport, 1974). Keahlian tersebut meliputi kemampuan presentasi, kemampuan penetapan prospek, upaya mengubah keputusan, dan penawaran langsung (Pennington, 1968). Wiraniaga juga harus memiliki pengetahuan menyeluruh atas produk atau merek yang diwakilinya, tanpa hal itu akan sangat sulit bagi mereka untuk meyakinkan konsumen akan produk yang akan dijualnya.

2.6. Loyalitas merek

Loylitas telah lama diteliti oleh banyak peneliti dari berbagai penjuru dunia selama lebih dari lima decade. Menurut Dick & Basu (1994), loyalitas merupakan hubungan antara sikap relatif dan pembelian ulang, termasuk di dalamnya adalah hubungan antara sikap dan perilaku.

(19)

Tahapan tersebut yaitu cognitive loyalty (loyalitas kognitif), affective loyalty

(loyalitas afektif), conative loyalty (Loyalitas konatif), dan active loyalty (loyalitas aktif) (Oliver et al., 1997). Pada tahap pertama atau yang dikenal dengan loyalitas kognitif. Konsumen percaya bahwa suatu merek merupakan alternatif terbaik, kepercayaan itu diperoleh dari pengetahuan sebelumnya atau pengalaman yang baru diperolehnya dari suatu merek. Loyalitas afektif, pada tahap ini keinginan atau sikap terhadap merek berkembang seiring dengan akumulasi pengalaman yang memuaskan atas merek. Namun pada tahap ini kecenderungan untuk beralih ke merek lain masih sangat terbuka. Loyalitas konatif merupakan tahap di mana konsumen dipenuhi dengan pengalaman positif atas merek. Pada tahap ini sudah tersirat komitmen yang mendalam untuk membeli kembali suatu merek. Di tahap akhr loyalitas, adalah loyalitas aktif. Pada tahap ini loyalitas ditandai dengan kesiapan untuk bertindak untuk melakukan pembelian kembali.

2.7. Sikap terhadap Iklan

Iklan merupakan salah satu alat bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang produk dan atau merek kepada konsumen. Selain itu iklan juga berfungsi untuk mengingatkan kembali akan keberadaan produk, memposisikan produk atau merek di benak konsumen, bahkan membujuk konsumen untuk membeli produk perusahaan. Iklan menstimuli konsumsi dan aktivitas ekonomi dan juga orientasi nilai (Pollay & Mittal, 1993).

(20)

seperti banner hingga jejaring social yang memungkinkan komunikasi dua arah, Perkembangan mobile technology bahkan telah semakin mendekatkan pengiklan kepada konsumennya melalui push dan pull advertising.

2.8. Hipotesis

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dan untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan pada Bab 1, maka ditetapkan beberapa jawaban sementara atau hipotesis atas permasalahan tersebut. Hipotesis tersebut yaitu:

1. Kekuatan pengaruh opini orang lain dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata.

2. Kekuatan pengaruh pengalaman merek dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata.

3. Kekuatan pengaruh pemeriksaan produk dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata.

4. Kekuatan pengaruh wiraniaga dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata.

5. Loyalitas merek di antara konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata.

(21)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Terdapat beberapa desain penelitian dalam penelitian bisnis yaitu exploratory research, descriptive research, dan causal research (Zikmund, 2003a). Exploratory research adalah digunakan pada tahap awal penelitian untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu masalah penelitian terutama bila terjadi keterbatasan dalam ide dan wawasan (Churchill & Iacobucci, 2009; Malhotra, 2009; Zikmund, 2003b). Sementara descriptive research adalah desain penelitian yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu dalam bentuk pernyataan yang terkait dengan frekuensi dan yang terkait dengan hubungan antar variabel (Churchill & Iacobucci, 2009; Malhotra, 2009; Zikmund, 2003a). Sedangkan desain causal research yatu penelitian yang menguji hubungan sebab akibat (Churchill & Iacobucci, 2009; Malhotra, 2009; Zikmund, 2003a)

Untuk keperluan peneitian ini digunakan dua desain penelitian yaitu desain penelitian eksploratori dan desain penelitian deskriptif. Penelitian eksploratori yang digunakan mencakup wawancara dengan beberapa konsumen produk elektronik terkait dengan masalah penelitian yang dilakukan. Sedangkan desain penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakterisitik populasi atau fenomena untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan (lihat bab 2).

