• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP DUNIA PENDI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP DUNIA PENDI (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Dicky Permadiyanto 14423205

Latief Hermansyah 14423206

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Kemisikinan terhadap Dunia Pendidikan” ini dengan lancar sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Zein Muttaqin, SEI, MSI selaku pengampu dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

2. Rekan – rekan yang selalu member motivasi kepada kami dalam membuat makalah ini.

Demikian makalah ini dibuat. Kami meminta maaf karena makalah ini masih banyak kekurangannya. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca proposal ini.

Yogyakarta, Desember 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengatar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kemiskinan dan Pendidikan ... 3

a. Kemiskinan ... 3

b. Pendidikan... 4

B. Pandangan Islam Terhadap Kemiskinan ... 6

C. Dampak Kemisikinan Terhadap Pendidikan ... 7

D. Upaya Menanggulangi Kemisikinan Agar Meningkatkan Mutu Pendidikan ... 8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan adalah fenomena yang sejak lama terjadi diindonesia dan tidak dapat dipungkiri lagi besarnya dampak yang di timbulkan. Dewasa ini, kemiskinan sering menjadi perbincangan hangat di forum dunia namun belum menunjukan penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Kemiskinan tidak hanya menarik perhatian Indonesia tetapi juga dunia, baik negara maju maupun Negara berkembang.

Kemiskinan menurut Van Den Berg (2001) merupakan istilah yang terkait pengertian relative maupun absolut. Seseorang atau keluarga dianggap miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan mereka atau akses mereka terhadap barang atau jasa relative rendah dibandingkan orang lain dalam perekonomian. Kemiskinan juga dapat dilihat sebagai tingkat absolut pendapatan atau standar hidup.

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks. Kemiskinan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Kemiskinan muncul karena sumber daya manusia yang tidak berkualitas, begitu pula sebaliknya. Membangun pengertian kemiskinan bukanlah perkra yang mudah karena kemiskinan mencakup beberapa dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi menurut ekonomi, sosial, politik. Kemiskinan secara ekonomi dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Kemiskinan ini dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumber daya yang tersedia dan membandingkannya dengan ukuran baku.

Kemiskinan menjadi fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan di negara ini selalu bersamaan dengan masalah laju pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan pengangguran, ketimpangan sosial dalam distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan dan pendidikan yang menjadi modal utama untuk dapat bersaing didunia kerja. Di zaman sekarang untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka perlu diimbangi dengan biaya sehingga masyarakat berekonomi lemah tidak mampu untuk membayarnya. Akibatnya, pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki dibawah standar. Bahkan banyak anak-anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena kemiskinan.

Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan ketrampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa.

(5)

yang harus ditolong akibat semakin kerasnya deraan kehidupan ekonomi yang semakin memprihatinkan akhir-akhir ini.

Oleh sebab itulah, kemiskinan dan pendidikan dapat diasumsi sebagai dua hal yang berkaitan dan masih menjadi lingkar setan di dunia, khususnya negara indonesia, serta butuh perhatian khusus terkait hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana dampak kemiskinan terhadap mutu pendidikan ? dan bagaimana menanggulanggi kemiskinan agar dapat meningkatkan mutu pendidikan ?

C. Tujuan Masalah

Agar kita dapat mengetahui dampak dari kemiskinan terhadap pendidikan, sehingga kita dapat mengantisipasi dan menanggulangi kemiskinan agar dapat meningkatkan mutu

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan dan Pendidikan a. Kemiskinan

