• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Te"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Proses Produksi dan Pengendalian Mutu Teh Botol Sosro

Achmad Effendi 2512 100 057 achmad12@mhs.ie.its.ac.id

Teh Botol Sosro merupakan produk teh botol yang pertama kali muncul di Indonesia. Perintisan dimulai dengan mendirikan PT Sinar Sosro di daerah Cakung, Jakarta Timur pada tahun 1974. Dengan pergantian tahun ternyata usaha pemasaran Teh Botol Sosro berkembang sangat pesat dan meluas. Perusahaan Teh Botol Sosro memiliki satu filosofi yang diterapkan dalam setiap aktivitas bisnisnya yaitu konsep NIAT BAIK. Niat baik kemudian dijabarkan kembali bahwa produk Sosro tanpa 3 P yaitu tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna.

Teh Botol Sosro tidak pernah berhenti dalam melakukan pengembangan quality control. Quality control yang dilakukan Teh Botol Sosro ditandai dengan adanya suatu departemen quality control yang dibawahi oleh manager quality control yang menangani terhadap jaminan kualitas mutu terhadap produk yang ditangani mulai dari bhan baku, proses dan yang terakhir adalah produk jadi guna meniadakan adanya kegagalan mutu serta aman dikonsumsi oleh konsumen. Quality control pada Teh Botol Sosro bertujuan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar kualitas yang terjaga.

Dimensi Kualitas dan Critical to Quality Produk Teh Botol Sosro

Produk Teh Botol Sosro merupakan produk minuman yang sudah terkenal Indonesia. Teh Botol Sosro sangat menjaga kualitas produknya mulai dari proses pemilihan bahan hingga proses pengiriman. Adapun dimensi kualitas kualitas yang dapat ditemukan dalam produk Teh Botol Sosro yaitu persepsi kualitas, kesesuaian dengan standar, daya tahan, estestika, dan layanan

Pada dimensi persepsi kualitas, Produk Teh Botol Sosro merupakan produk teh botol yang pertama kali muncul di Indonesia. Produk Teh Botol Sosro juga terkenal dengan citra tanpa 3 P yaitu tanpa pengawet, tanpa pemanis buatan dan tanpa pewarna. Selain memproduksi teh botol jasmine tea Teh Botol Sosro, juga memproduksi Fruit Tea.

Teh Botol Sosro dalam pengendalian kualitasnya telah membentuk suatu departemen quality control yang dibawahi oleh manager quality control yang menangani terhadap jaminan kualitas mutu terhadap produk yang ditangani mulai dari bhan baku, proses dan yang terakhir adalah produk jadi guna meniadakan adanya kegagalan mutu serta aman dikonsumsi oleh konsumen. Quality control pada Teh Botol Sosro bertujuan untuk menghasilkan produk terbaik dengan standar kualitas yang terjaga baik dalam proses produksi maupun distribusi. Pengaturan suhu dan tekanan di bottle washer pada proses pembersihan botol dan pemeriksaan mutu di water treatment, unit boiler, unit kitchen serta analisis mikrobiologi sehingga menyebabkan produk ini lebih awet. Produk Teh Botol Sosro tahan hingga satu tahun setelah keluar dari proses produksi.

Selain daya tahan produk estetika produk juga sangat diperhatikan oleh Teh Botol Sosro. Estetika produk Teh Botol Sosro dapat terilahat pada bentuk botol yang simple dan mudah dipegang. Packaging yang menarik juga akan meningkatkan interest dari konsumen.

Kemudian yang terakhir adalah dimensi layanan produk, layanan produk pada Teh Botol Sosro dapat berupa customer service yang baik, ketersediaan produk yang baik, serta proses pengiriman yang cepat. Ketiga poin tersebut sangat membantu Teh Botol Sosro dalam memasarkan produknya di Indonesia. Dari ketiga poin tersebut juga dapat meningkatkan kkepercayaan konsumen sehingga Teh Botol Sosro akan menjadi brand minuman dalam pangsa pasar di Indonesia.

Salah satu tools untuk menguraikan atau mendekomposisi permintaan konsumen yang cukup luas menjadi permintaan konsumen yang terkuantifikasi dan lebih mudah memprosesnya yaitu CTQ tree. Critical to quality adalah kunci karakteristik yang dapat diukur dari sebuah produk. Critical to quality pada produk Teh Botol Sosro terdapat pada tiga aspek yaitu fisik, sensor, dan waktu. Kemudian dari ketiga aspek terpecah menjadi beberapa sub faktor yang berpengaruh. Indikator dari keberhasilan faktor-faktor tersebut dapat ditentukan dari seberapa tinggi tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Critical to quality didapatkan berdasarkan kebutuhan dari konsumen.

