PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN, PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
PDRB KABUPATEN ASAHAN PADA TAHUN 2008-2012
TUGAS AKHIR
DEVI AWINDA 112407051
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN, PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
PDRB KABUPATEN ASAHAN PADA TAHUN 2008-2012
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
DEVI AWINDA 112407051
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Pengaruh Sektor Perdagangan, Pertanian dan Pertambangan Terhadap Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan Pada Tahun 2008-2012
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Devi Awinda
Nim : 112407051
Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2014
Disetujui Oleh
Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing, Ketua
Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si
PERNYATAAN
PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN, PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN
PDRB KABUPATEN ASAHAN PADA TAHUN 2008-2012
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Sektor Perdagangan, Pertanian dan Pertambangan Terhadap Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan Pada Tahun 2008-2012.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Pembimbing sekaligus Sekertaris Program Studi D3 Statistuka FMIPA USU yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan dan seluruh staff dan Dosen Program Studi D3 Statistuka FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Sadiman, Ibu Ariana dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 4 Analisis dan Pembahasan
Daftar Tabel
Halaman 4.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan Menurut
Lapangan Usaha atas dasar harga konstan 2000 (Persen) 40 4.2 Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda 41
4.3 Koefisien Nili-Nilai Analisis Residu 44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Pola Garis Lurus 24
3.3 Korelasi Positif 32
3.4 Korelasi Negatif 33
3.5 Korelasi Nol 34
5.1 Cara Mengaktifkan Program Excel 55
5.2 Jendela Microsoft Excel 55
5.3 Data Setelah Dimasukkan 58
5.4 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS 58
5.5 Kotak Dialog Awal SPSS 59
5.6 Tampilan Jendela Data View Dalam SPSS 59 5.7 Tampilan Pengisian Variabel View Dalam SPSS 63
5.8 Tampilan Pengisian Data View Dalam SPSS 63
5.9 Kotak Dialog Analisa Regresi 64
5.10 Tampilan Jendela Regresi Linier 65 5.11 Tampilan Pada Pengisian Linier Regression Statistik 65
5.12 Tampilan Pengisian Linier Regression Plots 66
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebagian dari perkembangan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan domestik regional bruto (PDRB). Dengan tingginya nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam perekonomian.
Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah itu sendiri. Dalam rangka evaluasi dan proses penyusunan perencanaan dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi dan kemajuan pembangunan daerah.
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar perhitungannya. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai perencanaan pengambilan keputusan. Jika pertumbuhan ekonomi positif, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perekonomian. Dan sebaliknya apabila pertumbuhan negatif, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi wilayah atau PDRB adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu faktor atau gabungan dari lapangan usaha yang memiliki keunggulan dari suatu wilayah yang dikelompokkan sebagai berikut:
1) Pertanian, peternakan, dan perikanan 2) Pertambangan dan penggalian 3) Industri pengolahan
4) Listrik, gas dan air bersih 5) Bangunan
8) Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 9) Jasa-jasa
Dari setiap sektor ini memiliki pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Maka dari itu perlu dilihat sektor mana yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Karena dengan mengetahui sektor apa yang paling besar pengaruhnya dapat diketahui usaha apa yang paling banyak dan berkembang di wilayah tersebut, dan untuk melihat sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, kemudian dapat digunakan sebagai perencanaan pengambilan di wilayah tersebut. Dari beberapa sektor yang ada penulis hanya mengambil sektor perdagangan, pertanian, dan sektor pertambangan saja karena penulis memiliki keterbatasan dan kemampuan.
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN, PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN ASAHAN PADA TAHUN 2008-2012”.
1.2RUMUSAN MASALAH
1.3BATASAN MASALAH
Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian tidak menyimpang dan terarah, maka kriteria yang digunakan penulis adalah:
1) Jenis lapangan usaha yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya sektor perdagangan, pertanian dan pertambangan.
2) Sektor perdagangan juga mencakup perhotelan dan restoran.
3) Sektor pertanian juga mencakup sektor peternakan, kehutanan, dan perikanan.
4) Sektor pertambangan juga mencakup penggalian.
5) Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS yaitu data laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan tahun 2008-2012.
1.4TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang akan di lakukan adalah untuk mengetahui pengaruh sektor perdagangan, pertanian dan pertambangan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan pada tahun 2008-2012.
1.5MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
2) Untuk mengetahui sektor apa saja yang paling berkembang di Kabupaten Asahan.
3) Bisa dijadikan sebagai dasar perencanaan pembuatan usaha apa yang paling cocok di Kabupaten Asahan.
4) Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang diamati.
1.6METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Kepustakaan
Merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh ilmu ataupun rumus-rumus yang dapat digunakan untuk mencari model regresi liniernya serta korelasi dari data yang telah diperoleh serta dapat membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
2) Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
3) Pengolahan Data
1.7TINJAUAN PUSTAKA
Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel, hubungan tersebut dapat dikorespondensikan dalam betuk persamaan yang menghubungan variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Jika terdapat satu variabel bebas disebut dengan regresi linier sederhana sedangkan jika terdapat lebih dari satu variabel bebas disebut regresi linier berganda.
