“P engar uh I novasi K ebij ak an Pemer intah D aer ah T er hadap
D aya S aing UM K M di J awa T engah”
F A T IMA H
F akultas E konomi dan B isnis, Universitas Sebelas Maret
F atimah.sw31@ gmail.com
A bstr ak
Usaha Mikro, K ecil dan Menengah (UMK M) merupakan sektor industri yang memiliki peran penting dan juga strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. UMK M merupakan salah satu faktor yang membantu Indonesia melewati masa krisis pada tahun 1997-1998. Namun UMK M juga memiliki berbagai keterbatasan, diantaranya keterbatasan dalam pendanaan, tenaga professional dan dalam pemasaran produk UMK M. Untuk mengatasi keterbatasannya, UMK M memerlukan bantuan dari pihak ketiga, salah satunya adalah pemerintah. Pemerintah merupakan faktor penting yang mendukung keberlangsungan dan daya saing UMK M. UMK M tidak dapat berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah,, sedangkan pemerintah membutuhkan UMK M untuk menunjang keberlangsunga perekonomian nasional. Sehingga antara pemerintah dan UMK M terdapat hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.
K ata K unci: UMK M, peran pemerintah, inovasi, kebijakan
A . Pendahuluan
UMK M merupakan salah satu faktor yang membantu Indonesia melewati masa krisis pada tahun 1997-1998. K etika masa krisi di Indonesia, hanya UMK M yang mampu berdiri kokoh dan mendorong perekonomian Indonesia agar tidak lumpuh secara total. D ata B adan Pusat S tatistik (B PS) menunj ukkan bahwa setelah terjadinya krisis pada tahun 1997-1998 jumlah UMK M di Indonesia tidak mengalami penurunan, justru terus meningkat hingga mampu menyerap 85 hngga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. UMK M meiliki peran yang besar dalam menjaga keberlangsungan perekonomian Indonesia pada masa krisis, dan perkembangan UMK M diharapkan dapat mendukung perekonomian Inodonesia saat ini.
UMK M dapat terus mendukung perekonomian Indonesia, jika UMK M sendiri mampu mempertahankan kualitasnya dan terus berkembang. Perkembangan UMK M dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah daya saing setiap UMK M. Daya saing akan mendorong UMK M untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka. D engan adanya daya saing akan terbentuk diferensiasi produk dan juga keseimbangan harga. D aya saing j uga akan mendorong inovasi dari masing-masing pelaku UMK M agar mereka dapat terus berkembang. Dengan adanya daya saing dan potensi inovasi UMK M dapat mendorong iklim usaha di daerah yang bersangkutan. D alam meningkatkan daya saingnya setiap UMK M tidak dapat melakukannya sendiri, mereka memerlukan peran UMK M lain, linkungan dan j uga dorongan dari pemerintah.
Pemerintah merupakan faktor penting yang mendukung keberlangsungan dan daya saing UMK M. Pemerintah memegang peran sebagai pembuat kebijakan yang berdampak pada kemajuan UMK M. Menurut UU No 20 tahun 2008 pemerintah dan pemerintah dearah memegang peran dalam menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan beberapa kebijakan. K ebijakan pemerintah dan pemerintah derah terkait UK MK meliputi (i) aspek pendanaan,( ii) sarana prasarana, (iii) informasi usaha, (iv) kemitraan, (v) perizinan usaha, (vi) kesempatan berusaha, (vii) promosi dagang (viii) dukungan kelembagaan.
mendorong perekonomian nasional dengan menetapkan kebijakan fiskal dan regulasi moneter (S ulistiyana, S amudro, & Pratama, 2015).
Pemerintah memegang peran yang penting dalam menunj ang perkembangan UMK M. UMK M memiliki berbagai keterbatasan diantaranya keterbatasan pendanaan, tenaga professional dan pemasaran produk. Dengan bantuan pemerintah melalui penerapan kebijakan diharapkan dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki UMK M. Pemerintah harus bijak dalam menentukan kebijakannya, kebaruan informasi terkait iklim usaha saat ini sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan. Semakin inovatif kebijakan yang disusun oleh pemerintah daerah, maka semakin besar dampak kebijakan itu terhadap UMK M.
