• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Produktivitas Penggunaan karrtu Bandwi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Variabel Produktivitas Penggunaan karrtu Bandwi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

VARIABEL PRODUKTIVITAS

PENGGUNAAN BANDWIDTH INTERNET

(KORELASI DENGAN

VARIABLE IT RESOURCES PADA COBIT FRAMEWORK)

Tjahjanto1), Benhard Sitohang2), Sudarso Kaderi Wiryono3)

STEI-ITB1,2), School of Electrical Engineering and Informatics, Institut Teknologi Bandung, SBM-ITB3), Bandung

cahyanto@students.itb.ac.id1), benhard@stei.itb.ac.id2), sudarso_kw@sbm-itb.ac.id3)

Abstract: The Internet usage can be effective, efficient, and support productivity. Depends on several factors.

COBIT Framework is intended for IT governance. To measure the productivity of the internet bandwidth usage, required the variables that affect productivity. This paper describes the variables that affect the productivity of the internet bandwidth usage, results from previous studies, and explain the appropriateness, similarity and correlation of these variables with the variables in the COBIT IT Resources Framework, which consists of the application, Information, Infrastructure and People, so productivity variables internet bandwidth usage can be used on COBIT Framework.

Keywords : Internet, Ba ndwidth, Internet Usage, Productivity, COBIT Framework.

1.

Pendahuluan

Penyebaran dan pengunaan internet sangat luas, hal ini menjadikan internet sangat strategis untuk dikontrol dan diarahkan, supaya penggunaanya produktif, sehingga bisa mendapatkan manfaat yang maksimal, dengan melihat output, outcome dan pengaruhnya. Pembangunan fasilitas internet juga tidak lepas dari penggunaan referensi COBIT Framework dalam pelaksanaanya, untuk mendapatkan ketertataan IT dan QoS (Quality of Service) yang diinginkan.

Produktivitas penggunaan bandwidth internet dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang disebut sebagai variabel yang mempengaruhi nilai produktivitas, sesuai dengan besaran dampaknya. Variabel-variabel tersebut telah

didiskripsikan dalam framework pengukuran produktivitas penggunaan bandwidth internet [4], yaitu variabel sebagai

berikut :

Pada penelitian ini, variabel-variabel tersebut dibandingkan untuk kesesuaian, kesamaan dan korelasi dengan variabel yang ada pada IT Resources COBIT Framework.

2.

Penjelasan dan Definisi Variabel

[4]

.

Berikut definisi dan penjelasan variabel-variabel penentu produktivitas penggunaan bandwidth internet, yaitu :

a. Produktif dari sisi profesi pengguna atau level profesional (variable V1).

Bahwa user yang melakukan kegiatan itu adalah user yang memang telah ditetapkan, berhak dan dituntut secara goal aktifitas dialah orang yang harus melakukan. Profesi user adalah berbanding lurus dengan kompetensi user yang bersangkutan, semakin kompeten seorang user, logikanya akan semakin efektif dalam melaksanakan tugasnya. Lihat Gambar 1 dibawah ini, ilustrasi pohon, cabang dan ranting profesi yang hendaknya diisi oleh SDM dengan kompetensi tertentu yang melahirkan profesi.

Keterkaitan antara bidang usaha, pekerjaan, dan profesi SDM. Suatu jenis produk yang spesifik memerlukan jenis pekerjaan utama yang wajarnya ditanggani seorang operator dari jenjang dan profesi tertentu. Pekerjaan ini hanya bisa ditanggani secara efektif (menghasilkan produk/jasa sesuai target) dan

efesien (tak boros), bila didukung oleh berbagai elemen pendukung yang merupakan berbagai pekerjaan

(2)

Gambar 1. Keterkaitan Ranting Profesi [2]

b. Produktif dari sisi peruntukan waktu (variabel V2).