3.2. Lokasi Penelitian

(22)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan beberapa jenis data yang berasal dari beberapa sumber yang dijelskan dalam sub bagian tersendiri.

3.3.1. Jenis Data

1. Data kualitatif merupakan data yang memiliki variasi data yang tidak terstruktur dimana sumber datanya sangat variatif (Istijanto, 2005). Data kualitatif bersifat verbal atau dengan kata lain dapat berbentuk kata, kalimat, maupun gambar (Sugiyono, 2006).

2. Data kuantitatif adalah data yang terstruktur yang memiliki pola sehingga ragam datanya cenderung memiliki pola yang lebih mudah dibaca (Istijanto, 2005). Biasanya data kuantititif berbentuk angka atau dapat berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan/diangkakan menggunakan skor (Sugiyono, 2006).

3.3.2. Sumber Data

1. Data primer, merupakan data utama atau data asli yang dikumpulkan langsung dari sumbernya untuk menjawab masalah penelitian (Istijanto, 2005). Data ini dikumpulkan diantaranya melalui jawaban atas kuesioner yang diberikan kepada para responden.

2. Data sekunder, merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain untuk keperluan lain (Istijanto, 2005). Data ini diakses baik dari Internet, pihak Fakultas Ekonomi Universitas Taduako maupun dari pihak SMU Negeri 2 Palu, serta sumber lain dalam bentuk artikel jurnal dan lainnya.

3.4. Populasi dan Sampel

(23)

perangkat elektronika berupa video dan audio serta laptop/notebook/tablet maupun smart phone dalam masa 12 bulan terakhir.

Jumlah populasi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako adalah sebesar 2200 orang. Sedangkan populasi siswa SMU Negeri 2 Palu berjumlah 988 orang.

Sampel merupakan suatu bagian kecil yang ditarik dari populasi yang menggambarkan karakteristik populasinya (Istijanto, 2005; Sugiyono, 2006). Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah stratified sampling, dimana sampel ini sesuai dengan tujuan riset yaitu untuk mengetahui perbedaan di antara kelompok populasi (Istijanto, 2005). Jumlah sampel yang dietapkan adalah masing-masing 100 untuk mahasiswa dan 100 untuk siswa sehingga diperoleh total 200 sampel untuk penelitian. Penentuan jumlah sampel sebanyak 200 berdasarkan pada ketentuan dimana untuk penelitian kuantitatif, besar sampel dapat ditentukan antara 5 sampai dengan 10 kali jumlah variabel observasi (Malhotra, 2009). Sehingga dengan 25 variabel observasi diambil ukuran sampel sebesar 200 maka berarti sama dengan 8 kali jumlah variabel, dan jumlah ini masih relevan dengan persyaratan yang dikelumakan Malhotra (2009).

3.5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan pengumpulan dengan menggunakan teknik survey. Survey adalah metode yang paling banyak digunakan dalam berbagai penelitian khususnya penelitian bisnis. Metode ini memanfaatkan kuesioner terstruktur yang berisi daftar pertanyaan kepada para responden yang terpilih sebagai sampel.

3.6. Skala dan Pengukuran

(24)

nilai nol mutlak (Churchill & Iacobucci, 2009). Salah interval ada beberapa macam, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang mengukur persetujuan atau ketidasetujuan atas pernyataan yang diberikan (Malhotra, 2009). Skala Likert terdiri atas lima kategori yaitu sangat tidak setuju yang dinilai dengan 1, tidak setuju dengan nilai 2, netral dengan nilai 3, setuju dengan nilai 4, dan sangat setuju dengan nilai 5.

3.7. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan pembahasan kajian teoritis pada Bab 2, maka pada bagian ini dikembangkan definisi operasional variabel penelitian yang terdiri atas enam variabel laten.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Indikator

X7 Tidak akan membeli merek yang sama bila pernah kecewa dengan kualitasnya

X8 Tidak akan membeli produk apapun dari merek yang pernah membuat kecewa

3 Pemeriksaan Produk X9 Hanya akan membeli produk yang sudah saya periksa fisiknya secara langsung

X10 Gambar atau brosur belum meyakinkan saya sebelum melihat langsung produknya

X11 Mencoba produk sebelum memutuskan membelinya

X12 Memeriksa secara seksama sebelum menentukan membeli suatu produk

(25)