(2)

Pada fisik ada dua sub faktor yaitu variasi produk dan ketersediaan produk memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Semakin mudah produk ditemukan di pasar maka kepuasan konsumen akan meningkat. Teh Botol Sosro mampu memproduksi 725.760 botol tiap harinya dengan asumsi produksi berjalan lancar. Dengan kapasitas produksi tersebut Teh Botol Sosro mampu melakukan ketersediaan produk di pasar dengan baik. Variasi produk memungkinkan konsumen untuk memiliki pilihan. Teh Botol Sosro memiliki dua variasi yaitu jasmine tea dan fruit tea. Dengan kedua pilihan tersebut Teh Botol Sosro telah memberikan pilihan kepada konsumen agar meningkatkan kepuasan konsumen.

Pada sensor ada dua sub faktor yaitu rasa dan penampilan produk. Maksut dari aspek sensor yaitu dimana produk dapat diterima oleh pasar. Teh Botol Sosro memiliki dua varian rasa yaitu jasmine tea dan fruit tea. Selain rasa penampilan Teh Botol Sosro juga selalu diperhatikan agar tetap menarik konsumen.

Pada aspek waktu ada sub faktor yaitu masa kadaluarsa dan pengiriman. Teh Botol Sosro memiliki masa kadaluarsa satu tahun setelah diproduksi. Dengan masa

kadaluarsa satu tahun maka Teh Botol Sosro dapat memberikan produk yang berkualitas sehingga tingkat kepercayaan konsumen meningkat. Pengiriman yang cepat dapat meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dan perusahaan.

Proses Produksi Teh Botol Sosro

Proses produksi dari Teh Botol Sosro terdiri dari 5 tahapan proses yaitu incoming material, rekayasa proses, pengemasan, pengawasan mutu dan pengolahan limbah. Dari kelima proses tersebut terdapat beberapa sub proses seperti pada tahap pengemasan yang terdiri dari proses sortasi awal, proses pencucian botol, proses sortasi lanjutan, pengisian teh cair manis dan proses sortasi akhir. Begitu pula pada proses yang lain yang akan lebih dijelaskan berikutnya.

Pada proses incoming material, pertama kali proses penyediaan bahan baku, bahan pengemas maupun bahan pembantu yang diperlukan dalam proses produksi didapat dari beberapa perusahaan. Adapun bahan baku utama Teh Botol Sosro antara lain teh kering dan gula pasir. Sedangkan bahan baku pengemas adalah botol, tutup botol dank rat. Bahan pembantu yang dibutuhkan yaitu poly aluminium chloride, kaporit, garam, caustic, katalis sulfat, pasir silika, carbon black, advantage, asam dan minyak diesel.

Pada proses rekayasa proses dibagi menjadi dibagi menjadi empat tahapan, unit water treatment, unit boiler, unit kitchen dan unit pasteurisasi. Unit water treatment merupakan tahapan perlakuaan awal proses produksi untuk mendapatkan air yang berkualitas sebagai bahan baku pembuatan Teh Botol Sosro. Unit boiler merupakan unit penghasil uap panas yang nantinya digunakan dalam proses produksi baik pada unit kitchen maupun pada proses bottling. Unit kitchen merupakan bagian yang paling penting dalam proses produksi, sebab unit inilah proses pembuatan Teh Botol Sosro dilakukan hingga dihasilkan produk yang siap untuk dikonsumsi. Unit pasteurisasi merupakan unit proses pemanasan teh yang dialirkan malalui saluran berliku- liku hingga suhu 93 derajad celcius dengan menggunakan uap panas dari boiler.

Achmad Effendi | 2 | Teknik Pengendalian Kualitas

Gambar 1

Critical to Qualty Tree Produk Teh Botol Sosro

Gambar 2

Proses Produksi Teh Botol Sosro

Pengolahan Limbah Pengawasan

Mutu

Incoming Material

(3)

Pada proses pengemasan dibagi menjadi lima tahapan, proses sortasi awal, proses pencucian botol, proses sortasi lanjutan, pengisian teh cair manis dan proses sortasi akhir. Proses ini dimulai dari pengambilan botol- botol kosong dalam krat dari gudang peti botol dengan menggunakan bantuan forklif

masuk ke unit produksi dan dilewatkan pada rol konveyor. Setelah itu botol lama maupun botol baru dicuci. Setelah dicuci terjadi proses penyortiran botol- botol bersih dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Botol bersih kemudian diisi dengan the cair manis oleh mesin filler. Tahap akhir seleksi dan sortir Teh Botol Sosro yang dilakukan oleh beberapa petugas.