Pada umumnya, permasalahan mengenai pendidikan dan kemiskinan di negara berkembang hampir serupa. Umunya, negara-negara ini menghadapi dilema; apakah pertumbuhan ekonomi yang lebih dahulu dipacu ataukah pendidikan yang lebih baik. Persoalan ini sukar dijawab, sehingga ia lebih merupakan sebuah lingkaran setan (Azra, 1999).. Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Hal tersebut seharusnya menjadi semangat untuk terus melakukan upaya mencerdaskan bangsa. Tidak terkecuali, keadilan dalam memperoleh pendidikan harus diperjuangkan dan seharusnya pemerintah berada di garda terdepan untuk mewujudkannya. Penduduk miskin dalam konteks pendidikan sosial mempunyai kaitan terhadap upaya pemberdayaan, partisipasi, demokratisasi, dan kepercayaan diri, maupun kemandirian. Pendidikan nonformal perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengatasi kebodohan, keterbelakangan, dan ketertinggalan sosial ekonominya. Pendidikan informal dalam rangka pendidikan sosial dengan sasaran orang miskin selaku kepala keluarga (individu) dan anggota masyarakat tidak lepas dari konsep learning society adult education experience yang berupa pendidikan luar sekolah, kursus keterampilan, penyuluhan, pendidikan dan latihan, penataran atau bimbingan, dan latihan (Supriatna, 1997). Menurut (Dwi. 2010), kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan dapat didefenisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standard kehidupan yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan Secara umum kemiskinan diartikan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok atau dasar.

Dalam bahasa Arab kata miskin terambil dari kata sakana yang berarti diam atau tenang, sedang kata masakin ialah bentuk jama’ dari miskin yang menurut bahasa diambil dari kata sakana yang artinya menjadi diam atau tidak bergerak karena lemah fisik atau sikap

yang sabar dan qana’ah (Sidi, 1985). Kemiskinan merupakan kondisi masyarakat karena

pengaruh kebijakan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan (Djoko, & Muliawan, 2009).

(7)

sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya (Nur Kholis, 2014).

(Sharp, et.al dalam Kuncoro, 2003; Subandi, 2008) mengidentifikasikan ada tiga penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi, yaitu:

 Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya sehingga menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang,

 Kemiskinan timbul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia,

 Kemiskina muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Adanya keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang diterima.

Faktor lain yang menyebabkan kemiskinan, antara lain:

a. Semakin meningkatnya jumlah penduduk sementara lapangan kerja yang tersedia sangat minim.

Meledaknya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan lapangan kerja yang memadai sehingga menciptakan pengagguran, dan dari pengangguran tersebut terciptalah kemiskinan.

b. Tidak meratanya pendidikan.

Pendidikan yang tidak merata terutama di daerah terpencil memberikan peran yang cukup besar dalam menambah angka kemiskinan, pendidikan selama ini lebih mengutamakan di kota-kota besar, sehingga hanya masyarakat kota saja yang memiliki pendidikan yang cukup. Sedangkan masyarakat di pelosok tetap di bayang-bayangi oleh kemiskinan.

c. Banyaknya pejabat yang melakukan tindakan korupsi

Tindakan korupsi yang di lakukan oleh para pejabat yang tidak bertanggung jawab yang hanya memikirkan pribadi tanpa memikirkan orang-oarang yang di rugikan. Jumlah uang yang di korupsi oleh para koruptor sudah tidak terhitung lagi dan telah merugikan Negara. Seharusnya uang tersebut di gunakan untuk biaya megurangi kemiskinan.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dari pengertian diatas bahwa melalui pendidikan dapat dilihat, yaitu:  Orang Mengalami Perubahan Sikap dan Tata laku

 Orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku  Proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

b. Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa yunani yaitu “Peadagogie”. Secara Etimologi kata peadagogie adalah “pais” yang artinya “anak” dan “again” yang berarti “bimbing”. Jadi

(8)

termonologi yang lebih luas pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Di bidang pendidikan, salah satu masalah kunci adalah tingginya angka putus sekolah di masyarakat miskin pada saat mereka melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP. Yang menjadi masalah utama adalah kurangnya akses masyarakat miskin untuk melanjutkan dari SMP ataupun SMK, baik bersifat fisik maupun finansial. Akses finansial terbatas akibat tingginya biaya menciptakan halangan bagi pendidikan masyarakat miskin pada tingkat pendidikan menengah pertama. Sekitar 89 persen anak dari keluarga miskin menyelesaikan sekolah dasar, tetapi hanya 55 persen yang menyelesaikan sekolah menengah pertama. Diagnosa menunjukkan bahwa manfaat pendidikan (return to education) meningkat seiring dengan dengan meningkatnya pendidikan. Pada tahun 2002, peningkatan upah pekerja pria di perkotaan (pedesaan) akibat dari tambahan satu tahun pendidikan untuk seseorang yang hanya mengecap satu tahun pendidikan dapat mencapai 8,3 persen (dan 6,0 persen untuk pedesaan); setelah lima tahun pendidikan, manfaat yang didapat (return)-nya adalah 10,0 persen (dan 7,6 persen untuk pedesaan), serta setelah delapan tahun pendidikan adalah 11,1 persen (dan 8,8 persen untuk pedesaan) (The Word Bank Jakarta).