Persamaan Regresi Linier Berganda:
Ŷ = �0+ �1�1+ �2�2 +�3�3+ . . . + ���� + �
keterangan:
Ŷ = Nilai penduga bagi variabel Y �� = Variabel bebas
�0 = Konstanta
�� = Koefisien variabel bebas
� = Kesalahan (error) � = 1,2,3∙∙∙,�
Maka varibel –variabel penelitian dapat dimasukkan ke dalam persamaan dengan:
Ŷ = Laju Pertumbuhan PDRB �1 = Sektor Perdagangan
�2 = Sektor Pertanian
Analisis Korelasi
Analisis korelasi membahas tentang derajat hubungan antara variabel – variabel, berapa kuat hubungan antara variabel – variabel itu terjadi.
Nilai koefisien korelasi didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
��� = n∑X1Y−(∑X1)(∑Y) ��n∑X12−(∑X1)2��n∑Y2−(∑Y)2�
keterangan:
� = Banyaknya pasangan data � dan � ∑�� = Jumlah nilai dari variable �1
∑�� = Jumlah nilai dari variabel �
∑ �12 = Jumlah nilai kuadrat dari variabel �
∑ �12 = Jumlah kuadrat nilai dari variabel �
∑ ���� = Jumlah hasil kali nilai variabel � dan �
1.8SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN
BAB 2: TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menguraikan tentang teori-teori mengenai isi dari tugas akhir ini yaitu teori tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
BAB 3 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori – teori yang berhubungan dengan penelitian penulis.
BAB 4: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dengan menggunakan cara yang terdapat pada landasan teori.
BAB 5: IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang analisis data menggunkan program SPSS.
BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB) ditingkat nasional. Hal ini juga memudahkan para analis untuk membandingkan PDRB antar provinsi dan antara PDRB dengan PDB. Pendapatan regional tidak dapat dipisahkan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari segi konsep, definisi metodologi, cakupan dan sumber datanya. Hal ini untuk menjaga kejayaan dan konsistensi hasil perhitungan baik antar kabupaten dan kota di provinsi, maupun antar provinsi dan nasional.
2.1 Pergeseran Tahun Dasar
Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan mengalami pergeseran dari tahun 1993 menjadi tahun 2000. Perubahan tahun dasar ini antara lain disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
a. Secara nasional telah terjadi perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis.
peranannya sudah melampaui sektor pertanian dan menjadi primadona perekonomian Indonesia.
c. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh globalisasi tentunya akan berpengaruh kepada perekonomian domestik, masih dalam periode tersebut, pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berdampak kepada perubahan struktur perekonomian Indonesia. Akibatnya struktur ekonomi Indonesia tahun 1993 telah berbeda dengan tahun 2000.
2.2 Pemilihan Tahun Dasar
Pada dasarnya penetapan tahun 2000 sebagai tahun dasar teknis dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini juga merupakan komitmen BPS Negara ASEAN tahun 2000, agar besaran angka-angka PDB atau PDRB dapat saling diperbandingkan antar Negara dan antar waktu guna keperluan analisis kerja perekonomian dunia.
signifikan. Perbaikan cakupan terutama di sektor industri pengolahan (elektronik/teknologi informatika) serta di sektor jasa-jasa. Di sisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga antara sektor primer, sekunder, dan tersier.
c. BPS telah merampungkan penyusunan tabel input-output Indonesia 2000, termasuk Sumatera Utara untuk tingkat provinsi. Tabel input-output tersebut telah mengalami uju konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan maupun penawaran. Oleh karena itu struktur ekonomi Indonesia yang digambarkan melalui tabel I-O dapat dijadikan kerangka dasar (benchmarking) dalam penyempurnaan perhitungan PDB/PDRB, sekaligus dipakai sebagai tahun dasar dalam penyusunan series baru perhitungan PDB/PDRB baik sektoral maupun penggunaan.
2.3 Konsep dan Defenisi
Dalam menghitung pendapatan regional, hanya dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah/regional dihitung dan dimasukkan, tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi. Dengan demikian PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB menunjukkan gambaran Production Originated.
Disamping itu juga dihitung Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar biaya faktor produksi, yaitu PDRB dikurangi penyusutan. Dan pajak tidak langsung neto yaitu pajak tidak langsung dikurangi subsidi.
Sampai saat ini Provinsi Sumatera Utara belum dapat menyajikan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk, karena masih sulitnya memperoleh data yang menggambarkan arus pendapatan yang mengalir/keluar masuk antar Provinsi. Dalam pengertian ini pendapatan dari faktor produksi yang berada disuatu provinsi tetapi dimiliki oleh penduduk dari provinsi lain, merupakan bagian dari pendapatan provinsi tempat tinggal pemilik.
