• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH SEKTOR SEKTOR PDRB WIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH SEKTOR SEKTOR PDRB WIL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH SEKTOR-SEKTOR PDRB WILAYAH KARAWANG BAGIAN SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR PADA APLIKAIS

EVIEWS7 (STUDI KASUS : KECAMATAN KLARI, CIKAMPEK, PURWASARI, DAN KOTABARU)

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi praktikum mata kuliah Metode Analisis Perencanaan II

Disusun oleh :

ADITIYA RAMDANI – 133060003

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

2016

Mata Kuliah : PL 621 Nomor Tugas : 01 - Praktikum Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2016

Dosen : Apriadi Rahardja, ST, MT. Asisten : Aufia Altof F, ST

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kabupaten Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang dikenal sebagai pusat pengembangan wilayah berbasis pertanian dan industri. Sesuai dengan tujuan penataan ruang Kabupaten Karawang yaitu mewujudkan pemanfaatan sumber daya ruang yang optimal, efektif, dan efisien, serta serasi dengan penataan ruang nasional, provinsi serta wilayah sekitarnya menuju kualitas kehidupan yang lebih baik dalam mewujudkan Kabupaten Karawang sejahtera berbasis pertanian dan industri.

Berdasarkan Keppres Nomor 41 tahun 1996 tentang Pengembangan Kawasan Industri, Kabupaten Karawang telah ditetapkan sebagai daerah pengembangan kawasan industri. Jumlah Industri di Kabupaten Karawang mencapai 9.963 unit usaha di tahun 2013. Meningkat 0,43 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 9.707 unit usaha.

Sampai saat ini pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Karawang dialokasikan pada bagian selatan tepatnya di Kecamatan Klari, Cikampek, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Purwasari, Karawang, Jatisari, Pangkalan dan Cikampek. Namun demikian tidak semuanya berkembang, terutama yang diperuntukan untuk Kota Industri di Kecamatan Telukjambe Barat seluas 7.100 Ha, sehingga fungsinya akan dikembalikan pada asalnya yaitu sebagai lahan perhutani. Lambatnya perkembangan kegiatan industri ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi yang melanda sejak tahun 1997 yang mengakibatkan meningkatnya nilai inflasi di Kabupaten Karawang. Sementara, kegiatan industri yang relatif berkembang diantaranya Kota Industri di bagian Timur (Kota Bukit Indah City) Kecamatan Cikampek, Kawasan Industri (Kecamatan Telukjambe Timur dan Pangkalan), Zona Industri (Kecamatan Telukjambe Timur, Klari, Cikampek dan Karawang). Hal ini menjadikan penurunan kontirbusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Karawang. Namun, walaupun terjadi penurunan kontribusi sektor industri di PDRB, proporsi industri masih tetap besar yaitu sekitar 53 persen selama tahun 2009 – 2013.

(3)

1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah :

 Mengetahui hubungan dan pengaruh secara linear antara satu variabel independen (Pertanian, Industri, bangunan, dan perdagangan) dengan variabel dependen (PDRB)

1.2.2 Sasaran

Sasaran dari studi ini adalah :

 Teridentifikasinyai hubungan dan pengaruh secara linear antara satu variabel independen (Pertanian, Pertambangan, Industri, dan bangunan) dengan variabel dependen (PDRB)

1.3 Ruang Lingkup Studi 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah yang akan di bahas dalam laporan ini adalah Wilayah Karawang Bagian Selatan dengan luas wilayah, yaitu seluas 16,686 Ha yang meliputi 4kecamatan.

Adapun kecamatan yang tercakup dalam Wilayah Karawang Bagian Selatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Luas Kecamatan Wilayah Karawang Bagian Selatan

Sumber : Karawang Dalam Angka Tahun 2015

Batas administratif Wilayah Karawang Bagian Selatan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kecamatan Karawang Barat, Majalaya, dan Tirtamulya

 Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi

 Sebelah Timur : Kabupaten Subang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Purwakarta

No Kecamatan Luas Area

(Ha)

1 Klari 5.937

2 Purwasari 2.944

3 Kota Baru 3.045

4 Cikampek 4,76

(4)

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Regresi Linear

Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda.

Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan kontrol, serta untuk tujuan prediksi. Regresi mampu mendeskripsikan fenomena data melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya numerik. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian (kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui penggunaan model regresi yang diperoleh. Selain itu, model regresi juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan prediksi untuk variabel terikat. Namun yang perlu diingat, prediksi di dalam konsep regresi hanya boleh dilakukan di dalam rentang data dari variabel-variabel bebas yang digunakan untuk membentuk model regresi tersebut. Misal, suatu model regresi diperoleh dengan mempergunakan data variabel bebas yang memiliki rentang antara 5 s.d. 25, maka prediksi hanya boleh dilakukan bila suatu nilai yang digunakan sebagai input untuk variabel X berada di dalam rentang tersebut. Konsep ini disebut sebagai interpolasi.

(5)

Biasanya, fixed data diperoleh dari percobaan laboratorium, dan observational data diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

Di dalam suatu model regresi kita akan menemukan koefisien-koefisien. Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah nilai duga parameter di dalam model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true condition), sama halnya dengan statistik mean (rata-rata) pada konsep statistika dasar. Hanya saja, koefisien-koefisien untuk model regresi merupakan suatu nilai rata-rata yang berpeluang terjadi pada variabel Y (variabel terikat) bila suatu nilai X (variabel bebas) diberikan. Koefisien regresi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Intersep (intercept) Intersep, definisi secara metematis adalah suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu Y pada diagram/sumbu kartesius saat nilai X = 0. Sedangkan definisi secara statistika adalah nilai rata-rata pada variabel Y apabila nilai pada variabel X bernilai 0. Dengan kata lain, apabila X tidak memberikan kontribusi, maka secara rata-rata, variabel Y akan bernilai sebesar intersep. Perlu diingat, intersep hanyalah suatu konstanta yang memungkinkan munculnya koefisien lain di dalam model regresi. Intersep tidak selalu dapat atau perlu untuk diinterpretasikan. Apabila data pengamatan pada variabel X tidak mencakup nilai 0 atau mendekati 0, maka intersep tidak memiliki makna yang berarti, sehingga tidak perlu diinterpretasikan.

(6)

2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB dibagi menjadi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit).

Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan.

Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

a. Pendekatan Produksi

(7)

restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah).

b. Pendekatan Pengeluaran

Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor). c. Pendekatan Pendapatan

Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

2.1.1 Sebaran Kegiatan Sektor Berdasarkan Sektor pada PDRB

PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai dengan International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:

1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan a. Subsektor Tanaman bahan makanan

b. Subsektor Tanaman perkebunan c. Subsektor Peternakan

d. Subsektor Kehutanan e. Subsektor Perikanan

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

a. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas

c. Subsektor Penggalian 3. Sektor Industri Pengolahan

(8)

b. Subsektor Industri Bukan Migas 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

a. Subsektor Listrik b. Subsektor Gas c. Subsektor Air Bersih 5. Sektor Konstruksi

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran b. Subsektor Hotel

c. Subsektor Restoran

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

a. Subsektor Pengangkutan - Angkutan Rel - Angkutan Jalan Raya - Angkutan Laut - Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan - Angkutan Udara - Jasa Penunjang Angkutan

b. Subsektor Komunikasi

8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan a. Subsektor Bank

b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan d. Subsektor Real Estate

e. Subsektor Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa

a. Subsektor Pemerintahan Umum

(9)

BAB III GAMBARAN UMUM A. Kecamatan Klari

Berikut ini merupakan tabel PDRB yang meninterpretasikan nilai PDRB per Sembilan lapangan usaha di Kecamatan Klari.

Tabel

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Klari di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

(10)

Gambar

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Klari di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dilihat dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 jumlah lapangan

usaha sebesar 6.193.379,80 dan mengalami pertumbuhan pada tahun 2012 sebesar

7.049.849,12, dan mengalami pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 8.181.925,90.

Gambar

Distribusi Persentase Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Klari di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dilihat dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pada Pertanian memiliki

persentase sebesar 2%. Pertambangan dan Penggalian memliki persentase sebesar 0%. Industri

Pengolahan memiliki persentase sebesar 80%. Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki persentase

6,193,379.80 7,049,849.12

8,181,925.90

1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00 7,000,000.00 8,000,000.00 9,000,000.00

2011 2012 2013

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan

(11)

sebesar 2%. Bangunan memiliki persentase sebesar 2%. Perdagangan, Hotel dan Restoran

memiliki pesentase sebesar 8%. Pengangkutan dan Komunikasi memiliki persentase sebesar

2%. Bank dan Lembaga Keuangan memiliki persentase sebesar 1%, dan Jasa-jasa memiliki

persentase sebesar 3%.