Bahwa waktu proses itu berlangsung, adalah pada waktu yang telah ditetapkan, dimana keberlangsungan proses itu berada tepat pada waktunya. Waktu telah dibagi-bagi sesuai dengan kebijakan suatu institusi, waktu di sini bukanlah jam berapa, tapi adalah waktu yang memang disiapkan untuk tujuan tertentu. Misalnya waktu kerja untuk shift satu, adalah jam 08:00 sampai dengan jam 17:00, bedakan dengan waktu kerja untuk shift dua, dan shift tiga, jika satu hari dibagi dengan tiga shift, tentunya waktu istirahat juga bisa berbeda jamnya.

c. Produktif dari sisi durasinya (variabel V3).

Yaitu bahwa lamanya suatu proses kegiatan berinternet tidak boleh melebihi batas kepentinganya, sehingga pas pada durasinya.Mengenai lamanya waktu, terlalu singkat adalah tidak cukup, terlalu lama juga akan berlebihan sehingga tidak efektif. Jadi didasarkan oleh kecukupan waktu yang diperlukan dalam menggunakan bandwidth internet untuk tujuan tertentu.

d. Produktif dari sisi tujuan (variabel V4).

Bahwa tujuan dari kegiatan aktivitas berinternet haruslah sudah didefinisikan dari awal apa goal yang akan didapat. Tujuan yang dimaksud tercermin pada apakah perusahaan bisnis atau non bisnis. Karena ukuran produktivitasnya berbeda, misalnya antara bank dan kampus akademik. Goal atau tujuan, sejak awal menggunakan internet sudah harus ditentukan. Jadi kesemuanya konkrit dalam kerangka kegiatan yang menuju kepada tujuan besarnya (mengikuti tujuan organisasi jika sebuah institusi, dan mengikuti tujuan target jika perorangan misalnya). Bayangkan jika penggunaan internet tanpa tujuan, penggunaanya semakin tidak efektif.

e. Produktif dari sisi isi atau content (Ketepatan content dan kategori posistif) (variabel V5).

Bahwa content yang sedang diakses adalah content yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai goal tujuan. Isi atau content adalah yang utama dari substansi penggunaan bandwidth, jika isinya salah, atau tidak tepat maka efektivitas dari suatu kegiatan penggunaan bandwidth internet akan menurun, bahkan tidak ada sama sekali.

f. Produktif dari sisi tempat (variabel V6).

Bahwa tempat proses itu berlangsung, adalah pada tempat yang semestinya sang user boleh dan bisa melakukan proses itu. Faktor kenyamanan suatu tempat, juga faktor keformilan suatu tempat dalam menggunakan internet, mempunyai pengaruh dalam efektifitasnya. Semakin nyaman suatu tempat akan cenderung semakin efektif dalam menggunakan internet.

g. Produktif dari sisi volume data yang dipakai (variabel V7).

(3)

h. Produktif dari sisi device periperal atau kecepatan komputer yang dipakai (variabel V8).

Bahwa kecepatan komputer yang dipakai sangat mempengaruhi produktivitas penggunaan bandwidth internet. Kecepatan komputer (kecepatan processor, Besaran RAM, HD) adalah sebanding lurus dengan kecepatan memproses suatu data menjadi informasi, jadi jika komputer semakin cepat maka proses komputasi akan semakin efesien, sehingga semakin produktif.

i. Produktif dari sisi Reliability Connection (variabel V9).

Bahwa koneksi internet harus terjamin selama proses berlangsung, tidak terjadi error connection atau off line. Reliability Connection adalah faktor dimana internet terus terkoneksi dan terus bisa digunakan, tidak mati hidup, sehingga bisa menggangu komunikasi internet, yang mengakibatkan kualitas pemakaian internet menurun.

j. Produktif dari sisi Bandwidth Utility (variabel V10).

Bahwa kapasitas bandwidth internet yang ada harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.Pemakaian bandwidth harus seoptimal mungkin, jika disiapkan bandwidth 12Mbps, maka bisa digunakan hingga optimal (mendekati 12Mbps), jangan disiapkan sebesar itu, tetapi penggunaanya hanya sedikit sekali (misal 1Mbps), hal ini juga mempengaruhi faktor kualitas penggunaan internet.

k. Produktif dari sisi Internet Application yang digunakan (variabel V11).