UMK M tidak dapat berkembang sendiri tanpa bantuan pemerintah,, sedangkan pemerintah membutuhkan UMK M untuk menunjang keberlangsunga perekonomian nasional. UMK M dan pemerintah memiliki hubunga yang saling membutuhkan,sehingga kedua variabel ini harus saling membantu. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemerintah dalam perkembangan UMK M dan pengaruh inovasi dari kebijakan pemreintah terhadap daya saing UMK M perlu dilakukan analisis terkait hubungan antara kebijaka pemerintah dan daya saing UMK M di Indonesia. B erdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat tulisan berj udul “Pengaruh Inovasi K ebijakan Pemerintah D aerah T erhadap D aya Saing UMK M di J awa T engah”.
B . Usaha Mikro, K ecil dan Menengah di J awa T engah
G r afik 1
Sumber: D ata B PS 2017 ( data diolah)
Grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 1997-1998 UMK M tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi yang dialami Indonesia. B ahkan dari tahun 1997-1999 UMK M menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Perkembangan UMK M dapat dilihat pada perkembangan j umlah usaha, jumlah tenaga kerja dan juga tingkat produksi UMK M. Grafik diatas juga dapat menunjukkan jumlah tenaga kerj a yang bekerja pada sektor UMK M tersebut.
Seiring dengan perkembangan jaman UMK M di Indonesia mengalami perkembangan yang fluktuatif. Perkembangan UMK M terhambat oleh beberapa kendala seperti keterbatasan kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen, informasi terkait pasar dan pendanaan. Pembinaan UMK M yang dilakukan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan usaha mikro menjadi usaha kecil dan usaha kecil menjadi menengah. L emahnya kemampuan manajerian dan kemampuan S D M UMK M mengakibatkan pengusaha kecil tidak dapat mengembangkan usahanya dengan baik (Setyanto, Samodra, & Pratama, 2015).
Secara spesifik permasalahan yang dihadapi oleh UMK M adalah tidak mampu memperoleh peluang pasar dan memperbesar pasar yang mereka miliki. K erterbatasan ini dikarenakan UMK M memiliki modal yang kecil dan juga memilki keterbatasan dalam memperoleh sumber pendanaan yang memadai. Permasalahan lain yang dihadapai UMK M terkait dengan jaringan usaha, dimana pengusaha kecil memiliki keterbatasan dalam menjalin kerjasama antar pengusaha. Permasalahan ini disebabkan oleh lemahnya sistem organisasi dan manajemen sumber daya manusia pada UMK M. Pembinaan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta belum mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia UMK M. Iklim usaha yang kurang kondusif karena persaingan yang
saling mematikan juga menjadi faktor penghambat perkembangan UMK M (Setyanto, Samodra, & Pratama, 2015).
G r afik 2
Sumber: D ata B PS 2017 ( data diolah)
Grafik 2 diatas menunj ukkan perkembangan UMK M pada tahun 2013-2015 di Propinsi J awa tengah. B erdasarkan grafik diatas terlihat bahwa perkmebangan UMK M di jawa tengah cukup fluktuatif. J umlah UMK M di J awa tengah selalu mengalami kenaikan dari tahun 2013-2015, dan pada tahun 2015 jumlah UMK M di J awa tengah sebesar 1,030,374 unit usaha. UMK M pada tahun 2013 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2,848,215 orang, dan jumlah ini sempat mengalami penurunan pada tahun 2014 sehingga UMK M hanya dapat menyerap sebesar 1,934,998 tenaga kerja. Pada tahun 2015 jumlah tenaga kerja yang diserap UMK M mengalami kenaikan, bahkan lebih tinggi dari tahun 2013 yaitu 2,571,409 tenaga kerja per tahun.
C . C ircular and C umulative C ausation
C ircular and C umulative C ausation (C C C ) merupakan salah satu prinsip dari ekonomi politik yang dikemukaakan oleh Myrdal pada tahun 1956. Prinsip ini merupakan pendekatan multi kausal yang mengagambarkan bagaimana perubahan pada suatu variabel akan mengakibatkan perubahan pada variabel yang lainnya. Perubahan ini terus terjadi membentuk suatu siklus yang saling mempengaruhi antar variabel. Perubahan kecil dalam variabel sosial ekonomi akan memberikan dampak yang semakin besar jika terdapat perbedaan pendapat di tingkat global, regional, negara dan individu (Samudro, B loch, & Salim, 2014).