Investasi di bidang pendidikan harus dilakukan dengan fokus pada perbaikan akses dan keterjangkauan sekolah menengah serta pelatihan ketrampilan bagi masyarakat miskin, sambil terus meningkatkan mutu dan efisiensi sekolah dasar. Untuk memperbaiki pendidikan masyarakat miskin pada tingkat sekolah menengah diperlukan intervensi dari sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi penawaran, perlu disediakan lebih banyak ruang kelas dan gedung sekolah menengah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonversi gedung sekolah dasar bila terjadi kelebihan persediaan. Pada sisi permintaan, sekolah menengah dan sekolah menengah kejuruan dapat dibuat lebih terjangkau bagi masyarakat miskin dengan mentargetkan bantuan kepada siswa miskin melalui beasiswa atau bantuan tunai bersyarat (CCT). Untuk memperbaiki mutu pendidikan dasar, prioritas tindakan yang bisa diambil adalah melaksanakan program untuk memperbaiki manajemen guru sehingga jumlah guru di sekolah berkurang tetapi mutunya meningkat dan jumlah yang ditempatkan di wilayah terpencil bertambah.

Fungsi Pendidikan

Lembaga pendidikan dikaitkan dengan berbagai fungsi. Dalam kaitan ini ada ahli sosiologi yang membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes adalah fungsi yang tercantum dalam kurikulum, sedangkan fungsi laten adalah kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) atau kurikulum yang tidak disadari tapi tetap berfungsi untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan atau nilai tertentu

Fungsi Manifes

a) Mempersiapkan anggota masyarakat untuk untuk mencari nafkah

b) Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat

c) Melestarikan kebudayaan

(9)

Fungsi laten duniawi ini sama sekali sama sekali tidak menyinggung tentang terpujinya kemiskinan. Adapun sifat zuhud dapat menumbuhkan rasa puas dalam menerima sesuatu. Orang yang dikatakan zuhud dalam arti yang sebenarnya adalah orang yang berharta, dan sanggup menjadikan hartanya dibawah kekuasaannya, bukan ia yang dikuasai atau diperhamba oleh hartanya.

Islam menilai bahwa kekayaan itu satu kenikmatan sebagai karunia Allah yang harus disyukuri. Kemiskina itu suatu cobaan, suatu bencana, yang hanya dengan pertolongan Allah ia dapat dihindari. Karena itu Islam telah memberikan beberapa jalan untuk mengatasinya (Yusuf Al-Qardawy, 1996).

Pandangan Islam, yang melihat fakta kefakiran/kemiskinan sebagai perkara yang sama, bahkan, pada zaman kapan pun, kemiskinan itu sama saja hakikatnya. Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat Islam telah menentukan kebutuhan-kebutuhan primer itu (yang menyangkut eksistensi manusia) berupa tiga hal, yaitu sandang, pangan dan papan. Dapat di pahami bahwa tiga perkara (yaitu sandang, pangan,dan papan) tergolong pada kebutuhan pokok (primer), yang berkait erat dengan kelangsungan eksistensi dan kehormatan manusia. Apabila kebutuhan pokok (primer) ini tidak terpenuhi, maka dapat berakibat pada kehancuran atau kemunduran umat manusia. Karena itu, Islam menganggap kemiskinan itu sebagai ancaman yang biasa dihembuskan oleh setan, sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 268 yang artinya “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat jahat...”

Allah swt juga memberikan kekayaan kepada Raul-Nya (Nabi Muhammad), yang semula dalam keadaan miskin menjadi kaya, sebagaimana diterangkan Allah dalam surah

Adh-Dhuha:8 yang artinya “Dan Ia (Allah) telah mendapati engkau (Muhammad) dalam

keadaan miskin, lalu menjadikan engkau orang yang berkecukupan.” Selain dari firman Allah terdapat hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani yang artinya “Sebaik-baik harta yang berguna adalah milik orang salih.”