No Variabel Indikator

X14 Wiraniaga berperan penting dalam dalam menentukan pemilihan suatu produk

X15 Menerima rekomendasi dari wiraniaga untuk membeli produk

5 Loyalitas X16 Selalu berpindah merek setiap membeli produk

X17 Selalu membeli merek produk elektronika yang sama

X18 Mencari dari satu toko ke toko lainnya untuk membeli produk dari merek yang sama X19 Akan membeli merek yang sama seperti yang

terakhir dibeli

X20 Akan selalu membeli merek yang sama meski harganya lebih mahal

6 Sikap terhadap Iklan X21 Iklan menyebabkan orang membeli yang tidak dibutuhkan

X22 Iklan membuat orang membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan

X23 Iklan sering menipu

X24 Iklan menyediakan informasi yang membantu pembuatan keputusan pembelian X25 Iklan membantu konsumen menghemat uang X26 Iklan bermanfaat saat orang membuat

keputusan pembelian yang penting

3.8. Metode Analisis

(26)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan 200 sampel yang sedianya terdiri atas 100 responden mahasiswa dan 100 responden siswa SLTA. Namun demikian setelah karena beberapa respon yang diberikan tidak lengkap dan beberapa di antaranya kosong, maka sampel siswa SLTA hanya tersisa 81. Sedangkan sampel mahasiswa justru meningkat menjadi 106, sehingga jumlah sampel akhir secara total adalah 187. Masing-masing karakteristik responden akan dibahas di sub bab selanjutnya.

4.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis kelamin.

Jumlah responden pria untuk secara keseluruhan lebih hanya 41% atau kecil dari responden wanita yang mencapai 59% atau sebanyak 111 orang responden.

Tabel 4.1 Pendidikan saat ini dan Jenis Kelamin Responden Pendidikan Jenis Kelamin

Total

Pria Wanita

Siswa/i SLTA 37 46% 44 54% 81 43%

Mahasiswa/i 39 37% 67 63% 106 57%

Total 76 41% 111 59% 187

Sumber: Hasil penelitian

Kondisi perbandingan komposisi responden wanita yang lebih banyak dibandingkan responden pria, tercermin juga pada komposisi responden pada masing-masing tingkat pendidikan. Di tingkat SLTA responden wanita mencapai 54% sedangkan mahasiswa lebih tinggi lagi yaitu 63%. Untuk responden SLTA proporsi pria sebesar 46% dan mahasiswa sebanyak 37%.

(27)

Dalam enam bulan terakhir beragam produk telah dibeli oleh responden atau oleh keluarga/orangtua responden, dimana di dalam proses pembeliannya melibatkan responden tersebut. Produk elektronika yang ditanyakan dibatasi ke dalam empat kategori yaitu smart phone, laptop/tablet, televisi LCD/LED, dan audio system.

Sebagan besar atau 47% responden menyatakan melakukan atau ikut serta dalam memutuskan pembelian smartphone. Untuk produk lainnya yaitu laptop/tablet terdapat 39% responden melakukan atau turut serta dalam memutuskan pembelian produk tersebut. Sedangkan untuk produk televisi LCD/LED dan audio system hanya terdapat masing-masing 8% dam 7% responden yang melakukan pembelian atau turut serta dalam pengambilan keputusan pembelian produk tersebut.

4.1.3. Karakteritik Responden dan Pertimbangan Utama dalam Membeli

Dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk, konsumen selalu memiliki berbagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli produk yang diinginkannya. Beragam hal dapat menjadi bahan pertimbangan seperti di antaranya merek produk, kualitas, fitur, bahkan sampai negara asal suatu produk (Bravo, Montaner, & Pina, 2012; Esch, Langner, Schmitt, & Geus, 2006; Godey et al., 2012, 2012; Zolfagharian, Saldivar, & Sun, 2014).

Penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa dan mahasiswa yang menjadi responden, sebagian besar atau 57% dari responden menyatakan bahwa mereka memilih suatu produk berdasarkan kualitasnya. Dalam artian kualitas yang tinggi menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pembelian produk. Pertimbangan kedua tertinggi adalah merek produk yang terkenal, sebanyak 19% responden menyatakan bahwa merek yang terkenal menjadi pertimbangan mereka dalam menentukan pemilihan produk.