2.4 Metode Perhitungan
2.4.1 Metode Langsung
Perhitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah. Hasil perhitungannya mencakup seluruh prodik barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan:
1. Pendekatan produksi
PDRB merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayah atau region dalam suatu priode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai Produksi Bruto (NTB/Output) dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. 2. Pendekatan pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh seluruh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah atau region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pola komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
3. Pendekatan pengeluaran
priode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, perhitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang di produksi.
2.4.2 Metode tidak langsung/Alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding data daerah.
2.5 Klasifikasi Lapangan Usaha
Dengan demikian kegiatan ekonomi per lapangan usaha dirinci menjadi: 10) Pertanian, peternakan, dan perikanan
11) Pertambangan dan penggalian 12) Industri pengolahan
13) Listrik, gas dan air bersih 14) Bangunan
15) Perdagangan, hotel, dan restoran 16) Pengangkutan dan komunikasi
17) Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 18) Jasa-jasa
Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
2.6 Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
Diantara ketiga metode perhitungan PDRB, metode pendekatan produksi yang paling sering digunakan. Kedua pendekatan lainnya diterapkan untuk beberapa sektor tertentu.
lainnya. Estimasi NTB dapat diperoleh dengan mempergunakan rasio yang dihitung dari struktur biaya seperti tersebut diatas.
Pengambilan sampel dalam SKPR dilakukan dengan cara purposif. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa survei ini hanya untuk menghasilkan rasio struktur biaya saja, tidak untuk mengestimasi nilai keseluruhan dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang disurvei, karena populasinya tidak diketahui.
2.7 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan
Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2.7.1 Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu priode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari hasil pengurangan NPB/Output dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan perubahan volume produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor maka penilaian output dilakukan oleh setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut:
dari kualitas yang dipergunakan tidak slalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan kabupaten dan kota lainnya. Selain itu diperlukan juga data harga per unit satuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi transaksi pertama antara produsen dengan pembeli atau konsumen. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksudkan adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan proses produksi utama.
2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dihitung juga produksi jasa yang digunakan sebagai pelengkap dan bergabung menjadi satu kesatuan usaha dengan produksi utamanya.
Untuk menghitung kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor. Pemilihan indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan subsektor dan sektor yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi atau jasa pada tahun yang bersangkutan.
2.7.2 Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume atau kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Revaluasi
harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, disamping itu data harga yang tersdia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstanta masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.
2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolatur dapat merupakan indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan, subsektor dan sektor yang dihitung. Ekstrapolasi dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
3. Deflasi
pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
4. Deflasi berganda
Dalam deflasi berganda yang di deflasi adalah output dan biaya antaranya, sedang nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHBP sesuai cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input. Dengan kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam perhitungan harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.
2.8 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional
Dari data PDRB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti:
1. Produk domestik atas dasar harga neto atas dasar harga pasar, yaitu PDRB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam produksi selama setahun.
pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai pendapatan regional.
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Regresi
Statistika merupakan salah satu cabang pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuwan dari hampir semua bidang ilmu pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak menggunakan statistika sebagai dasar analisis maupun perancangannya (ratno dan mustadjab, 1992: 1) maka dapatlah dikatakan bahwa statistika mempunyai peranan yang penting dan besar terhadap kemajuan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, statistika harus dan penting untuk di pelajari oleh para peneliti guna mendukung suksesnya penelitian.
Analisis regresi adalah satu cabang statistika yang banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari para ilmuwan, khususnya para peneliti, baik ilmuwan bidang eksakta maupun sosial. Banyak buku atau literature yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan analisis regresi, dimana satu dengan lainnya saling melengkapi, tetapi dalam hal-hal tertentu masih banyak masalah yang belum dibahas.
Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel lain ( tinggi badan orang tua).
Ada beberapa defenisi regresi yang dapat dijabarkan yaitu:
a. Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. (Mason, 1996:489)
b. Persamaan regresi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan variabel yang nilainya belum diketahui. (Algifari, 2000:2)
c. Analisis regresi adalah hubungan yang didapat dan dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. (sudjana, 2002: 310)
3.2 Analisa Regresi Linier
Sebelum melakukan analisis korelasi dalam sebuah penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui apakah variabel-variabel yang akan dikorelasikan merupakan regresi linier atau non linier, karena hal ini akan dipergunakan dalam menganalisa data.
10
Antara variabel bebas � dan variabel terikat � membentuk sebuah pola garis yang lurus, dan dalam aplikasinya jika nilai � meningkat maka nilai � juga meningkat dan jika nilai � mengalami penurunan maka nilai � juga akan mengalami penurunan.
Di dalam teorinya analisa regresi linier mempunyai dua bentuk persamaan yaitu:
a. Analisa regresi linier sederhana (simple analisis regresi) b. Analisa regresi linier berganda (multiple analisis regresi)
3.3 Analisa Regresi Linier Sederhana
hanya satu variabel terikat � dan satu variabel bebas �. sehingga setiap nilai � bertambah dengan �, kalau nilai �= 0 maka nilai � sebesar � saja.