(10)

C. Dampak Kemiskinan Terhadap Pendidikan

Menurut (Ahmad, 2009), bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa yang terkecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama.

Hampir semua jenjang sekolah Negeri sudah menjadi lembaga komersialisasi karena tidak lagi berbicara pada persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh kurikuler, tetapi justru besarnya biaya masuk untuk sekolah. Pada kenyataannya, pelaksanaan wajib belajar dihalang-halangi, karena untuk masuk sekolah dasar pun kini harus membayar mahal sehingga masyarakat miskin tidak mungkin dapat membayarnya. Bagi masyarakat dan orangtua yang kaya, anaknya akan dapat bersekolah di sekolah negeri, sedangkan yang miskin akan gagal dan tidak bersekolah.

Untuk masuk ke sekolah swasta, masyarakat miskin tidak mungkin mampu membayarnya. Akibatnya, banyak anak bangsa yang tidak akan memperoleh kesempatan memperoleh pendidikan. Sungguh satu hal yang memperihatinkan. Sebab, pada Negara yang usianya lebih dari 60 tahun, banyak anak bangsanya yang akan menjadi buta huruf dan tertinggal karena kemiskinan dan Negeri ini akan tertinggal karena kualitas sumber daya manusianya tidak mampu bersaing dengan Negara-Negara lain.

Dampak kemiskinan terhadap pendidikan sangat besar. jika kemiskinan tidak segera di atasi maka untuk mencapai pendidikan yang bermutu sangat sulit, karena di zaman yang modern seperti sekarang ini persaingan sangat ketat, segala sesuatu membutuhkan sumberdaya yang berkualitas dan mampu bersaing. Jika tidak maka akan sangat sulit. Bagi masyarakat yang mampu mungkin tidak masalah, karena mereka memiliki cukup materi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dengan berbagai jalan salah satunya dengan kursus.

Kemiskinan akan menghambat individu untuk mengonsumsi nutrisi bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak serta menikmati lingkungan yang menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi kesemuanya itu akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat dikatakan memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Hal ini juga berimbas pada terbatasnya upah/pendapatan yang dapat mereka peroleh. Sehingga dalam perkembangannya hal ini akan mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di suatu daerah (Christina, 2011)

Semua warga negara memiliki hak yang sama yaitu berhak untuk menuntut ilmu. Tetapi karena kemiskinan hak tersebut kemudian terabaikan. Lebih ironis lagi, banyak anak-anak yang rela bekerja untuk membantu orang tuanya sehingga waktu belajar mereka habis di gunakan untuk bekerja, sehingga generasi muda penerus bangsa ini tidak memiliki modal pengetahuan yang cukup untuk menghadapi persaingan global dimasa depan. Dalam era pasar global bukan saja persaiangan usaha melainkan juga persaingan untuk mendapat pekerjaan bukan saja dengan individu satu bangsa tetapi dengan individu dari berbagai bangsa jadi dengan tantangan ini kita harus segera memperbaiki mutu pendidikan kita.

(11)

sebagai langkah untuk mendapat pekerjaan tetapi sebagai langkah memperkaya pengetahuan dan wawasan, sehingga mereka mampu melihat peluang yang ada dalam menciptakan usaha.

Buah pemikiran bahwa pendidikan adalah senjata untuk mendapat posisi pekerjaan haruslah diubah dengan pendidikan untuk menciptakan lapangan kerja setidaknya untuk individu itu sendiri. Karena seiring meningkatnya jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan meningkatnya lapangan kerja maka persaingan untuk mendapat kerja sangat tinggi, maka kemiskinan akan semakin parah

Sementara jika dilihat dari segi pengajar, tidak sedikit guru yang juga hidup dalam garis kemiskinan terutama mereka yang hanya tenaga pengajar honorer. Sehingga guru yang hidup dalam garis kemiskinan harus melalukan kegiatan ekonomi lain untuk memenuhi kehidupanya. Karena pengaruh lain itulah mereka tidak dapat mengajar secara maksimal dalam menyampaikan materi, penilaian dan pedekatan social bagi muridnya. Semestinya ini juga harus diperhatikan pemerintah. Tidak bisa dipungkiri masih banyak tenaga guru honorer yang dibayar jauh dari standar upah. Bahkan guru yang sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil saja masih banyak yang memiliki permasalahan ekonomi. Dalam pengamatan penulis, banyak pungutan liar birokrasi yang memberatkan guru dalam memperoleh hak mereka, tentu hal ini sangat memberatkan guru.