810,263 832,472
1,030,374 2,484,215
1,934,998
2,571,409
0 1,000,000 2,000,000 3,000,000
2013 2014 2015
Per tumbuhan UM K M di J awa T engah T ahun 2013-2015
Proses dalam prinsip C C C biasanya berkaitan dengan perubahan hubungan antara beberapa faktor anatar lain perubahan hubungan pada lembaga daerah dan lembaga nasional. Menurut penelitian yang dilakukan Myrdal dalam Samudro, B loch, & S alim (2014) perubahan pada faktor social dipengaruhi oleh perubahan pada faktor ekonomi dalam arah yang sama. Myrdal melakukan penelitian terhadap ketidak seimbangan di A merika pada tahun 1944. B erdasarkan penelitiannya Mydral berpendapat bahwa orang A frika-A merika memiliki tingkat pendidikan yang rendah, memiliki banyak anak dan memiliki keterbatasan ekonomi. K arakteristik ini menyebabkan orang A frika-A merika memiliki tingkat upah yang rendah, dan mereka akan kesulitan memperoleh tingkat Pendidikan yang layak dan memiliki tabungan.
Penelitian yang dilakukan Myrdal pada tahun 1968 j uga mendukung penelitian yang sebelumnya. Penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pendapatn yang rendah akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan buruknya tingkat kesehatan, selain itu menyebabkan tingkat produktivitas yang rendah sehingga menyebabkan rendahnya tingkat income. Myrdal menyatakan bahwa akses terhadap pendidikan yang lebih baik akan memberikan kesempatan kepada orang A frika-A merika untuk meningkatkan standar hidup mereka. T ingkat Pendidikan yang lebih baik akan mendukung perbaikan nutrisi dan kesehatan kepada orang A frika-A merika, selain itu juga akan meningkatkan produktivitas dan tingkat pendapatan. Hal ini akan mengurangi gap sosial dalam masyarakat (Samudro, B loch, & S alim, 2014).
G ambar 1
P ola H ubungan Pemer intah dan UM K M B er dasar k an Pr insip C ir cular and C umulative C ausation (C C C )
B erdasarkan gambar pola diatas kita dappat malihat hubungan yang saling berkaitan antara pemerintah dan UMK M. B erdasarkan pola diatas kebijakan yang ditetapkan pemerintah akan mendorong perbaikan usaha UMK M. Perbaikan usaha pada UMK M akan mendorong terjadinya daya saing yang sehat antar UMK M. D engan meningkatnya daya saing UMK M ini diharapkan dapat meningkatkan iklim usaha didaerah yang bersangkutan sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terus meningkat. Dengan peningkatan perumbuhan ekonomi tentunya akan membantu pemerintah dalam mengatasi beberapa permasalahannya seperti pengangguran, kemiskinan dan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
D . Peran pemerintah terhadap UMK M
Peran pemerintah pada peningkatan daya saing UMK M adalah sebagi lembaga yang mennyediakan fasilitas terhadap UMK M baik berkaitan dengan UMK M itu sendiri, maupun berkaitan dengan pihal ekstern. Perean pemerintah antara lain berupa penyediaan fasilitas training atau pelatihan, mensosialisasikan teknik yang tepat digunakan oleh pelaksanan UMK M untuk meningkatkan kualtas prosuk mereka, dan juga informasi terkai pasar baik local, nasional maupun internasional (Y uliarmi, Suman, K iptiyah, & Y ustika, 2012).
merupaka sektor industri yang senantiasa berkembang sehingga perkembangan kebijakan pemerintah juga dibutuhkan dalam perkembangan UMK M.
Penelitian terdahulu mengenai peran pemerintah terhadap perkembangan UMK M menunjukkan hubunga yang positif anatara ke dua variabel tersebut. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh herlina (2015) yang meneliti tentang pengaruh kebijakan kluster industry terhadap perkembangan UMK M, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya kluster industry akan mendorong inovasi, pertumbuhan unit usaha baru dan mendorong modal intelektual.