(28)

Jika dicerna lebih mendalam dengan mengaitkan produk yang dibeli dan pertimbangan utama dalam pembelian produk oleh responden, maka ditemukan bahwa 51% dari pembeli smart phone menyatakan bahwa kualitas yang tinggi menjadi pertimbangan utama dalam pembelian produk. Jumlah tersebut sama dengan 24% dari seluruh responden yang menyatakan bahwa kualitas produk yang tinggi menjadi pertimbangan dalam pembelian produk. Demikian pula responden yang membeli laptop/tablet, terdapat 56% dari pembeli produk ini menyatakan bahwa kualitas produk yang tinggi menjadi pertimbangan utama mereka dalam membeli laptop/tablet. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 22% dari total responden yang menyatakan bahwa kualitas produk yang tinggi menjadi pertimbangan utama dalam pembelian suatu produk.

4.2. Pengujian Instrumen Penelitan

Instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian mengingat dengan instrumen inilah permasalahan penelitian dapat dijawab. Sehingga pengujian atas instrument tersebut menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pengujian instrument yang biasa dilakukan adalah uji validitas (validity test) dan reliabilitas (reliability test) (Malhotra, 2009).

4.2.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu pengujian untuk mengukur kemampuan suatu indikator atau pernyataan mengukur apa yang seharusnya diukur dengan mengkorelasikan masing-masing indikator dengan skor totalnya (Malhotra, 2009; Zikmund, 2003a). Treshold level yang umum digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu indikator adalah sebesar 0,30 (Malhotra, 2009).

(29)

Tabel 4.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel Indikator r2 Keterangan

Opini orang lain X1 0,76 Valid

X2 0,65 Valid

Sikap terhadap Iklan X21 0,53 Valid

X22 0,62 Valid

Dari 26 item atau indikator terdapat sebuah indikator yang tidak valid yaiu X10 yang terkait dengan penyataan “gambar atau brosur belum meyakinkan saya sebelum melihat langsung produknya”. Terkait dengan hal tersebut maka indikator ini tidak diikutkan di dalam pengujian selanjutnya.

4.2.2. Uji Reliabilitas

(30)

Reliabilitas sendiri adalah ukuran sejauh mana skala dari suatu instrumen menghasilkan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang-ulang dan bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten (Hair, Bush, & Ortinau, 2000; Malhotra, 2009; Zikmund, 2003a).

Salah satu cara pengukuran reliabilita adalah dengan mengukur reliabilitas komposit dengan memanfaatkan Alpha Cronbach dengan rusmus sebagai berikut (Hair et al., 2000):

Penentuan batas minimal suatu instrumen reliabel atau tidak yang umum digunakan adalah 0,70 (Nunnally & Bernstein, 1994). Perhitungan reliabilitas instrumen yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki reliabilitas di atas 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah dengan reliabilitas instrumen penelitian.

Tabel 4.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Alpha Cronbach Keterangan

Opini orang lain 0,866 Reliabel

Pengalaman Merek 0,739 Reliabel

Pemeriksaan Produk 0, 823 Reliabel

Wiraniaga 0,767 Reliabel

Loyalitas 0,773 Reliabel

Sikap terhadap Iklan 0,815 Reliabel

Sumber: Hasil analisis data

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Alpha Cronbach bervarisi dengan niali terendah sebesar 0,739 dan tertinggi sebesar 0,866. Dengan hasil tersebut maka dapat dikemukakan bahwa instrumen dapat digunakan untuk proses penelitian karena melampaui persyaratan minimum seperti dikemukakan oleh Nunnally & Bernstein (1994).

(31)

4.3. Hasil Uji Hipotesis

Pembuktian hipotesis penelitian ini menggunakan uji Independent Sample T-Test mengingat hanya terdapat dua kelompok yang akan dibandingkan, sehingga uji T menjadi alat yang tepat untuk pengujiannya. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan ditemukan bahwa kelompok responden mahasiswa memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk dipengaruhi oleh opini orang lain dibandingkan dengan kelompok responden siswa. Kenyataan tersebut tercermin dari nilai mean kedua kelompok dimana untuk responden mahasiswa sebesar 3,70; sedangkan responden siswa sebesar 3,56.

Pengaruh pengalaman merek dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen menunjukkan bahwa responden mahasiswa cenderung lebih dipengaruhi oleh pengalaman merek dibandingkan dengan responden siswa. Dengan kata lain konsumen mahasiswa akan mempertimbangkan pengalaman mereka dalam menggunakan suatu produk dari merek tertentu sebelum memutuskan membeli produk baru. Mean untuk pengalaman merek responden mahasiswa adalah sebesar 3,37; sementara pada responden siswa meannya hanya sebesar 2,833.