Guru atau profesi guru adalah profesi khusus. Profesi guru tidak sama dengan pegawai negeri lain. Tugasnya terikat pada waktu dan tempat. Karena itu, penggajian pada guru harus berbeda dari pegawai negeri lainnya, agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan tidak perlu memikirkan untuk pungutan-pungutan yang tidak sah. Apabila penghasilan guru sudah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, diharapkan berbagai pungutan tidak terjadi. Jika melanggar berbagai ketentuan itu, mereka harus dikenai sanksi. Kepada pengelola pendidikan dan komite sekolah, harus selalu ada koordinasi dengan sekolah agar ketentuan- ketentuan kurikuler, terutama dalam penerimaan murid baru, dapat berjalan menurut ketentuan yang ada sehingga peninggkatan mutu pendidikan dapat berjalan.

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan. Pendidikan yang diselenggarakan oleh negara yang bertujuan agar warga negaranya mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat mengurangi tingkat ketertinggalan dan keterbelakangan suatu daerah. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan meningkatkan produktivitas orang tersebut, karena ilmu dan pengetahuan diperoleh lebih banyak. Peningkatan produktivitas dapat meningkatkan pendapatan individu. Peningkatan pendapatan individu tersebut dapat meningkatkan konsumsi mereka, dan dapat terhindar dari kemiskinan. Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk memperoleh keahlian maupun keterampilan untuk mengembangkan diri di dalam maupun diluar sekolah dan berlangung seumur hidup. Pendidikan merupakan salah satu modal dasar manusia harus dipenuhi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sektor pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Purnama Yanthi & Marhaeni, Piramida Vol.XI no.2)

D. Upaya Menanggulangi Kemiskinan Agar Meningkatkan Mutu Pendidikan

(12)

objek pembangunan yang berarti manusia selain sebagai pelaku dari pembangunan juga merupakan sasaran pembangunan. Dalam hal ini dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana untuk mendorong peran manusia dalam, pembangunan. Oleh karenanya dibutuhkan investasi untuk dapat menciptakan pembentukan sumber daya manusia yang produktif. Investasi pada modal manusia diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kinerja perekonomian yang salah satunya dapat diamati dari aspek tingkat pendidikan, kesehatan dan tingkat kemiskinan. Investasi modal manusia ini yang mencakup pengembangan Sumber Daya Manusia membutuhkan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dalam mendorong peningkatan kualitas SDM. Pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai kehidupan yang layak. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006; Christina 2011)

Sangat sulit untuk untuk memberantas kemiskinan secara utuh,tetapi setidaknya mengurangi angka kemiskinan. Berbagai cara yang di lakukan oleh pemerintah namun pada kenyataanya kemiskinan masih sangat memperihatinkan. Pengembangan dan perbaikan daerah terpencil Pemberian Bantuan Langsung tunai (BLT) yang di tujukan kepada masyarakat yang kurang mampu, dan pendidikan gratis sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun pada kenyataanya berjalan dengan maksimal.

Perbaikan dan pengembangan kampung misalnya, dana yang seharusnya di gunakan, tetapi justru di selewengkan oleh oknum dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi. Begitupun dengan program BLT dan pengobatan gratis masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan misalnya masyarakat yang seharusnya berhak menerima justru tidak mendapatkan haknya, begitu pun sebaliknya. serta program pendidikan gratis sampai jenjang SMP, pada kenyataannya tetap ada bebagai macam pungutan-pungutan yang memberatkan para orang tua.

Upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kemiskinan agar mutu pendidikan meningkat antara lain:

a) Menciptakan banyak lapangan pekerjaanMenciptakan banyak lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan sumberdaya yang ada di daerah tersebut, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

b) Menyamaratakan pendidikan termasuk di daerah terpencil yang sulit untuk di jangkau agar mereka juga dapat merasakan pendidikan sehinnga meskipun bermukim di daerah terpencil tetapi tetap memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.

c) Memberikan modal usaha bagi masyarakat yang kurang mampu.

d) Salah satu faktor kemiskinan adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang di miliki. untuk mengatasinya perlu adanya peminjaman modal bagi masyarakat yang tidak mampu agar mereka memiliki penghasilan, sehinnga sebagian dari penghasilanya dapat disisihkan untuk membiayai pendidikan. Bahkan juga dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan.

e) Memberantas korupsi

(13)
(14)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat rumit dan memberikan dampak keberbagai bidang terutama pendidikan. Berbagai cara yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kemiskinan. Mulai dari pemberian BLT bagi masyarakat ekonoimi lemah, Indonesia Pintar, pendidikan gratis, perbaikan dan perkembangan kampung. Namun, pada kenyataannya angka kemiskinan tetap tinggi. Faktor kemiskinan diantaranya meningkatkan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan kualitas sumber daya manusia, tidak meratanya pendidikan, serta banyaknya pejabat negara yang melakukan tindakan korupsi.

(15)

Daftar Pustaka

 Sidi Gazalba, Ilmu Islam2: Asas Agama Islam, cet 2, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1985, hlm. 134.

 H. Sudantoko, Djoko, S.Sos.,MM & Hamdani Muliawan, S.E, 2009, Dasar-Dasar Pengantar Ekonomi Pembangunan, Jakarta, PT. PPMardi Mulyo

 Dr.Syekh Yusuf Al-Qardawy, Muhammad, 1996, Konsep Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan, Surabaya, PT Bina Ilmu

 Drs. Subandi, M.M, 2008, Ekonomi Pembangunan, Jakarta, Alfabeta  Al-Quran dan Terjemahannya

 Azra, Azyumardi, 1999, Pendidikan Nasional versus Kemiskinan dalam Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

 Tjahya, Supriatna, 1997, Birokrasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan, Bandung: Humaniora Utama Press.

Jurnal

o Nur Kholis, 2014, Pendidikan Islam Dalam Usaha Mengatasi Kemisikinan, Jurnal

Kependidikan Voll 2 No 2, Sumber http://download.portalgaruda.org/

o Cokorda Istri Dian Purnama Yanthi & A.A.I.N. Marhaeni, Pengaruh Pendidikan Terhadap Persentase Penduduk Miskin, PIRAMIDA Vol. XI Wayan Windia No. 2 Sumber http://ojs.unud.ac.id/

o Usmalidanti, Christina, 2011, Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Pengeluaran

Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009, Sumber http://eprints.undip.ac.id/30995/1/Skripsi020.pdf

Online

 Dwi, Eky. 2010. Penyebab kemiskinan di Indonesia, (www.tempatebo.co.cc, di akses 12 Desember 2016)

 Djauzak, Ahmad. 2009. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan www.kompas.com  The World Bank Jakarta, Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Terhadap Repurchase Intention Tamu Di Saffron Restoran ... 114 Tabel 4.13 Output Pengaruh Service Guarantee Terhadap

Keberadaan Majlis taklim sangatlah penting, Karena meskipun ada sebagian masyarakat yang tidak sempat mendapatkan pendidikan yang memadai mereka juga bisa belajar

dimaksud dengan tradisi Selamatan Suroan ialah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak dahulu dalam suatu kelompok untuk menyambut bulan Muharram atau Suro yang dilakukan

Penelitian ini adalah sebuah pengkajian seni pertunjukan yang mengangkat bentuk, fungsi, dan makna pertunjukan Wayang Kulit Parwa Gaya Karangasem lakon Nila Candra oleh Dalang

Peserta didik melaporkan hasil rancangan motor listrik sederhana dan jadwal proyek di depan kelas yang akan dilakukan dengan meminta salah satu perwakilan kelompok untuk

Membayar tagihan atas penyediaan dan pelayanan obat Penyakit Kronisyang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada Peserta, sesuai tagihan yang diajukan PIHAK

A. Pada tahun 2000 penduduk desa Wonorejo berjumlah 2.052 jiwa. Sampai tahun 2005 terdapat kelahiran sebanyak 600 jiwa dan kematian sebanyak 185 jiwa. Penduduk yang datang dan

Penentuan dimensi besaran-besaran turunan akan lebih mudah dilakukan jika kita telah mengetahui dan memahami apa saja dimensi dari setiap besaran pokok.. Dimensi