Bahwa kapasitas bandwidth internet yang ada digunakan untuk aplikasi apa saja, misalnya aplikasi browser, email, mailing list, FTP, News Group, Chating, Telnet, Search Engine, atau Ping.

l. Produktif dari sisi tipe organisasi apa yang menggunakan bandwidth internet (variabel V12).

Bahwa setiap tipe organisasi atau industri organisasi sangat menentukan dalam perlakuan penilaian produktivitas, misalnya organisasi bisnis atau non bisnis, misalkan lagi, perusahaan atau akademik.

3.

COBIT Framework

[1]

COBIT Framework merupakan acuan standar jaminan ketertataan IT, yang menjelaskan bahwa rencana pengembangan IT harus mendukung rencana tujuan kegiatan (bisnis) (lihat Gambar 2 dan Gambar 3). Fokus pada IT

Resources COBIT Framework, yang terdiri dari Application, Information, Infrastructure dan People, menjadikan

dasar penentuan, untuk membangun kesesuaian, kesamaan dan korelasi antar variabelnya ( lihat Gambar 5).

Gambar 2. Basic COBIT Principle ( COBIT 4.1)

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis. COBIT Framework Terdiri dari : Plan and Organize (PO) , Acquire and Implement (AI), Deliver and Suport (DS), Monitor and Evaluate (ME)

(4)

COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI) dan digunakan sebagai standar ketertataan IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model, (Lihat gambar 4).

Gambar 4. Interelationship of COBIT Component

Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah :

1) Effectiveness, Menitik beratkan pada sejauh mana efektitifitas informasi dikelola dari data-data yang

diproses oleh sistem informasi yang dibangun.

2) Efficiency, Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh

sistem.

3) Confidentiality, Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.

4) Integrity, Menitikberatkan pada integritas data atau informasi dalam sistem.

5) Availability, Menitikberatkan pada ketersediaan data atau informasi dalam sistem informasi.

6) Compliance, Menitikberatkan pada kesesuaian data atau informasi dalam sistem informasi.

7) Reliability, Menitikberatkan pada kemampuan atau ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan

data atau informasi.

Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi (IT Resources) dalam COBIT adalah pada :

1) Applications.

2) Information.

3) Infrastructure.

4) People.

Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :

1) Business-focused.

2) Process-oriented.

3) Controls-based.

4) Measurement-driven.

Untuk mengatur efektivitas IT, COBIT Framework mengatur 4 prinsip utama yang dijelaskan dibawah ini.

a. Plan and Organize (PO)

(5)

b. Acquire and Implement (AI)

Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diterapkan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Selain itu, perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada ditutupi oleh domain ini untuk memastikan solusi terus memenuhi tujuan bisnis.

c. Deliver and Support (DS)

Domain ini berkaitan dengan pengiriman aktual jasa yang diperlukan, yang mencakup pelayanan, manajemen keamanan dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna, dan pengelolaan data dan fasilitas operasional.

d. Monitor and Evaluate (ME)

Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dari waktu ke waktu untuk kualitas dan sesuai dengan persyaratan kontrol. Domain ini membahas manajemen kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan tata pemerintahan.

Hal-hal tentang COBIT diatas, menjelaskan bahwa COBIT sangat mendukung untuk terjadinya produktivitas suatu organisasi, yaitu dari kegiatan proses perencanaan, menjalankan proses, evaluasi dan monitoring kegiatana IT secara menyeluruh.

COBIT dapat digunakan oleh manajemen IT untuk membantu memaksimalkan manfaat yang didapatkan dari penggunaan IT, mengembangkan tata kelola IT yang cocok, dan kendali dalam perusahaan. COBIT dapat menyediakan seperangkat praktek yang dapat diterima pada umumnya karena dapat membantu para direktur, eksekutif dan manajer meningkatkan nilai IT dan mengecilkan resiko. Sehingga fokus IT Resources yang ada pada COBIT Framework, yang terdiri dari Application, Information, Infrastructure, People, bisa digunakan sebagai acuan dalam membangun kesesuaian, kesamaan dan korelasi variabel produktivitas pada penggunaan bandwidth internet, sebagai sub bagian dari kegiatan IT secara menyeluruh.

4.