Banyak cara dalam konsumen untuk mengetahui produk yang akan dibeli, seperti mencari informasi melalui brosur produk. Beberapa orang mungkin merasa sudah cukup yakin hanya dengan melihat brosur kemudian memutuskan untuk membeli. Namun sebagian lainnya tidak cukup puas sebelum melihat langsung fisik produknya sehingga dapat memeriksanya secara seksama. Bahkan mungkin konsumen baru yakin bahwa mereka mengambil keputusna yang tepat setelah mencoba produk yang akan dibelinya.

(32)

Pengambilan keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh peran wiraniaga melalui penjelasan maupun rekomendasi mereka. Tidak seperti tiga variabel sebelumnya dimana nilai mean untuk masing-masing variabel tersebut lebih tinggi pada responden mahasiswa, maka untuk pengaruh wiraniaga dalam pengambilan keputusan pembelian pada siswa cenderung lebih tinggi.

Mean untuk variabel peran wiraniaga dalam pengambilan keputusan pada responden siswa sebesar 3,34 lebih tinggi dari mean pada responden mahasiswa yang sebesar 3,01.

Mengetahui loyalitas konsumen khususnya loyalitas merek di kalangan mahasiswa dan mahasiswa akan memberikan berbagai informasi penting khususnya bagi produsen produk elektronika. Pengetahuan akan loyalitas kedua kelompok konsumen ini akan menjadi dasar perusahaan dalam mengambil strategi untuk mengokohkan merek perusahaan di masa depan.

Responden siswa ternyata cenderung sedikit lebih tinggi tingkat loyaitas mereknya dibandingkan dengan responden mahasiswa. Namun dari nilai mean responden siswa yang sebesar 3,19 dan mean loyalitas responden mahasiswa yang sebesar 3,10, agak sulit diharapkan loyalitas merek kedua kelompok responden ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik siswa maupun mahasiswa berada pada zona yang rentan tingkat loyalitasnya. Kedua kelompok responden ini cenderung mudah berpindah merek dan relatif agak sulit diharapkan membeli merek yang sama untuk produk elektronika, terlebih lagi bila harus membayar lebih mahal. Mereka pun tidak mau repot untuk mencari merek tertentu dan lebih memilih membeli merek yang mereka dapatkan di toko pertama yang mereka temui.

(33)

Tabel 4.3. Mean Variabel-Variabel Penelitian Masing-Masing Kelompok

Berbagai nilai mean dari variabel yang diteliti di atas masih belum mampu untuk menjawab permasalahan penelitian dan membuktikan hipotesis yang diajukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sebagaimana dikemukakan pada Bab III, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Independent T-Test Analysis.

(34)

Tabel 4.5 Homogeneity Test variance variabel-variabel penelitian menunjukkan nilai F yang bervariasi dari .58 sampai dengan 2.167. Tingkat signifikansi untuk semua variabel berada di atas 0,05 mulai dari 0,447 sampai dengan 0,143. Levene’s test mensyaratkan bahwa variance suatu variabel dinyatakan homogen jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05. Dari hasil uji teryata seluruh variabel menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga seluruh variabel dapat diuji menggunakan uji T.

Hasil uji Independent T-Test menunjukkan bahwa dari enam hipotesis yang diajukan empat diantaranya terbukti dan dua lainnya tidak terbukti.

(35)

Variabel t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Hipotesis Opini

teman/kerabat -1.372 185 .172 -.14183 Tidak terbukti

Pengalaman -5.759 185 .000 -.54167 Terbukti

Pemeriksaan -12.560 185 .000 -.86510 Terbukti

Pengaruh wiraniaga 4.117 185 .000 .33327 Terbukti

Loyalitas 1.241 185 .216 .09612 Tidak Terbukti

Sikap terhadap

(36)

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kekuatan pengaruh opini orang lain dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata, berdasarkan nilai t sebesar -1,372 dengan tingkat signifikansi 0,172 atau lebih besar dari α=0,05 ternyata tidak terbukti. Dengan kata lain bahwa tidak ada perbedaan kekuatan opini orang lain dari konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam proses keputusan pebelian produk elektronika.

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kekuatan pengaruh pengalaman merek dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata, berdasarkan nilai t sebesar -5,759 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari α=0,05 ternyata terbukti. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan kekuatan pengalaman merek dari konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam proses keputusan pebelian produk elektronika.