Penggunaan model regresi linier sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari independent variabel (variabel bebas) terhadap dependent variabel (variabel terikat), tidak boleh ada pengaruh timbal balik, yaitu jika variabel terikat juga berpengaruh terhadap variabel bebas.
Dalam regresi linier sederhana dihindari sifat autokorelasi. Autokorelasi adalah hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel yang lain sama (pangestu, 2004:155). Misalnya kalau pada tahun pertama pembelian bak penampungan air banyak sekali, maka pembelian bak penampungan air pada 10 tahun kemudian juga akan banyak, karena usia bak penampungan air tersebut memang hanya dapat bertahan 10 tahun. Pembelian bak penampungan air 10 tahun sebelumnya akan rusak, sehingga pembelian secara bersama-sama setiap 10 tahun sekali, sehingga pembelian akan melonjak. Dengan kata lain ada hubungan antara pembelian bak penampungan air yang sama dengan pembelian 10 tahun yang akan datang. Inilah yang dimaksud dengan Autokorelasi.
Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Model regresi linier sederhananya adalah:
Y = a + bX
keterangan:
� = Variabel terikat (dependent variable) � = Variabel bebas (independent variable) � = Konstanta (intrcept)
� = Kemiringan (slope)
3.4 Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi yang mempunyai hubungan antara satu peubah acak tidak bebas (terikat) � dengan peubah lain yang bebas �1,�2,�3. Jika dalam regresi linier sederhana hanya memiliki 2 variabel saja yaitu satu variabel terikat � dan satu variabel bebas �. Pada regresi linier berganda terdapat lebih dari 2 variabel, satu variabel untuk variabel terikat, dan lebih dari satu variabel bebas.
Pada dasarnya rumus pada regresi linier berganda sama dengan rumus pada regresi sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda ditambahkan variabel-variabel lain yang juga diikutsertakan dalam penelitian. Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
keterangan:
� = Variabel terikat (dependent variable) � = Variabel bebas (independent variable)
bo = Konstanta regresi
bn = Koefisien regresi variabel bebas Xn
Dalam penelitian ini digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel terikat (�) dan tiga variabel bebas (�). Maka persamaan regresi bergandanya adalah:
Ŷ = b0+ b1X1 + b2X2+ b3X3
keterangan:
Ŷ = Laju Pertumbuhan PDRB �1 = Sektor Perdagangan
�2 = Sektor Pertanian
�3 = Sektor Pertambangan
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk, yaitu:
�Y = nb0+ b1�X1 + b2�X2+ b3�X3
�X1Y = b0�X1+ b1�X12+ b2�X1X2+ b3�X1X3 �X2Y = bo�X2+ b1�X1Y2+ b2�X22+ b3�X2X3
�X3Y = b0�X3+ b1�X1X3+ b2�X2X3+ b3�X32
Pada dasarnya regresi linier berrganda digunakan untuk mengghitung dan menguji tingkat signifikansi, antara lain:
a. Menghitung persamaan regresinya
b. Menguji apakah persamaan regresinya signifikan c. Dan bagaimana kesimpulannya
3.5 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa setidak-setidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari. Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu jumlah kuadrat untuk regresi yang ditulis JKreg dan jumlah kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan
JKreg = b1�x1y + b2�x2iy +⋯+ bk�xky
Dengan derajat kebebasan �� = �
JKres =∑(Yi−Y�i)2
Dengan derajat kebebasan �� = (� – � – 1) untuk sampel berukuran �, dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:
Fhitung =
JKreg � JKres
(� – � – 1)
Dimana statistik � yang menyebar mengikuti distribusi � dengan derajat kebebasan pembilang �1 = k dan penyebut �2 = � – � – 1.
3.6 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas � yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas � yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan
keterangan:
JKreg = Jumlah kuadrat regresi
Harga R2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi tersebut. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja ataupun dengan kata lain hanya yang bersifat nyata.
3.7 Korelasi
Analisis korelasi adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain (Algifari,2000:45). Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti, untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel yang terikat dengan yang bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri. Untuk mengukur seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut maka digunakan metode analisis korelasi. Analisa korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (bivariate correlation) atau lebih dari 2 variabel (multivariate correlation) dalam suatu penelitian. Untuk menentukan seberapa besar hubungan antar variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi.
Berdasarkan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dinyatakan dengan koefisien korelasi yang di simbolkan dengan “r”. besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 ≤ r ≤ +1. Suatu korelasi yang mempunyai nilai +1 menunjukkan hubungan linier yang sempurna. Dan apabila nilai korelasi adalah 0 berarti kedua peubah tidak mempunyai hubungan linier. Secara jelas dapat dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Interpretasi nilai r
� Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,01 - 0,20 Sangat rendah
0,21 - 0,40 Rendah
0,41 - 0,60 Agak rendah
0,61 - 0,80 Cukup
0,81 - 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
Sumber: Hartono, M. Pd statistik untuk penelitian
Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik yang searah maupun tidak. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis:
Gambar 3.3 Korelasi positif
Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
Gambar 3.4 korelasi negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
Gambar 3.5 korelasi nol
Terjadinya korelasi nol (nihil) apabila perubahan antara variabel yang stu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel. Artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel lain dan kadang diikuti dengan penurunan variabel lain.