COBIT dan Variabel Produktivitas

Gambar 5 di bawah ini menjelaskan bagaimana proses membangun kesesuaian, kesamaan dan korelasi variabel produktivitas melalui COBIT Framework, yaitu bahwa setiap IT Proses akan memberikan Information, dan menjalankan Application, serta membutuhkan Infrastructure dan People sebagai pemakai, sebagaimana dijelaskan IT Resources pada COBIT Framework.

Gambar 5. COBIT dan Variabel Produktivitas

U=Profesi User Managing IT Resources to Deliver IT Goals & Business Goal

(6)

5.

Penentuan Kesesuaian, Kesamaan dan Korelasi Antar Variabel

Dari penjelasan pendahuluan dan Gambar 5 diatas, berikut ini Tabel 1 yang menjelaskan proses yang membangun dan memperlihatkan kesesuaian, kesamaan dan korelasi antara variabel produktivitas penggunaan bandwidth internet, dengan variabel IT Resources yang ada pada COBIT Framework.

Tabel 1. Korelasi Variabel Produktivitas Penggunaan Bandwidth Internet dengan Variabel COBIT

COBIT Chating| Telnet| Search Engine| Ping| Peer to Peer| Live Streaming ]*) Jenis Aplikasi Internet

Infrastructure V8-Periperal [PC Dekstop| Mobile Device] .and.

[n?Processor+n?Memory+n?Hardisk] V9-Reliability

Connection

1=100% ; All Connectivity = On

V10-Bandwidth *) Beda industry, beda penyebutan level profesionalnya V2-Waktu

Peruntukan

[Waktu Bekerja|Waktu Istirahat Kerja|Waktu Bebas] *)waktu peruntukan, disesuaikan dengan industri yang akan diukur.

V3-Duration [Jam|Menit|Detik]

V4-Tujuan [Bisnis |Non Bisnis]

V6-Tempat [Kantor|Rumah|Public Area]

Information V5-Content {akademik=[Jurnal | Materi kuliah |Dokumenter |

Game|…]}

{Bisnis=[BI Dashboard |Info Pasar|Info

Product|Internal Report|…]}

Didalam menentukan variabel produktivitas penggunaan bandwidth internet, bisa menggunakan pendekatan

langsung, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya [4]. Juga bisa menentukan melalui pendekatan tidak

langsung, yaitu melalui framework yang mengatur IT Governance, seperti COBIT, TOGAF maupun ITIL. Namun pada paper ini, fokus melakukan pendekatan dengan COBIT framework, pada variabel IT Resources, untuk mendapatkan turunan variabel, serta membangun kesesuaian, kesamaan dan korelasi dengan variabel V1-V12, sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas penggunaan bandwidth internet.

Dari penelitian ini, bahwa variabel V1-V12 ada kesesuaian, kesamaan dan korelasi dengan variabel IT Resources pada COBIT Framework. Hubungan dengan produktivitasnya adalah, bahwa goal IT harus sama dan sejalan dengan goal bisnis, artinya bahwa produktivitas IT atau produktivitas penggunaan bandwidth internet, harus mendukung kegiatan yang produktif untuk tujuan bisnis, yang berarti mendukung keberhasilan bisnis.

7.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Penentuan variabel produktivitas bisa dilakukan melalui pendekatan pada IT Resources yang ada pada

(7)

2. Variabel V1-V12 semakin valid digunakan sebagai variabel yang mempengaruhi produktivitas penggunaan bandwidth internet, karena adanya kesesuaian, kesamaan dan korelasi dengan variabel IT Resources pada COBIT Framework.

8.

Daftar Pustaka

[1] COBIT 4.1 Expert, IT Governance Institute, USA.

[2] Pola Dasar Pengembangan SDM-P3JJ, Hal 5, Taufiq Rochim, Penerbit ITB, Bandung. [3] Productivity Engineering and Management, D J. Sumanth, 2004, MCGraw-Hill.

[4] Framework Pengukuran Produktivitas Penggunaan Bandwidth Internet, Tjahjanto, Benhard Sitohang, Sudarso Kaderi Wiryono, 2012, SNAKOM, Bandung.