Selain itu penelitian terkait peraen pemerintah juga dilakukan oleh F lyn (2016) yang melihat apakah dampak dari penerapan kebijakan ramah UMK M terhadap akses UMK M itu sendiri pada tender yang dilakukan pemerintah derah, akses terhadap memperoleh kontrak penyediaan barang publik. B erdasarkan penelitian ini dibuktikan bahwa dengan dukungan dari pemerintah UMK M dapat menjadi pemasok barang-barang public. D alam jangka pendek kebijakan ini juga dapat mengurangi diskriminasi antara uMK M dengan usaha besar dalam melakukan kegiatan usahanya.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Doha (2014) yang melakukan penelitian mengenai dampak dari pemberian bantuan dana pengembangan teknologi kepada UMK M. D alam penelitian ini dalam penelitian ini dilakukan beberapa analisis statistik mengenai factor yang mempengaruhi inovasi UMK M dan bantuan dana dari pemerintha daerah. Penelitian ini menunjukkan danaya hubunga yang positif antara bantuan dana pengembangan teknologi dari pemerintah terhadap perkembangan inovasi UMK M. D engan adanya bantuan dana dari pemerintah mendorong meningkatnya pengajuan hak paten aka suatu barang, meningkatnya kemampuan teknologi baik dari segi packaging sampai pada proses produksi.
pengelolaan pasar tradisional j uga dilaukan pemerintah J awa T engah untuk meningkatkan kualitas UMK M di J awa T engah.
K ota-kota lain di Provi nsi J awa T engah pasti juga memiliki kebijakan mereka tersendiri mengenai UMK M di daerahnya. K ebijakan yang ditetapkan oleh kota-kota di J awa T engah disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan setiap daerah masing-masing. Setiap derah tidak dapat disamakan, karena setiap daerah memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda. J ika di K ota S olo lebih berfokus pada UMK M di pasar tradisional, maka berbeda pada pemerintah J epara yang lebih fokus pada pengembangan sentra gerabah diderahnya. K ondisi K ota Solo juga pasti berbeda dengan yang terjasi pada K abupaten karanganyar ataupun Sukoharjo yang ada disekitarnya yang memiliki potensi alam lebih luas.
Pemilihan kebijakan yang tepat sasaran dan inovatif sesuai perkembangan jaman sangat penting dilakukan pemerintah daerah. Menjadikan daerah lain sebagai referensi mungkin bisa menjadi pilihan, namun tetap harus diperhitungkan dampak dan kesesuaiannya dengan kondisi daerahnya. Perkembangan jaman dan teknologi juga menjadi faktor yang penting dalam menentukan kebijakan pemerintah derah. Selain usaha dari pemerintah kebijakan ini tidak dapat terlaksana dengan baik jika bukan karena peran aktif UMK M. Sehingga UMK M juga harus turut aktif dalam menerima dan melaksanakan kebijak yang ditetapka pemerintah derah.
E . K esimpulan
D aftar Pustak a
(B I), B . I., & (L PPI), L . P. (2015). PROF IL BISNIS USAHA MIK RO, K E C IL D AN ME NE NGAH (UMK M). J akarta: B ank Indonesia (B I).
D ewes, M. d., D almarco, G., & Padula., A . D. (2015). Innovation policies in B razilian and D utch aerospace industries: How sectors driven by national procurement are influenced by its S & T environment. Space Policy, 34, 32-38.
F lynn, A ., & D avis, P. (2016). F irms’ experience of SME -friendly policy and their participation and success in public procuremen. J ournal of Small Business and E nterprise D evelopment, 23(3), 616-635.
Herlin, S. (2015). R egional Innovation C luster for Small and Medium E nterprises ( SME ): A T riple Helix C oncept. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 69, 151 – 160. . Samudro, B . R ., & Pratama, Y . P. (2014). D o the rate of profit and organic composition in
C entral J ava Industry increase in the long run? A test of heterodox political economy perspective. J ournal of E merging Issues in E conomics, F inance and Banking (J E IE F B), 3(6), 1324-1333.
Samudro, B . R ., B loch, H., & Salim, R . (2014). T he Uneven R egional Pattern of E cological C apital in Indonesia: A Heterodox Political E conomy Perspective. Social Science Research Network E lectronic J ournal, 9(3-4).
Setyanto, A . R ., Samodra, B . R ., & Pratama, Y . P. (2015). K A J IA N ST R A T E GI PE MB E R D A Y A A N UMK M D A L A M ME NGHA D A PI PE R DA GA NGA N B E B A S K A W A S A N A SE A N ( ST UD I K A SUS K A MPUNG B A T IK L A W E Y A N). J urnal E tikonomi, 14 (2), 205 – 220.
Sulistiyana, R . P., Samudro, B . R ., & Pratama, Y . P. (2015). Partai Politik, K epala D aerah Dan Performa E konomi R egional ( Studi K asus Provinsi di Indonesia T ahun 2010-2014). J urnal Ilmu E konomi Pembangunan, 15, No 1, 113-138.