Bentuk umum korelasi adalah:
�
2=
n
∑
X
iY
−
(
∑
X
i)(
∑
Y)
��
n
∑
X
i2−
(
∑
X
i)
2
Adapun untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel terikat � dan variabel bebas X1, X2 dan X 3 yaitu:
1. Koefisien antara � dan X1
2. Koefisien korelasi antara � dengan X2
5. Koefisien korelasi antara �1 dan �3
6. Koefisien korelasi antara �2 dan �3
3.8 Kesalahan Standar Estimasi
3.9 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (∝) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu: �0 (hipotesis 0) dan �1 (hipotesis alternatif).
�0 bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya
perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang akan diteliti. �� bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang akan diteliti.
Sy,1,2,…,k =�∑(Yi−Y�) 2
Pembentukan suatu hipotesis memerlukan toeri-teori maupun hasil penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu:
1. Hipotesis nol dan hipotesis alternative yang diusulkan
2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed atau two tailed).
3. Penentuan nilai hitung statistik.
4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan dalam uji keberartian regresi.
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain. 1. H0:β0 = β1 =⋯ =βk = 0
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
H1:Minimal satu parameter koefisin regresi βk ≠0
Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Pilih taraf nyata ∝ yang diinginkan.
3. Hitung statistik �ℎ����� dengan menggunakan persamaan.
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Data
Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS). Yaitu data Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Asahan dari tahun 2008-2012. Dalam hal ini penulis mengambil 4 buah data yaitu, laju pertumbuhan PDRB, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor pertambangan yang keseluruhan datanya diambil dari data pertumbuhan. Datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan Menurut Lapangan Usaha atas dasar harga konstan 2000 (Persen)
keterangan:
Ŷ = Laju Pertumbuhan PDRB �1 = Sektor Perdagangan
�2 = Sektor Pertanian
�3 = Sektor Pertambangan
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Dalam mencari persamaan regresi linier berganda, maka terlebih dahulu kita menghitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari hubungan fungsional antar variabel yang ada. Dengan koefisien yang didapat dari perhitungan, maka dapat ditentukan persamaan regresinya. Adapun perhitungan koefisiennya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Tahun � �1 �2 �3 (�)2 (�1)2 (�2)2 (�3)2
2008 5,02 7,19 1,86 3,82 25,200 51,696 3,460 14,592
2009 4,67 6,89 1,75 4,53 21,809 47,472 3,063 20,521
2010 4,97 6,84 2,72 4,57 24,701 46,786 7,398 20,885
2011 5,37 6,96 3,52 5,35 28,837 48,442 12,390 28,623
2012 5,57 7,18 3,59 6,62 31,025 51,552 12,888 43,824
Tabel lanjutan:
Tahun �1�2 �1�3 �2�3 �1� �2� X3Y
2008 13,373 27,466 7,105 36,094 9,337 19,176
2009 12,058 31,212 7,928 32,176 8,173 21,155
2010 18,605 31,259 12,430 33,995 13,518 22,713
2011 24,499 37,236 18,832 37,375 18,902 28,730
2012 25,776 47,532 23,766 39,993 19,996 36,873
Jumlah 94,311 174,704 70,061 179,633 69,927 128,647
keterangan:
Ŷ = Laju Pertumbuhan PDRB �1 = Sektor Perdagangan
�2 = Sektor Pertanian
�3 = Sektor Pertambangan
Dan persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
Harga-harga yang telah diperoleh disubsitusikan ke dalam bentuk persamaan tersebut, maka diperoleh:
25,6 = b0 5 + b1 35,06+ b2 13,44 + b3 24,89
179,633 = b0 35,06 +b1 245,948 + b2 94,311+ b3 174,704
69,927 = b0 13,44 + b1 94,311 + b2 39,199 + b3 70,061
128,647 = b0 24,89 + b1174,704 + b2 70,061+ b3 128,445
Setelah persamaan diatas telah diselesaikan, maka diperolehlah nilai dari koefisien-koefisien linier bergandanya, yaitu:
b0 = -2,580
b1 = 0,976
b2 = 0,368
b3 = -0,027
4.3 Analisis Residu
Dengan didapat persamaan regresinya, maka untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan laju pertumbuhan PDRB yang sebenarnya terhadap laju pertumbuhan PDRB yang diperkirakan, maka dapat dihitung dengan mencari koefisien-koefisien dari analisis residu sebagai berikut:
Table 4.3 Koefisien Nili-Nilai Analisis Residu
Tahun Y Ŷ �1-Ŷ (�1-Ŷ)2
4.4 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi dibuat untuk menentukan kesimpulan, maka perlu dilakukan suatu pengujian hipotesis mengenai keberartian regresi. Untuk menentukan uji keberartian regresi tersebut, maka digunakan rumus untuk menentukan hipotesisnya, yaitu:
H0: β0 =β1 =⋯ =βk = 0
Artinya: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas, yaitu sektor perdagangan , sektor pertanian, dan sektor pertambangan, terhadap variabel tidak bebas yaitu laju pertumbuhan PDRB.