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kekuatan pengaruh pemeriksaan produk dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata, berdasarkan nilai t sebesar -12,560 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari α=0,05 ternyata terbukti. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan kekuatan pemeriksaan produk dari konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam proses keputusan pebelian produk elektronika.

Hipotesis keempat yang menyatakan kekuatan pengaruh wiraniaga dalam proses keputusan pembelian konsumen mahasiswa dan siswa SLTA berbeda secara nyata, berdasarkan nilai t sebesar 4,117 dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari α=0,05 ternyata terbukti. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan kekuatan pengaruh wiraniaga dari konsumen mahasiswa dan siswa SLTA dalam proses keputusan pebelian produk elektronika.

(37)
(38)

BAB V PENUTUP

2. Baik mahasiswa maupun siswa SLTA ternyata memiliki kesamaan dalam satu variabel yang ditengarai mempengaruhi mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk elektronika. Kedua kelompok responden yang diteliti cenderung dipengaruhi oleh opini teman/kerabat dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk elektronika. 3. Pengalaman atas merek sebuah produk elektronika memberikan pengaruh

yang cenderung lebih tinggi pada kelompok mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk elektronika dibandingkan dengan kelompok siswa SLTA. Pengaruh pengalaman merek dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk elektronika pada kedua kelompok konsumen ini berbeda secara nyata.

4. Pengaruh pemeriksaan produk dalam proses pembeliah produk cenderung lekas percaya dengan gambar dan brosur.

(39)

sasaran bujukan wiraniaga dibandingkan dengan kelompok responden mahasiswa. Terlebih lagi jika dikaitkan dengan dua variabel lainnya yaitu pemeriksaan produk dan pengalaman merek, dimana kedua variabel ini kurang memberikan pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pembelian pada kelompok responden siswa SLTA.

6. Baik kelompok responden siswa SLTA dan mahasiswa memiliki kesamaan dalam hal loyalitas. Kedua kelompok ini sama-sama relatif kurang loyal terhadap suatu merek. Kedua kelompok responden ini memiliki kerentanan yang sama untuk berpindah-pindah merek.

7. Kelompok responden mahasiswa dan siswa SLTA memiliki perbedaan dalam sikap mereka terhadap iklan. Kelompok responden mahasiswa cenderung lebih baik dalam menyikapi iklan produk, sementara kelompok responden siswa SLTA kurang baik dalam menyikapi iklan.

5.2. Saran-saran

Beberapa saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian ini adalah:

1. Secara umum opini teman/kerabat, pengalaman atas merek, pemeriksaan fisik produk, dan pengaruh wiraniaga memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk elektronika. Terkait dengan temuan ini maka produsen maupun reseller porduk –produk elektronika perlu mempertimbangkan faktor-faktor di atas dalam proses pemasaran produk-produknya.

2. Mengingat dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh opini teman/kerabat maka perlu upaya produsen maupun reseller untuk memperluas word-of-mouth melalui berbagai saluran diantaranya media sosial yang memiliki jangkauan luas.

3. Strategi maupun teknik dalam memengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen perlu mempertimbangkan status pendidikan konsumen saat ini, penekanan faktor-faktor di atas perlu disesuaikan dengan status konsumen untuk mendapatkan hasil maksimal.

(40)

konsumen menjadi sangat penting. Mempertahankan loyalitas konsumen baik kelompok siswa SLTA maupun mahasiswa sangat penting, mengingat kelompok ini merupakan pasar potensial perusahaan di masa depan.

5. Perusahaan maupun reseller perlu untuk melakukan inovasi atas iklan yang disampaikan kepada masyarakat agar pesan yang disampaikan mendapatkan respon positif sehingga menghasilkan penjualan.

5.3. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah dalam jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian yang relative sedikit. Keterbatasan lain adalah kelompok responden yang hanya terdiri atas satu SMU negeri dan satu fakultas, sementara terdapat banyak SMU baik swasta maupun negeri dan banyak fakultas di banyak perguruan tinggi di kota Palu.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Berely, L. A., & Pollay, R. W. 1968. The Influencing Role of the Child in Family Decision Making. Journal of Marketing Research, 5(1): 70–72.

Blackwell, R. D., Miniard, P. W., & Engel, J. F. 2001. Consumer Behavior (9th ed.). Orlando: Harcourt College.

Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. 2009. Brand Experience: What Is It? How Is It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing, 73(3): 52–68.