Pada proses pengawasan mutu dibagi menjadi lima tahapan, incoming material, proses produksi, analisa mikrobiologi, unit sanitasi dan weekly maintenance dan pengawasan produk. Kelima tahapan tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas Teh Botol Sosro tetap baik agar kepercayaan konsumen meningkat.

Pada proses pengolahan limbah dibagi menjadi dua tahapan, limbah padat dan limbah cair. Unit pengolahan limbah dimaksudkan untuk mengolah sedemikian rupa limbah sehingga apabila air buangan tersebut dialirkan atau dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pertanian atau perikanan tidak berbahaya.

Pengendalian Kualitas Teh Botol Sosro

Adapun departemen pengendalian kualitas dibagi menjadi lima bagian, yaitu incoming material, proses produksi, analisa mikrobiologi, unit sanitasi dan weekly maintenance dan pengawasan produk. Departemen ini mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu bahan baku maupun bahan tambahan yang datang dilakukan oleh seorang petugas incoming material

dibawah pengawasan departemen quality control. Pemeriksaan dilakukan baik secara visual atau langsung saat datang maupun secara kimia di laboratorium.

Pemeriksaan di unit produksi dilakukan oleh seorang analis kimia dari departemen quality control

dimana analis ini berada di unit produksi langsung untuk mencatat lancartidaknya suatu produksi termasuk pengecekan hal- hal yang erat dengan alur produksi. Pengawasan mutu sampel ini lebih lanjut dilakukan oleh analis kimia di laboratorium. Analisa mikrobiologi dilakukan oleh seorang analis mikrobiologis. Tujuan dari analisa mikrobiologis yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran mikroba selama proses pembuatan Teh Botol Sosro. Tujuan yang lain yaitu untuk mendeteksi dini adanya cemaran mikroba sehingga dapat menentukan langkah awal pencegahan dari pencemaran mikroba.

Proses sanitasi dilakukan setiap awal shift, setelah waktu istirahat dan setelah hari libur besar. Unit yang dibersihkan antara lain kitchen, bottling line serta lantai tempat proses produksi berlangsung. Terakhir inkubasi sampel. Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan sampel hasil produksi tiap batch setiap

shif dengan cara mengambil 2 botol tiap 10 menit dan produk awal setelah berhenti lebih dari 3 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga produk tetap dalam kondisi baik sehingga konsumen dapat terpuaskan dengan kondisi produk. Pengendalian kualitas yang ketat pada setiap lini produksi akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan pengembangan sistem dan teknologi pengendalian terus menerus.

Referensi

Mawarno, B A. (2004). PROSES PRODUKSI THE BOTOL SOSRO PT. SINAR SOSRO CABANG UNGARAN.

SEMARANG: UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA.

Admin,2012. Identifikasi Critical To Quality. <http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?>. Diakses 22 September 2014

Referensi

Dokumen terkait

Menyetujui dan mengangkat Dewan Komisaris dan Direksi dengan susunan yang baru, pengangkatan tersebut terhitung sejak ditutupnya Rapat ini yakni tanggal 23-02-2021 (dua puluh

Certain : Kejadian klinis termasuk gambaran hasil laboratorium abnormal, terjadinya berhubungan dengan jarak waktu pemberian suatu jenis obat tertentu, tetapi efek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif strategi yang perlu dibangun yaitu, peningkatan sarana dan prasarana penunjang terkait mutu dan pemasaran komoditi eksport

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan pada bulan Januari- Maret 2017 di SD Pelita 2, Jakarta Barat. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan

Kontrol mühendisleri tarafından donatı montajı  bitirilen perdenin demir kontrolü yapıldı.. Bir sorun olmadığı görüldü ve

Aldi : Hm, seperti yang kamu lihat perusahaan kita sedang di ujung tanduk!. Kamu tau hal yang menyebabkan kejadian

[r]

(b) VRML97 needs to include the line #VRML V2.0 UTF8 in the first line of the VRML file — tells the VRML client what version of VRML to use. (c) VRML nodes are case sensitive and