B. Kecamatan Cikampek

Berikut ini merupakan tabel PDRB yang meninterpretasikan nilai PDRB per Sembilan lapangan usaha di Kecamatan Cikampek.

Tabel

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Cikampek di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

(12)

Gambar

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Cikampek di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa total nilai produk domestik regional bruto

atas dasar harga berlaku kecamatan Cikampek pada tahun 2011, 2012 dan 2013 mengalami

kenaikan dengan jumlah total pada tahun 2011 sebesar Rp.3,984,047.27 dan pada tahun 2012

dengan jumlah total sebesar RP.6,584,906.23 sedangkan pada tahun terakhir tahun 2013

dengan jumlah total Rp.7,811,467.78. pada setiap tahunya mengalami peningkatan.

Gambar

Distribusi Persentase Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Cikampek di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dari hasil persentase diatas dapat disimpulkan bahwa lapangan usaha menurut Produk

Domestik regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di kecamatan Cikampek didominasi oleh

Industri Pengolahan dengan nilai tertinggi yaitu mencapai 64%, disusul dengan jenis lapangan

5,984,047.27

6,584,906.23

7,811,467.78

2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3

Grafik Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan

(13)

usaha Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan nilai persentase sebesar 12% kemudian jenis

lapangan usaha Bangunan dengan nilai persentase masing-masing 12% dan jenis lapangan

usaha Jasa-jasa mencapai nilai 3% dan jenis usaha Bank dan lembaga Keuangan dan Listrik, Gas

dan Air Bersih hanya mencapai 2%, sedangkan untuk nilai persentase terendah jenis lapangan

usaha di kecamatan Cikampek adalah dibidang Pertambangan dan Penggalian dengan nilai

persentase mencapai 0%.

C. Kecamatan Purwasari

Berikut ini merupakan tabel PDRB yang meninterpretasikan nilai PDRB per Sembilan lapangan usaha di Kecamatan Purwasari.

Tabel

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Purwasari di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Karawang Tahun 2013

(14)

Gambar

Distribusi Persentase Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Purwasari di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Dari hasil persentase diatas dapat disimpulkan bahwa lapangan usaha menurut Produk

Domestik regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di kecamatan Purwasari didominasi oleh Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan nilai tertinggi yaitu mencapai 52%, disusul dengan

jenis lapangan usaha Bangunan dengan nilai persentase sebesar 23% kemudian jenis lapangan

usaha Pengangkutan dengan nilai persentase 11% dan jenis lapangan usaha Jasa-jasa mencapai

nilai 10%, sedangkan untuk nilai persentase terendah jenis lapangan usaha di kecamatan

Purwasari adalah dibidang Bank dan Lembaga Keuangan dengan nilai persentase mencapai 4%.

D. Kecamatan Kota Baru

Berikut ini merupakan tabel PDRB yang meninterpretasikan nilai PDRB per Sembilan lapangan usaha di Kecamatan Kotabaru.

Tabel

(15)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Karawang Tahun 2013

Gambar

Distribusi Persentase Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Kota Baru di Wilayah Karawang Bagian Selatan Tahun 2011-2013

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan grafik distribusi persentase diatas, maka didapatkan bahwa lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 – 2013 yaitu lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar 42 persen. Sedangkan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian dan listrik, gas dan air berish yaitu 0 persen.

Pertanian Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis panel data diatas bahwa

1. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien determinasi atau R- Square (R²) sebesar 0,9992 yang berarti 99,92 persen PDRB di Karawang Bagian Selatan secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variabel dari keempat variabel independen pertanian, industri , bangunan dan perdagangan. Sedangkan sisanya 0,1 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak termasuk dalam penelitian.

2. Hasil yang diperoleh dari Adjust R-squaed yaitu nilai (99,96) >(9,99), keputusannya adalah Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternative (Ha) diterima. Artinya bahwa seluruh variable terikat memiliki pengaruh terhadap variable bebas yaitu, berpengaruh sebesar 99% terhadap resiko sistematis. Sedangkan 1% nya adalah pada variable lain diluar dari variable kajian.