Bravo, R., Montaner, T., & Pina, J. M. 2012. Corporate brand image of financial institutions: a consumer approach. Journal of Product & Brand Management, 21(4): 232–245.

Churchill, G. A., & Iacobucci, D. 2009. Marketing Research: Methodological Foundations (9th ed.). Cincinnati, Ohio: South-Western College Pub.

Crozier, D. A., & McLean, F. 1997. Consumer decision-making in the purchase of estate agency services. The Service Industries Journal, 17(2): 278–293.

Dick, A. S., & Basu, K. 1994. Customer loyalty: toward an integrated conceptual framework. Journal of the Academy of Marketing Science, 22(2): 99–113.

Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Kegerreis, R. J. 1969. How Information Is Used to Adopt an Innovation. Journal of Advertising Research, 9(December): 3–8.

Esch, F.-R., Langner, T., Schmitt, B. H., & Geus, patrick. 2006. Are brands forever? how brand knowledge and relationships affect current and future purchases.

Journal of Product & Brand Management, 15(2): 98–105.

Gabbot, M., & Hogg, G. 1994. Consumer behaviour and service: a review. Journal of Marketing Management, 10: 211–324.

Godey, B., Pederzoli, D., Aiello, G., Donvito, R., Chan, P., Oh, H., et al. 2012. Brand and country-of-origin effect on consumers’ decision to purchase luxury products. Journal of Business Research, 65(10): 1461–1470.

(42)

Hallowell, R. 1996. The relationships of customer satisfaction, customer loyalty, and profitability: an empirical study. International Journal of Service Industry Management, 7(4): 27–42.

Henthorne, T. L., LaTour, M. S., & Hudson, T. W. 1997. Japanese couples’ marital roles in stages of product purchase decision making. International Marketing Review, 14(1): 39–58.

Herr, P., Kardes, F., & Kim, J. 1991. Effects of word-of-mouth and product-attribute information on persuasion: An accessibility-diagnosticity perspective.

Journal of Consumer Research, 17(March): 454–462.

Hoch, S. J. 2002. Product experience is seductive. Journal of Consumer Research, 29: 448–454.

Hoch, S. J., & Ha, Y.-W. 1986. Consumer Learning: Advertising and the Ambiguity of Product Experience. Journal of Consumer Research, 13(September): 221–233.

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Karabiyikoglu, M. 2013. How In-store Marketing Affects Purchase and Salesman’s Recommendation Rate in Telecom Retail Stores. International Review of Management and Marketing, 3(1): 20–27.

Kempf, D. S., & Smith, R. E. 1998. Consumer Processing of Product Trial and the Influence of Prior Advertising: A Structural Modeling Approach. Journal of Marketing Research, 35(Agust): 325–338.

Kim, B.-D., & Sullivan, M. W. 1998. The Effect of Parent Brand Experience on Line Extension Trial and Repeat Purchase. Marketing Letters, 9(2): 181–193.

Ko, E., Kim, E., Taylor, C. R., Kim, K. H., & Kang, I. J. 2007. Cross-national market segmentation in the fashion industry: A study of European, Korean, and US consumers. International Marketing Review, 24(5): 629–651.

Langdon, P. M., Lewis, T., & Clarkson, P. J. 2010. Prior experience in the use of domestic product interfaces. Universal Access in the Information Society, 9(3): 209–225.

Laskey, H. A., & Fox, R. J. 1995. The relationship between advertising message strategy and television commercial effectiveness. Journal of Advertising Research, 35(2): 31–29.

(43)

Löfgren, M., Witell, L., & Gustafsson, A. 2008. Customer satisfaction in the first and second moments of truth. Journal of Product & Brand Management, 17(7): 463–474.

Lutz, R. J., & Reilly, P. J. 1974. An Exploration of the Effects of Perceived Social and Performance Risk on Consumer Information Acquisition by Richard J. Lutz and Patrick J. Reilly. Advances in Consumer Research, 1: 393–405.

MacKenzie, S. B., & Lutz, R. J. 1989. An Empirical Examination of the Structural Antecedents of Attitude toward the Ad in an Advertising Pretesting Context.

Journal of Marketing, 53(2): 48.

MacKenzie, S. B., Lutz, R. J., & Belch, G. E. 1986. The Role of Attitude toward the Ad as a Mediator of Advertising Effectiveness: A Test of Competing Explanations. Journal of Marketing Research, 23(2): 130.