H1: Minimal satu parameter koefisien regresi ≠ 0
Artinya: Terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas, yaitu sektor perdagangan , sektor pertanian, dan sektor pertambangan, terhadap variabel tidak bebas yaitu Laju pertumbuhan PDRB.
Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka diperlukan dua macam Jumlah Kuadrat (JK) yaitu untuk regresi (JKreg) dan untuk sisa (JKres)
yang akan didapatkan setelah mengetahui hasil dari x1i= X1i−X�1,x2i =X2i = X
�2,x3i= X3i−X�3 dan y1 =Yi−Y�i. Untuk memperoleh nilai-nilai tersebut, maka
diperlukan nilai harga sebagai berikut:
Untuk menentukan uji keberartian regresi maka diperlukan nilai �1,�2,�3 dan �
yang dapat membantu untuk mengerjakan uji keberartian regresi, sehingga dapat diperoleh dari tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Nilai Untuk Uji Keberartian Regresi
No Yi X1i X2i X3i YiX1i YiX2i YiX3i �12
Dari Tabel 4.4 tersebut maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut: ΣYiX1i = 0,125
ΣYiX2i = 1,114
ΣYiX3i = 1,211
��12 = 0,000
Dari nilai-nilai diatas maka dapat diperoleh dua macam jumlah kuadrat-kuadrat yakni JKreg dan JKres , yaitu sebagai berikut:
JKreg = b1∑x1iyi+ b2∑x2iy2 + b3∑x3iy3
= (0,976)( 0,125) + (0,368)( 1,114) + (-0,027)(1,211) = 0,12249+ 0,40995-0,032683
JKres =∑�Yi−Y��2
Untuk ������, yaitu nilai statistik yang dapat dilihat di lampiran tabel � dengan derajat kebebasan pembilang �1 = � dan penyebut �1 = � − � −1, dan α = 5% (0.05) maka diperoleh:
������ = F(α)(V1V2) = F(α)(k;k−n−1)
= F(0.05)(3;1) = 216
Karena �ℎ����� = 2594,790 > ������, = 216 maka �0 ditolak dan �1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier berganda � atas �1,�2,�3 memiliki pengaruh yang signifikan, yang berarti bahwa sektor
4.5 Koefisien Determinasi
Pada pembahasan sebelumnya yaitu pada tabel 4.4 dapat dilihat harga ∑y2 = 0,500
dan nilai JKreg = 0,500 yang telah di hitung sebelumnya, maka nilai koefisien
determinasi dapat dihitung dengan:
R2 = JK∑reg
y2
= 0,500
0,500
= 1,000
Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus sebagai berikut:
R =√R2
R =�1,000
= 1,000
4.6 Koefisien Korelasi
4.6.1. Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas maka dari tabel sebelumnya dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu sebagai berikut:
1. Koefisien korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB (�) dengan Sektor Perdagangan (�1)
ry1 = n∑X1Y−(∑X1)(∑Y)
��n∑X12−(∑X1)2��n∑Y2−(∑Y)2�
= (5)(179,638)−(35,06)(25,6)
�{(5)(245,948)−(35,06)2}{(5)(131,572)−(25,6)2}
= 0,542
Nilai positif menandakan hubungan yang searah antara � (laju pertumbuhan PDRB) dengan �1 (sektor perdagangan), artinya peningkatan � (laju pertumbuhan PDRB) akan meningkatkan �1 (sektor perdagangan), dan sebaliknya penurunan � (laju pertumbuhan PDRB) akan menurunkan �1 (sektor perdagangan). Hubungan antara � (laju pertumbuhan PDRB) dengan �1 (sektor perdagangan), tergolong sedang, ini ditandai dengan nilai � yaitu
2. Koefisien Korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB (�) dengan Sektor Pertanian (�2)
ry2 = n∑X2Y−(∑X2)(∑Y)
��n∑X22−(∑X2)2��n∑Y2−(∑Y)2�
= (5)(69,9268)−(13,44)(25,6)
�{(5)(39,199)−(13,44)2}{(5)(131,572)−(25,6)2}
=
5,57√38,404
= 0,899
Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � (laju pertumbuhan PDRB) dengan �2(sektor pertanian), artinya peningkatan � (laju pertumbuhan PDRB) akan meningkatan�2 (sektor pertanian), dan sebaliknya penurunan � (laju pertumbuhan PDRB) akan menurunkan �2 (sektor pertanian). Hubungan antar � dengan �2 tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai nilai � yang tinggi yaitu 0,899.