(17)

Keterangan :

PERT : PERTANIAN INDS : INDUSTRI BANG : BANGUNAN PERDG : PERDAGANGAN Ƹ : eror

Hasil Fixxed Effect Model PDRB

No Variabel Slope Keterangan

1 C 3432886 Coefisien bernilai positif, artinya semakin

besar nilai coefisien maka semakin besar

niai PAD

2 Pert - 16.35091 Nilai Pertanian bernialai Negatif, artinya

semakin kecil nilai Pertanian maka semakin besar nilai PDRB

3 Inds -1.830043 Nilai Industri bernialai Negatif, artinya

semakin kecil nilai Industri maka semakin besar nilai PDRB

4 Bang 6.439227 Nilai Bangunan bernialai positif, artinya

semakin besar nilai Bangunan maka semakin besar nilai PDRB

5 Perdg 1.320965 Nilai Perdagangan bernialai positif,

artinya semakin besar nilai Perdagangan maka semakin besar nilai PDRB

Sumber : Hasil Analisis 2016

Hasil Fixxed Effect Model adalah untuk menjelaskan perbedaan intersep anatar variabel penelitian dan nilai cooeficient slope adalah konstan dalam kurun waktu tertentu. Berdasrkan hasil analisis variabel – varieabel Pendapatan Asli 11

Daerah bahwa variabel – variabel Pendapatan Asli Daerah dalam kurun waktu Sembilan tahun memiliki nilai pengaruh yang berbeda beda.

Tabel

Hubungan Variabel Bebas Terhadap PDRB

No Variabel Hubungan Yang ditentukan Keterangan

1 C Positif (+) Signifikan

2 Pert Negatif (-) Signifikan

3 Inds Negatif (-) Signifikan

4 Bang Positif (+) Signifikan

(18)

Hasil Fixed Effect Model dari PDRB menunjukan bahwa nilai intersep dari variabel - variabel penelitian memiliki penagruh besar dan kecil terhadap PDRB. Dimana variabel yang memiliki nilai intersep positif memiliki pengaruh terhadap besar nilai Pendapatan Asli Daerah, sedangkan intersep nilai negartif memiliki pengaruh terhadap besar nilai PDRB jika nilainya semakin kecil. Hasil Fixed Effect Model dari PDRB menunjukan bahwa nilai intersep dari variabel penelitian memiliki penagruh besar dan kecil terhadapPDRB. . Dimana variabel yang memiliki nilai intersep positif memiliki pengaruh terhadap besar nilai PDRB, sedangkan intersep nilai negartif memiliki pengaruh terhadap besar nilai PDRB jika nilainya semakin kecil.

Dari model diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Model Efek Tetap (MET) menunjukan adanya hubungan positif antara perubahan pajak

Pertanian, Industri, Bangunan, dan Perdaganngan dengan perubahan PDRB

2. Kecamatan yang memiliki rata – rata perubahan PDRB terbesar adalah Kecamatan

Cikampek.

Gambar

Tabel 1.1 Luas Kecamatan Wilayah Karawang Bagian Selatan
Gambar PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Klari di Wilayah Karawang Bagian Selatan
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kecamatan Cikampek di Wilayah Karawang Bagian
Grafik Total PDRB Atas Dasar Harga  Berlaku
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) di Sungai Ulim Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi

Faktor usia, asal institusi pendidikan kedokteran, pengalaman seminar, dan endemisitas lingkungan praktik tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan dokter umum secara

Pekerjaan Build Change telah meningkatkan desain dan konstruksi lebih dari 5,700 rumah di Indonesia dan China Buku pedoman ini menyediakan panduan sederhana bagi konstruksi yang

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 200 responden dan uraian-uraian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tingkat kualitas

Banyak hal yang dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha dibidang jasa, salah satunya adalah bagaimana mereka dapat menarik pelanggan dan mempertahankan mereka, salah

Namun, soal UN yang diberikan dimodifikasi menjadi soal uraian, sehingga kemampuan matematika siswa SMP dapat terlihat dengan jelas; (2) Tes Pemecahan Masalah Bangun

Alat ini mempunyai fungsi untuk menganalisis kandungan Tritium (H-3) dan C-14 di dalam pendingin air primer. Pada saat digunakan untuk melakukan pencacahan alat

Menurut Mardiasmo (2009),Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting dalam menentukan kualitas informasi laporan keuangan, oleh