Malhotra, N. K. 2009. Marketing Research: An Applied Orientation (6th ed.). New Jersey: Prentice-Hall.

Money, R. B., Gilly, M. C., & Graham, J. L. 1998. Explorations of National Culture and Word-of-Mouth Referral Behavior in the Purchase of Industrial Services in the United States and Japan. Journal of Marketing, 62(4): 76.

Mowen, J. C. 1993. Consumer Behaviour (3rd ed.). New York: Macmillan.

Nunnally, J. C., & Bernstein, I. H. 1994. Psychometric Theory (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Oliver, R. L., Rust, R. T., & Varki, S. 1997. Customer delight: foundations, findings, and managerial insight. Journal of Retailing, 73(3): 311–331.

Opoku, R. 2012. Young Saudi adults and peer group purchase influence: a preliminary investigation. Young Consumers: Insight and Ideas for Responsible Marketers, 13(2): 176–187.

Pennington, A. L. 1968. Customer-salesman bargaining behavior in retail transactions. JMR, Journal of Marketing Research (pre-1986), 5(000003): 255.

Peter, J. P., & Olson, J. 2009. Consumer Behavior (9th ed.). New Jersey: McGraw-Hill/Irwin.

Peters, W. H. 1972. A Profile of Urban in-Home Shoppers - the Other Half. Journal of Marketing, 36(1): 62.

(44)

Pollay, R. W., & Mittal, B. 1993. Here’s the beef: Factors, determinants, and segments in con. Journal of Marketing, 57(3): 99.

Rao, A. R., & Monroe, K. B. 1988. The Moderating Effect of Prior Knowledge on Cue Utilization in Product Evaluations. Journal of Consumer Research, 15(2): 253–264.

Reichheld, F. F., & Teal, T. 1996. The Loyalty Effect. Boston, MA: Harvard Business School Press.

Richins, M. L. 1983. Negative word-of-mouth by dissatisfied consumers: a pilot study. The Journal of Marketing, 47(1): 68–78.

Sidin, S. M., Zawawi, D., Yee, W., Busu, R., & Hamzah, Z. L. 2004. The effects of sex role orientation on family purchase decision making in Malaysia. Journal of Consumer Marketing, 21(6): 381–390.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tellis, G. J. 1988. Advertising exposure, loyalty, and brand purchase. Journal of Marketing Research, 25: 134–144.

thefreedictionary. 2014. salesman. The Free Dictionary. http://www.thefreedictionary.com/salesman, March 16, 2014.

Webster, F. E., & Wind, Y. 1972. A General Model for Understanding Organizational Buying Behavior. Journal of Marketing, 36(2): 12.

Woodside, A. G., & Devenport, J. W. 1974. The effect of salesman similarity and expertise on comsumer purchasing behavior. JMR, Journal of Marketing Research (pre-1986), 11(000002): 198.

Zarantonello, L., & Schmitt, B. H. 2010. Using the brand experience scale to profile consumers and predict consumer behaviour. Journal of Brand Management, 17(7): 532–540.

Zeithaml, V. A., Berry, L. L., & Parasuraman, A. 1996. The behavioral consequences of service quality. Journal of Marketing, 60(2): 31–50.

Zikmund, W. G. 2003a. Business Research Methods (7th ed.). Mason, Ohio: Thomson/South Western.

(45)
(46)

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Pendidikan saat ini dan Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Tabel 4.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

sangat terbantu sehingga harus mengamati lebih teliti siapa saja aktor-aktor yang berperan dalam penerapan program Jogja taqwa di BAZNAS Kota Yogyakarta, sehingga

Para pegawai pos di Bagian Proses (Petugas sortir, mandor sortir, Manajer Proses, Pembuat Adpis, Penutup Kantong Pos, Manajer Distribusi) dikenakan kewajiban untuk membayar

Namun disamping kelebihan tersebut, model pembelajaran problem solving juga memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan

Dapat dipahami bahwa manajemen sumber pembiayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan mutu pendidikan,

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

Berdasarkan penelitian yag dilakukan oleh penulis, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam penerapan prinsip service excellence oleh customer service pada BRI

Kesimpulan yang dapat diambil adalah ternyata setiap media massa memiliki perbedaan dalam menyikapi untuk kemudian menulis sebuah peristiwa menjadi sebuah berita.Khususnya

Aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mempengaruhi kesuburan tanah pada semua umur tanaman dimana mampu meningkatkan unsur hara C-organik, pH, KTK, P-total,