3. Koefisien korelasi antara Laju pertumbuhan PDRB (�) dengan Sektor Pertambangan (�3)
ry3 =
n∑X3Y−(∑X3)(∑Y)
��n∑X32−(∑X3)2��n∑Y2−(∑Y)2�
= 5(128 ,6473 )−(24,89)(25,6)
�{(5)(128,445)−(24,89)2}{(5)(131,572)−(25,6)2}
= 6,0525
�56,783
= 0,803
Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara � (laju pertumbuhan PDRB) dengan �3 (sektor pertambangan), artinya peningkatan � (laju pertumbuhan PDRB) akan meningkatan �3 (sektor pertambangan),
dan sebaliknya penurunan � (laju pertumbuhan PDRB) akan menurunkan �3 (sektor pertambangan). Hubungan antar � dengan �3 tergolong tinggi, ini ditandai dengan nilai nilai r yang tinggi yaitu 0,803.
4. Koefisien korelasi antara Sektor Perdagangan (�1) dan Sektor Pertanian (�2)
penurunan �1 (sektor perdagangan) akan menurunkan �3 (sektor pertambangan). Hubungan antar �1 (sektor perdagangan) dengan �2 (sektor pertanian), ini ditandai dengan nilai nilai � yang rendah yaitu 0,122.
5. Koefisien korelasi antara Sektor Perdagangan (�1) dan Sektor Pertambangan (�3)
r13 = n∑X1X3−(∑X1)(∑X3) ��n∑X12−(∑X1)
2
��n∑X32−(∑X3) 2
�
= (5)(174,704)−(35,06)(24,89)
�{(5)(245,9478)−(35,06)2}{(5)(128,445)−(24,89)2)
= 0,251
6. Koefisien korelasi antara Sektor Pertanian (�2) dan Sektor Pertambangan (�3)
r23 =
n∑X2X3−(∑X2)(∑X3)
��n∑X22−(∑X2) 2
��n∑X32 −(∑X3) 2
�
= (5)(70,0609)−(13,44)(24,89)
�{(5)39,2−(13,44)2}{(5)(128,445)−(24,89)2)
= 0,845
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi system adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain system yang ada dalam desain yang telah disetujui, menginstal dan memulai system baru atau system yang diperbaiki. Tahapan implementasi system adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming. Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan perangkat lunak (softwere) sebagai implementasi system yaitu SPSS for windows dalam masalah memperoleh perhitungan.
5.2 Pengaktifan Excel
Sebelum mengoperasikan excel, pastikan bahwa program tersebut telah tersedia di computer, kemudian lanjutkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Dari Windows Klik Start, pilih program dan klik Microsoft excel.
b. Klik Windows Excel maka secara otomatis jendela utama excel akan tampil dan langsung digunakan untuk mengolah data.
Gambarnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 5.1 Cara Mengaktifkan Program Excel
Beberapa istilah dalam Microsoft Excel:
1. Worksheet adalah tempat lembar kerja yang memasukkan data ataupun rumus. Worksheet tersedia sebanyak tiga sheet yang terdiri dari 65.536 baris dan 256 kolom.
2. Workbook adalah buku kerja yang terdiri dari beberapa worksheet. Workbook ini tempat menyimpan worksheet sehingga mempermudahmengorganisir file-file sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
3. Cell adalah perpotongan baris dan kolom yang ditandai dengan poiter sel pada posisi tertentu yang ditunjukkan pada name book.
4. Pointer cell adalah tanda penunjuk keaktifan sel berupa kotak bingkai tebal.
5. Range adalah kumpulan beberapa sel yang menunjukkan kelompok area.
6. Gridlines adalah garis bantu seel pada area kerja.
7. Fil handell adalah bagian bawah kanan pointer sel berfungsi untuk memindahkan atau mengopy data dan rumus dengan menggunakan mouse.
5.2.1 Pengisian Data
Maka dari itu computer diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat dengan kesalahan yang kecil, dan diharapkan computer dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Proses pengisian data pada lembar kerja excel dengan cara mengetik data yang kita inginkan di sel yang tersedia, ada dua cara mengisi data:
a) Dengan menggunakan keyboard.
b) Dengan sub menu yang terdpat pada menu excel.
Cara mengisikan data dengan menggunakan keyboard, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Letakkan pointer dan sel yang ingin diisi data 2. Ketik data
3. Tekan enter
Hasil dari memasukkan data dapat dilihat pada gambar berikut:
5.3 MENGOPERASIKAN SPSS
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, yaitu:
5.3.1 Mengaktifkan Program SPSS Pada Windows.
Klik start lalu all program pilih SPSS Inc lalu klik SPSS 17.0
Gambar 5.4 Tampilan Cara Pengaktifan SPSS
5.3.2 Cara Memasukan Data
Gambar 5.5 Kotak Dialog Awal SPSS
Untuk membuat lembar kerja baru klik cancel dan akan tampil sebagai berikut:
Gambar 5.6 Tampilan Jendela Data View Dalam SPSS
1. Input Variabel Y a. Name
Letakan pointer pada kolom name, double klik pada kolom tersebut dan ketik Y
b. Type
Karena Y berupa angka, maka klik kotak kecil pada kanan sel tersebut, yaitu pilih numeric.
c. Width
Untuk keseragaman pada SPSS, ketik 8 d. Decimals
Berhubung datanya berkoma, maka ketik 2 e. Label
Label adalah keterangan untuk nama variabel yang bersangkutan. Maka untuk Y ketik laju pertumbuhan PDRB.