[5] Aral, S., Brynjolfsson, E., & Alstyne, V. M. (2006). Information, Technology and Information Worker Productivity. MIT Center for Digital Business Working Paper.

[6] Brynjolfsson, E. (2005). Seven Pillars of Productivity. MIT. MIT.

[7] Brynjolfsson, E. (2006). With Came First, IT or Productivity? Virtuous Cycle of Investment and Use in Enterprise Systems. New York: MIT.

[8] Brynjolfsson, E., & Hitt, L. (2000). Beyond Computation: Information Technology, Organizational Transformation and Business Performance. Journal of Economic Perspectives , 14 (4), 23-48.

[9] Brynjolfsson, E., & Hitt, L. (1998). Beyond the Productivity Paradox. Communications of the ACM , 41 (8), 49-55.

[10] Claffy, K. (2002, Feb). Internet Measurement: Myths about Internet Data. Retrieved from www.caida.org/outreach/presentations/Myths2002.

[11] Gao, R., Chaorui, Z., Jiekai, Z., Deyuan, L., Rong, Y., & Shengli, X. (2010). Adaptive Bandwidth Measurement and Monitoring for Multimedia Transmission in Home Network. International Conference on E-Business and E-Government. IEEE.

[12] Gaspersz, V. (2000). Manajemen Produktivitas Total. Jakarta: Gramedia.

[13] Gibeon, S., & Silvio, R. (2009). Towards Effective Productivity Measurement in Software Projects. Fourth International Conference on Software Enginering Advance. IEEE.

[14] J.Sumanth, D. J. (1984). Productivity Engineering and Management. McGraw-Hill.

[15] Micah, A., Ramesh, S., & Harish, V. (2006). Algorithms for Optimizing Bandwidth Costs on the Internet. IEEE.

[16] Saari, S. (2006). Productivity Theory and Measurement in Business. European Productivity Conference . Finland.

[17] Saaty, T. L. (2008). Relative Measurement and Its Generalization in Decision Making Why Pairwise Comparisons are Central in Mathematics for the Measurement of Intangible Factors The Analytic Hierarchy/Network Process. RACSAM.

[18] Snir, M., & Bader, D. A. (2004). A Framework for Measuring Supercomputer Productivity. The International Journal of High performance Computing Applications. Sage Publications.

[19] Strassmann, P. A. (2004). Defining and Measuring Information Productivity. New Canaan, USA: The Information Economics Press.

[20] Wang, L., Zhang, Y., Zhang, X., Wang, B., & Li, X. (2010). A Parallel Strategy for Measuring Network Bandwidth. International Conference on Cyber-Enabled Distributed Computing and Knowledge

Gambar

Gambar 1. Keterkaitan Ranting Profesi [2]
Gambar 2. Basic COBIT Principle ( COBIT 4.1)
Gambar 4. Interelationship of COBIT Component
Gambar 5. COBIT dan Variabel Produktivitas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembentukan kelembagaan pelayanan terpadu satu pintu di Provinsi Aceh dan Kabuapten/ Kota merupakan kebijakan yang tepat

Siswa diberi kebebasan mencari cara untuk membuat barisan kelompoknya sepanjang mungkin (problem solving). Kegiatan berikutnya siswa berlomba lari estafet antar kelompok.

Departemen pembelian menerima daftar persediaan rusak yang telah disahkan dari bagian manajer persediaan, berdasarkan hal tersebut membuat surat retur pembelian

Pembelajaran wahdah yang penting saat bertemu guru atau pendamping adalah musyafahah/Metode musyafahah ( face to face ), guru membaca Quran berhadapan langsung

diperhitungkan mulai dari tahapan awal perancangan hingga akhir perancangan. 3) Penggunaan golden ratio dalam suatu perancangan karya logo dimaksudkan sebagai suatu

Bertitik tolak dari modifikasi gambar yang dapat dipadukan dengan gambar yang lain maka bagaimana untuk membedakan bahwa suatu gambar tersebut telah terjadi kontaminasi melalui

Pada berat basah dan berat kering berangkasan tanaman jahe emprit dengan perlakuan ekstrak daun kamboja merah menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan ekstrak daun

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Batu