2. Input variabel �1 a. Name
Letakan pointer pada kolom name, double klik pada kolom tersebut dan ketik X1
b. Type
Karena X1 berupa angka, maka klik kotak kecil pada kanan sel tersebut, yaitu pilih numeric.
c. Width
d. Decimals
Berhubung datanya berkoma, maka ketik 2 e. Label
Label adalah keterangan untuk nama variabel yang bersangkutan. Maka untuk X1 ketik Sektor Perdagangan.
3. Input variabel X2 a. Name
Letakan pointer pada kolom name, double klik pada kolom tersebut dan ketik X2
b. Type
Karena X2 berupa angka, maka klik kotak kecil pada kanan sel tersebut, yaitu pilih numeric.
c. Width
Untuk keseragaman pada SPSS, ketik 8 d. Decimals
Berhubung datanya berkoma, maka ketik 2 e. Label
Label adalah keterangan untuk nama variabel yang bersangkutan. Maka untuk X2 ketik Sektor Pertanian.
Letakan pointer pada kolom name, double klik pada kolom tersebut dan ketik X3.
b. Type
Karena X3 berupa angka, maka klik kotak kecil pada kanan sel
tersebut, yaitu pilih numeric. c. Width
Untuk keseragaman pada SPSS, ketik 8 d. Decimals
Berhubung datanya berkoma, maka ketik 2 e. Label
Label adalah keterangan untuk nama variabel yang bersangkutan. Maka untuk �3 ketik Sektor pertambangan.
Untuk variabel view dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5.3.3 Pengisian data pada SPSS
Setelah selesai pada pengisian pada variabel view selanjutnya dilakukan pengisian data pada data view. Isi data sesuai variabel yang tersedia seperti gambar berikut:
Gambar 5.8 Tampilan Pengisian Data View dalam SPSS
Setelah dilakukan pengisian data maka selanjutnya dilakukan proses analisa data. Langkah-langkahnya adala sebagai berikut:
Gambar 5.9 Kotak Dialog Analisa Regresi
b) Langkah selanjutnya adalah masukan Y ke kolom dependent, dan variabel �1,�2,�3 ke kolom independent.
c) Pada kolom method pilih enter. Maka tampilannya adalah sebagai berikut:
Gambar 5.10 Tampilan Jendela Regresi Linier
Gambar 5.11 Tampilan Pada Pengisian Linier Regression Statistik e) Klik plots untuk membuat grafik, dan berikan tanda ceklis pada pilihan
Histogram, Normal probability plot, produce all partial plot lalu klik continue.
Gambar 5.12 Tampilan Pengisian Linier Regression Plots
Gambar 5.12 Tampilan Pengisisan Linier Regression Options
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan rumus yang ada maka didapat nilai-nilai koefisien regresinya yaitu:
b0= -2,580, b1 = 0,976, b2=0,368, dan b3= -0,027. Sehingga persamaan
regresi linier bergandanya adalah: Y
� =−2,580 + 0,976 X1+ 0,368 X2−0,027 X3
2. Pada uji regresi linier dengan taraf nyata 0,05 dengan �� pembilang = 3, dan dk penyebut = 1, maka nilai ft�bel yang didapat adalah 216 dan fhitung =
2594,79, sehingga hipotesis yang diperoleh fhitung (2594,79) <ftabel(216)
maka �0 ditolak dan �1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier berganda � atas X1,X2,X3 memiliki pengaruh yang signifikan, yang berarti bahwa Sektor Perdagangan, Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan.
4. Pada analisis koefisien korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen, korelasi yang kuat terjadi pada � (laju pertumbuhan PDRB) dengan �2(sektor pertanian) yaitu sebesar 0,899 dan tergolong tinggi.
6.2 SARAN
Dari hasil analisis diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran, antara lain : 1. Agar tugas akhir lebih akurat maka data yang akan diolah harus
diperbanyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Ginting, Paham. 2006. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hartono, Drs.2004. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: LSFK2P.
Santoso Dwi Ratno, dan Kusnadi Hary Mustadjab.1992. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudjana,M.A.M.Sc. Metode Statistika. Bandung: Tarsito 2005
Tarigan Robinson. 2005. Ekonomi Regional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Yamin, Sofyan, Lien A. Rachmach dan Heri Kurniawan. 2011. Regresi Dan
Korelasi Dalam Genggaman Anda. Jakarta: Salemba Empat.